Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KELOMPOK

MATA KULIAH DINAMIKA KELOMPOK


TENTANG TEAM BUILDING

DOSEN MATAKULIAH :

Agustina Sari, S.ST. M.Kes

Disusun oleh:

1. LEDY ELIANA N NPM 02190200009


2. SITI AENUR ROFIQOH NPM 02190200029
3. YANI NURHAYANI NPM 02190200028

PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat, hidayahnya Makalah Kelompok Tujuh tentang “Team Building” ini dapat
terselesaikan. Makalah ini merupakan tugas kelompok pada mata kuliah
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Program Studi Sarjana Kesehatan
Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.
Pada kesempatan ini tidak lupa penyusun mengucapkan banyak terima
kasih kepada teman-teman atas kerja samanya serta semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya Makalah kelompok ini. Semoga Makalah ini dapat
memberikan manfaat dan kemajuan bagi Program Studi Sarjana Kesehatan
Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.

Jakarta, Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II ISI ............................................................................................................ 3

A. Pengertian Tim ......................................................................................... 3


B. Perbedaan Tim dan Kelompok .................................................................. 4
C. Jenis – Jenis Tim ....................................................................................... 7
D. Membangun Tim Dinamis ........................................................................ 11
E. Tim Berkinerja Unggul ............................................................................. 13
F. Pembinaan Kinerja Tim ............................................................................ 15
G. Kebersamaan dan Kebanggaan Tim.......................................................... 17
H. Prosedur Team Building ........................................................................... 17

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 20

A. Kesimpulan ............................................................................................... 20
B. Saran .......................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesendirian apapun bentuknya cenderung menghasilkan suatu kelemahan,
ketidakmampuan, keterasingan dan bahkan membawa kehancuran. Setiap
individu pasti memiliki sisi lemah dan sisi kuatnya. Namun kita sering
mempersoalkan kelemahan orang lain dan terlalu sombong dengan kekuatan
diri. Sudah saatnya kita mengubah prilaku demikian. Dewasa ini sangat
populer adalah adanya sebuah tim. Tim jelas berbeda dengan kelompok.
Katzenbach dan Smith mendefinisikan Tim sebagai sekelompok kecil orang
dengan keterampilan yang saling melengkapi yang berkomitmen untuk maksud
bersama, menghasilkan tujuan-tujuan, dan pendekatan bersama dimana mereka
mengikatkan diri dalam kebersamaaan tanggung jawab . “Bukti menunjukkan
bahwa lazimnya kinerja tim lebih unggul daripada kinerja individu bila tugas
yang harus dilakukan menuntut keterampilan, penilaian dan pengalaman yang
bervariasi”. Banyak perusahaan yang menggunakan tim untuk meningkatkan
kinerja karyawannya. Manajemen telah menemukan bahwa tim lebih tanggap
dan responsif terhadap masalah karena tim memiliki kemampuan untuk cepat
berkumpul, menyebar, fokus, dan membubarkan diri.
Menciptakan tim yang efektif adalah hal yang sangat sulit untuk
dilakukan. Ada beberapa komponen penting untuk menciptakan tim yang
efektif, yaitu rancangan pekerjaan, komposisi tim, sumber dan pengaruh
kontekstual lain yang membuat tim menjadi efektif, serta variabel proses yang
mencerminkan sesuatu yang terjadi dalam tim yang mempengaruhi efektivitas.
Akhirnya, tim yang efektif memiliki anggota yang setia pada tujuan bersama,
tujuan khusus tim, anggota yang percaya terhadap kemampuan tim, level
konflik yang dapat dikelola, serta tingkat kemalasan sosial yang minim.

1
B. Rumusan Masalah
Melihat dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai beikut :
1. Apa yang dimaksud dengan tim ?
2. Apa perbedaan antara tim dan kelompok ?
3. Apa saja tipe-tim tim ?
4. Bagaimanakah karakteristik tim yang efektif ?
5. Seperti apakah efektifitas tim kerja ?
6. Bagaimana komposisi tim yang efektif ?
7. Bagaimana menciptakan tim yang berkualitas ?
C. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Menjelaskan pengertian tim.
2. Menjelaskan perbedaan antara tim dan kelompok.
3. Mengetahui tipe-tipe dalam tim.
4. Menjelaskan karakteristik tim yang efektif.
5. Seperti apakah efektifitas tim kerja.
6. Mengetahui komposisi tim yang efektif.
7. Menjelaskan bagaimana menciptakan tim yang berkualitas.

