Anda di halaman 1dari 5

Kolam pakar industri 4.0 vs society 5.

Nama : Muhammad Nor Padli


Jurusan : Akuntansi

Frasa “Revolusi Industri 4.0.” Umumnya, orang-orang menggunakan frasa ini setiap kali
mengadakan acara yang mengusung tema teknologi dan masa depan. Di Indonesia sendiri,
program revolusi industri 4.0 sudah digalakkan oleh pemerintah. Mampu meningkatkan
produksi hingga ekspor, program ini bertujuan mendorong ekonomi Indonesia pada tahun
2030 masuk ke dalam 10 besar di dunia.
Industri 4.0 santer media sosial. Ada yang menyebut dengan era disrupsi. Atau situasi
pergerakan dunia industri tidak lagi linier. Bahkan berlangsung sangat cepat cenderung
mengacak-acak pola tatanan lama, dan cenderung membentuk pola tatanan baru. Sebagai
catatan, revolusi industri telah terjadi empat kali. Pertama dengan penemuan mesin uap,
kedua elektrifikasi. Ketiga penggunaan komputer, dan keempat revolusi era digital saat ini.

Kondisi yang saling mendisrupsi ini bisa terjadi karena pesatnya perkembangan teknologi
digital. Seperti kecerdasan buatan ARTIFICIAL INTELLIGEN. Yang jika dipadukan dengan
internet akan mampu mengolah jutaan data besar yang menjadi suatu keputusan atau
kesimpulan. Jadi jangan heran jika salah satu media sosial di protes banyak pihak saat
pelaksanaan pemilu di AS beberapa waktu lalu. Karena di sinyalir memberikan data ke salah
satu kontestan. Dan dengan teknologi digital, data tersebut akan di analisis dan hasilnya
dipakai untuk mengatur strategi pemenangan.

Revolusi Industri 4.0 pertama kali di perkenalkan oleh profesor Klaus Schwab. Seorang
ekonom terkenal asal Jerman yang menulis dalam bukunya: The Fourth Industrial
Revolution. Sebenarnya beberapa negara juga memiliki peta jalan digitalisasi industri yang
serupa.

Sebagai masyarakat awam, kondisi industri 4.0 yang telah kita lihat dan rasakan. Belakangan,
muncul model-model bisnis baru dengan strategi yang lebih inovatif. Contohnya seperti, GO-
JEK sebuah perusahaan yang tidak memiliki armada, namun memiliki nilai 12 kali di banding
GARUDA. Fenomena serupa juga terjadi di dunia perbankan. Beberapa profesi seperti teller
bank, analis kredit, agen asuransi, kasir, resepsionis akan hilang dan akan di gunakan oleh
ponsel pintar . Akibatnya, berimbas pula pada tatanan sosial masyarakat.
Sejumlah bidang yang memanfaatkan teknologi baru untuk membuat terobosan adalah :

1. Robot kecerdasan buatan


2. Teknologi nano B
3. Bioteknologi
4. Teknologi komputer kautum
5. Blockchain
6. Teknologi berbasis internet
7. Printer 3D.

Secara sederhana, revolusi industri 4.0 merupakan era industri yang memungkinkan seluruh
entitas di dalamnya untuk saling berkomunikasi kapan saja secara real time dengan
memanfaatkan teknologi internet. Kemudahan ini mendorong tercapainya kreasi nilai baru.

Contoh penerapan revolusi 4.0 yang sudah terlaksana kan di tanah air adalah kebijakan e-
smart industri kecil dan menengah (IKM). Kebijakan tersebut membantu para pelaku usaha
untuk secara lebih masif dapat mempromosikan produk mereka di platform digital.
Ketersediaan teknologi tinggi tren otomatis dan pertukaran data masa revolusi industri 4.0
seperti sistem syber-fisik, internet of thinghs (Lot), komputasi kognitif. Beriringan dengan
terhadap danpak kehidupan manusia yang ada di seluruh dunia ini, jadi penuh gejolak jolak ,
ketidakpastian, kompleksitas, dan yang ambiguitas.

Konsep revolusi yang dicetuskan di jepang lebih mendorong terhadap peranan manusia
dalam mengatasi paradigma dari kemajuan revolusi industri 4.0 Artinya pada masa society
5.0 ini manusia di tuntut untuk dapat lebih memiliki kemampuan memecahkan masalah-
masalah yang bersifat kompleks, berpikir kritis, dan yang kreatifitas dengan pikiran dan
kemampuan masing-masing.

