Anda di halaman 1dari 12

GAGASAN KREATIF MAHASISWA BERPRESTASI 2022

MENYELESAIKAN MASALAH PEMBANGUNAN YANG BERKAITAN


DENGAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) DAN
REVOLUSI 4.0.

Disusun Oleh:

Tarisha Regina Putri


2024155

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
ROKAN HULU
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu kita ucapkan atas kehadiran Allah, yang selalu mencurahkan
rahmat dan karunia Nya kepada kita dan terutama kepada penulis, karena berkat rahmat dan
karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan gagasan kreatif ini guna mengikuti Pemilihan
Mahasiswa Berprestasi tahun 2022 dengan judul “Menyelesaikan Masalah Pembangunan Yang
Berkitn Dengan Sustainable Development Goals (Sdgs) Dan Revolusi 4.0.

Selanjutnya shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW,
karena berkat beliau-lah kita dapat mengecap manisnya ilmu pengetahuan seperti yang kita
rasakan pada saat sekarang ini. Seterusnya ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada dosen
pembimbing Pilmapres Fakultas Ekonomi yang bersedia memberikan dukungan , ilmu, serta
dengan sabar dan senantiasa memberi semangat dan bimbingan sehinga penulis dapat
menyelsaikan gagasan kreatif ini.

Penulis sangat berharap adanya kritik dan saran yang membangun guna perbaikan
gagasan kreatif ini. Penulis sangat berharap adanya kritik dan saran yang membangun gun
perbaikan gagasan kreatif ini di masa yang akan datang. Semoga gagasan kreatif ini dapat
membeikan manfaat dan kontribusi bagi bangsa Indonesia.

Rokan Hulu, 13 Juni 2021

Penulis

2
GAGASAN KREATIF MENYELESAIKAN MASALAH PEMBANGUNAN YANG
BERKAITAN DENGAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) DAN
REVOLUSI 4.0.

Teknologi selalu mengalami perubahan-perubahan seakan tidak pernah ada ujungnya. Seperti
halnya saat ini teknologi sudah sangat berkembang dengan pesat terutama dalam bidang
teknologi informasi dan komunikasi.

Dengan tanpa kita sadari hampir semua kehidupan sehari-hari kita ditunjang oleh kecanggihan
teknologi, contoh sederhananya robot vacuum cleaner, berkembangnya teknologi autonomous
vehicle (mobil tanpa supir), drone, aplikasi media sosial, bioteknologi dan nanoteknologi dan
masih banyak lagi.

Bahkan saat ini sudah banyak sekali benda-benda baik benda kebutuhan rumah tangga,
kebutuhan sekolah, pekerjaan, yang semuanya serba digital dan berteknologi wireless.

Dunia saat ini sudah memasuki era revolusi industri generasi keempat atau biasa disebut dengan
Revolusi Industri 4.0. Konsep revolusi industri 4.0 ini pertama kali diperkenalkan oleh Profesor
Klaus Schwab, seorang ahli ekonomi ternama didunia yang berasal dari Jerman sekaligus
sebagai Founder dan Executive Chairman of the World Economic Forum pada tahun 2015,
dalam bukunya yang berjudul The Fourth Industrial Revolution.

Revolusi industri 4.0 merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi industri yang
dimulai pada abad ke -18. Menurut Prof Schwab, dunia mengalami empat revolusi industri.
Yaitu terjadi sekitar tahun 1760-1840 atau pada abad ke-18. Revolusi industry pertama ini dipicu
oleh pembangunan rel kereta api dan penemuan mesin uap.

Kemudian revolusi industri kedua yang dimulai pada akhir abad ke-19 dan awal abad 20. Yaitu
munculnya pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam (combustion chamber).
Dengan adanya penemuantersebut ini memicu terciptanya penemuan-penemuan lain yang sangat
mengubah dunia. Selanjutnya di revolusi ketiga yang terjadi pada akhir abad 20 ini, yaitu
berkembangnya teknologi digital dan internet.

