Anda di halaman 1dari 4

Konsep Society 5.

0 merupakan penyempurnaan dari konsep-konsep


sebelumnya. Pada Society 1.0, manusia masih berada di era berburu dan
mengenal tulisan. Pada Society 2.0 adalah era pertanian dimana manusia sudah
mulai mengenal bercocok tanam. Lalu pada Society 3.0 sudah memasuki era
industry, yaitu ketika manusia sudah mulai menggunakan mesin untuk
menunjang aktivitas sehari-hari. Setelah itu munculah Society 4.0 yang kita alami
saat ini, yaitu manusia yang sudah mengenal komputer hingga internet juga
dalam penerapannya di kehidupan.

Jika Society 4.0 memungkinkan kita untuk mengakses juga membagikan


informasi di internet. Internet bukan hanya sekadar untuk berbagi informasi
melainkan untuk menjalani kehidupan. Society 5.0 menciptakan masyarakat
yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Manusia mempunyai peran
di era digital, sehingga dibutuhkan keseimbangan antara pencapaian ekonomi
dan penyelesaian masalah sosial.

Society 5.0 dimaksudkan untuk mengantisipasi era Industri 4.0, dimana peran
masyarakat dirasakan masih kurang. Society 5.0 merupakan suatu konsep
masyarakat yang berpusat kepada manusia (human-centered) yang berbasis
teknologi (technology based). Perkembangan teknologi yang begitu pesat,
termasuk adanya peran manusia yang tergantikan oleh kehadiran robot cerdas,
dianggap dapat mendegrasi peran manusia. Hal ini yang melatar belakangi
lahirnya Society 5.0 yang diperkenalkan di kantor Perdana Menteri Jepang.

Melalui Society 5.0 kecerdasan buatan (artificial intelligence) akan


mentransformasi big data pada segala sendi kehidupan serta the Internet of
Things akan menjadi sesuatu kearifan yang baru, yaitu nilai humanistik secara
keseluruhan dan akan didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan manusia
membuka peluang-peluang bagi kemanusiaan. Transformasi teknologi ini akan
membantu manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna memiliki
arti “memanusiakan manusia”.

Dengan demikian dalam era Society 5.0 kecerdasan buatan digunakan untuk
mengubah semua data di semua aspek kehidupan. Dengan demikian bagi
Indonesia yang memiliki jumlah penduduk yang besar namun dengan sebaran
ilmu pengetahuan dan pendidikan yang tidak merata, Society 5.0 bisa menjadi
faktor pelengkap keberhasilan jika diimplementasikan dengan baik.

Di negara kita, implementasi Era Industri 4.0 masih belum tuntas. Memang
transformasi digital yang mengalami perkembangan yang sangat cepat telah
mengubah kebiasaan masyarakat dan industri. Salah satu dampak transformasi
digital adalah menyebabkan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi
sangat pesat. Sehingga bisa dinikmati semua orang dengan mudah. Dalam hal
ini, big data dan Internet of Things (IoT) harus menjangkau setiap aspek
kehidupan masyarakat, yang akan berubah menjadi kecerdasan buatan.
Sehingga untuk memperkuat peran masyarakat dalam menyukseskan
transformasi digital tersebut, masyarakat harus mampu memanfaatkan teknologi
yang berkembang pesat menjadi peluang bisnis.

Sehingga untuk merealisasikan hal tersebut dibutuhkan peran seluruh pihak baik
dari pemerintahan maupun nonpemerintahan, agar mampu menjawab tantangan
bangsa dengan memberdayakan seluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian
society 5.0 akan mendekati kehidupan kita dengan segala kemudahan teknologi,
“era milenial ini memaksa kaum yang tidak produktif untuk dapat mengejar kaum
yang produktif dalam segala aspek.
Era Society 5.0 menjadi tantangan tersendiri bagi pebisnis milenial Indonesia.
Generasi milenial merupakan generasi yang mengagumi Revolusi Industri 4.0,
namun cenderung mengabaikan masalah sosial. Dalam era Society 5.0 perlu
diarahkan pada peran generasi milenial untuk kemajuan masa depan bangsa
Indonesia. Sehingga diperlukan integrasi selain dengan pemerintah sebagai
regulator, juga dengan perguruan tinggi, industri, komunitas atau masyarakat
dan peran media untuk menyukseskan ini. Sehingga dalam era Society 5.0,
salah satu kunci kesuksesan bisnis yang dikelola para milenial di Indonesia
adalah jika konsep pentahelix dapat diimplementasikan dengan baik.
Sebagaimana kita ketahui konsep pentahelix menekankan bagaimana integrasi
dan kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, industri, komunitas atau
masyarakat dan media dapat bekerja sama dengan baik. Diharapkan dengan
adanya integrasi dan kolaborasi tersebut, para milenial memiliki kemampuan
untuk menciptakan nilai tambah secara konsisten dari inovasi teknologi mulai
dari input hingga output. Sehingga inovasi yang dihasilkan dapat menciptakan
keunggulan bersaing. Dari semua kelebihan yang ada di dalam era Society 5.0,
terdapat tantangan-tantangan yang bisa menjadi ancaman bagi generasi
milenial. Tantangan kaum milenial dalam menghadapi era Society 5.0 ini adalah
akumulasi data yang melimpah akan membuat kaum milenial menjadi lebih sulit
dalam memperoleh data yang akurat. Dalam artian akan sulit mengetahui
kebenaran data tersebut sehingga timbul informasi hoaks. 

Dalam kehidupan saat ini, ekonomi merupakan hal yang sangat penting, untuk
itu keberadaan Society 5.0 dapat mengintegrasikan antara kehidupan dunia
nyata dan dunia maya. Sebenarnya konsep revolusi 4.0 dan Society 5.0 tidak
memiliki perbedaan yang jauh. Hanya saja konsep Society 5.0 lebih
memfokuskan konteks terhadap manusia. Jika Revolusi industry 4.0
menggunakan AI, dan kecerdasan buatan yang merupakan komponen utama
dalam membuat perubahan di masa yang akan datang. Sedangkan Society 5.0
menggunakan teknologi modern hanya saja mengandalkan manusia sebagai
komponen utamanya. Society 5.0, sebuah masa di mana masyarakat berpusat
pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian
masalah sosial oleh sistem yang mengintegrasikan ruang dunia maya dan ruang
fisik. Society 5.0 akan menyeimbangkan pembangunan ekonomi dan
menyelesaikan masalah sosial. Memang terdengar sulit untuk dilakukan
mengingat saat ini masalah tersebut masih saja terjadi terutama di Negara
berkembang seperti Indonesia. namun bukan berarti tidak bisa di lakukan.
Jepang sendiri sudah membuktikan sebagai Negara dengan teknologi paling
maju saat ini. Tentunya dengan hal tersebut. Jepang akan terus
mengembangkan teknologi hingga konsep Society 5.0 bisa terealisasikan
sepenuhnya. Indonesia saat ini masih berfokus kepada Society 4.0, bisa jadi
Indonesia terutama kaum milenial masih belum siap menghadapi Society 5.0
yang merupakan masyarakat super pintar

Anda mungkin juga menyukai