Anda di halaman 1dari 12

ISU-ISU PENDIDIKAN KONTEMPORER DALAM DUNIA INDUSTRI 4.

0
Makalah
Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Isu-Isu Kontemporer Pendidikan
Dosen Pengampu : Rosidi, M.SI

Disusun Oleh :
1. Samsul Bahri (1603026036)
2. Muhammad Dhaqo’ichil Ulum (1703026110)
3. Nurul Lailiyatul Mukaromah (1803026007)

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0, atau revolusi
industri dunia ke empat dimana teknologi telah menjadi basis dalam
kehidupan manusia. Segala hal menjadi tanpa batas dan tidak terbatas akibat
perkembangan internet dan teknologi digital. Era ini telah mempengaruhi
banyak aspek kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, seni,
dan bahkan sampai ke dunia pendidikan.
Revolusi industri di era 4.0 abad 21 perlu dihadapi dengan sikap yang
bijak, karena tantangan yang ada semakin ketat. Abad 21 dan revolusi industri
era 4.0 adalah pasangan teknologi informasi dan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang menaati generasi milenial. Dalam dunia pendidikan era revolusi
4.0 tidak hanya sekedar mengubah cara mengajar, tetapi jauh yang lebih
essensial, yakni perbahan cara pandang terhadap konsep pendidikan itu
sendiri. Dalam konteks pembelajaran abad 21, pembelajaran menerapkan
kreativitas, berpikir kritis, kerjasama, ketrampilan komunikasi,
kemasyarakatan dan ketrampilan ketrampilan tetap harus dipertahankan bahwa
sebagai lembaga pendidikan peserta didik tetap memerlukan kemampuan
teknik ?
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari industri 4.0 ?
2. Bagaimana isu-isu pendidikan dalam dunia 4.0 ?
3. Bagaimana cara menghadapi pendidikan kontemporer dalam dunia industri
4.0 ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari industri 4.0
2. Untuk me ngetahui bagaimana pendidikan dalam dunia 4.0
3. Untuk mengetahui bagaimana cara menghadapi pendidikan dalam dunia
4.0.

2 | isu-isu kontemporer
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Revolusi Industri 4.0


Istilah industri 4.0 lahir dari ide revolusi industri ke empat. Bahwa revolusi industri
terjadi rempat kali. Revolusi industri pertama terjadi di Inggris pada tahun 1784
dimana penemuan mesin uap dan mekanisasi mulai menggantikan pekerjaan manusia.
Revolusi yang kedua terjadi pada akhir abad ke-19 dimana mesin-mesin produksi
yang ditenagai oleh listrik digunakan untuk kegiatan produksi secara massal.
Penggunaan teknologi komputer untuk otomasi manufaktur mulai tahun 1970,
menjadi tanda revolusi industri ketiga. Saat ini, perkembangan yang sangat pesat dari
teknologi sensor, interkoneksi, dan analisis data memunculkan gagasan untuk
mengintegrasikan seluruh teknologi tersebut kedalam berbagai bidang industri.
gagasan inilah yang akan diprediksi akan menjadi revolusi industri berikutnya. Angka
empat pada istilah indstri 4.0 merujuk pada revolusi yang ke empat.
Revolusi industri 4.0 dibangun diatas revolusi industri 3.0 atau ketiga yang
disebut juga revolusi digital, yang ditandai oleh proliferasi komputer dan otomatisasi
pencatatan disemua bidang.1
Revolusi industri 4.0 merupakan transformasi komprehensif dari seluruh aspek
produksi melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri
konvensional. Industri 4.0 berawal sejak adanya sebuah proyek yang diperkasai oleh
pemerintah Jerman, untuk mempromosikan komputerisasi manufaktur. Jerman
merupakan sebuah negara yang pertama kali membuat roadmap (grand design)
tentang implementasi komputer digital. Era revolusi 4.0 disebut dengan sebagai era
revolusi digital dan disrupsi (inovasi).
Ciri-ciri era disrupsi dapat dijelaskan melalui (VUCA) yaitu perubahan masif,
cepat, dengan pola sulit ditebak. Pada era revolusi 4.0 ini teknologi dan informasi
1
Hoedi Prasetyo, Wahyudi Sutopo “Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah Perkembangan Riset”,
Jurnal Teknik Industri, vol, 13. 1, Januari 2018, hlm. 17-18.