2
BAB II
ISI

A. Pengertian Tim
Menurut Burn (2004) istilah tim didefinisikan sebagai sebuah kelompok
kerja yang terdiri dari beberapa orang dengan kompetensi yang setara, dimana
mereka bekerja secara interdependen/ketergantungan dalam melaksanakan
pekerjaan di satu organisasi. Hare (dalam Burn 2004) menyebutkan bahwa
sesama tim adalah kelompok, tetapi tidak semua kelompok dapat dikategorikan
sebagai tim. Di sini, istilah tim merujuk pada kelompok kerja yang terdiri dari
beberapa individu yang memandang diri mereka, dan dipandang oleh
lingkungan kerjanya, sebagai sebuah kesatuan sosial.
Menurut Snow (1992), Johnson dan Johnson (2000) dan Cummings dan
Worley (2001), tim (team) adalah satu set interaksi interpersonal yang
terstruktur untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Tim terdiri dari dua
orang atau lebih individu yang (a) menyadari adanya interdependensi yang
positif dalam mencapai sasaran bersama, (b) saling berinteraksi, (c) menyadari
siapa saja yang menjadi anggota dan bukan anggota tim, (d) memiliki peran
atau fungsi spesifik dalam menampilkan performa, dan (e) memiliki masa
keanggotaan yang terbatas. Jadi dapat disimpulkan bahwa tim adalah suatu unit
yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan mengkoordinasi
kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki tiga komponen.
Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua, orang – orang dalam sebuah
tim memiliki interaksi regular. Ketiga, orang – orang dalam sebuah tim
memiliki tujuan kinerja yang sama.

3
B. Perbedaan Tim dan Kelompok
Terdapat perbedaan antara tim dan kelompok. Tabel berikut akan
memaparkan beberapa karakteristik tim dan kelompok sehingga orang-orang
mudah mengidentifikasi bahwa dirinya sedang bekerjadan atau bersama
dengan tim atau kelompok.

4
Tabel di atas menunjukan perbedaan tim dan kelompok yang cukup
signifikan, salah satunya, di dalam tim, setiap anggota memiliki peran masing-
masing dan terikat satu sama lain sehingga jika salahsatunya tidak ada, fungsi
tim akan terganggu, sedangkan di kelompok, selama anggota melakukan
tugasnya, fungsi kelompok akan tetap berjalan.

5
Agar lebih memahami perbedaan antara kelompok dengan tim adalah
dengan melihat skema berikut :

Sementara itu, penulis lain seperti Laurie J. Mullins membedakan


Kelompok dan Tim berdasarkan 6 variabel yaitu : Ukuran, Seleksi,
Kepemimpinan, Persepsi, Gaya, dan Semangat. Taksonomi beda lengkapnya
sebagai berikut :

6
C. Jenis – Jenis Tim
Menurut Daft (2000) jenis tim terdiri dari enam jenis, yaitu:
1. Tim Formal
Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai
bagian dari struktur organisasi formal.
2. Tim Vertikal
Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang
manajer dan beberapa orang bawahannya dalam rantai komando
organisasi formal.
3. Tim Horizontal
Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa
karyawan dari tingkat hirarki yang hampir sama tetapi berasal dari area
keahlian yang berbeda.
4. Tim dengan Tugas Khusus
Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk di luar
organisasi formal untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan
atau kreativitas khusus.
5. Tim Mandiri
Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari lima hingga dua puluh
orang pekerja dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi
pekerjaan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap,
dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang annggota terpilih.
6. Tim Pemecahan Masalah
Tim pemecahan masalah biasanya terdiri dari lima hingga dua belas
karyawan yang dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana
mereka bertemu untuk mendiskusikan cara memperbaiki kualitas,
efisiensi, dan lingkungan kerja.

7
Tim dapat diklasifikasikan berdasar tujuannya. Terdapat 4 bentuk umum
dari tim yang biasa kita temukan sehari-hari yaitu : Tim Problem-Solving, Tim
Self-Managed Work, Tim Cross-Functional, dan Tim Virtual.
1. Tim Problem-Solving

Bentuk tim awalnya serupa satu sama lain. Mereka umumnya


terdiri atas 4 hingga 12 pekerja yang dibayar per jam dari departemen yang
sama yang saling bertemu sekian jam setiap minggu untuk membahas
peningkatan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja. Tim seperti ini
disebut Tim Problem-Solving. Dalam tim jenis ini, para anggota saling
berbagi gagasan dan menawarkan saran seputar proses dan metode kerja
seperti apa yang perlu dilakukan agar produktivitas dapat ditingkatkan.
Jarangkali tim-tim ini diberikan otoritas untuk secara unilateral(sendirinya)
menerapkan saran mereka ke dalam tindakan. Satu hal yang dikenal
sebagai bentuk Tim Problem-Solving adalah Lingkaran Kualitas. Ini
merupakan tim kerja terdiri atas gabungan 8 hingga 10 pekerja dan
supervisor yang saling berbagi gagasan wilayah kewenangan dan bertemu
secara teratur guna mendiskusikan masalah kualitas pekerjaan mereka,
menyelidiki sebab-sebab masalah, dan merekomendasikan penyelesaian.
2. Tim Self-Managed Work

