Anda di halaman 1dari 109

Perpustakaan Unika

PERANAN KOMUNIKASI DALAM MENYELESAIKAN


KONFLIK PADA HUBUNGAN PERSAHABATAN SISWA SMA
SEDES SAPIENTIAE

SKRIPSI

REZA MAHENDRA HADIPRANOTO


08.40.0004

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2012

Perpustakaan Unika

PERANAN KOMUNIKASI DALAM MENYELESAIKAN


KONFLIK PADA HUBUNGAN PERSAHABATAN SISWA SMA
SEDES SAPIENTIAE

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi


Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna
Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi

REZA MAHENDRA HADIPRANOTO


08.40.0004

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2012

Perpustakaan Unika

HALAMAN PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi


Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
dan Diterima untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna
Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi

Pada Tanggal
---------------------------------------------

Mengesahkan
Fakultas Psikologi
Universitas Katolik Soegijapranata
Dekan,

(Dr. Kristiana Haryanti, M.Si.)

Dewan Penguji

1.

Drs. Sumbodo Prabowo, M.Si.

(............................................)

2.

Drs. Pius Heru Priyanto, M.Si.

(............................................)

3.

Drs. D.P. Budi Susetyo, M.Si.

(............................................)

ii

Perpustakaan Unika

Kupersembahkan dengan segenap hati untuk:


- Almamater Unika Soegijapranata dan
Kawan seperjuangan
- Diriku sendiri dan untuk calon ibu anakanakku kelak
- Ke tiga orang tuaku, dan ke dua adikku

HENSHIN....

iii

Perpustakaan Unika

MOTTO

Cinta itu seperti DOWNLOAD FILE berSIZE 4Giga

dengan TRANSFER RATE 12KB/s, TIME LEFT nya lama


dan menjemukan, terkadang DOWNLOAD cinta kita
bisa FAILED, namun jika DOWNLOAD COMPLETE, SAVE
baik-baik, jangan sampai ter DELETE dari
HARDISK hatimu
Intinya: janganlah sia-siakan cinta yang telah kau kejar dengan mati-matian
(Reza Mahendra/ Orang Biasa)

People doesn't need Time Machine to back to


the past. People Memories are that Time
Machine
(Sakurai Yuuto/ Kamen Rider Zeronos)

A dream, it's the same as a curse. To remove


the curse, you have to make your dream come
true. But, a person who can't reach the goal is
a person who is always cursed
(Naoya Kaido/ Snake Orphnoch)

Eighty percent of a man's job is making


decisions
(Narumi Soukichi/ Kamen Rider Skull)

iv

Perpustakaan Unika

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. yang
telah

melimpahkan

menyelesaikan

rahmat

skripsi

dan

yang

karunia-Nya

berjudul

sehingga

Pengaruh

penulis

Komunikasi

dapat
Dalam

Menyelesaikan Konflik Pada Hubungan Persahabatan Siswa Sedes Sapientiae.


Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1.

Bapak Drs. Sumbodo Prabowo, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah
berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing penulis
dengan sangat sabar dalam menyusun skripsi ini.

2.

Pihak Perpustakaan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang dan juga


Perpustakaan

Fakultas

Psikologi

Universitas

Katolik

Soegijapranata

Semarang.
3.

Siswa SMA Sedes Sapientiae Semarang yang telah berkenan memberikan


waktu untuk menggali data wawancara yang penulis butuhkan demi
kelancaran skripsi ini.

4.

Keluarga besar penulis termasuk ayah dan ibu, dan kedua adik penulis yang
masih dalam masa lucu-lucu nya, terima kasih atas dukungan dan segala
bentuk kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis.

Perpustakaan Unika

5.

Saingan terbesar dan juga belahan jiwa penulis, Vinisia Permana Santi
terimakasih karena telah memberikan semangat dan dorongan saat penulis
kehilangan arah. Tanpa kelulusannya penulis tak akan sesemangat ini dalam
menulis skripsi.

6.

Teman-teman Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Semarang Angkatan


2008 kelas A, terima kasih telah menjadi keluarga yang sangat luar biasa bagi
penulis.

7.

Terimakasih saya ucapkan untuk laptop yang senantiasa menemani penulis


dalam proses pembuatan, mencari bahan, dan menambah semangat dengan
alunan musik yang keluar dari speaker tuanya, tak lupa untuk diri penulis
sendiri, yang dengan semangat yang tertatih mampu menyelesaikan karya
tulis ini.
Akhir kata, penulis menyadari atas keterbatasan yang dimiliki tidak

terlepas dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan
dari berbagai pihak untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Semarang,

25 Mei 2012

Penulis

vi

Perpustakaan Unika

PERANAN KOMUNIKASI DALAM MENYELESAIKAN


KONFLIK PADA HUBUNGAN PERSAHABATAN SISWA SMA
SEDES SAPIENTIAE
Reza Mahendra Hadipranoto
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa yang menyebabkan konflik dalam
persahabatan remaja dan sebagai solusinya, komunikasi apa yang digunakan
ketika mengalami konflik dalam persahabatan dan, serta penerapan dari solusi
tersebut. Subyek dari penelitian adalah 3 (tiga) orang siswa remaja SMA Sedes
Sapientiae usia 16-18 tahun, dan pernah mengalami konflik dalam hubungan
persahabatan.Konflik pada persahabatan dikategorikan ke dalam konflik dingin
(cold conflict) dengan 5 tahapan resolusi konflik berdasarkan (Lawson &
Shen:1998); dan konflik panas (hot conflict), yang biasanya menandakan pola
komunikasi dalam kemunduran suatu hubungan (Devito, 1997: 254-255).
Penyelesaian konflik diuraikan lima orientasi yang bisa ditempuh individu dalam
melakukan penyelesaian konfliknya (Blake,et.al, 1964). Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dan observasi
ini, peneliti menggunakan observasi non partisipan untuk mengamati penampilan
dan perilaku subyek yang meliputi ciri fisik, sifat, penampilan dan pembawaan
juga perilaku ketika wawancara dan mengamati hubungan subjek dengan
lingkungan persahabatannya,Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik yang
muncul adalah jenis konflik antar pribadi dengan wujud konkrit konflik dingin.
Penyebab konflik paling utama pada ketiga subjek adalah masing-masing individu
mempunyai kepercayaan atau cara berfikir sendiri tentang suatu hubungan dan
tercipta perbedaan pengertian dan kepercayaan tentang hubungan akan
mempengaruhi hubungan tersebut, sehingga alasan untuk membina hubungan
baik akhirnya jadi luntur. Penyelesaian konflik pada subyek 1 dilakukan dengan
cara menghindar, menjauhi kontak fisik, menunggu konflik untuk reda dengan
sendirinya, baru kemudian masuk kembali ke dalam lingkungan pertemanannya.
Subyek 2 cenderung memulai menyelesaikan masalah, dan jika ia terbukti
bersalah maka subyek tidak segan meminta maaf. Sementara Subyek 3
menghadirkan pihak ke tiga sebagai penengah.
Kata kunci

: manfaat komunikasi, resolusi konflik, remaja

vii

Perpustakaan Unika

DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Pengesahan.........................................................................................ii
Halaman Persembahan......................................................................................iii
Halaman Motto.................................................................................................iv
Halaman Ucapan Terima Kasih.........................................................................v
Halaman Abstraksi...........................................................................................vii
Daftar Isi..........................................................................................................viii
Daftar Lampiran................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Tujuan Penelitian ............................................................................... 10
C. Manfaat Penelitian..............................................................................10
1. Manfaat Teoritis............................................................................10
2. Manfaat Praktis.............................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 11
A. Persahabatan Pada Remaja ................................................................ 11
B. Konflik ................................................................................................18
C. Konflik Persahabatan ......................................................................... 22
D. Penyelesaian Konflik...........................................................................24
E. Komunikasi..........................................................................................28
F. Komunikasi Sebagai Solusi Konflik....................................................35
G. Dinamika Psikologi..............................................................................38
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. .43
A. Metode yang Digunakan......................................................................43
B. Tema yang Perlu Diungkap dalam Penelitian......................................44

viii

Perpustakaan Unika

C. Subyek Penelitian........................................................... ................... ...45


D. Metode Pengumpulan Data...................................................................45
E.

Keabsahan Penelitian..................................................................... ... ...48

F. Analisis Data.........................................................................................49
BAB IV HASIL PENELITIAN..........................................................................51
A. Identitas Subjek 1...................................................................................51
B. Hasil Observasi Subjek 1........................................................................51
C. Hasil Wawancara Subjek 1.....................................................................52
D. Tema yang Muncul dan Intensitasnya....................................................53
E. Dinamika Tema.......................................................................................54
F. Analisis Kasus.........................................................................................55
G. Skema Resolusi Konflik Subjek 1..........................................................57
H. Identitas subjek 2....................................................................................58
I.

Hasil Observasi Subjek 2........................................................................58

J.

Hasil Wawancara Subjek 2.....................................................................59

K. Tema yang Muncul dan Intensitasnya....................................................60


L. Dinamika Tema.......................................................................................60
M. Analisis Kasus........................................................................................61
N. Skema Resolusi Konflik Subjek 2..........................................................63
O. Identitas Subjek 3...................................................................................64
P. Hasil Observasi Subjek 3.........................................................................64
Q. Hasil Wawancara Subjek 3.......................................................................64
R. Tema yang Muncul dan Intensitasnya......................................................65
S. Dinamika Tema........................................................................................66
T. Analisis Kasus..........................................................................................68
U. Skema Resolusi Konflik Subjek 2...........................................................69

ix

Perpustakaan Unika

BAB V PEMBAHASAN MASALAH................................................................70


A. Pembahasan.............................................................................................70
B. Tema yang Muncul dan Intensitasnya.....................................................73
C. Dinamika Tema dan Matriks...................................................................75
D. Bagan Proses Penyelesaian Konflik Siswa Sedes Sapientiae..................76
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................77
A. Kesimpulan..............................................................................................77
B. Saran........................................................................................................79
Daftar Pustaka.................. ............................................................................... .....81
Lampiran................................................................................................................84

Perpustakaan Unika

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat melepaskan diri dari
jalinan relasi social, dimana manusia selalu akan mengadakan kontak
social yaitu selalu berhubungan dengan orang lain. Bahkan sebagian
besar dari waktu kita digunakan untuk berkomunikasi. Mengingat
kuantitas komunikasi yang dilakukan dibandingkan dengan kegiatan
lainnya, maka dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan salah
satu hal yang penting bagi manusia, dengan kata lain kualitas hidup
manusia juga ditentukan oleh pola komunikasi yang dilakukannya.
Suatu jalinan dapat menentukan harmonisasi (Rakhmat, 1996:vii).
Tidak ada suatu yang lebih penting bagi sebagian besar orang
selain berinteraksi dengan orang lain. Begitu pentingnya interaksi ini
sehingga apabila tidak dilakukan dalam jangka waktu lama, akan
menimbulkan depresi, kurang percaya diri dan kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan dasar bagi kehidupan sehari-hari. Beberapa
alasan umum tentang mengapa seseorang menjalin hubungan yaitu :
mengurangi kesepian yang muncul ketika kebutuhan interaksi akrab
tidak terpenuhi, menguatkan dorongan karena semua manusia
membutuhkan dorongan semangat dan salah satu cara terbaik untuk
mendapatkannya adalah dengan interaksi antar manusia, memperoleh
1

Perpustakaan Unika

pengetahuan tentang diri sendiri karena melalui interaksi seseorang


akan melihat dirinya seperti orang lain melihatnya, memaksimalkan
kesenangan dan meminimalkan rasa sakit dengan cara melalui berbagi
rasa dengan orang lain (Devito, 1997:245-246).
Individu berhubungan dengan individu lain karena mengharapkan
sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya. Setiap individu secara
sukarela masuk dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama
hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan
biaya (Rakhmat, 1996:121). Lebih spesifik lagi, suatu hubungan
kemungkinan besar akan dipelihara ketika dianggap menguntungkan.
Hubungan berkembang sejalan dengan waktu dan individu yang
terlibat dalam suatu hubungan berusaha saling mengenal sehingga
dapat melakukan proses penyesuaian tehadap perbedaan masing masing. Apabila penyesuaian berhasil hubungan akan berjalan lancar,
bertambah dekat dan akrab. Namun apabila penyesuaian tersebut tidak
berjalan dengan baik, akan terjadi suatu kemunduran dalam hubungan
itu. Hubungan mungkin dapat tumbuh dan maju, menjadi kuat dan
lebih bermakna, tetapi mungkin juga dapat menyusut dan mundur.
Kemunduran hubungan terjadi apabila mulai muncul ketidakpuasan
dan konflik diantara anggota hubungan tersebut, begitu juga dalam
hubungan persahabatan (Devito, 1997:216). Persahabatan adalah salah
satu hubungan yang paling penting dalam pembentukkan hidup kita.
Melalui persahabatan, orang mendapatkan kepercayaan, kasih sayang,
penerimaan dan dukungan. Hubungan yang paling penting di luar

Perpustakaan Unika

keluarga adalah hubungan yang kita bangun dengan teman- teman kita
yaitu hubungan persahabatan.
Persahabatan diperoleh setelah melalui tahap perkenalan. Seorang
sahabat merupakan orang yang mempunyai kedudukan tertentu dalam
hubungan antarpribadi. Menempatkan seseorang menjadi sahabat
karena telah mengenal dia dengan baik, selain itu juga telah menaruh
percaya dan harapan kepada pihak ke 2 sebagai seseorang yang
mempunyai perhatian (Liliweri,1997:58). Persahabatan sangat penting
bagi remaja karena untuk membantu memudahkan transisi dari masa
kanak-kanak

sampai

dewasa.

Hal

tersebut

juga

merupakan

kesempatan untuk memperoleh pengalaman, yang akan membantu


proses pengembangan identitas diri dan meningkatkan kemampuan
untuk bersosialisasi, dan keterampilan komunikasi pengelolaan
konflik.
Hubungan persahabatan yang baik adalah pesahabatan yang
membina well-being anggotanya. Well-Being, yang dimaksudkan
disini adalah in turn, kondisi fisik dan mental yang baik setiap anggota
dimana mereka mampu berusaha dan mencapai tujuan individu dan
tujuan bersama (Millon, Lerner, Weiner, 2003: 449). Lebih lanjut,
Millon, Lerner, Weiner (2003: 449) menyatakan bahwa dalam sebuah
persahabatan yang berkualitas, para anggotanya saling mempercayai,
saling merasa aman, dan mendapatkan kepuasan dengan memberikan
perhatian kepada satu sama lain. Mereka memahami, membenarkan,
dan saling memperhatikan. Mereka menjaga kebutuhan satu sama lain

Perpustakaan Unika

(Clark, Mills, & Powell, 1986), membantu satu sama lain (Clark,
Ouellette, Powell, & Milberg, 1987), dan merasa puas karena telah
memberikan bantuan (Williamson & Clark, 1989, 1992). Mereka
merasa tidak enak hati jika gagal memberikan bantuan (Williamson,
Pegalis, Behan, & Clark, 1996). Mereka memberikan tanggapan
terhadap kesulitan bahkan kemarahan sahabatnya dengan memberikan
bantuan dan dukungan Finkel & Campbell, 2001; Rusbult, Verette,
Whitney, Slovik, & Lipkus, 1991) dan saling mencari jika
membutuhkan bantuan (Simpson, Rholes, & Nelligan, 1992).
Remaja

adalah

usia

dimana

individu

berintegrasi

dengan

masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah


tingkat orang yang lebih tua, melainkan berada pada tingkatan yang
sama. Masa remaja secara umum dapat dibagi menjadi dua fase yaitu:
remaja awal (antara usia 13-15 tahun) dan remaja akhir (antara usia
16-18 tahun) (Hurlock,1997:206).
Dalam memilih teman, remaja menginginkan teman yang
mempunyai minat dan nilai-nilai pemikiran yang sama, yang dapat
mengerti dan membuatnya merasa aman, dan yang kepadanya ia dapat
mempercayakan masalah-masalah dan membahas hal-hal yang tidak
dapat dibicarakan dengan orangtua maupun guru (Hurlock,1997:215).
Havighurst (Makmun, 2009) mengatakan, pada masa SMA
sembilan tugas perkembangan yang harus dijalani adalah: (1)
Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, (2) Mencapai kematangan dalam hubungan teman

Perpustakaan Unika

sebaya, serta kematangan dalam perannya sebagai pria dan wanita,


(3) Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat, (4)
Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan kesenian sesuai
dengan program kurikulum, persiapan karir dan melanjutkan
pendidikan tinggi serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang
lebih luas, (5) Mencapai kematangan dalam pilihan karir, (6)
Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri
secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi, (7) Mencapai
kematangan gambaran dan sikap tentang berkehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, (8) Mengembangkan
kemampuan komunikasi sosial dan intelektual serta apresiasi seni, (9)
Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai.
Stabilitas hubungan dan kualitas hubungan adalah hal yang
sepertinya logis, tapi tidak bisa dijadikan dasar untuk hubungan yang
baik. Banyak hubungan yang stabil adalah hubungan yang tidak
bahagia,

sebagaimana

dinyatakan

oleh

para

pakar

teori

interdependensi (Kelley & Thibaut, 1978; Rusbult, Arriaga, & Agnew,


2001; Rusbult & Van Lange, 1996). Mereka menyatakan bahwa
kepuasan hanya merupakan satu determinan komitmen untuk tetap
dalam hubungan. Determinan stabilitas lain bisa menjaga seseorang
dalam suatu hubungan meski tidak bahagia dengan hubungan tersebut
(Millon, Lerner, Weiner, 2003: 448)
Kasus konflik yang terjadi, disebabkan oleh karena kurangnya
komunikasi dengan baik sebagai contoh konflik antar pelajar di kota

