Anda di halaman 1dari 16

Peran Kemajuan Teknologi Digital di Era 5.

0 Society

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penggunaan teknologi dalam pendidikan berkembang pesat, dan di era globalisasi ini
sangat diperlukan. Seberapa baik sekolah menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) sesuai dengan tuntutannya menunjukkan kemajuan lembaga tersebut. Teknologi
digunakan oleh orang-orang karena suatu alasan. Manusia secara alami ingin menghindari
masalah, menjalani kehidupan yang lebih baik, lebih aman, dan hal-hal lainnya. Kemajuan
teknologi terjadi sebagai hasil dari seseorang menerapkan kecerdasan mereka untuk setiap
tantangan yang mereka hadapi. Karena kemajuan teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan
selalu berjalan beriringan, maka tidak mungkin untuk mengabaikannya dalam kehidupan ini
(Kidi, 2018).

Setiap penemuan baru bertujuan untuk meningkatkan kehidupan manusia dalam


beberapa cara. Metode baru dalam melakukan tugas manusia juga dimungkinkan oleh teknologi,
bersama dengan banyak kenyamanan lainnya. Banyak keuntungan yang dicapai oleh kemajuan
teknis selama sepuluh tahun terakhir telah menguntungkan manusia juga. Teknologi internet
yang semakin canggih kini berfungsi sebagai dasar untuk transaksi perdagangan dan transportasi
online, selain menghubungkan jutaan individu di seluruh dunia. Munculnya perusahaan
transportasi online seperti Gojek, Uber, dan Grab menunjukkan perpaduan ekonomi dan
teknologi yang berkembang dari usaha manusia (Setyowati & Nasir Ahmad, 2021).

Bukti yang berkembang bahwa dunia dan keberadaan manusia telah berubah secara
mendasar berasal dari pengembangan teknologi kendaraan otonom (mobil tanpa pengemudi),
drone, aplikasi media sosial, bioteknologi, dan nanoteknologi (Faridah et al., 2021). Di satu sisi,
kemajuan luar biasa dalam sains dan teknologi tidak diragukan lagi telah memberikan kontribusi
besar bagi pertumbuhan peradaban manusia. Banyak pekerjaan yang dulunya membutuhkan
kemampuan fisik yang kuat sekarang dapat digantikan oleh peralatan mesin otomatis.
Perkembangan kemampuan komputer baru ternyata juga mampu mengubah cara kerja otak
manusia dalam berbagai upaya ilmiah dan manusia. Kesimpulannya, telah diakui dan
dipertimbangkan bahwa kemajuan teknologi modern sangat memudahkan dan meningkatkan
eksistensi manusia.

Teknologi layar memiliki kekuatan untuk membuat orang mati rasa sehingga mereka
tunduk pada layar mereka dan mengabaikan orang lain. Manusia akan menjadi kesepian dan
kehilangan sesuatu yang sangat penting baginya yaitu sebuah kebersamaan, ikatan
kekeluargaan, dan kehidupan sosial yang menyenangkan jika mereka tidak menyadarinya. Jika
teknologi tersebut memiliki dampak yang lebih besar, orang mungkin tidak menyadari
kebutuhan asli mereka. seperti penghuni pertama di lingkungan dekat kandang ayam. Karena
bau yang sangat menyengat, tidak mungkin untuk tidur selama minggu pertama, bahkan untuk
beberapa jam saja. Butuh waktu untuk membiasakan diri dengan bau busuk di minggu kedua,
tetapi di minggu-minggu berikutnya, menjadi terbiasa (Predy et al., 2019).

Cara teknologi sekarang memengaruhi hidup kita mirip dengan perasaan seseorang di
rumah di sebelah kandang ayam. Dia begitu asyik sehingga dia tidak menyadari bahwa
teknologi layar telah mengecualikannya dari kebutuhan mendasar. Dia hanya mengarang cerita
berdasarkan apa yang dia lihat di televisi, dan mereka yang menontonnya kebanyakan adalah
anak-anak kecil yang tidak bisa membedakan antara kenyataan dan apa yang mereka lihat.
Seberapa besar pengaruh program ini terhadap kepribadian seorang anak ditunjukkan dengan
permintaan agar “Smack Down” disiarkan di sebuah stasiun televisi yang dilarang. Anak-anak
di sekolah dasar dan menengah yang meniru apa yang mereka lihat dan bertindak sadis tanpa
ragu, mengakibatkan cedera fisik hingga menyebabkan kematian (Pinatih, 2020).

Karena itu, teknologi telah berubah dari era 4.0 menjadi teknologi sosial era 5.0, dan kini
bersiap memasuki era baru ini. Era teknologi 5.0 menawarkan masyarakat di mana teknologi
berpusat pada manusia sehingga dapat menciptakan keseimbangan antara kemajuan ekonomi
dan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat terhubung melalui dunia maya dan
dunia nyata. Dengan kata lain, ia menawarkan masyarakat di mana manusia menggunakan
teknologi untuk kesejahteraan manusia, bukan untuk menghasilkan teknologi sebagai kekuatan
(Apryanto, 2022). Era teknologi 5.0 atau dikenal juga dengan Society 5.0 merupakan masa di
mana segala bentuk teknologi terintegrasi dalam kehidupan manusia. Penggunaan internet tidak
lagi terbatas untuk tujuan informasi tetapi juga untuk kegiatan sehari-hari, memungkinkan
pengurangan masalah ekonomi di masa depan dan ketidaksetaraan manusia sebagai akibat dari
kemajuan teknologi.

