Anda di halaman 1dari 6

Perlindungan Data Pribadi di Era Komunikasi Digital: Studi Kasus Go-Jek

Eleanor Rigby Raymondalexar


Program Magister Ilmu Komunikasi
Universitas Gadjah Mada

Abstrak
Perkembangan teknologi informasi telah mendorong pertumbuhan pengguna internet di
Indonesia. Berdasarkan data dari We Are Social tahun 2019, bahwa terdapat 150 juta pengguna
internet di Indonesia, yaitu sekitar 56% bila dibandingkan dengan total populasi penduduk
Indonesia. Hal ini berpotensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di era komunikasi
digital, yang ditandai dengan munculnya berbagai macam lini bisnis seperti bisnis rintisan berbasis
teknologi (startup), perdagangan online (e-commerce) dan layanan keuangan digital atau financial
technology (fintech). Banyaknya aplikasi yang sudah digunakan oleh masyarakat tentu saja
menimbulkan kekhawatiran akan data penggunanya. Mekanisme perlindungan data pribadi dalam
komunikasi digital sudah seharusnya mampu memberikan keamanan bagi masyarakat dalam
penggunaan aplikasi tersebut. Bila faktor keamanan tidak di analisa dengan baik, dapat berakibat
pada pencurian data pelanggan. Sehingga perlu menjadi perhatian bagi kita semua, bahwa begitu
banyak data pribadi yang harus dilindungi dan sampai saat ini belum ada undang-undang yang
menangani perlindungan data pengguna internet tersebut.

Keywords:
ekonomi digital; startup; perlindungan data pribadi; go-jek

Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi telah diimbangi dengan tingginya pemilik ponsel
mendorong pertumbuhan pengguna internet yaitu sebesar 91% populasi di Indonesia.
di Indonesia. We Are Social yang bekerja Sedangkan pengguna smartphone berjumlah
sama dengan Hootsuite kembali melansir 60%. Penggunaan smartphone turut
Global Digital Report tahun 2019 yang membawa perubahan dalam model bisnis
menunjukkan tentang jumlah pengguna yang mampu meningkatkan pertumbuhan
internet dunia yang telah mencapai 4,388 ekonomi di era komunikasi digital. Hal ini
miliar orang dari total populasi 7.676 miliar memunculkan peluang bagi penggunanya
orang1. Ini artinya sudah lebih dari separuh untuk membeli atau menjual produk dan jasa
manusia di dunia telah menggunakan hanya dengan sentuhan layar telephone. Dari
internet. Di Indonesia sendiri, jumlah gambaran di atas, menunjukkan bahwa begitu
pengguna internet mencapai 150 juta orang pesatnya perkembangan internet, telah
atau 56% dari total populasi. Tingginya memunculkan banyak bentuk media baru
pertumbuhan pengguna internet itu juga yang berbasis internet.

