Anda di halaman 1dari 33

Point2 Penting:

Industry 4.0 itu sebenarnya tidak ada, yang ada revolusi industry 4.0, dimana hal ini
mengintegrasikan semua system

System Integrator dalam artian luas : mengintegrasikan bermacam-macam system dalam


berbagai sektor, missal : sektor transportasi-sektor lingkungan, Medis-Ekonomi dll

Pada dasarnya Revolusi industry ini untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai mahluk social,
yang saling berhubungan.

IoT, Big Data, AI  Simulasikan dengan Komputer (Indra Pemikiran)

Arm Robot - Mensimulasikan Tangan manusia (GerakanTangan)

Camera/Vision  Mensimulasikan Mata manusia (Indra Penglihatan)

AGV  Mensimulasikan (Gerakan Kaki)

Sensor  Indra Peraba, Perasa dll

Industri  Membuat sesuatu menjadi nilai tambah/produk

Revolusi Industri  Memanusiakan manusia – Society 5.0

Teknologi manusia semakin berkembang seiring berjalannya waktu sehingga negara-negara


maju mulai melakukan perubahan. Salah satunya ialah melalui Society 5.0 yang digagas oleh
Negara Jepang. Konsep ini memungkinkan kita untuk menggunakan ilmu pengetahuan yang
berbasis modern (AI, robot, IoT, dsb) untuk melayani kebutuhan manusia. Tujuan dari konsep ini
sendiri adalah mewujudkan masyarakat dimana manusia-manusia di dalamnya benar-benar
menikmati hidup dan merasa nyaman. Society 5.0 sendiri baru diresmikan pada 21 Januari 2019
dan dibuat sebagai solusi atas Revolusi Industri 4.0 yang ditakutkan akan mendegradasi umat
manusia.

Mengenal Lebih Jauh Society 5.0


Teknologi manusia semakin berkembang seiring berjalannya waktu sehingga negara-negara
maju mulai melakukan perubahan. Salah satunya ialah melalui Society 5.0 yang digagas oleh
Negara Jepang. Konsep ini memungkinkan kita untuk menggunakan ilmu pengetahuan yang
berbasis modern (AI, robot, IoT, dsb) untuk melayani kebutuhan manusia. Tujuan dari konsep ini
sendiri adalah mewujudkan masyarakat dimana manusia-manusia di dalamnya benar-benar
menikmati hidup dan merasa nyaman. Society 5.0 sendiri baru diresmikan pada 21 Januari 2019
dan dibuat sebagai solusi atas Revolusi Industri 4.0 yang ditakutkan akan mendegradasi umat
manusia.

Dalam kehidupan saat ini, ekonomi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan
saat ini, untuk itu Society 5.0 ada untuk mengintegrasikan antara kehidupan dunia nyat dan dunia
maya. Sebenarnya konsep revolusi 4.0 dan Society 5.0 tidak memiliki perbedaan yang jauh.
Hanya saja konsep Society 5.0 lebih memfokuskan konteks terhadap manusia. Jika Revolusi
industry 4.0 menggunakan AI, dan kecerdasan buatan yang merupakan komponen utama dalam
membuat perubahan di masa yang akan datang. Sedangkan Society 5.0 menggunakan teknologi
modern hanya saja mengandalkan manusia sebagai komponen utamanya. Dirilisnya konsep
Society 5.0 juga merupakan jawaban dari tantangan yang sedang dihadapi Jepang. Jepang sendiri
saat ini sedang mengalami masalah akibat berkurangnya populasi. Hal ini membuat penduduk
pada usia produktif menjadi berkurang. Dan Jepang berusaha untuk menstabilkan kondisi
tersebut salah satunya dengan menerapkan konsep Society 5.0.

Konsep Society 5.0 merupakan penyempurnaan dari konsep-konsep sebelumnya. Pada


Society 1.0, manusia masih berada di era berburu dan mengenal tulisan. Pada Society 2.0 adalah
era pertanian dimana manusia sudah mulai mengenal bercocok tanam. Lalu pada Society 3.0
sudah memasuki era industry yaitu ketika manusia sudah mulai menggunakan mesin untuk
menunjang aktivitas sehari-hari, setelah itu munculah Society 4.0 yang kita alami saat ini, yaitu
manusia yang sudah mengenal komputer hingga internet juga dalam penerapannya di kehidupan.
Jika Society 4.0 memungkinkan kita untuk mengakses juga membagikan informasi di internet.
Society 5.0 adalah era dimana semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri. Internet
bukan hanya sekedar untuk berbagi informasi melainkan untuk menjalani kehidupan.

