Anda di halaman 1dari 4

FATICHAH PUTRI WULANSARI

18042010074
ADMINISTRASI BISNIS/B

Society 5.0.

Akhir-akhir ini kita selalu disodori oleh berita-berita yang bermunculan diinternet yakni berita
tentang Jepang yang telah memasuki era 5.0. Hal ini sangat membuat masyarakat Indonesia
terkejut karena kemarin dalam debat calon presiden dan wakil presiden masih membahas revolusi
industri 4.0. Apakah yang dimaksud dengan society 5.0? Bagaimana society 5.0 dapat terjadi?
Sebelumnya akan dijelaskan dulu bagaimana sejarah bisa terjadinya society 5.0 terjadi di Jepang.
Pada awal masyarakat 1.0, bisa dibilang itu adalah masyarakat yang terjadi ketika zaman revolusi
kognitif. Sebut saja ketika homo sapiens menjadi masyarakat berburu dan pengumpul.
Zaman di mana manusia berada pada posisi pertengahan sebagai jaringan rantai makanan. Hidup
harmoni bersama alam dan takut diburu oleh hewan buas yang lebih besar daripadanya. Ketika itu,
teknologi berburu dengan ujung tombak dari batu lancip sudah dianggap canggih. Lalu revolusi
kognitif menghasilkan keunikan bagi spesies homo sapiens, yaitu bahasa dan imajinasi.
Masyarakat 2.0, adalah masyarkat yang mana mulai menetap dalam suatu daerah dan mulai untuk
memanfaatkan sumber daya alam sebagai produk pertanian. Masyarakat ini mulai untuk menebar
benih-benih tanaman, mendomestikasi hewan-hewan ternak dan mencoba membudidayakan apa
yang alam telah berikan.
Dari sini mulai timbulnya gelombang masyarakat yang mencoba untuk menerapkan hal yang sama
dan muncullah revolusi agricultural. Dengan semakin berubahnya gaya hidup maka berubahlah
kondisi sosial, ekonomi, politik dan budaya.
Baca Juga: Tentang Revolusi Industri 4.0
Masyarakt ketika itu, mulai untuk mempercayai hal-hal yang bersifat mistis. Mulailah timbul juga
imajinasi-imajinasi mengenai suatu bangsa yang berasal dari kesatuan sosiologis. Persamaan masa
lalu dan kemampuan untuk membicarakan masa depan yang sama oleh orang-orang sekelilingnya
menghasilkan gagasan mengenai bangsa. Hasil pertanian baik maupun buruk menjadi perihal
kepercayaan mereka terhadap dewa-dewi dan mitos-mitos yang melegenda lainnya.
Ketika revolusi industri lahir di inggris pada periode abad ke-18 sampai ke-19, telah merubah
drastis dinamika kehidupan manusia. Dengan adanya mesin yang dioperasikan, produksi massal
bisa tercapai. Pendapatan setiap negara yang terlibat dalam proses industri ini naik berlipat-lipat.
Jumlah barang yang dihasilkan oleh pabrik menjadi semakin banyak sehingga gaya hidup mulai
berubah, dan perilaku konsumtif semakin melonjak.
Revolusi industri ini berakibat dari semakin majunya ilmu pengetahuan. Institusi ilmiah seperti the
Royal Society of England, the French Academy of Science, dan the Royal Improving
Knowladge berpengaruh besar terhadap perkembangan zaman ini. Era ini mendukung bagaimana
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi pada nantinya.
Dengan kemajuan industri, jarak yang jauh, bisa ditempuh dengan waktu yang relative lebih
singkat. Kemudian, produksi massal menghasilkan jaringan perdagangan yang lebih luas dan
batas-batas negara mulai disesaki oleh perusahaan-perusahaan yang ingin memproduksi
barangnya secara massive. Inilah bagaimana masyarakat 3.0 terbentuk.
Lalu pada dasawarsa akhir abad ke 20, sebelum memasuki millenium baru, era globalisasi semakin
dicanangkan. Semakin canggihnya teknologi informasi dan komunikasi yang berbasis internet
menjadikan kemajuan dalam bidang fiscal yang dikoneksikan dengan informasi menjadi semakin
berkembang. Masyarakat mulai menggunakan internet dalam pelbagai hal yang menunjang
persoalan hidupnya.
Lalu penggunaan internet yang semakin berkembang ini, menghasilkan digitalisasi dalam banyak
aspek kehidupan manusia. Perkembangan perangkat computer, otomatisasi mesin, dan semakin