8
Tim Problem-Solving sudah ada di jalur yang benar, tetapi mereka
tidak beranjak jauh dalam hal pelibatan pekerja dalam proses pembuatan
keputusan (apalagi implementasi) yang berhubungan dengan suatu
pekerjaan. Kekurangan ini mendorong eksperimen dari tim yang benar-
benar otonom yang tidak hanya bercorak problem-solvingmelainkan juga
menerapkan penyelesaian dan punya kewenangan penuh atas hasil-
hasilnya. Tim Work Self-Managed umumnya terdiri atas 10 hingga 15
orang yang mengambil alih tanggung jawab dari para supervisor.
Tanggung jawab ini termasuk kendali menyeluruh atas kecelakaan kerja,
penentuan penilaian pekerjaan, pemecahan masalah organisasi, dan pilihan
prosedur-prosedur pemeriksaan yang dilakukan secara kolektif. Tim ini
bahkan memilih sendiri anggotanya.
3. Tim Cross-Functional

Menurut Robbins, Custom Research, Inc, firma riset pemasaran di


Minneapolis, Amerika Serikat secara historis telah mengorganisir
departemen-departemen yang bersifat fungsional, tetapi manajemen senior
menyimpulkan bahwa departemen-departemen tersebut tidak mampu
memenuhi kebutuhan yang berubah-ubah dari klien-klien firma. Akibat
dari hal tersebut, firma ini menggagas dibentuknya satu tim lintas
departemen yang bertujuan meningkatkan komunikasi dan penelusuran
catatan kerja, yang akan membawa pada peningkatan produktivitas dan
kepuasan klien. Organisasi ini mencerminkan Tim Cross-Functional. Tim
ini terdiri atas pekerja-pekerja dari tingkat hirarki yang serupa tetapi beda
wilayah pekerjaannya. Mereka bergabung bersama guna menyelesaikan
suatu pekerjaan. Robbins menyebutkan, banyak organisasi sudah
menggunakan Tim Cross-Functional seperti ini semisal IBM membentuk
gugus tugas tahun 1960-an yang terdiri atas pekerja lintas departemen

9
dalam perusahaan guna mengembangkan Sistem 360 yang terbukti sukses.
Gugus tugas tiada lain melainkan Tim Cross-Functional yang sifatnya
temporer. Namun, Robbins mencatat bahwa ledakan penggunaan Tim
Cross-Functionalkemudian juga terjadi di tahun 1980-an yang dilakukan
oleh Toyota, Honda, Nissan, BMW, General Motors, Ford, dan
DaimlerChrysler.
Sebagai contoh, masih menurut Robbins, antara tahun 1999 hingga
Juni 2000 manajemen senior IBM menarik 21 pekerja dari sekitar 100 ribu
staf teknologi informasinya guna meminta saran bagaimana perusahaan
bisa cepat menyelesaikan proyek dan memasarkan produk secara cepat ke
pasar. Ke-21 anggota dipilih karena mereka punya karakteristik yang
serupa dimana mereka pernah berhasil memimpin proyek-proyek
berjangka cepat. “Speed Team”, demikian julukan tim tersebut, bekerja
selama 8 bulan saling berbagi informasi, menguji perbedaan antara
proyek-proyek berjangka cepat dan lambat, dan mereka mampu
melahirkan rekomendasi-rekomendasi seputar bagaimana IBM bisa
mempercepat produksinya.
4. Tim Virtual

Tim-tim yang telah dibahas melakukan pertemuan face-to-face.


