Dosen Pengampu :
Kelompok 8
Ifad Fauziansyah 1168010122
Ihsan Wanfora 1168010124
Giovani Reinanda Putra 1168010112
Bismillahirrahmanirrahiim,
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang " PERKEMBANGAN START UP GOJEK (Studi Kasus Go-
Jek) ” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam
semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata
kuliah Kewirausahaan . Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu selama pembuatan makalah ini berlangsung. Tak lupa juga saya
menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Husen Saeful Anwar S.Sos., M.Si yang telah
memberikan tugas ini dan membimbing kami sehingga terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat kepada
kami khususnya dan kepada para pembaca umumnya semoga makalah ini dapat menjadi bekal
pembelajaran. Selain itu kami berharap, jika ada kekurangan dalam makalah ini agar
menyampaikan kritik dan saran sehingga kedepannya bisa diperbaiki.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Bila bersinggungan dengan Gojek, sebenarnya berasal rangkaian kata dari Ojek yang
telah ada di masyarakat Indonesia sejak lama dan pada hakekatnya merupakan sebuah usaha
perorangan dari tukang ojek untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Atas dasar tersebut
munculah aplikasi Gojek sebagai jembatan profesi ojek tradisional menuju era modern..
Melalui Ponsel smartphone kita Gojek dapat memesan ojek yang hampir mencapai puluh
ribuan Gojek tersebar di dikota – kota besar di indonesia. Gojek juga memberikan jaminan
asuransi yang bekerja sama dengan sebuah perusahaan asuransi untuk jaminan asuransi
kecelakaan dan rumah sakit bagi pengguna gojek.
Keberadaan PT Gojek sendiri ialah memberikan fasilitas berupa aplikasi Gojek, jaket
dan helm yang memudahkan tukang ojek dalam melangsungkan pekerjaannya. Dalam situsnya,
www.go-jek.com, mereka sendiri menyatakan bahwa “Gojek adalah perusahaan berjiwa sosial
yang memimpin revolusi industri transportasi Ojek”. Gojek bermitra dengan para pengendara
ojek yang telah berpengalaman untuk menjalankan usahanya. Oleh karena itu, jika kita cermati,
keberadaan Ojek dan PT Gojek sesungguhnya merupakan 2 hal yang berbeda. Driver Gojek
tidak menerima perintah kerja dari PT Gojek, tetapi dari pelanggan ojek dan dikerjakan secara
pribadi seperti halnya tukang ojek pada umumnya.
Gojek adalah jawaban atas permasalahan profesi ojek yang hanya terbatas nongkrong
di Pangkalan Ojeg saja. Gojek Menawarkan solusi kemudahan akses yang menghubungkan
langsung dengan pengguna layana ojek. Melalui sebuah aplikasi gojek dianggap mampu
menjadi jembatan perubahan cepat para pekerja ojek untuk bisa maju dan bersaing dengan alat
transportasi lainnya. Untuk itu, kami menganggap penting untuk mengangkat isu
Perkembangan Start up gojek dari berbagai aspek yang termuat dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka yang menjadi pokok
permasalahan pada tugas ini adalah untuk mengetahui bagaimana Perkembangan Start up
Gojek
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan dan di atas, maka tujuan dari tugas ini adalah mengetahui bagaimana
Perkembangan startup Gojek.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Lebih lanjut menurut kuncono, definisi kewirausahaan yang dikemukakan para pakar
tersebut selalu mengandung unsur kreatifitas, inovasi dan resiko, antisipatif. Dengan demikian,
setiap pelaku kewirausahaan atau wirausaha memiliki nilai lebih dibanding dengan pelaku
usaha atau pengusaha biasa. Sri Edi Swasono (1978:38) menegaskan bahwa dalam
konteks bisnis, wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha.
3
Wirausaha adalah pelopor dalam bisnis, inovator, penanggung resiko, yang mempunyai visi ke
depan, dan memiliki keunggulan dalam berprestasi di bidang usaha.