3
Konsep revolusi industry 4.0 ini yaitu tentang mesin yang cerdas dan terhubung dengan system
dengan teknologi dan inovasi berbasis luas yang dapat menyebarkan jauh lebih cepat dan lebih
luas dari sebelumnya dan akan terus berkembang. Kemajuan teknologi baru yang
mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi semua disiplin ilmu,
ekonomi, industri dan pemerintah.

Ditandai dengan kemunculanya kemajuan teknologi baru seperti, robot kecerdasan buatan
(artificial intelligence robotic), supercomputer, robot pintar, driverless, 3D painting atau editing
genetic, hingga perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih
mengoptimalkan fungsi otak.

Di era revolusi industri keempat ini menjadikan lompatan besar di bidang teknologi informasi
dan komunikasi yang dimana di era ini dimanfaatkan sepenuhnya. Tidak hanya dalam proses
produksi, melainkan juga di seluruh rantai nilai industri sehingga melahirkan model bisnis yang
baru dengan berbasis digital.

Hal ini mendorong setiap kegiatan atau aktivitas dengan sistem otomatisasi dengan teknologi
internet yang tidak hanya menghubungkan jutaan manusia di seluruh dunia tetapi juga telah
menjadi basis bagi transaksi perdagangan dan transportasi secara online.

Hal tersebut menjadikan revolusi industri 4.0 ini membuka peluang yang sangat besar, terutama
pada lapangan pekerjaan. Dengan adanya terobosan teknlogi baru terutama pada lima teknologi
utama yang menopang pembangunan sistem Industry 4.0, yaitu Internet of Things, Artificial
Intelligence, Human–Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D
Printing ini tentu menimbulkan banyaknya potensi pekerjaan baru dalam jumlah yang besar.

Peluang lain dari revolusi industri 4.0 ini yaitu ketermudahan manusia dalam mengakses
teknologi informasi kemanapun hingga daerah terpelosok sekalipun. Sehingga setiap orang
diberbagai dunia dapat berkomunikasi dan terhubung melalui jejaring sosial dengan adanya
internet.

Dengan terhubungnya semua orang diberbagai penjuru dunia tentu menyebabkan informasi yang
tersebar dan kita dapatkan tidak dapat terkendali atau dapat disebut dengan banjir informasi.

4
Dengan kemudahan dan melimpah ruahnya dalam mendapatkan informasi hal ini tentu menjadi
pendukung besar dalam perkembangan bebagai ilmu pengetahuan yang ada.

Dunia saat ini sudah memasuki era revolusi industri generasi keempatTeknologi selalu
mengalami perubahan-perubahan seakan tidak pernah ada ujungnya. Seperti halnya saat ini
teknologi sudah sangat berkembang dengan pesat terutama dalam bidang teknologi informasi
dan komunikasi. Dengan tanpa kita sadari hampir semua kehidupan sehari-hari kita ditunjang
oleh kecanggihan teknologi, contoh sederhananya robot vacuum cleaner, berkembangnya
teknologi autonomous vehicle (mobil tanpa supir), drone, aplikasi media sosial, bioteknologi dan
nanoteknologi dan masih banyak lagi.

Bahkan saat ini sudah banyak sekali benda-benda baik benda kebutuhan rumah tangga,
kebutuhan sekolah, pekerjaan, yang semuanya serba digital dan berteknologi wireless.

Dunia saat ini sudah memasuki era revolusi industri generasi keempat atau biasa disebut dengan
Revolusi Industri 4.0. Konsep revolusi industri 4.0 ini pertama kali diperkenalkan oleh Profesor
Klaus Schwab, seorang ahli ekonomi ternama didunia yang berasal dari Jerman sekaligus
sebagai Founder dan Executive Chairman of the World Economic Forum pada tahun 2015,
dalam bukunya yang berjudul The Fourth Industrial Revolution.

Revolusi industri 4.0 merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi industri yang
dimulai pada abad ke -18. Menurut Prof Schwab, dunia mengalami empat revolusi industri.
Yaitu terjadi sekitar tahun 1760-1840 atau pada abad ke-18. Revolusi industry pertama ini dipicu
oleh pembangunan rel kereta api dan penemuan mesin uap.

