PENDAHULU
AN
sangat cepat untuk membawa Indonesia memasuki era baru yang telah mencapai
generasi keempat. Revolusi yang sudah mencapai generasi keempat ini telah
mengubah revolusi digital yang secara fundamental mengubah cara hidup, cara
2018). Awal mula revolusi industri 1.0 dimulai pada tahun 1750-1850 yang
dimana tenaga manusia digantikan dengan mesin uap. Revolusi industri 2.0
sedangkan revolusi industri 3.0 dimulai pada tahun 1969 dengan munculnya
teknologi digital dan internet. Pada era baru revolusi industri 4.0 dimulai pada
tahun 2018 yang ditandai dengan Artificial Intelligence, cloud computing, Big
Data, Sistem Sensor dan Otomasi, Virtual Augmented Reality, Mobility, dan
jaminan yang baik dalam mengarungi arus digitalisasi seakan berselisih dengan
ancaman mematikan bagi lapangan pekerjaan. Hal ini tentu tidak terlepas dari
kehadiran revolusi industry 4.0 yang membawa peran mesin dan robot
dalam melakukan pekerjaan. Industry 4.0 sebagai integrasi dari informasi digital
dengan berbagai banyak sumber dan lokasi yang dimulai dari aktifitas manual
dalam berbisnis menjadi lebih mudah dan efisien (Deloitte, 2018). “Revolusi
maju yang memiliki modal dan ekonomi besar namun negara-negara di ASEAN
ada lima elemen penting yang harus menjadi perhatian dan akan dilaksanakan
bangsa di era revolusi industri 4.0 yaitu pertama, persiapan sistem pembelajaran
(IoT), dan Big Data Analitic, mengintegrasikan objek fisik, digital dan manusia
terutama dalam aspek data literacy, technological literacy and human literacy.
ilmu dan program studi yang dibutuhkan. Selain itu, mulai diupayakannya
program Cyber University, seperti sistem perkuliahan distance learning,
sumber daya manusia khususnya dosen dan peneliti serta perekayasa yang
responsive, adaptif dan handal untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Selain
riset, dan inovasi juga perlu dilakukan untuk menopang kualitas pendidikan,
riset, dan inovasi. Keempat, Terobosan dalam riset dan pengembangan yang
mendukung Revolusi Industri 4.0 dan ekosistem riset dan pengembangan untuk
Indonesia periode Agustus 2019 menurun tetapi dari sisi pendidikannya tingkat
rentang pendidikan strata 1 sampai strata 3 yang mencapai angka 737.000 orang
dapat diterima dan mampu untuk bekerja sebagaimana yang diharapkan dunia
kerja (Asmawi, 2005). Kondisi seperti ini setiap Lembaga Pendidikan harus
orang-orang teknologi pada tahun yang akan datang, 59% pemilik usaha kecil
reporting analisis bisa mengalami perubahaan dan profesi yang bisa tergantikan
Fenomena pada tahun 2020 ini sangat berbeda dari tahun sebelumnya
berkumpul dengan jumlah yang banyak untuk tidak dilaksanakan dalam rangka
bagi seluruh pekerja dan Lembaga Pendidikan di tingkat sekolah dasar, sekolah
adanya himbauan untuk bekerja dan belajar dirumah maka semua Lembaga
Era Revolusi Industri 4.0 bukan sekadar aplikasi teknologi canggih yang
sehingga perlu penguasaan skill baru yang lebih adaptif terhadap situasi saat ini
seperti dosen dan mahasiswa karena sangat membantu proses kegiatan belajar
aspresiasi ditengah situasi melawan corona virus. Pada dunia kerja akibat dari
adanya lockdown, beberapa perusahaan mengharuskan karyawannya untuk
mempengaruhi sebagian besar proses bisnis yang dijalankan oleh KAP, baik itu
perikatan audit hingga pendekatan audit alternatif yang harus ditempuh dalam
masa pandemi ini (Fatmasari, 2020). Prosedur penilaian risiko dan pemahaman
auditor atas pengendalian internal entitas menjadi salah satu hal yang harus
dipahami auditor. Kondisi seperti saat ini juga mempengaruhi auditor dalam
alternatif untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat selama masa
pandemi.
bahwa para lulusan akan memiliki keahlian yang dibutuhkan pada era revolusi
industry 4.0, seperti misalnya pemanfaatan teknologi berbasis AI dan Big Data
yang telah menerapkan perubahan ini yaitu (1) School Of Accounting at the
Big Data dan Dana Analitics ke dalam kurikulumnya. (2) St. Mary’s University
data analytics.
(3) Chartered Institute Accountants of Sri Langka memasukkan topic Big Data
analysis and design dalam kurikulum setiap perguruan tinggi (Gamage, 2016).
Program Sarjana Akuntansi tidak dapat dengan mudah untuk
memasukkan mata kuliah secara mandiri seperti Big Data tanpa mengorbankan
mata kuliah yang sudah ada. Oleh karena itu, untuk memasukkan Big Data ke