Tim Virtual menggunakan teknologi komputer guna menghubungkan
orang-orang yang terpisah secara fisik guna mencapai sasaran bersama.
Teknik tersebut memungkinkan orang saling bekerjasama lewat metode
online, kendati mereka dipisahkan yuridiksi negara bahkan benua. Tim
Virtual dapat melakukan lebih banyak hal ketimbang tim-tim lainnya,
terutama dalam hal berbagi informasi, pembuatan keputusan, dan
perampungan pekerjaan. Mereka terdiri atas para anggota dari organisasi
yang sama ataupun hubungan anggota organ dengan para pekerja dari

10
organisasi lain semisal supplier ataupun partner perusahaan. Terdapat 3
faktor utama yang membedakan Tim Virtual dengan tim-tim lain yang
face-to-face, yaitu :
a. Ketiadaan komunikasi lisan-fisik;
b. Terbatasnya konteks sosial,
c. Kemampuan mengatasi masalah waktu dan hambatan tempat.
Dalam komunikasi face-to-face, orang menggunakan paraverbal
seperti nada suara, intonasi, dan volume suara serta nonverbal seperti
gerak mata, roman muka, gerak tangan, dan bahasa tubuh lainnya.
Keduanya semakin menjelaskan komunikasi, tetapi kini hal-hal tersebut
nihil di dalam Tim Virtual. Tim Virtual menderita kekuarangan laporan
sosial yang manusiawi akibat interaksi langsung yang kecil diantara para
anggotanya.
D. Membangun Tim Dinamis
Tim Dinamis adalah Tim yang memiliki kinerja yang sangat tinggi, Tim
yang dapat memanfaatkan segala energi yang ada dalam Tim tersebut untuk
menghasilkan sesuatu. Unsur-Unsur Tim yang Dinamis :
1. Menyatakan secara jelas misi dan tujuannya
2. Beroperasi secara kreatif
3. Memfokuskan pada hasil
4. Memperjelas peran dan tanggung jawab
5. Diorganisasikan dengan baik
6. Dibangun di atas kekuatan individu
7. Saling mendukung kepemimpinan anggota yang lain
8. Mengembangkan iklim Tim
9. Menyelesaikan ketidaksepakatan
10. Berkomunikasi secara terbuka
11. Membuat keputusan secara obyektif
12. Mengevaluasi efektivitasnya sendiri

11
Tahapan perkembangan tim secara umum dan khusus dalam membangun
tim yang dinamis mempunyai tahapan sebagai berikut (Peter Senge):
1. Secara Umum
a. Forming (pencairan bentuk)
b. Storming (mencari jati diri tim)
c. Performing (tim mulai menunjukkan kinerja)
d. Transforming (tim mulai terbiasa dengan budaya kerja baru).
2. Tahapan Perkembangan Tim secara khusus :
a. Menetapkan arah (Drive)
b. Bergerak (Strive)
c. Mempercepat gerak (Thrive)
d. Sampai (Arrive)
3. Membangun Rasa Kebersamaan Tim
Tim akan efektif apabila dibangun berdasarkan kebersamaan, tidak
memandang pangkat, suku dan golongan, menunjukkan rasa saling percaya,
saling menghargai dan dilandasi oleh keterbukaan. Oleh karena itu, anggota
suatu Tim hendaknya memiliki karakteristik yang berorientasi pada opini,
persamaan, serta tujuan.
4. Berorientasi pada Opini
a. Berlawanan dengan orang yang bersifat dogmatis, akan mengarahkan
pada tindakan tidak mengutuk orang lain;
b. Memperkenalkan gagasannya tanpa mengusulkan atau bahkan
mengisyaratkan agar orang lain memberi posisi istimewa pada
gagasannya;
c. Saling meminta ide dari anggota kelompok yang lain, bukan berorientasi
pada gagasan perorangan;
d. Tidak hanya memfokuskan pada idenya sendiri, tetapi
menginvestigasipendapat orang lain.
5. Berorientasi pada Persamaan
a. Anggota Tim yang berorientasi pada persamaan melihat keragaman
sebagai suatu keunggulan. Perbedaan yang dimiliki dapat dipakai untuk
mengecek setiap sisi, sudut, puncak dan dasar suatu masalah;

