Anda di halaman 1dari 33

bab 2 citra

by Citra Wijiarti

Submission date: 20-Jan-2020 01:12PM (UTC+0700)


Submission ID: 1243949868
File name: BAB_ll.doc (143.5K)
Word count: 5753
Character count: 39564
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Beberapa penelitian terdahulu yang rnenghubungkan pelayanan publik

secara umum Pelayanan dapat diartikan dengan melakukan perbuatan yang hasilnya di

tujukan untuk kepentingan orang lain, baik prorangan, mapun kelompok atau

masyarakat. Dan pelayanan menurut (KBBI) Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

sebagai suatu usaha untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa yang di perlukan

pada orang lain.

2.1. Penelitian Terdahulu


2.1.1 Pengembangan e-€’.overnment di Pemerintahan Daerah Dalam Rangka

Mewu,judkan Smart City (Studi di Pemerintah Daerah Kota Malang) Oleh

Nur.jati Widodo Tahun (2016)

Tujuan dari program AlKlD ini adalah untuk bisa mernotivasi SKPD agar

dapat meningkatkan pengembangan dan pemanfaatan TlK dalam rangka

penyebarluasan informasi publik dan meningkatkan kualitas pelayanan publik di

lingkungan Pemerintah Kota Malang. Program AlKl D ini melibatkan dna kategori

SKPD, yaitu SKPD kelurahan, yang berjumlah 57 kelurahan di Kota Malang dan

SKPD non kelurahan yang berjumlah 42 SKPD, yang meliputi 1nspektorat, Sekretariat

Daerah, Sekretariat DPRD, dinas, badan, kantor, satuan, dan kecarnatan. SKPD-SKPD

yang diperlombakan ini akan dinilai oleh de wan juri, dan akan diberikan penghargaan

dengan kategori peserta. Metrxle yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil temuan di atas dapat dijelaskan bahwa Program AIKlD

ini menghadirkan inovasi yang cukup baik, dirnana program ini masuk kedalam empat

tipologi inovasi di atas. Hal ini disebabkan karena inovasi yang dihasilkan

memberikan perubahan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah menjadi lebih

efisien, dan walaupun terdapat dua tipologi yang tidak masuk dalam program ini tetap

membuat inovasi yang dihasilkan cukup baik. Hal ini tidak terlepas dari peningkatan

kualitas situs SKPD di Kota Malang.

2. IN E-Government Sebagai Bagian Dalam Smart City, Utama Andri Arjita

(2017)

Tujuan penelitian ini adalah mencoba menunjukkan kesenjangan

pemahaman tersebut dengan memahami definisi emu rt riry dengan rnenganalisi

berdasarkan literatur yang ada Metodologi yang diterapkan dalam tulisan ini adalah

literature review menggunakan meta analisis. Sifat dari penelitian meta analisis adalah

kuantitatif yang merangkurn berbagai hasil penelitian dari berbagai topik yang sama.
u
Hasil penelitian adalah Fondasi dalam .Smart riry adalah kehadiran e-

pnvernment yang baik. Ciri dari smart city yang baik adalah adanya sustoinohilit y.

Me ft jadikan * R^*• r• fi' l ettt y a ng baik dengan mernanfaatkan TlK dalam meningkatkan

pelayanan terhadap masyarakat harus mendukung adanya .su.stoinohility . Teknologi

yang bergerak cepat, namun tidak diimbangi dengan birokrasi akan menjadikan

pelayanan publik buruk dirnata masyakarat. Sistern yang membangun kultur dari

pernerintahan dan teknologi yang menggerakan birokrasi diharapkan akan menjadikan

t ujuan .Sttt o i t cit )• yaitu quolit )• nf life dapat tercapai. E- R^*• r f2ttt e f2 t hanya sebagai salah
3

satu faktor pendukung terciptanya suatu sman city dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

2.1 d Analisis Efektivitas Pelaksanaan Z Government Di Tingkat Kelurahan,

Eadab htustika Razadaoi (2018)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis praktek penyelenggaraan e-

government pada lini terendah tata kelola pemerintahan yaitu tingkat kelurahan.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Selain itu dilakukan pula

penelusuran rrielalui berbagai dokumen resmi pemerintah mupun pemberitan di rriedia

massa cetak maupun elektronik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-government di tingkat kelurahan

belum berjalan dengan efektif yang disebabkan oleh belum optimal nya penyediaan

sarana prasarana e-government, efisiensi, kepuasan masyarakat, adaptasi aparatur

terhadap aplikasi, pengembangan, dan kelangsungan hidup. Dengan adanya teknologi

pemerintah menggunakan cara yang inovatif dalam berkomunikasi dengan

masyarakat, kemudahankemudahan ini idealnya dapat meningkatkan kualitas

pelayanan pemerintah dan memberikan kesempatan yang lebih besar kepada

masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pelayanan publik dan mendukung

keberhasilan smart city. Dengan demikian upaya yang dapat dilakukan antara lain

dengan meningkatkan infrastruktur, pengembangan sumberdaya manusia dan

menguatkan regulasi.
2R A Inovasi Pelayanan Publik Berbasis E -Government : Studi Kasus Aplikasi

Ggan Lopian Dinas Komunikasi Dan Informatika Di Kabupaten

Purwakarta, Haura Atthahara (2018)

Tujuan penelutian ini yaitu untuk meneiliti lnovasi Pelayanan Publik

Berbasis E-Go merriment : Studi Kasus Aplikasi Ogan Lopian Dinas Komunikasi Dan

lnformatika Di Kabupaten Purwakarta dengan menngunakan metode penelitian

kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa era digitalisasi yang sedang

berkembembang pesat dalam bidang Tekonologi, Informasi dan Komunikasi di dunia

saat ini berdampak pada penyelenggaraan pemerintahan berbasis internet atau clef trim

government di tingkat pusat hingga tingkat pernerintahan daerah. Aplikasi Ogan lopian

merupakan aplikasi yang dikeluarkan oleh Diskominfo Pernda Pur wakarta yang

sejatinya menginginkan kemudahan akses pelayanan bagi masyarakat seternpat di

bidang kesehatan, keamanan, laporan pengadaan masyarakat hingga pencarian

lowongan pekerjaan. Tulisan ini akan menganalisis bagaiaman kualitas pelayanan

publik lewat aplikasi Ogan Lopian dan sejauhmana aplikasi tersebut sudah memiliki

elemen-elernen penting dalam penerapan e-gr›verment di Pemda Purwakarta.