Revolusi Industri memiliki peran penting dalam sejarah dunia. Itu dimulai di Inggris dan
dengan cepat menyebar ke seluruh Eropa. Pada abad ke-18 dan 19, Revolusi Industri pertama
dimulai. Peralihan dari masyarakat agraris ke perkotaan dimulai. Banyak penemuan baru,
termasuk kereta api lintas benua, listrik, dan inovasi lainnya, mengubah peradaban tanpa bisa
ditarik kembali. Revolusi Industri sangat dipengaruhi oleh perkembangan mesin uap dan
industri besi dan tekstil (Salsabila et al., 2021).

Pada Maret 2017, mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memperkenalkan konsep
Society 5.0 di pameran teknologi Centrum der Büroautomation, Informationstechnologie, dan
Telekommunikation (CeBIT) di Hannover, Jerman. Sebagai informasi, gagasan Society 5.0
memungkinkan koeksistensi sumber daya manusia (SDM) dan teknologi kecerdasan buatan (AI)
untuk meningkatkan standar hidup dan kerja (Predy et al., 2019). Akibatnya, Society 5.0 sering
disebut sebagai periode kebangkitan sosial. Penerapan manufaktur digital dapat membantu
mewujudkan gagasan Society 5.0 di industri manufaktur. Manusia biasanya memiliki cara hidup
baru di era digital ini yang tidak dapat dipisahkan dengan semua gadget teknologi. Mirip dengan
bagaimana modifikasi diperlukan untuk revolusi 4.0, mereka juga diperlukan untuk revolusi 5.0
atau masyarakat yang sangat cerdas.

Berbagai manfaat teknologi informasi di bidang telekomunikasi sudah lama dinikmati


oleh masyarakat, bahkan manfaatnya semakin meningkat. Ketika Anda ingin bertemu dengan
keluarga atau teman yang dulu tinggal di luar kota, Anda harus mengirim surat. Dengan
menyediakan telepon dan ponsel, teknologi informasi kini mempercepat proses ini. Jadi,
mengirim pesan hanya membutuhkan waktu beberapa detik. Keunggulan teknologi informasi
dalam dunia pendidikan memiliki berbagai bentuk. dari pemrosesan data terkomputerisasi,
pendidikan online, dan proyek berbasis IT. Di masa pandemi seperti ini, efeknya lebih terasa.
Kegiatan belajar mengajar saat ini mengandalkan gadget seperti komputer dan smartphone
untuk segala hal mulai dari pengajaran online hingga penyerahan tugas karena untuk sementara
waktu kegiatan tersebut tidak dapat dilakukan secara langsung.

Rumusan Masalah

Menurut informasi latar belakang yang diberikan di atas, maka rumusan masalah dinyatakan
sebagai berikut:

1. Bagaimana peran teknologi di era society 5.0 di lingkup masyarakat?


2. Bagaimana peran teknologi di era society 5.0 di lingkup pendidikan?
3. Bagaimana peran teknologi di era society 5.0 di lingkup generasi penerus?
Tujuan

Menurut informasi latar belakang yang diberikan di atas, maka tujuan makalah dinyatakan
sebagai berikut:

1. Mengetahui peran tekonologi di era society 5.0 dalam lingkup masyarakat.


2. Mengetahui peran tekonologi di era society 5.0 dalam lingkup pendidikan.
3. Mengetahui peran tekonologi di era society 5.0 dalam lingkup generasi penerus.

Manfaat

Penulis dan sekitarnya diantisipasi untuk mendapatkan keuntungan dari usaha studi ini.

1. Bagi Lembaga Pendidikan


Studi ini diharapkan dapat secara signifikan meningkatkan seberapa efektif teknologi
digital digunakan untuk membantu sistem pendidikan.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber belajar untuk lebih memahami dan
mengetahui bagaimana rencana kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pemasaran
jasa pendidikan melalui pemanfaatan teknologi digital sebagai pengganti yang praktis
dan tepat waktu.
BAB II

PEMBAHASAN

Teknologi informasi digunakan untuk memberikan/menyajikan layanan kepada publik


dengan cara yang lebih menyenangkan, berfokus pada pelanggan, hemat biaya, dan menyeluruh
lebih baik daripada sebelumnya. Potensi meluasnya penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi, seiring dengan perkembangannya yang cepat, menciptakan kemungkinan baru
untuk pengelolaan dan penggunaan data dalam jumlah besar secara efisien. E-government akan
meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas pemerintahan selain
penggunaan teknologi dalam prosedur pemerintahan.