Perpustakaan Unika

Mojokerto yang berujung pada tindak kekerasan mengakibatkan


seorang pelajar terluka karena dikeroyok beberapa orang remaja
SMA. Beruntung polisi segera datang ke lokasi dan mengamankan
beberapa pelajar yang terlibat dan tidak berujung kematian. Setelah
diselidiki penyebabnya sangatlah sepele, yaitu karena berebut cinta
dari seorang wanita. Peristiwa ini terjadi di sebuah lapangan di Jalan
Jeruk Bali, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Sabtu siang.
Mereka yang terlibat berasal dari SMA 1 Kota Mojokerto
(http://www.lihatberita.com/2011/10/rebutan-cewek-pelajar-smatawuran.html).
Senyatanya ada beberapa faktor yang menjadi pemicu tindak-tindak
kekerasan yang selama ini terjadi. Akan tetapi, seringkali kekerasan
merupakan muara terjadinya konflik yang tertangani secara keliru.
Menurut Galtung (dalam Sutanto, 2005) konflik merupakan penyebab
niscaya bagi kekerasan, karena dibalik setiap bentuk kekerasan
terdapat konflik yang belum terselesaikan. Dia mengumpamakan
kekerasan adalah asap dan konflik adalah apinya. Selanjutnya
dinyatakan bahwa bila konflik sudah terwujud dalam patologi
kepribadian dan patologi sosial melebur dalam psikosis kolektif, maka
rasionalitas tidak lagi banyak berperan. Jika sudah demikian,
terciptalah polarisasi dan tidak lama merekahlah kekerasan (Sutanto,
2005:78). Konflik telah mencapai titik kekerasan dapat dipastikan
karena konflik telah tertangani secara keliru atau konflik telah
diabaikan. Budaya kekerasan berfokus pada anggapan bahwa konflik
sebagai perusak atau penghancur. Konflik dipandang sebagai

Perpustakaan Unika

pergulatan yang baik dan jahat, hitam dan putih, kemenangan dan
kekalahan, keuntungan dan kerugian.
Konflik yang terjadi dalam sebuah hubungan biasanya diatasi
dengan proses negosiasi, proses negosiasi yang tidak berjalan
mengakibatkan pola komunikasi diantara ke dua pihak berubah.
Padahal komunikasi mempengaruhi hubungan karena komunikasi dan
hubungan senantiasa berkaitan. Proses negosiasi dimulai ketika
individu dalam suatu hubungan mempunyai kesadaran penuh bahwa
mereka berbeda dengan individu lainnya. Pada kenyataannya, dalam
komunikasi antarpribadi semuanya melalui proses negosiasi. Dua
manusia yang berbeda antara satu dengan lainnya menegosiasikan
perbedaan mereka untuk mendapatkan pengertian dari penyelesaian
yang didapatkan dari perbedaan-perbedaan yang ada. Hubungan
manusia melalui suatu proses dari perkenalan ke arah hubungan yang
lebih intim bahkan dapat kearah kemunduran dan pemutusan
hubungan.
Dalam keseluruhan komunikasi menjadi akan memberikan manfaat
yang mendalam, jika komunikasi berlangsung dengan baik mampu
memberi keuntungan dan mampu mencapai tujuan yang baik,
Pentingnya komunikasi untuk membina hubungan yang baik, bahwa
kebutuhan utama manusia dan untuk menjadi manusia yang sehat
secara rohaniah adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang ramah,
yang hanya bisa terpenuhi dengan membina hubungan yang baik
dengan orang-orang lain. Menurut Abraham Maslow menyebutkan

Perpustakaan Unika

bahwa satu di antara keempat kebutuhan utama manusia adalah


kebutuhan sosial untuk memperoleh rasa aman lewat rasa memiliki
dan dimiliki, pergaulan, rasa diterima, memberi, dan menerima
persahabatan.
Dalam penelitian pra survey yang dilakukan oleh peneliti di SMA
Sedes Sapientiae, permasalah konflik pelajar adalah masalah yang
tidak ada habisnya untuk dibicarakan, hampir setiap media massa
memberitakan mengenai konflik pelajar dan sampai berujung pada
kekerasan. Terlebih lagi belakangan ini kasus kekerasan pelajar telah
banyak menimbulkan kerugian berbagai pihak dan mencemaskan para
orang tua, karena takut akan membawa kehancuran pada diri remaja
itu sendiri dan masyarakat luas. Konflik yang terjadi biasanya
disebabkan karena terjadinya salah-paham, komunikasi yang kurang
baik, janji tidak ditepati, diperolok, masalah sekolah dan sampai
masalah tentang pacar. Oleh karena itu semua pihak terutama para
orang tua dan guru sibuk memikirkan bagaimana cara mengatasi
perkelahian pelajar tersebut dan menghindarkan mereka dari faktorfaktor yang mengarah pada tindakan tindakan itu.
Objek dari penelitian ini adalah remaja, karena dengan melihat
pertimbangan bahwa kaum remaja memiliki suatu fenomena interaksi
sosial yang berbeda dengan golongan masyarakat yang lain, diikuti
dengan pernyataan yang menyatakan bahwa remaja adalah suatu masa
transisi dimana seseorang anak menjalini proses menjadi dewasa, dan
pada masa tersebut tidak jarang terjadi bahwa kaum remaja sangat

Perpustakaan Unika

sulit untuk dapat dimengerti oleh orangtuanya maupun oleh orang


dewasa lainnya, melainkan sahabatnya yaitu semasa remaja (Hurlock,
1997:207). Setiap remaja menampilkan sebuah dunia didalam diri
kita, suatu dunia yang mungkin tidak akan pernah ada kalau si sahabat
itu tidak muncul, dan hanya lewat pertemuan inilah sebuah dunia akan
lahir. Dimana dengan melihat beberapa pertimbangan tersebut dapat
dikatakan bahwa remaja sebagai suatu fenomena yang menarik,
khususnya pada hubungan persahabatan antara remaja.
Dengan demikian objek dari penelitian ini adalah hubungan
persahabatan remaja di SMA Sedes Sapientiae Semarang, karena
peneliti sebelumnya telah mengamati dan terlibat langsung ke dalam
pola persahabatan beberapa siswa dan peneliti mengetahui ada
beberapa siswa yang terlibat konflik dengan sahabatnya. Masalah
yang sering muncul biasanya berkisar pada masalah kesalahpahaman
antara suatu hubungan persaingan dalam memperebutkan perhatian
lawan jenis ataupun masalah yang diawali hanya dari saling bercanda
yang kelewatan, yang kemudian berdampak pada tersinggungnya
siswa yang bersangkutan karena dianggap tindakan itu keterlaluan dan
melecehkan dirinya. Sehingga kandaslah hubungan persahabatan di
antara mereka. Biasanya pihak yang terlibat konflik lebih memilih
untuk melakukan perang dingin dalam bentuk saling membicarakan di
belakang atau jika pihak yang berkonflik saling bertemu maka siswa
yang bersangkutan hanya akan saling menatap dengan pandangan
sinis, di Sedes jarang sekali terjadi kontak fisik dikarenakan adanya
peraturan yang ketat dan sanksi yang keras bagi siswa yang melanggar

10

Perpustakaan Unika

peraturan. Dari uraian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:


apakah peran komunikas dalam menyelesaikan konflik di kalangan
remaja? Berdasarkan dengan hal inikah, maka penulis tertarik untuk
mengetahui apa yang menyebabkan konflik dalam persahabatan
remaja dan sebagai solusinya, komunikasi apa yang digunakan ketika
mengalami konflik dalam persahabatan dan, serta penerapan dari
solusi tersebut.
B. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis penyebab dari konflik yang terjadi dalam
hubungan persahabatan antar siswa Sedes Sapientiae.
2. Untuk menganalisis bentuk komunikasi yang merupakan solusi
konflik pada hubungan persahabatan siswa Sedes Sapientiae.
3. Untuk mengetahui penerapan komunikasi sebagai solusi konflik pada
siswa Sedes Sapientiae
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini di harapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di
bidang psikologi komunikasi.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
tentang cara komunikasi yang tepat untuk diterapkan dalam
kehidupan persahabatan remaja, khususnya siswa SMA Sedes
Sapientiae, sehingga remaja dapat mengatasi konflik yang terjadi
dengan jauh lebih baik.

Perpustakaan Unika

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Persahabatan Pada Remaja


Persahabatan adalah hubungan dimana dua orang menghabiskan
waktu bersama, berinteraksi dalam berbagai situasi, dan menyediakan
dukungan emosional (Baron & Bryne, 2006). Persahabatan atau
pertemanan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama
dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Dalam
pengertian ini, istilah "persahabatan" menggambarkan suatu hubungan
yang melibatkan pengetahuan, penghargaan dan afeksi.
Persahabatan adalah hubungan emosional antara dua individu atau
lebih, baik antara sesama jenis ataupun berbeda jenis kelamin, yang
didasari saling pengertian, menghargai, mempercayai satu sama lainnya
(Dariyo, 2004:127). Sahabat akan menyambut kehadiran sesamanya
dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain, seringkali hingga pada
altruisme. Mempunyai selera serupa dan mungkin saling bertemu, serta
menikmati kegiatan-kegiatan yang disukai, atau mungkin terlibat dalam
perilaku yang saling menolong, seperti tukar-menukar nasihat dan
saling menolong dalam kesulitan.
Sahabat adalah orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan
dan reflektif. Namun bagi banyak orang, persahabatan seringkali tidak
lebih daripada kepercayaan bahwa seseorang atau sesuatu tidak akan
merugikan atau menyakiti kedua belah pihak. Nilai yang sering kali
muncul dalam persahabatan:
11

12

Perpustakaan Unika

a. Kecenderungan untuk menginginkan apa yang terbaik bagi satu


sama lain. Semua orang tentu menginginkan yang terbaik bagi
sahabat. Untuk hal itu, maka semua tindakan akan dilakukan.
b. Simpati dan empati, seakan merasakan apa yang sedang dirasakan
sahabat. Baik sedang sedih, marah, gembira, jatuh cinta, dll.
c. Kejujuran, barangkali dalam keadaan-keadaan yang sulit bagi orang
lain untuk mengucapkan kebenaran. Remaja sangat senang berbagi
dengan sahabatnya. Banyak hal yang berusaha ditutupi dari orang
lain tapi para remaja tunjukkan kepada sahabatnya.
d. Saling pengertian. Saling memahami keadaan satu sama lain.
Memiliki toleransi dengan batasan-batasan tertentu, misal tidak
mengusik kepercayaan/ keimanan dari sahabat.
Seringkali

ada

anggapan

bahwa

sahabat

sejati

sanggup

mengungkapkan perasaan-perasaan yang terdalam, yang mungkin tidak


dapat diungkapkan, kecuali dalam keadaan-keadaan yang sangat sulit,
ketika seorang sahabat datang untuk menolong. Dibandingkan dengan
hubungan pribadi, persahabatan dianggap lebih dekat daripada sekadar
kenalan, meskipun dalam persahabatan atau hubungan antar kenalan
terdapat tingkat keintiman yang berbeda-beda.
Remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke
dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa
dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa
sama atau paling tidak sejajar. (Hurlock,1997:209)
Remaja seringkali membangun interaksi dengan sesama teman
sebayanya secara khas dengan cara berkumpul untuk melakukan

13

Perpustakaan Unika

aktifitas bersama. Remaja juga sebetulnya tidak memiliki tempat yang


jelas, mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi juga
belum dapat diterima sepenuhnya untuk masuk kedalam golongan
orang dewasa. Remaja ada diantara anak-anak dan dewasa. Oleh karena
itu, remaja seringkali dikenal dengan fase mencari jati diri atau fase
topan atau badai. Dikarenakan remaja belum mampu menguasai dan
memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya.
(Hurlock,1997:212). Masa remaja secara umum dapat dibagi menjadi 2
fase yaitu: remaja awal (antara usia 13-15 tahun) dan remaja akhir (
antar usia 16-18 tahun). (Hurlock.1997:2006).
Dalam periode peralihan, remaja bukan lagi seorang anak kecil dan
juga bukan merupakan orang dewasa. Kalau remaja berprilaku seperti
anak-anak, ia akan diajari untuk bertindak sesuai dengan umurnya.
Tetapi kalau dengan remaja berprilaku seperti orang dewasa, ia sering
kali diperolok atau dimarahi karena mencoba bertindak seperti orang
dewasa. Dipihak lain status remaja yang tidak jelas ini juga
menguntungkan karena status memberi waktu kepadanya untuk
mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan prilaku, nilai dan
sifat yang sesuai dengan dirinya. Pada masa remaja terdapat
kecenderungan untuk mengurangi jumlah teman meskipun sebagian
besar remaja menginginkan untuk menjadi anggota dari kelompok
sosial yang lebih besar dalam kegiatan sosial. Karena kegiatan sosial
kurang berarti dibandingkan dengan persahabatan pribadi yang lebih
erat, maka pengaruh kelompok sosial yang lebih besar menjadi kurang
menonjol

dibandingkan

dengan

pengaruh

teman-teman.

14

Perpustakaan Unika

(Hurlock,1997:214). Dalam memilih teman remaja menginginkan


teman yang mempunyai minat dan nilai-nilai pemikiran yang sama,
yang dapat mengerti dan membuatnya merasa aman dan kepadanya ia
dapat mempercayakan masalah-masalah dan membahas hal-hal yang
tidak

dapat

dibicarakan

dengan

orang

tua

maupun

guru.

(Hurlock,1997:215).
Remaja cenderung memilih teman yang mereka nilai sikap dan
perilakunya mirip dengan mereka (Dishion, Patterson, & Griesler,
1994; Hartup, 1983, 1996; Kandel, 1978, 1986 dalam Matheson, et.al,
2007). Karakteristik kemiripan sikap dan perilaku ini cenderung
mendukung terjadinya empati yang tinggi.
Dalam

hubungan

pertemanan

seorang

remaja

mendapatkan

pemahaman sosial dan perkembangan kognitif dari hasil negosiasi


hubungan dan kesepakatan yang memaksa mereka untuk memandang
dari sudut pandang orang lain dan mengembangkan rasa empati dan
pemahaman mereka. Teori hubungan interpersonal karya Sullivan
(Matheson, et.al, 2007) adalah salah satu pendekatan pertama untuk
menangani

fungsi

perkembangan

kelompok

pertemanan

dan

persahabatan. Sullivan menyatakan bahwa sahabat bernilai penting bagi


perkembangan self-esteem, perkembangan kognitif-emosional, dan
penyesuaian diri yang baik.
Persahabatan penting dalam mendukung terbentuknya well-being,
termasuk penyesuaian positif, perilaku pro-sosial dan self-esteem
(Hartup, 1993; Sullivan, 1953 dalam Matheson, et.al, 2007).
Persahabatan memiliki dimensi umum yang tercantum dalam literatur

15

Perpustakaan Unika

dan digunakan dalam pemahaman keseharian yaitu: kemiripan,


proksimitas,

konteks

yang

melampaui

batas,

companionship

(melakukan sesuatu bersama), resiprokalitas, kebersamaan, bantuan/


dukungan, manajemen konflik, stabilitas, kepercayaan/ kesetiaan, dan
keintiman/ pengungkapan diri (Berndt, 1989; Bukowski, Newcomb, &
Hartup, 1996a dalam Matheson, et.al, 2007).
Dua tema penting dari persahabatan adalah proksimitas dan
kesamaan. Kedekatan (proksimitas) fisik terhadap teman bermain di
sekolah, tempat ibadah, lingkungan dsb mendukung terwujudnya
kesempatan untuk memilih teman/ sahabat (Staub, 1998 dalam
Matheson, et.al, 2007). Jenis setting dan teman yang tersedia
mempengaruhi pembentukan dan terjaganya persahabatan. Proksimitas
memberikan kesempatan awal, kesamaan latar belakang seperti usia,
jenis kelamin, ras dan aktifitas untuk membantu membentuk hubungan
awal dengan orang lain (Aboud & Mendelson, 1996 dalam Matheson,
et.al, 2007).
Companionship,

atau

melakukan

hal-hal

bersama,

adalah

karakteristik penting dari persahabatan yang muncul di awal


pertemanan dan tetap menjadi karakteristik penting dari persahabatan
(Berndt, 1996 dalam Matheson, et.al, 2007). Companionship membantu
menjaga hubungan dan merupakan cara untuk mengukur kekuatan dan
kedekatan hubungan (Aboud & Mendelson, 1996; Bukowski, Hoza, &
Boivin, 1994 dalam Matheson, et.al, 2007). Setelah companionship
terwujud, pertemanan bergerak ke hubungan yang lebih dalam,
resiprokal dan saling menguntungkan. Hal ini dinyatakan oleh Piaget,

16

Perpustakaan Unika

bahwa resiprokalitas atau hubungan give-and-take (saling memberi dan


menerima) antara dua orang adalah salah satu indikator kualitas
hubungan (Piaget, 1965 dalam Matheson, et.al, 2007).
Van der Klift and Kunc (1994 dalam Matheson, et.al, 2007)
menyatakan bahwa hubungan yang cenderung satu-sisi dimana
bantuan diberikan satu arah saja bukanlah dan tidak akan menjadi dasar
dari persahabatan (pp. 393394), hubungan ini

tidak memiliki

resiprokalitas yang penting dalam menjaga persahabatan. Mutualitas


juga penting dalam hubungan, yaitu pilihan dari kedua orang dalam
hubungan untuk berhubungan satu sama lain dan mendukung pihak lain
sebagai temannya (Bukowski & Hoza, 1989 dalam Matheson, et.al,
2007).
Aspek pokok lain yang penting dari pershabatan adalah dukungan
yang semakin kentara pada masa remaja awal (Berndt, 1989 dalam
Matheson, et.al: 2007). Ketika seorang remaja menghadapi masalah,
mereka mencari teman dan sahabatnya untuk mendapatkan pengertian,
simpati dan bantuan yang bisa berupa bimbingan dan saran; dukungan
instrumental seperti meminjam uang untuk ongkos; dan dukungan
emosional (Parker & Asher, 1993; Turnbull, Blue-Banning, & Pereira,
2000 dalam Matheson, et.al: 2007).
Aspek dari persahabatan yang terlihat meningkat dari masa kanakkanak menengah ke awal remaja adalah manajemen konflik dan
stabilitas. Sahabat kadang mengalami perdebatan dan ketidak-cocokan,
tapi tanda dari hubungan yang lebih dalam adalah ketika mereka
mampu mengelola konflik tersebut dan mengatasi perbedaan yang

17

Perpustakaan Unika

terjadi (Berndt, 1996; Bukowski et al., 1994; Parker & Asher, 1993
dalam Matheson, et.al: 2007).