2. IN E- fTo merriment Impfementation In Buifding Smart City In Bandung 2018,

Reyhan Maulidian Salahuddin YusuH) Dr. Helni Mutiarsih Jumhur, S.H.,

M.HP) (2018)
5

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana implrmentusi r-

po ct nment di Kota Bandung serta perannya dalam membangun smart cit y di Kota

Bandung. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan penyajian

secara deskriptif. Teknik pengumpul an data yang digunakan adalah in-dryth inter ie‹v

dengan menggunakan teknik purposive sampling sebagai penentuan sampel su mber

data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan r-gr› rrnment di Kota

Bandung telah terpenu hi dilihat dari berbagai sistem dan layanan yang telah

diimplementasikan. Butuh penelitian lebih lanjut mengenai aspek pendu kung smurt

r ir y lainnya sehingga Kota Bandung dapat dikatakan sebagai kota berkonsep smurt

r ir v. Semenjak konsep smart cit y diterapkan di Kota Bandung pada tahun 2014,

hingga sekarang kurang lebih terdapat 300 aplikasi yang telah dikembangkan dan

berjalan di instansi maupun dinas yang ada di Kota B andung. Jumlah tersebut

berdasarkan ju mlah keseluruhan dari layanan yang dibangun sendiri oleh pemerintah

kota dan juga ada yang dibangun oleh instansi lain dan juga tidak ketinggalan dari

pemerintah pusat. Aplikasi dan layanan tersebut dikembangkan dengan tujuan untu k

memudahkan rnasyarakat dalam mendapatkan pelayanan publik tanpa harus pergi ke

instansi maupun dinas terkait. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemerintah kota,

diperoleh bahwa mot ivasi penerapan electronic government sendiri adalah untuk

rnempermudah urusan pelayanan. Karena tujuan dari pemerintahan adalah pelayanan

terhadap masyarakat. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu diatas maka dapat di

rangkai oleh penliti kedalam table sebagai berikut :


15

Tabel 2.1

Matriks Penelitian Terdahulu

No. J udul, Nama Peneliti dan Perhcdaan Xritik


"lahun
Pengembungan e- Sama-sama meneliti Knut itatii Terletak pada ob iek Pada hasil penelitian
Government di variable mengenai e- penelitian dirnuna kur g rnembla a
Pemerintuhun Daeruh govern ment dan peneliti terdahulu secaru | e T al mengenai
DuamRungka menggunakan meneliti e-gov di pengembangan
Mewujudkan Smart City Pemerintah daerah Kota inovasinya
(Studi di Pemerintah Daeruh malang sedangkan
Kota Malang) Cileh Nurjati peneliti di DLHK
Jidodo Tahun (2() 16) Kabupaten Sidoar i•
E-Government Sebagai Terletak pada teori Knut itatii Terletak pada metode Ab trak pada
Bagian Dalam Smart City , yang sama mengenai penelitian yang akan penelitian tidak
Utama Andri Arjita (2() 17) e-government dun digunakan peneliti yaitu me • i eIaskan tu i•
smart city kualitatif sedungkan u• secaru | e Ias
2. penelitian terduhul u mel ainkan secara hasil
menggunakan literature yang di ielaskan
review menggunakan gamabaran umurnnya
meta analisi s menegnai tekonologi
yang berkembang
Analisis Efektivitas e-government KuuJ itatii Berbeda pada ob iek dan Pada penelitian ini
Pelaksanaan E Government tahun penelitian, obiek tidak me• ieIaskan
Di Tingkat Kelurahan, yung akan diteliti yaitu upaya yang
Endah Mustika Rarndani di DLH K Kabupaten dilakukan oleh
3. (2(118) Sidoari• mengenai pemerintah keluruhun
aplikasi Sikoling dan dalam mengutasi
penelitian terduhulu hambatan
yiJtu penerapan smart mene apkan e-
city di Kelurahan goverment
lnovasi Pelayanan Publik penerpan peluyunun KuuJ itatii Perbedaan tereTatak pada Hasil penelitian
Berbasis E-Government : e-gon yung ob iek peneTitiun dirniuta kur g rne • i e Task
Studi Kasus Aplikasi Ogan menggunakan apikasi peneliti terdahulu tata cara pmsedur
Lnpian Dinas Kornunikasi berbasi s online dan meneliti aplikasi Ugan dalam menggunakan
Dan lnformatika Di metode yang sama Lopian sedangkan aplikasi ogan lopian
Kabupaten Purwakarta, kualitatif peneTiti di aplikasi sebagai bentuk
Haura Atthahara (2() 1 hl sikolinq inowasi e-qoverment
E- Government Teori yang suma dan Knut itatii Terletak pada lokasi Kurang mernbahas
Implementation In Building metode yang sama penelitian dimsa mengenai aspek
Smart City ln Bandung serta menganaiisis peneliti yaitu smart city pendukung smart city
5. 2() 18, Reyhan Mauli implementasi e-gov di Sidoarjo sedungkan I uinnya di Kota
Salahuddin Yusuf 1 ) Dr. pada peTaks aan penelitian terduhul u di bandung sebagai kota
Helni Mutiarsih J umhur, smart city Bandung smart city
S.H., M.H.21 (2()181
Sumber : Hasil Olah Penulis, 2()19
2d. Landasan Teori

2J.1 Pelayanan Publik

Pelayanan publik Pengertian Pelayanan lstilah pelayanan dalam bahasa

Inggris adalah “.trrr i‹r” Moenir (2002: 26-27) rnendefinisikan 'Pelayanan sebagai

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan

tertentu dimana tingkat pernuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani

atau dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan

pengguna.

Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu proses

pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan

organisasi dalam rilasyara

kat. Proses yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan saling memenuhi

kebutuhan antara penerirna dan pemberi pelayanan.

Selanjutnya Mc›enir (2002: 16) menyatakan bahwa proses pemenuhan

kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah yang dinamakan

pelayanan. Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan untuk

rnembantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang lain. Dari definisi

tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan adalah aktivitas yang dapat dirasakan

melalui hubungan antara penerirna dan pemberi pelayanan yang menggunakan

peralatan berupa organisasi atau lembaga perusahaan.

Pengertian Pelayanan Publik Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990),

pelayanan publik dirurnuskan sebagai berikut :

a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.


b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual
beli barang dan jasa.
c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam
hubungannya dengan pensegahan, diagnosa dan pengobatan suatu
gangguan kesehatan tertentu.
d. Publik berarti orang banyak (umum)

Pelayanan merupakan kegiatan utama pada orang yang bergerak di bidang

jasa, baik itu orang yang bersifat komersial ataupun yang bersifat 1 2 non komersial.