1
Digital 2019 Indonesia (January 2019).
https://www.slideshare.net/DataReportal/digital-
2019-indonesia-january-2019-v01
Teori Media Baru bermunculan banyak perusahaan rintisan
digital atau startup yang baru, yang berbasis
Teori media baru internet disebut juga internet. Baik berupa toko online, hingga
sebagai bentuk computer mediated pembuatan aplikasi yang ditujukan untuk
communication (CMC). CMC adalah suatu berbisnis. Tingginya aktivitas yang dilakukan
proses komunikasi atau pertukaran informasi dengan media baru, seringkali berbenturan
yang dilakukan melalui medium, dalam hal dengan keamanan data pribadi. Oleh karena
ini komputer. Dalam praktiknya, CMC itu untuk memaparkan lebih jauh maka perlu
biasanya dikaitkan dengan komunikasi memahami pengertian data pribadi.
manusia pada, melalui atau menggunakan
internet dan website (Thurlow&Tomic, Pengertian Data Pribadi
2007:16)2. Media baru sendiri memiliki
karakteristik khusus. Menurut Lister et al. Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi
media baru memiliki karakteristik sebagai dan Informatika Republik Indonesia Nomor
berikut: digital, interactive, hypertextual, 20 Tahun 2016 Pasal 1 tentang Perlindungan
virtual, network dan simulated (Lister, Data Pribadi Dalam Sistem Elektronik, data
Dovey &Giddings, 2003:130). Dari keenam pribadi adalah data perseorangan tertentu
karakteristik tersebut, interaktivitas adalah yang disimpan, dirawat, dan dijaga
konsep utama dalam new media (Flew, kebenaran serta dilindungi kerahasiaannya.
2005:13)3. Menurut McQuail (2000:127), Pemilik data pribadi adalah individu yang
terdapat empat kategori pengelompokan padanya melekat data perseorangan tertentu,
media baru. Pertama, media komunikasi persetujuan pemilik data pribadi yang
interpersonal yang terdiri dari telpon, selanjutnya adalah pernyataan secara tertulis
handphone, e-mail. Kedua, media bermain baik secara manual dan/atau elektronik yang
interaktif seperti komputer, videogame dan diberikan oleh pemilik data pribadi setelah
permainan dalam internet. Ketiga, media mendapat penjelasan secara lengkap
pencarian informasi yang berupa portal atau mengenai tindakan perolehan, pengumpulan,
search engine. Keempat, media partisipasi pengolahan, penganalisisan, penyimpanan,
kolektif seperti penggunaan internet untuk penampilan, pengumuman, pengiriman, dan
berbagi dan pertukaran informasi4. Mc penyebarluasan serta kerahasiaan atau
Omber (2003:7) mengaitkan teknologi ketidakrahasiaan data pribadi.
komunikasi dengan kebudayaan. Pertama, Berdasarkan Undang-Undang Republik
teknologi komunikasi dianggap sebagai Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang
faktor yang determinan dalam masyarakat, Informasi dan Transaksi Elektronik pasal 26
independen dan bisa menciptakan perubahan ayat 1, menyatakan bahwa penggunaan setiap
di masyarakat. Kedua, teknologi komunikasi informasi melalui media elektronik yang
sebagai produk industrialisasi yang menyangkut data pribadi seseorang harus
diciptakan secara masal dalam jumlah dilakukan atas persetujuan Orang yang
banyak. Ketiga, teknologi komunikasi bersangkutan. Menurut Europa Union, 'data
melahirkan alat baru dimana tidak semua pribadi' berarti semua informasi yang
orang mengenalnya dengan baik5. Saat ini berkaitan dengan orang pribadi yang

2
Thurlow, Crispin, Laura Lengel dan Alice Tomic 3
Flew, Terry (2005). “New Media: An Introduction”.
(2007). “Computer Mediated Communication: Social 2nd edition. New York: Oxford
Interaction and The Internet”. London: SAGE 4
McQuail, Denis (2010). Mass Communication
Publication. Theory. Sixth Edition. London: Sage
5
Abrar, Ana Nadhya (2003). Teknologi Komunikasi:
Perspektif Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: LESFI.
teridentifikasi atau dapat diidentifikasi Singapura. Keempat startup dari Indonesia
('subjek data'); orang yang dapat diantaranya yaitu Go-Jek, Tokopedia,
diidentifikasi adalah orang yang dapat Bukalapak, dan Traveloka7.
diidentifikasi, secara langsung atau tidak
langsung, khususnya dengan mengacu pada Profil Gojek
identifier seperti nama, nomor identifikasi, Go-Jek didirikan sejak tahun 2010 dan
data lokasi, pengenal online atau untuk satu dinobatkan sebagai unicorn setelah
atau lebih faktor khusus untuk fisik, mendapatkan pendanaan sekitar US$550
fisiologis, identitas genetik, mental, ekonomi, juta, sekitar Rp 7,5 triliun, pada Agustus
budaya atau sosial dari orang yang alami itu. 2016. Para investornya yaitu KKR, Sequoia
Capital, Capital Group, Rakuten Ventures,
Diskusi
NSI Ventures, Northstar Group, DST Global,
Perkembangan Startup di Indonesia Farallon Capital Management, Warburg
Pincus, dan Formation Group. Pada Februari
Peningkatan pertumbuhan ekonomi di era 2019 Gojek mengumumkan perolehan
komunikasi digital ditandai dengan pendanaan dari fase pertama putaran seri F
munculnya berbagai macam lini bisnis sebesar Rp13,9 triliun. Adapun investor yang
seperti bisnis rintisan berbasis teknologi berpartisipasi dalam putaran pertama ini
(startup), perdagangan online (e-commerce) antara lain Google, JD.com, Tencent,
dan layanan keuangan digital atau financial Mitsubishi Corporation, dan Provident
technology (fintech). Data terbaru dari situs Capital. Dengan suntikan dana, nilai Gojek
startupranking.com menunjukkan Indonesia saat ini berkisar diantara US$8 hingga US$10
menempati posisi kelima di dunia sebagai miliar atau Rp111,5 hingga Rp139,4 triliun8.
negara dengan jumlah startup terbanyak dan Dengan valuasi ini, Go-Jek setahap lagi
tertinggi di Asia Tenggara dengan jumlah menjadi decacorn pertama dari Indonesia
startsup mencapai 2.076. Peringkat Indonesia atau perusahaan startup yang memiliki
berada di bawah Kanada yang memiliki valuasi minimal US$ 10 miliar atau 10 kali
2.496 startup6. Menurut riset CHGR jumlah lipat dari batas bawa unicorn.
ini akan mencapai 6,5 kali lipat atau 13.000
startup pada 2020. Besarnya potensi startup Saat ini, bisnis Go-Jek meliputi layanan jasa
ini juga didorong oleh meningkatnya jumlah transportasi, bisnis logistik, pembayaran,
investor yang melihat Indonesia sebagai layanan antar makanan, pemenuhan
pasar digital. kebutuhan sehari-hari seperti penyedia jasa
home cleaning, perawatan tubuh, otomotif,
Indonesia perlahan-lahan berjalan menuju hingga pembayaran yang melibatkan banyak
ekosistem ekonomi digital terbesar di Asia transaksi keuangan. Perubahan model bisnis
Tenggara. Saat ini ada tujuh unicorn Go-Jek, dari yang sebelumnya aplikasi
(perusahaan dengan valuasi nilai lebih dari transportasi, menjadi perusahaan yang
US$ 1 miliar) di Asia Tenggara. Empat di berasis sistem pembayaran (payment system),
antaranya berasal dari Indonesia, satu startup
Filipina, satu startup Vietnam dan dua startup

