Anda di halaman 1dari 3

Tantangan Pendidikan Era 4.

Oleh : Adi Prasetyo

Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi digital
yang berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi industri 4.0
mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Teknologi internet yang
semakin masif tidak hanya menghubungkan jutaan manusia di seluruh dunia tetapi juga
telah menjadi basis bagi transaksi perdagangan dan transportasi secara online.

Di perkirakan Revolusi industri 4.0 dalam lima tahun mendatang akan menghapus
35% jenis pekerjaan. Mungkin ,10 tahun yang akan datang jenis pekerjaan yang akan
hilang bertambah menjadi 75%. Hal ini disebabkan pekerjaan yang diperankan oleh
manusia akan digantikan dengan teknologi

Hadirnya Revolusi Industri 4.0 yang bertumpu pada cyber-physical system telah


mengubah perikehidupan kita. Artificial intelligence, internet of things, 3D printing, robot,
dan mesin-mesin cerdas secara besar-besaran menggantikan tenaga kerja manusia
Menghadapi kondisi seperti itu , dunia pendidikan sudah melakukan deregulasi
sebelum wacana ini digulirkan. Sistem pendidikan harus mampu menyesuaikan dengan
kondisi ini. Salah satu persiapan menghadapi Revolusi Industri 4.0 adalah dengan
merancang ulang kurikulum .

Setiap pembelajaran kurikulum 2013 , menggunakan pendekatan saintifik untuk


meningkatkan kreativitas peserta didik. Yang di kenal dengan 6M ( Mengamati ,
Menanya , Mencoba , Menalar , Mencipta , Menkomunikasikan )

Pendidikan pada era 4.0 harus menjadi pendidikan yang bercirikan pemanfaatan


teknologi digital dalam proses pembelajaran (cyber system). Sistem ini mampu membuat
proses pembelajaran dapat berlangsung secara kontinu tanpa batas ruang dan waktu.
Guru memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam mendidik siswa untuk
menghadapi Revolusi Industri 4.0. Guru harus mampu menguasai dan memanfaatkan
teknologi digital dalam pembelajaran.

Revolusi industri 4.0 ditandai oleh hadirnya empat hal, yaitu komputer super,
kecerdasan buatan (artificial intelligency), sistem siber (cyber system), dan kolaborasi
manufaktur . Agar keluaran pendidikan mampu menghadapi revolusi industri 4.0 , guru
harus mengembangkan kompetensi yang di butuhkan era 4.0

Kompetensi yang dibutuhkan dalam era Pendidikan 4.0 adalah: Pertama,


keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah . Kompetensi ini sangat penting
dimiliki peserta didik dalam pembelajaran abad 21. Guru harus mampu meramu
pembelajaran sehingga dapat mengeksplor kompetensi ini dari diri peserta didik.
Kedua, keterampilan komunikasi dan kolaboratif Sebagai satu kompetensi yang sangat
dibutuhkan dalam abad 21, keterampilan ini harus mampu dikonstruksi dalam
pembelajaran. Model pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi harus
diterapkan guru guna mengkonstruksi kompetensi komunikasi dan kolaborasi.
Ketiga, keterampilan berpikir kreatif dan inovasi . Revolusi industri 4.0 mengharuskan
peserta didik untuk selalu berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif. Tindakan ini perlu
dilakukan agar peserta didik mampu bersaing dan menciptakan lapangan kerja berbasis
industri 4.0. Kondisi ini diperlukan mengingat sudah banak korban revolusi industri 4.0.
Keempat, literasi teknologi informasi dan komunikasi . Literasi TIK menjadi kewajiban
bagi guru . Literasi TIK harus dilakukan agar tidak tertinggal dengan peserta didik.
Literasi TIK merupakan dasar yang harus dikuasai guru agar mampu menghasilkan
peserta didik yang siap bersaing dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
Kelima, Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang sangat sesuai
diterapkan guru . Jika guru sudah menguasai literasi TIK, maka pembelajaran
kontekstual era pendidikan 4.0 lebih mudah dilakukan. Kondisi saat ini , TIK merupakan
salah satu konsep kontekstual yang harus dikenalkan oleh guru. Materi pembelajaran ,
banyak kontekstualnya yang berbasis TIK , sehingga guru sangat tidak siap jika tidak
memiliki literasi TIK. Materi sulit yang bersifat abstrak , mampu disajikan menjadi lebih
riil dan kontekstual menggunakan TIK.
Keenam, literasi informasi dan media . Banyak media infromasi bersifat sosial yang
digandrungi peserta didik. Media sosial seolah menjadi media komunikasi yang ampuh
digunakan peserta didik dan guru. Media sosial menjadi salah satu media pembelajaran
yang dapat dimanfaatkan guru . Kehadiran kelas digital bersifat media sosial dapat
dimanfaatkan guru, agar pembelajaran berlangsung tanpa batas ruang dan waktu.

Apabila kompentensi tersebut di implementasikan dalam proses pembelajaran ,


maka tidak akan timbul korban akibat revolusi industri 4.0

Drs Adi Prasetyo S.H. , M.Pd adalah wakil ketua pengurus provinsi PGRI Jawa Tengah.

Biodata Penulis
Nama : Drs Adi Prasetyo S.H. , M.Pd
Jabatan : wakil ketua pengurus provinsi PGRI Jawa Tengah
Alamat : Ngesrep Barat III/5
No. HP : 0811270309

Anda mungkin juga menyukai