Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KAPITA SELEKTA

(Materi : Industri 4.0)

Disusun oleh:
Kelas :C
1. Rifandi Elfrianto Firmansyah 122150109

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
TUGAS I
STRATEGI PEMERINTAH INDONESIA
DALAM MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi di Indonesia mencapai 5,17%. Yang


mana angka tersebut sebagai pertumbuhan tertinggi pada era Presiden Jokowi. Sektor
manufaktur masih sebagai kontributor terbesar untuk ekonomi Indonesia yang berada
pada angka 20%. Industri di Indonesia sudah bertumbuh pesat, mulai dari industri logam
sampai industri tekstil. Sering kali kontributor terhadap PDB suatu negara berasal dari
industri migas, tetapi di Indonesia industri non-migas juga ikut andil dalam PDB negara,
sebagai contoh industri makanan dan minuman, industri alat angkutan dan industri barang
logam.
Sektor industri ini sangat penting untuk memajukan suatu negara. Terutama lewat
ekspor atau impor. Sebagai contoh ekspor produk industri 2018 naik sekitar 3,98%
dibandingkan pada tahun 2017. Sektor industri atau ekspor industri memberikan
kontribusi sebsar 72,25% dari total ekspor pada tahun 2018.
Era industri saat ini sudah mencapai pada era Industri 4.0, yang dimana sudah
lama diterapkan oleh Jerman yang juga sebagai penemu Industri 4.0 ini. Indonesia juga
sudah mulai inisiatif yang disebut “Making Indonesia 4.0”, yang dimana pemerintah
berencana menerapkan sistem Industri 4.0 ini di Indonesia. Dampak yang dihasilkan oleh
Industri 4.0 ini ada berbagai macam hal, misalnya dampak langsung yang akan dirasakan
adalah revitalisasi sektor manufaktur , dan dampak tidak langsung yang dihasilkan adalah
membangun ekonomi yang kokoh dan meningkatkan investasi.
Making Indonesia 4.0 ini akan meningkatkan PDB secara signifikan, seperti
contoh kontribusi dalam meningkatkan sektor manufaktur dan menciptakan lapangan
pekerjaan. Sektor industri yang akan menjadi fokus untuk Making Indonesia 4.0 adalah
sektor Makanan & inuman, Tekstil & busana, Otomotif, Elektronik, dan Kimia.
Pemerintah telah menetapkan prioritas upaya-upaya yang dapat mendukung inisiatif ini,
antara lain membangun infrastruktur digital nasional. Contoh upaya ini adalah
pembagunan jaringan dan platform digital misalnya pengembangan dari 4G menjadi 5G,
serat optik 1Gbps , Data center dan Cloud. Upaya lain adalah peningkatan kualitas SDM,
seperti contoh mendesain ulang kurikulum pendidikan yang menyesuaikan era Industry
4.0.
Pemerintah Indonesia sangat serius dalam hal pengembangan ini, bisa dilihat
pemerintah mulai untuk melakukan pembangunan pusat inovasi dan pengembangan SDM
Industri 4.0 yang didalamnya melayani berbagai macam hal, seperti pusat riset dan
inovasi teknologi industri yang bertujuan untuk perancangan dan pengendalian semua
yang berbau dengan produksi, ada juga pusat pengembangan SDM industri yang
melayani tentang pelatihan-pelatihan yang bertujuan untuk menciptakan industri 4.0
TUGAS II
INDUSTRY 5.0 ATAU SOCIETY 5.0

