Anda di halaman 1dari 4

REVOLUSI INDUSTRI 4.

0: TANTANGAN, PELUANG DAN SOLUSI BAGI DUNIA PENDIDIKAN

Kata kunci: pengertian revolusi 4.0

Kehadiran revolusi industri 4.0 memang menghadirkan lini usaha baru, lapangan kerja baru, profesi
baru yang tak terpikirkan sebelumnya. Namun pada saat yang sama ada pula lini usaha yang
terancam, profesi dan lapangan kerja yang tergantikan oleh mesin kecerdasan buatan dan robot.
Revolusi digital dan era disrupsi teknologi adalah istilah lain dari industri 4.0. Disebut revolusi digital
karena terjadinya proliferasi komputer dan otomatisasi pencatatan di semua bidang. Industri 4.0
dikatakan era disrupsi teknologi karena otomatisasi dan konektivitas di sebuah bidang akan
membuat pergerakan dunia industri dan persaingan kerja menjadi tidak linear. Salah satu
karakteristik unik dari industri 4.0 adalah pengaplikasian kecerdasan buatan atau artificial
intelligence (Tjandrawinata, 2016). Salah satu bentuk pengaplikasian tersebut adalah penggunaan
robot untuk menggantikan tenaga manusia sehingga lebih murah, efektif, dan efisien. Kemajuan
teknologi memungkinkan terjadinya otomatisasi hampir di semua bidang. Teknologi dan pendekatan
baru yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologi secara fundamental akan mengubah pola
hidup dan interaksi manusia (Tjandrawinata, 2016). Industri 4.0 sebagai fase revolusi teknologi
mengubah cara beraktifitas manusia dalam skala, ruang lingkup, kompleksitas, dan transformasi dari
pengalaman hidup sebelumnya. Manusia bahkan akan hidup dalam ketidakpastian (uncertainty)
global, oleh karena itu manusia harus memiliki kemampuan untuk memprediksi masa depan yang
berubah sangat cepat. Tiap negara harus merespon perubahan tersebut secara terintegrasi dan
komprehensif. Respon tersebut dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan politik global,
mulai dari sektor publik, swasta, akademisi, hingga masyarakat sipil sehingga tantangan industri 4.0
dapat dikelola menjadi peluang.

Simpulan

Revolusi industri saat ini memasuki fase keempat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sangat pesat memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan manusia. Banyak
kemudahan dan inovasi yang diperoleh dengan adanya dukungan teknologi digital. Layanan menjadi
lebih cepat dan efisien serta memiliki jangkauan koneksi yang lebih luas dengan sistem online. Hidup
menjadi lebih mudah dan murah. Namun demikian, digitalisasi program juga membawa dampak
negatif. Peran manusia setahap demi setahap diambil alih oleh mesin otomatis. Akibatnya, jumlah
pengangguran semakin meningkat. Hal ini tentu saja akan menambah beban masalah lokal maupun
nasional. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan peluang dan menjawab tantangan revolusi industri
4.0, para pemangku kepentingan (stake holders) wajib memiliki kemampuan literasi data, teknologi
dan manusia. Literasi data dibutuhkan oleh pemangku kepentingan untuk meningkatkan skills dalam
mengolah dan menganalisis big data untuk kepentingan peningkatan layanan public dan bisnis.
Literasi teknologi menunjukkan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi digital guna mengolah
data dan informasi.

Artificial Intellegence dengan Pembentukan Nilai dan Karakter di Bidang Pendidikan

Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelegence (AI) adalah cabang ilmu komputer yang menekankan
pengembangan intelijen mesin, pola berpikir dan bekerja seperti manusia. Misalnya, pengenalan
suara, pemecahan masalah, pembelajaran, dan perencanaan. Di Indonesia sendiri belum mencapai
tingkat persentase yang cukup tinggi dalam hal mengadopsi Artificial Intelegence, dengan demikian
perlu adanya genjotan sistem tersebut dalam bidang pendidikan. Tujuan dengan adanya gerakan
teori Artificial Intellegence adalah agar memahami benar apa itu kecerdasan dan membuat mesin
lebih bermanfaat dalam pendidikan untuk memudahkan siswa dalam pembelajaran sesuai dengan
pengalamannya. Mencipatakan kualitas beajar siswa lebih baik dan upaya penerapan pembentukan
nilai beserta karakter siswa dan mahasiswa. Pendidikan tidak hanya berkaitan dengan kompetensi
kuantitatif siswa maupun mahasiswa, namun juga berhubungan dengan nilai dan karakter yang
diperoleh selama mereka mengenyam Pendidikan.

