NIM : 0401518003
Dosen Penganmpu:
PROGRAM PASCASARJANA
TAHUN 2018
RINGKASAN MATERI STATISTIKA
Data Tunggal
a. Jika n GANJIL Me X1
(n1)
2
1
b. JIka n GENAP : Me
2
Xn X n
( 1)
2 2
B. Generalisasi Median
1. Kuartil
a. Untuk Q1 :
1) Jika n GANJIL : X
1
(n 1 )
4
2) Jika n GENAP : X
1
(n 2 )
4
b. Untuk Q2 : Menggunakan rumus yang sama dengan Mencari Median (baik untuk
data berjumlah GANJIL ataupun GENAP):
c. Untuk Q3 :
1) Jika n GANJIL, gunakan : X
3
(n 1 )
4
2) Jika n GENAP : X
1
(3 n 2 )
4
2. Desil
i
Urutan / letak Desil ke- i = 10
(n 1 )
3. Rataan Kuartil = 1
R Q1 Q3
k 2
4. Rataan Tiga Kuartil= Rt
1
Q 2Q2 Q3
4 1
C. Ukuran Simpangan Dipersi dan Variasi
1. Jangkauan (J) atau Rentang / Range (R) R = Xmax Xmin
2. Jangkauan Antar Kuartil (JAK) H = Q3 – Q1
Data Kelompok
Ada 3 cara :
n
fi.xi
a. Nilai Tengah : x 1
i
n
fi
i1
fi.di
b. Metoda Rataan Sementara : x xs
fi
2. Modus
Mo L d1
d1 d2
.p dimana : L = tepi bawah kelas modus (memeiliki frekuensi
tertinggi)
P = interval kelas
D1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas
sebelumnya
D2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas
sesudahnya
3. Median/ Kuartil Kedua/ Kuartil Tengah
B. Generalisasi Median
1. Kuartil Pertama / Kuartil Bawah :
Q1 = Kuartil Bawah
1n fk1
Q1 L1 4 p L1 = tepi bawah kelas yang memuat kuartil bawah
f1
Q1
P = interval kelas
f1 = frekuensi kelas Q1
n = ukuran data ( f)
Mencari kelas Q1 dengan XQ X n
1
4
P = interval kelas
f2 = frekuensi kelas Q2
n = ukuran data ( f)
Mencari kelas Q1 dengan XQ X n
2 2
Q3 = Kuartil Bawah
f3 = frekuensi kelas Q3
n = ukuran data ( f)
Mencari kelas Q3 dengan XQ X3
3 n
4
C. Ukuran Simpangan Dipersi dan Variasi
1. Jangkauan (J) atau Rentang / Range (R) R = Xmax Xmin
2. Jangkauan Antar Kuartil (JAK) H = Q3 – Q1
1 1
3. Simpangan Kuartil / Jangkauan Semi Antar Kuartil (JSAK) Qd H (Q 3 Q1 )
2 2
3 3
4. Langkah L
2
H (Q 3 Q1 )
2
b. Pagar Luar = Pl Q3 L
Tabel Distribusi Frekuensi Relatif, Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif, dan Tabel
Frekuensi Distribusi Frekuensi Relatif Kumulatif
3. Frekuensi kumulatif Lebih Dari (fk ) menyatakan jumlah frekuensi semua nilai data
yang lebih dari atau sama dengan nilai tepi bawah pada setiap kelas .
4. Frekuensi Kumulatif relative (frk atau fk(%) menyatakan jumlah frekuensi semua data
yang kurang dari atau sama dengan yang dinyatakn dalam persen.