B. Startup
Startup merupakan istilah yang terdengar asing di telinga namun sangat familiar pada
kalangan bisnis di era digital saat ini. Startup muncul sekitar tahun 1998 - 2000 pada awal krisis
ekonomi global. Awal mulanya startup hanyalah sebuah badan usaha untuk jasa dan produk
yang saat itu banyak dicari dan dibutuhkan oleh banyak orang dengan jangkauan pasar yang
masih kecil (Kiwe, 2018). Seiring dengan pesatnya pertumbuhan internet, maka bisnis pun ikut
berubah ke arah yang lebih cepat dan strategis. Hal ini yang menjadi salah satu faktor bisnis
startup kian populer dan berkembang pada tiap tahunnya. Tidak hanya di luar negeri, di dalam
negeri pun ikut merasakan euforia ini.
Menurut Baskoro (2013) dalam Putra (2018) Istilah startup selalu diidentikkan dengan
usaha rintisan yang menggunakan teknologi informasi pada produknya. Jika tidak
menggunakan unsur teknologi informasi maka usaha tersebut dapat dikatakan sebagai UKM
(Usaha Kecil dan Menengah) Sedangkan definisi startup digital menurut Eric Ries (2011)
dalam adalah sekelompok individu yang membuat dan menjual produk baru atau layanan pada
dinamika pasar yang tidak menentu dalam mencari model bisnis yang tepat, sehingga startup
menghadapi kondisi pasar yang terus berubah dengan tingkat ketidakpastian yang sangat
tinggi. Hal inilah yang membedakan startup dengan perusahaan. Berdasarkan pengertian
menurut Yevgeniy Brikman (2015) dalam putra (2018), startup digital merupakan sekumpulan
individu yang membentuk organisasi sebagai perusahaan rintisan yang menghasilkan produk
dalam bidang teknologi. Lebih lanjut menurut putra, Definisi lain menurut Blank and Dorf
(2012) menjelaskan bahwa startup adalah organisasi yang bersifat sementara yang bertujuan
4
untuk menemukan bisnis model dalam situasi yang belum pasti. Dalam Start up terdapat
beberapa peran penting yang harus dilakukan oleh seseorang. Orang-orang penting ini disebut
sebagai Triangle Team, yaitu team yang terdiri dari tiga orang untuk menjadi suksesi dari bisnis
start up ini sendiri 3 orang itu terdiri dari:
1. Hustler
Hustler merupakan istilah bagi orang dalam sebuah startup yang memiliki tanggung
jawab untuk pengembangan bisnis. Jangan identikan startup sebagai membangun sebuah
teknologi baru yang keren sehingga kamu hanya akan fokus kepada teknologi. Membangun
sebuah startup harus memilki landasan bisnis yang kuat.
Landasan bisnis yang kuat akan membuat startup kamu bertumbuh dan cepat dalam
mencapai visi misi yang telah ditetapkan. Fokuslah kepada market dan seorang hustler harus
mengetahui apa yang diinginkan oleh market (pasar / calon customer kita).
Saat memulai membangun startup, hustler harus fokus pada hal-hal berikut :
a. Customer Development\
Hustler harus bertemu dan berbicara langsung dengan calon customer, bicaralah
kepada mereka dan tanyakan apakah mereka betul-betul butuh dengan solusi yang kalian buat.
Apakah mereka mau membeli atau memakai apa yang kalian ciptakan. Bicaralah kepada
banyak orang setiap hari, dan dengarkan masukan-masukan dari calon customermu itu.
b. Product Management
Tanyakan kepada calon customermu, fitur-fitur apa saja yang mereka inginkan, taruh
masukan dari customer tersebut kedalam product roadmap untuk membangun fitur produk
startupmu.
c. Selling
d. Blogging
5
Belajarlah menulis, tulislah semua masalah melalui blog startupmu tentang apa yang
sedang terjadi saat ini, dan dengan kehadiran startupmu apa solusi yang bisa dibawa. Selain
blog, maksimalkan penggunaan sosial media untuk membangun channel startupmu. Beberapa
hal tersebut akan membuat brand atau citra startupmu memiliki value dimata customer atau
orang lain.
e. Recruiting
Saat startupmu mulai tumbuh, fokuskan pada membangun SDM yang kuat, carilah
SDM yang memiliki kemampuan dalam skill yang kamu butuhkan, pastikan dia memiliki
passion dan kemauan untuk belajar. Carilah orang yang bisa cepat beradaptasi dengan
lingkungan dan perubahan.
2. Hipster
Hipster adalah istilah lain dari designer, dalam mengawali startup kamu juga harus
memiliki orang yang mengerti tentang design, mengerti tentang bagaimana mencitrakan
perusahaanmu sebagai sebuah brand yang keren. Sejatinya manusia itu lebih tertarik dengan
sesuatu yang bersifat visual.