Kemudian revolusi industri kedua yang dimulai pada akhir abad ke-19 dan awal abad 20. Yaitu
munculnya pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam (combustion chamber).
Dengan adanya penemuantersebut ini memicu terciptanya penemuan-penemuan lain yang sangat
mengubah dunia. Selanjutnya di revolusi ketiga yang terjadi pada akhir abad 20 ini, yaitu
berkembangnya teknologi digital dan internet.

Konsep revolusi industry 4.0 ini yaitu tentang mesin yang cerdas dan terhubung dengan system
dengan teknologi dan inovasi berbasis luas yang dapat menyebarkan jauh lebih cepat dan lebih
luas dari sebelumnya dan akan terus berkembang. Kemajuan teknologi baru yang

5
mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi semua disiplin ilmu,
ekonomi, industri dan pemerintah.

Ditandai dengan kemunculanya kemajuan teknologi baru seperti, robot kecerdasan buatan
(artificial intelligence robotic), supercomputer, robot pintar, driverless, 3D painting atau editing
genetic, hingga perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih
mengoptimalkan fungsi otak. Di era revolusi industri keempat ini menjadikan lompatan besar di
bidang teknologi informasi dan komunikasi yang dimana di era ini dimanfaatkan sepenuhnya.
Tidak hanya dalam proses produksi, melainkan juga di seluruh rantai nilai industri sehingga
melahirkan model bisnis yang baru dengan berbasis digital. Hal ini mendorong setiap kegiatan
atau aktivitas dengan sistem otomatisasi dengan teknologi internet yang tidak hanya
menghubungkan jutaan manusia di seluruh dunia tetapi juga telah menjadi basis bagi transaksi
perdagangan dan transportasi secara online.

Hal tersebut menjadikan revolusi industri 4.0 ini membuka peluang yang sangat besar, terutama
pada lapangan pekerjaan. Dengan adanya terobosan teknlogi baru terutama pada lima teknologi
utama yang menopang pembangunan sistem Industry 4.0, yaitu Internet of Things, Artificial
Intelligence, Human–Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D
Printing ini tentu menimbulkan banyaknya potensi pekerjaan baru dalam jumlah yang besar.

Peluang lain dari revolusi industri 4.0 ini yaitu ketermudahan manusia dalam mengakses
teknologi informasi kemanapun hingga daerah terpelosok sekalipun. Sehingga setiap orang
diberbagai dunia dapat berkomunikasi dan terhubung melalui jejaring sosial dengan adanya
internet.

Dengan terhubungnya semua orang diberbagai penjuru dunia tentu menyebabkan informasi yang
tersebar dan kita dapatkan tidak dapat terkendali atau dapat disebut dengan banjir informasi.
Dengan kemudahan dan melimpah ruahnya dalam mendapatkan informasi hal ini tentu menjadi
pendukung besar dalam perkembangan bebagai ilmu pengetahuan yang ada.

6
Tidak hanya mendatangkan peluang-peluang yang bagus, namun revolusi industry keempat ini
tentu mendatangkan tantangan juga bagi masyarakat Indonesia, khususnya para generasi penerus
bangsa, yaitu mahasiswa.

Di era revolusi industri keempat ini harus dihadapi dengan sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas, kreatif, dan berinovasi yang mempunyai daya saing. Karena seperti yang kita ketahui
revolusi industri 4.0 telah membawa inovasi teknologi yang membawa dampak disrupsi atau
perubahan fundamental terhadap kehidupan masyarakat. Dimana saat ini sudah banyak aktivitas
manusia yang sudah tergantikan oleh teknologi digital bahkan ada beberapa yang sudah
digantikan dengan robot.

