Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan menganut asas

desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, berarti memberikan

ruang demokrasi pada masyarakat yang ada di daerah. Dalam hal ini rakyat

membentuk organisasi pemerintahannya sendiri selaras dengan kondisi daerah

yang ada. Keputusan atau hal yang dilakukan ataupun tidak dilakukan yang telah

dipilih masih dalam koridor Peraturan Perundang-Undangan Negara dan pastinya

sesuai kewenangan apa yang diserahkan oleh pusat. Berdasarkan Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 yang telah disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor

9 Tahun 2015 Tentang Pemerintah Daerah khusunya pasal 1 ayat 5 membuktikan

semakin menguatkannya posisi daerah dalam upaya meningkatkan kemampuan

disegala bidang, karena semua yang menyangkut kemajuan daerah diserahkan

pengelolaan sepenuhnya kepada daerah, terutama kabupaten dan kota sebagai titik

berat otonomi daerah (Kambo, 2015).

Penguatan otorisasi pemerintah daerah melalui kebijakan otonomi ini

menghasilkan kemajuan dibidang demokrasi lokal dengan menerapkan sistem

keterbukaan informasi dan pemberian pelayanan kepada masyarakat. Tujuan dari

desentralisasi dan otonomi daerah adalah mendekatkan pemerintah kepada publik

yang dilayani hingga pada tatanan pemerintah desa. Pelaksanaan pemerintahan

desa tidak dapat terpisahkan dari namanya penyelenggaraan otonomi.

1
2

Pemerintahan desa merupakan dasar utama startegis penyelenggaraan

pemerintahan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat serta dalam

mewujudkan program yang ada dapat berhasil. Usaha untuk mendukungnya

adalah langkah strategik mewujudkan kesejahteraan masyarakat (Muslim, 2014).

Pelaksanaan kebijakan pemerintah berupa Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 Tentang Desa yang menyangkut penyelenggaraan pemerintahan

disusun dengan berbagai macam ketentuan guna meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dan dapat menciptakan sistem pemerintahan yang baik (good

governance). Penyelenggaraan pemerintah desa, tidak bisa lepas dari perangkat

desa yang mempunyai peran dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik

berupa pelayanan publik, pembangunan, perlindungan yang dapat dipertanggung

jawabkan semua pihak, transparan dalam penganggaran, perencanaan yang

dilandasi dengan musyawarah, serta merasakan hasil yang bermanfaat. Hal

tersebut menguatkan posisi perangkat desa yang sangat penting dalam membantu

tugas dan kewenangan Kepala Desa.

Mengingat begitu urgensi maka perangkat desa menjadi kata kunci dalam

penyelenggaraan pemerintah desa, karena itu pengadaan personil perangkatnya

perlu dilakukan seleksi yang ketat untuk memperoleh SDM berkualitas. Kegiatan

yang harus dilakukan pertama adalah rekrutmen. Kenyataan mengenai rekrutmen

sangat menarik untuk dicermati. Kita tahu dan menyadari bahwa sistem rekrutmen

yang diterapkan setiap organisasi baik publik maupun privat berbeda satu sama

lain. Rekrutmen merupakan proses menemukan seseorang untuk dipekerjakan.


3

Hakikatnya proses ini dimulai ketika para pelamar dicari dan berakhir penyerahan

berkas lamaran (Sutrsino, 2009 :45).

Idealnya setelah proses rekrutmen, dilakukan seleksi. Seleksi adalah

kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau ditolak

baik di suatu instansi atau perusahaan. Rekrutmen dan seleksi akan berjalan

efektif sebagaimana yang diharapkan yakni memperoleh aparatur yang berkualitas

sesuai perencanaan SDM dan ANJAB (Analisis Jabatan). Rekrutmen dan seleksi

beriringan karena sebenarnya kedua kegiatan tersebut adalah proses yang berjalan

dalam suatu siklus.

Sebagaimana fenomena yang terjadi di Sumenep-Madura-Jawa Timur

dalam pola rekrutmen perangkat desa perlu perbaikan secara profesional melihat

masih ada stigma negatif, seperti balas jasa politik serta belum adanya payung

hukum untuk menentukan sistem rekrutmen bagaimana yang baik untuk

dilakukan. Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) aparatur desa yang

di bawah rata-rata mengakibatkan tidak sedikit terjerat hukum

(koranmadura.com).

Berbeda yang terjadi di Sumenep-Madura, proses perekrutan dan

penjaringan perangkat desa di Desa Tiremenggal Kecamatan Dukun Kabupaten

Gresik melakukan pada bulan Februari 2018 lalu, dengan tes ujian secara tertulis

sesuai dengan Perbub Gresik. Kenyatannya masih belum berjalan baik

dikarenakan dari sisi keterbukaan dalam proses ujian tes tulis serta proses

penilaian skor akhir peserta ujian hingga ditetapkan peserta yang lolos belum

transparan (Faturahman, 2018).