3 | isu-isu kontemporer
telah menjadi basis atau dasar dalam kehidupan manusia termasuk dalam bidang-
bidang pendidikan di Indonesia, bahkan di dunia saat ini tengah masuk pada era
revolusi sosial 5.0 pada era 4.0 beberapa hal terjadi menjadi tanpa batas melalui
teknologi komputasi dan data yang tidak terbatas yang disebabkan karena dipengaruhi
perkembangan internet dan teknologi digital yang masif sebagai tulang punggung
pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin. Era ini juga akan mendistrupsi
berbagai aktivitas manusia, termasuk di dalamnya bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) serta pendidikan tinggi.2
B. Isu-isu pendidikan dalam dunia industri 4.0
Dalam dunia saat ini pemerintah tengah melaksanakan langkah-langkah
strategis yang ditetapkan berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0. upaya ini
dilakukan untuk mempercepat terwujudnya visi nasional yang telah ditetapkan untuk
memanfaatkan peluang di era revolusi industri keempat. Salah satu visi penyusunan
making Indonesia 4.0 adalah menjadikan Indonesia masuk dalam 10 besar negara
yang memiliki perekonomian terkuat didunia pada tahun 2030. Peningkatan SDM
merupakan salah satu bagian dari 10 prioritas dalam melaksankan program making
Indonesia 4.0. SDM merupakan hal yang penting untuk mencapai kesuksesan
pelaksanaan program making Indonesia 4.0. indonesia berencana untuk merompak
kurikulum pendidikan dengan lebih menekankan pada STEAM (sience, tecnology,
engineering, the arts, dan mathematics), menyelaraskan kurikulum pendidikan
nasional dengan kebutuhan industri di masa mendatang. Indonesia akan bekerja sama
dengan pelaku industri dan pemerintah asing untuk meningkatkan kualitas sekolah
kejuruan, sekaligus memperbaiki program mobilitas tenaga kerja global untuk
memanfaatkan ketersediaan SDM dalam mempercepat transfer kemampuan.
Di era disrupsi seperti saat ini, dunia pendidikan dituntut mampu membekali
para peserta didik dengan ketrampilan abad 21. Keterampilan ini adalah ketrampilan
peserta didik yang mampu untuk bisa befikir kritis dan memecahkan masalah, kreatif
dan inovatif serta ketrampilan komunikasi dan kolaborasi. Selain itu keterampilan
mencari, mengelola dan menyampaikan informasi serta trampil menggunakan
informasi dan teknologi. Beberapa kemampuan yang harus dimiliki di abad 21 ini
meliputi: leadership, digital literacy, communication, emotional intelligence,
entrepreneurship, global citizenship, problem solving, team working.adapun tiga isu
Eko Risdianto, Analisis Pendidikan Indonesia Di Era Revolusi Industri 4.0, ,” Journal of Education for
2

Teaching (2019), hlm. 2

4 | isu-isu kontemporer
pendidikan di Indonesia saat ini adalah pendidikan karakter, pendidikan vokasi, dan
inovasi.3
Saat ini dunia telah memasuki era revolusi industri generasi 4.0 yang ditandai
dengan meningkatnya konektivitas, interaksi serta perkembangan sistem digital,
kecerdasan artifisial, dan virtual. Dengan semakin konvergennya batas antara
manusia, mesin dan sumber daya lainnya, teknologi informasi dan komunikasi tentu
berimbas pula pada berbagai sektor kehidupan. Salah satunya yakni berdampak
terhadap sistem pendidikan di Indonesia.
Perubahan era ini tidak dapat dihindari oleh siapapun sehingga dibutuhkan
penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang memadai agar siap menyesuaikan dan
mampu bersaing dalam skala global. Peningkatan kualitas SDM melalui jalur
pendidikan mulai dari pendidikan dasar dan menengah hingga ke perguruan tinggi
adalah kunci untuk mampu mengikuti perkembangan Revolusi Industri 4.0.4
Keberhasilan suatu Negara dalam menghadapi revolusi industri 4.0, turut
ditentukan oleh kualitas dari pendidik seperti guru. Para guru dituntut menguasai
keahlian, kemampuan beradaptasi dengan teknologi baru dan tantangan global. Dalam
situasi ini, setiap lembaga pendidikan harus mempersiapkan oritentasi dan literasi
baru dalam bidang pendidikan. Literasi lama yang mengandalkan baca, tulis dan
matematika harus diperkuat dengan mempersiapkan literasi baru yaitu literasi data,
teknologi dan sumber daya manusia. Literasi data adalah kemampuan untuk
membaca, analisa dan menggunakan informasi dari data dalam dunia digital.
Kemudian, literasi teknologi adalah kemampuan untuk memahami sistem mekanika
dan teknologi dalam dunia kerja. Sedangkan literasi sumber daya manusia yakni
kemampuan berinteraksi dengan baik, tidak kaku, dan berkarakter. Untuk
menghadapi era revolusi industry 4.0, diperlukan pendidikan yang dapat membentuk
generasi kreatif, inovatif, serta kompetitif. Hal tersebut dapat dicapai salah satunya
dengan cara mengoptimalisasi penggunaan teknologi sebagai alat bantu pendidikan
yang diharapkan mampu menghasilkan output yang dapat mengikuti atau mengubah
zaman menjadi lebih baik. Tanpa terkecuali, Indonesia pun perlu meningkatkan
kualitas lulusan sesuai dunia kerja dan tuntutan teknologi digital.5