Maka dengan kehadiran society 5.0 ini dapat menjadi solusi akan hal tersebut, prinsip nya
yang mendasarkan pada peranan manusia nya itu sendiri bersama teknologi-teknologi yang
sudah tercipta atau sudah tersedia, sehingga manusia membuat seimbang antara kemajuan
ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat menghubungkan
melalui dunia maya dan ataupun dunia yang nyata.
Adapun relasi revolusi industri 4.0 dan society 5.0 seperti pemanfaatan big data yang ikut
serta mengikuti perkembangan society 5.0 bisa dalam berbagai bidang. Salah satunya dalam
bidang pemanfaatan teknologi wearable.Wearable bisa di gunakan membantu aktifitas
komunikasi dan navigasi. Namun kemudian, teknologi wearable telah menjelma sebagai
teknologi pengumpul informasi big data. Menurut penelitian yang di temukan oleh peneliti
universitas gajah mada (UGM) yang bernama Daniel Oscar teknologi wearable jadi
teknologi berkembang seperti google glass dan juga smartphone, yaitu Quick Disaster,
Weaver, Realive, dan Stress Rate.

Society 5.0 ini sendiri merupakan satu gagasan yang di tandai muncul jadi pembicaraan saat
berada di dalam form ekonomi dunia (WEF) pada awal januari 2019 yang lalu di Davos,
Swiss. Menurut perdana menteri jepang, Shinzo Abe mengatakan bahwa konsep revolusi
industri 4.0 dan society 5.0 tidak memiliki perbedaan yang jauh. Yaitu revolusi industri 4.0
menggunakan kecerdasan buatan (artifical intellegent) sedangkan society 5.0 mempokuskan
kepada komponen manusianya.

Prioritas society 5.0 pada masyarakat beradaptasi di masa depan yakni HOTS. Higher order
thinking skills, jika cara berpikir secara kompleks, berjenjang, dan sistematis dapat di
gunakan oleh masyarakat maka inilah yang di sebut dengan cara berpikir tingkat tinggi
society 5.0.

Manfaat yang bisa di rasakan jika society 5.0 di terapkan di indonesia salah satunya dari
bidang isu lingkungan seperti monitoring dan management kualitas air gunakan remote
sensing serta data oceanografik, early warning alert system berguna melindungi manusia dari
bencaca alam dan penyakit berdasarkan kombinasi berbagai macam data.

Selanjutnya society 5.0 terkait pula dengan analisa data meteorologi menggunakan high
performance computer untuk pemecahan isu perubahan lingkungan yang aman, nyaman dan
efisien. Semua kemajuan dan perubahan yang di bawa revolusi industri 4.0 mungkin
membuat banyak orang merasa tidak ada revolusi lagi yang bisa terjadi. Namun, pikiran itu
musnah setelah muncul era society 5.0, sebuah konsep yang di hadirkan oleh Federasi Bisnis
Jepang. Konsep nya yang sudah di usulkan dalam 5th science and Technology Basic Plan ini
di jadikan masyarakat masa depan yang harus di cita-citakan oleh matahari terbit itu.

Sederhananya, era society 5.0 bertujuan untuk mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik.
Integrasi tersebut di lakukan untuk membuat semua hal menjadi lebih mudah. Keseimbangan
kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial dengan memanfaatkan sistem yang
sangat mengintegrasikan kedua hal tersebut membuat semua hal menjadi mudah, terutama
memperluas prospek kerja.

Perbedaan yang mendasar antara 4.0 dan 5.0

Kesimpulannya bahwa secara garis besar, perbedaan mendasar antara 4.0 dan 5.0 adalah
fakta bahwa revolusi industri 4.0 fokus pada aspek melakukan pekerjaan secara otomatis.
Sementara itu, era society 5.0 lebih menekankan pada perluasan prospek kerja serta
mengoptimalkan tanggung jawab jam kerja dalam menyelesaikan pekerjaan. Sama-sama
bertujuan untuk menyejahterakan kehidupan manusia, namun dengan pendekatan yang
berbeda.

Anda mungkin juga menyukai