Industri 5.0 atau yang sering disebut society 5.0 adalah pengembangan dari era
4.0, yang dimana pada society 5.0 ini lebih mementingkan humanistic, atau lebih
simplenya Society 5.0 dapat diartikan sebagai suatu konsep masyarakat yang berpusat
pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based). Era ini
diperkenalkan oleh pemerintah Jepang pada awal tahun 2019, dengan konsep 5.0 ini
diharapkan kebutuhan atau kenyamanan manusia akan lebih meningkat.
Industri 5.0 atau society 5.0 tersebut bukan lagi disebut modal, akan tetapi data
yang menghubungkan dan menggerakkan segalanya, membatu mengisi kesenjangan
antara si kaya dan yang kurang beruntung. Layanan kedokteran dan pendidikan, dari
tingkat dasar hingga perguruan tinggi akan mencapai desa-desa kecil. Dan tugas para
pengembang society 5.0 ini adalah membuat data sebagai penghambat kesenjangan yang
besar.
Ide atau gagasan society 5.0 ini sebenarnya telah dicanangkan oleh pemerintah
Jepan pada tahun 2017 , dan pada akhirnya awal tahun 2019 ini telah resmi diperkenalkan
oleh Perdana Menteri Jepang, tepatnya pada hari Senin, 21 Januari 2019. Latar belakang
pemerintah Jepang mengembangkan industry 4.0 menjadi society 5.0 adalah permasalah
serius yang dimiliki Jepang, yakni penurunan jumlah populasi. Laman daring
Kompas.com menyatakan saat ini jumlah penduduk Jepang usia produktif berada di
angka 77 juta jiwa dan akan berkurang sebesar 70 persen menjadi 53 juta pada 2050.
Sedangkan dilain sisi, populasi di atas usia 65 tahun akan meningkatkan sebesar 38,4
persen pada 2065. Mengacu pada pengertian society 5.0 yang lebih berfokus kehumanis,
maka tidak heran Jepang mulai mengembangkan era ini yang nantinya dimasa yang akan
datang dapat membantu minimal warga negaranya sendiri dapat hidup dengan nyaman
dan tidak perlu khawatir tentang permasalahan kesehatan, pendidikan,dll. Hal ini lah yang
menjadi salah satu tujuan dari society 5.0 , yaitu untuk membuat kehidupan manusia lebih
nyaman , lebih aman, lebih memiliki hidup yang jauh lebih baik.
Konsep dari society 5.0 sendiri adalah memaksimalkan kemampuan dari AI atau
Artificial Intelligence. Lebih tepatnya dalam society 5.0, sejumlah data besar informasi
dari sensor-sensor dalam ruang nyata diakumulasikan dalam ruang virtual. Dalam ruang
virtual, data yang besar ini akan dianalisa oleh Artificial Intelligence (AI), dan hasil analisis
akan diberikan kembali kepada manusia di ruang nyata dalam berbagai bentuk. Dalam
masyarakat informasi yang lalu, praktek umumnya adalah dengan mengumpulkan
informasi melalui jaringan dan informasi tersebut dianalisa oleh manusia. Namun,
dalam Society 5.0, masyarakat, benda-benda, dan sistem-sistem semuanya dihubungkan
dalam ruang virtual dam hasil-hasil yang optimal diperoleh oleh AI, yang mampu
melampaui kemampuan manusia, dan akan diberikan kembali ke ruang nyata. Akibatnya,
proses ini akan memberikan nilai baru kepada industri dan masyarakat dalam berbagai cara
yang sebelumnya mustahil untuk dilakukan.
Dan bagaimana perbandingan antara Industry 4.0 dengan Society 5.0? mana yang
lebih baik?. Industry 4.0 sendiri lebih ke pergantian peran manusia dengan teknologi,
misalnya era sekarang terdapat GO-JEK, sebuah perusahaan yang tidak mempunyai
armada, namun mempunyai nilai valuasi 12 kali disbanding Garuda. Fenomena serupa
juga terjadi di dunia perbankan. Beberapa profesi seperti teller bank, analis kredit, agen
asuransi, kasir, resepsionis akan hilang dan digantikan oleh ponsel pintar. Akibatnya,
berimbas pula pada tatanan sosial masyarakat. Melalui Society 5.0, kecerdasan buatan
yang memperhatikan sisi kemanusiaan akan mentransformasi jutaan data yang
dikumpulkan melalui internet pada segala bidang kehidupan. Tentu saja diharapkan, akan
menjadi suatu kearifan baru dalam tatanan bermasyarakat. Tidak dapat dipungkiri,
transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih
bermakna. Dalam Society 5.0, juga ditekankan perlunya keseimbangan pencapaian
ekonomi dengan penyelesaian problem sosial. Dalam Industri 4.0, dikenal adanya cyber–
physical system (CPS) yang merupakan integrasi antara physical system, komputasi dan
juga network/komunikasi. Dan Society 5.0 merupakan penyempurnaan dari CPS
menjadi cyber–physical–human systems. Dimana human (manusia) tidak hanya dijadikan
obyek (passive element), tetapi berperan aktif sebagai subjek (active player) yang bekerja