Ketika mereka mampu menjaga

hubungan bebas konflik maka timbullah stabilitas. Stabilitas,


konsistensi dan reliabilitas adalah hal-hal penting dalam menjaga
persahabatan (Aboud & Mendelson, 1996; Asher et al., 1996; Turnbull
et al., 2000 dalam Matheson, et.al: 2007).
Tema-tema penting dalam persehabatan remaja adalah kepercayaan,
kesetiaan dan keintiman (Sullivan, 1953 dalam Matheson, et.al: 2007).
Remaja umumnya mengharap agar sahabatnya tidak menghianatinya
(Bukowski, Newcomb, & Hartup, 1996b dalam Matheson, et.al: 2007)
dan bisa saling mempercayai satu sama lain secara mendalam tanpa
harus merasa diadili. Semasa remaja, sahabat dekat mengungkap
informasi pribadi dan merasa hubungan emosional satu sama lain.
Keintiman yang tejraid melalui pengungkapan pribadi adalah tahapan
yang melampaui mutualitas yang memperdalam sebuah hubungan
(Hirsch & Dubois, 1989; Wiener & Sunohara, 1998 dalam Matheson,
et.al: 2007).
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa persahabatan pada
remaja adalah hal penting bagi perkembangan remaja dan ditandai
dengan saling berinteraksi dalam berbagai situasi, menunjukkan
perilaku perilaku kerja sama dan saling mendukung, saling menghargai,
saling pengertian dan saling mempercayai.

18

Perpustakaan Unika

B. Konflik
Aamodt (2007) mengatakan konflik adalah sebagai reaksi psikologis
dan perilaku (behavioral) atas suatu persepsi bahwa individu lain
menghalangi seseorang mencapai suatu tujuan, menjauhkan hak
seseorang untuk bertindak dalam suatu cara tertentu, atau mengacaukan
pengharapan dari suatu hubungan. Mangkunegara (2001: l55)
mengemukakan bahwa konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi
antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain,
organisasi dengan kenyataan apa yang diharapkan.
Namun konflik harus dibedakan dengan persaingan atau kompetisi,
karena persaingan meliputi tindakan-tindakan yang dilakukan orang
tertentu

untuk

mencapai

tujuan

yang

diinginkannya

dengan

menyebabkan orang lain tidak berhasil mencapai tujuannya. Di dalam


persaingan

juga

hampir

tidak

terdapat

interaksi

atau

saling

ketergantungan antara kedua individu tersebut, sehingga dapat


dikatakan bahwa persaingan bisa saja menimbulkan konflik, tetapi tidak
semua konflik mencakup persaingan (Winardi, 2004).
Menurut Lawson & Shen (1998), konflik dapat berupa konflik panas
(hot conflict) ataupun konflik dingin (cold conflict). Konflik dingin
adalah konflik fungsional dan memberikan suatu kesempatan untuk
berbagi ide-ide yang kontras, mencari informasi, mengevaluasi pilihanpilihan, dan menegosiasikan tujuan-tujuan serta alternatif-alternatif
konflik dingin melibatkan sedikit emosi. Di sisi lain, konflik panas
adalah konflik disfungsional dan melibatkan sejumlah emosi, termasuk
rasa marah dan frustrasi.

19

Perpustakaan Unika

Beberapa

penyebab

konflik

pada

suatu

hubungan

yaitu

(Devito,1997:250):
a.

Alasan-alasan untuk membina hubungan telah luntur


Masing-masing individu dalam suatu hubungan mempunyai
kepercayaan atau cara berfikir sendiri tentang suatu hubungan.
Perbedaan pengertian dan kepercayaan tentang hubungan akan
mempengaruhi hubungan tersebut.

b.

Hubungan pihak ketiga


Suatu hubungan akan mengalami suatu kemunduran apabila salah
satu anggota dalam hubungan itu mempunyai hubungan baru
dengan yang lain. Apalagi apabila hubungan baru itu lebih baik
dari hubungan sebelumnya.

c.

Perubahan sifat hubungan


Perubahan perilaku individu dalam suatu hubungan akan
menghasilkan problem yang serius. Apabila tidak terbiasa dengan
perubahan tersebut maka, akan terjadi perasaan tidak nyaman,
akibatnya hubungan yang sedang berjalan akan mengalami
konflik.

d.

Harapan yang tidak terkatakan


Harapan individu dalam suatu hubungan seringkali tidak realistik
bagi individu lain
Menurut Luthans (2005), terdapat empat faktor yang mempengaruhi

konflik, termasuk juga konflik interpersonal, yaitu:

20

Perpustakaan Unika

a. Sikap (Attitudes)
Banyak orang memandang konflik sebagai sesuatu yang buruk dan
destruktif, jadi orang cenderung menghindari segala upaya yang
berhubungan dengan menghadapi situasi konflik. Namun konflik
tidak dapat diselesaikan kecuali konflik tersebut diketahui oleh
pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Konsekuensinya adalah:
jika seseorang terlibat dalam konflik, maka tantangannya adalah
membuat orang lain tersebut untuk mengetahui konflik tersebut dan
memiliki keinginan untuk membicarakannya sehingga dapat
diselesaikan secara tuntas, atau paling tidak tekanannya dapat
dikurangi.
b. Persepsi (Perceptions)
Persepsi yaitu proses pengenalan arti dari apa yang dlihat atau
didengar, merupakan inti dalam menentukan dan mempengaruhi
konflik. Persepsi merupakan hal yang penting karena orang
memberi respon satu dengan yang lainnya dalam hal bagaimana
mereka mengevaluasi suatu situasi. Kesalahan persepsi dapat
meningkatkan situasi yang tidak membahayakan konflik atau
mengganggu resolusi dari konflik.
c. Ketidakseimbangan Kendali atau Kekuatan (Control or Power
Imbalance)
Faktor lain yang mempengaruhi konflik adalah tingkat dimana
individu merasa diri mereka kehilangan kendali atas suatu situasi,
dan dengan demikian menyebabkan suatu ketidakseimbangan
kekuatan. Sebagai contoh, jika pada suatu hari suatu individu

21

Perpustakaan Unika

dipindahkan ke lingkungan lain, pasti akan mengalami suatu


kehilangan kendali: tidak memiliki masukan apapun dalam
membuat keputusan yang pada akhirnya akan mempengaruhi
kehidupan kerjanya. Namun jika keputusan itu dibuat oleh rekan
sebaya, atau mungkin hanya oleh rekan sekerja dalam satu tim
yang membuat keputusan demikian, maka ada kemungkinan
individu tersebut akan merasakan ketidakseimbangan kekuatan:
Orang yang membuat keputusan tersebut memiliki hak dan
kekuasaan yang lebih besar dalam membuat keputusan yang
mempengaruhi individu tersebut.
d. Kepentingan Hasil (Outcome Importance)
Kepentingan hasil yaitu tingkat dimana individu merasa bahwa
dirinya kehilangan kontrol atas masalah-masalah yang penting
dalam menentukan apakah konflik akan muncul.
Menurut Luthans (2005), ada 3 jenis konflik yaitu sebagai berikut:
a. Konflik Antar Pribadi (Interpersonal Conflict)
Konflik interpersonal muncul di antara dua individu. Konflik ini
bisa terbentuk di antara rekan kerja, teman, anggota keluarga.
Sebagai contoh, konflik bisa muncul ketika seseorang remaja tidak
setuju dengan gaya hidup, bicara temannya. Dalam contoh ini,
tujuan dalam memecahkan masalah konflik bukanlah pada
mengubah pendapat atau filosofi antara yang satu dengan yang
lainnya mengenai gaya hidup siapa yang benar. Tujuan sebenarnya
adalah untuk memfokuskan pada perilaku bagaimana yang dipakai

22

Perpustakaan Unika

seseorang yang akan mempengaruhi tujuan-tujuan atau hidup


individu lainnya secara langsung.
b. Konflik Individu - Kelompok (Individual - Group Conflict)
Konflik antar kelompok muncul ketika kebutuhan, tujuan, dan
harapan seorang individu berbeda dengan kelompoknya. Contoh:
seorang remaja merasa tidak cocok lagi dengan teman-teman
sepermainannya yang kini lebih suka minum-minuman keras dan
merokok.
c. Konflik Antar Kelompok (Group - Group Conflict)
Konflik intraorganisasi atau konflik antar kelompok muncul di
antara dua atau lebih kelompok. Sering kali konflik yang sering
ditemui dalam pergaulan remaja adalah tawuran antar geng, yang
bertujuan untuk menunjukan kehebatan gengnya masing-masing.

C. Konflik Persahabatan
Konflik pada persahabatan termasuk jenis konflik antar pribadi
(Interpersonal Conflict), yaitu konflik yang muncul di antara dua
individu yang menjalin hubungan persahabatan. Konflik pada
persahabatan umumnya timbul sebagai reaksi psikologis dan perilaku
(behavioral) atas persepsi bahwa sahabat mengacaukan pengharapan
dari suatu hubungan. Jika dinyatakan dalam definisi Mangkunegara
(2001: l55) konflik persahabatan adalah suatu pertentangan yang terjadi
antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, dan
sahabatnya dengan kenyataan apa yang diharapkan.

23

Perpustakaan Unika

Sebagaimana dinyatakan oleh Lawson & Shen (1998), konflik


dalam persahabatan bisa berupa konflik dingin (cold conflict), yaitu
konflik fungsional dan memberikan suatu kesempatan untuk berbagi
ide-ide yang kontras, mencari informasi, mengevaluasi pilihan-pilihan,
dan menegosiasikan tujuan-tujuan serta alternatif-alternatif konflik
dingin melibatkan sedikit emosi, atau konflik panas (hot conflict) yang
merupakan konflik disfungsional dan melibatkan sejumlah emosi,
termasuk rasa marah dan frustrasi.
Konflik dalam persahabatan seringkali terjadi ketika satu pihak
dalam hubungan persahabatan merasa kebutuhannya diabaikan. Ketika
ia mengajukan masalah ini kepada sahabatnya maka kemungkinan
terjadi konflik. Jika konflik ini bisa diselesaikan dan penyelesaiannya
memuaskan kedua belah pihak maka hubungan keduanya cenderung
akan lebih baik dibanding ketika sebelum konflik. Hal ini menunjukkan
bahwa konflik dalam hubungan persahabatan jika dihadapi dengan
konstruktif bisa menjadi indikator positif hubungan persahabatan yang
berkualitas. Konflik dalam persahabatan remaja yang penulis amati
timbul karena Salah paham, ketika sahabat tidak meluangkan waktu,
ketika sahabat memaksakan kehendak dan ketika sahabat lebih
mementingkan pacar ketimbang sahabatnya.

24

Perpustakaan Unika

D. Penyelesaian Konflik
Wilmot & Hocker (2001) berpendapat bahwa kebanyakan orang
memiliki suatu cara tertentu yang mereka gunakan ketika berhadapan
dengan konflik. Menurut Blake dkk (1964) terdapat lima orientasi yang
bisa ditempuh individu dalam melakukan penyelesaian konfliknya:
a. Akomodatif/ Berdamai (Accomodative/ Appeasement), yaitu
memenuhi kepentingan pihak lain tanpa memenuhi kepentingan
pihaknya sendiri.
b. Berbagi/ Berkompromi (Sharing/ Compromise), yaitu memenuhi
kepentingan kedua pihak secara moderat.
c. Kolaborasi/

Intergrasi

(Collaborative/

Integration),

yaitu

memenuhi kepentingan kedua belah pihak secara penuh.


d. Menghindar/

Membiarkan (Avoidant/ Neglect), yaitu tidak

memenuhi kepentingan pihak manapun.


e. Kompetitif/
memenuhi

Mendominasi
kepentingan

(Competitive/

pihaknya

sendiri

Domination),
tanpa

yaitu

memenuhi

kepentingan pihak lain.


Thomas (1977) mengemukakan situasi-situasi yang tepat dalam
menggunakan lima strategi gaya interpersonal (dalam Osland, Rubin &
Kolb, 2001):

25

Perpustakaan Unika

a. Kompetisi

kapan

Saat tindakan pengambilan keputusan


yang cepat menjadi hal yang penting.

Saat menemukan bahwa pihak pertama


salah, membiarkan individu lain dengan
posisi yang lebih baik untuk didengar

Manfaat

Dapat digunakan dalam masalah-masalah


penting, dimana tindakan-tindakan yang
tidak seperti biasanya harus dilakukan.

Saat melawan orang-orang yang


mengambil keuntungan dari perilaku yang
sebenarnya tidak membutuhkan
persaingan.

Pada saat-saat penting dapat mengetahui


bahwa apa yang dilakukan adalah benar.

b. Menghindar

kapan

Manfaat

Saat suatu permasalahan merupakan hal


yang biasa-biasa saja, saat ada masalahmasalah lain yang lebih mendesak.
Saat memandang bahwa tidak terdapat
kesempatan dalam memuaskan
kepentingan diri sendiri.
saat adanya potensi yang membawa
masalah lebih banyak daripada
keuntungan yang didapat dari resolusi.
Saat pengumpulan informasi menjadi
penentu untuk mengambil keputusan
dengan secepatnya.

Membuat orang-orang menenangkan diri


sambil menghimpun kembali pandangan /
perpsektif.

Saat pihak lain ada yang bisa


menyelesaikan konflik secara lebih efektif.

26

Perpustakaan Unika

c. Akomodatif

kapan

Saat permasalahan merupakan hal yang


lebih penting bagi individu lain daripada
untuk diri sendiri.
Saat keselarasan dan stabiltas
merupakan hal yang sangat diperlukan.

Manfaat

menunjukkan sumbangsih secara sosial


bagi permasalahan berikutnya
membiarkan pihak yang lebih lemah
berkembang dengan cara belajar dari
kesalahan.-kesalahan.
meminimalkan kerugian saat mengalami
ketidakcocokan dan mengalami kekalahan.

d. Kompromi

kapan

Manfaat

Mendapatkan solusi yang lebih tepat di


bawah tekanan waktu.
Mencapai keadaan yang sementara
sebelum sampai ke permasalahan yang
lebih kompleks.
Saat tujuan-tujuan merupakan hal yang
penting, tetapi tidak sebanding atau
berpotensi akan membawa masalah

Saat cara kolaborasi atau kompetisi tidak


berhasil.

Pihak lawan dengan kekuatan yang


setara serius mendapatkan tujuan
eksklusif bersama-sama.

27

Perpustakaan Unika

e. Kolaborasi

kapan

Manfaat

Menggabungkan ide dari orang yang


memiliki pandangan berbeda
Mendapatkan komitmen dengan
menyatukan menjadi suatu kesepakatan

Menemukan solusi bersama saat


kepentingan kedua pihak terlalu penting
jika dikompromikan

Saat mempunyai tujuan untuk belajar

28

Perpustakaan Unika

E. Komunikasi
Komunikasi merupakan penyampaian informasi dan pengertian dari
seseorang kepada orang lain, komunikasi akan berhasil jika adanya
pengertian serta kedua belah pihak saling memahaminya. Dimana dapat
disimpulkan bahwa komunikasi sangat penting sama halnya dengan
bernafas. Kualitas komunikasi menentukan keharmonisan hubungan
dengan sesama individu. Adapun bentuk dari komunikasi yaitu
(Effendy, 2003: 7):
a.

Komunikasi Personal (Personal Communication):


Terdiri

dari

komunikasi

intra

personal

(Intrapersonal

Communication) dan komunikasi antar personal (Interpersonal


Communication).
b. Komunikasi kelompok
Terdiri

dari

komunikasi

kelompok

kecil

(small

group

communication), contoh: ceramah, forum, diskusi dan seminar, dan


Komunikasi kelompok besar (large group communication), contoh:
kampanye.
c.

Komunikasi Organisasi (Organization Communication).

d. Komunikasi Massa (Mass Communication).


Menurut Sofyandi dan Garniwa (2007), pengertian komunikasi dapat
dibedakan atas dua bagian, yaitu:
1. Pengertian komunikasi yang berorientasi pada sumber menyatakan
bahwa komunikasi adalah kegiatan dengan mana seseorang (sumber)
secara sungguh-sungguh memindahkan stimuli guna mendapatkan
tanggapan. Dengan melihat unsur kesungguhan dalam komunikasi,

29

Perpustakaan Unika

maka pengertian itu cenderung berpandangan bahwa semua


komunikasi pada dasarnya adalah persuasif. Lebih jauh lagi,
komunikasi yang berorientasi pada sumber menekankan pentingnya
variabel-variabel tertentu dalam proses komunikasi, seperti isi pesan,
dan sifat persuasifnya. Dengan kata lain, komunikasi menurut
pandangan ini memfokuskan perhatian pada produksi pesan-pesan
yang efektif.
2. Pengertian komunikasi yang berorientasi pada penerima memandang
bahwa komunikasi sebagai semua kegiatan di mana seseorang
(penerima) menanggapi stimulus atau rangsangan. Tegasnya, proses
komunikasi menurut pandangan ini berkenaan dengan pemahaman
dan arti, karena tekanan diletakkan pada bagaimana penerima
melihat dan menafsirkan suatu pesan. Pandangan ini tidak
membatasi diri pada perilaku yang bersifat intentional saja, dan
karenanya memperluas lingkup dari situasi komunikasi.
Proses komunikasi terbagi atas dua tahap, (Effendy, 2004: 11).
1. Proses Komunikasi Secara Primer
Adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambang
ini umumnya bahasa tetapi dalam situasi komunikasi tertentu
lambang-lambang yang digunakan dapat berupa gerak tubuh,
gambar, warna dan sebagainya.
2. Proses Komunikasi Secara Sekunder
Adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah

30

Perpustakaan Unika

memakai lambang sebagai media pertama. Proses ini termasuk


sambungan dari proses primer untuk menembus dimensi ruang dan
waktu, dalam prosesnya komunikasi sekunder ini akan semakin
efektif dan efisien karena didukung oleh teknologi komunikasi yang
semakin canggih, yang ditopang oleh teknologi-teknologi lainnya.
Menurut DeVito (Liliweri,1997:13), suatu komunikasi antarpribadi
yang efektif mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
a. Keterbukaan (Openness)
b. Empati (Empathy)
c. Dukungan (Supportiveness)
d. Rasa Positif (Positiveness)
e. Kesamaan (Equality)
Proses komunikasi berkaitan dengan bagaimana komunikasi itu
berlangsung. Menurut Daft (2006), ada dua elemen umum dalam setiap
situasi komunikasi, yaitu pengirim dan penerima. Pengirim (sender)
adalah orang yang ingin menyampaikan ide atau konsep kepada orang
lain, mencari informasi, atau mengungkapkan pemikiran atau emosi.
Penerima (receiver) adalah orang kepada siapa pesan tersebut
dikirimkan. Pengirim encode (encodes) ide dengan memilih simbolsimbol yang digunakan untuk menyusun sebuah pesan. Pesan
(message) adalah perumusan yang nyata dari ide yang dikirimkan untuk
penerima. Pesan tersebut dikirim lewat sebuah saluran (channel), yang
merupakan pembawa komunikasi. Saluran tersebut bisa berupa laporan
formal, panggilan telepon atau pesan e-mail, atau pertemuan dengan
berhadapan secara langsung. Penerimanya dekodekan (decodes)

31

Perpustakaan Unika

simbol-simbol untuk menginterpretasikan arti pesan tersebut. Enkode


dan dekode merupakan sumber berbagai kesalahan komunikasi karena
pengetahuan, sikap, dan latar belakang bertindak sebagai filter dan
menciptakan gangguan (noise) ketika menerjemahkan dari simbolsimbol menjadi arti. Akhirnya, umpan-balik (feedback) muncul ketika
penerima merespons komunikasi pengiriman dengan pesan balasan.
Tanpa umpan balik, komunikasi menjadi satu arah (one-way). Dengan
adanya umpan-balik, komunikasi menjadi dua arah (two-way). Umpan
balik merupakan bantuan yang sangat ampuh untuk mendapatkan
efektivitas komunikasi, karena umpan balik memungkinkan pengirim
untuk menentukan apakah penerima menginterpretasikan pesan dengan
dengan benar.
Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional, sebuah hubungan
antar manusia yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
Hubungan antar pribadi yang berkelanjutan dan terus menerus akan
memberikan semangat, saling merespon tanpa adanya manipulasi, tidak
hanya tentang menang atau kalah dalam beragumentasi melainkan
tentang pengertian dan penerimaan. (Beebe,2008:3). Komunikasi
antarpribadi merupakan awal mula membangun sebuah hubungan dan
akan mempengaruhi kelanjutan hubungan tersebut, jika hubungan dan
komunikasi terjalin baik, timbul sikap saling memnghargai memberikan
perhatian lebih satu dengan yang lain. Maka hubungan akan terjalin
lama atau panjang.