12
b. Mengandalkan semua anggota;
c. Kepercayaan kepada anggota Tim meningkatkan produktivitas.
6. Berorientasi pada Tujuan
a. Tim yang terdiri dari anggota yang berorientasi pada tujuan, kecil
kemungkinan akan timbul konflik di dalamnya yang disebabkan oleh
keunikan masing-masing kelompok;
b. Keseluruhan anggota Tim berorientasi pada tujuan yang sama;
c. Anggota Tim mengakui bahwa masing-masing anggota Tim memiliki
tujuan, dan kemungkinan tujuan tersebut bertentangan dengan tujuan
Tim;
d. Keunikan anggota tim yang muncul segera dapat diatasi, tidak dibiarkan
melahirkan masalah baru.
E. Tim Berkinerja Unggul
Tim adalah kelompok orang dengan keterampilan yang saling
melengkapi yang berkomitmen untuk satu tujuan bersama dan saling
menyatukan diri bertanggung jawab atas pencapaiannya. Idealnya, mereka
membangun identitas yang berbeda dan bekerja sama dalam cara yang
terkoordinasi dan saling mendukung untuk mencapai tujuan mereka.
Efektivitas tugas adalah sejauh mana tim berhasil dalam mencapai tujuantugas
yang berhubungan dengannya.
Kerja sama tim (teamwork) secara tradisional telah dijelaskan dalam teori
sistem klasik, yaitu terdapat fase input tim, proses tim dan output tim. Input tim
meliputi karakteristik tugas yang akan dilakukan, unsur-unsur konteks di mana
kerja sama tim terjadi, dan sikap anggota tim. Proses tim termasuk interaksi
dan koordinasi antara anggota diperlukan untuk melakukan tugas-tugas tim dan
mencapai tujuan tertentu. Output tim terdiri dari produk yang dihasilkan dari
kinerja tim (Hackman, 1987; Ilgen, 1999; McGrath, 1984).
Berkenaan dengan kerja sama tim, fase proses adalah titik yang
mendefinisikan kerja sama tim terjadi; yaitu selama fase ini anggota tim
berinteraksi dan bekerja sama untuk menghasilkan output tim. Kerja sama
tim mencakup membangun hubungan dan bekerja dengan orang lain

13
menggunakan sejumlah keterampilan dan kebiasaan yang penting, di
antaranya :
1. Bekerja secara kooperatif
2. Berkontribusi untuk kelompok dengan ide-ide, saran, dan usaha
3. Komunikasi (baik memberi dan menerima)
4. Rasa tanggung-jawab
5. Penghargaan yang sehat untuk pendapat, kebiasaan, dan preferensi
individu yang berbeda
6. Kemampuan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
kelompok.
Tim yang sukses ditandai dengan semangat tim yang didasarkan pada
kepercayaan atau adanya rasa saling percaya, saling menghargai dan saling
membantu antar anggota tim kaitannya dalam mencapai tujuan bersama.
Kerja sama tim (teamwork) yang efektif diperoleh dari:
1. Tim yang keanggotaannya, ukuran dan sumber daya sesuai tugas.
2. Kepemimpinan yang baik dan perhatian terhadap tim-membangun.
3. Komitmen anggota tim untuk memahami dan mengidentifikasi satu sama
lain tujuan ini.
4. Pengembangan tujuan tim - visi bersama.
5. Rasa kepemilikan umum dari tugas di tangan dan tanggung jawab
bersama untuk pencapaiannya.
6. Terkoordinasi usaha dan berbagi tugas direncanakan merata di seluruh
tim.
7. Pertukaran informasi terbuka dalam tim.
8. Kejujuran dan keterusterangan antara anggota tim.

Kerja sama tim yang efektif dapat dirusak oleh berbagai masalah,
misalnya: ketidakteraturan, komunikasi yang kurang baik, kesalahpahaman
atau prosedur yang tidak memadai untuk pemecahan masalah. Fungsi dari
tim dapat dilemahkan oleh hambatan yang dihadapi oleh individu dalam
tim, serta oleh kesulitan yang dialami terkait dengan tugasnya (Constructing
Excellence org. 2004).

14
F. Pembinaan Kinerja Tim
Salah satu aspek penting dalam keberhasilan dan efektifitas tim adalah
iklim semangat (spirit) yang dibangun dalam tim tersebut. Semangat Team
Building berbasis pada prinsip-prinsip komunikasi kelompok mengenai cara
menumbuhkan dan menjaga semangat dalam tim. Semangat dalam tim dapat
berdampak pada kohesivitas, kerjasama, kedisiplinan, serta output yang
kemudian dihasilkan oleh kelompok tersebut. Menurut Barry Herman dalam
buku Building Team Spirit, beberapa teknik pengembangan tim yaitu:
1. Initiating
Anggota tim mulai membangun hubungan dan tujuan bersama yang
dimulai dengan membuat rasa saling memiliki dan saling percaya satu sama
lain. Seorang teologis, David Steindl-Rast menduga bahwa semangat
merupakan awal dari sebuah hubungan kerjasama yang baik. Initiating
merupakan teknik pengembangan tim yang paling penting dalam
membangun komunikasi.
2. Visioning
Anggota tim mulai memperkirakan tujuan yang akan mereka hasilkan
bersama, melihat kemungkinan untuk pengembangan solusi pemecahan
masalah dan menyadari bahwa masalah yang diselesaikan secara bersama akan
lebih cepat selesai dan lebih baik dibanding dengan menyelesaikan masalah
secara sendiri. Mengembangkan kemungkinan yang luar biasa dalam
pencapaian tujuan bersama serta langkah yang baik untuk tim dalam mencapai
tujuan tersebut. Banyak tim memfokuskan pandangan pada catatan mereka,
pada sistem, diagram organisasi, rencana pekerjaan, dan deskripsi tugas namun
hal tersebut mebuat tiap anggota kehilangan rasa untuk mencapai hasil yang
jauh lebih baik jika tiap langkah pencapaian tujuan tersebut dilakukan dengan
engeksplor kemampuan yang dimiliki baik yang diketahui maupun yang tidak
disadari oleh tiap anggota, Tujuan dari teknik visioning adalah untuk pelayanan
yang lebih baik.