fk
f (%)
f
x 100% dengan fk(%) = frekuensi relatif kumulatif
k
f = jumlah data
KUMPULAN SOAL STATISTIKA
89 + 90 + 87 + 54 + 53 + 80 + 76 + 71 + 75 + 55
𝑥̅ =
10
730
𝑥̅ = = 73
10
1 4 5 20
2 5 8 40
3 6 15 90
4 7 20 140
5 8 10 80
6 9 2 18
Jumlah f = 60 fx = 388
x
fx 388 6,3
f 60
c. Daftar Distribusi Frekuensi, Tanda kelas dan Produk fx
41 – 50 5 45,5 227,5
51 – 60 10 55,5 555
61 – 70 16 65,5 1048
71 – 80 24 75,5 1812
81 – 90 17 85,5 1453,5
Jumlah 80 5680
5680
𝑥̅ = = 71
80
No Nilai Ujian fi
1 31 – 40 3
2 41 – 50 5
3 51 – 60 10
4 61 – 70 16
5 71 – 80 24
6 81 – 90 17
7 91 – 100 5
Jumlah 80
b = batas bawah kelas median, ialah kelas dimana median akan terletak
Hitunglah median data-data nilai ujian Fisik Dasar untuk 80 mahasiswa, maka disusun
tabel berikut:
No Nilai Ujian Fi
1 31 – 40 3
2 41 – 50 5
3 51 – 60 10
4 61 – 70 16
5 71 – 80 24
6 81 – 90 17
7 91 – 100 5
Jumlah 80
Setengah dari seluruh data : ½ (n) = ½ (80) = 40, Median akan terletak pada kelas
interval kelima, karena sampai kelas interval keempat jumlah frekuensi baru 34,
berarti ke-40 termasuk di dalam kelas interal kelima, sehingga;
40 34
Me = 70,5 + 10 73
24
B. Generalisasi Median
1. Kuartil
a. Sampel dengan data: 78,76,90,86,54,65,69,78,45,57,82,56
Data diurutkan : 45,54,56,57,65,69,76,78,78,82,86,90;
n = 12 akan dicari K1,
1 (12 1)
K1 = data ke = data ke 3 ¼ yaitu antara data ke 3 dan ke 4.
4
Nilai K1 = data ke 3 + ¼ (data ke 4 – data ke 3).
K1 = 56 + ¼ (57 – 56) = 56,25
b. Dicari K2 dari data nilai ujian Fisika Dasar dari 80 mahasiswa, maka disusun tabel
sebagai berikut:
No Nilai Ujian Fi
1 31 – 40 3
2 41 – 50 5
3 51 – 60 10
4 61 – 70 16
5 71 – 80 24
6 81 – 90 17
7 91 – 100 5
Jumlah 80
Untuk menghitung K2, maka perlu mencari letak K2, K2 akan terletak pada data ke
2x80/4 = 40, data ke 40 termasuk dalam kelas interval kelima, sehingga: b = 70,5; P
= 10; f = 24; F = 3 + 5 + 10 +16= 34, n = 80
in/4 - F
Ki = b + P
f
2 x 80/4 - 34
K2 = 70,5 + 10
24
6
= 70,5 + 10 = 73
24
2. Desil
a. Dicari D3 data tersebut adalah: 45, 54, 56, 57, 65, 69, 76, 78, 78, 82, 86, 90.
5(12 1)
Letak D5 = data ke = data ke 6 ½
10
b. dari nilai ujian Fisika Dsar dari 30 mahasiswa akan dicari D7 dari tabel berikut:
No Nilai Ujian fi
1 31 – 40 3
2 41 – 50 5
3 51 – 60 10
4 61 – 70 16
5 71 – 80 24
6 81 – 90 17
7 91 – 100 5
Jumlah 80
in F
Di= b + P [ 10 ] , dengan i = 1, 2, 3, …..9, dengan b = batas bawah kelas Di,
f
ialah kelas intervl dimana Di terletak
f = frekuensi kelas Di
7 x 80
D7 akan terletak pada data ke x 56 ,
10
7 x8 34
D7 = 70,5 + 10 [ 10 ] = 79,67
24
3. Persentil
a. data tentang nilai ujian Fisika dasar dari 80 mahasiswa akan dicari P 23, disusun dalam
tabel berikut:
No Nilai Ujian Fi
1 31 – 40 3
2 41 – 50 5
3 51 – 60 10
4 61 – 70 16
5 71 – 80 24
6 81 – 90 17
7 91 – 100 5
Jumlah 80
in F
Pi = b + P [ 100 ] , di mana P = panjang kelas
f
f = frekuensi kelas Pi
23 x 80
P23 akan terletak pada data ke = 18,4 data ke 18,4 termasuk dalam kelas
100
interval keempat dengan demikian b = 60,5, P = 10, F = 18, dan f = 16, i = 23, n = 100
maka:
P23=60,75
C. Ukuran Simpangan Dipersi dan Variasi
1. Range (Rentang antar Kuartil/ Hanparan/ Jangkauan)
a. Rentang antar kuartil mudah ditentukan, merupakan selisih antara K3 dan K1,
rumusnya adalah RAK = K3 – K1. Data nilai fisika dasar dari 80 mahasiswa dapat
dihitung K3 dan K1.