4

Berbeda dengan daerah tersebut diatas, Kabupaten Sidoarjo dalam

melakukan seleksi calon perangkat desa memilih menggunakan sistem dalam

jaringan (daring) atau online guna menyeleksi perangkat desa untuk ditempatkan

diseluruh desa di Kabupaten Sidoarjo. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,

Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak serta Keluarga Berencana

(DPMDP3AKB) terus mematangkan sistem tersebut. Seleksi secara daring diatur

dalam Peraturan Bupati Nomor 55 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengangkatan

dan Pemberhentian Perangkat Desa. Mekanisme seleksi termasuk materi tesnya

berkoordinasi dengan pemerintahan desa terkait, pendaftarannya tetap manual

dimasing-masing desa, pelaksanaan tes bertempat di Badan Kepegawaian

Nasional (BKN) secara online. Tes tidak dilakukan serentak, tergantung

koordinasi antara kecamatan dengan pihak pemerintah desa masing-masing.

Kepala desa juga menjadi ketua panitia seleksi, yang diharapkan dapat

memberikan informasi terkait perekrutan, agar diperoleh calon perangkat desa

yang berkompeten. Data keseluruhan 2017 lalu, yang akan berebut posisi

perangkat desa se-Kabupaten Sidoarjo di 322 desa terdapat 950 calon perangkat

desa (Kepala DPMDP3KB, Ali Imron).

Berdasarkan observasi awal di lapangan, didapatkan data yang

menunjukkan bahwa Kecamatan Tulangan tidak melakukannya di BKN, akan

tetapi di desa masing-masing. Pemerintah Kecamatan percaya jika kepala desa

dan perangkatnya yang ada di setiap desanya, dirasa mampu untuk melakukan

kegiatan tersebut tanpa membutuhkan pihak ketiga yang ditunjuk oleh


5

DPMDP3AKB. Lain sisi guna meminimalisir waktu yang digunakan untuk

perjalanan. Berikut datanya:

Tabel 1.1.1
Data tempat pelaksanaan seleksi perangkat desa Kabupaten Sidoarjo
NO. KECAMATAN TEMPAT TES
1 Krembung BKN
2 Tarik UNESA
3 Balongbendo UNESA
4 Krian BKN
5 Prambon UNESA
6 Wonoayu UNESA
7 Tulangan DESA masing-masing
8 Taman BKN
9 Sukodono BKN
10 Waru BKN
11 Sedati UNESA
12 Gedangan BKN
13 Buduran UNESA
14 Sidoarjo UNESA
15 Candi UNESA
16 Tanggulangin UNESA
17 Porong BKN
18 Jabon BKN

Sumber: Kepala Bidang Pemerintah Desa di DPMDP3AKB, 2017

Berdasarkan tabel diatas, mengenai tempat pelaksanaan seleksi perangkat desa

maka dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan seleksi perangkat desa di

Sidoarjo seluruh Kecamatan melakukan di BKN. Namun hanya Kecamatan

Tulangan yang melakukan di desa masing-masing.

Seorang mantan panitia rekrutmen juga mengungkapkan bahwa rekrutmen

dan seleksi perangkat desa di Kecamatan Tulangan salah satunya Desa

Kepadangan tidak melakukannya di BKN, akan tetapi di Aula Balai Desa

Kepadangan. Selain itu, dari hasil observasi peneliti ditemukan bahwa ada
6

pengunduran pelaksanaan seleksi perangkat desa di Desa Kepadangan. Panitia

dibentuk berdasarkan hasil musyawarah desa, yang terdiri dari aparatur Desa

Kepadangan, Kecamatan dan masyarakat. Berikut data panitia rekrutmen dan

seleksi perangkat desa :

Tabel 1.1.2
Data panitia rekrutmen dan seleksi perangkat desa di Desa Kepadangan

NO. NAMA SEKSI KETERANGAN


1. M. Yosin S.Pd Ketua Pelaksana Unsur BPD
2. Maskur Akhmadi Sekretaris LPMD
3. Riyatno Bendahara KASI Pemerintahan Desa
Kepadangan
4. Kecik Subiyanto Anggota Lembaga Masyarakat
5. Kasturi Anggota LPMD
6. Sugeng Pamudji Anggota RW
7. Bambang Sutikno Anggota RT
Sumber : KASI Pemerintahan Desa Kepadangan, 2017