Namun dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan antara pelayanan yang dilakukan

oleh orang yang bersifat kornersial yang biasanya dikelola oleh pihak swasta dengan

pelayanan yang dilaksanakan oleh organisasi non komersial yang biasanya adalah

pemerintah. Kegiatan pelayanan yang bersifat komersial melaksanakan kegiatan

dengan berlandaskan rnencari keuntungan, sedangkan kegiatan pelayanan yang bersifat

non- komersial kegiatannya lebih tertuju pada pernberian layanan kepada masyarakat

(layanan publik atau umum) yang sifatnya tidak mencari keuntungan akan tetapi

berorientasikan kepada pengabdian.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah segala bentuk jasa

pelayanan baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya

menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh lnstansi pemerintah di Pusat, di daerah,

dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam

rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang- undangan.

.Ienis- jenis Pelayanan Publik Timbulnya pelayanan umum atau publik

dikarenakan adanya kepentingan, dan kepentingan tersebut bermacarn- macarn

bentuknya sehingga pelayanan publik yang dilakukan juga ada beberapa macam.
19

Berdasarkan keputusan MEN PAN No. 63/ KEP/ M. PAN/ 7/ 2003 kegiatan pelayanan

umum atau publik antara lain :

a. Pelayanan administratif
Yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resrni yang
dibutuhkan oleh publik, misalnya status kewarganegaraan, sertifikat
kompetensi, kepernilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan
sebagainya. Dokumendokumen ini antara lain Kartu Tanda Pendudukan (KTP),
akte Kelahiran, Akte Kernatian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB ),
Surat ljin Mengemudi (Sl M), Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK), ljin
Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat kepemilikan atau penguasaan
Tanah dan sebagainya

b. Pelayanan barang
Yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk atau jenis barang yang
digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepnn, penyediaan tenaga listrik, air
bersih dan sebagainya.

c. Pelayanan jasa
Yaitu pelayanan yang menghasikan berbagai bentuk jasa yang dibut uhkan oleh
publik, misalnya pendidikan, perneliharaan kesehatan, penyelenggaraan
transportasi, pos dan sebagainya.

2dd E- C.overnment

2JJ.1 PengerDan E-Coverment

Menurut Bank Dunia (Wibawa 2009:113), E-G‹›vernment adalah

penggunaan teknologi informasi oleh instansi pemerintah seperti wide area Netw‹›rks

(WAN ) i f2te tt I et, m‹›bIe ‹ ‹›myetinR y a ll g dapat digunakan untuk membangun hubungan

dengan masyarakat, dunia usaha dan instansi pemerintah lainnya.

Menunit The Worid Bank Group (Suaedi dan Wardianto 2010:54), e-

G‹›vernment ialah sebagai upaya pernamfaatan informasi dan teknologi komunikasi

untuk rneningkatkan efesiensi dan efektivitas, transfaransi dan akuntabilitas pemerintah

dalam memberikan pelayanan publik secara lebih baik. Kemudian menurut

Depkomenfo (Wibawa 2009:114), mendefinisikan e-G‹›vermenr adalah pelayanan


publik yang diselenggarakan melalui situs pemerintah dirnana domain yang digunakan

juga menunjukkan domain pemerintah Indonesia yakni go.id.

Sedangkan dalam buku e-G‹›vermenr /n A‹ti‹›n (2005: 5) menguraikan e-

G‹›verment adalah suatu usaha menciptakan suasana penyelanggaraan pemerintah yang

sesuai dengan objektif bersama I Shared p‹›e ls ) dari sejumlah komunitas yang

berkepentingan, oleh karena itu visi yang dicanangkan juga harus rnencerminkan visi

bersama dari pada stakholeder yang ada misalnya:

a. Mernperbaiki produktifitas dan kinerja operational pemerintah dalam melayani

masyarakatnya ;

b. Mernpromosikan pemerintah yang bersih dan transparans;

c. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat meluli kinerja pelayanan publik.

d. Menjamin terciptanya penyelengaaan negara yang demokratis. Karena visi

tersebut berasal “Dari, Oleh dan Untuk” masyarakat atau kornunitas dirnana E-

Goverment tersebut diirnplementasikan, maka masanya akan sangat bergantung

pada stuasi dan kondisi masyarakat setempat. Sebagaimana dikemukakan diatas

bahwa E-G‹›verment adalah upaya untuk penyelanggaraan parnerintah yang

berbasis elektronik dalam rangka rnengingkatkan kualitas pelayanan publik

secara efektif dan efesien.

Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa E-G‹›verment merupakan

proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu manjalankan

sistem pemerintah secara efesien. Ada hal utama yang dapat kita tarik dari pengertian E-

G‹›verment diatas, yaitu penggunaan teknoligi informasi (internet) sebagai alat baru dan

tujuan pemanfaatannya sehingga pemerintah dapat berjalan secara efektif, efesien


dan pr‹x1uktif dalam penggunaan teknologi internet, seluruh proses atau prosedur yang

berbelit-belit dapat dipangkas.


u
Konsep E-Gu verment dikenal pula 4 jenis klasifikasi, yaitu:

Tipe €r-to-C ini merupakan aplikasi E-Gu ferment yang paling umum yaitu

dirnana pemerintah membangun dan rnenerapkan berbagai portofolio teknologi

informasi dengan tujuan utama untuk memperbaiki hubungan interaksi dengan

masyarakat. Dengan kata lain tujuan utama dari dibangunnya aplikasi E-Gu ve rment

bertiye G-to-C adalah untuk mendekatkan pemerintah dengan rakyatnya melalui kanal-

kanal akses yang beragam agar masyarakat dapat dengan mudah menjangkau

pemerintahnya untuk pernenuhan berbagai kebutuhan pelayanan sehari- hari.


u
Salah satu tugas utama dari sebuah pemerintahan adalah pembentukan

sebuah lingkungan bisnis yang kondusif agar roda perekonornian sebuah negara dapat

berjalan sebagaimana mestinya. Dalam melakukan aktivitas sehari-harinya, entiti bisnis

sernacam perusahaan swasta rnembutuhkan banyak sekali data dan informasi yang

diiniliki oleh pemerintah. Disamping itu, yang bersangkutan juga harus berinteraksi

dengan berbagai lembaga kenegaraan karena berkaitan dengan hak dan kewajiban

organisasinya sebagai sebuah entiti berorientasi profit. Diperlukannya relasi yang baik

antara pemerintah dengan kalangan bisnis tidak saja bertujuan untuk memperlancar

para praktisi bisnis dan menjalankan roda perusahaannya, narnun lebih jauh lagi

banyak hal yang dapat menguntungkan pemerintah jika terjadi relasi interaksi yang

baik dan efektif dengan industri swasta.