Dalam Society 5.0, nilai baru yang diciptakan melalui perkembangan teknologi dapat
meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi pada kemudian hari.
Memang terdengar sulit untuk dilakukan mengingat saat ini masalah tersebut masih saja terjadi
terutama di Negara berkembang seperti Indonesia. namun bukan berarti tidak bisa di lakukan.
Jepang sendiri sudah membuktikan sebagai Negara dengan teknologi paling maju saat ini.
Tentunya dengan hal tersebut. Jepang tentunya akan terus mengembangkan teknologi hingga
konsep Society 5.0 bisa terealisasikan sepenuhnya.

Pada Society 5.0 masyarakat tidak perlu repot-repot lagi dalam melakukan sesuatu yang
dianggap sulit. Sebagai contoh, pada zaman ini, ketika melakukan pengiriman barang, perlu
waktu berhari-hari hingga barang itu bisa sampai, belum lagi kendala teknis yang
memungkinkan proses pengiriman tersebut menjadi semakin lama. Society 5.0 mencoba
membuat sesuatu yang lebih modern dengan cara menggunakan drone sebagai alat bantu
manusia. Dengan didukung dengan Iot, robot, juga kecerdasan buatan, drone dapat mempercepat
pengiriman barang sehingga waktu yang diperlukan juga lebih singkat dan tentunya
meminimalisir kendala teknis yang ada. Selanjutnya dalam bidang kesehatan, teknologi AI
memungkinkan kita untuk mengetahui informasi kesehatan keluarga kita, dengan begitu kita
tidak perlu cemas ketika sewaktu-waktu keluarga kita mengalami masalah pada kesehatan kita,
karena dengan bantuan AI juga kecerdasan buatan, dapat memberikan informasi mengenai detak
jantung juga tekanan darah. Society akan sangat berguna pada rumah pintar, jika setiap bangun
tidur kita membutuhkan alarm. Namun AI bisa memastikan apakah kita benar-benar bangun atau
tidak, juga ketika rumah kita sedang ditinggal pergi, AI dapat membuat sistem keamanan seperti
CCTV namun dalam aspek yang lebih modern sehingga rumah bisa lebih aman untuk ditinggali.

Lalu dalam bidang transportasi, sebagian orang pasti mempunyai rumah yang akses jalannya
tidak mendukung dengan transportasi yang ada, sehingga akses rute terkadang tidak terdapat di
internet. Bagi lansia mungkin akan semakin kesulitan mengingat tenaga mereka yang sudah tidak
seperti dulu lagi, dan tentunya akan kesulitan dalam menggunakan teknologi yang ada. AI dapat
memungkinkan kendaraan umum bisa mengakses rute terpencil dan tidak perlu mengeluarkan
biaya yang mahal untuk menyewa supir. AI bisa mendeteksi apakah pengendara tersebut
mengantuk ataupun tidak dalam kondisi yang baik sehingga dapat mengurangi resiko
kecelakaan. Sebenarnya contoh-contoh kecil dari konsep Society 5.0 sudah ada dan beberapa
sudah kita rasakan. Hanya saja belum terintegrasi satu dengan lainnya. Society 5.0 merupakan
suatu program dimana inovasi yang dilakukan bukan semata hanya mengenal inovasi teknologi
melainkan apa kebutuhan dari masyarakat.

Meski saat ini banyak orang yang memperdebatkan mengenai konsep Revolusi Industri
4.0 juga Society 5.0 bukan berarti kedua konsep tersebut merugikan, hanya saja bagaimana kita
menyikapinya. Sebagain orang berpendapat bahwa Society 5.0 lebih baik karena dianggap lebih
humanis dibanding Revolusi 4.0. Namun bukan berarti Revolusi 4.0 tidak bisa bersaing karena
pada dasarnya konteks dari kedua konsep tersebut hampir sama yaitu berusaha untuk
mengembangkan teknologi ke arah yang lebih baik. Mengenai penerapannya di Indonesia, cepat
atau lambat konsep ini pasti akan diterapkan di Indonesia karena Negeri kita sendiri
membutuhkan teknologi yang lebih baik demi mencegah kesenjangan sosial dan masalah
ekonomi yang ada. Kita tidak akan tau apakah kita akan bergantung pada kedua konsep tersebut
di kemudian hari, hanya saja kita harus siap ketika konsep tersebut mulai diterapkan di
Indonesia.