Di era modern society 5.0, peran teknologi terus berkembang untuk memudahkan kehidupan
masyarakat dalam berbagai aspek, mulai dari kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan,
dan lain sebagainya yang pada hakekatnya selaras dalam proses integrasi antar digital. teknologi
dan realitas kehidupan sosial. Munculnya teknologi digital yang memberikan pengaruh
signifikan terhadap keberadaan manusia di seluruh dunia, bertepatan dengan revolusi digital
yang mencapai puncaknya saat ini. Sistem otomasi didorong dalam semua proses aktivitas oleh
revolusi industri terbaru, atau generasi keempat.

Gambar 1. Perubahan industri dari masa kemasa

Bagi generasi milenial, revolusi industri keempat menawarkan manfaat sekaligus


masalah. Revolusi industri dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi ada
juga efek lain termasuk pengangguran, persaingan antara manusia dan mesin, dan harapan akan
kompetensi yang lebih. Berikut dipaparkan berbagai peran teknologi digital di era society 5.0
dalam berbagai lingkup sosial dan pendidikan.
1. Masyarakat dalam Society 5.0
Konsep teknis yang berbeda berkembang dengan cepat seiring dengan
perkembangan zaman. Salah satunya adalah gagasan masyarakat 5.0, yang awalnya
diperkenalkan oleh pemerintah Jepang. Gagasan ini berusaha untuk memuaskan
keinginan manusia melalui penerapan ilmu berbasis teknologi terkini. Misalnya, robot,
Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan (AI). Ungkapan “Society 5.0” baru
belakangan ini populer, yakni pada 21 Januari 2019, yakni dua tahun lalu. Ungkapan ini
merupakan hasil dari revolusi industri keempat atau "Society 4.0". Karena itu, tidak
banyak perbedaan antara kedua gagasan tersebut. Keduanya hanya fokus pada hal yang
berbeda. AI biasanya dipandang sebagai komponen utama revolusi industri, yang
cenderung menjadi gagasan yang meningkatkan kehidupan manusia. Meskipun Society
5.0 memanfaatkan teknologi kontemporer, manusia tetap menjadi konstituen utamanya.
Ide ini akan menghasilkan kemajuan teknologi yang mampu mengurangi kesenjangan
manusia dengan menggunakan manusia sebagai komponen utama. Ini agak mirip dengan
bagaimana Marketing 5.0 memperluas idenya. Di Marketing 5.0, teknologi dan
kemanusiaan atau fungsi manusia jika digabungkan.

Masyarakat luas saat ini mulai bersiap menyambut era society 5.0 akibat
munculnya era baru ini. Munculnya Smart Society 5.0 sangat penting karena masyarakat
akan terus membutuhkan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah-
masalah sosial yang ditimbulkan oleh Revolusi Industri 4.0. Kemajuan teknologi di era
digital mendorong digitalisasi teknologi yang sudah ada. Masyarakat yang ada di era
media interaktif ini dikenal dengan nama Society 5.0. Berbagai macam teknologi
komunikasi, termasuk media sosial, termasuk dalam media interaktif. Dalam situasi ini,
masyarakat harus mampu mengatur media digital yang muncul seiring kemajuan teknis.
Dengan kemampuan komunikasi, masyarakat akan mampu menciptakan materi yang
dapat disebarkan melalui media online dengan tetap memperhatikan konteks yang
dihadapi.

Masyarakat baru dengan memanfaatkan berbagai kemajuan yang tercipta selama


revolusi industri keempat, masyarakat di versi 5.0 mampu menyelesaikan berbagai
macam masalah dan masalah masyarakat. Contoh teknologi yang telah meningkatkan
kualitas hidup antara lain Internet of Things, AI, big data, dan robotika. Gagasan ini
merupakan pengembangan dari beberapa gagasan sebelumnya. dengan anggapan bahwa
manusia sedang dalam masa berburu dan sudah familiar dengan tulisan di Society 1.0.
Lalu datanglah Society 2.0, masa pertanian ketika manusia pertama kali mulai bercocok
tanam. Periode industri, di mana orang menggunakan mesin untuk membantu tugas,
telah dimulai di Society 3.0. Serta Society 4.0 atau dikenal juga dengan Revolusi Industri
4.0 dimana masyarakat mulai terbiasa dengan teknologi internet dan komputer.

Sesuai dengan gagasan “masyarakat 5.0”, banyak penemuan yang diciptakan


selama revolusi industri dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengatasi berbagai
masalah sosial. 4.0. Sudut pandang ini menekankan bahwa teknologi hanyalah sebuah
alat, dengan manusia yang masih memegang peranan penting. Gagasan ini berusaha
untuk membangun masyarakat masa depan yang puas di mana setiap orang secara aktif
menjalani kehidupan yang hebat tanpa memandang usia, jenis kelamin, geografi, bahasa,
dan faktor lainnya.