No Nilai Ujian Fi
1 31 – 40 3
2 41 – 50 5
3 51 – 60 10
4 61 – 70 16
5 71 – 80 34
6 81 – 90 17
7 91 – 100 5
Jumlah 80
Untuk menghitung K3, maka perlu mencari letak K3, K3 akan terletak pada data ke 3
x 80 / 4 = 60, data ke 60 termasuk dalam kelas interval keenam, sehingga:
K3 = 80,5 + 10
60 - 58
81,676
17
Untuk menghitung K1, maka perlu mencari letak K1, K1 akan terletak pada data ke 1
x 80 / 4 = 20, data ke 20 termasuk dalam kelas interval keempat, sehingga:
K1 = 60,5 + 10
20 - 18
61,75
16
b. Simpangan kuartil atau deviasi kuartil atau disebut pula rentang semi kuartil,
ditentukan dengan rumus: SK= ½ (K3 – K1), dari perhitungan di atas, maka Sk dapat
dihitung SK = ½ (81,676 – 61,75) = 9,963.
2. Simpangan Baku atau Standar Deviasi
a. Akan dicari simpangan baku dari daa sampel 4, 5, 6, 7, 8, 9 siapkan abel sebagai
berikut:
X1 F X12 fX
fX 2
4 1 16 4 16
5 3 25 15 75
6 5 36 30 180
7 6 49 42 294
8 11 64 88 704
9 4 81 36 324
X 39 ∑f=30 X 2
271 ∑fX
∑fX=215 2
=1593
30 (1593) - 2152
S =
30 (30 - 1)
= 1,7988 =1,34
Jika data telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi aka untuk menentukan
simpang baku digunakan rumus:
S=
f (X 1 X) 2
n 1
Data nilai ujian Fisika dasar dari 80 mahasiswa akan dicari simpang bakunya, disiapkan
tabel sebagai berikut:
n = f 80
16980
S= 214,9367 = 14,66
80 1
n f1X 2 ( f 1X1 ) 2
Cara kedua, dengan menggunakan rumus: S = penggunaan
n (n - 1)
rumus ini tidak mencari rata-rata.
c. Akan dicari simpang baku nilai ujian Fisika Dasar dari 80 mahasiswa. Dipersiapkan tabel
sebagai berikut:
Jumlah 80 f X
1 1 5680 f X 1 1
2
420260
80 x 420260 - (5680) 2
S =
80 (80 - 1)
33620800 - 32262400
=
6320
= 214,9367 =14,66
Cara ketiga untuk mencari simpangan baku yaitu dengan cara coding atau cara singkat
dengan rumus:
n f C 2 ( f C )2
S= P
2 1 1 1
n (n - 1)
Akan kita cari simpangan baku data nilai ujian Fisika Dasar, dengan memilih salah satu
tanda kelas kita beri tanda xo dan kita beri harga C = 0, selanjutnya tanda kelas yang
kurang dari xo berturut-turut diberi harga C = -1, C = -2, C = -3 dan seterusnya,
sedangkan tanda kelas yang lebih dari xo berturut-turut diberi harga C = 1, C = 2, C = 3
dan seterusnya, kita siapkan tabel sebagai berikut
31 – 40 3 35,5 -4 -12 48
41 – 50 5 45,5 -3 -15 45
51 – 60 10 55,5 -2 -20 40
61 – 70 16 65,5 -1 -16 16
71 – 80 24 75,5 0 0 0
81 – 90 17 85,5 1 17 17
91 – 100 5 95,5 2 10 20
f 80 f C
1 1 - 36 fC 2
186
n f C 2 ( f C )2
S= P
2 1 1 1
n (n - 1)
(80 x 186) - (36) 2
S = 102
80 (80 - 1)
14880 1296
= 100
6320
= 214,9267 = 14,66
d. Untuk penggunaan rumus ini tidak perlu mencari rata-rata
Jika data telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi aka untuk menentukan simpang
baku digunakan rumus:
S=
f (X X) 2
1
n 1
X1 Xi - X (Xi - X )2
4 -2 4
5 -1 1
7 1 1
8 2 4
Jumlah 24 10
10
S= 1,826
3
n X12 ( X) 2
S=
n (n - 1)
X1 X2
4 16
5 25
7 49
8 64
Jumlah 24 154
4 (154) - 242
S =
4(4 - 1)
616 - 576
=
12
= 3,33 = 1,826
3. Varians/ Ragam
Pangkat dua dari simpangan baku s2 adalah varians untuk sampel 2 untuk varians
populasi.
