PENDIDIKAN INKLUSIF
NIM : A1G120043
KELAS : IV A
......................................................................................................................................................
Kompetensi yang harus dimiliki pendidik ideal seperti yang dijelaskan dalam
peraturan pemerintah. Pendidik yang dimaksud di sini adalah pendidik profesional di bidang
anak berkebutuhan khusus. Untuk menjadi pendidik di sekolah inklusi ini, seseorang harus
memiliki kualifikasi yang dibutuhkan, seperti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap
tentang materi yang akan diajarkan juga harus memahami karakteristik siswa. Adapun tugas
seorang pendidik tentunya membahagiakan hati peserta didik namun dapat dikendalikan dan
mampu menggunakan potensi masing-masing peserta untuk meningkatkan potensinya.
Ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik sekolah inklusif
menurt (Jamil, 2013) yaitu:
Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik diartikan sebagai kemampuan pendidik dalam mengelola
pembelajaran peserta didiknya yang tentunya meliputi pemahaman peserta didik,
desain pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar peserta didik, dan
pengembangan peserta didik untuk mengembangkan potensinya (Achmad Habibullah,
2012). . Guru harus memiliki karakteristik siswa berkebutuhan khusus baik dari aspek
fisik, moral, sosial, budaya, emosional, dan intelektual.
Kompetensi profesional
Kompetensi profesional diartikan sebagai kemampuan pendidik untuk menguasai
materi pembelajaran secara luas dan mendalam dan tentunya mampu mengerjakan
segala sesuatu mulai dari masalah siswa hingga materi yang akan diajarkan kepada
siswa (Jamil, 2012). Ciri-ciri guru yang dinilai kompetensinya adalah mampu
mengembangkan tanggung jawab dengan baik, mampu menjalankan peran dan
kemampuannya dengan baik, mampu bekerja mewujudkan tujuan pendidikan sekolah,
mampu menjalankan peran dan fungsinya dalam pembelajaran di kelas. Kompetensi
ini erat kaitannya dengan kemampuannya dalam menggunakan profesionalismenya
untuk membentuk siswa yang terampil dan produktif. Dengan mengembangkan
profesionalismenya secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, guru
juga lebih mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri dalam pembelajaran bagi siswa
berkebutuhan khusus (Kurnia, 2013).
Kompetensi Pribadi
Kompetensi kepribadian yang meliputi penampilan yang ada pada diri sendiri sebagai
pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan menjadi panutan bagi peserta didik dan
masyarakat, serta mampu memperlakukan peserta didik berkebutuhan khusus dengan
baik sesuai porsinya masing-masing. Pada umumnya guru reguler di sekolah inklusi
cenderung terlalu melindungi produksi anak berkebutuhan khusus, atau sebaliknya
menganggap mereka tidak mampu berpartisipasi dalam pembelajaran, sehingga
kurang terlibat aktif dalam proses belajar mengajar. Menurut Permendiknas No. 16
Tahun 2007, kemampuan dalam standar kompetensi yang dimiliki meliputi lima
kompetensi, yaitu:
Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan budaya nasional
Indonesia.
menunjukkan diri sebagai orang yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi
siswa dan masyarakat.
harga diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa.
galeri etos kerja, tanggung jawab yang tinggi dan kebanggaan menjadi seorang
guru, serta rasa percaya diri.
Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
Kompetensi sosial
Kompetensi sosial, yaitu guru harus inklusif, bersikap objektif, dan tidak membeda-
bedakan siswa berkebutuhan khusus, baik karena mempertimbangkan jenis kelamin,
agama, ras, kondisi fisik, latar belakang maupun status keluarga. Secara umum, guru
reguler di kelas inklusi masih cenderung objektif dan diskriminatif dalam memberikan
kesempatan berpartisipasi dalam pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus
tersebut. Dalam Permendiknas nomor 16 tahun 2007, dalam kompetensi sosial, guru
harus mampu:
Bersikap inklusif, bertindak objektif dan tidak diskriminatif, karena
pertimbangan gender, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan
status sosial ekonomi.
Berkomunikasi secara efektif, simpatik, dan santun dengan sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
Diadaptasi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berkomunikasi dengan komunitas profesional itu sendiri dan profesi lain
secara lisan dan tertulis atau dalam bentuk lain.
Menurut Karen dan Wilson dalam Mudjito, 2012 Selain 4 kompetensi di atas, guru
inklusi juga harus memiliki kemampuan umum dan kemampuan dasar diantaranya yaitu:
Sumber bacaaan :
Mustikawati Dini dan Kurnia. 2013. Pengaruh Etika Profesi, Akuntabilitas, Kompetensi dan
Kecermatan Profesional Terhadap Kualitas Audit. Jurnal
Ni'matuzahroh dan Yuni Nur Hamida. 2016. Individu Berkebutuhan Khusus dan Pendidikan
inklusif. Malang. Universitas Muhammadiyah Malang.
Utami, Indah Hari dkk. 2020. Pendidikan Dasar Inklusif (Teori dan penerapan). Yogyakarta.
Perpustakaan Bintang Madani