Gagasan bahwa semua teknologi adalah bagian dari manusia sekarang dikenal
sebagai Masyarakat 5.0. Ini menunjukkan bahwa internet bermanfaat lebih dari sekadar
bertukar informasi dan menganalisis data. Akibatnya, akan terjadi keseimbangan antara
penggunaan teknologi dan fungsi manusia (masyarakat). Untuk menggunakan media
digital dengan benar, orang harus belajar bagaimana menghadapi teknologi yang sudah
merasuki masyarakat. Literasi digital membantu pengambilan keputusan dan berfungsi
sebagai katalis untuk perubahan dan pertumbuhan global.

Dalam struktur sosial yang ada, terbukti menantang untuk mencapai kemajuan
ekonomi dan mengatasi masalah sosial. Namun, keberadaan gagasan society 5.0 juga
bermanfaat bagi penyelesaian masalah sosial dan kemajuan ekonomi. Munculnya
teknologi seperti AI, IoT, robot, pembelajaran mesin, dan pemrosesan data dapat
meningkatkan keberadaan manusia saat kita menghadapi perubahan signifikan di dunia
dan transformasi digital. Gagasan ini mendukung industrialisasi yang berkelanjutan,
redistribusi pendapatan, dan pengurangan ketimpangan sosial sambil meningkatkan
produktivitas dan menurunkan pengangguran. Dengan cara ini, masyarakat 5.0 akan
dapat secara bersamaan mencapai kemajuan ekonomi dan penyelesaian masalah sosial.
Apa perbedaannya? Di era Society 5.0, green marketing merupakan konsep pemasaran
yang berkelanjutan. Ilustrasi Masyarakat 5.0 dalam Ragam Bidang 5.0 atau masyarakat
baru Gagasan "5.0" digunakan di berbagai industri termasuk transportasi, kesehatan,
manufaktur, pertanian, energi, pasokan makanan, dan pencegahan bencana alam.

Berikut adalah beberapa contoh yang dapat dipahami tentang bagaimana


masyarakat 5.0 diimplementasikan secara lebih rinci: Nilai-Nilai Baru di Sektor
Mobilitas. Nilai-nilai baru di bidang mobilitas akan dikembangkan dengan adaptasi
masyarakat 5.0. Salah satu contohnya adalah penggunaan analisis data besar di gudang
data yang menampung beberapa jenis data. Misalnya, data sensor otomatis, cuaca saat
ini, lalu lintas, dan informasi penginapan, memilih rute sesingkat mungkin saat
bepergian ke suatu tujuan, hingga penundaan lalu lintas yang diantisipasi.

Hasilnya, penggunaan ide ini akan menghasilkan keuntungan seperti:


menurunkan tingkat kecelakaan dan kemacetan lalu lintas menggunakan kursi roda tanpa
pengemudi untuk memungkinkan orang tua dan penyandang disabilitas untuk bepergian
secara mandiri Seiring waktu, hal ini dapat menurunkan emisi CO2 dari transportasi
umum sambil mempromosikan pertumbuhan kembali lingkungan. Prinsip Baru dalam
Industri Kesehatan Di Society 5.0, menggunakan analisis AI yang mempertimbangkan
beragam jenis informasi dapat menghasilkan nilai baru yang terwujud. dimulai dengan
informasi tentang susunan fisiologis seseorang, situs web perawatan kesehatan, obat-
obatan, dan sebagainya. Oleh karena itu, penggunaan ide ini akan menguntungkan.

