PERIKLANANDIMEDIASOSIALTERHADAPPERILAKU
KONSUMENGENERASIZ"
Disusun Oleh :
PROGRAMSTUDIMANAJEMEN
FAKULTASEKONOMIDANBISNIS
UNIVERSITASPEMBANGUNANNASIONAL"VETERAN"
YOGYAKARTA
2023
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan era globalisasi saat ini, perkembangan terjadi hampir di segala
bidang, salah satunya adalah teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi tentunya sudah menjadi hal yang lumrah bagi
sebagian besar masyarakat Indonesia. Teknologi yang sedang populer khususnya bagi
masyarakat Indonesia adalah Internet. Seperti yang dilansir dari Data Indonesia, bahwa
menurut We Are Social dan Melwater dalam laporan “Digital 2023”,jumlah total
mencapai 212 juta pengguna internet di Indonesia pada Januari 2023. Seperti yang
ditunjukkan pada data di bawah ini, terlihat bahwa jumlah pengguna internet Indonesia
terus meningkat setiap tahunnya. Pada Januari 2022 sendiri, ada 205 juta orang di
Indonesia yang menggunakan internet. Hal ini menunjukkan bahwa penetrasi internet di
Indonesia saat ini sudah mencapai 77% (212,9 juta orang) yang menggunakan internet.
Media sosial ini nyatanya cukup menjadi potensi yang besar dalam dunia periklanan
karena dinilai lebih praktis dan tentunya mudah dijangkau. Beberapa platform media sosial
dengan jangkauan tertinggi di dunia adalah Youtube,Facebook,Instagram dan Tiktok.
Gambar 1.3 Penggunaan Media Sosial Dengan Jangkauan Iklan Paling Tinggi
Meski populasi pengguna Youtube lebih sedikit dari Facebook, yakni hanya 2,5 miliar
orang, tapi potensi jangkauan iklan Youtube diklaim mencapai 32,4% sehingga iklannya
diperkirakan mampu menjangkau 830,1 juta orang. Menurut Digital 2022 Global Overview
Report, sampai Januari 2022 media sosial dengan pengguna terbanyak adalah Facebook, dengan
populasi pengguna mencapai 2,9 miliar orang. Namun, Digital 2022 Global Overview Report
mencatat bahwa potensi jangkauan iklan Facebook hanya 26,7% dari total populasi penggunanya,
sehingga iklan Facebook diperkirakan hanya bisa menjangkau sekitar 776,9 juta orang. Hal itu
menjadikan jangkauan iklan Facebook kalah dari Youtube. Digital 2022 Global Overview Report
melaporkan potensi jangkauan iklan Instagram mencapai 18,7% dari total penggunanya, dan
iklannya diperkirakan mampu menjangkau sekitar 276,3 juta orang. TikTok sempat tercatat
sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh di dunia pada tahun 2021 dan popularitasnya
sempat diklaim mengalahkan Instagram.Tapi, menurut Digital 2022 Global Overview Report,
sampai Januari 2022 populasi pengguna TikTok baru mencapai 1 miliar orang, sementara
pengguna Instagram sudah 1,4 miliar orang.Digital 2022 Global Overview Report juga mencatat
bahwa potensi jangkauan iklan Tiktok hanya sekitar 11,2% dari total penggunanya, sehingga
iklannya hanya menjangkau sekitar 112 juta orang.
Istilah digital natives mengacu pada individu yang tumbuh dengan komunikasi digital.
Menurut Waworuntu, Mandagi, & Pangemanan (2022), generasi yang dikenal sebagai Generasi Z
lahir pada tahun 1995 hingga 2010. Mereka adalah generasi pertama yang tumbuh bersama
internet. Generasi Z mengonsumsi lebih banyak konten daripada kelompok usia lainnya,
menghabiskan lebih dari 11 jam sehari untuk menyukai dan berbagi konten di berbagai perangkat
(Halim dkk., 2023). Individu lebih mungkin terpapar iklan di platform media sosial seperti
Instagram (Deborah, Oesman, & Yudha, 2022; Putri & Nofri, 2023), Tiktok (Firamadhina &
Krisnani, 2020; Avizena & Syahlani, 2022), maupun melalui platform e-commerce (Venia,
Marzuki, & Yuliniar, 2021). Generasi Z juga terbiasa memeriksa sosial media setidaknya lima
kali sehari. Kelompok ini lebih suka berinteraksi dengan gambar dari pada teks. Menurut
berbagai penelitian, generasi ini dikenal materialistis dan suka menerima kepuasan instan
(Saputri dkk., 2022). Generasi Z menghargai kehadiran merek di media sosial dan kemampuan
merek tersebut untuk terhubung dengan pengikut mereka, dan mempengaruhi perilaku pembelian
suatu produk oleh generasi Z melalui sosial media (Halim dkk., 2023).