22

2. E-Goverment berjenis G-to-B Government to Business

Salah satu tugas utama dari sebuah pemerintahan adalah membentuk

sebuah lingkungan bisnis yang kondusif, perekenomian sebuah negam dapat berjalan

sebagaimana mestinya. Dalam melakukan aktivitas sehari-harinya, entiti bisnis

semacam perusahaan swasta wmbutuhkan banyak sekali data dan informasi yang

dimiliki oleh pemerintah. Disamping itu, yang bersangkutan juga harus berinteraksi

dengan berbagai lembaga kenegaraan karena berkaitan dengan hak dan kewajiban

orgariisasinya sebagai sebuah entiti berorientasi profit. Diperlukannya relasi yang baik

antara pemerintah dengan kalangan bisnis tidak saja bertujuan untuk rriemperlancar

pam praktisi bisnis dalam menjalankan roda perusahaannya, namun lebih jauh lagi

banyak ha1 yang dapat menguntungkan pemerintah jika terjadi relasi interaksi yang

baik dan efektif dengan industri swasta. Contoh dari aplikasi e-Government berjenis

G- to-B ini adalah sebagai berikut

3. Government to Governments

Di era globalisasi ini terlibat jelas adanya kebumhan bagi negara-negara

untuk saling berkomunikasi secam lebih intens dari hari ke hari. Kebutuhan untuk

berintemksi antar satu pemerintah dengan pemerintah setiap harinya tidak hanya

berkisar pada ha1-ha1 yang berbau dlplomasi semata, namun lebih jauh lagi untuk

memperlancar kerjasama antar negara dan ke asama antar entiti-

entiti negam (masyamkat, industri, perusahaan, dan lain-lain) dalam melakukan hal-

ha1 yang berkaitan dengan administrasi perdagangan, proses-proses politik, mekanisme

hubungan social dan budaya, dan lain sebagainya.


4. € o ei’nmrnt to Em Plc vre.

Pada akhirnya, aplikasi r-é?r› v ri nmrnr juga diperuntukkan untuk meningkatkan kinerja

dan kesejahteraan para pegaw’ai negeri atau karyaw’an pemerintahan yang bekerja di

sejumlah institusi sebagai pelayan m‹isy‹ir‹ik‹il.

2JJ.2 Pengembangan E-Covernment

Pengembangan E-G‹›vernment berdasarkan 1npres No. 3 Tahun 2003 adalah

upanya untuk mengembangkan penyelenggaraaan kepemerintahan yang berbasis

(menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara

efektif dan efesien. Untuk mengembangkan sistem manajemen dan rnemanfaatkan

kernajuan teknologi informasi maka pemarintah hams segara melaksanakan proses

transformasi E-g‹›vernment.

Melalui pengembangan E-G‹›vernmenr dilakukan penataan sistem

rnanajemen dan proses kerja dilingkungan pemerintah dengan cara :

a. Mengoptimalkan pemanfaatan kernajuan teknologi informasi untuk

mengeliminasi sekat-sekat organisai dan birokrasi;

b. Mernbentuk jaringan sistem manajernen dan proses kerja yang memungkinkan

instansi-instansi pemerintah berkerja secara terpadu, untuk menyederhanakan


n
akses kesemua informasi layanan pu bli lingkungan masyarakat informasi yang

dapat secara cepat dan tepat menjawab berbagai permasal ahan yang dihadapi.
n
c. Ban yak yang hams disediakan oleh pemerintah. Ada banyak manfaat yang

dapat dirasakan oleh pemerintah yang melaksanakan proses transformasi

menuju E-Government, diantaranya adalah sebagai berikut: Memperbaiki


kualitas pelayanan pemerintah kepada para stake h‹›lder nya baik masyarakat

maupun kalangan bisnis dan industri; Meningkatkan transfaransi, Control dan

akuntabilitas penyelenggaraan pemerintah Mengurangi biaya administrasi relasi

dan interaksi. Memberiakn peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan

sumber pendapatan baru dan rnemberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain

sebagai rnetra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik

secara demokrasi.

Konsep E-G‹›vernment berkembang di atas kecendningan keinginan

masyarakat untuk dapat bebas mernilih bilarnana dan dirnana mereka ingin

berhubungan dengan pernerintahnya, serta bebas mernilih berbagai akses yang sifatnya

traditional maupun rnoderen yang rnungkin mereka berinteraksi selama 24 (dna puluh

empat) jam dan 7 (tujuh) hari dalam seminggu.

Kernajuan teknologi informasi mernang telah berubah tatanan kehidupan

berbangsa dan bernegara, merevolusi cara hidup masyarakat kian bergeser dari

masyarakat indusri kepada masyarakat yang berbasis pengatahuan. Era informasi

memberikan niang lingkup yang sangat besar untuk mengorganisasikan kegiatan

pemerintah melalui cara-cara baru yang inovatif, transfaran yang lebih baik serta

memberikan kenyamanan kepada publik dengan jalan memberikan pelayanan kepada

publik yang terintegrasi, intraktif dan imaginatif.

Berdasarkan sifat transaksi informasi dan pelayanan publik yang disediakan

oleh pemerintah melalui jaringan informasi, pengernbangan E-Gi›vernment dapat

dilaksanakan melalui 4 (empat) tingkat (Soendjojo dalam penelitian Yunus Jackson

Obeng 2005:134) yaitu:


25

a. Tingkat Pertarna (Persiapan)

1. Pernbuatan situs web sebagai media informasi dan komunikasi setiap

lembaga

2. Sosialisai situs web untuk internal dan publik.

b. Tingkat Kedua (Pematangan)

1. Pernbuatan situs web informasi publik yang bersifat interaktif

2. Pernbuatan antar keterhubungan dengan lernbaga lain

c. Tingkat Ketiga ( Pemantapan)

1. Pernbuatan situs web yang bersifat transaksi pelayanan publik;

2. Pernbuatan interoperabilitas aplikasi dan data dengan lernbaga lain.

d. Tingkat Keempat (Pemanfaatan) Perbuatan aplikasi untuk pelayanan yang

bersifat G‹›vernment t‹› G‹›vernment (G2G), G‹›vernment t‹› Be.six.s.s IG2B

),

Sedangkan menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia No 3 Tahun 2003

tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-G‹›vernment, tuntutan

perubahan no 18 Strtegi 6 melaksanakan Pengernbangan secara sistematik melalui

tahapan yang realistik dan terukur.