Siapkah Indonesia Menuju


Industri 5.0?
Kamis 22 Aug 2019 17:20 WIB
Red: Karta Raharja Ucu

Siti Mahfudzoh, Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta


Foto: Dokumentasi Pribadi

Society 5.0 menawarkan masyarakat yang berpusat pada keseimbangan.

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam perkembangan sejarah peradaban manusia,


perubahan menjadi suatu niscaya. Saat ini, era revolusi industri 4.0 sudah
tidak asing lagi dan menjadi perbincangan hangat di kalangan akademisi,
pemangku kebijakan publik, serta para ekonom. Pasalnya, era ini menuntut
konektivitas di segala hal (Internet of Thing), juga diyakini dapat membawa
perubahan terhadap perekonomian dunia dan kualitas kehidupan secara
signifikan.

Dilansir dari berbagai media dan jurnal, era revolusi industri pertama kali
mulai dicetuskan oleh sekelompok perwakilan ahli berbagai bidang asal
Jerman, pada tahun 2011 lalu di acara Hannover Trade Fair. Dipaparkan
bahwa industri saat ini telah memasuki inovasi baru, di mana proses produksi
mulai berubah pesat. Pemerintah Jerman menganggap serius gagasan ini
sebagai sebuah gagasan resmi, sehingga membentuk kelompok khusus dalam
misi penerapan industri 4.0. selain itu tahun 2015, diperkenalkan kembali dan
di follow up oleh Angella Markel di acara World Economic Forum (WEF).

Setelah Jerman, Amerika pun menggerakan Smart Manufacturing Leadership


Coalition (MLC), sebuah organisasi nirlaba yang terdiri dari produsen,
pemasok, perusahaan, teknologi, lembaga pemerintah, universitas dan
laboratorium yang memiliki tujuan untuk memajukan cara berpikir dibalik
Revolusi Industri 4.0. Namun, dalam sebuah gagasan selau muncul
perdebatan, apakah revolusi Industri 4.0 ini hanya perluasan pada revolusi
industri 3.0 ataukah memang inovasi baru dari industri 3.0 karena para ahli
menemukan perkembangan yang signifikan, selain Internet of Thing (IoT),
muncul big data, percetakan 3D, kecerdasan buatan atau bisa
disebut Articifial Intellegence (AI), kendaraan tanpa pengemudi, rekayasa
genetika, robot dan mesin pintar.

Di sisi lain, di awal januari 2019 lalu, telah beredar gagasan baru yang muncul
dari peradaban Jepang sana. Yaitu society 5.0 disampaikan dalam Forum
Ekonomi Dunia 2019 di Davos, Swiss. Gagasan ini muncul atas respon revolusi
Industri 4.0 sebagai signifikannya perkembangan teknologi, tetapi peran
masyarakat sangat menjadi pertimbangan atas terjadinya revolusi industri 4.0
ini.

Society 5.0 menawarkan masyarakat yang berpusat pada manusia yang


membuat seimbang antara kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah
sosial melalui sistem yang sangat menghubungkan melalui dunia maya dan
dunia nyata. Menurut perdana menteri Jepang, Shinzo Abe menjelasakan
dalam World Economic Forum (WEF), “Di society 5.0 itu bukan lagi modal,
tetapi data yang menghubungkan dan menggerakkan segalanya, membantu
mengisi kesenjangan antara yang kaya dan yang kurang beruntung. Layanan
kedokteran dan pendidikan, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi akan
mencapai desa-desa kecil."

Sebenarnya, konsep revolusi industri 4.0 dan society 5.0 tidak memiliki
perbedaan yang jauh. Yaitu revolusi industri 4.0 menggunakan kecerdasan
buatan (artificial intellegent) sedangkan society 5.0 memfokuskan kepada
komponen manusianya. Konsep society 5.0 ini, menjadi inovasi baru
dari society 1.0 sampai society 4.0 dalam sejarah peradaban manusia.

Mulai dari society 1.0 manusia masih berada di era berburu dan mengenal
tulisan. Pada society 2.0 adalah pertanian di mana manusia sudah mulai
mengenal bercocok tanam. Lalu pada society 3.0 sudah memasuki era industri
yaitu ketika manusia sudah mulai menggunakan mesin untuk menunjang
aktivitas sehari-hari, setelah itu muncullah society 4.0 yang kita alami saat ini,
yaitu manusia yang sudah mengenal komputer hingga internet juga
penerapannya di kehidupan.