Berdasarkan latar belakang diatas, melalui argumen yang didukung oleh teori, masalah yang
terjadi serta inkonsistensi atau research gap yang ada pada penelitian sebelumnya, maka
fenomena masih menarik untuk diteliti, sehingga peneliti terdorong untuk melakukan penelitian
dengan judul " Pengaruh Periklanan di Media Sosial terhadap konsumen Generasi Z" (Survei
pada Generasi Z)”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh periklanan di media sosial terhadap perilaku konsumen
Generasi Z dalam membeli produk tertentu?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen Generasi Z dalam
membeli produk melalui periklanan di media sosial?
3. Bagaimana peran selebritas sosial media, iklan bertarget, dan UGC dalam
mempengaruhi perilaku pembelian konsumen Generasi Z pada produk tertentu?
4. Apakah terdapat perbedaan perilaku konsumen Generasi Z dalam membeli produk
melalui periklanan di media sosial dengan perilaku konsumen Generasi
sebelumnya?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh periklanan di media sosial terhadap perilaku
konsumen Generasi Z dalam membeli produk tertentu
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen Generasi
Z dalam membeli produk melalui periklanan di media sosial?
3. Untuk mengetahui peran selebritas sosial media, iklan bertarget, dan UGC dalam
mempengaruhi perilaku pembelian konsumen Generasi Z pada produk tertentu
4. Untuk mengetahui perbedaan perilaku konsumen Generasi Z dalam membeli
produk melalui periklanan di media sosial dengan perilaku konsumen Generasi
sebelumnya
D. Manfaat Penelitian
Proposal tentang pengaruh periklanan di media sosial terhadap perilaku konsumen
Generasi Z memiliki beberapa manfaat yang dapat diidentifikasi berdasarkan hasil
penelitian terkait. Antara lain:
1. Meningkatkan kesadaran merek dan citra merek: Penelitian menunjukkan bahwa
promosi melalui media sosial dapat berkontribusi pada peningkatan kesadaran
merek, citra merek, dan keputusan pembelian pada Generasi Z. Dengan demikian,
penggunaan media sosial sebagai alat periklanan dapat membantu perusahaan
dalam membangun dan memperkuat citra merek mereka di kalangan konsumen
Generasi Z.
2. Mempengaruhi keputusan pembelian: Informasi dan berita yang menarik di media
sosial dapat menjadi pertimbangan konsumen dalam menentukan produk yang
akan dibeli. Dengan demikian, periklanan di media sosial dapat mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen Generasi Z.
3. Meningkatkan interaksi dengan konsumen: Media sosial memungkinkan interaksi
dua arah antara perusahaan dan konsumen. Hal ini dapat membantu perusahaan
dalam memahami kebutuhan dan preferensi konsumen Generasi Z, serta
memberikan layanan pelanggan yang lebih baik.
4. Meningkatkan penyebaran informasi: Konsumen Generasi Z cenderung
memberikan rekomendasi pada konsumen lain melalui media sosial. Dengan
demikian, jika perusahaan berhasil menarik perhatian konsumen Generasi Z
melalui periklanan di media sosial, mereka dapat memanfaatkan efek viral untuk
meningkatkan penyebaran informasi tentang produk atau layanan mereka.
5. Meningkatkan aksesibilitas produk: Kemajuan teknologi, media sosial, dan
platform digital telah menjadikan produk semakin beragam dan memiliki akses
terjangkau bagi konsumen dalam negeri. Dengan menggunakan media sosial
sebagai alat periklanan, perusahaan dapat memperluas jangkauan pasar mereka
dan meningkatkan aksesibilitas produk mereka bagi konsumen Generasi Z.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Iklan a. Pengertian Iklan
Ada banyak pendapat para ahli tentang pengertian periklanan, dari
beberapa teori adalah Iklan atau advertising menurut Ralph S. Alexander
dalam Morissan (2010:17) dapat didefinisikan sebagai :
“Setiap bentuk komunikasi non personal mengenai suatu organisasi,
produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui.