Adanya pergeseran tenaga kerja manusia kea rah digitalisasi merupakan bentuk tantangan yang
harus dihadapi oleh mahasiswa. Peran manusia setahap demi setahap diambil alih oleh mesin
otomatis. Sebagai generasi penerus mahasiswa harus dapat menjadi personal yang siap untuk
bersaing tidak hanya di Negara sendiri, namun juga di ranah global. Karena di era ini terlebih
dengan adanya MEA dimana pasar-pasar dari berbagai Negara ikut bersaing. Kita tidak bisa
menjadi pribadi yang biasa-biasa aja,

Seperti yang dikatakan oleh Prof Dwikorita Karnawati (2017), “Revolusi industri 4.0 dalam lima
tahun mendatang akan menghapus 35 persen jenis pekerjaan. Dan bahkan pada 10 tahun yang
akan datang jenis pekerjaan yang akan hilang bertambah menjadi 75 persen.” Hal ini akan
menyebabkan tingkat pengangguran di Indonesia akan terus bertambah jika SDMnya tidak
berkualitas.

Pakar Inovasi Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Fithra Faishal Hastadi mengungkapkan,
kondisi permasalahan utama yang paling krusial dalam menghadapiindustri 4.0 saat ini adalah
ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karenanya, perlunya dorongan peningkatan
SDM agar mampu berdaya saing global. Bahwa kalau bicara revolusi industri 4.0 salah satu
kelemahan atau tantangan terbesarnya adalah banyak tenaga kerja kita yang tidak kompatibel.
Oleh karenanya perlunya dorongan peningkatan peningkatan SDM agar mampu berdaya saing
global. Bahwa mengenai revolusi industry 4.0 salah satu kelemahan atau tantangan terbesarnya
adalah banyak tenaga kerja yang tidak berkompatibel.

7
Mahasiswa dalam kiprahnya menjadi instrumen penting dalam mengamalkan Tri Dharma
Perguruan tinggi, yaitu sebagai pendidik dan pengajar, Penelitian dan pengembangan serta
pengabdian masyarakat. Mahasiswa harus kembali ke jati dirinya yang mampu menjadi Agent of
Change, Agen Of Analisys dan Agen Of Control supaya makasimal dalam mencapai cita-sita
bangsa yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta
memerdekakan rakyat Indonesia dari segala hal dalam kehidupan.

Untuk menjadi mahasiswa yang siap dan matang untuk menghadapi revolusi industri keempat
ini, mahasiswa tidak boleh hanya menyerap ilmu dari dosen secara mentah di perkuliahan saja
namun mahasiswa juga perlu memiliki keterampilan lebih diluar kegiatan akademik seperti
keterampilan berkomunikasi, public speaking, berorganisasi, dan lainnya.Millenium
Development Goals (MDGs) telah resmi berakhir pada tahun 2015. Selama 15 tahun masa
pelaksanaannya Indonesia berhasil mencapai 49 dari 67 target indikator yang ditetapkan. Pada
September 2015, organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengesahkan program baru
untuk melanjutkan MDGs yang bernama Sustainable Development Goals (SDGs) atau yang
sering disebut tujuan pembangunan berkelanjutan. Di dalam SDGs ini memuat 17 sasaran
pembangunan berkelanjutan yang terbagi ke dalam 169 target untuk menjadikan kehidupan
manusia menjadi lebih baik. SDGs secara garis besar memuat isu sosial yang sering terjadi di
masyarakat, misalnya seperti kemiskinan, tingkat pendidikan, kondisi iklim, dan lain-lain. SDGs
memiliki prinsip untuk tidak meninggalkan satu orangpun di belakang. Dengan adanya program
SGDs diharapkan dapat menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat terutama kelompok
tertinggal.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Sustainable
Development Goals disingkat dengan SDGs adalah 17 tujuan dengan 169 capaian yang terukur
dan tenggat yang telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk
kemaslahatan manusia dan planet bumi . Tujuan ini dicanangkan bersama oleh negara-negara
lintas pemerintahan pada resolusi PBB yang diterbitkan pada 21 Oktober 2015 sebagai ambisi
pembangunan bersama hingga tahun 2030. Tujuan ini merupakan kelanjutan atau pengganti dari
Tujuan Pembangunan Milenium yang ditandatangani oleh pemimpin-pemimpin dari 189 negara

8
sebagai Deklarasi Milenium di markas besar PBB pada tahun 2000 dan tidak berlaku lagi sejak
akhir 2015.

Pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci bagi pelaku usaha agar dapat
bertahan di tengah berlangsungnya revolusi industri 4.0. Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Bappenas menilai revolusi industri 4.0. dapat dimanfaatkan untuk
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan alias Sustainable Development Goals (SDGs).

Menurut studi Mckinsey, 60% jabatan pekerjaan di dunia akan tergantikan oleh otomatisasi. Di
Indonesia diperkirakan 51,8% potensi pekerjaan yang akan hilang. Kita harus proaktif
memastikan SDM kita siap menghadapi revolusi industri 4.0.Kendati berpotensi menjadi
ancaman, dia meyakini, revolusi industri 4.0. dapat membantu Indonesia mencapai tujuan dalam
SDGs, jika SDM di Indonesia sudah dipersiapkan secara matang untuk menghadapinya.

Salah satu, tujuan SDGs yaitu negara tanpa kemiskinan. Menurut Bambang, penggunaan
teknologi digital membantu penyaluran bantuan sosial yang lebih tepat sasaran. Pengembangan
teknologi juga membantu tercapainya inklusi keuangan dan memberikan akses keuangan lebih
luas pada masyarakat miskin. Perkembangan teknologi juga mampu sejalan dengan tujuan SDGs
yaitu meningkatkan kualitas pendidikan. Kehadiran internet memungkinkan proses pembelajaran
jarak jauh dengan biaya yang rendah. Selain itu, teknologi kecerdasan buatan bisa menentukan
dengan lebih akurat alokasi waktu dan materi pengajaran yang lebih efektif dan efisien.

Selain itu, Bambang menilai revolusi industri dapat memberikan pekerjaan yang layak lebih bagi
masyarakat sesuai dengan SDGs. “Peran teknologi digital jelas terlihat dalam pengembangan
sektor e-commerce di Indonesia,” kata Bambang. Bambang menambahkan, sektor wirausaha
juga menjadi poin penting dalam mewujudkan misi Indonesia menjadi negara maju pada 2045
mendatang. Dia merasa, jumlah pengusaha dalam negeri masih terlalu sedikit dibandingkan
negara-negara maju lainnya, meski jumlah pengusaha Indonesia mulai tumbuh.

Dengan adanya digitalisasi, melalui berbagai platform digital, UMKM tersebut akan memiliki
akses yang lebih baik dalam memasarkan produknya. “Paling penting, anak muda sekarang
berani jadi entrepreneur. Itu harus dibekali dengan kemampuan dan daya tahan.

9
Sustanaible Development Goals atau biasa disebut dengan SDGs merupakan suatu rencana atau
aksi yang disepakati pada sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke 70 pada bulan
September 2015 di New York, Amerika Serikat sebagai bentuk lanjutan dari rancangan MDGs
yang berakhir tahun 2015. Kesepakatan tersebut menjadi titik baru dalam perkembangan
globalisasi di Era Revolusi Industri 4.0 ini.

Di dalam SDGs ini terdapat 17 tujuan dan 169 target yang harus dicapai. Guna mewujudkan
rencana tersebut, pemimpin dari setiap negara sepakat untuk memfokuskan dahulu pada aspek
penghilangan kemiskinan, penghapusan kelaparan, perbaikan kualitas kesehatan, pengurangan
ketimpangan, dan peningkatan kinerja pendidikan.

SDGs diharapkan dapat mengakomodasi masalah-masalah pembangunan secara lebih


komprehensif, dalam upaya mewujudkan rencana SDGs ini harus disesuaikan dengan kondisi di
tiap negara dan pemaksimalan banyak inovasi teknologi yang ada. Berdasarkan hal tersebut,
semakin menegaskan bahwa dalam mewujudkan rencana pembangunan berkelanjutan bagi
Indonesia, pihak yang paling diharapkan untuk ikut andil dalam hal ini adalah mereka yang
berada di usia produkti yaitu 15-50 tahun.