15
3. Claiming
Anggota tim memberdayakan diri dengan mendefinisikanvtujuan, peran,
kompetensi dan sumber daya yang penting untuk mewujudkan tujuan. Salah
satu cara pengembangan diri adalah bertukar pikiran melalui pengalaman
solidaritas antar anggota tim, pemikiran dan ide dari tiap anggota mengenai
segala aspek yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan. Claiming membuat
tiap anggota berhak atas pembuatan tujuan bersama dan berhak mendapak hak
baik sebagai anggota maupun tim.
4. Celebrating
Tim selalu mengakui dan menghargai penyelesaian masalah dan pecapaian
tujuan baik secara individu maupun bersama dan mengakui bahwa apa yang
dikerjakan adalah sebagai bagian dari sebuah tim. Adanya perasaan kagum dan
penghargaan untuk kontribusi aktif tiap anggota tim dalam memajukan tim
tersebut. Celebrating menciptakan sebuah pengalaman untuk menimbulkan
gairah dan semangat dalam tim. Semangat dalam menjalankan sebuah tim,
memberikan energi, kekaguman kepada tiap anggota tim tersebut.
5. Letting Go
Anggota tim mengakui dan berterus terang dengan sebenarnya mengenai
kegagalan, kekecewaan, dan apa yang ada dalam pikirannya dengan cara yang
benar dan membangun. Hal ini adalah jalan yang benar untuk usaha
kedepannya. Adanya rasa kebebasan dan kelegaan dalam penyelesaiansebuah
tahapan kinerja anggota yang muncul karena sikap terbuka, berterus terang
dalam bekerja dan berbagi dengan penuh integritas. Letting go adalah
persetujuan dalam kejujuran sebuah tim, memberikan kesempatan untuk tiap
anggota jujur dalam bekerja walaupun kejujuran yang diberikan memberikan
dampak yang buruk bagi dirinya namun hubungan yang baik akan dapat
dibangun setelah muncul kejujuran tersebut.
6. Service
Pelayanan adalah inti atau pokok dari kelima teknik tahapan yang
menghasilkan kapasitas kinerja dari tim untuk melakukan pekerjaan dengan
integritas dan mencapai tujuan.

16
G. Kebersamaan dan Kebanggaan Tim
Membangun Kebanggaan Tim Yang Dinamis Tim dinamis akan
senantiasa mempertahankan kinerjanya secara maksimal guna mencapai
prestasinya. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk memotivasi tim
secara efektif agar mampu membangun kebanggaan terhadap tim. Salah satu
cara efektif untuk membangun kebanggaan terhadap tim adalah melalui
motivasi yaitu dengan membangun semangat anggota-anggotanya. Faktor-
faktor yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan tim agar anggotanya
mampu membangun kebanggaannya adalah sebagai berikut:
1. Memotifasi Anggota Tim Untuk Berkomitmen
Dalam tahap motivasi ini, terlebih dahulu tentukan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi orang tersebut termotivasi dengan baik. Tanpa
mengetahui hal tersebut, proyek besarpun belum tentu dapat menjadi
stimulus. Setiap individu memiliki motif yang berbeda-beda, misalnya ada
orang timbul harga dirinya dengan menghargai kinerjanya, tetapi orang lain
belum tentu demikian.
2. Memotivasi Anggota Tim Yang Tidak Termotivasi
Tidak semua anggota tim memiliki motivasi yang sama. Ada anggota
tim yang produktif, ada pula yang enggan berpartisipasi secara aktif. Untuk
itu diperlukan berbagai strategi yang jitu, diantaranya:
a. Dapatkan nasehat dari mereka;
b. Jadikan mereka guru;
c. Libatkan mereka dalam presentasi dan (delegasikan kepada mereka
proyek bintang).
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam membangaun kerjasama tim
adalah perlunya perlunya meningkatkan kerjasama tim yang efektif. Kunci
utamanya adalah Komunikasi Yang Efektif, mendengarkan secara aktif,
mampu memotivasi anggota tim, serta menyelesaikan konflik secara efektif.
H. Prosedur Team Building
Team building yang solid akan menghasilkan sebuah team work yang
kuat. Team building sendiri adalah pondasi dalam sebuah organisasi atau
perusahaan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi team work.

