Anda di halaman 1dari 12

FIRMA

Disusun Oleh Kelompok 5 :

TARISHA REGINA PUTRI


CICI LESTARI
RISMA NURAFNI EDY
MONA NISTIARA
UMIRTU
DESI SAFITRI
PENGERTIAN FIRMA
Firma adalah suatu bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih untuk menjalankan badan usaha di bawah
satu nama yang digunakan bersama. Firma terdiri dari anggota minimal sebanyak 2 orang dan setiap anggota
firma memiliki tanggung jawab penuh atas badan usaha ini.

Firma berasal dari bahasa Belanda, yaitu venootschap onder firma.


KOMPETENSI YANG HARUS DIMILIKI OLEH TENAGA
PENDIDIK SEKOLAH INKLUSIF MENURT (JAMIL, 2013) YAITU:

Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik diartikan sebagai kemampuan tenaga
pendidik dalam mengelola pembelajaran peserta didiknya
yang tentunya meliputi pemahaman peserta didik,
rancangan serta pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar peserta didik, serta pengembangan peserta didik
guna mengembangkan potensi yang dimiliki oleh mereka
(Achmad Habibullah, 2012). Guru harus menguasai
karakteristik peserta didik berkebutuhan khusus baik dari
aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan
intelektual
KOMPETENSI YANG HARUS DIMILIKI OLEH TENAGA
PENDIDIK SEKOLAH INKLUSIF MENURT (JAMIL, 2013) YAITU:

Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional diartikan sebagai kemampuan tenaga pendidik
dalam menguasai materi pembelajaran yang luas serta mendalam dan
tentunya mampu melakukan segala sesuatunya mulai dari
permaslahan peserta didik hingga mengenai materi yang akan
diajarkan kepada peserta didiknya (Jamil, 2012). karakteristik guru
yang dinilai kompetensi secara profesional adalah mampu
mengembangkan tanggung jawab dengan baik, mampu melaksanakan
peran dan fungsinya dengan baik, mampu bekerja untuk mewujudkan
tujuan pendidikan sekolah, mampu melaksanakan peran dan
fungsinya dalam pembelajaran dalam kelas.
KOMPETENSI YANG HARUS DIMILIKI OLEH TENAGA
PENDIDIK SEKOLAH INKLUSIF MENURT (JAMIL, 2013) YAITU:

Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian yang meliputi penampilan yang ada pada diri
sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan menjadi teladan bagi
peserta didik dan masyarakat, serta dapat memperlakukan peserta
didik yang berkebutuhan khusus dengan baik sesuai dengan porsinya
maisng-masing. Pada umumnya, guru reguler dalam sekolah inklusi
cenderung melindungi secara berlebihan terhadap anak berkebutuhan
khusus, atau sebaliknya menganggap bahwa mereka tidak mampu
mengikuti pembelajaran, sehingga kurang melibatkan yang
bersangkutan secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
KOMPETENSI YANG HARUS DIMILIKI OLEH TENAGA
PENDIDIK SEKOLAH INKLUSIF MENURT (JAMIL, 2013) YAITU:

Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial yaitu guru harus bersikap inklusif, bertindak objektif,
serta tidak bertindak diskriminatif terhadap peserta didik dengan
kebutuhan khusus, baik karena pertimbangan jenis kelamin, agama,
ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga maupun status sosial
ekonomi. Pada umumnya, guru reguler dalam kelas inklusi masih
cenderung tidak objektif dan diskriminatif dalam memberikan
kesempatan berpartisipasi dalam pembelajaran terhadap anak
berkebutuhan khusus tersebut. Dalam permendiknas nomor 16 tahun
2007, dalam kompetensi sosial, guru harus mampu Bersikap inklusif,
bertindak objektif serta tidak diskriminatif, karena pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status
sosial ekonomi.
KOMPETENSI YANG HARUS DIMILIKI OLEH TENAGA
PENDIDIK SEKOLAH INKLUSIF MENURT (JAMIL, 2013) YAITU:

Kemampuan Umum (General Ability)


