Anda di halaman 1dari 7

Era Society 5.

0 dan urgensinya di Indonesia

Nama : Muhammad Irfan

NPM : 201642500050

Program Studi : Pendidikan Fisika

Mata Kuliah : Kewirausahaan

Dosen : Ritaningsih, SE, M.pd

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JAKARTA 2019

Era Society 5.0 dan Urgensinya di Indonesia

Masyarakat 5.0 adalah masa depan baru umat manusia dengan pemanfaatan teknologi

dalam berbagai aspek kehidupan.Desa adalah ujung tombak kesuksesan sosiety 5.0 yang harus

dimulai dari bawah.

Era society 5.0 pertama kali diperkenalkan oleh perdana menteri Jepang Shinzo
Abedengan tujuan menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan penyelesaian masalah sosial
yang terintegrasi. Tipologi kelima ini mewakili bentuk masyarakat ke-5 dalam sejarah manusia
yang sebelumnya terdapat masyarakat berburu, bertani, industri, dan informasi. Masyarakat 5.0
merupakan masyarakat cerdas yang berjaringan dalam integrasi teknologi yang supercerdas.

Gagasan ini tidak jauh berbeda ketika Jan van Dijk (1991) memperkenalkan istilah
‘network society’ atau ‘masyarakat berjaringan’. Bahkan, gagasan masyarakat berjaringan telah
ada sejak Stein Braten (1981) mengungkapkan istilah ‘nettsamfunn. Masyarakat berjaringan
semakin populer ketika Manuel Castell (2000) menuliskan pentingnya struktur sosial dan
aktivitasnya dalam teknologi elektronik yang mampu memproses dan mengelola informasi.
Apalagi, muncul logika jaringan bahwa masyarakat mampu memodifikasi kegiatan dan hasil,
mulai proses produksi, pengalaman, kekuasaan, dan budaya.

Gagasan masyarakat 5.0 masih berpusat dengan determinannya teknologi (technological


determinism). Perubahan gaya hidup dan cara kerja masih dipengaruhi revolusi industri 4.0.
Revolusi industri 4.0 merupakan gagasan Jerman yang memperkenalkan sistem fisik yang siber
(cyber physical system).

Sistem ini kelanjutan dari revolusi industri yang mengedepankan mesin uap, listrik, dan
otomatisasi. Revolusi industri 4.0 menjadi perdebatan penting ketika Klaus Scwab (2015)
melihat perubahan sektor ekonomi, pasar tenaga kerja, produksi, dan inovasi akibat teknologi
berbasis siber.

Keadaan ini memaksa segala elemen masyarakat terutama industri dan pembuat
kebijakan beradaptasi dengan cepat dalam menyediakan lingkungan yang mendukung,
perlindungan, dan kebijakan yang berkelanjutan. Apalagi, revolusi industri 4.0 menciptakan
nilai-nilai dan layanan baru dan membawa kehidupan yang lebih bermakna untuk semua.

Masyarakat 5.0 dihadapkan dengan adanya:

Pertama, pesawat nirawak (drone) untuk mengirimkan barang, menyurvei properti, dan
memfasilitasi bantuan bencana di seluruh wilayah. Drone tidak hanya mendukung pekerjaan
manusia, tetapi juga menghasilkan harapan dan impian dengan melayang di atas lingkungan
kehidupan manusia.

Kedua, peralatan rumah tangga yang memiliki kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang
dikembangkan dan dijual di seluruh dunia. ‘Kenyamanan’ meningkat ketika peralatan rumah
dihubungkan satu sama lain sehingga mendukung kehidupan sehari-hari.

Ketiga, asisten tidak kenal lelah yang selalu hadir memberikan bantuan dalam pengasuhan dan
perawatan manusia. Apalagi, masyarakat senior semakin memiliki tingkat harapan hidup yang
lebih baik. Kehadiran robot dan bentuk teknologi mutakhir lainnya memberikan solusi dan
petunjuk yang lebih baik.

Keempat, meningkatnya peran robot mereduksi kerja keras manusia, apalagi yang masih
tergantung dengan cuaca dan tingginya risiko yang terjadi. Teknologi menjadi mitra yang keren
dan dapat dipercaya serta siap bekerja dalam kondisi apa pun yang menantang.

Kelima, berbelanja dan bepergian lebih nyaman dengan hadirnya ‘awan’ (cloud). Difusi layanan
yang cepat dari ‘awan’ menciptakan pengalaman menyenangkan tidak hanya bagi pengguna,
tetapi juga perusahaan kecil, menengah, dan bisnis individu. Penggunaan ‘awan’ memperkecil
investasi yang besar dan mengintegrasikan layanan lebih prima.
Keenam, kendaraan otonom menjadi pahlawan baru dalam dunia transportasi dan logistik.
Penggunaan kendaraan cerdas telah menyebar dan diterima sebagai bagian yang tidak
terpisahkan untuk dimiliki setiap rumah tangga.