17
Membangun team building memang bukan hal mudah apalagi sebuah team
adalah berisi beberapa individu yang mempunyai latar dan pemikiran yang
berbeda. Lalu bagaiman untuk bisa membangun team building yang sukses dan
terintegrasi? Berikut adalah 4 tahap dalam membangun team building :
1. Visi
Team building yang kuat haruslah yang memiliki visi yang sama.
Adanya kesamaan visi membuat langkah dalam setiap individu bisa sejalan.
Visi tersebut tentunya dirumuskan bersama oleh pimpinan dan anggota
team. Dengan menetapkan visi maka akan terlihat pula target yang hendak
dicapai dan langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan untuk mencapai
target tersebut.
2. Program
Setelah mendapatkan visi bersama maka yang harus dilakukan
selanjutnya adalah menyusun program. Program ini dimaksudkan sebagai
panduan dalam bekerja dan menetapkan setiap langkah yang akan diambil
untuk menjalankan program tersebut. Program yang terencana dapat
mengarahkan team building pada target yang tepat, selain itu dengan adanya
program ini dapat menunjukkan sejauh mana kaberhasilan pemimpin dalam
melaksanakan tugasnya bersama team. Pembentukan program yang tepat
menjadi unsur penting dalam membangun team building karena dari sinilah
semua rencana kerja akan direalisasikan oleh team work.
3. Posisi tugas
Membangun team building harus dilakukan dengan membangun
kenyamanan dari setiap individu dalam kelompok. Setiap anggota tentu
akan merasa lebih nyaman ketika mendapat tugas yang sesuai dengan
keahlian mereka. Disini peran pimpinan menjadi sangat penting karena ia
dituntut untuk jeli dalam melihat kemampuan setiap personal yang ada.
Karena yang kelak akan mengeksekusi visi dan program yang sudah ada
adalah para personal team work. Jangan sampai kesalahan dalam peletakan
posisi tugas nantinya akan membuat semua rencana kerja menjadi
berantakan dan team work menjadi kacau.

18
4. Komunikasi
Merupakan aspek non teknis namun memiliki pengaruh besar pada
proses membangun team building. Komunikasi diperlukan untuk
memberikan pengarahn yang tepat dari pimpinan dan menyampaikan
saran/pendapat dari anggota team. Komunikasi yang baik dalam team work
adalah saling mendengar dan menghilangkan arogansi pribadi untuk
kepentingan dalam team.

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi dari tim yaitu dapat merubah sikap, perilaku, dan nilai pribadi serta
dapat turut serta dalam mendisiplinkan anggota tim. Sedangkan manfaat
bekerja dalam tim yaitu untuk pengambilan keputusan, merundingkan, dan
bernegosiasi. Tujuan bekerja dalam tim agar anggota memiliki visi dan misi
yang sama dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara efesiensi dan
efektif.
Perbedaan antara kelompok dan tim kerja yaitu kelompok tidak
menghasilkan sinergi positif yang bisa menciptidakan seluruh tingkat kinerja
yang lebih tinggi dari jumlah masukan sedangkan tim kerja menghasilkan
sinergy positif melalui usaha yang terkoordinasi dalam menghasil satu tingkat
kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan individual.
Tim yang efektif memiliki berbagai karaketiristik umum. Apabila
peningkatan kinerja organisasi dengan menggunakan tim, manajemen harus
memastikan bahwa tim-timnya memiliki karakteristik-karakteristik. Tim
memiliki jenis-jenis sebagai berikut: tim problem solving, tim self-managed
work, tim cross-functional, tim virtual.
B. Saran
1. Meskipun tim menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan organisasi,
namun masih diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam melaksanakan
tanggung jawab dalam keorganisasian.
2. Tim tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang dengan gaya, sikap, maupun
cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru merupakan potensi yang
akan membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif. Oleh karena itu,
perbedaan cara kerja dalam tiap anggota tim harus ditanggapi dengan
positif.