Hipster harus memiliki pengetahuan dalam membuat sesuatu agar tampak keren, dia
juga harus bisa menerjemahkan keinginan user kedalam sebuah user experience produk
startupmu.
Penting bagi startup saat mengawali membangun produk juga harus membuat sebuah
landing page. Untuk apa ? landing page bisa berguna untuk memvalidasi ide, menerangkan apa
yang sedang kalian lakukan, meng-grab calon customer potensial yang tertarik dengan produk
startupmu.
Landing page yang dibuat haruslah memiliki product description, beautiful image atau
screenshot, pricing, link social media atau blog, dan yang paling penting adalah form registrasi
untuk mendapatkan data nama dan email customer.
b. Product Desain
6
Hipster harus berkerja bersama dengan hustler untuk menentukan dan mendesain
fitur-fitur apa saja yang ingin diberikan kepada customer, buatlah mockup atau wirefrime
menggunakan tool-tool seperti Balsamiq, Invision, JustInMind, KeyNote atau OmniGraffle.
c. Design Testing
d. Branding
Hal tak kalah penting adalah menentukan nama brand startupmu dan buatlah logonya.
Selain itu buatlah desain-desain lain yang akan mendukung pencitraan startup kamu.
e. Technical
Jika tim hipster mu tidak mengerti hal-hal teknis, nah sekarang saatnya untuk belajar
frontend Technical seperti HTML, Javascript, JSON, Ajax dll. Hal ini penting agar desain
produk yang kamu buat juga bisa di convert dalam bentuk yang siap di olah oleh programmer.
3. Hacker
Tim terakhir yang harus ada saat memulai startup yaitu Hacker, dialah yang akan
bertanggung jawab dalam hal teknologi. Hacker haruslah orang yang sangat cinta dengan dunia
programming, selalu update dengan teknologi-teknologi terbaru, dan yah carilah hacker yang
bisa diajak untuk berkomunikasi dengan mudah.
Terkadang sebuah startup memiliki talent yang hebat dalam hal teknologi, tetapi
acapkali sulit untuk diajak kerjasama dalam membangun produk. Sekali lagi, carilah hacker
yang mau dan memiliki tekad kuat untuk bertumbuh dengan startup yang sedang dirintis
7
Produk yang dibuat berupa aplikasi dalam bentuk digital
Biasanya beroperasi melalui website
Dari karakteristik tersebut mungkin nampak bahwa stratup lebih condong ke
perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan web. Namun faktanya memang seperti itu,
kini perkembangan perusahaan yang lazim dilabeli nama Stratup adalah perusahaan yang
berkenaan dengan dunia tekno dan online. Materi diatas dicatut dari makalah studi kasus karya
nursyifa pada tahun 2013.
Di Negara Indonesia sendiri penggunaan istilah Start-Up sudah digunakan sekitar
sejak tahun 2000-an dan banyak start-up yang dihasilkan oleh pemuda Indonesia dan masih
bertahan sampai sekarang. Indonesia menjadi salah satu pasar yang menarik perhatian para
pengusaha start-up. Menurut Amalia (2017) menyatakan menurut riset yang dilakukan pada
tahun 2017, tercatat bahwa pengguna internet di Indonesia telah mencapai 133 Miliar
pengguna, dan tentunya bertambah setiap tahunnya. Menurutnya, bisnis start-up di Indonesia
paling banyak diminati adalah dalam jenis game atau permainan serta aplikasi edukasi, dan ada
beberapa faktor pendukung dalam berkembangnya industri start-up di Indonesia yaitu:
1. Masyarakat Indonesia yang mayoritas terbuka dengan teknologi baru, terbukti
dengan tercatatnya pengguna internet yang mencapai 133 miliar pengguna dari sekitar 250
miliar penduduk di Indonesia.
2. Jumlah penduduk yang banyak, yaitu sekitar 250 miliar warga Negara Indonesia
menjadikannya sebagai pasar yang besar bagi perusahaanperusahaan start-up.
3. Pelayaan start-up yang baik, tentunya dengan pelayanan yang baik maka konsumen
pun merasa puas dalam menggunakan dan mengkonsumsi startup tersebut.