2. Pendidikan dalam Era Society 5.0


Laju kemajuan teknologi di semua aspek kehidupan manusia semakin cepat.
Sebagian besar keberadaan manusia telah didigitalkan atau digantikan oleh kecerdasan
buatan. Dengan gagasan kemajuan intelektual yang dikenal dengan Revolusi Industri
4.0, sebuah peradaban baru telah muncul. Gagasan Smart Society 5.0 juga muncul
sebagai persiapan menghadapi pergolakan Revolusi Industri 4.0 yang berpotensi
menghilangkan fungsi manusia dan menggerogoti identitas manusia. Manusia adalah
komponen utama Era Society 5.0, dan dalam masyarakat ini, setiap orang harus memiliki
tiga keterampilan utama: kreativitas, pemikiran kritis, komunikasi, dan kerja tim. Dalam
membangun masyarakat cerdas, pendidikan sangat penting. 5.0.
Era Society 5.0 merupakan upaya kolaboratif yang berintikan individu dan
menggunakan teknologi sebagai landasannya (technology based). Ini menyiratkan.
Pendidikan di era 5.0 merupakan proses yang menekankan pertumbuhan manusia
sebagai makhluk rasional, berpengetahuan, beretika yang dibantu oleh kemajuan
teknologi saat ini. Tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan masyarakat yang
beradab, bermoral, dan intelektual. Untuk belajar, seseorang harus memiliki empat
kompetensi berikut: pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Sementara sikap dan
nilai terkait langsung dengan pengembangan karakter siswa, pengetahuan dan
keterampilan terkait erat dengan kompetensi siswa. Keempat kompetensi tersebut harus
dikuasai siswa melalui interaksinya dengan orang lain di lingkungannya, di sekolah
(dengan pengajar dan teman), di rumah (dengan orang tua dan kerabat), dan di
lingkungan pergaulannya.
Peralihan pendidikan dari masa society 4.0 ke era society 5.0 menjadi isu utama.
Wajar saja mengingat kita masih menyesuaikan diri dengan era 4.0, kita akan
bersemangat memasuki era ini. Meski pemerintah tergesa-gesa menyongsong era society
5.0, nampaknya pemerintah telah menyiapkan gagasan belajar mandiri, instruktur
mengemudi, dan sekolah mengemudi sebagai penanggulangannya. Dukungan
pemerintah untuk kebebasan belajar merupakan upaya untuk mengalihkan fokus dari
pendekatan teacher-centric ke pendekatan kolaboratif. Hal ini mengandung arti bahwa
selain berfungsi sebagai sumber ilmu pengetahuan, pengajar juga memiliki kemampuan
untuk menerima masukan dari murid.
Munculnya masyarakat 5.0, yang merupakan pengembangan dari masyarakat 4.0,
menghadirkan tantangan yang signifikan dan potensi yang sangat besar untuk masa
depan sistem pendidikan kita. Di era masyarakat 5.0, guru adalah penggerak pendidikan,
oleh karena itu mereka harus memiliki kompetensi yang memadai. Ia harus terampil
dalam mengajarkan materi dan memiliki kemampuan untuk menggugah siswa berpikir
kritis dan kreatif.
Sebagai salah satu karakter dan nilai yang harus dimiliki manusia di Era Society
5.0, keterlibatan pengajar, teman sebaya, keluarga, dan lingkungan sangat penting. Guru
harus bisa menjadi teladan sekaligus pendidik. Untuk menanamkan kebajikan pada anak-
anak mereka, orang tua harus mendorong mereka. Sebagai komunitas, rekan kerja atau
rekan bertukar ide, informasi, dan cerita. Selain itu, masyarakat harus menyediakan
lingkungan yang mendorong anak untuk tumbuh dan berkembang dengan cara yang
sesuai dengan keyakinan humanis.
Karena dimaksudkan agar pendidikan dapat menjangkau daerah-daerah terpencil
atau desa-desa yang jauh, pendidikan memainkan peran penting dalam menjembatani
kesenjangan teknologi dan pendidikan di masyarakat yang lebih luas. Layanan ini harus
disampaikan dengan cara yang ideal dan dengan kualitas tinggi. Munculnya peradaban