Metode

Metode dalam penelitian kali ini menggunakan metode eksperimental. Dimana dalam pengupayaan
gerakan Artificial Intellegence perlu melakukan eksperimen untuk bidang pendidikan. Metode ini
disesuaikan dengan minat siswa, kemampuan siswa dan pengalaman belajar siswa terlebih dalam
pengoperasian teknologi berbasis e-learning serta terhadap respon siswa kedepannya yang
berkaitan dengan nilai karakter. Hal ini dilakukan untuk mempertajam algoritma ketika siswa
mengakses fitur atau informasi pendidikan.

Metode Metode dalam penelitian kali ini menggunakan metode eksperimental. Dimana dalam
pengupayaan gerakan Artificial Intellegence perlu melakukan eksperimen untuk bidang pendidikan.
Metode ini disesuaikan dengan minat siswa, kemampuan siswa dan pengalaman belajar siswa
terlebih dalam pengoperasian teknologi berbasis e-learning serta terhadap respon siswa kedepannya
yang berkaitan dengan nilai karakter. Hal ini dilakukan untuk mempertajam algoritma ketika siswa
mengakses fitur atau informasi pendidikan.

meniru bahkan mengambil alih pekerjaan yang biasa dilakukan oleh manusia. Beberapa perusahaan
teknologi telah menerapkan AI di antaranya Amazon, Facebook, Microsoft, hingga Google. Tetapi
siapa sangka bahwa AI ini juga merambah ke dunia pendidikan. Pasalnya, sekolah-sekolah juga
berkembang begitu juga teknologinya. Salah satunya adalah sebuah kursus akuntansi di Umass
Lowell menggunakan buku teks online melalui software praktik. Pendiri Microsoft, Bill Gates sendiri
merupakan salah satu pendukung penggunaan AI di bidang pendidikan. Gates behkan percaya AI
akan memperbaiki pendidikan dalam banyak hal.

Kecerdasan AI bisa mengidentifikasi konsep seperti apa yang tidak dipahami oleh siswa. Sehingga
nantinya AI bisa melakukan penyesuaian untuk menemukan cara baru dalam membantu
pembelajaran siswa. Blackboard, salah satu alat di bidang pendidikan kini banyak digunakan
perguruan tinggi. Sebuah platform online ini digunakan para profesor untuk merilis catatan,
pekerjaan rumah, kuis, dan tes, dan memungkinkan siswa mengajukan pertanyaan dan tugas untuk
penilaian. Alat ini juga bisa mengidentifikasi alasan di balik ketidak pahaman siswa. Manfaat lain dari
program AI yaitu menulai kedua pilihan ganda dan pertanyaan dengan jawaban singkat. Ke
depannya, AI juga bisa menilai pertanyaan esai. Oleh sebab itu, para guru tidak perlu lagi
menghabiskan waktu mengerjakan tugas menilai setiap jam karena guru dapat lebih berkonsentrasi
pada pengajaran dan interaksi satu lawan satu saja. Siswa juga mendapat hasil nilai langsung melalui
AI. Mereka tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk mendapatkan nilai mereka. Siswa juga
akan menuai keuntungan dari guru yang memiliki waktu tambahan untuk proses belajar dan
mengajar. Penerapan AI, di sisi lain, juga telah merambah sektor pendidikan, mulai dari pendidikan
dasar hingga pendidikan tinggi, bahkan pendidikan profesi. AI diyakini dapat membantu manusia
untuk belajar dengan lebih baik dan mencapai tujuan pendidikan yang diinginkannya. Dengan kata
lain, nilai dan karakter di bidang pendidikan juga dipersoalkan.

Simpulan

Artificial Intellegence merupakan cabang ilmu komputer yang menekankan pengembangan intelijen
mesin, pola berpikir dan bekerja seperti manusia. Misalnya, pengenalan suara, pemecahan masalah,
pembelajaran, dan perencanaan. AI juga bisa diterapkan pada bidang pendidikan yang berdampak
pada nilai dan karakter anak didik yakni baik siswa maupun mahasiswa untuk meningkatkan
ketajaman pola pikir dan pandangan baru lainnya.