Jika society 4.0 memungkinkan kita untuk mengakses juga membagikan


informasi di internet. Society 5.0 adalah era di mana semua teknologi adalah
bagian dari manusia itu sendiri. Internet bukan hanya sebagai informasi
melainkan untuk menjalani kehidupan. Sehingga perkembangan teknologi
dapat meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi
pada kemudian hari.

Memang terdengar sangat utopis terjadi. Apalagi, Indonesia merupakan


negara berkembang yang bahkan bisa dikatakan hanya segelintir orang yang
mengenal Revolusi Industri 4.0 ataupun society 5.0. Hanya di kalangan
akademis yang melek akan kemajuan zamannya, pebisnis yang memang
punya kepentingan keberlangsungan usahanya, juga pemangku kebijakan
publik yang memperhatikan. Baru hanya segelintir orang.

Institusi pendidikan yang dikategorikan unggulan di Indonesia pun belum


menerapkan sistem industri 4.0 dan society 5.0 ini. Dari mulai sistem
pendidikannya, cara berinteraksi pendidik dan yang terdidik, serta pemupukan
paradigma berpikir modernnya. Adapun komunitas dan organisasi beberapa
memang secara mandiri membahas mengenai revolusi industri 4.0
dan society 5.0, tetapi hanya cukup menjadi konsumsi pribadi karena
keterbatasan kekuasaan.

Patut juga diapresiasi akan adanya fokus mengenai perubahan sosial ini,
bermodalkan kekritisan dan kepekaan anak muda sehingga komunitas dan
organisasi mempunyai bekal untuk terus berinovasi dalam setiap individunya
maupun dalam lingkup organisasinya. Orang-orang daerah terpencil bahkan
mendengar pun tidak, termasuk pejabat-pejabat daerahnya terlalu fokus pada
kepentingan pribadi dan partai yang mengusungnya menjadi pejabat. Apalagi
rakyat-rakyat yang dipimpinnya. Terutama di Banten, provinsi yang
dikategorikan memiliki warga miskin yang terus semakin bertambah.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Banten, periode Maret 2018, selama
enam bulan terjadi peningkatan menjadi 7,38 ribu orang. Dari sebelumnya
berjumlah 661,36 ribu pada maret 2018, menjadi 668,74 ribu orang pada
September 2018. Padahal banyak potensi yang bisa dioptimalkan sumber
daya alam yang melimpahnya, juga sumber daya manusia yang bisa
dikembangkan potensinya. Tinggal hanya miris yang tersisa. Namun, kata
‘miris’ tidak menyelesaikan permasalahan. Perlu penanganan serius dari
pemerintah.

Banten hanya satu contoh kecil di Indonesia yang mempunyai nasib malang.
Masih banyak provinsi-provinsi lain yang lebih tertinggal serta yang lebih
terpuruk karena ketidaklihaian para pemangku kebijakan publik. Ini menjadi
PR kita bersama dalam upaya meningkatka taraf hidup bersama.

 EDI SI KORAN

 REPUBLI K A TV

 GERAI

 I HRAM


Tuesday, 3 Jumadil Akhir 1441 / 28 January 2020

 LOGI N

 HOME

 NEWS

 NUSANT ARA

O
 KHAZANAH

 INTERNASIONAL

 EKONOMI

O
O

 REPUBLIKBOLA

 LEISURE

 KOLOM
O

 REPUBLIKA TV

 KONSULTASI

 INDEKS

 LAINNYA

O
O

KOLOM
Tuesday, 3 Jumadil Akhir 1441 / 28 January 2020

o LOGI N

 HOME

 RESONANSI

 ANALISIS

 FOKUS

 SELARUNG

 KALAM
 Home >

 Kol om >

 Kol om

Siapkah Indonesia Menuju


Industri 5.0?
Kamis 22 Aug 2019 17:20 WIB
Red: Karta Raharja Ucu

 18

 0

Siti Mahfudzoh, Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta


Foto: Dokumentasi Pribadi
Society 5.0 menawarkan masyarakat yang berpusat pada keseimbangan.
REPUBLIKA.CO.ID, Dalam perkembangan sejarah peradaban manusia,
perubahan menjadi suatu niscaya. Saat ini, era revolusi industri 4.0 sudah
tidak asing lagi dan menjadi perbincangan hangat di kalangan akademisi,
pemangku kebijakan publik, serta para ekonom. Pasalnya, era ini menuntut
konektivitas di segala hal (Internet of Thing), juga diyakini dapat membawa
perubahan terhadap perekonomian dunia dan kualitas kehidupan secara
signifikan.

