Anda di halaman 1dari 8

MERESUME SEMINAR NASIONAL

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Zaenuri S.E, M. Akt

Disusun oleh:
PRIHATINA HIKMASARI (0401518003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2019
Keynote Speaker 1

Jabatan : Direktur Pascasarjana Unesa


Tema/Topik : HOTS dan Literasi Fokus Pendidikan Era Disruption

 Faktor penentu keunggulan suatu negara sehingga menjadi maju dan mandiri

Peranan (%)
Faktor

Innovation 45

Networking 25

Technology 20

Natural resources 10

 Berpengetahuan saja tidak cukup, harus dilengkapi:


- Kecakapan hidup
- Keterampilan belajar dan berinovasi
- Literasi
 Higher-order thinking skills merupakan kemampuan berpikir logis (logically), kritis
(critically), kreatif (creatively), & problem solving
- Logis : nalar/masuk akal
- Kritis : reflektif-evaluatif
- Kreatif : ide baru atau berbeda
- Problem solving: menemukan solusi
- proses mental tinggi: menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta
- non rutin, tidak algoritmik, proses berpikir tidak sepenuhnya dapat ditetapkan
sebelumnya,
- kompleks, banyak aspek, banyak kriteria, menuntut banyak keterampilan
- divergen, multi-solusi, banyak alternatif respons, dan
- pengaturan diri (self-regulation)
 Integrasi 4C
- Collaborative
- Critical Thinking
- Collaborative
- Problem Solving
 Literatus (Latin): orang yang belajar
Literate (Eng): melek huruf; terpelajar
 Literasi Membaca : memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksi dan
menggunakan teks untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi sehingga mampu
berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat (PISA, 2018).
 Literasi Matematika : memformulasi, menggunakan, menginterpretasi, dan mengevaluasi
secara matematis penyelesaian masalah dalam kehidupan nyata (PISA, 2018).
 Literasi Digital : kemampuan menggunakan teknologi dan informasi dari piranti digital
secara efektif dan efisien dalam kehidupan sehari-hari (Riel, et. al. 2012)
 Literasi Finansial : pemahaman tentang finansial dan kecakapan untuk
mengaplikasikannya sehingga terampil mengambil keputusan yang efektif untuk
meningkatkan kesejahteraan, baik secara individu maupun bermasyarakat
 Literasi bukan sekedar gerakan gemar membaca, kemampuan memahami sesuatu dan
menerapkannya dalam kehidupan nyata, sehingga menjadi bagian masyarakat yg bijaksana.
 Perlu komitmen bersama untuk mengembangkan pembelajaran yang menumbuhkan HoTs
dan literasi, disertai penilaian yang bermakna (meaningful assessment )

Keynote Speaker 2

Jabatan/ Nama : Direktur Pascasarjana/ Bornok Sinaga


Tema/Topik : PROBLEMATIKA DAN TANTANGAN PENDIDIKAN PADA ERA
SOCIETY 5.0 UNTUK REVOLUSI INDUSTRI 4.0

 Tahap Manusia ke Society 5.0


1. Society 5.0 (Super Smart Society)Integrasi Ruang Maya dan Ruang Fisik
2. Society 4.0 (Information Society)Penemuan Komputer dan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK)
3. Society 3.0 (Industrial Society)Penemuan Lokomotif Uap dan Awal Produksi
Massal
4. Society 2.0 (Agrarian Society)Pengembangan Teknik Irigasi dan Pemukiman
Manusia
5. Society 1.0 (Hunting Society) Berdampingan dengan Alam
 CIRI-CIRI MASYARAKAT 5.0:
- Masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis
teknologi (technology based) yang berlandaskan pada kebiasaan masyarakat 4.0;
- Suatu masyarakat yang tergabung dalam inovasi dari revolusi industri 4.0
(misalnya: IoT, Big Data, Artificial Inteligence (AI), Robotic, Economy Sharing)
ke dalam setiap industri dan kehidupan sosial, dimana nilai-nilai dan layanan
baru diciptakan terus menerus, membuat kehidupan lebih harmoni dan
berkelanjutan;
- Masyarakat super smart dimana ruang maya dan ruang fisik sangat terintegrasi
dimana big data yang dikumpulkan oleh IoT akan dikonversi menjadi kecerdasan
baru oleh AI dan akan menjangkau setiap sudut masyarakat
 Entering Society 5.0: Big Data yang dikumpulkan oleh IoT akan dikonversi menjadi data
yang bermanfaat baru oleh AI dan akan menjangkau setiap sudut masyarakat. Ketika kita
pindah ke Society 5.0, semua kehidupan orang akan lebih nyaman dan berkelanjutan
karena orang hanya diberi produk dan layanan dalam jumlah dan waktu yang diperlukan.
 Tantangan: Konvergensi IPTEK
- The Convergence of Sciences programme wants to improve the livelihoods of
farmers by exploring new pathways for agricultural innovation. The programme
tries to achieve convergence between farmers and scientists and between natural
and social scientists (Convergence of Sciences: A Key to Agricultural Innovation,
Wageningen, 2008)
- Convergence is a new paradigm that can yield critical advances in a broad array
of sectors, from health care to energy, food, climate, and water. (The
convergence of life science, physical science, and engineering, white paper, MIT,
2011)
- "Convergence is a broad rethinking of how all scientific research can be
conducted, so that we capitalize on a range of knowledge bases, from
microbiology to computer science to engineering design. It entails collaboration
among research groups but, more deeply, the integration of disciplinary
approaches that were originally viewed as separate and distinct. This merging of
technologies, processes, and devices into a unified whole will create new
pathways and opportunities for scientific and technological advancement.“
(Nobel Laureate Phillip Sharp, 1993)
 Revolusi Industri 4.0: “Sebagai Peluang dan sekaligus Tantangan”
- Muncul pekerjaan baru yang “sulit” diprediksi critical thinking (nalar),
adaptasi, pebelajar sepanjang hayat
- Internet of Thing
- Literasi Baru : Literasi Data, Literasi Teknologi dan Literasi Manusia
- Artificial Intelligence
- Big Data
- Desruptive Innovation
 Riset sebagai Basis Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0
- Posisi riset Industri 4.0 saat ini berada pada tahap pematangan konsep yang
bertujuan agar konsep Industri 4.0 dapat diterapkan secara global.
- Riset dengan kajian bisnis dan teknologi di bidang manufaktur diprediksi akan
menjadi fokus arah pengembangan.
- Pola kerjasama antara dunia akademik dan industri sangat diperlukan untuk
mempercepat realisasi Industri 4.0.
- Tren peningkatan jumlah riset tiap tahunnya menjadi bukti bahwa para
akademisi mulai mengarahkan fokus risetnya pada Industri 4.0.
- (Prasetyo & Sutopo, 2018)
 Versi ITS untuk Mendukung R.I. 4.0
- Penyelarasan antara:
- Digitalpreneurship;
- Distance Learning;
- IT Infrastructure/E-services/Smart Campus;
- Lifelong Learning;
- Global Network for Academic,
- Research and Innovation;
- IOT/Big Data/Intelegence Machine;
- Character Building 4.0;
- Teaching Industry; Allignment to Industry and Public Needs; dan
- Adaptive Environment.