Setiap perubahan berpotensi menimbulkan ketidak pastian, oleh karena itu

pengembangan E-G‹›vernment perlu direncanakan dan dilaksanakan secara sistematik

rnelalu tahapan yang realistik dan sasaran yang terukur, sehingga dapat dipahami dan

diikuti semua pihak. Berdasarkan sifat transaksi informasi dan pelayanan publik yang

disediakan oleh pemerintah melalui jaringan informasi, pengembangan E-G‹›vernment

dapat dilaksanakan melalui 4 (empat) tingkatan sebagai berikut:


a. Tingkat 1 Persiapan
1. Perbuatan situs informasi disetiap lembaga;
2. Penyiapan SDM ;
3. Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya menyediakan sarana
Multipurpose community center, warnet, SME-Center, dll;
4. Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk publik

b. Tingkat 2 — Pernatangan
1. Penibahan situs informasi publik interaktif;
2. Perbuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain

c. Tingkat 3 — Pemantapan
1. Perbuatan situs transaksi pelayanan publik;
2. Perbuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain.

d. Tngkat 4 — pemanfaatan
1. Perbuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G, G2B, dan G2C
yang terintegrasi.

E.G‹›vernment yang dijalankan Diskominfo kepada Dinas Pendapatan

Provinsi Riau berdasarkan Undang-U ndang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2008

Bab lV Pasal 13 ayat 1 hunif a,b menyebutkan bahwa Untuk rnewujudkan pelayanan

cepat, tepat, dan sederhana setiap Badan Publik:

a. Menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokurnentasi; dan


b. Membuat dan mengembangkan sistem penyediaan layanan informasi
secara cepat, mudah, dan wajar sesuai dengan petunjuk teknis standar
layanan Informasi Publik yang berlaku secara nasional.

Kernudian ditindak lanjuti oleh lnstnlksi Presiden No 3 tahun 2003 tentang

kebijakan dan strategi nasional. pengernbangan E-Government merupakan “angin

segar” bagi penerapan teknologi kornunikasi dan informasi di bidang pemerintahan.

Saat ini telah banyak instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah otonom yang
berinisiatif mengembangkan pelayanan publik melalui jaringan komunikasi dan

informasi dalam bentuk situs web. N amun, implementasi rnayoritas situs web

Pemerintah Daerah Otonorn masih berada pada tingkat pertama (persiapan) dan hanya

sebagian kecil yang telah rnencapai tingkat dna (pernatangan), sedangkan tingkat tiga

(pemantapan) dan empat (pemanfaatan) belum tercapai. Artinya, implementasi E-

r‹›vernmenr di Indonesia baru pada tahap awal, sehingga banyak lembaga pemerintah

yang menyatakan dirinya sudah mengaplikasikan E-G‹›vernment, ternyata baru pada

tahap web yresem e .

2J.1.4 Strategi Pengembangan E-Government

Dalam kategori operational, beberapa hal yang mendapat perhatian dalam

pengembangan E-G‹›vernment antara lain:

a. Organisasi dan tata kerja pemerintah propinsi perlu mewadahi layanan E-


Government secara efisien dan efektif.
b. Sumber daya rnanusi a (sebagai the man behind the gun) perlu
dikembangkan keahlian dan ketrampilannya dalam mengelola teknologi
informasi dan komunikasi serta diperhatikan penghargaan (remunerasi)
dan jalur kariernya.
c. Anggaran untuk perneliharaan perangkat sama pentingnya anggaran
untuk pengembangan, maka diperlukan anggaran yang cukup untuk
secara terns-menerus rnemelihara mutu layanan E-Government, antara
lain untuk mernbuatversi baru perangkat lunak (untuk memenuhi
tuntutan kebutuhan pengguna layanan yang makin meningkat dan
mengakornodasikan adanya perubahan kebijakan), mernperbaharui data
untuk menyesuaikan kondisi yang berubah, dan rnenyesuaikan sebagian
teknologi yang dipakai untuk teknologi yang lebih baru sebagai tuntutan
persaingan antar daerah, antarbangsa.
d. Mendorong berbagai pihak untuk meningkatkan kemampuan dan
kemauan dalam pengembangan, pengelolaan, dan pernutakhiran isi
(content) data dan informasi secara berkelanjutan sehingga apa yang
diperlukan oleh pihak terkait tersedia secara real time.Strategi
pengembangan E-Government disusun dengan pendekatan perencanaan
strategic yang bersifat luwes dan dinamis.
Dengan pendekatan perencanaan strategic maka partisipasi stakeholders

(masyarakat dunia usaha dan perguruan tinggi) diperlukan untuk meningkatkan

rencana pengernbangan ini. Untuk strategi pengernbangan E-G‹›vernment dapat

dilakukan dengan cara:

a. Pembangunan infrastruktur dan akses jaringan komunikasi data yang


memadai, yaitu: pengadaan sarana-prasarana pengembangan
infrastruktur akses komunikasi data yang handal, pemberdayaan sumber
daya atau kerjasama dengan swasta/masyarakat dalam penyediaan akses
kornunikasi data yang mudah, nyaman, dan dengan biaya terjangkau.
b. Pengernbangan SDM untuk mengelola E-Government, yaitu: pelatihan
SDM dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
menunjang pengoperasian E-Government, pendidikan dan pelatihan
untuk meningkatkan profesionalitas tenaga fungsional teknologi
informasi dan komunikasi, pemberian kepastian karier dan kesejahteraan
yang memadai bagi SDM bidang teknologi informasi dan komunikasi.
c. Pengernbangan perangkat-perangkat lunak yang diperlukan, meliputi:
pemanfaatan koordinasi antara instansi dan internal instansi dalam
perbuatan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung E-
Government secara umum, pemantapan koordinasi antarinstansi dan
internal instansi dalam pernbuatan perangkat lunak unggulan, 28
pemantapan legalitas perangkat lunak, pemberdayaan atau kerjasama
dengan berbagai pihak lain. d. Pengernbangan basis data (databases) dan
basis pengetahuan (knowledge bases) pendukung E-Government, yaitu
pemantapan koordinasi antarinstansi dan internal instansi dalam
pembangunan basis data, pembangunan basis pengetahuan yang
diperlukan untuk pengoperasian dan pengembangan berkelanjutan E-
Government, pemberdayaan atau kerjasama dengan berbagai pihak
dalam pembangunan basis data dan basis pengetahuan.
d. Pengernbangan organisasi dan tata kerja yang mendukung E-
Government, yaitu: pernbentukan/penunjukan satu unit kerja atau
instansi yang bertugas mengkoordinasikan pembangunan, pemeliharaan,
pengendalian, pembentukan unit kerja (di setiap instansi) yang bertugas
mengelola E-Government, dan pernantapan koordinasi antarintansi.
e.Perbuatan aturan perundangan dan kebijakan yang diperlakukan untuk
mendukung E-Government di daerah making-masing.
f.Perneliharaan dan perawatan perangkat lunak dan keras/jaringan, yaitu:
pemeliharaan dan perawatan perangkat keras/jaringan, perangkat lunak,
pengelolaan portal internet (one-stop service websites), pemeliharaan
basis data dan basis pengetahuan.
g. Pengernbangan dan k‹xirdinasi layanan informasi yang marnpu
mendukung terwujudnya masyarakat yang kompetitif serta menarik
29

investasi ke daerah yaitu: pengembangan dan koordinasi layanan


informasi guna memenuhi kebutuhan informasi yang mainpu
mendukung terwujudnya rnasyarakat yang kompetitif, pengembangan
teknologi informasi terhadap layanan informasi yang telah terkoordinasi,
pengembangan promosi potensi investasi guna mewujudkan masyarakat
yang kompetitif serta menarik invesastasi.