Dilansir dari berbagai media dan jurnal, era revolusi industri pertama kali
mulai dicetuskan oleh sekelompok perwakilan ahli berbagai bidang asal
Jerman, pada tahun 2011 lalu di acara Hannover Trade Fair. Dipaparkan
bahwa industri saat ini telah memasuki inovasi baru, di mana proses produksi
mulai berubah pesat. Pemerintah Jerman menganggap serius gagasan ini
sebagai sebuah gagasan resmi, sehingga membentuk kelompok khusus dalam
misi penerapan industri 4.0. selain itu tahun 2015, diperkenalkan kembali dan
di follow up oleh Angella Markel di acara World Economic Forum (WEF).

Setelah Jerman, Amerika pun menggerakan Smart Manufacturing Leadership


Coalition (MLC), sebuah organisasi nirlaba yang terdiri dari produsen,
pemasok, perusahaan, teknologi, lembaga pemerintah, universitas dan
laboratorium yang memiliki tujuan untuk memajukan cara berpikir dibalik
Revolusi Industri 4.0. Namun, dalam sebuah gagasan selau muncul
perdebatan, apakah revolusi Industri 4.0 ini hanya perluasan pada revolusi
industri 3.0 ataukah memang inovasi baru dari industri 3.0 karena para ahli
menemukan perkembangan yang signifikan, selain Internet of Thing (IoT),
muncul big data, percetakan 3D, kecerdasan buatan atau bisa
disebut Articifial Intellegence (AI), kendaraan tanpa pengemudi, rekayasa
genetika, robot dan mesin pintar.

Di sisi lain, di awal januari 2019 lalu, telah beredar gagasan baru yang muncul
dari peradaban Jepang sana. Yaitu society 5.0 disampaikan dalam Forum
Ekonomi Dunia 2019 di Davos, Swiss. Gagasan ini muncul atas respon revolusi
Industri 4.0 sebagai signifikannya perkembangan teknologi, tetapi peran
masyarakat sangat menjadi pertimbangan atas terjadinya revolusi industri 4.0
ini.

Society 5.0 menawarkan masyarakat yang berpusat pada manusia yang


membuat seimbang antara kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah
sosial melalui sistem yang sangat menghubungkan melalui dunia maya dan
dunia nyata. Menurut perdana menteri Jepang, Shinzo Abe menjelasakan
dalam World Economic Forum (WEF), “Di society 5.0 itu bukan lagi modal,
tetapi data yang menghubungkan dan menggerakkan segalanya, membantu
mengisi kesenjangan antara yang kaya dan yang kurang beruntung. Layanan
kedokteran dan pendidikan, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi akan
mencapai desa-desa kecil."

Sebenarnya, konsep revolusi industri 4.0 dan society 5.0 tidak memiliki
perbedaan yang jauh. Yaitu revolusi industri 4.0 menggunakan kecerdasan
buatan (artificial intellegent) sedangkan society 5.0 memfokuskan kepada
komponen manusianya. Konsep society 5.0 ini, menjadi inovasi baru
dari society 1.0 sampai society 4.0 dalam sejarah peradaban manusia.

Mulai dari society 1.0 manusia masih berada di era berburu dan mengenal
tulisan. Pada society 2.0 adalah pertanian di mana manusia sudah mulai
mengenal bercocok tanam. Lalu pada society 3.0 sudah memasuki era industri
yaitu ketika manusia sudah mulai menggunakan mesin untuk menunjang
aktivitas sehari-hari, setelah itu muncullah society 4.0 yang kita alami saat ini,
yaitu manusia yang sudah mengenal komputer hingga internet juga
penerapannya di kehidupan.

Jika society 4.0 memungkinkan kita untuk mengakses juga membagikan


informasi di internet. Society 5.0 adalah era di mana semua teknologi adalah
bagian dari manusia itu sendiri. Internet bukan hanya sebagai informasi
melainkan untuk menjalani kehidupan. Sehingga perkembangan teknologi
dapat meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi
pada kemudian hari.