Ketujuh, aspek ini memperlihatkan cara manusia berkomunikasi dengan atau dimediasi
teknologi (digital dan siber) untuk mencapai tujuannya. Yang perlu disikapi dalam kondisi
masyarakat 5.0 ialah kecerdasan manusia dalam membangun jaringan yang memanusiakan
kembali interaksi dan komunikasi antarmanusia yang telah termediasi oleh teknologi cerdas
ciptaan manusia.

Artinya, gagasan besar masyarakat 5.0 tentang kemampuan kecerdasan buatan (artificial
intelligence) yang mentransformasi kumpulan data yang banyak (big data) melalui aplikasi
internet (the Internet of Things) sebagai upaya mengakselerasi kemampuan manusia masih
terbuka untuk suatu peluang sebagai kearifan baru.

Tidak menutup juga peluang untuk berkembangnya komunikasi termediasi dalam


jaringan data dalam internet dengan kecerdasannya sendiri. Apalagi, masyarakat 5.0 merupakan
suatu cara untuk memanusiakan kembali manusia dalam mencari makna kehidupan yang lebih
baik. Maka dari itu, karakteristik komunikasi yang termediasi dalam sistem jaringan data yang
tersimpan dalam ‘awan’ melalui internet yang cerdas menjadi suatu semangat baru dalam
menciptakan komunikasi yang bermakna juga.

Komunikasi yang bermakna dalam penggunaan teknologi komunikasi yang supercerdas


ditandai dengan adanya kompetensi yang memang harus ada dalam jaringan antara manusia dan
teknologi. Kompetensi yang patut diperhatikan ialah kemampuan untuk, pertama, berpartisipasi.
Kedua, berbagi pesan. Ketiga, menyampaikan, mendengarkan, dan memahami. Keempat,
memaknai antara konten dan konteks. Lalu, kelima, personalisasi. Serta, keenam, mengendalikan
manusia lainnya.

Selain itu, komunikasi yang dimediasi teknologi dianggap bermakna ketika manusia
menjadikan teknologi cerdas sebagai temannya secara subjektif. Yang harus diwaspadai ialah
munculnya ketergantungan dan ketagihan terhadap teknologi supercerdas yang dapat
mengamputasi kemampuan dasar manusia itu sendiri.

Dengan demikian, teknologi cerdas tidak lagi semata-mata sebagai subjek, tetapi juga
objek yang mengekstensi kemampuan cerdas manusia. Oleh karena itu, diperlukan peran cerdas
manusia dalam masyarakat 5.0 yang memilih dan memilah teknologi supercerdas untuk
kebajikan bersama.

Perkembangan kehidupan manusia menuju society 5.0


Pada society 4.0 atau yang lebih dikenal dengan industri 4.0 manusia baru mengenal
teknologi, keterbukaan dan kemudahan mendapat informasi adalah dampak positif dari era
tersebut.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, pemanfaatan teknologi mulai
ditingkatkan perannya dalam kehidupan manusia dan era society 5.0 adalah zaman dimana
teknologi sangat dekat dengan kehidupan manusia.

Peran Society 5.0 dalam Kehidupan Manusia

Pada era society 5.0 teknologi AI (Artificial Intelligence) akan semakin dikembangkan
dengan tujuan mempermudah kehidupan manusia. Pada era society 5.0 peran teknologi
ditingkatkan sehingga dapat mempermudah manusia dalam berbagai aspek. Mulai dari
kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sebagainya.

Masalah Populasi
Dunia sangat memahami bangsa Jepang adalah bangsa yang memiliki jiwa pemenang.
Selalu ingin terdepan dalam segala bidang, terutama bidang teknologi. Namun, saat ini Jepang
ingin menunjukkan kepada dunia bahwa mereka pun ingin terdepan dalam hal kemanusian.

Dalam dokumen "Realizing Society 5.0" powered by NewsPicks Brand Design yang saya
terima dinyatakan "This is Society 5.0, a super-smart society. Japan will take the lead to realize
this ahead of the rest of the world."

Ini merupakan pernyataan yang sangat optimistis dan visioner ditengah dunia berfokus
pada Industri 4.0 (Penggunaan Teknologi, Data, dan Automation). Sentuhan humanisme di
dalam Society 5.0 akan menjadi modal dasar konsep ini akan diterima oleh masyarakat dunia.

Melihat lebih jauh, konsep Society 5.0 dipicu dengan permasalah serius yang dimiliki
Jepang, yakni penurunan jumlah populasi. Laman daring Kompas.com menyatakan saat ini
jumlah penduduk Jepang usia produktif berada di angka 77 juta jiwa dan akan berkurang sebesar
70 persen menjadi 53 juta pada 2050. Sedangkan dilain sisi, populasi di atas usia 65 tahun akan
meningkatkan sebesar 38,4 persen pada 2065.