2JJ. Smart Ci/y (Kota

Pintar) 2Jd.1 PengerDan

Smart City

Smart city atau secara harfiah berarti kota pintar, merupakan suatu konsep

pengembangan, penerapan, dan irnplementasi teknologi yang diterapkan disuatu daerah

sebagai sebuah interaksi yang kompleks di antara berbagai sistem yang ada di

dalarnnya (Pratarna, 2014). Tujuan dari pendekatan smart city untuk mencapai

informasi dan pengelolaan kota yang terintegrasi. lntegrasi ini dapat melalui

rnanajemen jaringan digital geografi perkotaan, sumber daya, lingkungan, ekonomi,

sosial dan lainnya. “The structure of smart city includes perception layer, network layer

and application layer, which can make the future world increasingly appreciable and

measurable, increasingly interconnection and interoperability and increasingly

intelligent”(stniktur dari smart city meliputi lapisan persepsi, lapisan j aringan dan

lapisan aplikasi , yang dapat membuat masa depan dunia semakin cukup dan terukur ,

sernakin interkoneksi dan interoperabilitas dan semakin cerdas) (Su, Li, & Fu, 2011).

2Jd.2 KarakterisDk Smart City

Ada empat dasar karakteristik dari smart city (Hao, Lei, & Yan, 2012), yaitu:

1. 1nterkoneksi antara bagian perkotaan, smart city rnenggabungkan antara

communication network, internet, sensor dan recognition untuk


30

mernbantu komunikasi antar orang, dengan dernikian interkoneksi

antara bagian perkotaan akan terwujud.

2. 1ntegrasi sistem informasi perkotaan, hal yang berkaitan dengan internet

dan ‹ l‹›ud ‹‹›myutinR i kan digunakan dalam setiap bidang bisnis dan

mengintegrasikan sistem aplikasi, data dan internet menjadi unsur-

unsur inti yang mendukung operasi perkotaan dan manajernen.

3. Manajemen perkotaan dan kerjasama layanan, interkoneksi komponen

perkotaan dan dukungan sistem aplikasi manajernen perkotaan serta

layanan dengan koordinasi sistem kritikan perkotaan dan peserta untuk

membuat menjalankan perkotaan terbaik.

2Jd.3. KarakterisDk Aplikasi Berbasis Smart City

Terdapat perbedaan aplikasi berbasis .smorr ‹ iry dengan aplikasi lainnya. Hal

ini disebabkan oleh adanya karakteristik khusus yang terdapat pada aplikasi berbasis

.smart r irv. Terdapat tujuh karakteristik utama aplikasi berbasis .smart ‹ it›• (Pratama,

2014). Berikut ke tujuh karakteristik dalam aplikasi berbasis smart ‹it j• , antara lain :

1. .Sensi6fe

Karakteristik sensible menunjukkan kemampuan perangkat lunak untuk dapat

melakukan penginderaan (sensor) terhadap lingkungan sekitar (rn ironmrnt).

Data-data yang diperoleh di lapangan melalui pengindraan ini kemudian dikirirn

secara langsung dan diolah menjadi informasi yang bermanfaat dan

dikembalikan lagi kepada pengguna maupun dibagikan ke pengguna lainnya.

Beberapa contoh di antaranya yaitu :


3I

1. Penggunakan teknologi GIS Ge‹›zroyhi‹ /n/‹› ri‹›n Svstem j pada layanan

smart city di bidang tata kelola lingkungan kota berbasis web untuk

pemetaan lokasi suatu tempat secara online, dengan memanfaatkan

koordinat X dan Y dari lokasi bersangkutan. Aplikasi tersebut mampu

melakukan sensoring terhadap lingkungan sekitar yang diterima kemudian

diolah menjadi informasi, semuanya dilakukan secara online dan real time.

2. Pemanfaatan Netw‹›rk Sens‹›r dan Circles.S Sen.S‹›r Netw‹›rk untuk

mendeteksi adanya gernpa, kebakaran, curah hujan, serangan rnusuh, dan

lain-lain. Sejumlah sensor berupa perangkat keras komputer dalam ukuran

kecil berserta aplikasi ditempatkan pada titik-titik tertentu. Sensrir ini

mernperoleh data di lapangan, untuk dikirim secara online dan real time ke

server. Dari server, data yang telah diolah menjadi informasi disajikan

kepada pengguna. Beberapa hasilnya dapat rnenjadikan pertirnbangan di

dalam pengambilan keputusan, baik secara manual maupun dengan

menggunakan sistem pengambilan keputusan. lmplementasi sensor network

dan wireless sensor network sangat tepat diterapkan pada kota yang

memerlukan .smart envir‹›nment.

3. Pemanfaatan RFID (Rodi‹› Frequent s• Identifi‹o ti‹›n ), Cl‹›ud C‹›myutinp,

Mo‹hine t‹› Mo‹hine I Internet ‹›f Th g -

C‹›nne‹ tohle memiliki arti bahwa perangkat lunak berbasis .smrr ‹ iry memiliki

kemampuan untuk rnenghubungkan informasi penginderaan (sensor) yang

ditarnpilkan oleh perangkat lunak bersangkutan ke pengguna atau khalayak


32

umum melalui jaringan kornputer. Karakteristik connectable juga dapat

diartikan sebagai kemampuan perangkat lunak untuk mudah terhubung ke

dalam suatu jaringan komputer, baik intranet, internet, maupun keduanya.

3. Accessible

Karakteristik accessible berarti bahwa aplikasi berbasis smart city ini akan

mampu rnenampilkan dan menyajikan hasil pengindraan ke dalam media online

berupa website ataupun aplikasi mobile, sehingga dapat diakses dari perangkat

apapun secara mudah melalui koneksi internet. Terdapat penyediaan hak akses

yang berbeda untuk setiap kelompok pengguna berdasarkan data dan informasi

mana saja yang berhak mereka akses.