Memang terdengar sangat utopis terjadi. Apalagi, Indonesia merupakan


negara berkembang yang bahkan bisa dikatakan hanya segelintir orang yang
mengenal Revolusi Industri 4.0 ataupun society 5.0. Hanya di kalangan
akademis yang melek akan kemajuan zamannya, pebisnis yang memang
punya kepentingan keberlangsungan usahanya, juga pemangku kebijakan
publik yang memperhatikan. Baru hanya segelintir orang.

Institusi pendidikan yang dikategorikan unggulan di Indonesia pun belum


menerapkan sistem industri 4.0 dan society 5.0 ini. Dari mulai sistem
pendidikannya, cara berinteraksi pendidik dan yang terdidik, serta pemupukan
paradigma berpikir modernnya. Adapun komunitas dan organisasi beberapa
memang secara mandiri membahas mengenai revolusi industri 4.0
dan society 5.0, tetapi hanya cukup menjadi konsumsi pribadi karena
keterbatasan kekuasaan.

Patut juga diapresiasi akan adanya fokus mengenai perubahan sosial ini,
bermodalkan kekritisan dan kepekaan anak muda sehingga komunitas dan
organisasi mempunyai bekal untuk terus berinovasi dalam setiap individunya
maupun dalam lingkup organisasinya. Orang-orang daerah terpencil bahkan
mendengar pun tidak, termasuk pejabat-pejabat daerahnya terlalu fokus pada
kepentingan pribadi dan partai yang mengusungnya menjadi pejabat. Apalagi
rakyat-rakyat yang dipimpinnya. Terutama di Banten, provinsi yang
dikategorikan memiliki warga miskin yang terus semakin bertambah.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Banten, periode Maret 2018, selama
enam bulan terjadi peningkatan menjadi 7,38 ribu orang. Dari sebelumnya
berjumlah 661,36 ribu pada maret 2018, menjadi 668,74 ribu orang pada
September 2018. Padahal banyak potensi yang bisa dioptimalkan sumber
daya alam yang melimpahnya, juga sumber daya manusia yang bisa
dikembangkan potensinya. Tinggal hanya miris yang tersisa. Namun, kata
‘miris’ tidak menyelesaikan permasalahan. Perlu penanganan serius dari
pemerintah.

Banten hanya satu contoh kecil di Indonesia yang mempunyai nasib malang.
Masih banyak provinsi-provinsi lain yang lebih tertinggal serta yang lebih
terpuruk karena ketidaklihaian para pemangku kebijakan publik. Ini menjadi
PR kita bersama dalam upaya meningkatka taraf hidup bersama.

https://www8.cao.go.jp/cstp/english/society5_0/index.html

Society 5.0

What is Society 5.0?

One definition: "A human-centered society that balances economic advancement with the resolution
of social problems by a system that highly integrates cyberspace and physical space."
Society 5.0 was proposed in the 5th Science and Technology Basic Plan as a future society that
Japan should aspire to. It follows the hunting society (Society 1.0), agricultural society (Society 2.0),
industrial society (Society 3.0), and information society (Society 4.0).

Achieving Society 5.0

In the information society (Society 4.0), cross-sectional sharing of knowledge and information was
not enough, and cooperation was difficult.

Because there is a limit to what people can do, the task of finding the necessary information from
overflowing information and analyzing it was a burden, and the labor and scope of action were
restricted due to age and varying degrees of ability. Also, due to various restrictions on issues such
as a decreasing birthrate and aging population and local depopulation, it was difficult to respond
adequately.

Social reform (innovation) in Society 5.0 will achieve a forward-looking society that breaks down the
existing sense of stagnation, a society whose members have mutual respect for each other,
transcending the generations, and a society in which each and every person can lead an active and
enjoyable life.
How Society 5.0 works

Society 5.0 achieves a high degree of convergence between cyberspace (virtual space) and physical
space (real space). In the past information society (Society 4.0), people would access a cloud
service (databases) in cyberspace via the Internet and search for, retrieve, and analyze information
or data.

In Society 5.0, a huge amount of information from sensors in physical space is accumulated in
cyberspace. In cyberspace, this big data is analyzed by artificial intelligence (AI), and the analysis
results are fed back to humans in physical space in various forms.