Varians dari data diatas adalah
S2 = 3,33
4. Simpangan Baku Gabungan
S= (ni - 1) Si 2
ni - k
Hasil pengamatan terhadap n1= 20 obyek menghasilkan S1 = 6,58, sedangkan
pengamatan berikutnya terdapat n2= 30 obyek menghasilkan S2 = 7,15, maka simpangan
gabungan dari dua pengamatan tersebut dapat dihitung:
82 77
Untuk mata kuliah Mekanika Z = 0,416
12
Dengan melihat nilai Fisika kuantum 76 dan nilai Mekanika 82, nilai Fisika kuantum
lebih rendah dari Mekanika namun Fisika kuantum memperoleh rangking yang lebih
baik dari pada mekanika. Disinilah angka baku dipakai untuk membandingkan
distribusi dari suatu hal. Perbedaan angka baku antar nilai Fisika Kuantum dengan
Mekanika kurang begitu kelihata maka jika diubah ke dalam angka baku model baru
dengan rata-rata Xo = 100 dan simpang baku So = 20, akan didapat:
Ukuran variasi atau dispersi yang telah diuraikan di atas merupakan dispersi absolut.
Variasi 6 Cm untuk ukuran 100m dan variasi 6 Cm untuk ukuran 2m jelas mempunyai
pengaruh yang berlainan. Untuk mengukur pengaruh demikian da untuk
membandingkan variasi antara nilai-nilai besar dan nilai-nilai kecil digunakan dispersi
Dispersi Absolut
relatif yang ditentukan oleh: Dispersi Relatif = bila dispersi absolut
Rata - rata
diganti dengan simpang baku maka diperoleh koefisien variasi, disingkat KV, dan
dinyatakan dalam persen, Rumusnya:
Simpang Baku
KV = x 100%
Rata - rata
b. Bola pingpong merk AUC rata-rata dapat dipakai selama 200 jam dengan sipangan
baku 30 jam. Bola merk BUC rata-rata dapat dipakai selama 320 jam dengan
simpangan bakunya 70 jam, maka KV dapat dicari:
30
KV (bola merk AUC) = x 100% 15%
200
70
KV (bola merk BUC) = x 100% 23,33%
300
D. Ukuran Simetris dan Condongnya Suatu Kurva
1. Skewness
a. Metode Pearson
(Rumus I)
X - Mo
Sk =
S
Keterangan :
Sk = Koefisien skewness
X = Rata-rata
Mo = Nilai modus
50-54 1
55-59 2
60-64 11
65-69 10
70-74 12
75-79 21
80-84 6
85-89 9
90-94 4
95-99 4
80
f j .c j
X A0 d . = 97 + 5 346 = 97 + - 21,625 = 75,375
f 80
j
9
Mo = 74.5 + 5 = 76,375
9 15
f A X
N
2
j j
j 1 8538.71
s = 108.08 10.39
N 1 80 1
X Mo 75.375 76,375
Sk = 0,09
S 10,39
Dengan menggunakan hub antara mean, median, modus rumus diatas dapat diubah
menjadi
Sk
3 X Me
s
Rumus ke-2
Contoh :
50-54 1
55-59 2
60-64 11
65-69 10
70-74 12
75-79 21
80-84 6
85-89 9
90-94 4
95-99 4
80
A
j 1
j . fj
6030
X N
= = 75,375
80
f
j 1
j
N
F
40 36
Me L1 d 2 = 74,5 + 5 = 74,5 + 0,952 = 75,452
f Median 21
f A X
N
2
j j
j 1 8538.71
s = 108.08 10.39
N 1 80 1
Sk
3 X Md
=
3(75,375 75,452)
0,022
S 10,39
(Q3 + Q2 ) − (Q2 − Q1 )
𝑆𝑘 =
(Q3 + Q2 ) + (Q2 − Q1 )
Diperoleh:
Jika :
Setelah kita ketahui besarnya koefisien skewness maka untuk menentukan gambar
dari distribusi itu condong ke kiri,ke kanan atau simetris didasarkan atas ketentuan
berikut :
1) Bila koefisien skewness itu positif berarti mean > median dan mode ,maka kurva
condong ke kiri atau ekornya disebelah kanan.