Adapun maksud “dibayar” pada definisi tersebut menunjukkan fakta
bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus
dibeli. Maksud kata “nonpersonal‟ berarti suatu iklan melibatkan media
massa (Tv, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada
sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan”.
Dengan demikian sifat non personal iklan berarti pada umumnya tidak
tersedia kesempatan umpan balik yang segera dari penerima pesan (kecuali dalam
hal direct response advertising).
Menurut Kotler & Armstrong (2008:117), Iklan adalah segala bentuk
presentasi, promosi, ide yang bersifat non pribadi terkait barang atau jasa dan
memerlukan biaya yang terukur.
Sedangkan menurut Morissan (2010:18) iklan adalah satu instrumen
promosi yang penting, terutama bagi perusahaan yang memproduksi barang atau
jasanya untuk masyrakat luas. iklan juga adalah hal yang banyak dibicarakan
orang karena jangkauannya cukup luas.
Dari definisi diatas iklan selalu bersifat umum, memiliki jangkauan luas
sehingga dapat diterima oleh banyak audiens. Selain itu iklan juga harus
bermuatan informasi yang efektif untuk memperkenalkan produk, karena iklan
adalah pesan berbayar yang dibiayai oleh produsen atau perusahaan tertentu.
Namun iklan pun harus memiliki unsur hiburan yang menarik agar melekat
dibenak konsumen. Akan tetapi dengan sifat nonpersonalnya iklan tidak memiliki
kesempatan untuk mendapat umpan balik secara langsung.
b. Fungsi Iklan
Pada pelaksanaannya iklan dapat disebut sebagai perpanjangan tangan
perusahaan, salah satu alat komunikasi yang dapat menyampaikan pesan
perusahaan pada konsumen atau bahkan pada perusahaan lainnya, menurut
Shimp (2003:357-361) informing (memberi Informasi), persuading
(membujuk), reminding (pengingat), adding value (memberi nilai tambah),
bantuan upaya lain perusahaan.
Informing dalam fungsi periklanan membuat konsumen sadar akan
merek-merek baru, dan memberi edukasi konsumen terkait produk yang
diiklankan. Adapun persuading membujuk konsumen untuk mau mencoba
produk yang dijual, terkadang bujukan ini dapat mempengaruhi kebutuhan
primer konsumen dalam memilih produk yang digunakan. Reminding
untuk menjaga produk atau perusahaan tetap ada dalam benak konsumen,
atau mengingatkan konsumen baru yang belum menggunakan produk
yang dijual untuk mengubah pilihan produk pada barang yang diiklankan.
Adding value, periklanan berfungsi memberikan inovasi dan
penyempurnaan kualitas bahkan dapat mengubah persepsi konsumen. Pada
poin bantuan untuk upaya lain perusahaan yang dimaksud bahwa
periklanan berfungsi untuk menghemat biaya juga survey pemasaran
produk sebelum sampai pada konsumen.
Adapun menurut Kotler (1992:267-268) fungsi iklan adalah
awareness building (membangun kesadaran), comprehension building
(menciptakan pengertian), efficient remainding (mengingatkan secara
efisien), lead generatioan (pembuka jalan), legitimation (pengesahan).
Dapat diuraikan fungsi iklan menurut Kotler bahwa iklan dapat
membangun kesadaran adalah konsumen tahu soal keberadaan produk dan
perusahaan. Sedangkan maksud dari menciptakan pengertian adalah iklan
dirasa efektif bagi perusahaan untuk menampilkan penawaran atau produk
baru, melalui iklan produsen dapat membri informasi dan konsumen
mendapatkan informasi yang efektif pula. Pada bagian efficient
remainding jika konsumen sudah mengetahui tentang produk ataupun
perusahaan tapi belum berminat untuk menggunakan, iklan berperan
sebagai pengingat yang efektif dibanding personal selling. Sebagai
pembuka jalan dalam hal ini membantu wiraniaga untuk menampilkan
kupon – kupon atau promo yang menarik bagi konsumen. Iklan sebagai
pengesahan membantu perusahaan mendapatkan pengakuan atau
pengesahan dari produk yang dijualnya.