4. Ubiquitous

Pada karakteristik ini, sebuah aplikasi yang berbasis smart city marnpu

memudahkan pengguna untuk dapat mengakses informasi yang diperlukannya

kapanpun dan dimanapun secara online dan mobile. Tanpa terhalang dengan

kondisi, lokasi, perangkat yang digunakan, asal kan terhubung ke server

layanan, pengguna dapat segera rnemperoleh informasi yang diperlukannya.

Sebagai contoh, kemudahan bagi wisatawan untuk dapat mengakses informasi

terkini dari suatu objek wisata yang belum pernah mereka kunjungi

sebelumnya. Di dalamnya terdapat peta lokasi, beberapa foto lokasi, tarif

masuk, informasi mengenai beberapa lokasi penginapan terdekat.

Sociable berarti kemampuan aplikasi yang berbasis .smart ‹ in' untuk

bersosialisasi melalui keterhubungannya ke jejaring sosial di internet.


33

Sosialisasi berupa interaksi dengan pengguna kornputer lain melalui wadah

jejaring sosial tersebut, diharapkan dapat membantu menjadikan informasi lebih

cepat tersebar dan rnakin bermanfaat.

6. Sfiorafife

Karakteristik sharable memiliki arti bahwa aplikasi berbasis smart cit y memiliki

kemampuan untuk mainpu menyaji kan objek, data dan informasi ke dalam

jaringan komputer, sehingga dapat diakses dan dibagikan ke pengguna lainnya

atau masyarakat umum. Teknologi jaringan komputer yang digunakan dalam

hal ini antara lain berupa yrrr rr› yerr (P2P) dun .so‹ rail nrrw r» k. Contohnya,

sebuah aplikasi portal online berbasis web dan mobile, yang mana konten di

dalamnya disediakan oleh pengguna. Pengguna dapat berbagi infomasi secara

langsung melalui tombol share (rnisal tornbol share pada jejaring sosial

facebook dan twitter).

7. Visibfe f Augmented

Karakteristik visible/ augmented berarti aplikasi berbasis smart cit y memiliki

kemampuan untuk menjadikan informasi dapat diakses secara langsung melalui

lokasi fisik. Sebagai contoh, sebuah aplikasi berbasis smart cit y yang

memanfaatkan teknologi augmented t eolit v untuk dijadikan sebagai v’irtual

guide bagi para wisata.

2dd.4 Dimensi Smarf City

Amerika Serikat dan Eropa merupakan negara dan benua yang menjadi

pelopor .smnrr rirv di dunia. 1BM merupakan perusahaan yang rnewadahi berdirinya

smart city, IBM membagi smart city menjadi enam jenis. Keenarn jenis pernbagian
34

smart city tersebut meliputi smart e‹‹›n‹›m j , .smorr m‹›hility, smart g‹›vernon‹e, smart

ye‹›yle , .Smart living, den smart envir‹›nment. (Pratama, 2014) yang dapat dijelaskan

dibawah ini :

Ekonomi merupakan salah satu pilar penopang daerah/kota/negara.

Pengelolaan ekonomi suatu daerah hendaknya perlu dilakukan dengan lebih baik dan

terkomputerisasi. lmplernentasi dan penilaian smart city pada bagian (dimensi) smart

economy meliputi dua hal, yakni proses inovasi (innovation) dan kemampuan daya

saing (competitives). Kedua hal tersebut berguna untuk mencapai peningkatan ekonomi

bangsa yang lebih baik dan pintar, sebab inovasi dan kemampuan daya saing

rnenipakan m‹xlal utama untuk kemajuan bangsa serta peningkatan pembangunan

sumber daya. Arah pembangunan sumber daya disuatu wilayah diwujudkan melalui

peningkatan akses, pernerataan, relevansi, dan mutu layanan sosial dasar, peningkatan

kualitas dan daya saing tenaga kerja, pengendalian jumlah dan laju perturnbuhan

penduduk serta peningkatan partisipasi masyarakat.

2. Smart Pe‹›yle

Pembangunan senantiasa mernbutuhkan modal, baik modal ekonomi

(economic capital), modal manusia (human capital) maupun modal sosial (social

capital). Smart penple dapat dikatakan sebagai tujuan utama yang harus dipenuhi dalam

rnewujudkan smart city. Pada bagian ini terdapat kriteria proses kreatifitas pada diri
35

rnanusia dan modal sosial. Berikut Criteria penilaian tersebut antara lain sebagai

berikut:

1. Adanya jenjang pendidikan formal dalam bentuk sekolah dan perguruan

tinggi yang merata kepada masyarakat dan berbasiskan lT seperti penerapan e-learning,

pemanfaatan sistem informasi sekolah/perguruan tinggi, pembelajaran dengan sarana

kornputer, penyediaan akses internet untuk sumber informasi/ bahas pembelajaran, dan

lain-lain.

2. Adanya komunitas lT dan komunitas lainnya yang berkaitan dengan

pemanfaatan teknologi informasi. 3. Adanya peranan masyarakat dalam pemanfaatan

teknologi informasi.

Smart governance merupakan bagian atau dimensi pada smart city yang

rnengkhususkan pada tata kelola pemerintahan. Adanya kerja sama antara pemerintah

dan masyarakat diharapkan dapat rnewujudkan tata kelola dan jalannya pemerintahan

yang bersih, jujur, adil, dan dernokrasi, serta kualitas dan kuantitas layanan publik yang

lebih baik. Smart governance terdiri atas tiga bagian sebagai berikut:

1. Keikutsertaan masyarakat di dalam penentuan keputusan secara


langsung maupun online.
2. Peningkatan jumlah dan kualitas layanan publik. lrnplementasi smart
city dalam hal ini memanfaatkan teknologi informasi dapat dilakukan
dengan cara penyedian sistem informasi berbasis web dan mobile untuk
pelayanan publik (perbuatan KTP, Sl M dan lain-lain), penyediaan
layanan administrasi keuangan/pembayaran yang efektif, hemat waktu,
dan otomatis (pembayaran listrik, air dan lain-lain), dan 11-4 adanya
database yang terstruktur dan tertata baik di dalam penyirnpanan data
dan informasi terkait dengan layanan publik.
3. Adanya transparansi di dalam pemerintahan, sehingga masyarakat
menjadi tahn dan cerdas.
3h

Smart m‹}hilit y merupakan bagian atau dimensi pada smart city yang

rnengkhususkan pada transportasi dan rnobilitas masyarakat. Pada smart mobility ini

terdapat proses transportasi dan mobilitas yang smart, sehingga diharapkan tercipta

layanan publik untuk transportasi dan rnobilitas yang lebih baik serta menghapus

perinasalahan umum di dalam transportasi, misalkan macet, pelanggaran lalu lintas,

polusi dan lain-lain.