5.0 telah mempercepat ekspansi global. Data society 5.0 juga diyakini akan
mendongkrak aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Fungsi dunia Pendidikan
memiliki peran besar dalam memajukan ilmu pengetahuan untuk masa depan. Anak-
anak zaman sekarang diharapkan memiliki kemampuan berpikir kritis selain informasi.
agar anak-anak menjadi terbiasa dengan kreativitas, pemikiran kritis, dan analisis di
kemudian hari.
High Other Thinking Skills atau berpikir tingkat tinggi adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan metode berpikir ini. Siswa dituntut untuk dapat
mengidentifikasi pengertian pengetahuan yang benar dengan cara mempraktekkan secara
langsung dan merasakan bagaimana menangani permasalahan yang muncul di
lingkungannya dengan memiliki kemampuan HOTS. Guru dapat memilih dari berbagai
model pembelajaran dan menggunakannya dengan siswa untuk membantu mereka
mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan penalaran, termasuk: Inquiry Learning,
Discovery Learning, Project Based Learning, dan Problem Based Learning.
Dalam hal ini, guru menginstruksikan kelas untuk mengidentifikasi masalah dan
memberikan solusi kreatif mereka sendiri. agar siswa terus berinovasi dan menjadi lebih
inovatif. Siswa diperkenalkan dengan isu-isu lokal dan global selain yang khusus untuk
lingkungan mereka. Selain itu, ini akan menawarkan perspektif dari anak-anak itu
sendiri. Berbagai jenis teknologi, termasuk komputer dan ponsel, dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan pembelajaran. Selain itu, jaringan internet inilah yang
memungkinkan adanya teknologi. Belajar melalui debat, film, dan berbagai situs web
dapat melengkapi buku teks dan membuat siswa siap menghadapi masyarakat 5.0.
Guru harus memiliki berbagai kompetensi utama dan penunjang, antara lain
kompetensi pendidikan, kompetensi komersialisasi teknologi, kompetensi globalisasi,
kompetensi strategi masa depan, dan kompetensi konselor. Di era society 5.0, guru juga
diharapkan mampu memastikan kurikulum berjalan semulus mungkin (Lestari, 2018).
Selain itu, guru harus merangkul teknologi, bekerja sama, mengambil risiko yang telah
diperhitungkan, melucu, dan mendekati pengajaran secara holistik. Guru perlu memiliki
berbagai kompetensi utama dan pendukung, termasuk yang terkait dengan pendidikan,
komersialisasi teknologi, globalisasi, kompetensi strategis masa depan, dan konseling.
Guru harus dapat memastikan bahwa kurikulum beroperasi semulus mungkin di era
masyarakat 5.0. Guru juga harus bekerja sama, menerima teknologi, mengambil peluang
terukur, memiliki selera humor, dan mendekati pendidikan secara holistik.
Upaya untuk memberikan layanan pendidikan terbaik serta kemajuan teknis
menempatkan bidang pendidikan melalui fase kritis dalam pertumbuhannya. Kesulitan di
bidang pendidikan semakin rumit dan perlu perencanaan dan pertimbangan yang matang.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan di hampir setiap disiplin ilmu teknologi. Dengan
kata lain, masyarakat akan berusaha untuk mengikuti keberadaan atau perkembangan
teknologi selama periode yang dikenal sebagai "Masyarakat 5.0". Ini mencoba untuk
menghilangkan ketidaksetaraan sosial ekonomi masyarakat (Surani, 2019). Tak perlu
dikatakan bahwa pendidik memainkan peran penting dalam mempersiapkan masyarakat
untuk Society 5.0. Sebab mengubah tatanan sosial dimulai dengan pendidikan, yang
merupakan sesuatu yang sangat vital. Pendidikan di era society 5.0 diharapkan mampu
menghadirkan kegiatan belajar yang lebih bermanfaat melalui pengembangan
pengalaman belajar yang menyenangkan.