20
DAFTAR PUSTAKA
Laurie J. Mullins. 2005. Management and Organizational Behavior,
7th Edition. Essex: Pearson Education Limited
Robbins, Stephen P. 2007. Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta: Salemba
Empat
Stephen P. Robbins. 2003. Essentials of Organization Behavior, 7th Edition.
Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall
Mickan, Sharon. 2000. Characteristic of Effective Teams: a Literature
Review. Australian Health Review Vol 23. No 31
Nazzaro, Ann-Marie. 2009. Group Dynamics and Team Building. World of
Hemophilia: Canada.
PERTANYAAN

1. Apakah yang dimaksud dengan Tim virtual ? Bagaimana sistem pembentukan tim
virtual ? ( Faano Deli )
2. Bagaimana jika sudah terbentuk Tim building yang efektif namun hasil yang
diinginkan tidak sesuai dengan yang direncanakan ? ( Putri )
3. Apakah perbedaan Team building dan Team work ? ( Atila Sonmax)
4. Apakah indikator keberhasilan dari Team building ? ( Ospri )

JAWABAN

1. Tim Virtual menggunakan teknologi komputer guna menghubungkan orang-orang


yang terpisah secara fisik guna mencapai sasaran bersama. Teknik tersebut
memungkinkan orang saling bekerjasama lewat metode online, kendati mereka
dipisahkan yuridiksi negara bahkan benua.Tim Virtual dapat melakukan lebih
banyak hal ketimbang tim-tim lainnya, terutama dalam hal berbagi informasi,
pembuatan keputusan, dan perampungan pekerjaan. Mereka terdiri atas para
anggota dari organisasi yang sama ataupun hubungan anggota organ dengan para
pekerja dari organisasi lain semisal supplier ataupun partner perusahaan.Terdapat
3 faktor utama yang membedakan Tim Virtual dengan tim-tim lain yang face-to-
face, yaitu :
a. Ketiadaan komunikasi lisan-fisik;
b. Terbatasnya konteks sosial,
c. Kemampuan mengatasi masalah waktu dan hambatan tempat.
Tambahan dari sumber lain :
Tim virtual menggunakan teknologi komputer seperti PC, laptop, ponsel
dan akses internet dengan metode on line kendati mereka dipisahkan yuridiksi
negara bahkan benua. Kondisi ini sudah ada sejak tahun 1994 di Colorado
Amerika utara dengan berdirinya Virtual Office, Inc.
Tim Virtual memLayanan yang di berikan dari sistem ini antara lain :

1. Resepsionis jarak jauh ; dengan menggunakan teknologi telepon


integrasi dengan perangkat lunak komputer.
2. Layanan jawab / call center
3. Kotak suara
4. Layanan lengkap virtual akan menyediakan internet broadband, fax,
forocopy, printer, fitur telepon tingkat lanjut, conference call, video
conferencing.
Contoh kelompok tim virtual (kerja virtual) :
1) Home industri barang/jasa
2) Akuntan
3) Pengacara
4) Hukum Perusahaan
5) Toko online
6) Dokter/terapis
7) Bisnis konsultan
8) Mediator/resolusi konflik
9) Kamar dagang
10) Senior manajemen
11) Real estate
12) Perusahaan hipotek
2. Ketika team building tidak mendapatkan hasil yang diinginkan maka selaku
team harus mencari tahu alasan dengan cara evaluasi dari team tersebut.
Adapun hal yang harus dievaluasi yaitu dengan melihat ketidakteraturan,
komunikasi yang kurang baik, kesalahpahaman antar anggta dari prosedur
yang tidak memadai sebagai pemecahan masalah.
3. Team building adalah proses penguatan dan pengembangan kolaborasi
antara anggota tim. Team work merupakan konsep dari kerjasama orang-
orang yang terlibat dalam tim. Sedangkan Team building lebih luas
cakupannya daripada team work. Team building memiliki jangka waktu
lebih abadi sedangkan Team work terjadi secara aktif dalam moment
kegiatan atau event tertentu.
4. Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari lima hingga dua puluh
orang pekerja dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi
pekerjaan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan
pelaksanaannya diawasi oleh seorang anggota terpilih.
Tim mandiri juga memanfaatkan bakat, keahlian, kemampuan , ide
dan pengalaman dari semua anggota tim. Pekerjaan lebih bervariasi, lebih
banyak kebebasan untuk membuat dan menindaklanjuti keputusan yang
benar, berkesempatan untuk mempelajari keahlian baru. Tetap ada
pengambil keputusan dan dilakukan dari anggota yang terpilih.
5. Indikator keberhasilan dari team building dapat dilihat dari pencapaian visi
dan misinya, keberhasilan program yang dijalankan, ketepatan menjalankan
tugas atau penempatan individu sesuai kompetensinya, dan juga komunikasi
yang baik tanpa adanya kesalahpahaman dari komunikasi tersbeut.

Anda mungkin juga menyukai