Mahasiswa yang berada pada pihak yang memiliki masa-masa usia produktif dihimbau untuk
menjadi pihak yang turut dan aktif dalam menumbuhkan semangat rencana pembangunan yang
berkelanjutan ini atau disebut dengan rencana SDGs. Dalam mendorong semangat akan
pentingnya rencana pembangunan berkelanjutan ini, mahasiswa sudah sepatutnya menjadi
bagian yang punya pengetahuan dan pemahaman terhadap SDGs. Khususnya dalam upaya
menyongsong SDGs guna menyejajarkan Indonesia dengan negara-negara maju. Mahasiswa
memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat yang menjadikan mahasiswa disebut
sebagai harapan yang memiliki 4 peran. 4 peran tersebut yaitu sebagai agent of change, social
control, iron stock, moral force, dan guardian of value.

Secara geografis, Indonesia merupakan negara dengan kepulauan terbesar di dunia dengan
berbagai sumber daya alam hayati dan non hayati, baik yang bernilai ekonomis maupun ekologis
terdapat di dalamnya. Melihat kenyataan tersebut, sebagian besar masyarakat Indonesia belum
memiliki pengetahuan yang mumpuni dalam pengelolaan sumber daya alam tersebut dengan
semaksimal mungkin. Salah satu penyebab dari munculnya kemiskinan yang ada di Indonesia

10
karena ketidakmampuan pendapatan dalam mencukupi kebutuhan pokok tiap masyarakat
sehingga kurang mampu dalam menjamin keberlangsungan hidup.

Salah satu cara yang dapat dilakukan mahasiswa untuk menangani masalah tersebut, yaitu:

Dengan mengadakan tempat edukasi yang diharapkan dapat menjadi solusi untuk menangani
kemiskinan yang terjadi. Tempat edukasi ini bisa digunakan sebagai wadah dalam menaungi
kegiatan untuk peningkatan ekonomi dalam memanfaatkan segala bentuk potensi sumber daya
alam yang ada untuk dapat bersama-sama mengentas kemiskinan.

Mahasiswa juga dapat berperan dalam pemberian edukasi kepada ibu dalam hal pemberian
nutrisi untuk anak-anak guna penghapusan kelaparan yang terjadi di Indonesia.

Memahami tentang peran penting SDGs secara menyeluruh. Karena perlu adanya perumusan
perihal peran, posisi, dan fungsi mahasiswa untuk menentukan arah perjuangan rencana SDGs
ini. Oleh karena itu, memberikan segala bentuk yang dilakukan oleh mahasiswa dalam berbagai
hal dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat di masa depan untuk
mewujudkan masyarakat yang sejahtera, berkualitas, dan mandiri. Dengan terlaksananya hal ini
dapat menghapuskan aspek-aspek penghambat dalam menyongsong SDGs guna menyejajarkan
Indonesia dengan negara-negara maju.

11
DAFTAR PUSTAKA

Falah, M. (2021). Digitalisasi pada Program Kampus Merdeka untuk Menjawab Tantangan
SDGs 2030. Sultan Agung Fundamental Research Journal, 2(2), 87-94.

Astuti, P. (2020). GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA


UNIVERSITAS HASANUDDIN TENTANG PERWUJUDAN SUSTAINABLE
DEVELOPMENT GOALS (SDGs) 2030 DI INONESIA. Jurnal ABDI (Sosial, Budaya dan
Sains), 2(1).

Rahmat, D. B. (2020). RUMAH EDUKASI WIBISTEK SEBAGAI OPTIMALISASI POTENSI


SUMBER DAYA DI DESA BANDAR RAHMAT UNTUK MEWUJUDKAN MASYARAKAT
YANG SEJAHTERA, MANDIRI, DAN BERKUALITAS GUNA MENDUKUNG
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS 2030. KIME ON IDEAS COMPETITION (KOIN),
107.

12

Anda mungkin juga menyukai