PENDIDIKAN DAN TANTANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI ERA


REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Abtrak

Paper bertujuan memaparkan pendidikan dan tantangan pembelajaran berbasis teknologi informasi
di Era Revoulusi Industri 4.0 dan kesiapan indoensia menjawab tantangan pendidikan era revolusi
industri 4.0 dalam membangun system pembelajaran berbasis teknologi informasi. Di Indonesia
kesiapan menghadapi tantangan pendidikan era revolusi industri 4.0 adalah segera meningkatkan
kemampuan dan keterampilan sumberdaya manusia Indonesia melalu pendidikan dengan
melahirkan operator dan analis handal bidang manajemen pendidikan sebagai pendorong kemajuan
pendidikan berbasis teknologi informasi di Indonesia menjawab tantangan Industri 4.0 yang terus
melaju pesat. Kebijakan manajemen pendidikan di Indonesia saat ini mendorong seluruh level
pendidikan, terutama pendidikan tinggi untuk memanfaatkan kemajuan teknologi digital dan
komputasi pendidikan era revolusi industry keempat. Beberapa solusi yang bisa dilakukan antara
lain, kesesuaian kurikulum dan kebijakan dalam pendidikan, kesiapan SDM dalam memanfaatkan
ICT, mengoptimalkan kemampuan peserta didik, dan mengembangkan nilai - nilai (karakter) peserta
didik, serta dan kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran berbasis digital.

Pendidikan dan Tantangan Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi di Era Revolusi Industri 4.0
Pendidikan umum memberikan landasan kuat kepada peserta didik untuk menjadi sumber daya
manusia (SDM) yang tidak hanya berbicara tentang agama, melainkan berfikir, berperasaan,
berkesadaran, bertindak, berperilaku dan beramal sesuai dengan agama yang dianut masing-masing.
Pendidikan umum bertujuan memanusiakan manusia” peserta didik, tidak boleh tidak wajib
melandasi proses pelaksanaannya dengan moral yang bermakna seluasluasnya (Mulyana, 2008).
Pada proses pendidikan umum, moral itu wajib tercermin pada suasana pembelajaran interaksi
edukatif- pengembangan materi pembelajaran, penerapan metode dan strategi sampai dengan
evaluasi yang diterapkan. Pada pelaksanaan pendidikan umum, moral itu menjadi jiwa, suasana,
interaksi edukatif dan tujuannya. Pendidikan umum berupaya secara bermakna dan
berkesinambungan menghasilkan SDM yang bermoral bagi semua konteks kehidupan dalam suasana
dan kondisi apapun (Sumatmadja, 2002). Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini bukan
lagi menjadi kelanjutan untuk revolusi industri ketiga, melainkan menjadi gerbang untuk datangnya
revolusi industri 4.0 atau industri 4.0. Davis (World Economic Forum, 2016) mengartikan industri 4.0
ini sebagaicyberphysical systems yang berarti teknologi bukan lagi menjadi ‘alat’ melainkan
tertanam pada kehidupan masyarakat. Artificial Intelligence, nanotechnology, biotechnology,
autonomus vehicles,dan 3D printing merupakan contoh semakin luasnya perkembangan teknologi
saat ini. Kecepatan, jangkauan/cakupan, dan dampak merupakan tiga alasan dari Schwab (World
Economic Forum, 2016) yang menjelaskan bahwa transformasi teknologi saat ini bukan
perpanjangan dari revolusi industri ketiga, melainkan kedatangan revolusi industri 4.0. Dibandingkan
dengan revolusi industri terdahulu yang berubah secara linier, industri 4.0 berubah secara
eksponensial sehingga dapat mengganti sistem produk, manajemen, bahkan kepemerintahan secara
dalam. Perkembangan teknologi finansial, efesiensi dan produktifias jangka panjang bagi
manufaktur, merupakan beberapa manfaat yang akan timbul dari datangnya revolusi industri 4.0 ini.
Selain manfaat, tentunya juga akan datang beberapa tantangan yang akan dihadapi masyarakat
terkait dengan ini, sebagai contoh adalah disparitas yang timbul pada pasar tenaga kerja akibat dari
perusahaan-perusahaan yang menjadi capital intensive, lebih mengedepankan modal mesin dan
perkembangan teknologi daripada tenaga kerja. Perubahan pada kebiasankebiasan konsumen juga
akan menuntut perusahaan untuk membenahi sistem nya agar sesuai dengan perubahaan
konsumen yang timbul akibat revolusi industri ini

Anda mungkin juga menyukai