2) Bila koefisien skewness itu negatif berarti mean < median dan mode ,maka kurva
itu condong ke kanan atau ekornya di sebelah kiri.
3) Bila koefisien skewnes itu besarnya sama dengan nol berarti
mean=median=modus, maka kurva itu simetris.
b. Platikurtik
Platikurtik adalah distribusi frekuensi yang digambarkan kurvanya agak mendatar
(tumpul) pada puncaknya.
c. Mesokurtik
Mesokurtik adalah distribusi frekuensi yang kurvanya normal yakni bukan leptokurtik
dan plaktikurtik.
Dalam perhitungan untuk mengetahui runcingan kurva dapat mendasarkan pada
moment keempat.
Momen keempat ialah rata-rata dari kuatnya penyimpangan keempat dari nilai mean
dalam suatu distribusi frekuensi.
Kurtosis dalam suatu distribusi frekuensi diukur atas dasar momen keempat tersebut
dan ukuran ini diberik symbol a4
X X
4
m4 m4 N
a4
s 4 m2 2 m2 2
Distribusi frekuensi yang normal (Mesokurtik) nilai a 4 = 3
Contoh :
Xj X j X X j X X j X
2 4
2 -4 16 256
3 -3 9 81
7 1 1 1
8 2 4 16
10 4 16 256
Jumlah 0 46 610
46 610
m 2
5
9,2 m 4
5
122
m4 122
a4 1,44
2
m2 9,2 2
Tinggi f Xj (X j X ) ( X j X )2 ( X j X )4 f 2 ( X j X )2 f j ( X j X )4
badan
X 67,45
852.5
m2 8.525
100
19933.3
m4 = 199.333
100
199.333
a4 2,74
8.5252
Jadi data di atas kurvanya platikurtik (distribusi yang lebih mendatar)
1
(Q 3 Q1 )
K= 2
P90 P10
Dari hasil koefisiensi kurtosis di atas, ada tiga kriteria untuk mengetahui model
distribusi dari sekumpulan data, yaitu:
a) Jika koefisien kurtosisnya < 0,263, maka distribusinya adalah platikurtik.
b) Jika koefisien kurtosisnya = 0,263, maka distribusinya adalah mesokurtik.
c) Jika koefisien kurtosisnya > 0,263, maka distribusinya adalah leptokurtik.
Tabel 2.1 Tinggi 100 siswa SMA XYZ
60 – 62 5
63 – 65 18
66 – 68 42
69 – 71 27
72 – 74 8
100
jxn
F
Qj L d 4
fQ j
1x100
23
65.5 3 65.64
2
Q1 65.5 3 4
42 42
3x100
65
68.5 3 69.61
10
Q3 68.5 3 4
27 27
10 x100
5
5
P10 62.5 3 100 62.5 3. 63.3
18 18
90 x100
65
68.5 3 71.28
25
P90 68.5 3 100
27 27
1
(Q 3 Q1 )
K= 2 =
1
2 69.61 65.64 12 x 3.97 0.25
P90 P10 71.28 63.3 7.98
Untuk data tunggal komputasi kurtosis melalui Ms. Excel adalah insert – function-
select category : statistical – kurt