4. Modal dari investor serta dukungan pemerintah, Tanpa modal, maka bisnis apapun
tak kan bisa berkembang.
Dukungan dari pemerintah pun menjadi penentu berkembangnya sebuah start-up, jika
pemerintah tidak mendukung maka start-up sangat sulit untuk berkembang. Sejak tahun 2001
hingga sekarang, sebenarnya banyak para pengembang aplikasi start-up dari pemuda
Indonesia, namun kebayanakan dari mereka tidak dapat bertahan lama karena kalah bersaing
dengan start-up dari perusahaan yang merekrut tenaga asing dalam mengelola sistem start-up
tersebut. Salah satu startup yang berhasil bersaing yaitu BukaLapak. Menurut Kemps, Vice
President Sequola Capital, (dalam Pratama, 2017) menyebutkan bahwa salah satu kekurangan
yang dimiliki oleh Indonesia dalam mengembangkan start-up adalah kurangnya developer-
8
developer atau para pengembangan aplikasi yang berkualitas. (Teori Bisnis Startup Dhia
Radhiatul Arsy, 2015)
C. Gojek
Dalam memahami gojek sebagai model bisnis baru dalam era modern tentu
membutuhkan literatur yang tepat untuk dapat mengetahui model bisnis apa yang menjadikan
gojek sebagai startup kompetitif di Indonesia. Kami Menelusuri salah satu jurnal yang
membahas tentang bagaimana model bisnis Gojek yang kini menjadi Startup unggulan di
Indonesia. Jurnal ini berjudul “TRANSFORMASI MODEL BISNIS GO-JEK UNTUK
KEUNGGULAN-KOMPETITIF DALAM PERKEMBANGAN EKONOMI-BERBAGI
DARI SUDUT PANDANG PELANGGAN” oleh Berta Salim dan John Ihalauw yang
diterbitkan oleh tim journal business universitas bunda mulia pada tahun 2017.
Go-Jek adalah sebuah perusahaan teknologi berjiwa sosial yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan pekerja di berbagai sektor informal di Indonesia. Go-Jek lahir
pada Agustus 2010, dengan pendiri Nadiem Makarim dan Michaelangelo Moran. Ide bisnis
Go-Jek bermula dari obrolan Nadiem Makarim, dengan para tukang ojek langganannya,
sehingga ia jadi memahami bahwa sebagian besar waktu tukang ojek banyak dihabiskan untuk
mangkal dan menunggu penumpang, karena para tukang ojek biasanya bergiliran dengan
tukang ojek lainnya untuk menarik penumpang. Selain itu terkadang penumpang juga sepi.
Sementara dari sisi pengguna ojek, keamanan dan kenyamanan ojek belum terjamin. Melihat
persoalan tersebut ia mendapatkan ide membuat inovasi tentang bagaimana cara orang bisa
memesan ojek dengan mudah melalui telepon seluler tanpa harus repot ke pangkalan ojek, dan
juga tentunya meningkatkan pendapatan para tukang ojek dengan konsep ekonomi-berbagi.
Pada aplikasi Go-Jek saat ini terdapat lima belas jenis layanan, yaitu:
9
1. Go-Ride adalah layanan transportasi sepeda motor yang dapat mengantar
penumpang ke berbagai tempat, lebih mudah dan lebih cepat.
3. Go-Food adalah layanan pesan antar makanan pertama di Indonesia dengan lebih
dari 30.000 daftar restoran.
4. Go-Mart adalah layanan untuk berbelanja ribuan jenis barang dari berbagai macam
toko.
5. Go-Shop adalah layanan belanja untuk membeli barang apapun dari toko manapun.
6. Go-Send adalah layanan kurir segera yang dapat digunakan untuk mengirim surat
dan barang dalam waktu 60 menit.
7. Go-Pulsa adalah layanan pengisian pulsa langsung dari aplikasi Go-jek dengan
menggunakan Go-Pay.
8. Go-Box adalah layanan pindah barang ukuran besar menggunakan truk bak atau
mobil van tertutup.
10. Go-Clean adalah layanan jasa kebersihan profesional untuk membersihkan kamar
kos, rumah dan kantor.
12. Go-Tix adalah layanan informasi acara dengan akses pembelian dan pengantaran
tiket langsung ke tangan pelanggan.
13. Go-Auto adalah layanan auto care, auto service, serta towing dan emergency untuk
memenuhi kebutuhan otomotif.
