Anda di halaman 1dari 8

Nama: Risa Aulya Rahmatika

Kelas : 2 J
NIM : E1E022307
Mata Kuliah : Profesi Kependidikan

1. a) Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,


dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan.

b) Tenaga kependidikan diartikan sebagai anggota masyarakat yang


mampu mengabdikan diri dalam menyelenggarakan pendidikan sesuai
dengan keahliannya, yang bertugas sebagai pembimbing, pengajar,
peneliti, pengelola, atau administrator pendidikan.

c) Tugas dan peran pendidik : sebagai sumber belajar; Fasilitator; Pengelola


pembelajaran; Demonstrator; Pembimbing; Motivator; dan Penilai.

Tugas dan peran tenaga kependidikan : Tenaga kependidikan, bertugas


melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan. Tenaga pendidik, bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
2. Profesional yaitu orang yang melaksanakan profesi yang berpendidikan
minimal sarjana dan mengikuti pendidikan profesi atau lulus ujian profesi.
Disamping lulus pendidikan sarjana dalam bidangnya juga harus
mengikuti pendidikan profesi (diklat khusus profesi). Misalnya diklat
calon hakim dan pengawas. Dengan cara demikian profesional dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Selain diklat yang bersifat khusus,
sebagian profesi biasanya juga mengikuti pendidikan dan latihan yang
berkaitan dan menunjang tugas keprofesian.

Semiprofesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan dan


keterampilan tingkat lanjut tetapi tidak secara luas dianggap sebagai
profesi yang sebenarnya .
Pra profesional yaitu orang yang tugasnya membantu profesional. Pendidikan pra
profesional lebih rendah dari seorang profesional. Pendidikan pra profesional
hanya sampai program diploma I-III. Contoh, paramedis (perawat) yang tugasnya
membantu tenaga medis (dokter).
Makna istilah:
1) Profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan atau kedudukan (jabatan)
yang menuntut keahlian, yang diperoleh melalui pendidikanu dan
pelatihan tertentu, menurut persyaratan khusus memiliki tanggung jawab
dan kode etik tertentu.
2) Profesionalisme adalah tingkah laku, keahlian atau kualitas sebagai
sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari
para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara
terus menerus.
3) Profesi keguruan merupakan keahlian dan kewenangan khusus dalam
bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi
mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan.

3. Berdasarkan UU RI No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1,


Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing. mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. Dosen adalah pendidik profesional dan
ilmuan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
4. Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.

1) Memahami peserta didik secara mendalam


2) Merancang pembelajaran,
3) Melaksanakan pembelajaran
4) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran
5) Mengembangkan peserta didik

Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan


kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi
teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

1) Kepribadian yang mantap dan stabil


2) Kepribadian yang dewasa
3) Kepribadian yang arif
4) Kepribadian yang berwibawa
5) Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan
Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya,
serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya:

1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang


mendukung pelajaran yang dimampu.
(2) Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang dimampu.
(3) Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara kreatif.
(4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
(5) Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan diri.
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan,
orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar:
(1) Bersikap inskulsif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, raskondisi fisik, latar belakang
keluarga, dan status sosial keluarga.
(2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
(3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia
yang memiliki keragaman social budaya.
(4) Mampu berkomunikasi lisan maupun tulisan.

kompetensi pokok yang harus dimiliki oleh guru berkaitan dengan tugas
pokok guru dimana dari kompetensi pedagogik guru memulai dengan
memahami peserta didik secara mendalam, merancang pembelajaran dan
lainnya kemudian guru dapat melanjutkan dengan melakukan tugasnya
sebagai seorang guru.

5. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana


atau program diploma empat, sebagaimana ditegaskan dalam ketentuan
Pasal 9 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Kualifikasi komptensi untuk memenuhi syarat menjadi guru sebagaimana
disebutkan dalam ketentuan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen terdiri atas:
Kompetensi pedagogik; adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik.
Kompetensi kepribadian; adalah kemampuan pribadi yang mantap,
berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.
Kompetensi sosial; adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,
orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi profesioanl yang diperoleh dari pendidikan profesi; adalah
kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
sertifikasi

Mengenai sertifikat pendidik diatur dalam ketentuan Pasal 11 – Pasal 12


Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi


persyaratan yang penyelenggaraannya dilaksanakan oleh perguruan tinggi
yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi
dan ditetapkan oleh pemerintah.

Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif, transparan, dan


akuntabel, demikian disebutkan dalam ketentuan Pasal 11 ayat (3)
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

6. Keterampilan Bertanya
Dengan bertanya, seorang guru minta penjelasan dan untuk mengetahui
sesuatu. Dalam proses pembelajaran bertanya berperan penting karena
pertanyaan guru dapat menstimulus dan mendorong siswa untuk berpikir.
Pertanyaan yang diajukan guru juga dapat meningkatkan partisipasi dan
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.

Keterampilan Memberikan Penguatan


Pada jenjang pendidikan dasar, memberikan penguatan harus dilakukan
sesering mungkin. Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk
respons, baik bersifat verbal maupun nonverbal. Penguatan bertujuan
untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa atas perbuatanya
sebagai dorongan atau koreksi. Penguatan terbagi atas penguatan positif
dan penguatan negatif. Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan
dan memelihara perilaku positif siswa sedangkan penguatan negatif
penguatan untuk menghentikan atau menurunkan perilaku siswa yang
tidak menyenangkan.

Keterampilan Membuat Variasi Stimulus


Variasi dalam konteks belajar mengajar merujuk pada Tindakan guru yang
disengaja atau secara spontan dengan tujuan untuk mengikat perhatian
siswa selama pembelajaran berlangsung. Variasi stimulus dapat
mengurangi kebosanan siswa dan kembali menarik perhatiannya pada
pembelajaran.

Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan


informasi yang terorganisir secara sistematis sebagai kesatuan yang berarti
sehingga peserta didik dapat memahami dengan mudah.
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang


dilakukan guru untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental
maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari.

Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan guru untuk


mengakhiri proses KBM. Komponen-komponen dalam menutup kelas
seperti: merangkum kelas, menyampaikan rencana pembelajaran
berikutnya, berikan pertanyaan yang membangkitkan rasa ingin tahu untuk
mempelajari materi berikutnya, dan diakhri dengan doa. Guru harus
menutup pembelajaran dengan semangat dan dapat memberikan pematik
sebagai sesuatu yang dinanti-nantikan siswa untuk dipelajari.

Keterampilan mengelola kelas menjadi hal yang penting dimiliki guru agar
suasana belajar mengajar dapat menunjang efektifitas pencapaian tujuan
pembelajaran.

Keterampilan mengajar dalam kelompok kecil di sekolah dasar sering kali


dilakukan karena kebutuhan scaffolding dan pendampingan belajar. Hal ini
biasanya dialami siswa dengan kebutuhan khusus atau karena kesulitan
dalam pelajaran. Kelompok kecil biasanya berkisar 3 sampai 8 orang dan 1
orang untk perorangan. Hal yang penting dalam pembelajaran kelompok
kecil ini, guru harus meningkatkan kompetensi sosial dan kompentensi
kepribadian. Karena dalam situasi pembelajaran kelompok ini dibutuhkan
komunikasi dan hubugan yang akrab sehingga siswa nyaman belajar.

7. Kinerja seseorang (termasuk guru) dapat diukur melalui lima indikator


berikut: (Uno
& Lamatenggo, 2012):

Kualitas kerja. Indikator ini berkaitan dengan kualitas kerja guru dalam
menguasai seagala sesuatu berkaitan dengan persiapan perencanaan
program pembelajaran dan penerapan hasil penelitian dalam pembelajaran
di kelas.
Kecepatan/ketetapan kerja. Indikator ini berkaitan dengan ketepatan kerja
guru dalam menyesuaikan materi ajar dengan karakteristik yang dimiliki
peserta didik dan penyelesaian program pengajaran sesuai dengan kalender
akademik.