6 3951-37-42259/go-jek-tokopedia-traveloka-
Startup Ranking Countries (2019).
https://www.startupranking.com/countries bukalapak-siapa-jadi-decacorn
7
Roy Franedya. (2018).“Go-Jek, Tokopedia, 8
Tim Viva. (2019). “Jalan Panjang Gojek Jadi
Traveloka, Bukalapak, Siapa Jadi Decacorn?”. Decacorn”.
https://www.cnbcindonesia.com/fintech/2018111510 https://www.viva.co.id/digital/startup/1117828-jalan-
panjang-gojek-jadi-decacorn
menjadikan Go-Jek semakin banyak diminati itu. Hal lain yang bisa dilakukan Go-Jek
oleh investor. dengan big data yang berisi data behavior
konsumen adalah mengatur siapa (driver)
Benturan dengan Keamanan Data Pribadi mendapatkan pesanan apa. Perusahaan
Pesatnya arus data dalam komunikasi digital menyadari, driver yang menjadi mitra Go-Jek
turut membuka peluang bagi penyalahgunaan kerap memilih-milih pesanan. Ada driver
data pribadi. Data pribadi milik konsumen yang menghindari pesanan di restoran
sudah seharusnya dijaga kerahasiaannya tertentu di jam-jam tertentu. Adapula yang
karena sangat rentan disalahgunakan oleh kerap membatalkan pesanan jika mendapat
perusahaan ataupun pihak ketiga. Salah satu pesanan ke arah tertentu. Big data bisa
contoh aktivitas pengumpulan data pribadi digunakan untuk mengatur agar driver
yang dilakukan oleh perusahaan adalah mendapatkan pesanan yang tidak akan
ketika konsumen menginput data pribadinya dibatalkannya. Misal, seorang driver tidak
seperti nama, umur, alamat tempat tinggal, pernah mau untuk mengambil pesanan di satu
alamat e-mail, nomer hp sebelum restoran pada jam 7-9 malam. Maka ke
menggunakan jasa/produk perusahaan depan, driver tersebut tak akan diberikan lagi
berbasis teknologi. Perusahaan juga tidak pesanan Go-Food di restoran itu. Selain
pernah memberitahukan sampai kapan data karena tidak ingin mengecewakan konsumen,
tersebut akan digunakan. dengan begitu, Go-Jek juga tak perlu terus-
menerus mensubsidi driver untuk memotivasi
Go-Jek merupakan sebuah inovasi teknologi mereka mengambil pesanan-pesanan yang
yang telah membawa dampak positif, seperti mereka enggan. Ujung-ujungnya, efisiensi
mempercepat waktu untuk bepergian di bagi keuangan Go-Jek.
dalam kota serta membuka lapangan kerja
baru. Namun akan lebih baik apabila inovasi CEO Go-Jek Nadiem Makarim memiliki
tersebut disertai dengan perlindungan privasi rencana lebih besar lagi tentang penggunaan
yang baik kepada para penggunanya. Sebagai big data. Ke depan, Go-Jek bisa saja bekerja
salah satu perusahaan rintisan (startup) sama dengan bank atau fintech untuk
berbasis teknologi, Go-Jek melakukan menentukan seseorang layak menerima
aktivitas menghimpun atau menyimpan data kredit atau tidak. Dari data behavior
pribadi milik konsumennya. Dari pola seseorang, dapat ditelusuri, apakah ia sudah
perjalanan dan pesanan yang setiap hari berkeluarga, penghasilannya berapa, dan
dilakukan, Go-Jek dapat memiliki dan apakah ia bertanggung jawab untuk
menganalisis data pelanggan. Dari situlah mengembalikan uang. Rencana Nadiem ini
Go-jek dapat memiliki data sedemikian agak bertentangan dengan pernyataannya
banyak yang disebut big data. Big data berisi terkait dengan ajakan kerja sama dari Bank
data pribadi, rekam jejak perjalanan, jenis Indonesia dalam pemanfaatan big data. Bank
makanan yang dibeli, daftar belanjaan, jenis sentral di Indonesia saat itu tengah menjajaki
obat yang digunakan, jadwal pijat, hingga peluang kerja sama dengan berbagai pihak,
jadwal mencuci kendaraan. Data tersebut termasuk Go-Jek untuk bisa membuat satu
tersimpan dalam database perusahaan dan big data yang kemudian akan digunakan BI
tentu tidak dibuang, sebab data tersebut sebagai salah satu acuan pertimbangan dalam
sangat berharga dan bisa dimanfaatkan oleh membuat kebijakan. Nadiem menyatakan
perusahaan. Dengan memanfaatkan big data, menyatakan akan mendukung apapun
Go-Jek dapat menebak penggunanya rencana BI. Tetapi data yang akan
menyukai satu jenis makanan tertentu dibagikannya adalah data agregat, bukan data
meskipun ia belum pernah mencoba makanan individu, kecuali ada tindakan kriminal
seperti pencucian uang. Jika rencana Nadiem biometik, genetika, kehidupan seksualitas,
bekerja sama dengan bank dan fintech dalam pandangan politik, catatan kejahatan, data
membaca kelayakan menerima kredit itu anak, data keuangan pribadi, keterangan
benar terjalin, maka data yang akan tentang kecacatan fisik dan mental. Otoritas
dibagikan Go-Jek ke bank dan fintech tak lain Jasa Keuangan (OJK) sempat mengusulkan