Sebuah Perjalanan Panjang

Kita bisa mengamini konsep Society 5.0 telah digaungkan oleh Jepang saat ini. Bagi
mereka, tanpa bantuan teknologi digital akan sulit untuk melayani dan memenuhi semua
kebutuhan masyarakatnya mengingat semakin sedikitnya jumlah populasi produktif. Kita bisa
berimajinasi bahwa Jepang khususnya akan semakin terkenal di dunia dengan memanfaatkan
internet of things, big data, artificial intelligence (AI), robot, dan sharing economy plus berfokus
pada humanisme.

Society 5.0 ini menjadi sebuah cetak biru dan strategi masa depan yang sangat pas
mendobrak kegilaan negara-negara selain Jepang akan Revolusi Industri 4.0. Di tengah
banyaknya pekerjaan yang hilang karena otomatisasi dan kapitalisme yang bertepuk tangan
dikarenakan efektifitas dan efisiensi bisa diwujudkan, Society 5.0 menjadi angin segar
perubahan.

Perlu dipahami juga, bahwa ini merupakan sebuah perjalanan panjang untuk
mewujudkannya. Jepang akan menunjukkan pada dunia bahwa Society 5.0 ini akan sukses dan
pelan-pelan memasuki negara-negara lain yang saat ini masih dan akan fokus pada Revolusi
Industri 4.0.

Kesempatan Baru Untuk Indonesia

Mari kita lihat ke dalam negeri Indonesia. Belakangan ini, masyarakat kita sedang
menikmati betapa indahnya transformasi digital. Lihat saja, harga ponsel semakin murah dan
biaya internet semakin terjangkau. Kita pun bisa menyaksikan dan merasakan sendiri bagaimana
teknologi digital merasuki kehidupan kita saat ini.

Selain itu, perusahaan digital terus bertumbuh dengan mencetak pekerjaan-pekerjaan baru
yang belum pernah ada sebelumnya. Tak bisa kita pungkiri, transformasi digital pun menggerus
beberapa pekerjaan yang dipandang tidak efektif dan efisien.

Di saat Jepang mengalami defisit populasi, Indonesia justru berkebalikan. Indonesia akan
mengalami apa yang disebut sebagai Bonus Demografi pada 2020-2045. Mengapa disebut
bonus? Karena pada saat itu angkatan usia produktif (15-64 tahun) diprediksi mencapai 68% dari
total populasi dan angkatan tua (65+) sekitar 9%. Setelah tahun 2045 dan seterusnya akan terjadi
penurunan dan memasuki era aging society (generasi tua)

The Best Follower

Apa yang menjadi fokus Jepang di dalam Society 5.0 menjadi peluang besar bagi
Indonesia untuk mempercepat transformasi masyarakatnya. Tidak masalah bagi Indonesia
langsung berpijak pada dua kaki, Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. Justru kedua momentum
ini harus digabungkan menjadi sebuah blue print nasional.

Kita harus menyadari, apa yang Indonesia akan dapatkan tidak dimiliki oleh banyak
negara. Tentu kita tidak ingin terlambat dalam menyadari generasi yang terus menua seperti
Rusia, Korea, Singapura dan Jepang.

Desa Kunci Sukses Masyarakat 5.0

Panda SID contoh pemanfaatan teknologi untuk desa

Desa adalah ujung tombak kesuksesan sosiety 5.0 yang harus dimulai dari bawah.
Pemanfaatan teknologi untuk desa wajib dikembangkan sehingga masyarakat 5.0 benar-benar
dapat terwujud dan memberikan banyak manfaat serta kemudahan dalam kehidupan masyarakat.

Pada masa mendatang Panda SID dapat terintegrasi dengan teknologi dalam dunia
pendidikan dan kesehatan.
Untuk menyambut masyarakat 5.0 teknologi wajib dikembangkan dari dasar salah
satunya sistem tata kelola kependudukan sehingga mempermudah integrasi pelayanan
masyarakat seperti pendidikan dan kesehatan.

Jika tidak bisa menjadi terdepan, menjadi pengikut terbaik pun menjadi pilihan tepat bagi
Indonesia. Begitu banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh bangsa Indonesia.
Walaupun demikian pastinya kita bisa menjadi bangsa yang sangat optimis dan mampu
menikmati bonus demografi serta menjadi negara terhebat di dunia ini. Mari kita tanamkan
harapan itu, dimulai dari diri sendiri.

Daftar Pustaka

https://www.kompasiana.com/diaz.bonny/5c4f90f5677ffb5363300e24/urgesi-society-5-0-di-era-
revolusi-industi-4-0

https://mediaindonesia.com/read/detail/213626-komunikasi-bermediasi-dalam-masyarakat-50

https://www.puskomedia.id/masyarakat-5-0

Anda mungkin juga menyukai