Pada smart living terdapat syarat dan kriteria serta tujuan untuk proses

pengelolaan kualitas hidup dan budaya yang lebih baik dan pintar. Untuk rnewujudkan

smart living, terdapat tiga buah sub bagian yang harus dipenuhi, diataranya sebagai

berikut:

1. Fasilitas-fasilitas pendidikan yang mernadai bagi masyarakat dengan


memanfaatkan teknologi informasi seperti penyediaan sarana internet gratis
dan sehat (bebas dari konten pornografi, kekerasan, melalui sistem
filtering/proxy), CCTV yang terpasang ditempat umum dan lalu lintas untuk
menekan jumlah kriininalitas.
2. Penyediaan sarana, prasarana dan informasi terkait dengan pntensi
pariswisata daerah dengan baik dan atraktif memanfaatkan teknologi
informasi seperti adanya sistem informasi geografis untuk pemetaan lokasi
objek wisata, proses pemesanan tiket masuk dan karnar hotel secara online
dan mobile.
3. lnfrastruktur teknologi informasi yang memadai, sehingga semua fasilitas
dan layanan publik dapat berjalan dengan baik melalui bantuan
komputerisasi dan teknologi informasi seperti tersedianya Computer publik
di tempat-tempat umum, tersedianya jaringan internet yang memadai,
tersedianya tenaga lT/SDM yang kompeten.

Mengkhususkan pada bagai mana menciptakan lingkungan yang pintar.

Criteria penilaian disini mencakup proses kelangsungan dan pengelolaan sumber daya
37

yang lebih baik. Untuk rnewujudkan smart environment perlu adanya beragam terapan

aplikasi dan Computer dalam bentuk sensor network dan wireless sensor network,

jaringan Computer, kecerdasan buatan, database sistem, mobile computing, sistem

operasi, paralel computing, recognition(face recognition, image recognition), image

processing, intellegence transport system, dan beragam teknologi lainnya yang terkait

dengan pengelolaan lingkungan hidup dan rnanusia itu sendiri. Pada penelitian ini

peneliti menggunakan dirnensi smart enviroment sebagai objek pembahasan serta

kajian teoritis dalam mendukung analisa.

2J A Aplikasi SIKOLINC (Sistem Informasi Dokumen Lingkungan)

Aplikasi menurut Dhanta dikutip dari Sanjaya (2015) adalah sofiware yang

dibuat oleh suatu perusahaan Computer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu,

inisalnya Microsofi Word, Microsofi Excel. Aplikasi berasal dari kata application yang

artinya penerapan lamaran penggunaan. Menurut Jogiyanto dikuip oleh Rarnzi ( 2013)

aplikasi merupakan penerapan, menyimpan sesuatu hal, data, perinasalahan, pekerjaan

kedalarn suatu sarana atau media yang dapat digunakan untuk menerapkan atau

rnengmplementasikan hal atau permasalahan yang ada sehingga berubah menjadi suat u

bentuk yang baru tanpa menghilangkan nilai-nilai dasar dari hal data, permasalahan,

dan pekerjaan itu sendiri.

Jadi aplikasi merupakan sebuah transformasi dari sebuah permasalahan atau

pekerjaan berupa hal yang sulit difahami menjadi lebih sederhana, mudah dan dapat

dirnengerti oleh pengguna. Sehingga dengan adanya aplikasi, sebuah permasalahan

akan terbantu lebih cepat dan tepat. Aplikasi Sikoling Dinas Lingkungan Hidup dan
Kebersihan Kabupaten Sidoarjo merupakan aplikasi yang menjadi salah satu intrurnen

guna Mewujudkan Kabupaten Sidoarjo Yang lnovatif, Mandiri, Sejahtera dan

Berkelanjutan, DLHK membuka layanan kepada masyarakat benipa permohonan

terkait dokumen lingkungan secara online (SlKOLI NG).

2d Dasar Hukum

I . UU Nomor 25 Tahun 2009 tetang Pelayanan Publik

2. UU Nomor 32 tahun 2009 tersebut mewajibkan perusahaan menyusun dokumen

lingkungan hidup

3. lntruksi Presiden No. 3 Tahun 2013 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan E-Gox’erment

4. Peinkab Sidoarjo juga telah mengeluarkan Perbup tentang 1zin Lingkungan.

Dalam Perbup nomor 19 tahun 2013 tersebut tersurat bahwa beberapa kegiatan

usaha wajib dilengkapi dengan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan) dan UKL- UPL, serta wajib memiliki ijin lingkungan.

2.4. Alur kerangka konseptual


Dalam melaksanakan penelitian yang berjudul penerapan sman

environment melalui aplikasi sikoling di bupaten Sidoarjo pada Dinas

Lingkungan Hidup dan Kebersihan peneliti dengan menyusun kerangka

konseptual yang dijadikan pedoman untuk melakukan penelitian. dapat dilihat

pada gambar 2.2. di bawah ini yaitu menggunakan teori Pelayanan Publik oleh

A.S Moenir (2002) Pengembangan E-Gov’ernrnent oleh soendjojo (2005)

Persiapan, Pematangan, Pemantapan, Pemanfaatan dan teori Smart City oleh


39

Pratama (2004) dan teori Smart E-nvironment oleh Pratama (2fD4)

menggunakan dasar hokum UU Nomor 25 tahun 2009, UU Nomor 32 tahun 2009,

lnstnksi Presides No. 03 Tahun 2013, Perbup Sidoarjo No.19 Tahun 2013.

Gambar 2d
Kerangka Berfikir

Pelayanan Publik oleh A.S Moenir


(2(02) i. UU Nomor 25 iahun 2039
2. Pengetnbangan 2. UU Nomor 32 iahun 2009
Insiriksi Presiden No. 03 Tahun
2013
oleh snendjojo (2(D5)
4. Perbup Sidoarjo No.19 Tahun 2013
3.

4.

Dlmensl Pengembangan E-Government (Soendjojo, 2(DS)


Persiapan
Pematangan

4.Pemanfaatan

Penerapan Smart environment metaiui aplikasi Sikoling di DLHK.


(Studi di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kab. Sidoarjo)
bab 2 citra
ORIGINALITY REPORT

18 %
SIMILARITY INDEX
17%
INTERNET SOURCES
12%
PUBLICATIONS
11%
STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

repository.uin-suska.ac.id
1 Internet Source 4%
es.scribd.com
2
Internet Source 3%
digilib.unila.ac.id
3
Internet Source 3%
media.neliti.com
4
Internet Source 2%
repository.bsi.ac.id
5
Internet Source 2%
text-id.123dok.com
6
Internet Source 2%
ejournal.poltektegal.ac.id
7
Internet Source 2%

Exclude quotes On Exclude matches < 15 words


Exclude bibliography On

Anda mungkin juga menyukai