10
15. Go-Busway adalah layanan untuk memonitor jadwal layanan bus TransJakarta dan
memesan GoRide untuk mengantar Anda ke sana.
Selain itu juga ditambah dengan layanan pembayaran Go-Pay, layanan dompet virtual
untuk transaksi pada aplikasi Go-Jek, serta satu layanan kerjasama Go-jek dengan Taksi Blue
Bird yaitu Go-BlueBird, yang merupakan layanan pemesanan taksi Blue Bird melalui aplikasi
Go-jek, serta program penghargaan pelanggan GoPoints untuk pelanggan yang menggunakan
metode pembayaran GoPay. Kegiatan Go-Jek bertumpu pada tiga nilai pokok: kecepatan,
inovasi, dan dampak sosial. Selain itu Go-Jek memiliki janji nilai sebagai berikut:
3. Penyimpanan alamat tujuan dan GPS yang tepat untuk proses pesan yang lebih
cepat.
Model bisnis awal Go-Jek terbilang sangat sederhana, yakni berusaha menjawab
persoalan yang dialami pelanggan untuk transportasi orang secara cepat dan murah. Dalam
perkembangannya Go-Jek, dengan transportasi sebagai tulang punggung bisnis berkembang ke
berbagai layanan lainnya dan menjelma menjadi layanan aplikasi satu pintu. Aplikasi Go-Jek
membantu para pengemudi untuk mendapat akses kepada lebih banyak pelanggan.
Perkembangan mau pun inovasi model bisnis merupakan suatu langkah strategis bagi
perusahaan, yang menjadi penentu langkah sukses atau tidaknya suatu perusahaan dalam
persaingan bisnis yang saat ini menjadi semakin ketat untuk dapat tumbuh dan lestari. Model
bisnis yang baru muncul mendesak model bisnis lama untuk berubah untuk mengikuti
perkembangan jaman atau tergerus jaman.
Penemuan Internet dan inovasi teknologi, khususnya teknologi informasi dan digital
mendorong perubahan yang pesat pada cara manusia berinteraksi dan berkomunikasi, demikian
juga pada cara manusia berbisnis.Muncul gerakan ekonomi baru yang disebut ekonomi-berbagi
(sharing economy) atau yang dikenal juga dengan sebutan ekonomi-kolaboratif atau ekonomi-
bersama. Konsep ekonomi-berbagi ini digunakan pada Go-jek, dimana Go-Jek
11
mendayagunakan kepemilikan orang lain (kendaraan pengemudi) dalam pengadaan armada
untuk memberikan layanan yang lebih luas dengan memanfaatkan kapasitas menganggur dari
sepeda motor atau mobil (aset) maupun pengemudi (jasa).
12
Gojek menggunakan konsep ini karena gojek sebenarnya hanyalah penyedia layanan
aplikasi penghubung antara driver ojek dengan cutomers. Gojek mendapatkan keuntungan
dengan kesepakatan potongan yang disetujui. Selain itu ekonomi berbagi ini karena gojek tidak
menyediakan sumber daya layanan baik tranportasi maupun yang lainnya. Transportasi utama
nya ini berasal dari para mitra yang memiliki barang dan keahlian sesuai layanan yang
tercantum dalam aplikasi. Penghubungan dengan produsen masa lalu menempatkan mereka
dalam rangkaian feedback yang diberikan.
a. Transformasi model bisnis Gojek dari hanya ojek daring menjadi aplikasi dengan
banyak layanan mengubah konsep bisnis Go-jek.
b. Transformasi model bisnis yang dilakukan Go-jek efektif karena adanya nilai yang
dirasakan pelanggan.
13
d. Tranformasi model bisnis Gojek efektif menghasilkan keunggulan kompetitif.