In the past information society, the common practice was to collect information via the network and
have it analyzed by humans. In Society 5.0, however, people, things, and systems are all connected
in cyberspace and optimal results obtained by AI exceeding the capabilities of humans are fed back
to physical space. This process brings new value to industry and society in ways not previously
possible.
Society 5.0 Balances Economic Development and Solves Social Issues

It can be said that the environment surrounding Japan and the world is in an era of drastic change.
As the economy grows, life is becoming prosperous and convenient, the demand for energy and
foodstuffs is increasing, lifespan is becoming longer, and the aging society is advancing. In addition,
the globalization of the economy is progressing, international competition is becoming increasingly
severe, and problems such as the concentration of wealth and regional inequality are growing.
Social problems that must be solved in opposition (as a tradeoff) to such economic development
have become increasingly complex. Here, a variety of measures have become necessary such as
the reduction of greenhouse gas (GHG) emissions, increased production and reduced loss of
foodstuffs, mitigation of costs associated with the aging society, support of sustainable
industrialization, redistribution of wealth, and correction of regional inequality, but achieving both
economic development and solutions to social problems at the same time has proven to be difficult
in the present social system.

In the face of such major changes in the world, new technologies such as IoT, robotics, AI, and big
data, all of which can affect the course of a society, are continuing to progress. Japan seeks to make
Society 5.0 a reality as a new society that incorporates these new technologies in all industries and
social activities and achieves both economic development and solutions to social problems in
parallel.

Economic Development and Solutions to Social Problems in Society 5.0

In Society 5.0, new value created through innovation will eliminate regional, age, gender, and
language gaps and enable the provision of products and services finely tailored to diverse individual
needs and latent needs. In this way, it will be possible to achieve a society that can both promote
economic development and find solutions to social problems.

Achieving such a society, however, will not be without its difficulties, and Japan intends to face them
head-on with the aim of being the first in the world as a country facing challenging issues to present
a model future society.
Examples of New Value in Each Field

Examples of new values in each field are introduced at the link destination.

Mobility / Healthcare and caregiving / Manufacturing / Agriculture / Food / Disaster


Prevention / Energy

Society 5.0 Will Bring About a Human-centered Society

In society up to now, a priority has generally been placed on social, economic, and organizational
systems with the result that gaps have arisen in products and services that individuals receive based
on individual abilities and other reasons. In contrast, Society 5.0 achieves advanced convergence
between cyberspace and physical space, enabling AI-based on big data and robots to perform or
support as an agent the work and adjustments that humans have done up to now. This frees
humans from everyday cumbersome work and tasks that they are not particularly good at, and
through the creation of new value, it enables the provision of only those products and services that
are needed to the people that need them at the time they are needed, thereby optimizing the entire
social and organizational system.
This is a society centered on each and every person and not a future controled and monitored by AI
and robots.

Achieving Society 5.0 with these attributes would enable not just Japan but the world as well to
realize economic development while solving key social problems. It would also contribute to meeting
the Sustainable Development Goals (SDGs) established by the United Nations.

Japan aims to become the first country in the world to achieve a human-centered society (Society
5.0) in which anyone can enjoy a high quality of life full of vigor. It intends to accomplish this by
incorporating advanced technologies in diverse industries and social activities and fostering
innovation to create new value.

EXAMPLE

Examples of Creating New Value in the Field of


Mobility(Society 5.0)
New value in the field of mobility

In Society 5.0, new value can be generated in the following ways through AI analysis of big data in a
database spanning diverse types of information including sensor data from automobiles, real-time
information on the weather, traffic, accommodations, and food and drink, and personal history, and
the following will be realized.

・Make travelling and sightseeing easy by providing sightseeing routes matching personal
preferences and proposing optimal plans taking weather, congestion, etc. into account

・Make movement pleasant without congestion and reduce accidents through autonomous driving

・Make movement smooth by combining car sharing services, public transportation, etc.

・Enable the elderly and physically challenged to move about on their own through the use of self-
driving wheelchairs

Furthermore, for society on the whole, these solutions will help reduce CO2 emissions by public
transportation institutions while promoting regional revitalization and stimulating consumption.
Examples of Creating New Value in the Fields of Healthcare
and Caregiving(Society 5.0)

New value in the fields of healthcare and caregiving

In Society 5.0, new value can be generated in the following ways: through AI analysis of big data
spanning diverse types of information, including personal real-time physiological data, healthcare-
site information, treatment/infection information, and environmental information, and the following will
be realized.

