0 works
Society 5.0 mencapai tingkat konvergensi yang tinggi antara ruang siber (ruang virtual) dan
ruang fisik (ruang nyata). Di masa lalu masyarakat informasi (Society 4.0), orang akan
mengakses layanan cloud (database) di dunia maya melalui Internet dan mencari, mengambil,
dan menganalisis informasi atau data.
Dalam Society 5.0, sejumlah besar informasi dari sensor di ruang fisik terakumulasi di dunia
maya. Di dunia maya, big data ini dianalisis oleh kecerdasan buatan (AI), dan hasil
analisisnya diumpankan kembali ke manusia di ruang fisik dalam berbagai bentuk.
Dalam masyarakat informasi masa lalu, praktik umum adalah mengumpulkan informasi
melalui jaringan dan menganalisisnya oleh manusia. Namun, dalam Society 5.0, orang,
benda, dan sistem semuanya terhubung di dunia maya dan hasil optimal yang diperoleh AI
melebihi kemampuan manusia diumpankan kembali ke ruang fisik. Proses ini membawa nilai
baru bagi industri dan masyarakat dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin.
Memasuki Masyarakat 5. 0
Big Data yang dikumpulkan oleh IoT akan diubah menjadi jenis kecerdasan baru
oleh AI dan akan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Saat kita beralih ke Society 5.0,
semua kehidupan masyarakat akan lebih nyaman dan berkelanjutan karena orang-oranghanya
diberikan produk dan layanan dalam jumlah dan pada waktu yang
dibutuhkan.
Industry 5.0 can be considered as the answer to the demand of a renewed human
centred/human-centric industrial paradigm, starting from the (structural, organisational,
managerial, knowledge-based, philosophical and cultural) reorganisation of the
production processes to then generate positive implications first within the
business perspectives and secondly towards all the components belonging to the
innovation ecosystem (Carayannis et al., 2021c, p. 5; Carayannis 2021a, b, c, d).
Industri 5.0 dapat dianggap sebagai jawaban atas tuntutan paradigma industri yang
berpusat pada manusia/berpusat pada manusia, mulai dari reorganisasi (struktural,
organisasional, manajerial, berbasis pengetahuan, filosofis dan budaya) dari proses
produksi untuk kemudian menghasilkan implikasi positif pertama dalam
perspektif bisnis dan kedua terhadap semua komponen yang termasuk dalam
ekosistem inovasi (Carayannis et al., 2021c, hlm. 5; Carayannis 2021a, b, c, d).
The concept of Society 5.0 and Industry 5.0 is not a simple chronological continuation
or alternative to Industry 4.0 paradigm. Society 5.0 aims to place human beings at
the midpoint of innovation, exploiting the impact of technology and Industry 4.0
results with the technological integration to improve quality of life, social responsibility
and sustainability. This ground-breaking perspective has common points
with the objectives of the United Nations Sustainable Development Goals. It also
has major implication for universities transformations. Universities are called upon
producing knowledge for new technologies and social innovation. In our paper, we
argue that digitalisation opens new perspectives for universities and can become
one of the main drivers of their change. Incorporating the assumptions of Society 5.0
and Industry 5.0 into the universities practices and policies will allow both
universities and societies to fully benefit from digital transformation. Making
the human-oriented innovation as the universities trademark and developing new
cooperative models will also help to achieve sustainable priorities. The use of the
Quintuple Helix Model (QHM) might foster the process of necessary transformations
capacities as it integrates different perspectives and sets the stage for sustainability
priorities and considerations. As far as the practical goal is concerned, the
paper proposes a set of recommendations for universities aiming at developing new
forms and channels of distribution of education, research and innovation within
in the context of QHM and Society 5.0. We call them socially and digitally engaged
model.
Konsep Society 5.0 dan Industry 5.0 bukanlah kelanjutan kronologis sederhana
atau alternatif dari paradigma Industri 4.0. Society 5.0 bertujuan untuk menempatkan
manusia pada
titik tengah inovasi, mengeksploitasi dampak teknologi dan hasil Industri 4.0
dengan integrasi teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup, tanggung jawab sosial
dan keberlanjutan. Perspektif terobosan ini memiliki poin yang sama
dengan tujuan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ini juga
memiliki implikasi besar bagi transformasi universitas. Universitas diminta untuk
menghasilkan pengetahuan untuk teknologi baru dan inovasi sosial. Dalam makalah
kami, kami
berpendapat bahwa digitalisasi membuka perspektif baru bagi universitas dan dapat
menjadi
salah satu pendorong utama perubahan mereka. Memasukkan asumsi Society 5.0 dan
Industry 5.0 ke dalam praktik dan kebijakan universitas akan memungkinkan universitas
dan
masyarakat untuk sepenuhnya mendapat manfaat dari transformasi digital. Menjadikan
inovasi yang berorientasi pada manusia sebagai merek dagang universitas dan
mengembangkan
model kerja sama baru juga akan membantu mencapai prioritas yang berkelanjutan.
Penggunaan
Quintuple Helix Model (QHM) dapat mendorong proses kapasitas transformasi yang
diperlukan karena mengintegrasikan perspektif yang berbeda dan menetapkan
panggung untuk prioritas dan pertimbangan keberlanjutan. Sejauh menyangkut tujuan
praktis,
makalah ini mengusulkan serangkaian rekomendasi untuk universitas yang bertujuan
mengembangkan
bentuk dan saluran baru distribusi pendidikan, penelitian dan inovasi dalam
konteks QHM dan Society 5.0. Kami menyebutnya model yang terlibat secara sosial dan
digital
.
One of the main aims of green and digital transitions included in the Industry
5.0 and Society 50 is to ensure that people still lead purpose-driven and creative
lives. “To this end, universities and businesses will have an increasingly crucial
role to play. As we move toward a truly people-centric life, progress in information
technology must be accompanied by efforts to train up industrial innovators
and raise the information literacy of each and every citizen. Universities, for their
part, in addition to spurring technological progress as before, must additionally
be responsible for cultivating literacy among information users through both general
curricula and recurrent education, so as to promote the civil society that
embodies Society 5.0” (Society 5.0 A People-centric Super-smart Society, 2018,
p.13).