32

Perpustakaan Unika

Menurut Sofyandi dan Garniwa (2007), untuk memahami proses


komunikasi, sebagai acuan dikemukakan model Shannon dan Weaver
yang unsur-unsur pokoknya adalah sebagai berikut:
a. Sumber Informasi
Ini adalah awal dari proses komunikasi. Sumber ini memuat
informasi dan memasukan berbagai bentuk keinginan dan tujuan
yang ada di pihak pengirim.
b. Transmisi
Transmisi mengubah (encodes) data ke dalam pesan dan
mengirimkannya kepada penerima. Bentuk utama dari proses
pengubahan adalah bahasa yang diartikan sebagai setiap pola tandatanda, lambang, atau sinyal. Bahasa inilah yang dipindahkan melalui
berbagai macam alat/media seperti: gelombang, listrik, atau selembar
kertas.
c. Kebisingan/Gangguan
Segala sesuatu yang mengganggu dan terjadi antara transmisi dan
penerima. Masalah arti kata, bahasa, atau distorsi pesan adalah
contoh adanya gangguan, dan hal ini sering kali tidak bisa
dihindarkan di dalam proses komunikasi.
d. Penerima
Di sini komunikasi telah melewati tahap antara pengirim dan
penerima, di mana terjadi proses yang disebut decoding yaitu
pemberian makna atau penafsiran atas pesan yang dikirimkan.

33

Perpustakaan Unika

e. Tujuan Akhir
Ini adalah bagian terakhir dari proses komunikasi atau yang menjadi
tanda selesainya komunikasi atau yang menjadi tanda selesainya dan
telah dilaksanakannya proses komunikasi. Tujuan akhir ini bisa
berupa pejabat, penyelia, atau pihak lainnya yang diharapkan
memberikan reaksi terhadap pesan yang diterimanya.
Paradigma Lasswel (Effendy, 2003: 10) menunjukkan bahwa
komunikasi meliputi lima unsur aspek dari komunikasi:
1.

Komunikator (communicator, sender, source) adalah orang yang


menyampaikan pesan atau informasi.

2.

Pesan (message) adalah pernyataan yang didukung oleh lambing,


bahsa, gambar dan sebagainya.

3.

Media (channel, media) adalah sarana atau saluran yang


mendukung pesan bila komunikan jauhyempatnya atua banyak
jumlahnya, maka diperlukan media sebagai penyampai pesan.

4.

Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)


adalah orang yang menerima pesan atau informasi yang
disampaikan komunikator.

5.

Efek (effect, impact, influence) adalah dampak sebagai pengaruh


dari pesan.
Didalam keadaan pada suatu hubungan persahabatan yang

mengalami konflik atau masalah memiliki beberapa bentuk pola


komunikasi tertentu yang dilakukan oleh individu-individu yang
menjalani hubungan tersebut, yang diperkuat dengan teori 4 macam

34

Perpustakaan Unika

bentuk

pola

komunikasi

dalam

kemunduran

suatu

hubungan

diantaranya (Devito, 1997: 254-255):


1. Menarik diri
Pola menarik diri bisa dalam bentuk nonverbal dan verbal. Non
verbal: jika anggota dalam hubungan persahabatan berperilaku
dengan mengambil jarak diantara mereka dengan kontak mata,
sentuhan, dan bahkan pakaian atau apapun yang mereka kenakan
dapat memperlihatkan kalau mereka sedang mengalami kemunduran
hubungan. Verbal: ditandai dengan berkurangnya keinginan untuk
berbicara dan mendengarkan.
2. Pengungkapan diri
Jika individu dalam suatu hubungan persahabatan tidak merasa
nyaman dan puas dengan hubungan yang dijalaninya, individu akan
mengurangi keterbukaan masing-masing, dan merasa tidak ada yang
bisa dipercaya lagi.
3. Pengelabuan
Ketika hubungan mulai bermasalah, individu-individu dalam
hubungan itu mulai saling menghindar seperti menghindari
pertengkaran, tidak saling menghubungi dan mulai berbohong
terhadap pasangannya.
4. Reaksi evaluasi
Selama kemunduran hubungan muncul, pikiran negatif bertambah
dan berkurangnya pikiran positif membuat para individu dalam
hubungan tersebut merasa tidak nyaman dan tidak ingin meneruskan

35

Perpustakaan Unika

hubungan itu. Sering muncul kata-kata kasar antar individu satu


dengan yang lain.

F. Komunikasi Sebagai Solusi Konflik


Komunikasi yang efektif dalam suatu hubungan adalah komunikasi
pribadi yang berlangsung secara dua arah. Komunikasi antar pribadi
merupakan komunikasi yang efektif untuk merubah sikap, pendapat
atau perilaku seseorang. Seorang komunikator akan mengetahui
tanggapan atau respon komunikan terhadap pesan yang duampaikan
pada saat itu juga. Komunikator akan mengetahui dengan pasti apakah
pesan-pesan yang disampaikan itu diterima atau ditolak, berdampak
negatif atau positif.
Komunikasi adalah sarana untuk mengubah perilaku orang lain. Ada
empat fungsi dari komunikasi yaitu: untuk menyampaikan informasi (to
inform), mendidik (to educate), menghibur (to entertain), dan
mempengaruhi (to influence). Efendy (2004) menyatakan ada empat
tujuan komunikasi, yaitu:
1. Perubahan sikap, bertujuan agar pihak yang dituju berubah
sikapnva.
2. Perubahan pendapat, bertujuan agar pihak yang dituju mau merubah
pendapat

dan

persepsinya

terhadap

tujuan

informasi

yang

disampaikan. Misalnya adalah informasi mengenai kebijakan baru


kenaikan BBM oleh pemerintah.

36

Perpustakaan Unika

3. Perubahan perilaku, bertujuan agar pihak yang dituju berubah


perilakunya. Misalnya informasi tentang kerugian dari tawuran agar
siswa tidak terlibat dalam tawuran.
4. Perubahan sosial, memberikan informasi pada masyarakat, yang
bertujuan agar masyarakat mau mendukung dan ikut berperan serta
terhadap tujuan informasi yang disampaikan.
Komunikasi sebagai sarana solusi konflik memenuhi fungsi
mempengaruhi (to influence) pihak yang terlibat dalam konflik agar
mau berdamai dan memperbaiki hubungan. Meski demikian, dalam
usaha meredakan dan menyelesaikan konflik tersebut, komunikasi
mungkin juga memenuhi tiga fungsi lainnya yaitu memberikan
informasi tentang fakta yang sebenarnya terjadi (to inform), mendidik
(to educate) para pihak yang berselisih tentang pentingnya nilai-nilai
kejujuran, saling menghargai dan saling memberi dukungan dalam
hubungan persahabatan, dan fungsi menghibur (to entertain) salah satu
atau dua belah pihak yang sedang dalam konflik untuk meredakan
ketegangan dalam konflik.
Komunikasi antar pribadi menurut Joseph A. Devito dalam Effendy
(2003:60) dinyatakan sebagai "sebuah proses pengiriman dan
penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara satu kelompok
kecil orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika".
Untuk bisa menjadi sarana resolusi konflik dalam hubungan secara
efektif, maka komunikasi antar pribadi harus memiliki lima
karakteristik komunikasi efektif sebagai berikut:

37

Perpustakaan Unika

1. Keterbukaan (openness). Kemauan menanggapi dengan senang hati


informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan antar
pribadi;
2. Empati (empathy). Merasakan apa yang dirasakan orang lain
3. Dukungan (supportiveness). Situasi yang terbuka untuk mendukung
komunikasi berlangsung efektif.
4. Rasa positif (positiveness). Seseorang hams mennliki perasaan
positif terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif
berpartisipasi dan menciptakan situasi komunikasi kondusif tuuuk
interaksi yang efektif.
5. Kesetaraan (equalling unity). Pengakuan bahwa kedua belah pihak
menghargai, berguna dan mempunyai sesuatu yang penting untuk
disumbangkan dalam komunikasi yang berlangsung.

38

Perpustakaan Unika

G. Dinamika Psikologi
Persahabatan terwujud setelah tahap perkenalan dan pertemanan.
Remaja cenderung memilih teman yang mereka nilai sikap dan
perilakunya mirip dengan mereka (Dishion, Patterson, & Griesler,
1994; Hartup, 1983, 1996; Kandel, 1978, 1986 dalam Matheson,
et.al, 2007). Persahabatan pada remaja adalah hal penting bagi
perkembangan remaja dan ditandai dengan saling berinteraksi dalam
berbagai situasi, menunjukkan perilaku perilaku kerja sama dan
saling mendukung, saling menghargai, saling pengertian dan saling
mempercayai.
Konflik pada persahabatan termasuk jenis konflik antar pribadi
(Interpersonal Conflict), yaitu konflik yang muncul di antara dua
individu yang menjalin hubungan persahabatan. Konflik pada
persahabatan umumnya timbul sebagai reaksi psikologis dan
perilaku (behavioral) atas persepsi bahwa sahabat mengacaukan
pengharapan dari suatu hubungan. Konflik dalam persahabatan bisa
berupa konflik dingin (cold conflict), yaitu konflik fungsional dan
memberikan suatu kesempatan untuk berbagi ide-ide yang kontras,
mencari

informasi,

mengevaluasi

pilihan-pilihan,

dan

menegosiasikan tujuan-tujuan serta alternatif-alternatif konflik


dingin melibatkan sedikit emosi, atau konflik panas (hot conflict)
yang merupakan konflik disfungsional dan melibatkan sejumlah
emosi, termasuk rasa marah dan frustrasi (Lawson & Shen:1998)
Cold conflict biasanya diselesaikan dengan komunikasi yang
efektif, yaitu dengan karakteristik komunikasi yang bersifat:
1. Keterbukaan (openness). Kemauan menanggapi dengan senang
hati informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan
antar pribadi;
2. Empati (empathy). Merasakan apa yang dirasakan orang lain

39

Perpustakaan Unika

3.

Dukungan

(supportiveness).

Situasi

yang

terbuka

untuk

mendukung komunikasi berlangsung efektif.


4. Rasa positif (positiveness). Seseorang hams mennliki perasaan
positif terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif
berpartisipasi dan menciptakan situasi komunikasi kondusif
tuuuk interaksi yang efektif.
5. Kesetaraan (equalling unity). Pengakuan bahwa kedua belah
pihak menghargai, berguna dan mempunyai sesuatu yang penting
untuk disumbangkan dalam komunikasi yang berlangsung.
Sementara

Hard

conflict

biasanya

diselesaikan

dengan

komunikasi yang efektif, dan menandakan pola komunikasi dalam


kemunduran suatu hubungan diantaranya (Devito, 1997: 254-255),
yaitu:
1. Menarik diri
Pola menarik diri bisa dalam bentuk nonverbal dan verbal. Non
verbal: jika anggota dalam hubungan persahabatan berperilaku
dengan mengambil jarak diantara mereka dengan kontak mata,
sentuhan, dan bahkan pakaian atau apapun yang mereka kenakan
dapat

memperlihatkan

kalau

mereka

sedang

mengalami

kemunduran hubungan. Verbal: ditandai dengan berkurangnya


keinginan untuk berbicara dan mendengarkan.
2. Pengungkapan diri
Jika individu dalam suatu hubungan persahabatan tidak merasa
nyaman dan puas dengan hubungan yang dijalaninya, individu
akan mengurangi keterbukaan masing-masing, dan merasa tidak
ada yang bisa dipercaya lagi.
3. Pengelabuan
Ketika hubungan mulai bermasalah, individu-individu dalam
hubungan itu mulai saling menghindar seperti menghindari

40

Perpustakaan Unika

pertengkaran, tidak saling menghubungi dan mulai berbohong


terhadap pasangannya.
4. Reaksi evaluasi
Selama

kemunduran

hubungan

muncul,

pikiran

negatif

bertambah dan berkurangnya pikiran positif membuat para


individu dalam hubungan tersebut merasa tidak nyaman dan tidak
ingin meneruskan hubungan itu. Sering muncul kata-kata kasar
antar individu satu dengan yang lain.
Beberapa

penyebab

konflik

pada

suatu

hubungan

yaitu

(Devito,1997:250):
1. Alasan-alasan untuk membina hubungan telah luntur
Masing-masing individu dalam suatu hubungan mempunyai
kepercayaan atau cara berfikir sendiri tentang suatu hubungan.
Perbedaan pengertian dan kepercayaan tentang hubungan akan
mempengaruhi hubungan tersebut.
2. Hubungan pihak ketiga
Suatu hubungan akan mengalami suatu kemunduran apabila
salah satu anggota dalam hubungan itu mempunyai hubungan
baru dengan yang lain. Apalagi apabila hubungan baru itu lebih
baik dari hubungan sebelumnya.
3. Perubahan sifat hubungan
Perubahan perilaku individu dalam suatu hubungan akan
menghasilkan problem yang serius. Apabila tidak terbiasa
dengan perubahan tersebut maka, akan terjadi perasaan tidak
nyaman, akibatnya hubungan yang sedang berjalan akan
mengalami konflik.

41

Perpustakaan Unika

4. Harapan yang tidak terkatakan


Harapan individu dalam suatu hubungan seringkali tidak
realistik bagi individu lain
Penyelesaian

konflik

dengan

komunikasi

efektif

akan

menghasilkan penyelesaian konflik berupa :


1. Akomodatif/ Berdamai (Accomodative/ Appeasement), yaitu
memenuhi kepentingan pihak lain tanpa memenuhi kepentingan
pihaknya sendiri.
2. Berbagi/ Berkompromi (Sharing/ Compromise), yaitu memenuhi
kepentingan kedua pihak secara moderat.
3. Kolaborasi/

Intergrasi

(Collaborative/

Integration),

yaitu

memenuhi kepentingan kedua belah pihak secara penuh.


Sementara Penyelesaian konflik dengan komunikasi yang tidak
efektif akan menghasilkan penyelesaian konflik berupa :
1. Menghindar/ Membiarkan (Avoidant/ Neglect), yaitu tidak
memenuhi kepentingan pihak manapun.
2. Kompetitif/ Mendominasi (Competitive/ Domination), yaitu
memenuhi kepentingan pihaknya sendiri tanpa memenuhi
kepentingan pihak lain.

42

Perpustakaan Unika

Pertemanan

Persahabatan

KonflikAntarPribadi

HotConflict

ColdConflict

Komunikasi

POLAKOMUNIKASIEFEKTIF

POLAKOMUNIKASITIDAK
EFEKTIF

Keterbukaan
(openness)

Menarik diri

Empati (empathy)

Menurunnya
pengungkapandiri

Dukungan
(supportiveness)

Pengelabuan

Rasa positif
(positiveness)

Reaksi evaluasi

Kesetaraan
(equalling unity)
Menghindar/
Membiarkan
Akomodatif/
Berdamai

Berbagi/
Berkompromi

Kolaborasi/
Intergrasi

Kompetitif/
Mendominasi

Perpustakaan Unika

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode yang digunakan


Dalam sebuah penelitian diperlukan metode atau pendekatan untuk
melakukan penelitian terhadap fenomena yang ada di lapangan dan
prosedur pelaksanan suatu penelitian haruslah didasari dengan metode
penelitian

yang

ilmiah

agar

hasil

yang

diperoleh

dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Berdasarkan jenis masalah yang


diteliti dan tujuannya, penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Bogdan dan Taylor (Moleong, 2004 : 4) menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati. Alasan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif karena permasalahan yang akan dibahas tidak
berkenaan dengan angka-angka tetapi mendeskripsikan secara jelas dan
terperinci serta memperoleh data yang mendalam dari fokus penelitian.
Penelitian kualitatif selalu berusaha mengungkap suatu masalah,
keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya. Hasil penelitian diarahkan
dan ditekankan pada upaya memberi gambaran seobyektif dan sedetail
mungkin tentang keadaan yang sebenarnya dari obyek studi.
Sesuai dengan pokok permasalahan penelitian maka penulis
memfokuskan pada tipe penelitian deskriptif. Menurut Maman (2002:3),
penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial.
43

44

Perpustakaan Unika

Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat


sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi. Metode kualitatif ini
memberikan informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan
pada berbagai masalah (Husein Umar, 1999:81). Sedangkan, Taliziduhu
Ndraha (1995:106) mengemukakan bahwa metode deskriptif bekerja
berdasarkan anggapan bahwa dengan metode ini orang dapat :
1. Mengumpulkan data yang bernilai statistik
2. Melukiskan keadaan suatu obyek pada suatu saat
3. Mengidentifikasikan data yang menunjukkan gejala-gejala suatu
peristiwa
4. Menemukan data menunjukkan keadaan dari suatu realitas
5. Mengumpulkan data yang dapat menunjukkan realisasi

suatu

gagasan/ idea atau aturan.