Dari dua definisi tentang fungsi iklan, bahwa iklan berfungsi sebagai
media komunikasi perusahaan atau produsen pada konsumen. Konsumen
dalam konteks ini dibagi menjadi dua konsumen personal (pembeli
rumahan), dan konsumen perusahaan atau person dari perusahaan
(pembeli bisnis). Maka iklan harus bisa membuat kedua konsumen ini
tertarik, bahkan sampai pada perubahan 13 sikap konsumen pada produk
dengan informasi yang ditawarkan oleh perusahaan produsen.
4. Generasi Z
Bhakti dan Safitri (2017) menemukan bahwa generasi Z mempunyai identitas
yang berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Bahkan millennials yang merupakan
angkatan sebelumnya berbeda secara signifikan dengan generasi Z (Stillman, 2017).
Generasi ini suka bekerja sama dalam melaksanakan pekerjaan fleksibel paham terhadap
tantangan serta dimotivasi oleh pencapaian, dan suka menelaah metode yang baru dalam
menuntaskan sesuatu permasalahan (Wiedmer, 2015).
Pratama (2012) memberikan pemahaman tentang istilah generasi Z, yang sejak saat
itu banyak disebut sebagai generasi digital, generasi muda yang sangat mengandalkan
teknologi digital untuk perkembangan dan pertumbuhannya. Menurut kajian utama
(2012), tidak heran jika mereka yang masih berstatus mahasiswa sudah memiliki
kemampuan teknis. Generasi Z memiliki karakteristik yang unik, dan Internet mulai
berkembang seiring dengan perkembangan media digital. Setiap generasi penduduk yang
biasanya terjadi setiap 15 sampai 18 tahun memiliki indikator demografi yang berbeda
dari generasi sebelumnya dan generasi selanjutnya. Santosa (2015) menyebutkan
beberapa indikator anak-anak yang termasuk dalam generasi Z:
1. Memiliki ambisius besar untuk sukses. Kepribadian Generasi Z cenderung positif
dan optimis dalam menggapai mimpi.
2. Cenderung praktis dan berperilaku instan. Generasi Z suka memecahkan masalah
praktis. Oleh karena itu, mereka tidak mau menghabiskan waktu lama untuk mempelajari
masalah tersebut.
3. Cinta kebebasan dan memilik percaya diri yang tinggi. Generasi ini sangat
menyukai kebebasan berpendapat, kebebasan berkreasi, kebebasan berekspresi dan
sebagainya.
4. Cenderung menyukai hal yang detail. Generasi ini termasuk dalam generasi yang
kritis dalam pemikiran, dan detail dalam mencermati suatu permasalah atau fenomena.
Hal ini disebabkan karena mudahnya mencari informasi semudah mengklik tombol
search engine.
5. Berkeinginan besar untuk mendapatkan pengakuan. Setiap orang pada dasarnya
memiliki keinginan agar diakui atas kerja, usaha, kompetensi yang telah
didedikasikannya.
6. Digital dan teknologi informasi. Generasi Z Lahir saat dunia mulai merambah dan
berkembang pesat. Generasi ini sangat pandai menggunakan berbagai gadget yang ada
dan menggunakan teknologi di segala aspek dan fungsi sehari-hari.
B. Penelitian Terdahulu
eting_Tikt terhadap
ok_terhad Brand
ap_Brand Image (Y)
_Image_B Bitterswee
ittersweet t by Najla
_by_Najla
2 Silvy Damayanti, Pengaruh August variabel Secara Variabel Y
Arianis Chan, Social 2021 independe statistik dan objek
Cecep Safa’atul Media https://ww n: social social penelitian
Barkah/2021 Marketing media media berbeda
w.research
Terhadap marketing marketing
Brand gate.net/p (X) (X)
Image ublication/ Variabel berpengar
Mypangan 35375032 independe uh positif
daran Tour n: brand signifikan
0_PENG
and image (Y) terhadap
Travel ARUH_S brand
OCIAL_ image (Y),
MEDIA_ di mana
semakin
MARKET baik social
ING_TER media
HADAP_ marketing
akan
BRAND_
diikuti
IMAGE_ oleh
MYPANG semakin
ANDARA baiknya
brand
N_TOUR image
_AND_T perusahaa
RAVE n tour and
travel
DOI:10.26
pada
740/jim.v followers
9n3.p%25 akun
p Instagram
@mypang
andaranto
urs.