・Enable a comfortable living on one’s own by using robots to provide living support and
conversation partners

・Promote healthy living and early detection of illnesses through real-time automatic health
checkups

・Provide optimal treatment anywhere through the sharing of physiological and medical data

・Use robots to ease the on-site burden of healthcare and caregiving

Furthermore, for society on the whole, these solutions will help reduce the social costs associated
with healthcare and caregiving and solve labor-shortage problems at healthcare sites.
Examples of Creating New Value in the Field of
Manufacturing(Society 5.0)

New value in the field of manufacturing

In Society 5.0, new value can be generated in the following ways: through AI analysis of big data
spanning diverse types of information, including customer and consumer demand, supplier inventory
information, and delivery information, and the following will be realized.

・Perform flexible production planning and inventory management in response to current needs by
establishing links with other fields and industry suppliers outside of one’s usual business dealings

・Use AI and robots and apply inter-plant coordination to make production more efficient, save on
labor, enable the inheritance of technical skills (master craftsmanship modeling), and achieve high-
mix, low-volume production

・Make distribution more efficient by cross-industry cooperative shipping, truck platooning, etc.
・Enable customers and consumers too to obtain low-priced goods without delivery delays in
accordance with needs

Furthermore, for society on the whole, these solutions can help strengthen industrial
competitiveness, enhance responsiveness to disasters, mitigate the labor-shortage problem, deal
with diverse needs, reduce GHG emissions and expenses, improve customer satisfaction, and
stimulate consumption.

Examples of Creating New Value in the Field of Agriculture(Society


5.0)

New value in the field of agriculture

In Society 5.0, new value can be generated in the following ways: through AI analysis of big data
consisting of diverse information, such as meteorological data, crop-growth data, market conditions,
and food trends and needs.
・Achieve ultra-labor-saving and high-production “smart agriculture” by automating farm work and
saving on labor through robot tractors, automating collection of crop data through drones, and
automating and optimizing water management based on weather prediction, river data, etc.

・Formulate a farming plan by setting crop yields tailored to needs, optimizing work plans together
with weather predictions, sharing experience and know-how, and expanding the customer base

・Make farm produce desired by consumers available to them when desired

・Deliver farm produce to consumers when they need it through self-driving delivery vehicles

Furthermore, for society on the whole, these solutions can help increase food production and
stabilize supply, solve the labor-shortage problem in agricultural regions, reduce food waste, and
stimulate consumption.

New value in the field of food products

In Society 5.0, new value can be generated in the following ways: through AI analysis of big data
consisting of diverse information, such as personal allergies, information on food products, food
products stored in family refrigerators, retail store inventories, and market conditions.
・Make purchasing of food convenient by providing consumers with proposals on food products
tailored to allergy information and personal preferences

・Reduce waste by automating the management of food stored in refrigerators and enabling the
ordering and purchasing of only the food needed

・Make eating pleasurable by providing cooking-related proposals based on family preferences or


daily health conditions

・Enable farm producers and retail stores to manage production, orders, and inventory in
accordance with customer needs

For society on the whole, these solutions can help reduce food waste and make the food industry
more competitive.
Examples of Creating New Value in the Field of Disaster
Prevention (Society 5.0)

New value in the field of disaster prevention

In Society 5.0, new value can be generated in the following ways: through AI analysis of big data
consisting of diverse information, such as observations of disaster-affected areas by satellite, by
terrestrial weather radar, or by drones, damage information based on structural sensors, and road-
damage information from automobiles.

・Provide each and every person with shelter and relief information via individual smartphones and
other devices based on disaster conditions and move people safely to shelters

・Discover victims immediately through assist suits, rescue robots, etc. and rescue them from
disaster-affected buildings quickly

・Perform optimal delivery of relief materials through drones, self-driving delivery vehicles, etc.

For society on the whole, these solutions can help reduce damage and achieve an early recovery.
Examples of Creating New Value in the Field of Energy (Society
5.0)

New value in the field of energy

In Society 5.0, new value can be generated in the following ways: through AI analysis of big data
consisting of diverse information such as meteorological data, operating status of power plants,
discharge/charge status of electric vehicles (EV), and energy usage conditions of every household.

・Provide a stable supply of energy through diverse energy means based on accurate demand
forecasts and weather predictions

・Achieve local production for local consumption making use of EVs and hydrogen production and
promote inter-regional accommodation

・Promote energy savings by each household by offering proposals on optimizing energy use based
on supply predictions

For society on the whole, these solutions can help provide a stable supply of energy and reduce our
environmental load by decreasing GHG emissions.

Anda mungkin juga menyukai