B. Tema yang perlu diungkap dalam penelitian
1. Bentuk

komunikasi

seperti

apakah

yang

digunakan

untuk

menyelesaikan konflik pada hubungan persahabatan siswa Sedes


Sapientiae.
2. Mengetahui penerapan komunikasi sebagai solusi konflik pada siswa
Sedes Sapientiae
3. Menganalisis penyebab dari konflik yang terjadi dalam hubungan
persahabatan antar siswa Sedes Sapientiae.

45

Perpustakaan Unika

C. Subyek Penelitian
Menggunakan purposive sampling, yaitu teknik sampling yang
digunakan

jika

mempunyai

pertimbangan

tertentu

di

dalam

pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu


(Riduan, 2008:63). Dalam penelitian ini, diambil 3 (tiga) orang subjek
sebagai sample
Karakteristik subjek tersebut adalah :
1. Remaja usia 16-18 tahun
2. Bersekolah di SMA Sedes Sapientiae
3. Pernah mengalami konflik dalam hubungan persahabatan.

D. Metode Pengumpulan data


Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam rangka
penelitian. Pengumpulan data akan berpengaruh pada langkah-langkah
berikutnya sampai pada tahap penarikan kesimpulan. Karena sangat
pentingnya proses pengumpulan data ini, maka diperlukan teknik yang
benar untuk memperoleh data-data yang akurat, relevan dan dapat
dipercaya kebenarannya. Moleong (2004 : 121) menyatakan bahwa
dalam setiap proses pengumpulan data, peneliti merupakan instrumen
penelitian yang utama yaitu bagaimana kondisi peneliti, pertanyaan
yang diajukan peneliti dan seberapa dalam hal-hal yang akan diungkap
dalam penelitian tersebut bergantung pada peneliti sendiri. Interaksi
antara peneliti dengan informan diharapkan dapat memperoleh
informasi yang mampu mengungkap permasalahan di lapangan secara
lengkap dan tuntas.

46

Perpustakaan Unika

Sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang luwes dan terbuka,


metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam
dan disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian dan sifat obyek yang
diteliti.
Adapun teknik mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
1. Wawancara
Dalam proses wawancara ada dua pihak yang menempati
kedudukan yang berbeda yaitu pewawancara (interviewer) sebagai
pengejar informasi atau yang mengajukan pertanyaan dan pihak yang
diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi informasi atau yang
memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan tersebut (Kartono,
1996 : 187).
Metode wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan
jalan wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya
langsung dengan responden. Wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur
merupakan wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri
masalah dan pertanyaan yang akan disajikan, sama untuk setiap
subyek penelitian (Moleong, 2004 : 138).
Peneliti

lebih

memilih

menggunakan

teknik

wawancara

dikarenakan oleh hal-hal sebagai berikut:


1. wawancara memberikan kesempatan kepada peneliti untuk
memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab

47

Perpustakaan Unika

dengan bebas dan terbuka terhadap pertanyaa-pertanyaan


yang diajukan.
2. Memungkinkan peneliti untuk mengembangkan pertanyaanpertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang.
3.

Peneliti dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari


gerak-gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.

4. Peneliti dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang


tidak selalu terjadi.
Tema yang akan diungkap dalam wawancara:
1. Konflik seperti apakah yang dialami oleh siswa yang mereka
temui dalam hubungan persahabatannya.
2. Jalur komunikasi seperti apakah yang akan digunakan
gunakan untuk menyelesaikan konflik di antara mereka.
3. Pengaruh komunikasi dalam menyelesaikan konflik pada
hubungan persahabatan.
2. Observasi
Observasi barangkali menjadi metode yang paling dasar dan yang
paling tua dalam psikologi karena dalam cara-cara tertentu kita selalu
terlibat dalam proses mengamati (Poerwandari, 1998).
Kartono (1996 : 157) mengatakan bahwa observasi merupakan
studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan
gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan.
Tema yang diungkap dalam observasi ini adalah:

48

Perpustakaan Unika

1. Mengamati penampilan dan perilaku subyek yang meliputi


ciri fisik, sifat, penampilan dan pembawaan juga perilaku
ketika wawancara.
2. Mengamati

hubungan

subjek

dengan

lingkungan

persahabatannya
Observasi ini menggunakan pedoman observasi yang berisi
sebuah daftar pertanyaan dan jenis kegiatan yang mungkin timbul
dan

akan

diamati.

Dalam

penelitian

peneliti

mengadakan

pengamatan terhadap obyek penelitian secara langsung.


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non
partisipan, yaitu observasi yang dilakukan dengan tidak melibatkan
diri secara langsung dengan lingkungan yang akan diteliti. Hal-hal
yang diobservasi adalah mengenai hubungan subyek dengan teman
di lingkungan sekolahnya.
E. Keabsahan Penelitian
Menurut Moleong (1988, hal. 324) untuk menetapkan keabsahan
data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan
didasarkan atas sejumlah criteria tertentu yang terdiri dari derajat
kepercayaan, keteralihan, kebergantungan, dan kepastian.
Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi :
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data
yang tidak memerlukan waktu singkat terutama pada latar penelitian.
Perpanjangan

keikutsertaan

peneliti

akan

memungkinkan

49

Perpustakaan Unika

peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan sehingga


dapat menguji kebenaran yang didapat.
2. Triangulasi
Triangulasi data, yaitu dengan menggunakan berbagai sumber baik
berupa hasil wawancara, hasil observasi dengan kerabat dekat
subjek, dan mewawancarai berbagai pihak yang betul-betul
mengetahui

kehidupan

subyek.

Triangulasi

teori,

dengan

menggunakan teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data


yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini,
berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan
menguji terkumpulnya data tersebut.
F. Analisis Data
Menurut Alsa (2003) dalam penelitian kualitatif, karena data terdiri
dari teks maka setelah terkumpulnya data base teks, kemudian
dilakukan analisis teks dengan memasukkan kedalam kelompokkelompok kalimat dan menetapkan arti. Keseluruhan laporan kualitatif
umumnya merupakan deskripsi yang panjang untuk memberikan
gambaran kompleks mengenai fenomena. Dari gambaran kompleks ini
peneliti membuat interpretasi tentang makna data melalui refleksi.
Refleksi berarti bahwa peneliti merefleksikan bias, nilai, dan asumsiasumsi personal mereka kedalam penelitiannya.
Analisis data dilakukan pada saat mengumpulkan data dan setelah
pengumpulan data. Analisa dilakukan agar peneliti segera menyusun
untuk melengkapinya selanjutnya diharapkan dari analisis awal
diperoleh kesimpulan sementara :

50

Perpustakaan Unika

Analisis data dalam penelitian ini, dilakukan dengan kegiatan


sebagai berikut :
1. Reduksi data
Pada tahap ini peneliti melakukan pemilihan, pemusatan perhatian
pada

penyederhanaan

dari

hasil

wawancara,

abstraksi

dan

transformasi data kasar yang diperoleh di lapangan, kemudian


memilih data yang relevan dan kurang relevan dengan tujuan
penelitian.
2. Penyajian data
Setelah data-data itu terkumpul kemudian peneliti menyajikan
data-data yang sudah dikelompokkan tadi dengan penyajian dalam
bentuk narasi dengan tujuan atau harapan setiap data tidak lepas dari
kondisi permasalahan yang ada dan peneliti bisa lebih mudah dalam
melakukan pengambilan kesimpulan.
3. Menarik kesimpulan
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam hasil penelitian ini,
maka analisis dan penarikan kesimpulan dilakukan dengan jalan
membandingkan data yang diperoleh. Dalam penelitian ini data-data
yang sudah didapatkan sebelumnya, kemudian peneliti bandingkan
dengan data-data hasil wawancara dengan subyek dan informan yang
bertujuan untuk menarik kesimpulan.

Perpustakaan Unika

BAB IV
HASIL PENELITIAN

Hasil Penelitian
A. Identitas Subjek 1
Nama : A
Tempat, tanggal lahir : Purwokerto, 7 Februari 1995
Usia : 17 tahun
Pendidikan : SMA kelas 12
Anak ke : 4 dari 4 bersaudara
B. Hasil Observasi Subjek 1
Selama wawancara berlangsung, subjek menjawab semua
pertanyaan dengan tenang. Saat wawancara berlangsung subjek
menatap langsung ke pewawancara. Dengan sesekali melihat ke arah
lain ketika sedang berpikir Dalam menjawab pertanyaan subjek
terkadang membutuhkan waktu untuk berpikir, ini ditandai dengan
banyaknya jawaban subyek yang diawali dengan merenung sejenak
untuk mencari-cari jawaban yang tepat. Namun jawaban yang
dilontarkan subyek sangatlah lengkap, jelas dan langsung dapat
dimengerti tanpa pewawancara harus menanyakan ulang
Bahasa yang dipakai subjek tidak formal. Banyak bahasa-bahasa
pergaulan sehari hari yang muncul. Wawancara yang dilakukan di
kos subyek yang kebetulan sedang sepi ini berlangsung dengan
51

52

Perpustakaan Unika

santai, tanpa gangguan pihak lain, sehingga subyek nampak nyaman


menjawab semua pertanyaan pewawancara dengan baik.
C. Hasil Wawancara Subjek 1
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan Subjek 1,
diperoleh hasil bahwa subjek adalah seorang yang simpel dalam
bergaul, subyek juga mempunyai beberapa teman dekat, dalam
kesehariaanya subyek pernah mengalami konflik dalam hubungan
persahabatannya, subyek termasuk individu yang tidak takut dalam
menghadapi konflik, karena menurut subyek dalam hubungan
persahabatan juga diperlukan adanya sedikit konflik, namun sejauh
ini subyek tidak pernah menyelesaikan konflik dengan kontak fisik.
Konflik yang sering subyek alami dengan sahabatnya adalah
tentang adanya beda pendapat, yaitu subjek saat itu kebetulan
bendahara menagih uang kas kepada subjek, namun kebetulan saat
itu subjek sedang tidak memiliki uang, subjek sudah mencoba
meminta waktu untuk membayar pada lain waktu, namun bendahara
tetap pada pendiriannya untuk menagih uang kas subjek yang
kebetulan sudah menunggak, yang membuat subjek bertambah
geram adalah cara penyampaian bendahara yang terkesan ngotot dan
bernada agak menyinggung. Cara yang subyek tempuh dalam
menyelesaikan konflik adalah dengan cara dibicarakan baik-baik
dengan jalur kmpromi, namun bila tidak memungkinkan subyek
akan memilih untuk menarik diri dari konflik dan menunggu suasana
kembali menjadi baik. Hambatan utama yang dialami subyek saat

53

Perpustakaan Unika

menyelesaikan konflik adalah saat subyek berkonflik dengan orang


yang sama-sama cuek dengan dirinya, maka tidak akan ada pihak
yang memulai kata damai.
D. Tema-tema yang Muncul dan Intensitasnya
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap
subyek, dapat dibuat tabel sebagai berikut :
Tema
1. Alasan untuk
membina hubungan
persahabatan luntur

2. Cuek

3. Perubahan sifat
hubungan yang
memicu konflik

4. Harapan subjek dan


bendahara untuk
dimengerti tidak
tercapai
5. Menghindar dan
menunggu konflik
reda sendiri

Tema yang
Kesimpulan
muncul
+++
Subyek merasa bahwa lemahnya
alasan untuk hubungan membina
yang telah luntur membuat
hubungan semakin menjauh.
Intensitas hubungan telah luntur
cenderung tinggi.
+++
Tidak terlalu mempermasalahkan
jika ada pihak yang berkonflik
dengannya
+++
Adanya perubahan sifat hubungan
pada
subyek,
membuat
munculnya faktor. Intensitas
perubahan sifat hubungan yang
muncul cenderung tinggi pada
subyek.
++
Faktor
yang
mempengaruhi
subyek menarik diri. Intensitas
faktor harapan yang tidak dapat
terkatakan cenderung sedang.
+++
Subjek nampak hanya berdiam
diri menunggu masalah reda
sendiri tanpa melakukan usaha.

Keterangan :
++ : sedang + : rendah

+++: tinggi

54

Perpustakaan Unika

E. Dinamika Tema
Munculnya konflik pada hubungan persahabatan dapat dilihat dari
tema-tema yang muncul berserta intensitasnya, diketahui bahwa
harapan subjek dan bendahara untuk dimengerti tidak tercapai
sehingga

mempengaruhi

alasan

untuk

membina

hubungan

persahabatan, di mana ini kemudian akan mempengaruhi perubahan


sifat hubungan, yang kelak memicu konflik, namun yang terjadi
faktor menghindar dan menunggu konflik reda sendiri muncul, ini
diakibatkan karena pengaruh dari faktor cuek yang ada pada subjek.
Alasan
untuk
membina
hubungan
persahaba
tan luntur
Alasan untuk
membina
hubungan
persahabatan
luntur
Cuek

Perubahan sifat
hubungan yang
memicu konflik
Harapan subjek
dan bendahara
untuk
dimengerti tidak
tercapai
Menghindar dan
menunggu
konflik reda
sendiri

+++

Cuek

Perubahan
sifat
hubungan
yang
memicu
konflik

Harapan subjek dan


bendahara untuk
dimengerti tidak
tercapai

+++

+++

Keterangan:
+++ : intensitas tinggi
++ : intensitas sedang
+ :intensitas rendah

: mempengaruhi

Menghindar
dan
menunggu
konflik reda
sendiri

55

Perpustakaan Unika

F. Analisis Kasus
Subyek merupaakan anak terakhir dari empat bersaudara, subjek
oleh orangtuanya selalu dituntut untuk mandiri, ini dikarenakan
faktor kesibukan orangtuanya, dan juga kini subjek sedang tinggal
sebagai anak kos yang jauh dari keluarga hal ini membuat subjek
kurang terlalu dekat dengan orangtuanya. termasuk individu yang
tidak takut dalam menghadapi konflik, seorang yang simpel dalam
bergaul, subyek juga mempunyai beberapa teman dekat, dalam
kesehariaanya subyek pernah mengalami konflik dalam hubungan
persahabatannya,

namun

sejauh

ini

subyek

tidak

pernah

menyelesaikan konflik dengan kontak fisik.


Subyek mengalami masalah hubungan persahabatan dengan
bendahara kelasnya, yang pada awalnya tentang penagihan uang kas
dari bendahara tersebut. subyek tidak membawa uang yang
seharusnya sebagai kewajiban sebagai anggota satu kelas untuk
membayar kas. Subyek meminta waktu untuk membayarnya pada
waktu lain, akan tetapi tidak dihairaukan oleh bendahara tersebut.
Hal ini menyebabkan subyek menjadi geram dan menjadi sumber
dimana awal mula terjadinya konflik. Sebuah solusi dari subyek
untuk membicarakan masalah ini baik-baik, namun hal ini tetap tidak
memicu lepasnya dari sebuah konflik yang di alami oleh subyek.
Subyek merasa bahwa lemahnya alasan untuk hubungan membina
yang telah luntur membuat hubungan semakin menjauh dan memicu
faktor dari sebuah konflik. perubahan sifat hubungan pada subyek

56

Perpustakaan Unika

terhadap bendahara juga membuat munculnya faktor konflik


hubungan persahabatan. perubahan sifat hubungan yang muncul dan
alasan untuk membina hubungan telah luntur berpengaruh besar.
Sedangkan harapan yang tidak tersampaikan sejak awal membuat
konflik tidak segera terselesaikan secara lebih cepat, namun faktor
ini cenderung sedang pengaruhnya.
Hambatan utama yang dialami subyek saat menyelesaikan
konflik adalah saat subyek berkonflik dengan orang yang sama-sama
cuek dengan dirinya, maka tidak akan ada pihak yang memulai kata
damai.

57

Perpustakaan Unika

G. Skema Resolusi Konflik Subjek 1


KELUARGA
- Anakkeempatdari4
- Dituntutmandiri
- Kurangdekatdengan
orangtuakarena
faktorkesibukan

LINGKUNGAN
Sekolahmemilikiaturan
disiplinyangketat
Lingkunganpergaulan
santun,penuhkeakraban
lingkungankos
individual

KARAKTER
Menghindarjika
adamasalah
Cuek
Sukaruntuk
memulaisesuatu
KONFLIK
Harapansubjek
danbendahara
untuk
dimengerti
tidaktercapai

FAKTOR
LAINNYA
cuek

Alasanuntuk
membina
hubungan
persahabatan
luntur

Perubahansifat
hubunganyang
memicukonflik

POLARESOLUSIKONFLIK

HASIL

Menghindar,dan
menunggukonflikreda
dengansendirinya

Masalahterselesaikan
dengansendirinyaseiring
berjalannyawaktu

58

Perpustakaan Unika

H. Identitas Subjek 2
Nama : R
Tempat, tanggal lahir : Semarang, 5 Agustus 1994
Usia : 18 tahun
Pendidikan : SMA kelas 12
Anak ke : 1 dari 2 bersaudara
I. Hasil Observasi Subjek 2
Selama wawancara berlangsung, subjek menjawab semua
pertanyaan dengan jelas. Saat wawancara berlangsung subjek
menghindari kontak mata dengan pewawancara, mata subyek dapat
dipastikan selalu menerawang ke arah lain. Dalam menjawab
pertanyaan subjek selalu menjawab dengan lambat, dan terkadang
penyusunan kalimat yang subyek katakan agak kacau. Subyek juga
agak pendiam, jika tidak ditanyai maka subyek tidak akan berbicara.
Bahasa yang dipakai subjek cenderung formal. Wawancara yang
dilakukan dengan subyek ini berlangsung agak kaku, walau
pewawancara sudah mencoba untuk membuat suasana sedikit cair
namun subyek tetap nampak grogi. Ada kemungkinan subjek
penyusunan kata yang terkadang kacau ini adalah akibat dari subjek
yang terlalu tegang saat diwawancara, namun subjek mencoba
mengatasi ketegangannya ini dengan memainkan botol air mineral
yang dibawanya.