3. Generasi dalam Society 5.0


Saat memasuki abad ke-21, perubahan teknologi berkembang cukup cepat di
mana-mana. Perdebatan baru-baru ini di dunia nyata dan online terkait erat dengan
digitalisasi. Proses penawaran atau pemanfaatan sistem digital dikenal dengan
digitalisasi. Indonesia kita yang indah juga mengalami peningkatan penggunaan
teknologi digital. Pengenalan beberapa penemuan dan teknologi digital di mana-mana
telah menandai dimulainya digitalisasi. Untuk mendorong pertumbuhan digitalisasi itu
sendiri, diperlukan digitalisasi yang berkeadilan.
Revolusi Industri 4.0, juga dikenal sebagai Revolusi Industri generasi keempat,
dan generasi milenial sangat erat hubungannya. Fokus revolusi ini adalah pada pola
otomasi dan digitalisasi di setiap elemen kehidupan manusia. Walaupun isu-isu tersebut
kini dihadapi oleh generasi muda atau milenial, banyak pihak khususnya para pendidik
tidak menyadarinya. Generasi milenial, khususnya sekarang, memiliki permasalahan
unik di era Revolusi Digital (Masyarakat 5.0 dan Revolusi Industri 4.0).
Generasi muda terdiri dari orang-orang muda yang mampu melakukan kegiatan
konstruktif yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan. Apabila generasi muda
adalah generasi yang masih dalam masa prima hidup maka disebut sebagai generasi
muda. Namun, dalam hal membuat program pembinaan, "Generasi Muda" mengacu
pada generasi yang berusia antara 0 dan 30 tahun (Apryanto, 2022). Sebagai generasi
muda yang berada pada usia di mana mereka dapat berkontribusi, menjadi yang terdepan
sebagai elemen penting. Munculnya budaya asing yang bertentangan dengan budaya dan
adat istiadat Indonesia menyebabkan sejumlah generasi muda belum memanfaatkan
teknologi secara efektif. Banyak anak muda yang beranggapan bahwa mengadopsi
budaya asing nonblok adalah hal yang wajar. Karena pesatnya perkembangan teknologi
informasi di era 5.0, praktik-praktik yang tidak diinginkan ini menyebar luas.
Salah satunya melibatkan kontribusi generasi muda terhadap pertumbuhan
digitalisasi pedesaan di negara ini. Generasi muda sangat penting untuk memajukan
digitalisasi. Generasi muda diakui secara luas telah terbiasa dengan kemajuan teknologi.
diawali dengan tersedianya internet yang membuat informasi dapat diakses kapanpun
dan dimanapun. Penyebaran media sosial, penggunaan aplikasi digital, dan peralihan
aktivitas lain menjadi berbasis teknologi adalah contoh perkembangan pesat. Peran
teknologi dalam mendukung digitalisasi dinilai sangat penting. Hal ini sejalan dengan
inisiatif pemerintah untuk menggenjot digitalisasi. Peran generasi muda dalam
menghadapi era society 5.0 sebagai berikut:
a) Apalagi di era globalisasi saat ini, di tengah masyarakat yang dinamis dan
berkembang, peran pemuda menjadi sangat penting.
b) Salah satu dari sekian banyak manifestasi dari keinginan rakyat bersatu untuk
kemenangan yang memajukan tujuan perjuangan kemerdekaan.
c) Mengingat masa depan suatu bangsa berada di pundak generasi mudanya,
globalisasi tidak menjadi katalis bagi munculnya disintegrasi bangsa, terutama di
benak generasi muda.
d) Generasi muda harus menyikapi arus globalisasi secara cerdas dan bijaksana jika
kita ingin mampu menjawab tantangan negara kita di masa depan.
Generasi muda perlu dipersiapkan untuk Era Society 5.0 dengan memanfaatkan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang sudah ada karena SDM dalam negeri tidak kalah
dengan SDM luar negeri. Society 5.0 juga diharapkan dapat membantu pengembangan
SDM di setiap negara karena masih terdapat kesenjangan SDM di berbagai bidang.
Sebagai pelengkap Revolusi Industri 4.0, Society 5.0 harus fokus pada kontribusi
generasi muda bagi pembangunan negara di masa depan (Andriani et al., 2022). Generasi
muda suka menciptakan pola kerja mereka dengan kemampuan interpersonal yang
sangat baik dan menunjukkan perilaku inventif dan inspiratif. Generasi muda harus
dipupuk sejak dini dengan soft skill yang terdapat di Society 5.0 agar menjadi kreatif,
inventif, dan produktif.
Tak heran jika generasi ini akrab dengan teknologi. Mereka menjemput
menggunakan gadget digital seperti komputer, ponsel, tablet, dan jenis teknologi lainnya
dengan cukup cepat. Anak-anak Generasi Z menghabiskan lebih banyak waktu di media
sosial daripada secara langsung, menggunakan gadget digital untuk mengakses internet,
berkomunikasi, dan berinteraksi. Gen Z terlihat antisosial dan memiliki kemampuan
berbicara di depan umum yang lemah, yang merupakan kekurangannya. Sisi positifnya,
mereka adalah bagian dari komunitas media dan jaringan teknologi masa kini atau
zaman sekarang.
Generasi muda yang dikenal luas memiliki jiwa yang kuat dan sikap yang santun,
memimpin dalam menjaga keutuhan dan kemajuan bangsa. Semuanya sudah
menggunakan teknologi di Era 5.0. Hal ini terkait dengan persoalan karakter anak muda
yang sudah kecanduan teknologi. Tergantung bagaimana generasi muda
menggunakannya, keberadaan teknologi memiliki efek menguntungkan dan merugikan
bagi mereka. Generasi muda harus bereaksi positif terhadap terobosan teknis ini. Dengan
menyaring informasi yang kita terima dari teknologi, kita bisa berbuat baik.
Sehingga dapat dikatakan bahwa suatu bangsa harus memiliki kebudayaan,
dimana kebudayaan itu niscaya ingin diwujudkan di luar negeri; Oleh karena itu,
keberadaannya diperlukan agar budaya negara dapat diwujudkan di luar. Untuk
membangun peradaban dan eksistensi negara, gen Z harus berperan dalam literasi digital
di era society 5.0 ini. Karena setiap orang yang berpartisipasi akan dapat mengetahui
minat dunia membaca saat ini, Gen Z harus dapat melakukan penelitian di bidang ini.
Di seluruh dunia, teknologi informasi berkembang dengan sangat cepat dan akan
terus berlanjut di masa depan, yaitu di masa depan, ketika penggunaan teknologi
informasi pasti akan meningkat. Organisasi, orang, dan masyarakat semuanya
dipengaruhi oleh teknologi informasi, baik secara positif maupun negatif. Jika teknologi
informasi dikelola dengan baik dan bertanggung jawab, yang nantinya akan memberikan
efek atau manfaat positif, manfaat penggunaan teknologi informasi dapat terwujud. Jika
teknologi ditangani dengan baik dan benar, ia dapat membantu orang, perusahaan, dan
komunitas sosial untuk memecahkan masalah dan menawarkan banyak kemudahan di
berbagai bidang.
BAB III