Inisiatif dalam kerja. Indikator ini berkaitan dengan inisiatif guru dalam
penggunaan model pembelajaran yang variatif sesuai materi pelajaran dan
penggunaan berbagai inventaris sekolah dengan bijak.

Kemampuan kerja. Indikator ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam


memimpin keadaan kelas agar tetap kondusif, pengelolaan kegiatan belajar
mengajar, dan penilaian hasil belajar peserta didik.

Komunikasi. Indikator ini berkaitan dengan komunikasi yang dilakukan


guru dalam proses layanan bimbingan belajar dengan siswa yang kurang
mampu mengikuti pembelajaran dan terbuka dalam menerima masukan
untuk perbaikan pembelajaran.

8. Sebagai guru yang pertama dilakukan adalah mengenal karakteristik


masing-masing siswa dengan cara:

1. mendekati siswa, hal ini akan membuat anak merasa nyaman


belajar di kelas dan lebih menyenangkan. Hubungan kedekatan ini
juga diperlukan untuk membantu siswa untuk lebih aktif di kelas,
tidak takut mengajukan pertanyaan atau meminta bantuan kepada
guru.

2. Komunikasi dengan Seluruh Siswa

Sebagai guru, Anda tidak boleh pilih kasih dengan siswa. Pastikan
Anda berkomunikasi dengan seluruh siswa dan
saling sharing mengenai karakteristik satu sama lain. 

3. Perhatikan Sikap Siswa saat di Kelas

Langkah selanjutnya untuk mengenal kompetensi siswa yaitu dengan


memerhatikan sikap mereka selama pembelajaran di kelas. Anda harus
memerhatikannya setiap hari dan menganalisis apakah ada perubahan
baik dalam diri siswa selama mengikuti pembelajaran di kelas atau
perlu melakukan evaluasi.
Tips Mengajar sesuai Kompetensi Siswa

Setelah mengetahui masing-masing karakter dan kompetensi setiap siswa yang


diajarkan, maka tugas selanjutnya yaitu dengan menemukan strategi mengajar
sesuai kompetensi siswa yaitu:

1. Menggunakan Metode Belajar yang Bervariasi

Agar siswa tidak bosan selama mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas, guru
bisa menggunakan metode belajar yang bervariasi. Pasalnya, ada banyak metode
belajar yang bisa diterapkan, mulai dari metode diskusi, eksperimen, projects
based learning, dan lainnya.

2. Memberi Tugas dan Mengulangi Pelajaran

Tidak semua siswa memiliki kemampuan untuk cepat menerimanya menerima


materi pelajaran, ada beberapa siswa yang memang sedikit lambat dalam
mencerna informasi. Agar tidak ada siswa yang ketinggalan pelajaran, guru bisa
memberinya tugas dan mengulangi materi pembahasan hingga semua siswa benar-
benar paham.

3. Tidak Membebani Siswa

Meski memberi tugas kepada siswa diperlukan untuk mengukur kemampuan


mereka, namun alangkah baiknya guru tidak membebani siswa dengan memberi
tugas yang sulit dan banyak. Pasalnya, jika berlebihan tugas juga tidak baik,
karena siswa akan merasa tertekan, stres, dan keberatan mengikuti kegiatan
pembelajaran, sehingga mereka sulit mengerti materi pelajaran.

4. Perhatikan Siswa dengan Optimal

Sebagai guru, perlu memperhatikan siswa dengan optimal dan melihat


perkembangan belajar mereka. Pastikan kompetensi atau kemampuan siswa
menjadi lebih baik.

5. Pembelajaran yang Menyenangkan

Agar siswa tidak merasa terbebani dan bisa menerima materi pelajaran dengan
baik, guru perlu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Guru bisa
menggunakan metode game based learning atau belajar sambil bermain.

Anda mungkin juga menyukai