Anda di halaman 1dari 3

MERDEKA BELAJAR: Konsep dan Implementasi Literasi Masa Kini

Oleh: Vinsca Sabrina Claudia, S.Pd.

Revolusi Industri 4.0 membawa perubahan pada era digital aktivitas manusia
terhadap berbagai bidang antara lain: bidang politik, ekonomi, sosial, budaya,
maupun pendidikan. Perubahan tersebut mempengaruhi pola pikir dan hidup manusia
sehingga memudahkan aktivitas yang dijalankannya. Terdapat faktor pendorong yang
mempengaruhi era digitalisasi semakin cepat yaitu teknologi media digitalisasi,
komputerisasi, analisis big data dan analisys intelegence (AI). Beragam faktor
tersebut memberikan efisien terhadap penyampaian produktivitas dan layanan pada
dunia tenaga kerja khususnya dunia pendidikan. Adanya teknologi digital
memudahkan elemen pendidikan yaitu pendidik maupun peserta didik dari tingkat
pendidikan dasar sampai perguruan tinggi melakukan proses pembelajaran semakin
maju dan canggih. Hakikat dari perkembangan teknologi digital yaitu menciptakan
pengetahuan agar bisa melampaui akses informasi ilmu dan pengetahuan tanpa batas.
Maka, peran pendidik di era industri 4.0 sebagai pembimbing berkelanjutan,
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, dan teamwork untuk peserta
didik serta melakukan proses penilaian dengan tidak menitikberatkan pada nilai
namun proses pembelajaran yang dilakukan. Pendidik perlu mendidik peserta didik
sesuai dengan karakteristik dan latar belakang yang dimilikinya. Peserta didik dikenal
dengan sebutan“digital native” atau generasi millennial dengan ciri-ciri yaitu akses
serampangan maupun instan, jaringan luas, aktif, bahagia dan multitask. Oleh karena
itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yaitu Nadiem Makarim
memberikan gagasan untuk menghadapi perkembangan era 4.0 dalam mendidik
peserta didik masa kini yaitu sistem pendidikan “Merdeka Belajar”.
Era digital memberikan konsep tentang “Merdeka Belajar” merupakan suatu
proses peningkatan dan pengembangan keahlian untuk mempermudah proses
pembelajaran dengan teknologi terbaru sehingga terbentuk kolaborasi antara pendidik
dan peserta didik. Implementasinya dapat memberikan kebebasan dalam proses
pembelajaran yang tidak terbataskan oleh ruang dan waktu. Maraknya gawai pada
masyarakat, di dalamnya terdapat beragam aplikasi media sosial yang memberikan
wadah paling potensial untuk berinteraksi dan berkembang. Begitu pula dengan
budaya literasi pendidikan, banyak sekali media yang menyediakan untuk
peningkatan literasi kepada peserta didik. Beberapa aplikasi menyediakan fitur yang
sangat menarik dan inspiratif antara lain media Instagram, Youtube, Facebook,
Wattpad, dan lain-lain. Sebut saja salah satu yang bisa digunakan dalam berliterasi
yaitu Wattpad. Media tersebut bisa memberikan wadah untuk membaca atau
mengirimkan karya tulisan berbentuk karya fiksi maupun nonfiksi. Pengguna wattpad
dapat berpindah posisi berdasarkan keinginannya yaitu menjadi pembaca atau bisa
menjadi penulis. Dua posisi tersebut akan bertemu dan saling memberikan apresiasi
karya antara satu karya dengan karya lainnya. Sehingga bagi peserta didik memiliki
keinginan sebagai pembaca akan mendapatkan bacaan-bacaan gratis dan berbayar
sedangkan sebagai penulis dimudahkan dalam tulisannya untuk dibaca dan diapresiasi
oleh orang lain serta mendapatkan earning melalui wattpad paidstories. Selain itu,
konten wattpad menyajikan tempat untuk menulis hasil karya bentuk artikel, cerita
pendek, novel, puisi, atau sejenisnya.
Hal seperti ini akan mempermudah peserta didik mempraktikkan cara literasi
paling nyaman sehingga kemampuan yang dimiliki terus terasah. Pendidik
memberikan media ajar dengan menyesuaikan peserta didik untuk memudahkan
dalam pemahaman materi dan memecahkan jawaban sesuai dengan kemampuannya.
Selanjutnya berbasis karya, peserta didik diajak menerapkan keterampilan yang sudah
dipelajari dalam berbagai situasi yang disediakan oleh fitur aplikasi tersebut. Jadi
pengalamannya akan terasa hingga mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
pada lingkungan sekitarnya. Jika konsep merdeka belajar dan implementasi dalam
dunia literasi dapat terealisasi dengan baik maka akan tercipta smart education, smart
learning, smart assessment, smart classroom, smart content dan akan menciptakan
smart city. Harapannya dengan merealisasikan program tersebut, dapat
mengembangkan karakter peserta didik menjadi manusia unggul dan cerdas, adaptif
terhadap teknologi serta bertanggung jawab dan berperilaku mulia dalam
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi di era masa kini.

Anda mungkin juga menyukai