terintegrasi aktivitas-aktivitas manusia dengan perangkat-perangkat lunak dan visual. Semakin
sinerginya penggunaan internet dan banyak hal yang divisualisasikan dari nilai-nilai di masyarakat
adalah ciri dari masyarakat 4.0.
Kemudian, semakin cepatnya evolusi dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi,
mengakibatkan perubahan drastis ke dalam masyarakat dan industri. Transformasi digital melanda
banyak negara industri. Perubahan-perubahan yang cepat itu menentukan bagaiamana nilai-nilai
dalam masyarakat juga ikut berubah.
Internet of Things; Artificial Intelligence; Big Data; dan teknologi robotics, menjadikan kehidupan
masyarakat semakin beragam dan juga kompleks. Di berbagai negara, transformasi digital sudah
menjadi kebijakan yang umum dalam mendorong perkembangan negara tersebut untuk
menyambut revolusi industri 4.0.
Dalam menentukan arah kebijakan tersebut, perlu juga diiringi dengan kebijaksanaan yang
memihak kepada masyarakat pada umumnya, tidak hanya untuk pelaku industri. Dikhawatirkan,
revolusi industri 4.0 ini, akan menimbulkan gejolak terhadap nilai-nilai yang sudah dibangun lama
di masyarakat. Maka dari itu, pemerintahan Jepang membuat paket kebijakan yang mendukung
arah revolusi indsutri ini dengan tetap mempertahankan nilai-nilai yang ada di masyarakatnya.
Menurut artikel yang ditulis oleh Mayumi Fukuyama (general manager and chief information
officer of the Technology Management Center, Technology Strategy Office, Research &
Development Group, Hitachi, Ltd.) yang berjudul ”Society 5.0: Aiming for Human-Centered
Society”, goals yang ingin dicapai dari masyarakat 5.0 ini adalah untuk menyeimbangkan antara
pertumbuhan ekonomi dan penyelesaian masalah yang ada di masyarakat.
Dan ini menitik beratkan pada sisi kemanusiaan yang menjadi pusat dari masyarakat baru yang
mana teknologi menjadi penunjang kehidupan manusia, tidak teknologi yang menguasai manusia.
Masyarakat baru ini akan menjadikan manusia mendapatkan kualitas hidup yang lebih tinggi dan
lebih nyaman. Pelbagai kebutuhan yang mencakup peningkatan taraf hidup manusia akan semakin
berkembang, terlepas dari usia, jarak tempuh, kesehatan, dan beberapa layanan publik lainnya.
Menurut Mayumi juga, kunci dari penciptaan masyarakat 5.0 ini adalah dengan memadukan antara
ruang cyber dengan ruang fisik sehingga akan terciptanya nilai dan solusi baru untuk menghadapi
revolusi industri 4.0.
Kita bisa melihat proyeksi apa yang akan terjadi dengan munculnya masyarakat baru ini. Misalnya,
di Jepang, pemerintah akan mencoba untuk menghadirkan jasa pengantar barang
menggunakan drone; otomatisasi pada kendaraan umum; penggunaan alat-alat berteknologi
canggih untuk meningkatkan kualitas dari penduduk yang lansia atau yang sudah tidak produktif
akan tetapi tetap akan bisa bersaing dengan masyarakat sekitarnya. Memperpanjang hidup sudah
menjadi agenda kebijakan mereka melalui pelayanan kesehatan yang semakin berkembang dengan
penggunaan teknologi.
Kesimpulannya dari masyarakat baru ini adalah untuk mewujudkan masyarakat yang mana orang
akan dapat menikmati kehidupan sepenuhnya. Kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi
diciptakan untuk arah itu. Kesenjangan semakin berkurang dengan semakin meningkatnya kualitas
hidup masyarakat pada umumnya, jadi tidak hanya dinikmati bagi segelintir orang saja.
Walaupun road map nya berasal dari Jepang, konsep ini tidak diragukan lagi akan bisa untuk
menyelesaikan persoalan manusia dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
Society 5.0 sendiri diusulkan dalam Rencana Dasar Sains dan Teknologi ke-5 sebagai masyarakat
masa depan yang harus dicita-citakan oleh Jepang.
Inovasi dalam Masyarakat 5.0 akan mencapai masyarakat berwawasan ke depan yang memecah
rasa stagnasi yang ada. Masyarakat yang anggotanya saling menghormati satu sama lain, dan
masyarakat di mana setiap orang dapat memimpin kehidupan yang aktif dan menyenangkan.
