KONSEP PROFESI
KEPENDIDIKAN
Dosen Pembimbing : Wuni Arum Sekar Sari, M.Pd
Kelompok 1
Profesional Orang yang sudah ahli dalam melakukan suatu bidang pekerjaan yang dipilih.
Merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kualitas yang
Profesionalisme
menandai atau melukiskan coraknya suatu profesi.
2. Layanan Bimbingan
Bimbingan belajar adalah upaya guru pembimbing membantu siswa dalam mengatasi berbagai
permasalahan belajar saat proses belajar mengajar berlangsung.
Layanan bimbingan belajar adalah layanan yang membantu siswa mengembangkan kebiasaan belajar
yang baik sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.
Tujuan dari layanan bimbingan belajar adalah membantu siswa mencapai keberhasilan belajar dan
mengembangkan semua potensi siswa secara optimal dengan cara memberikan motivasi untuk belajar
sepanjang hayat melalui kebiasaan kegiatan belajar yang positif dan efektif sesuai dengan kemampuan,
minat, dan kesempatan yang ada untuk mencapai tujuan dari perencanaan pendidikan dengan kesiapan
mental agar siswa mampu mandiri dalam belajar.
Dalam pendidikan, tugas layanan bimbingan dipegang oleh konselor.
Sedangkan bagi individu yang menerima pelayanan profesi bimbingan dan konseling disebut konseli.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi
dan Kompetensi Konselor, tugas konselor berada dalam kawasan pelayanan yang bertujuan
mengembangkan potensi dan memandirikan konseli dalam pengambilan keputusan dan pilihan untuk
mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera, dan peduli kemaslahatan umum.
B. Konsep Pendidikan
1. Pengertian Pendidik
Arti Didik menurut KBBI adalah memelihara dan memberi latihan (ajaran,
tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Secara bahasa, dalam KBBI Pendidik adalah orang yang mendidik.
Dalam arti luas, pendidik adalah semua orang atau siapa saja yang
berusaha dan memberikan pengaruh terhadap pembinaan orang lain (peseta
didik) agar tumbuh dan berkembang potensinya menuju kesempurnaan.
Sedangkan dalam perspektif pendidikan islam, pendidik adalah orang
yang bertanggungjawab terhadap perkembangan peserta didik dengan upaya
mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif (rasa),
kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa).
2. Pendidikan dan Kependidikan
• Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian manusia baik dibagian
rohani atau di bagian jasmani.
• Dalam UU No. 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat,
dan Negara.
• Setidaknya ada 3 jalur pendidikan di Indonesia yang dapat saling melengkapi dan memperkaya,
yaitu pendidikan formal, non formal, dan informal.
1) Pendidikan formal, terdiri atas pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi.
2) Pendidikan nonformal, diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan
pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan
formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
3) Pendidikan informal, dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar
secara mandiri
Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah dua “profesi” yang
sangat berkaitan erat dengan dunia pendidikan, sekalipun
lingkup keduanya berbeda.
Dalam Pasal 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan, Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat
yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan.
Sementara pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang
sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.
C. TUPOKSI DAN KODE ETIK PROFESI GURU
Schools
Imam Ghazali mengemukakan bahwa tugas pendidik adalah
menyempurnakan, membersihkan, menyucikan, serta membawa hati manusia
untuk taqarrub ilallah, dengan bahasa lain al-nahlawi menyimpulkan tugas
utama pendidik adalah tazkiyah al-nafs, yaitu mengembangkan,
membersihkan, mengangkat jiwa peserta didik kepada khaliq-Nya,
menjauhkan dari kejahatan dan menjaganya agar tetap dalam fitrahnya yang
hanif.
Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa
guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
menengah.
Juga dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, dijabarkan
bahwa berdasarkan sifat, tugas, dan kegiatannya, guru digolongkan dalam 3 jenis
sebagai berikut :
1) Guru kelas, adalah guru yang mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang, dan
hak secara penuh dalam proses pembelajaran seluruh mata pelajaran di kelas
tertentu di TK/RA/TKLB dan SD/MI/SDLB dan satuan pendidikan formal yang
sederajat.
2) Guru mata pelajaran, adalah guru yang mempunyai tugas tanggungjawab,
wewenang, dan hak secara penuh dalam proses pembelajaran pada satu mata
pelajaran tertentu pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
3) Guru bimbingan dan konseling/konselor adalah guru yang mempunyai tugas,
tanggungjawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan
konseling terhadap sejumlah peserta didik satuan pendidikan formal pada jenjang
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Merujuk kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya pada
Pasal 6, kewajiban guru dalam melaksanakan tugas adalah :
1. Merencanakan pembelajaran/bimbingan, melaksanakan pembelajaran/bimbingan yang
bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/ bimbingan, serta melaksanakan
pembelajaran/perbaikan dan pengayaan;
2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
3. Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras,
dan kondisi fisik tertentu, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik
dalam pembelajaran;
4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai
agama dan etika; dan
5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Tugas pendidik secara umum adalah mendidik, dalam
operasionalnya, mendidik adalah rangkaian proses mengajar,
memberikan dorongan, memuji, memberi hadiah, membentuk contoh
dan membiasakan.
Sedangkan tugas khusus guru adalah :
1) Sebagai pengajar (instruksional) : merencanakan program
pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun dan
penilaian setelah program itu dilaksanakan.
2) Sebagai pendidik (edukator) : mengarahkan peserta didik pada
tingkat kedewasaan yang berkepribadian sempurna.
3) Sebagai pemimpin (manajerial) : memimpin dan mengendalikan
diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait,
menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian,
pengontrolan, partisipasi atas program yang dilakukan.
Kode Etik Guru adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima
oleh guru-guru Indonesia.
Sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi
sebagai pendidik, anggota masyarakat dan warga negara yang berfungsi
sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang melandasi
pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya
dengan peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi,
organisasi profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama,
pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan.
D. Ciri – Ciri Pekerjaan Profesional