Kemampuan umum atau general ability adalah kemampuan yang
diperlukan pendidik untuk mendidik peserta didik pada umumnya
( siswa normal) (Dit. PPK LK, 2010). Guru harus menguasai
karakteristik peserta didik baik secara fisik, moral, sosial, kultural,
emosional dan intelektual. Guru perlu memberikan pemahaman
kepada siswa reguler tentang inklusif dan pemahaman tentang anak
berkebutuhan khusus sehingga siswa reguler bisa menerima atau
membangun empati dan bekerja sama dengan ABK. Dengan begitu,
maka tidak akan menimbulkan sikap bullying dari siswa regular
kelpada siswa ABK (Nurhamida, 2015).
KOMPETENSI YANG HARUS DIMILIKI OLEH TENAGA
PENDIDIK SEKOLAH INKLUSIF MENURT (JAMIL, 2013) YAITU:

Kemampuan Dasar (Basic Ability)


Kemampuan dasar atau basic ability yaitu kemampuan tambahan dari
kemampuan umum yang harus dimiliki oleh pendidik dalam mendidik
siswa berkebutuhan khusus di sekolah. Kemampuan dasar yang harus
dimiliki berupa kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif,
menyususn serta melaksanakan asesmen, menyusunan pembelajaran
dengan kurikulum diferensiasi, kemampuan melakukan penilaian dan
kemampuan untuk melaksanakan remidi.
FLEKSIBILITAS KURIKULUM INKLUSI
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Prinsip pendidikan yang disesuaikan dalam seting pendidikan inkusif menyebabkan adanya
tuntutan yang besar terhadap guru sekolah umum. Mengajarkan materi yang sama kepada
peserta didik di kelas menjadi mengajar setiap peserta didik sesuai dengan kebutuhan
individualnya dalam seting kelas.
Peserta didik dapat belajar dengan baik jika mereka kreatif, aktif dan kegiatannya berdasarkan
pada pengalaman peserta didik. Guru yang mengetahui dan memahami keadaan ini dapat
dengan mudah memasukannya ke dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pada
kelas inklusif perencanaan pembelajaran yang kreatif dan aktif berdasarkan pengalaman, kondisi
dan kemampuan peserta didik bukanlah tambahan tetapi diperlukan oleh semua peserta didik
termasuk peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK)
EVALUASI PEMBELAJARAN INKLUSI
Pengertian Evaluasi Pendidikan

Adapun pengertian evaluasi menurut beberapa ahli di antaranya sebagai berikut:a.


a. Menurut M. khabib Thoha, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan (Thoha, 1996).
b. Menurut Edwin Wand dan Gerald W. Brown yang disadur oleh Wayan Nur Kancana
dan PPN Sumartana mengatakan “evaluasi refer to the act or process to determining
the value of something” (evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai daripada sesuatu).
c. Menurut Anas Sudijono evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan
nilai pendidikan sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya (Sudiojono, 1996).
Evaluasi Pembelajaran
Anak Inklusi
. Evaluasi pembelajaran dapat diartikan sekumpulan komponen
yang saling berkaitan satu sama lain yang saling
berkolaborasi didalam membuat program perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan hasil evaluasi yang dilaksanakan
di Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif untuk

01
membantu guru dalam menempatkan peserta didik dalam
kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan
kecakapan masing-masing serta membantu guru dalam
menyusun rencana evaluasi, menentukan waktu
pelaksanaan dan melaporkan hasilnya yang tidak membuat
kesenjangan antara kenyataan dan harapan. Menurut
Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, penilaian
pendidikan terdiri atas: penilaian hasil belajar oleh
pendidik, penilaian belajar oleh satuan pendidikan, dan
penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Penilaian terdiri
atas penilaian eksternal dan penilaian internal. Penilaian
eksternal
Proses Perencanaan Evaluasi Pembelajaran
Anak inklusi:
Proses pelaksanaan evaluasi di sekolah dasar penyelenggara
pendidikan inklusif disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku
disekolah tersebut, jika sekolah tersebut memakai kurikulum
umum maka pelaksanaan evaluasi disamakan dengan anak pada
umumnya, jika sekolah memakai kurikulum modifikasi maka
pelaksanaan evaluasinya pun disesuaikan dengan kesepakatan
sekolah tersebut. Dan jika memakai kurikulum yang
diindividualisasikan maka pelaksanaan evaluasinya pun tergantung
kesepakatan guru dan anak.

Anda mungkin juga menyukai