Keynote Speaker 3

Jabatan/ Nama : Direktur Pascasarjana Ganesha/ Prof. Dr. I Gusti Putui Suharta, MSi
Tema/Topik : PENDIDIKAN TINGGI ERA RI 4.0 & S 5.0
 Society 5.0: sebuah masyarakat yang berpusat pada manusia yang
menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah
sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan ruang maya dan
ruang fisik.
 Sebuah survei terhadap 800 ahli teknologi tinggi
Sumber: Bryan Edward Penprase
- ponsel implan pada tahun 2025,
- 80% orang dengan menggunakan digital pada 2023,
- 10% kacamata baca terhubung internet pada tahun 2023,
- 10% orang mengenakan pakaian yang terhubung ke internet pada
tahun 2022,
- 90% populasi dunia dengan akses ke internet pada tahun 2024,
- 90% populasi menggunakan smartphone pada tahun 2023,
- 1 triliun sensor terhubung ke internet pada tahun 2022,
- lebih dari 50% lalu lintas internet diarahkan ke rumah dan peralatan
pada tahun 2024,
- mobil tanpa pengemudi, 10% dari semua mobil di Amerika Serikat
pada tahun 2026.
- auditor AI dan apoteker robot, mobil cetak 3D pada tahun 2022,
- transplantasi organ 3D yang dicetak seperti hati pada tahun 2024.
 Tenaga kerja
Sumber: Ahmed Dabbagh
- Anywhere
- Anytime
- Any device
- Outputs
- Share
- Leader
- Collaborate
- Adaptive learning
- Democratized Teaching & Learning

Keynote Speaker 4

Jabatan/ Nama : Direktur Pascasarjana Unnes/ Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum.
Tema/Topik : Peran Strategis Perguruan Tinggi pada Era Society 5.0 untuk Revolusi
Industri 4.0
 Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan kemunculan superkomputer, robot pintar,
kendaraan tanpa pengemudi, cloud computing, sistem big data, rekayasa genetika dan
perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan
fungsi otak.
 Era Society 5.0 Sebuah masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan
kemajuan ekonomi dan teknologi dengan menyelesaikan masalah melalui sistem yang
mengintegrasikan dunia maya dan ruang fisik
 Bagaimana Merespon Masa Depan
- Komitmen peningkatan investasi di pengembangan digital skills
- Selalu mencoba dan menerapkan prototype teknologi terbaru, Learn by doing!
- Menggali bentuk kolaborasi baru bagi model sertifikasi atau pendidikan dalam
ranah peningkatan digital skill
- Dilakukanny kolaborasi antara dunia industri, akademisi, dan masyarakat
untuk mengidentifikasi permintaan dan ketersediaan skill bagi era digital di
masa depan
- Menyusun kurikulum pendidikan yang telah memasukan materi terkait human-
digital skills
 Fokus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020 (Arahan Mendikbud
Rapimtas, 04/11/ 2019)
- Deregulasi, khususnya di tingkat perguruan tinggi
- Debirokralisasi - penyederhanaan kelembagaan
- Meningkatkan peran teknologi, bukan untuk menggantikan pendidik, namun
untuk efisiensi dan pemerataan
- Pembangunan karakter/akhlak
 Kompetensi Society 5.0 Lulusan PT yang Disiapkan & Dimiliki:
- Leadership: kepemimpinan untuk mempersiapkan mahasiswa dengan karakter
kuat khususnya di bidang leadership.
- Language skills: kemampuan berbahasa asing khususnya bahasa Inggris.
- IT Literacy: kemampuan teknologi IT menjadi ciri utama era Society 5.0.
- Writing skills: kegiatan menulis penting untuk menuangkan ide dan gagasan
yang kita miliki dan pemikiran maupun inovasi baru dapat ditularkan kepada
Society 5.0.
 Lakukan 4 ON: Vision, Passion, Action, Collaboration

Anda mungkin juga menyukai