adalah data personal, sebab penyaluran kredit agar dimasukkan data pekerjaan. Akan tetapi,
sifatnya perorangan. sampai saat ini, saat data pribadi kita
bertebaran di mana-mana dan terancam
Penggunaan big data oleh Go-Jek tentu akan disalahgunakan, RUU itu belum disahkan.
menguntungkan perusahaan secara bisnis.
Tetapi disisi lain belum ada jaminan terhadap Akademisi hukum Yvonne McDermott
keamanan data pribadi konsumen. Dari segi berargumen bahwa di era Big Data ada empat
hubungan driver dan pengguna saja, Go-Jek nilai kunci yang harus ditegakkan: privasi,
dan layanan transportasi online lainnya tidak otonomi, transparansi, dan nondiskriminasi .
begitu tegas soal data pribadi. Para driver ini Namun di Indonesia, dalam kaitannya dengan
memiliki nomor handphone pengguna data pribadi tidak ada satu pun dari nilai-nilai
aplikasi. Kepemilikan nomor handphone ini yang sudah disahkan dalam hukum.
tersebut memang memudahkan komunikasi Indonesia tidak memiliki undang-undang
antara keduanya. Tetapi, di sisi lain, dapat atau aturan yang komprehensif mengenai
disalahgunakan oleh kedua belah pihak, baik perlindungan data pribadi yang melindungi
pengguna maupun driver. Tak sedikit kasus warganya dari penyalahgunaan data.
teror yang dihadapi pengguna aplikasi karena Meningkatnya investasi asing dalam
memberi peringkat buruk kepada driver. ekonomi digital menunjukkan bahwa sudah
Berbeda dengan model pemesanan taksi di saatnya ada kesadaran nasional untuk
masa lalu. Saat memesan taksi, pengguna memastikan warga tidak dieksploitasi oleh
menelepon operator, lalu memberitahu perusahaan raksasa teknologi.
kepada pengguna estimasi ketibaan taksi.
Supir taksi tidak mengetahui nomor telepon Kesimpulan
pengguna, begitu juga pengguna. Hanya Indonesia tengah menyiapkan diri menjadi
operator yang tahu. Model pemesanan ini negara ekonomi digital terbesar di Asia
mungkin tampak tidak praktis, tetapi dapat Tenggara pada tahun 2025. Namun sejumlah
menjamin kerahasiaan data antara supir dan hal masih menjadi pekerjaan rumah bagi
pengguna karena supir dalam model bisnis itu pemerintah. Salah satunya adalah
hanyalah mitra. menyiapkan regulasi khusus terkait data
sharing untuk melindungi data pengguna
Pentingnya Undang-undang Perlindungan
yang tersimpan secara digital. Penggunaan
Data Pribadi
big data oleh Go-Jek tentu akan
Kementerian Komunikasi dan Informatika menguntungkan perusahaan secara bisnis.
telah memprakarsai dibuatnya Undang- Tetapi disisi lain belum adanya jaminan
undang tentang Perlindungan Data Pribadi terhadap keamanan data pribadi konsumen
yang masuk kedalam proyek Program juga turut menjadi ancaman tersendiri.
Legislasi Nasional Tahun 2015 – 2019. Perlindungan hukum terhadap privasi
Rancangan undang-undangnya pun telah konsumen sebagai pengguna jasa transportasi
disiapkan. Pasal 6 ayat (3) RUU berbasis aplikasi pada PT GO-JEK Indonesia
Perlindungan Data Pribadi juga mengatur apabila dilihat lebih jauh masih kurang
data pribadi yang bersifat spesifik seperti optimal, karena dalam perjanjian antara PT.
agama atau keyakinan, data kesehatan, GO-JEK Indonesia dan konsumen yang
dituangkan dalam Syarat dan Ketentuan serta jawab PT. GO-JEK Indonesia bersama-sama
Kebijakan Privasi hanya memuat hak-hak dengan driver sebagai penyedia layanan.
yang dimiliki oleh PT. GO-JEK Indonesia
dan belum mengatur mengenai kewajiban- Terkait dengan keamanan data pribadi
kewajiban pihak GO-JEK dalam rangkan tersebut, Indonesia belum memiliki undang-
melakukan perlindungan terhadap data undang atau aturan yang melindungi warga
pribadi milik konsumen yang diberikan guna dari penyalahgunaan data pribadi. Rancangan
pelaksanaan layanan jasa. PT. GO-JEK Undang-undang tentang Perlindungan Data
Indonesia juga mencantumkan klausula Pribadi sebenarnya telah diprakarsai oleh
eksonerasi dalam Syarat dan Ketentuan serta Kementerian Komunikasi dan Informatika
Kebijakan Privasi yang mana klausula dan telah masuk kedalam proyek Program
eksonerasi adalah klausul yang dilarang Legislasi Nasional Tahun 2015 – 2019.
untuk dicantumkan dalam sebuah perjanjian Namun, hingga saat ini RUU itu belum
karena klausul tersebut memuat ketentuan disahkan. Sudah saatnya ada kesadaran
yang menyatakan pembebasan tanggung nasional untuk memastikan warga tidak
jawabnya terhadap konsumen yang dieksploitasi oleh perusahaan raksasa
terlanggar privasinya karena penggunaan teknologi ditengah derasnya arus investasi
layanan melalui aplikasi GO-JEK. Padahal asing dalam ekonomi digital.
seharusnya hal tersebut menjadi tanggung