59

Perpustakaan Unika

J. Hasil Wawancara Subjek 2


Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan Subjek 2,
diperoleh hasil bahwa subjek adalah seorang yang pemalu dan agak
perasa dalam bergaul, subyek juga mempunyai beberapa teman
dekat, dalam kesehariaanya subyek pernah mengalami konflik dalam
hubungan persahabatannya, subyek termasuk individu yang tidak
takut dalam menghadapi masalah, karena bagi subyek masalah
adalah sarana untuk berkembang, dan semakin memahami
bagaimana cara menyelesaikan masalah yang berbeda kelak.
Konflik yang sering subyek alami dengan sahabatnya adalah
tentang adanya miss komunikasi, saat itu sang subjek mencoba untuk
mengobrol dengan teman sekelasnya, subjek bercerita panjang lebar,
namun sayang nampaknya teman yang subjek ajak berbicara tidak
memperhatikannya, subyek pun tersinggung, melihat subjek
tersinggung akhirnya teman subjek juga menjadi ikut marah, dan
akhirnya hubungan mereka menjadi sedikit renggang. Namun setelah
diusut ternyata nampak jelas ini hanyalah masalah miss komunikasi,
saat itu kebetulan teman subjek sedang sibuk dengan urusannya
sehingga tidak ingin diganggu. Cara yang subyek tempuh dalam
menyelesaikan konflik adalah dengan cara menunggu dahulu
suasana konflik agak sedikit mereda, kemudian subyek akan muncul
dan mengkomunikasikan kembali dengan jalur kompromi, jika
subyek yang terbukti bersalah, maka subyek dengan sportif akan
meminta maaf. Subyek hampir tidak pernah mengalami kendala

60

Perpustakaan Unika

yang berarti dalam menyelesaikan konflik dengan sahabatnya,


karena menurut pengakuan subyek cara yang ditempuh ini belum
pernah gagal.
K. Tema-tema yang Muncul dan Intensitasnya
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap
subyek, dapat dibuat tabel sebagai berikut :
Tema

1.

2.

3.

4.

Tema yang
Kesimpulan
muncul
Alasan membina
+
Subyek merasa bahwa alasan
hubungan
membina hubungan telah luntur
persahabatan luntur
karena adanya kesalahpahaman
Mengakui
++
Muncul saat subjek merenungkan
kesalahan
kembali
masalahnya,
dan
berinisiatif untuk mengakhiri
konflik
Berkompromi untuk ++
Mencari waktu yang tepat untuk
mencari jalan keluar
berkompromi dengan kepala
dingin
Harapan subjek
+++
Keinginan
subyek
untuk
untuk diperhatikan
mendapat perhatian dari teman
tidak tersampaikan
tak
tersampaikan
sehingga
menimbulkan kemarahan dan
kekecewaan
Keterangan :
++ : sedang
+ : rendah

+++: tinggi

L. Dinamika Tema
Munculnya konflik pada hubungan persahabatan dapat dilihat dari
tema-tema yang muncul berserta intensitasnya, bahwa tingginya
intensitas faktor alasan membina hubungan persahabatan luntur
diakibatkan

dari

harapan

subjek

untuk

diperhatikan

tidak

tersampaikan. Dari hal inilah maka muncul faktor mundur dan

61

Perpustakaan Unika

menunggu waktu yang tepat untuk menyelesaikan masalah dengan


kompromi dan hal ini menimbulkan subjek untuk mengakui
kesalahannya.
Alasan
membina
hubungan
persahabatan
luntur

Alasan
membina
hubungan
persahabatan
luntur
Mengakui
kesalahan
Berkompromi
untuk mencari
jalan keluar
Harapan
subjek untuk
diperhatikan
tidak
tersampaikan

Mengakui
kesalahan

Berkompromi
untuk mencari
jalan keluar

Harapan subjek
untuk
diperhatikan
tidak
tersampaikan

+++

++

+++
-

Keterangan:
+++ : intensitas tinggi
++ : intensitas sedang
+ :intensitas rendah

: mempengaruhi

M. Analisis Kasus
Subjek adalah seorang yang pemalu dan agak perasa dalam
bergaul, namun terlepas dari hal itu subjek mempunyai sifat yang
penuh tanggung jawab, ini dikarenakan didikan dari orangtua yang
menuntut subjek menjadi contoh bagi adiknya, subjek merupakan
sosok kakak yang sangat menyayangi adiknya, subjek sangat dekat
dengan keluarga. Dalam kesehariannya subyek juga mempunyai

62

Perpustakaan Unika

beberapa teman dekat, dalam kesehariaanya subyek pernah


mengalami konflik dalam hubungan persahabatannya, subyek
termasuk individu yang tidak takut dalam menghadapi masalah.
Konflik pada kasus ini berawal dari sebuah obrolan dengan
temannya.

Teman

subyek

kurang

begitu

memperhatikan

pembicaraan yang secara panjang lebar dari subyek. Hal ini memicu
terjadinya sebuah konflik kecil, karena dianggap menyinggung
subyek sedangkan temannya yang sebagai lawan bicara juga tidak
terima akibat tindakan subyek. Dalam hal ini sebenarnya hanya
masalah kecil yang bermuara pada sebuah konflik persahabatan.
Alasan-alasan untuk membina hubungan telah luntur merupakan
fakor yang mempunyai kekuatan cenderung rendah. Perubahan sifat
hubungan merupakan faktor yang memunculkan sebuah konflik pada
hubungan persahabatan, Faktor ini tergolong sedang kekuatannya.
Harapan yang tidak tersampaikan sejak awal membuat konflik tidak
segera terselesaikan secara lebih cepat, faktor ini cenderung tinggi
pengaruhnya.
Cara yang subyek tempuh dalam menyelesaikan konflik
adalah dengan cara menunggu dahulu suasana konflik agak sedikit
mereda, kemudian subyek akan muncul dan mengkomunikasikan
kembali dengan jalur kompromi, pihak yang bersalah akan meminta
maaf dengan sportif, Subyek hampir tidak pernah mengalami
kendala yang berarti dalam menyelesaikan konflik dengan

63

Perpustakaan Unika

sahabatnya, karena menurut pengakuan subyek cara yang ditempuh


ini belum pernah gagal
N. Skema Resolusi Konflik Subjek 2
KELUARGA
- Anakkesatudari2
- Dituntutmandiri
- Dekatdengankeluarga
- Kakakyangbertanggungjawab

LINGKUNGAN
Sekolahmemilikiaturandisiplinyang
ketat
Lingkunganpergaulansantun,penuh
keakraban

KARAKTER
Bertanggungjawab
Sportif
Menjunjungtingginilaipersahabatan
senangbercanda

MASALAH
Harapansubjekuntukdiperhatikantidak
tersampaikan
Alasanmembinahubunganpersahabatan
luntur

POLARESOLUSIKONFLIK
Berkompromiuntukmencarijalankeluar
Mengakui
kesalahan

HASIL
Masalahterselesaikandanhubunganpersahabatankembaliterjalin

64

Perpustakaan Unika

O. Identitas Subjek 3
Nama : M
Tempat, tanggal lahir : Semarang, 17 Agustus 1994
Usia : 18 tahun
Pendidikan : SMA kelas 12
Anak ke : 2 dari 2 bersaudara
P. Hasil Observasi Subjek 3
Selama wawancara berlangsung, subjek menjawab semua
pertanyaan dengan singkat. Saat diwawancara subjek tengah asyik
memainkan telpon genggamnya. Dalam menjawab pertanyaan
subjek menjawab dengan cepat, dan cenderung setengah-setengah,
tanpa disertai penjelasan yang lengkap atas jawaban yang subyek
berikan.
Subyek merupakan individu yang mempunyai banyak teman dan
sangat gemar ngobrol, bercanda dengan kawan-kawannya,, banyak
siswa yang mencoba menyapa subyek, namun setelah memasuki sesi
wawancara subyek mencoba untuk serius dalam menjawab. Bahasa
yang dipakai subjek cenderung formal. Padahal menurut pengamatan
pewawancara bahasa yang biasa diucapkan subyek adalah bahasa
pergaulan sehari-hari, mungkin hal ini dilakukan untuk menjaga
kesopanan dengan orang yang lebih tua dan belum dikenalnya.
Q. Hasil Wawancara Subjek 3
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan Subjek 3,
diperoleh hasil bahwa subjek adalah seorang yang ceria dan mudah

65

Perpustakaan Unika

bergaul, dan sangat menjunjung tinggi arti persahabatan, sehingga


subyek mempunyai banyak teman. Dalam kesehariaanya subyek
juga tak lepas dari konflik dalam hubungan persahabatannya, namun
konflik ini akan dicoba untuk diatasi, karena subyek mempunyai
prinsip bahwa masalah itu haruslah dihadapi.
Konflik yang sering subyek alami dengan sahabatnya adalah
tentang kesalah pahaman dalam berkomunikasi, dalam bentuk
masalah yang sudah sering terjadi dalam dunia remaja, yaitu salah
paham dalam hal memperebutkan wanita wanita, yang kebetulan
wanita incaran ke dua remaja ini adalah wanita yang sama. Cara
yang subyek tempuh dalam menyelesaikan konflik adalah dengan
cara mencoba untuk membicarakan masalah dengan baik-baik lewat
jalur berkompromi, namun kadang hal ini terkendala oleh sulitnya
menemukan jalan tengah jika sudah terlanjur emosi, jika hal ini
terjadi biasanya subyek akan mencari bantuan pihak ke tiga untuk
menengahi masalah.
R. Tema-tema yang Muncul dan Intensitasnya
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap
subyek, dapat dibuat tabel sebagai berikut :
Tema
1. Alasan membina
hubungan
persahabatan luntur
2. Adanya pihak
ketiga sebagai
pemicu konflik

Tema yang
Kesimpulan
muncul
++
Subyek merasa bahwa alasan
membina hubungan telah luntur
karena adanya kesalahpahaman
+++
Pihak ketiga dalam hal ini wanita
memiliki
potensi
untuk
menimbulkan konflik

66

Perpustakaan Unika

3. Berkompromi untuk
mencari jalan keluar
4. Meminta bantuan
pihak ke tiga
5. Persaingan antar
sahabat yang tidak
sehat
6. Kegagalan
menemukan jalan
tengah
Keterangan :
~: tidak muncul
+ : rendah

Mencoba untuk mencari jalan


terbaik bagi kedua pihak
Faktor ini muncul saat cara
kompromi tidak berhasil
Dalam hal ini adalah persaingan
memperebutkan wanita

++
+++

+++

Kedua pihak
mengalah

susah

untuk

++ : sedang
+++: tinggi

S. Dinamika Tema
Munculnya konflik pada hubungan persahabatan dapat dilihat
pada subyek, dilihat dari tema-tema yang muncul berserta
intensitasnya, bahwa adanya pihak ketiga telah memicu persaingan
yang tidak sehat antar sahabat, dan hal ini mengakibatkan
munculnya alasan untuk melunturkan hubungan persahabatan,
alasan ini mendorong untuk melakukan kompromi untuk mencari
jalan keluar, namun terjadi kegagalan menemukan jalan tengah
yang diakibatkan hubungan saling mempengaruhi antar faktor
alasan membina hubungan persahabatan luntur dengan persentase
keberhasilan dalam menemukan jalan tengah bagi konflik mereka,
pada akhirnya faktor kegagalan ini mempengaruhi munculnya
faktor untuk meminta bantuan pihak ke tiga untuk dilakukan
mediasi, yangberujung pada terselesaikannya konflik tersebut.

67

Perpustakaan Unika

Alasan
membina
hubungan
persahabat
an luntur
Alasan
membina
hubungan
persahabata
n luntur
Adanya
pihak ketiga
sebagai
pemicu
konflik
Berkompro
mi untuk
mencari
jalan keluar
Meminta
bantuan
pihak ke
tiga
Persaingan
antar
sahabat
yang tidak
sehat
Kegagalan
menemukan
jalan tengah

Berkompro
mi untuk
mencari
jalan
keluar

Adanya
pihak ketiga
sebagai
pemicu
konflik

Persaingan
antar sahabat
yang tidak
sehat

Kegagalan
menemukan
jalan tengah

+++

+++

+++

+++

Keterangan :
: mempengaruhi
: saling mempengaruhi
+++ : intensitas tinggi
++ : intensitas sedang
+ :intensitas rendah

Meminta
bantuan
pihak ke
tiga

68

Perpustakaan Unika

T. Analisis Kasus

Subjek merupakan anak ke dua dari dua bersaudara. Karena faktor


kesibukan pada orangtua maka subjek dituntut untuk bisa hidup
mandiri. Subyek merupakan individu yang mempunyai banyak
teman dan sangat gemar ngobrol, bercanda dengan kawankawannya, banyak siswa yang mencoba menyapa subyek, namun
setelah memasuki sesi wawancara subyek mencoba untuk serius
dalam menjawab.
Subyek mengalami konflik pada hubungan persahabatan yaitu
salah paham dalam hal memperebutkan wanita. Faktor ini yang
sering subyek alami dengan sahabatnya. kebetulan wanita incaran
subyek dan temannya ini adalah wanita yang sama.
Kurangnya cara untuk mengatasi masalah membuat hubungan yg
sebelumnya baik menjadi konflik dengan Alasan-alasan untuk
membina hubungan telah luntur faktor ini sedang. Sedangkan,
Hubungan pihak ketiga dalam hal ini wanita memiliki Intensitas
cenderung tinggi.
Cara yang subyek tempuh dalam menyelesaikan konflik adalah
dengan cara mencoba untuk membicarakan masalah dengan baikbaik dengan jalur kompromi, namun kadang hal ini terkendala oleh
sulitnya menemukan jalan tengah jika sudah terlanjur emosi, jika hal
ini terjadi biasanya subyek akan mencari bantuan pihak ke tiga untuk
menengahi masalah.

69

Perpustakaan Unika

U. Skema Resolusi Konflik Subjek 3


KELUARGA
- Anakkeduadari2
- Dituntutmandiri
- Kurangdekatdengan
orangtuakarena
faktorkesibukan
- Penganutagama
yangtaat

KONFLIK
Adanyapihak
ketigasebagai
pemicukonflik

LINGKUNGAN
Sekolahmemiliki
aturandisiplinyang
ketat
Lingkunganpergaulan
santun,penuh
keakraban

KARAKTER
Lebihsenang
menghabiskanwaktu
denganteman
Mudahbergaul
Menjunjungtinggi
nilaipersahabatan

Persainganantar
sahabatyang
tidaksehat
Alasanmembina
hubungan
persahabatan
luntur

HASIL
Masalahterselesaikan

POLARESOLUSIKONFLIK

Berkompromi
untuk
mencarijalan
keluar

Masalahdiselesaikan
dengancaramediasi,
denganbantuanpihakke3
sebagaipenengah

Kegagalan
menemukanjalan
tengah

Perpustakaan Unika

BAB V
PEMBAHASAN MASALAH

A. Pembahasan
Konflik yang banyak muncul pada penelitian ini adalah jenis
konflik antar pribadi, di mana subjek lebih banyak berkonflik dengan
teman sebayanya, dan wujud konkrit konflik yang timbul masih
berupa konflik dingin, di mana dalam keadaan ini subjek dengan
kerabatnya masih mampu mencari jalur penyelesaian konfliknya dan
tidak terpancing mengarah ke arah konflik panas yang kelak
berujung dengan umpatan, bahkan kontak fisik. Penyebab konflik
paling utama pada ke tiga subjek adalah masing-masing individu
dalam suatu hubungan mempunyai kepercayaan atau cara berfikir
sendiri tentang suatu hubungan. Perbedaan pengertian dan
kepercayaan tentang hubungan akan mempengaruhi hubungan
tersebut, sehingga alasan untuk membina hubungan baik akhirnya
jadi luntur.
Pada subjek 1,2 dan 3 terdapat beberapa perbedaan cara dalam
menyelesaikan konflik, pada bab ini akan dibahas perbedaan dari
masing-masing subjek, sebagai berikut:
-

Subyek 1 mempunyai karakteristik yang cuek dan simpel,


subyek tidak mau terlalu ambil pusing dengan konflik yang
dialami. Subyek tidak akan terlalu ngotot untuk memaksakan diri
untuk menyelesaikan konflik dengan cara berkomunikasi, jika
konflik bisa diselesaikan, maka selesaikan, jika tidak maka
tinggalkan. Subyek cukup bersabar untuk menunggu orang yang
berkonflik dengannya untuk melupakan konflik yang pernah

70

71
Perpustakaan Unika

terjadi di antara mereka, dan bila mungkin pihak ke dua lah yang
berharap unuk berdamai dengan subyek.
Ini nampak dari cara-cara yang ditempuh subyek dalam
menyelesaikan konflik, yaitu lebih banyak dengan cara
menghindar, dan menjauhi kontak fisik dengan orang yang
berkonflik dengannya, menunggu konflik untuk reda dengan
sendirinya, baru kemudian masuk kembali ke dalam lingkungan
pertemanannya. Cara penyelesaian konflik ini kurang efektif,
karena jika terus menunggu maka konflik akan menjadi berlarutlarut. Cara ini kurang cocok diamabil jika orang yang berkonflik
berada pada lingkungan tempat tinggal yang berdekatan, karena
akan

menimbulkan kondisi yang kurang kondusif. Ada

kemungkinan pihak yang berkonflik dengan subjek 1 masih


mendendam, sehingga ia akan mencoba menjelek jelekan subjek
1 dari belakang, atau mungkin akan menyelesaikan dengan cara
kekerasan, karena tiap individu memiliki karakteristik yang
berbeda beda.
-

Subyek 2 mempunyai karakteristik yang pemalu pada orang


yang baru dikenalnya, ini ditunjukan dari kegugupann dan
ketidaknyamanannya pada pewawancara saat diwawancara,
kemudian perasa, sportif ini nampak dari sikap subyek dalam
menyelesaikan masalah dengan sahabatnya, subyek cenderung
memulai

untuk

menjadi

pihak

pertama

yang

mencoba

menyelesaikan masalah, dan jika ia terbukti bersalah maka


subyek tidak segan meminta maaf.
Subyek juga termasuk orang yang menghindari kontak fisik saat
berkonflik, ini nampak jelas saat subyek masuk dalam tahap
konflik panas, subyek tidak terprovokasi untuk adu fisik, tapi

72
Perpustakaan Unika

subyek mencoba untuk mundur dahulu supaya konflik tidak


berlanjut, setelah keadaan tenang maka subyek akan langsung
membicarakan kembali untuk mencari titik tengahnya.
Tindakan menarik diri menunggu masalah sedikit reda
sebenarnya pilihan yang bagus, namun alangkah lebih baik jika
masalah langsung diselesaikan, karena jika tidak diselesaikan
maka ada kemungkinan emosi yang terpendam pada pihak yang
berkonflik akan semakin memanas. Hal ini dapat diatasi dengan
cara terlebih dahulu subjek 2 harus melakukan introspeksi diri,
sehingga subjek 2 bisa menyadari kesalahan diri, dan langsung
meminta maaf pada pihak yang bersangkutan, tanpa harus
menunda-nunda.
-

Subyek 3 termasuk remaja yang suka sekali menjalin hubungan


pertemanan, sehingga subyek sangat menjunjung tinggi nilai
persahabatan. Sunyek juga termasuk individu yang periang
sehingga tidak heran banyak teman yang bergaul dengan dirinya,
remaja yang bersifat seperti ini tak jarang akan membela matimatian sahabatnya jika dalam kesulitan.
Nampaknya subyek termasuk orang yang menyadari bahwa
tidak semua masalah dapat diselesaikan seorang diri, sehingga
butuh bantuan dari pihak lain, ini nampak saat subyek masuk
dalam tahap kebuntuan dalam menyelesaikan konfliknya, subyek
tidak akan segan-segan meminta bantuan orang ke tiga untuk
dimintai saran.
Pilihan alternatif yang subyek 3 tempuh untuk menyelesaikan
konflik adalah dengan menghadirkan pihak ke tiga sebagai
penengah, sebenarnya cukup bagus, namun bukannya cara ini
tidak memiliki kelemahan. Pihak ke tiga yang dipilih harus

73
Perpustakaan Unika

mempunyai

pemikiran

kemungkinan

yang

keputusan

bijaksana,

yang

pihak

jika
tiga

tidak,
ambil

ada
akan

menguntungkan satu pihak yang berkonflik, hal ini disebabkan


karena pihak ke tiga hanyalah orang luar yang tidak tahu menahu
dan tidak terlibat langsung perihal konflik yang telah terjadi
antara subjek dan kerabatnya.