Bagaimana Masyarakat 5.0 bekerja?
Dalam masyarakat informasi masa lalu (Society 4.0), orang akan mengakses
layanan cloud (database) di dunia maya melalui internet dan mencari, mengambil, dan
menganalisis informasi atau data.
Sementara itu, di Masyarakat 5.0, sejumlah besar informasi dari sensor di ruang fisik terakumulasi
di dunia maya. Di dunia maya, data besar ini dianalisis oleh kecerdasan buatan atau artificial
intelligence (AI), dan hasil analisisnya diumpankan kembali ke manusia dalam ruang fisik dalam
berbagai bentuk.
Di Masyarakat 4.0, praktik umum adalah mengumpulkan informasi melalui jaringan dan
menganalisisnya oleh manusia. Namun, dalam Masyarakat 5.0, orang, benda, dan sistem
semuanya terhubung di dunia maya dan hasil optimal yang diperoleh oleh AI melebihi kemampuan
manusia diberi feedback ke ruang fisik. Proses ini membawa nilai baru bagi industri dan
masyarakat dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin.
Society 5.0 ini menjadi sebuah cetak biru dan strategi masa depan yang sangat pas mendobrak
kegilaan negara-negara selain Jepang akan Revolusi Industri 4.0. Di tengah banyaknya pekerjaan
yang hilang karena otomatisasi dan kapitalisme yang bertepuk tangan dikarenakan efektifitas dan
efisiensi bisa diwujudkan, Society 5.0 menjadi angin segar perubahan.
Perlu dipahami juga, bahwa ini merupakan sebuah perjalanan panjang untuk mewujudkannya.
Jepang akan menunjukkan pada dunia bahwa Society 5.0 ini akan sukses dan pelan-pelan
memasuki negara-negara lain yang saat ini masih dan akan fokus pada Revolusi Industri 4.0.
Indonesia. Belakangan ini, masyarakat kita sedang menikmati betapa indahnya transformasi
digital. Lihat saja, harga ponsel semakin murah dan biaya internet semakin terjangkau. Kita pun
bisa menyaksikan dan merasakan sendiri bagaimana teknologi digital merasuki kehidupan kita saat
ini.
Selain itu, perusahaan digital terus bertumbuh dengan mencetak pekerjaan-pekerjaan baru yang
belum pernah ada sebelumnya. Tak bisa kita pungkiri, transformasi digital pun menggerus
beberapa pekerjaan yang dipandang tidak efektif dan efisien.
Di saat Jepang mengalami defisit populasi, Indonesia justru berkebalikan. Indonesia akan
mengalami apa yang disebut sebagai Bonus Demografi pada 2020-2045. Mengapa disebut bonus?
Karena pada saat itu angkatan usia produktif (15-64 tahun) diprediksi mencapai 68% dari total
populasi dan angkatan tua (65+) sekitar 9%. Setelah tahun 2045 dan seterusnya akan terjadi
penurunan dan memasuki era aging society (generasi tua)
The Best Follower
Apa yang menjadi fokus Jepang di dalam Society 5.0 menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk
mempercepat transformasi masyarakatnya. Tidak masalah bagi Indonesia langsung berpijak pada
dua kaki, Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. Justru kedua momentum ini harus digabungkan
menjadi sebuah blue print nasional.
Kita harus menyadari, apa yang Indonesia akan dapatkan tidak dimiliki oleh banyak negara. Tentu
kita tidak ingin terlambat dalam menyadari generasi yang terus menua seperti Rusia, Korea,
Singapura dan Jepang.
Jika tidak bisa menjadi terdepan, menjadi pengikut terbaik pun menjadi pilihan tepat bagi
Indonesia. Begitu banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh bangsa Indonesia.
Walaupun demikian pastinya kita bisa menjadi bangsa yang sangat optimis dan mampu menikmati
bonus demografi serta menjadi negara terhebat di dunia ini. Mari kita tanamkan harapan itu,
dimulai dari diri sendiri.

Dengan pengertian diatas saya berencana membuat sebuah bisnis yaitu bisnis yaitu
membuat sebuah teknologi komunikasi yang lebih canggih daripada smartphone dan
mungkin alat komunikasi tersebut sudah tidak lagi menggunakan jaringan yang
memerlukan sebuah tower untuk mendapatkan sinyal.

Anda mungkin juga menyukai