Referensi :
Abrar, Ana Nadhya (2003). Teknologi Startup Ranking Countries (2019).
Komunikasi: Perspektif Ilmu https://www.startupranking.com/countri
Komunikasi. Yogyakarta: LESFI. es
Flew, Terry (2005). New Media: An Fiona Suwana. (2018). “Indonesia sangat
Introduction. 2nd edition. New York: memerlukan undang-undang
Oxford perlindungan data pribadi”.
McQuail, Denis (2010). Mass https://theconversation.com/indonesia-
Communication Theory. Sixth Edition. sangat-memerlukan-undang-undang-
London: Sage perlindungan-data-pribadi-92607
Thurlow, Crispin, Laura Lengel dan Alice Roy Franedya. (2018).“Go-Jek, Tokopedia,
Tomic (2007). Computer Mediated Traveloka, Bukalapak, Siapa Jadi
Communication: Social Interaction and Decacorn?”.
The Internet. London: SAGE Publication https://www.cnbcindonesia.com/fintech/
Digital 2019 Indonesia (January 2019). 20181115103951-37-42259/go-jek-
https://www.slideshare.net/DataReporta tokopedia-traveloka-bukalapak-siapa-
l/digital-2019-indonesia-january-2019- jadi-decacorn
v01 Tim Viva. (2019). “Jalan Panjang Gojek
Jadi Decacorn”.
https://www.viva.co.id/digital/startup/11
17828-jalan-panjang-gojek-jadi-
decacorn

Anda mungkin juga menyukai