Semakin tinggi nilai tambah yang didapat Go-jek dari transformasi model bisnis,
maka semakin lestari keunggulan kompetitif Go-jek. Hal ini dikarenakan kemampuan unik
yang dimiliki Go-jek lebih unggul dari pesaing dan memenuhi unsur VRIN, yaitu:
1. Berharga (valuable)
2. Langka (rarity)
3. Sulit ditiru (inimitable)
4. Tidak mudah digantikan (nonsubstitutable)
Lagi pula, kemampuan unik tersebut dpat Go-jek kerahkan dalam mengoperasikan
model-bisnis yang telah bertransformasi. Kenyataan ini sejalan dengan pendapat Carpenter dan
Sanders (2009) bahwa selain berkarakteristik VRIN, kemampuan unik itu harus dapat
dikerahkan (exploitable). Meniru langkah pesaing dalam hal aktivitas pemasaran sering
dilakukan oleh perusahaan yang sejenis, namun untuk dapat unggul dari pesaing tidak cukup
hanya melakukan hal yang sama yang dilakukan oleh pesaing, atau melakukan hal yang
dilakukan pesaing secara lebih baik. Diperlukan suatu sinergi atau rantai nilai yang
menghubungkan keseluruhan aktivitas perusahaan dengan baik, hingga sampai pada
pelanggan. Dalam hal ini strategi dan aktivitas yang dilakukan Go-jek berharga (valuable),
langka (rarity), sulit ditiru (inimitable), dan tidak mudah digantikan (nonsubstitutable) oleh
pesaing. Hal ini membuat Go-jek memiliki keunggulankompetitif dari pesaingnya. Semakin
baik Go-jek menciptakan nilai bagi pelanggannya, maka semakin besar pula nilai tambah yang
dihasilkan, yang pada akhirnya melestarikan keunggulan-kompetitf bagi Go-jek.
14
3. Pengembangan produk (product development) Pada awalnya Go-jek hanya
merupakan ojek daring. Namun saat ini Go-jek telah beralih menjadi aplikasi layanan satu pintu
dengan 18 layanan yang sebagian besar bertumpu pada layanan transportasi.
Selain itu, dari penelitian ini juga menghasilkan saran praktis yang dapat dilakukan
Go-jek seperti:
15
BAB III
KESIMPULAN
Go-Jek adalah sebuah perusahaan teknologi berjiwa sosial yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan pekerja di berbagai sektor informal di Indonesia. Go-Jek lahir
pada Agustus 2010, dengan pendiri Nadiem Makarim dan Michaelangelo Moran. Ide bisnis
Go-Jek bermula dari obrolan Nadiem Makarim, dengan para tukang ojek langganannya,
sehingga ia jadi memahami bahwa sebagian besar waktu tukang ojek banyak dihabiskan untuk
mangkal dan menunggu penumpang, karena para tukang ojek biasanya bergiliran dengan
tukang ojek lainnya untuk menarik penumpang. Selain itu terkadang penumpang juga sepi.
Model bisnis awal Go-Jek terbilang sangat sederhana, yakni berusaha menjawab
persoalan yang dialami pelanggan untuk transportasi orang secara cepat dan murah. Dalam
perkembangannya Go-Jek, dengan transportasi sebagai tulang punggung bisnis berkembang ke
berbagai layanan lainnya dan menjelma menjadi layanan aplikasi satu pintu. Aplikasi Go-Jek
membantu para pengemudi untuk mendapat akses kepada lebih banyak pelanggan.
transformasi model bisnis Go-jek memberikan nilai yang tinggi bagi pelanggan, di
mana pelanggan merasakan manfaat dari aktivitas-aktivitas Go-jek. Peningkatan nilai
pelanggan Go-jek ini meningkatkan nilai tambah Go-jek. Hal ini yang pada akhirnya
16
melestarikan keunggulan-kompetitif Go-jek. Selain itu, serendipity effect keberadaan Go-jek
adalah berdampak dan mengubah kehidupan pelanggan Go-jek menjadi lebih mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Berta Salim, John J.O.I. Ihalauw(2017) Jurnal TRANSFORMASI MODEL BISNIS GO-JEK
UNTUK KEUNGGULAN-KOMPETITIF DALAM PERKEMBANGAN EKONOMI-BERBAGI
DARI SUDUT PANDANG PELANGGAN. Jobam UBM
Takdir, Dedy, dkk. 2015. Kewirausahaan. Yogyakarta. Wijana Mahadi Karya.
Drs. Ongky Setio Kuncono, MM, MBA, (2013) dIsertasi Pengaruh Etika Confucius Terhadap
Kewirausahaan, Kemampuan Usaha dan Kinerja Usaha Pedagang Eceran Etnis Tionghoa
di Surabaya
Nursyifa (2015) Makalah Startup (studi kasus bukalapak) Universitas Mercu Buana, Depok.
17