sama dengan physical system dalam mencapai tujuan (goal). Jadi interaksi antara mesin
(physical system) dan manusia masih tetap diperlukan. Walaupun Society 5.0 hanya untuk
masyarakat dan industri di Jepang
Contoh nyata yang ditunjukkan oleh Society 5.0 memiliki beberapa contoh
implementasi, antara lain. Drone Delivery. Drone akan digunakan untuk mengantar dan
mengirimkan barang-barang, meninjau properti, dan mendukung pertolongan bencana di
sekitar dunia kita. Dengan adanya drone, harapan dan impian akan dihasilkan,
membumbung lapangan-lapangan dan gunung-gunung yang berdekatan dengan
lingkunganmu. Yang kedua, cloud. Belanja dan perjalanan akan lebih nyaman dengan
“awan” raksasa. Penyebaran yang cepat dari cloud services menyenangkan para pengguna
dan bahkan perusahaan-perusahaan. Investasi yang rendah dan integrasi yang mudah
menguntungkan usaha-usaha berskala kecil dan menengah dan juga menguntungkan
bisnis-bisnis pribadi. Layanan awan tersebut contohnya, The Accounting Cloud, The
Ryokan Cloud, dan Production/sales management. Ketiga, Medical Care. Para pembantu
yang tak kenal lelah akan segera membantu layanan pengasuhan dan penerima perawatan.
Masyarakat kita yang mengalami penuaan menantang kemampuan kita untuk
menyediakan layanan pengobatan dan perawatan. Robot-robot dan bentuk-bentuk lain dari
teknologi canggih memberi kita petunjuk dalam hal solusi. Teknologi-teknologi yang telah
dikembangakan tersebut seperti, Telemedicine, robot perawat, dan layanan pemantauan.
Dan masih banyak lain contoh implementasi sehari-hari yang dihasilkan oleh Society 5.0
ini.
Dan bagaimana kelebihan serta kekurangan dari Society 5.0 ini? Society 5.0 ini
kita tahu bertujuan untuk mensejahterahkan kehidupan manusia menjadi lebih baik, dan
pastinya kelebihan yang dimiliki oleh society 5.0 ini adalah untuk membuat hidup manusia
lebih baik. Dalam Society 5.0, nilai baru yang tercipta melalui inovasi akan menghapuskan
kedaerahan, usia, jenis kelamin, dan kesenjagan bahasa dan akan memungkinkan
ketentuan dari produk-produk dan layanan-layanan secara halus disesuaikan untuk
kebutuhan-kebutuhan pribadi yang berbeda dan kebutuhan-kebutuhan yang tersembunyi.
Dengan cara ini, akan mungkin untuk mencapai sebuah masyarakat yang dapat
mengpromosikan perkembangan ekonomi sekaligus menemukan solusi-solusi terhadap
masalah-masalah sosial. Kekurangan dari society 5.0 ini adalah dibutuhkan SDM-SDM
yang hebat dalam hal teknologi informasi, karena dalam Society 5.0 ini adalah bentuk
teknologi yang kompleks, semua harus terprogram dengan rapi agar apa yang menjadi
tujuan dari Society 5.0 ini bisa tercapai. Dan juga hal yang menjadi kekurangan dari
Society 5.0 ini adalah biaya investasi yang besar. Seperti biaya internet yang harus merata
disetiap daerah, alat-alat AI yang canggih, sosialisasi ke seluruh penduduk akan teknologi
terbaru ini itu juga salah satu yang bisa memakan biaya yang cukup besar.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Puspasari. (2019, 27 Februari). Revolusi Industri 5.0 yang Lebih Humanis.
Diperoleh 24 Maret 2019 dari, https://dewipuspasari.net/2019/02/27/revolusi-
industri-5-0-yang-humanis/
Farid Nugroho. (2019, 16 Januari). Mengenal Society 5.0, Teknologi Melayani Manusia.
https://www.faridnugroho.my.id/2019/01/mengenal-society-5-teknologi-
melayani-manusia.html
Erwin Prima. (2019, 29 Januari). Mengenal Visi Jepang Society 5.0: Integrasi Ruang
Maya dan Fisik, Diperoleh 24 Maret 2019 dari
https://tekno.tempo.co/read/1170120/mengenal-visi-jepang-society-5-0-
integrasi-ruang-maya-dan-fisik/full&view=ok
Alfa. (2019, 30 Januari). Revolusi Peradaban 5.0: Penggunaan Teknologi untuk Harkat
Hidup Manusia. Diperoleh 24 Maret 2019 dari
https://blogs.itb.ac.id/wikia/revolusi-peradaban-5-0/
Prof. Dr. Arief Budiman. (2019, 11 Februari). Kolom pakar: Industri 4.0 vs Society 5.0.
Diperoleh 25 Maret 2019 dari http://ft.ugm.ac.id/kolom-pakar-industri-4-0-vs-
society-5-0/
Fatur Rahman. (2019, 29 Januari). Society 5.0: Konsep Peradaban Masa Depan.
Diperoleh 25 Maret 2019 dari https://medium.com/hmif-itb/society-5-0-konsep-
peradaban-masa-depan-d1b29ebbac9e
M. Diaz Bonny Supramono. (2019, 29 Januari). Urgensi Society 5.0 di Era Revolusi
Industri 4.0. Diperoleh 25 Maret 2019 dari
https://www.kompasiana.com/diaz.bonny/5c4f90f5677ffb5363300e24/urgensi-
society-5-0-di-era-revolusi-industri-4-0

Anda mungkin juga menyukai