Sumber : Jurnal dan Penelitian Terdahulu
C. Hubungan Antar Variabel
Definisi Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2017:38) variabel adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan hubungan antara
satu variabel dengan variabel lain, maka variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Adapun Variabel dalam penelitian ini adalah :
a) Variabel bebas (Independent)
Yaitu variabel yang menjadi penyebab terjadinya atau yang mempengaruhi variabel terikat
(Dependent). Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah :
(X) : Iklan Media Sosial
b) Variabel terikat (Dependent)
Yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas (Independent). Variabel (Y)
pada penelitian ini adalah:
(Y) : Perilaku Konsumen Generasi Z
c) Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2015, h.38) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek
atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.
1. Iklan Media iklan melalui media sosial adalah sisi Kemudahan dalam
Sosial(X) pemasaran dari Ecommerce, terdiri dari kerja mendapatkan
suatu perusahaan untuk mengkomunikasikan, informasi produk
mempromosikan, menjual sesuatu barang dan
jasa melalui internet. Kotler dan Keller dalam
Henni Aprilia Sari (2018)
H1
PERILAKU KONSUMEN GENERASI Z (Y)
Keterangan:
⇢ : Pengaruh variabel secara simultan
H1 = Iklan Media Sosial terhadap Perilaku Konsumen Generasi Z
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau salah. Hipotesis ditolak apabila
faktanya menyangkal dan diterima apabila faktanya membenarkan. Jadi hipotesis adalah dugaan
sementara yang perlu dibuktikan kebenarannya.
Sugiyono (2017:63) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data
atau kuesioner. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian yang dikembangkan oleh para ahli dan
peneliti terdahulu diatas, maka hipotesis simultan yang diambil oleh penulis dari penelitian ini
adalah:
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
H1: Diduga Iklan dan Media Sosial berpengaruh secara simultan terhadap mempromosikan
produk dan berpengaruh terhadap minat beli konsumen.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Berdasarkan tujuan dan bentuk kerangka konseptual penelitian, maka strategi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah strategi penelitian deskriptif, Menurut Sugiyono
(2017:35) "Metode penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan
variable mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri
atau variabel bebas) tanpa membuat perbandingan variabel itu sendiri dan mencari
hubungan dengan variabel lain" yang artinya strategi penelitian ini bertujuan untuk
memberikan penjelasan apakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel yaitu
iklan media sosial (X) sebagai variabel bebas dan perilaku konsumen generasi Z (Y)
sebagai variabel terikat
Secara umum, metode penelitian deskriptif kuantitatif adalah suatu metode yang
bertujuan untuk membuat gambar atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif
yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut serta penampilan dan hasilnya (Arikunto, 2006). Jenis Penelitian ini adalah
kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif observasional. Penelitian
digunakan untuk melihat gambaran dari fenomena, deskripsi kegiatan dilakukan secara
sistematis dan lebih menekankan pada data factual dari pada penyimpulan (Nursalam,
2013).
B. Objek dan Subjek Penelitian, Lokasi dan Sumber Data 1. Objek dan Subjek
Penelitian
Objek penelitian ini adalah iklan media sosial, subjek penelitian ini adalah
konsumen generasi Z.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk lokasi penelitian ini seluruh generasi z yang mendapatkan kuisioner.
Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner
atau angket tertutup, karena responden hanya tinggal memberikan tanda pada
salah satu jawaban yang dianggap benar. Adapun waktu dalam penelitian ini
adalah sejak penulisan bab 3 ini yaitu pada bulan November 2023.
3. Data dan Sumber Data
Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan
data primer. Data primer menurut Sugiyono (2017:137) adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer dalam penelitian
ini yaitu kuesioner yang dibagikan ke responden.
C. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi suatu obyek yang terdiri atas keseluruhan elemen yang bisa
teridentifikasi dan memiliki ciri-ciri tertentu. Elemen-elemen yang terdapat dalam populasi
disebut dengan sepal. Menurut (Sugiyono, 2007) “wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek
dan obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini peneliti
mengambil populasinya adalah seluruh Generasi-Z.