B. Tema yang muncul dan intensitasnya


Tema alasan untuk membina hubungan persahabatan luntur
muncul pada ketiga subjek, tema perubahan sifat hubungan yang
memicu konflik muncul pada subjek 1 dan 2, dan tema berkompromi
untuk mencari jalan keluar muncul pada subjek 2 dan 3.
Tema

Alasan untuk
membina
hubungan
persahabatan
luntur
Perubahan
sifat hubungan
yang memicu
konflik

Harapan
subjek
dan
bendahara
untuk
dimengerti
tidak tercapai
Menghindar
dan menunggu
konflik reda

Subjek 1

Subjek 2

Subjek 3

+++

++

+++

+++

+++

Keterangan

Subyek merasa bahwa


alasan
membina
hubungan telah luntur
karena
adanya
kesalahpahaman
Adanya perubahan sifat
hubungan pada subyek,
membuat
munculnya
faktor.
Intensitas
perubahan
sifat
hubungan yang muncul
cenderung tinggi pada
subyek.
Keinginan subyek untuk
mendapat perhatian dari
teman tak tersampaikan
sehingga menimbulkan
kemarahan
dan
kekecewaan
Subjek nampak hanya
berdiam diri menunggu
masalah reda sendiri

74
Perpustakaan Unika

sendiri

tanpa melakukan usaha

Harapan
subjek untuk
diperhatikan
tidak
tersampaikan

Faktor
yang
mempengaruhi subyek
menarik diri. Intensitas
faktor harapan yang
tidak dapat terkatakan
cenderung sedang.
Pihak ketiga dalam hal
ini
wanita
yang
berpotensi
memicu
konflik
Kedua pihak susah untuk
mengalah

Adanya pihak
ketiga sebagai
pemicu konflik
Kegagalan
menemukan
jalan tengah

+++

+++

+++

Cuek

Persaingan
antar
sahabat
yang tidak sehat

Keterangan:
+++: intensitas tinggi
++: intensitas sedang
+: intensitas rendah

+++

Tidak
terlalu
mempermasalahkan jika
ada
pihak
yang
berkonflik dengannya

+++

Munculnya
persaingan
tidak sehat yang memicu
konflik

75
Perpustakaan Unika

C. Dinamika Tema dan Matriks


Tema
1.Alasan untuk
membina
hubungan
persahabatan
luntur
2.Perubahan
sifat hubungan
yang
memicu
konflik
3.Harapan
subjek
dan
bendahara untuk
dimengerti tidak
tercapai
4.Menghindar
dan menunggu
konflik
reda
sendiri
5.Berkompromi
untuk mencari
jalan keluar
6.Harapan
subjek
untuk
diperhatikan
tidak
tersampaikan
7.Adanya pihak
ketiga sebagai
pemicu konflik
8.Kegagalan
menemukan
jalan tengah
9.Cuek

2
+++

5
++

6
+++

8
+++

10

11

12
+++

+++

+++
-

+++
-

+++
-

10.Mengakui
kesalahan

11.Meminta
bantuan pihak
ketiga
12.Persaingan
antar
sahabat
yang tidak sehat

Keterangan:
: mempengaruhi
++ : intensitas sedang,
+++ : intensitas tinggi
: saling mempengaruh

76
Perpustakaan Unika

D. Bagan Proses Penyelesaian Konflik Siswa Sedes Sapientiae


PENYEBAB MUNCULNYA KONFLIK PERSAHABATAN
Adanya pihak ketiga
sebagai pemicu masalah
Harapan subjek untuk
diperhatikan tidak tersampaikan

Persaingan antar sahabat


yang tidak sehat

Alasan untuk membina


hubungan persahabatan
luntur

Perubahan sikap
hubungan yang
memicu konflik

Cuek

Kegagalan menemukan
jalan tengah

Sportif

Berkompromi untuk
mencari jalan keluar
Menghindar dan
menunggu konflik selesai
dengan sendirinya

Mengakui
kesalahan

Setia kawan

Meminta bantuan pihak


ketiga

BENTUK KOMUNIKASI
DALAM PENYELESAIAN
KONFLIK

Perpustakaan Unika

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dari hasil-hasil penelitian dan penjelasan
yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab
yang terakhir ini penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Masalah utama dari konflik pada hubungan persahabatan
antar siswa SMA Sedes Sapientiae paling banyak antara lain
disebabkan oleh alasan-alasan untuk membina hubungan telah
luntur yang dikarenakan adanya kesalahpahaman antar
sahabat, adanya hubungan pihak ketiga yang mengganggu
hubungan persahabatan yang telah terjalin lama dan memicu
timbulnya persaingan yang tidak sehat, Perbedaan pengertian
dan kepercayaan tentang hubungan akan mempengaruhi
hubungan tersebut yaitu harapan dalam persahabatan tidak
tersampaikan. Hal ini memicu perubahan sifat pada hubungan
yang tadinya harmonis menjadi saling bermusuhan. Bentuk
komunikasi yang banyak dilakukan oleh siswa SMA Sedes
Sapientiae untuk menyelesaikan konflik pada hubungan
persahabatan adalah dengan berkompromi jika belum
terselesaikan menunggu masalah reda dengan sendirinya dulu
atau mereka akan mencari bantuan pihak ke tiga (mediasi)
untuk membantu menyelsaikan konflik mereka. Bahkan
dengan cara menghindari masalah dan menunggu masalah
reda dengan sendirinya.

77

78
Perpustakaan Unika

2. Adapun beberapa tema menonjol yang sering muncul dalam


wawancara ketiga subjek adalah: alasan untuk membina
hubungan persahabatan telah luntur, dan perubahan sifat
hubungan yang memicu konflik, tema ini terdapat pada ketiga
subjek. Tema-tema berintensitas tinggi yang muncul pada
subjek 1 adalah: harapan subjek dan bendahara untuk
dimengerti tidak tercapai, cuek dan menghindar konflik reda
sendiri, pada subek 2 adalah: harapan subjek untuk
diperhatikan tidak tersampaikan, pada subjek 3 adalah:
adanya pihak ketiga sebagai pemicu konflik, kegagalan
menemukan jalan tengah, dan persaingan sahabat yang tidak
sehat
3. Hasil dinamika tema yang bisa diperoleh dari tema-tema yang
muncul

adalah

sebagai

berikut:

tema

adanya

pihak

ketigasebagai pemicu masalah mempengaruhi munculnya


tema persaingan antar sahabat yang tidak sehat, tema ini dan
tema harapan subjek untuk diperhatikan tidak tersampaikan
mempengaruhi tema alasan membina hubungan persahabatan
telah luntur,dimana tema ini mempengaruhi munculnya tema
perubahan sikap hubungan yang memicu konflik, dan saling
mempengaruhi dengan tema kegagalan menemukan jalan
tengah, tema-tema tersebut dapat disimpulkan adalah
kumpulan tema yang membentuk penyebab munculnya
konflik persahabatan. Tema alasan membina hubungan
persahabatan

telah

luntur

mempengaruhi

munculnya

temaberkompromi untuk mencari jalan keluar, dan tema ini


mempengaruhi tema mengakui kesalahan. Tema kegagalan
menemukan jalan tengah mempengaruhi tema meminta
bantuan pihak ketiga, dan tema cuek mempengaruhi tema

79
Perpustakaan Unika

menghindar dan menunggu konflik selesai dengan sendirinya.


Dapat disimpulkan tema yang muncul tersebut adalah tema
yang membentuk pola komunikasi yang dilakukan siswa
Sedes Sapientiae dalam menyelesaikan konflik dengan
sahabatnya.
B. Saran
1. Bagi subyek 1
Dalam menyelesaikan suatu konflik subjek 1 hendaknya tidak
hanya menunggu pihak yang berkonflik dengan dirinya untuk
memaafkannya, namun menjadi pembuka jalan, hilangkan
rasa gengsi dan cuek dalam diri.
2. Bagi subyek 2
Subjek 2 hendaknya dapat lebih memahami situasi dan
kondisi yang tepat dalam bercanda dengan temannya, jika
mengalami konflik jangan mudah terpancing emosi, dan
pandai-pandailah

membaca

momen

yang

tepat

untuk

menyelesaikan masalah, karena jika momen yang dipilih tidak


tepat maka ada kemungkinan masalah yang dialami akan
semakin panjang.
3. Bagi subyek 3
Subjek 3 hendaknya menyelesaikan masalah empat mata
dengan pihak yang bersangkutan, karena dirinya dan pihak
yang berkonflik adalah pihak yang benar-benar memahami
persoalan yang ada, jangan malu untuk mengakui kesalahan.
Namun jika tetap memilih untuk menghadirkan pihak ke tiga,
alangkah baiknya untuk memilih individu yang benar-benar
bijaksana, dan bukan termasuk dalam orang yang mempunyai
sifat yang gemar memprovokasi masalah.

80
Perpustakaan Unika

4. Bagi instansi pendidikan


a. Dalam menyelesaikan suatu konflik, guru dapat menjadi
penengah

yang

bijaksana,

dengan

mencoba

mengesampingkan segala status sosial hubungan afeksi


dengan guru, faktor intelektual dari siswa, supaya dapat
memberikan jalan keluar yang adil bagi pihak yang
berkonflik.
b. Mencoba memilih cara penyelesaian konflik yang cocok
dengan kepribadian siswa, dan tak lupa mempertimbangkan
situasi konflik yang tengah terjadi.
c. Ciptakanlah hubungan komunikasi yang baik dengan siswa
,sehingga siswa tidak merasa canggung jika ingin meminta
saran pada guru
d. Pertahankan aturan yang sudah disusun perihal sanksi untuk
pelajar yang melakukan perkelahian, tak kalah pentingnya
guru harus selalu menanamkan pentingnya menyelesaikan
masalah dengan jalur musyawarah.
5. Bagi peneliti
a. Nampak ada pengaruh karakteristik sifat individu terhadap
cara mereka dalam menyelesaikan konfliknya, peneliti
berikutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam tentang hal
ini, dengan cara menambahkan tes psikologi yang sesuai.
b. Peneliti dapat lebih menggali cara-cara penyelesaian konflik
pada lebih banyak subjek lagi, supaya dapat dilihat
keanekaragaman

cara

yang

individu

lakukan

untuk

menyelesaikan konfliknya.
c. Peneliti dapat mencoba untuk lebih dekat dan turut serta
terjun dalam lingkungan persahabatan subjek

81

Perpustakaan Unika

DAFTAR PUSTAKA

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia


Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Aamodt, M.G. 2007. Industrial/Organizational Psychology, An Applied
Approach. 5th Edition. United States: Thomson Wadsworth.
Abin Syamsudin Makmun. 2009. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Alsa, A. 2003. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Serta Kombinasinya dalam
Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baron, R.A., & Byrne, D., Branscombe, R.N. 2006. Social Psychology. 11th Ed.
USA: Allyn & Bacon.
Steven A. Beebe & Redmond Mark. 2008. Interpersonal Communication. USA:
Pearson Education.
Blake, R.; Mouton, J. 1964. The Managerial Grid: The Key to Leadership
Excellence. Houston: Gulf Publishing Co.
Daft, Richard L. 2006. Manajemen, Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Effendy, Onong Uchjana. 2004. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Dewi, Eva M.P dan Basti. 2008. Konflik Perkawinan dan Model Penyelesaian
Konflik Pada Pasangan Suami Istri. Jurnal Psikologi, Vol. 2 No. 1,
Desember 2008: 42-51.

82

Perpustakaan Unika

Devito, Joseph, A. 1997. Human Communication. New York: Harper Collinc


College Publisher.
Fajar.http://www.emfajar.net/friends-of-mine/makna-persahabatan/.

Diakses

pukul 12.03 A.M. Selasa 10 November 2011.


Hurlock, E.B. 1997. Perkembangan Anak. Jakarta: Gramedia.
Kartini Kartono. 1996. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar
Maju.
Lawson, R.B. and Shen, Z. 1998. Organizational Psychology: Foundation and
Applications. New York: Oxford University Press.
Lihatberita.

http://www.lihatberita.com/2011/10/rebutan-cewek-pelajar-2-sma-

tawuran.html. Diakses pukul 17.33. 19 Desember 2011.


Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Luthans, F. 2005. Organization Behavior (10 Ed). New York: Mc. Graw Hill.
Matin,

Hassan

Zarei,

et.al.

2010.

Relationship

Between

Interpersonal

Communication Skill and Organizational Commitment ( Case Study: Jahad


Keshavarszi and University of Qom, Iran). European Journal of Social
Science, Vol. 13 No. 3, 2010: 387-398.
Moleong, L.J. 2004. Metodologi Penilitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Osland, J.S., Rubbin, I.M., & Kolb, D.A. 2001. Organizational Behavior: An
Experiental Approach (7th ed). New Jersey: Prentice Hall.
Poerwandari, E. Kristi. 1998. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Universitas
Terbuka.

83

Perpustakaan Unika

Priliantini, Anastasia. 2008. Hubungan Antara Manajemen Konflik Dengan


Kecenderungan Perilaku Agresif Narapidana Usia Remaja di Lapas Anak
Pria Tangerang, Jurnal Psiko-Edukasi, Vol. 6 No. 1, Mei 2008: 10-20.
Rakhmat, Jalaluddin. 1996. Teori-Teori Komunikasi. Bandung:

PT. Remaja

Rosdakarya.
Saprillah. 2009. Konflik Sosial di Desa Benteng Kecamatan Malangke Kabupaten
Luwu Utara, Jurnal Al-Qalam, Vol. 15 No. 23, Januari-Juni 2009: 215-234.
Sofyandi, Herman dan Iwa Garniwa. 2007. Perilaku Organisasi, Edisi Pertama,
Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Thomas, Kenneth W. 1992. Conflict and Conflict Management Reflections and
Update. Journal of Organizational Behaviour, Vol. 13 No.3, May 1992:
265-274.
Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Persahabatan. Diakses pukul 12.02 A.M.
Selasa 10 November 2011.
Wilmot, Hocker. 2001. Third Edition: Interpersonal Conflict. Wm. C. Brown.
Winardi, J. 2004. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenada Media.
Zamachsari. http://www.beritajatim.com/detailnews.php/8/Peristiwa/20111126/118979/Garagara_Cewek,_Puluhan_Siswa_SMA_di_Bangkalan_Nyar
is_Tawuran. Diakses pukul 17.32. 19 Desember 2011.

Perpustakaan Unika

DAFTAR LAMPIRAN

A. Lampiran Pertanyaan ......................................................................................84


B. Lampiran Verbatim..........................................................................................85
1. Subyek 1..................................................................................................85
2. Subyek 2..................................................................................................89
3. Subyek 3..................................................................................................93
C. Lampiran Penjelasan Wawancara Untuk Pihak Sekolah.................................96
D. Surat Ijin Penelitian..........................................................................................98
E. Surat Bukti Penelitian......................................................................................99

xi

84
Perpustakaan Unika

A. Lampiran Pertanyaan
1. Selamat siang, saya Reza, dari Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata
Semarang. Disini saya ingin melakukan penelitian untuk skripsi saya. Apa
anda bersedia untuk melakukan wawancara?
2. Kapan anda lahir?
3. Di keluarga, anda berapa bersaudara?
4. Tolong sebutkan satu kata yang mewakili karakteristik sifat anda (cth:
ceria, pemalu, pemarah, dst)
5. Menurut anda apa arti sahabat?
6. Apakah anda mempunyai teman dekat, atau kelompok sepermainan?
7. Menurut anda seberapa pentingnya remaja seusia anda memiliki sahabat?,
jelaskan!
8. Menurut anda seberapa penting adanya komunikasi dalam hubungan
persahabatan?
9. Sepengetahuan anda konflik seperti apakah yang sering terjadi di sekolah
ini?
10. Dalam hubungan persahabatan, pernahkah anda mengalami konflik?
11. Dapatkah anda menceritakan konflik macam apakah yang paling sering
anda alami dengan teman sepergaulan anda?
12. Menurut anda apa penyebab utama konflik yang anda alami tersebut?
13. Anda tipe orang yang menghindari masalah atau mencoba menyelesaikan
masalah tersebut, jelaskan alasan anda?
14. Upaya apakah yang anda usahakan untuk menyelesaikan konflik anda
dengan sahabat?
15. Apakah alasan anda memilih cara yang anda sebutkan tersebut?
16. Mohon berikan contoh konkrit kasus yang anda alami sampai akhirnya
anda berhasil meredam konflik tersebut
17. Apakah hambatan yang anda alami dalam menyelesaikan masalah anda?
18. Jika cara komunikasi anda gagal dan menemui kebuntuan, apa yang anda
lakukan?