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peralihan penggunaan


teknologi dari era teknologi 4.0 ke era teknologi 5.0 menuntut pengetahuan dan informasi,
sehingga setiap kegiatan pembelajaran semuanya menuntut literasi. Teknologi di era society 5.0
sangat berperan bagi masyarakat, pendidikan, dan juga penerus bangsa sebagai berikut:

1. Masyarakat
Dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan internet of things (IoT),
gagasan Revolusi Masyarakat 5.0 bertujuan untuk mendistribusikan kekayaan ke seluruh
lapisan masyarakat. Jika berhasil dilaksanakan, Indonesia sebagai negara kepulauan akan
mendapatkan keuntungan yang besar dalam hal pemerataan kesejahteraan. Dengan
menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan internet of things (IoT), gagasan
Revolusi Masyarakat 5.0 bertujuan untuk mendistribusikan kekayaan ke seluruh lapisan
masyarakat. Peradaban yang berwawasan teknologi informasi dan komunikasi inilah
yang dimaksud dengan masyarakat di era 5.0. Revolusi Industri 4.0 yang terjadi sebelum
periode 5.0 dan secara dramatis mengubah kehidupan dan pekerjaan manusia,
mengalami transformasi. Ada beberapa persamaan antara gagasan revolusi industri 4.0
dan masyarakat 5.0 karena yang pertama menggunakan kecerdasan buatan sedangkan
yang kedua menekankan unsur manusia.
2. Pendidikan
Pendidikan budi pekerti, moral, dan unggulan dikedepankan dalam lanskap pendidikan
Era Society 5.0. Hal ini benar karena walaupun teknologi dapat menggantikan
pengetahuan, namun tidak dapat menggantikan penerapan bakat keras dan lunak yang
dimiliki setiap siswa. Dalam situasi ini, kesiapan diperlukan dalam hal pendidikan
berbasis kompetensi, pengetahuan dan penggunaan Internet of Things (IoT),
pengetahuan dan penggunaan virtual atau augmented reality, dan pengetahuan dan
penggunaan AI (Artificial Intelligence). Ini adalah bagian dari proses pembelajaran di
mana guru dan siswa berkolaborasi. Diharapkan bahwa metode kolaboratif ini akan
mengakhiri sistem pembelajaran yang berpusat pada guru yang berlarut-larut. Peran guru
tetap menjadi fungsi utama sebagai penggerak gagasan kerjasama meskipun model
pembelajaran di era society 5.0 tidak berpusat pada guru. Internet of Things dalam dunia
pendidikan (IoT), Virtual/Augmented Reality dalam dunia pendidikan, dan Pemanfaatan
Artificial Intelligence (AI) yang dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi
kebutuhan belajar oleh guru dan siswa tentunya menjadi tiga hal yang harus
dimanfaatkan oleh guru di era society 5.0 seperti yang telah dijelaskan di atas. Guru
membutuhkan ketiga hal tersebut selain kemampuan kepemimpinan, pemecahan
masalah, literasi komputer, komunikasi, dan kewirausahaan.
3. Generasi Muda
Generasi muda saat ini dikelilingi oleh teknologi dalam berbagai aspek kehidupannya,
termasuk pekerjaan, pendidikan, dan bidang lainnya. Kemajuan teknologi di era 5.0
memiliki efek menguntungkan dan buruk pada bagaimana anak muda berkembang
sebagai individu. Keunggulan teknologi antara lain memudahkan kaum muda untuk
menjalin pertemanan lintas benua dan pulau, menampilkan budaya mereka, dan bertukar
informasi yang menggembirakan di tempat kerja.

Saran

Sejumlah rekomendasi dibuat sehubungan dengan penelitian ini untuk menyimpulkan


laporan penelitian ini. Berikut adalah beberapa rekomendasi dari penelitian ini:

1. Aksesibilitas fasilitas teknologi informasi penting untuk berbagai sekolah yang


menyediakan layanan IT terkait pembelajaran.
2. Masyarakat harus mampu memanfaatkan teknologi informasi dengan baik. Untuk
menemukan hal-hal positif daripada hal-hal buruk, penting untuk memanfaatkan
fasilitas hotspot terdekat secara efektif.
3. Karena teknologi informasi akan terus berkembang, maka akademisi ke depan harus
lebih banyak mengkaji pemanfaatan teknologi informasi sebagai sumber belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, N. K. K., Kusuma, P. I. M. W. W., Sarwani, N. K. A., & Hikmaharyanti, P. D. A.


(2022). Peran Generasi Z Dalam Pemanfaatan Teknologi Pada Era Society 5.0. Journal of
the Japan Welding Society, 91(5), 328–341. https://doi.org/10.2207/jjws.91.328

Apryanto, F. (2022). Peran Generasi Muda Terhadap Perkembangan Teknologi Digital di eRA
sOCIETY 5.0. Media Husada Journal of Community Service, 2(2), 130–134.

Faridah, T. N., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. (2021). Meningkatkan Karakter Generasi
Muda di Era 5 . 0 Melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 5(20), 7310–7314.

Kidi. (2018). Teknologi Dan Aktivitas Dalam Kehidupan Manusia. Jurnal Pendidikan, 28, 1–
28.

Lestari, S. (2018). Peran Teknologi dalam Pendidikan di Era Globalisasi. Edureligia; Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 2(2), 94–100. https://doi.org/10.33650/edureligia.v2i2.459

Pinatih, N. P. S. (2020). Pembelajaran Menyenangkan Dalam Menyongsong Era Society 5.0.


Prosiding Webinar Nasional IAHN-TP Palangka Raya 2020, 1(12), 64–76.

Predy, M., Sutarto, J., Prihatin, T., & Yulianto, A. (2019). Generasi Milenial yang Siap
Menghadapi Era Revolusi Digital (Society 5 . 0 dan Revolusi Industri 4 . 0) di Bidang
Pendidikan Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia. SEMNAS UNNES.

Salsabila, U. H., Ilmi, M. U., Aisyah, S., Nurfadila, N., & Saputra, R. (2021). Peran Teknologi
Pendidikan dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Era Disrupsi. Journal on
Education, 3(01), 104–112. https://doi.org/10.31004/joe.v3i01.348

Setyowati, L., & Nasir Ahmad, D. (2021). Pemanfaatan Big Data Dalam Era Teknologi 5.0.
ABDINE: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(2), 117–122.
https://doi.org/10.52072/abdine.v1i2.205

Surani, D. (2019). Studi literatur: Peran teknolog pendidikan dalam pendidikan 4.0. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan FKIP, 2(1), 456–469.

Anda mungkin juga menyukai