Dari data tersebut, dapat terlihat bahwa semua panitia adalah perangkat desa,

unsur BPD serta tokoh masyarakat. Sedangkan pihak Kecamatan dan Kepala Desa

hanya sebagai pengawas dan konsultan. Mengenai jabatan yang dibutuhkan ada

dua, yakni sekretaris desa dan kepala kewilayahan. Berikut datanya:

Tabel 1.1.3
Data jumlah peserta calon perangkat desa di Desa Kepadangan

NO. JENIS JABATAN JUMLAH KET


1. Sekretaris Desa 16 orang Desa Kepadangan
2. Pelaksana Kewilayahan 10 orang Desa Kepadangan
Sumber: KASI Pemerintahan Desa Kepadangan, 2017

Berdasarkan data calon-calon yang terdaftar di Desa Kepadangan tersebut, semua

memenuhi syarat administrasi yang ditentukan, dengan kata lain dapat melewati

proses rekrutmen, antara lain: (1) foto copy KTP, (2) legalisir ijazah SD-SMA

(perguruan tinggi jika ada), (3) surat keterangan sehat, (4) SKCK, (5) tanda bukti
7

tidak pernah terlibat jalur hukum. Persyaratan tersebut terpenuhi oleh semua calon

sehingga dapat mengikuti seleksi/tes dengan sistem dalam jaringan atau online.

Untuk sarana dan prasarana seleksi panitia atau pihak Desa Kepadangan hanya

menyediakan tempat dan konsumsi.

Sehari setelah seleksi atau tes tepatnya pada hari Rabu, tanggal 10 Mei

2017 puluhan calon perangkat desa dari 10 desa se-Kecamatan Tulangan

mengadukan indikasi kecurangan rekrutmen perangkat desa. Mereka

mengungkapkan bahwa terdapat indikasi kecurangan yang mana hasil tes dan

ketidak konsistenan panitia dalam menjalankan tatib (Tata Tertib). Pertama,

beberapa peserta bisa mengakses internet selain soal yang harus dikerjakan saat

ujian berlangsung. Yang kedua, mengenai transparansi nilai dimana panitia hanya

mengumumkan via spiker tanpa menempelkan hasil nilai secara terbuka. Dengan

begitu, berarti panitia melanggar tentang Informasi Publik (kabarsidoarjo.com).

Fenomena di lapangan yang ditemukan di Desa Kepadangan tersebut,

masih menunjukkan banyak permasalahan terkait rekrutmen dan seleksi perangkat

desa, yakni sebagai berikut: (1) ada perbedaan tersendiri mengenai tempat

pelaksanaan seleksi, (2) adanya pengunduran jadwal pelaksanaan seleksi, serta (3)

sarana dan prasarana yang belum memadai. Berdasarkan permasalahan yang

terjadi, maka dari itu peneliti ingin mengetahui bagaimana pola rekrutmen dan

seleksi perangkat desa di Kabupaten Sidoarjo khususnya Desa Kepadangan

Kec. Tulangan.
8

1.2 Rumusan Masalah

Dengan latar belakang masalah tersebut di atas, perlu diidentifikasi

permasalahan secara garis besar yang selanjutnya menjadi acuan penelitian ini,

sehingga demikian rumusan masalah yang ada yaitu :

1. Bagaimana implementasi rekrutmen dan seleksi perangkat desa di

Kabupaten Sidoarjo?

2. Bagaimana pola rekrutmen dan seleksi perangkat desa di Desa

Kepadangan Kecamatan Tulangan-Sidoarjo?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi rekrutmen

dan seleksi perangkat desa di Kabupaten Sidoarjo?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis dan mendeskripsikan implementasi rekrutmen dan

seleksi perangkat desa di Kabupaten Sidoarjo.

2. Untuk menganalisis dan mendeskripsikan pola rekrutmen dan seleksi

perangkat desa di Desa Kepadangan Kecamatan Tulangan-Sidoarjo.

3. Untuk menganalisis dan mendeskripsikan faktor pendukung dan

penghambat implementasi rekrutmen dan seleksi perangkat desa di

Kabupaten Sidoarjo.
9

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut :

1.4.1 Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memperkaya khazanah

Ilmu Administrasi Publik khususnya dalam kajian tentang MSDM sektor publik.

1.4.2 Secara Praktis

Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan manfaat lain, yaitu

sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Desa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam

mengembangkan tata pemerintahan desa terkait kebijakan pemerintah

khususnya rekrutmen dan seleksi perangkat desa.

2. Bagi Akademisi

Besar harapan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber referensi dan

menambah khazanah pengetahuan dan pemahaman bagi mahasiswa.

3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan bagi

pembaca pada umumnya agar dapat mengetahui lebih banyak lagi tentang

rekrutmen dan seleksi calon perangkat desa.

Anda mungkin juga menyukai