84

85
Perpustakaan Unika

B. Lampiran Verbatim
1. SUBYEK 1 :

Waktu/ tempat: 21 Februari 2012, 16.52 / kos


Nama : A
Tempat, tanggal lahir : Purwokerto, 7 Februari 1995
Usia : 17 tahun
Pendidikan : SMA kelas 12
Anak ke : 4 dari 4 bersaudara
Pertanyaan

Jawaban

Koding

1. Selamat
siang, Hmmmm...yaa bolehsaya Reza, dari boleh aja.
Fakultas
Psikologi Unika
Soegijapranata
Semarang. Disini
saya
ingin
melakukan
penelitian untuk
skripsi saya. Apa
anda
bersedia
untuk melakukan
wawancara?
2. Kapan anda lahir? 7 Februari 1995.
3. Di keluarga anda Emmm..saya ada 2
berapa
kakak perempuan, 1
bersaudara?
kakak laki-laki, berati
4 bersaudara .
4. Tolong sebutkan Cuek.
satu kata yang
mewakili
karakteristik sifat
anda (cth:ceria,
pemalu, pemarah,
dll)
5. Menurut anda apa Ngggg...itu, apa
arti sahabat?
kaya
seperjuangan,
sama-sama tau

Cuek

ya? ya
temen
yang
susah

85

86
Perpustakaan Unika

senengnya kita.
6. Apakah
anda
mempunyai
teman dekat atau
kelompok
sepermainan?
7. Menurut
anda
seberapa
pentingnya
remaja
seusia
anda
memiliki
sahabat? jelaskan
8. Menurut
anda
seberapa penting
adanya
komunikasi
dalam hubungan
persahabatan?
9. Sepengetahuan
anda
konflik
seperti
apakah
yangsering terjadi
di sekolah ini?

Punya, beberapa.

Eee...Yaaa
cukup
penting
sih,
buat
pergaulan,
bisa
sharing, saling bantu,
dll.
Yang jelas penting
lah...gimana kita bisa
saling kenal dan akrab
kalo ga pernah saling
komunikasi.
Ya biasanya sih gara- Alasan untuk membina
gara
saingan,
ato hubungan
kadang
gara-gara persahabatan luntur
bercanda
yang
kebablasan

10. Dalam hubungan


persahabatan
pernahkah anda
mengalami
konflik?

Ya sekali dua kali


konflik itu perlu sih,
buat bumbu aja, kalo
kita hubungan ga ada
konflik nya kayanya
agak
hambar
ya?
hmmm...tapi
kalo
kebanyakan
bumbu
malah jadi ga enak
juga sih ya?

11. Dapatkah anda


menceritakan
konflik
macam
apakah
yang
paling
sering
anda
alami

Ya
paling
cuma
jengkel ga saling sapa
ato cuek-cuek an kalo
sampe fisik sih jarang
kayanya.

86

87
Perpustakaan Unika

dengan
teman
sepergaulan
anda?
12. Menurut
anda
apa
penyebab
utama
konflik
yang anda alami
tersebut?

Eee..kalo biasanya sih Perubahan


gara-gara
beda hubungan
pendapat
dan
itu memicu konflik
nyangkut
sama
kepentingan kita yang
menurut kita penting
tapi menurut mereka
itu ga terlalu penting.

sifat
yang

13. Anda tipe orang


yang menghindari
masalah
atau
mencoba
menyelesaikan
masalah tersebut?
Jelaskan alasan
anda

Yaaa Kalo masih bisa Cuek, menghindar dan


enak diselesein ya menunggu konflik reda
sebisa
mungkin sendiri
diselesein, tapi kalo
kayanya udah ribet
buat diselesein ya
mending ngindar dulu
alias
ngadem..ehhhhmmmm
tapi seringnya sih
masalahnya
adem
sendiri, ga pake yang
kelamaan konflik

14. Upaya
apakah
yang
anda
usahakan untuk
menyelesaikan
konflik
anda
dengan sahabat?

Ya yang jelas sih


sama-sama minta maaf
dan
sama-sama
ngakuin
kesalahan,
trus kalo ada salah
paham
gitu
yaa
diomongin lah salah
pahamnya di mana.

15. Apakah alasan


anda
memilih
cara yang anda
sebutkan
tersebut?

Simple aja sih, dan Perubahan


biasanya kan konflik hubungan
gitu cuma gara-gara emicu konflik
miss komunikasi, jadi
kalo
komunikasinya
dibenerin kan bisa
selese

sifat
yangm

87

88
Perpustakaan Unika

16. Mohon berikan


contoh
konkrit
kasus yang anda
alami
sampai
akhirnya
anda
berhasil meredam
konflik tersebut

Hmmm... yang mana


ya? oh iya, waktu itu
konflik simpel aja sih
sebenernya, waktu lagi
sekolah kemaren, kan
pada ditarikin duit kas,
nah pas nyampe ke
aku, kebetulan pas
lagi..apaa, agak bokekbokeknya nih soalnya
tanggal tua, biasalah
anak kos, ya emang
cuma 20-25 ribuan,
kalo
normal
sih
dibayar aja biasa gak
tapi kalo pas kemarin
lagi agak bokek, udah
diomongin baik-baik
dulu besok lagi laah,
tapi dianya malah
ngotot, tapi pas ditagih
itu ya sempet rada-rada
keras
juga
keras
ngomongnya, nada ga
enak, ampe nunjukin
dompet segala, laa
ampe udah gitu dia
mau mundur, yang
nagihnya ituu, Tapi
kalo yang ini konflik
selesenya gara ngadem
n rada jaga jarak juga
sementara, sama yang
nagih itu. abis itu ya
normal
lagi
aja
hubungannya.
17. Apakah
Hmmm...hambatannya
hambatan yang ya biasanya kalo salah
anda alami dalam satu pihak ga mau
menyelesaikan
ngaku salah dan terlalu
masalah anda?
gengsi buat saling

Harapan subjek dan


bendahara
untuk
dimengerti
tidak
tercapai, Alasan untuk
membina
hubungan
persahabatan luntur

Alasan untuk membina


hubungan
persahabatan luntur

88

89
Perpustakaan Unika

minta maap.
18. Jika
cara Cari cara laen lah Menghindar
dan
komunikasi anda ya...ato kalo ngga agak menunggu konflik reda
gagal
dan menghindar
atau sendiri, cuek
menemui
menarik diri dulu ampe
kebuntuan, apa konfliknya rada adem.
yang
anda
lakukan?
2. SUBYEK 2:
Waktu/ tempat: 23 Februari, 14.37 / halaman depan sekolah
Nama : R
Tempat, tanggal lahir : Semarang, 5 Agustus 1994
Usia : 18 tahun
Pendidikan : SMA kelas 12
Anak ke : 1 dari 2 bersaudara
Pertanyaan
Jawaban
Koding
1. Selamat
siang, Bersedia.
saya Reza, dari
Fakultas
Psikologi Unika
Soegijapranata
Semarang. Disini
saya
ingin
melakukan
penelitian untuk
skripsi saya. Apa
anda
bersedia
untuk melakukan
wawancara?
2. Kapan anda lahir? Eeee
saya
lahir
Tanggal 5 agustus
1994.
3. Di keluarga anda
berapa
bersaudara?
4. Tolong sebutkan
satu kata yang
mewakili

Eee...Saya punya dua


bersaudara.
Eeee. Saya orang yang
pemalu

89

90
Perpustakaan Unika

karakteristik sifat
anda (cth:ceria,
pemalu, pemarah,
dll)
5. Menurut anda apa Eee kalo saya, mampu
arti sahabat?
menjaga rahasia dan
ada saat kita nggak
punya uang hahaha....
6. Apakah
anda
mempunyai
teman dekat atau
kelompok
sepermainan?
7. Menurut
anda
seberapa
pentingnya
remaja
seusia
anda
memiliki
sahabat? jelaskan

Punya.

8. Menurut
anda
seberapa penting
adanya
komunikasi
dalam hubungan
persahabatan?
9. Sepengetahuan
anda
konflik
seperti
apakah
yangsering terjadi
di sekolah ini?
10. Dalam hubungan
persahabatan
pernahkah anda
mengalami
konflik?
11. Dapatkah anda
menceritakan

Sangat penting sekali

Eeee menurut saya


penting sekali karena
saat ini sahabat yang
baik
mampu
ikut
mengingatkan
kalau
kita melakukan hal
yang melenceng serta
ikut mampu menjaga
kita dalam pergaulan.

Eeee biasanya sih ada Alasan


membina
kesalalah
pahaman hubungan
antar teman, dan miss persahabatan luntur
komunikasi.
Pernah.

Karena
kesalah Harapan subjek untuk
pahaman, saya sedikit diperhatikan
tidak

90

91
Perpustakaan Unika

konflik
macam
apakah
yang
paling
sering
anda
alami
dengan
teman
sepergaulan
anda?

berkonflik
dengan tersampaikan
sahabat. Saat itu teman
saya sedang tidak ingin
diganggu tapi saya
slalu menganggu yaa
karena
salah
komunikasi tadi.

12. Menurut
anda
apa
penyebab
utama
konflik
yang anda alami
tersebut?

Eeee Kesalah pahaman Harapan subjek untuk


ya mungkin, kesalah diperhatikan
tidak
pahaman
yang tersampaikan
diakibatkan
miss
komunikasi tadi.

13. Anda tipe orang


yang menghindari
masalah
atau
mencoba
menyelesaikan
masalah tersebut?
Jelaskan alasan
anda

Eeee saya tipe orang Berkompromi


untuk
yang
menyelesaikan mencari jalan keluar
masalah.
Karena
masalah itu,
kalo
menurut saya tempat
untuk belajar. Eeee
kalo kita nggah pernah
menghadapi masalah
maka kita nggak akan
menyelesaikan
dan
belajar juga.

14. Upaya
apakah
yang
anda
usahakan untuk
menyelesaikan
konflik
anda
dengan sahabat?

Eeee...Upayanya salah Berkompromi


untuk
satunya
komunikasi mencari jalan keluar
yaa,
saya
bicara
dengan teman saya,
saat keadaan sudah
mulai tenang.

15. Apakah alasan


anda
memilih
cara yang anda
sebutkan
tersebut?
16. Mohon berikan
contoh
konkrit
kasus yang anda
alami
sampai

Karena
bicara
itu Berkompromi
untuk
mungkin cara yang mencari jalan keluar
paling simple dan
efektif menurut saya.
Eeee...hahaha,
jadi
waktu itu saya dan
teman saya sedang
berada di kelas, nah

Harapan subjek untuk


diperhatikan
tidak
tersampaikan,
Mengakui kesalahan

91

92
Perpustakaan Unika

akhirnya
anda biasanya saat di kelas
berhasil meredam itu kami selalu ceritakonflik tersebut
cerita ngobrol sana
sini, ee..banyak hal sih
tentang hobi kami
terutama.
Trus
eee..pada suatu saat,
pada saat saya ingin
ngajak ngobrol, dia itu
tidak menghiraukan,
mungkin karena ada
apa yaa saya kurang
tahu
waktu
itu.
Jaa..Eeeeh saya merasa
tidak didengarkan saat
itu, jadi saya marah
pada teman saya,teman
saya juga marah pada
saya, akhirnya kita
radak renggang sedikit
waktu itu, eeee.. trus
pada
saat,
pada
saat.....eeee semuanya
tenang, mulai tenang,
saya bicara lagi sama
teman
saya,
eee...menjelaskan
kenapa,
akhirnya
ketauan masalahnya,
trus saya minta maaf
karena saya salah.
17. Apakah
hambatan yang
anda alami dalam
menyelesaikan
masalah anda?

Eeee..nggak
hambatan
sebenarnya,
hambatan

ga

ada Meneyelesaikan
ya masalah saat ke dua
ada belah
pihak
telah
tenang
mempunyai
kemungkinan berhasil
yang
lebih
besar,
karena ke dua belah
pihak
dalam
menyelesaikan
masalah tidak terbawa

92

93
Perpustakaan Unika

18. Jika
cara
komunikasi anda
gagal
dan
menemui
kebuntuan, apa
yang
anda
lakukan?

emosi sesaat
Eeee eee melakukan Berkompromi
untuk
apa
yaa?
Eksyen mencari jalan keluar
langsung yaa mungkin
yaa, eksyen langsung,
jadi
tindakantindakan
yang riil gitu, nyata .

3. SUBYEK 3 :
Waktu/ tempat: 23 Februari 2012, 14. 43 / parkiran sekolah
Nama : M
Tempat, tanggal lahir : Semarang, 17 Agustus 1994
Usia : 18 tahun
Pendidikan : SMA kelas 12
Anak ke : 2 dari 2 bersaudara
Pertanyaan
Jawaban
1. Selamat
siang, Iya bersedia
saya Reza, dari
Fakultas
Psikologi Unika
Soegijapranata
Semarang. Disini
saya
ingin
melakukan
penelitian untuk
skripsi saya. Apa
anda
bersedia
untuk melakukan
wawancara?
2. Kapan anda lahir? 17 Oktober 1994

Koding

3. Di keluarga anda 2 bersaudara


berapa
bersaudara?
4. Tolong sebutkan Mmmm...ceria
satu kata yang mungkin
mewakili
karakteristik sifat
anda (cth:ceria,

93

94
Perpustakaan Unika

pemalu, pemarah,
dll)
5. Menurut anda apa Eeee Sahabat adalah
arti sahabat?
orang yang lebih dari
sekedar teman. Teman
yang sangat dipercaya.
6. Apakah
anda
mempunyai
teman dekat atau
kelompok
sepermainan?
7. Menurut
anda
seberapa
pentingnya
remaja
seusia
anda
memiliki
sahabat? jelaskan
8. Menurut
anda
seberapa penting
adanya
komunikasi
dalam hubungan
persahabatan?
9. Sepengetahuan
anda
konflik
seperti
apakah
yangsering terjadi
di sekolah ini?
10. Dalam hubungan
persahabatan
pernahkah anda
mengalami
konflik?
11. Dapatkah anda
menceritakan
konflik
macam
apakah
yang
paling
sering
anda
alami
dengan
teman
sepergaulan

Iya.

Kalau menurut saya


sangat penting. Karena
selain keluarga, yang
terdekat adalah sahabat
itu
Mmm...Penting.
Karena
komunikasi
menghindarkan pada
salah paham

Ee...yaa yang paling


sering sih salah paham
antar teman

Eee...iya.

Eee. Biasanya sih salah


paham
dalam
komunikasi.

94

95
Perpustakaan Unika

anda?
12. Menurut
anda
apa
penyebab
utama
konflik
yang anda alami
tersebut?
13. Anda tipe orang
yang menghindari
masalah
atau
mencoba
menyelesaikan
masalah tersebut?
Jelaskan alasan
anda
14. Upaya
apakah
yang
anda
usahakan untuk
menyelesaikan
konflik
anda
dengan sahabat?
15. Apakah alasan
anda
memilih
cara yang anda
sebutkan
tersebut?
16. Mohon berikan
contoh
konkrit
kasus yang anda
alami
sampai
akhirnya
anda
berhasil meredam
konflik tersebut
17. Apakah
hambatan yang
anda alami dalam
menyelesaikan
masalah anda?

Eeee komunikasi yang


kurang

Eeee.
Mencoba Berkompromi
untuk
menyelesaikan
mencari jalan keluar
masalah. Karena saya
tidak suka lari dari
masalah

Menyelesaikannya
Berkompromi
untuk
dengan berbicara baik mencari jalan keluar
baik

Karena cara tersebut


yang menurut saya
paling efektif

Eeee....Salah
paham
masalah cewek dengan
sahabat
saya.
Kemudian
mencoba
untuk berbicara baik
baik dan mencari jalan
keluar

Persaingan
antar
sahabat yang tidak
sehat, Adanya pihak
ketiga sebagai pemicu
konflik

Eeee...Komunikasi
menjadi sulit. saat
kepala kita sudah
panas
dan
emosi
memuncak.

Kegagalan
menemukan
jalan
tengah,
Alasan
membina
hubungan
persahabatan luntur

18. Jika
cara Eeee.
komunikasi anda mencari
gagal
dan Dalam

Berusaha Meminta
jalan lain. pihak ke tiga
hal
ini

bantuan

95

96
Perpustakaan Unika

menemui
yaa...meminta bantuan
kebuntuan, apa teman
lain
untuk
yang
anda menengahi
lakukan?

C. Lampiran Penjelasan Wawancara Untuk Pihak Sekolah


Masalah utama yang akan disoroti dalam wawancara ini adalah:
-

Berpusat pada konflik yang dialami oleh siswa yang mereka temui
dalam hubungan persahabatannya

Jalur komunikasi seperti apakah yang akan mereka gunakan untuk


menyelesaikan konflik di antara mereka.

Penjelasan Tata Cara Wawancara Subyek Penelitian Skripsi Peranan


Komunikasi Dalam Menyelesaikan Konflik Pada Hubungan
Persahabatan Siswa SMA Sedes Sapientiae
1. Subyek berjenis kelamin laki-laki, dan berusia 16-18 tahun
2. Subyek yang akan diwawancara adalah 3 orang, pernah mengalami
konflik dalam hubungan persahabatnnya.
3. Wawancara ini tidak bersifat memaksa, jika subyek yang ditemui
tidak bersedia diwawancarai, maka tidak akan dilakukan wawancara.
4. Wawancara ini tidak akan mengganggu jalannya proses belajar
mengajar dikarenakan wawancara akan dilakukan di luar jam
sekolah (tempat dan waktu atas seijin subyek).
5. Demi menjaga kerahasiaan identitas subyek, maka pewawancara
tidak akan menanyakan nama terang, kelas, jurusan, tempat tinggal,
dan nomor telp subyek, hal ini dilakukan agar subyek dapat
menjawab segala pertanyaan yang ditanyakan dengan terbuka dan
tidak ditutup-tutupi.
6. Pewawancara akan terlebih dahulu menyerahkan surat ijin penelitian
yang telah disetujui pihak fakultas Psikologi UNIKA Soegijapranata
96

97
Perpustakaan Unika

kepada pihak sekolah, yang berisi 2 lembar surat (satu lembar untuk
pihak sekolah, dan satu lembar lainnya untuk pewawancara).
7. Pewawancara kemudian akan menyerahkan lampiran pertanyaan
yang akan ditanyakan kepada subyek, kepada pihak sekolah.
8. Jalannya wawancara akan terekam oleh tape recorder (atas seijin
subyek) dan akan dituliskan kembali dalam verbatim secara lengkap
tanpa ada yang ditambahkan atau dikurangi.
9. Jika semua proses wawancara dan penyusunan verbatim telah selesai
dilakukan, maka pewawancara akan menyerahkan pada pihak
sekolah hasil rekaman wawancara dan verbatim yang telah
pewawancara buat, sebagai bukti bahwa pewawancara telah
melakukan penelitian pada sekolah yang bersangkutan.
10. Setelah semua selesai, pihak sekolah dapat memberikan surat bukti
penelitian, sebagai tanda pewawancara telah melakukan penelitian di
sekolah tersebut.

97

Anda mungkin juga menyukai