Penulis:
SMAN 1 Sukabumi
Sukabumi, Jawa Barat
PENDAHULUAN
ISI
Mayoritas penggunaan media sosial didominasi oleh remaja, yang mana
para remaja itu adalah pelajar. Menurut Kominfo, 30 juta anak-anak dan remaja di
Indonesia memilih menggunakan sarana internet, dan media digital atau sosial
sebagai sarana utama dalam menggunakan saluran komunikasi. Karena itu dapat
disimpulkan bahwa di era 4.0 ini para pelajar mayoritas lebih banyak membuka
media digital dibandingkan membuka buku cetak, maka media digital harus
menjadi sarana interaktif sebagai sebuah pembelajaran. Para pelajar harus
ditanamkan skill yang tak akan bisa digantikan oleh teknologi, untuk menghadapi
perkembangan. Karena itu dibutuhkan solusi yang pasti dan menarik perhatian,
yaitu bisa dengan media sosial seperti instagram, youtube, facebook, whastapp,
telegram, dll.
Banyak sekali video pembelajaran interaktif berupa animasi di youtube
yang akan memudahkan para pelajar untuk mempelajari pelajaran. Terdapat pula
quizziz yang atraktif terdapat soal soal yang akan dijadikan permainan dengan
sistem point yang akan menambahkan semangat. Para pendidik bisa menggunakan
game based learning yaitu model pembelajaran berbasis permainan yang memikat
dan melibatkan siswa, dengan tujuan akhir tertentu, seperti mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan siswa (Asmaka, 2019). Untuk mengajari siswa
dengan cara menyenangkan, konsep pembelajaran ini menggunakan platform
dengan animasi serta video dengan sekumpulan materi, setelah itu diadakan uji
kompetensi dan bonus ketika anak mendapatkan nilai yang baik. Pembelajaran
pun disertai contoh detail serta cerita yang akan membuat siswa paham, dan soal
harus disertai dengan literasi dan nalar agar pemikiran siswa bisa menjadi lebih
kritis. Selain itu, media sosial pun dapat dimanfaatkan untuk mencari informasi
dan menambah pembelajaran. Media sosial sebagai pembelajaran bisa dibuat
dengan contoh yaitu, sebagai platform diskusi dan kerja kelompok dengan
mengamalkan nilai pancasila seperti bergotong royong.
Bisa menggunakan website yang nantinya akan dibagikan di medsos,
kontennya harus memberikan effect suatu yang berbeda dan terkesan nyentrik
karena kebanyakan anak muda di zaman digital ini lebih mencari sensasi. Harus
dimunculkan website yang berisi tentang semua pelajaran dimana semua anak
dapat mengaksesnya dengan mudah. Pemerintah juga harus menerapkan
pendidikan IT sejak dini, dikarenakan pendidikan IT sangatlah diperlukan karena
di era ini dari tahun ke tahun semua bidang akan dicampur tangan oleh teknologi.
Karena itulah dasar dari IT itu sendiri sangatlah diperlukan. Pendidikan juga harus
berbasis kasus, analisis, projek, dan masalah sehingga bisa menyelesaikan
masalah dan berpikir mandiri, kritis, dan analitis agar bisa berpikir secara cepat
dan menghadapi masalah yang ada, juga harus diberikan nilai pancasila nya
seperti beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia,
berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Tidak hanya masalah akademis atau nonakademis saja tetapi juga tentang masalah
kehidupan sehari hari, dengan lebih diperhatikan pengimplementasiannya. Semua
siswa sejak dini harus diberikan pelajaran nyata yaitu diberikan sebuah
pengalaman yang akan membantu di kehidupan nyata, seperti berwirausaha,
public speaking, IT, dll. Terutama dalam memiliki kebebasan dalam memilih apa
yang dimininatinya dalam pembelajaran sehingga siswa dapat menunjukan
ketertarikan eksternal dan internal sehingga siswa merasa tidak bersemangat
dalam pembelajaran. Mengembangkan potensi peserta didik sesuai keahlian
masing masing.
PENUTUP
Pengimplementasian pendidikan yang tepat terhadap siswa dapat membuat
siswa semakin maju, karena otomatis ketika penerus bangsa memiliki pemikiran
yang luas maka suatu negara dapat maju. Tidak hanya fokus ke dalam akademik
saja melainkan juga nonakademik, dan yang paling penting adalah
mengimplementasikan dalam wujud nyata. Karakter dalam pendidikan juga
amatlah sangat penting. Suatu negara pasti harus memiliki adab dan pondasi
bermasyarakat, dan itu sesuai dengan nilai nilai moral yang harus kita tanamkan.
Tantangan dan gempuran di era 4.0 yang didominasi oleh suatu teknologi
yang terus berkembang sehingga perlahan lahan akan digantikan oleh teknologi,
terutama oleh AI (Artifical Intelligence). Oleh karena itu, pemikiran manusia tidak
boleh kalah dengan teknologi yang ada, kita harus bisa mengikuti arus karena
tetap manusia lah yang akan memegang kendali.
“Technology is just a tool. In terms of getting the kids working together and
motivating them, the teacher is the most important,”
[Bill Gates]
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuar, S., & Reflianto, R. (2019). Pendidikan dan tantangan pembelajaran berbasis
teknologi informasi di era revolusi industri 4.0. E-Tech: Jurnal Ilmiah
Teknologi Pendidikan, 6(2).
Rahman, J., & Kom, S. (2017). Pengaruh Media Sosial Bagi Proses Belajar Siswa. Jurnal
Kemenag Kalimantan Selatan, 3(4), 1-18.
Aprilia, R., Sriati, A., & Hendrawati, S. (2020). Tingkat kecanduan media sosial pada
remaja. Journal of Nursing Care, 3(1).