3
Eko Risdianto, Analisis....., hlm. 3
4
Joseph E Aoun, “Robot-Proof: Higher Education in the Age of Artificial Intelligence,” Journal of
Education for Teaching (2018), hlm. 40.
5
Brian Sudlow, “Review of Joseph E. Aoun (2017). Robot Proof: Higher Education in the Age of
Artificial Intelligence,” Postdigital Science and Education (2018), hlm. 35-36.

5 | isu-isu kontemporer
sebagaimana dikutip oleh Aziz Hussin, ada lima tren atau kecenderungan
terkait dengan pendidikan 4.0, yakni sebagai berikut :
pertama, Belajar pada waktu dan tempat yang berbeda. Siswa akan memiliki
lebih banyak kesempatan untuk belajar pada waktu dan tempat yang berbeda. E-
learning memfasilitasi kesempatan untuk pembelajaran jarak jauh dan mandiri.
Kedua, Pembelajaran individual. Siswa akan belajar dengan peralatan belajar
yang adaptif dengan kemampuannya. Ini menunjukkan bahwa siswa pada level yang
lebih tinggi ditantang dengan tugas dan pertanyaan yang lebih sulit ketika setelah
melewati derajat kompetensi tertentu.
Ketiga, Siswa memiliki pilihan dalam menentukan bagaimana mereka belajar.
Meskipun setiap mata pelajaran yang diajarkan bertujuan untuk tujuan yang sama,
cara menuju tujuan itu dapat bervariasi bagi setiap siswa.
Keempat, Pengalaman lapangan. Kemajuan teknologi memungkinkan
pembelajaran domain tertentu secara efektif, sehingga memberi lebih banyak ruang
untuk memperoleh keterampilan yang melibatkan pengetahuan siswa dan interaksi
tatap muka. Dengan demikian, pengalaman lapangan akan diperdalam melalui kursus
atau latihan-latihan.
Kelima, Mentoring, Pendampingan atau pemberian bimbingan kepada peserta
didik menjadi sangat penting untuk membangun kemandiran belajar siswa.
Pendampingan menjadi dasar bagi keberhasilan siswa, sehingga menuntut guru untuk
menjadi fasilitator yang akan membimbing siswa menjalani proses belajar mereka.6
Enam, interpretasi data. Perkembangan teknologi komputer pada akhirnya
mengambil alih tugas-tugas analisis yang dilakukan secara manual (matematik), dan
segera menangani setiap analisis statistik, mendeskripsikan dan menganalisis data
serta memprediksi tren masa depan. Oleh karena itu, interpretasi siswa terhadap data
ini akan menjadi bagian yang jauh lebih penting dari kurikulum masa depan. Siswa
dituntut memiliki kecakapan untuk menerapkan pengetahuan teoretis ke angkaangka,
dan menggunakan keterampilan mereka untuk membuat kesimpulan berdasarkan
logika dan tren data.
Tujuh, penilaian beragam. Mengukur kemampuan siswa melalui teknik
penilaian konvensional seperti tanya jawab akan menjadi tidak relevan lagi atau tidak
cukup. Penilaian harus berubah, pengetahuan faktual siswa dapat dinilai selama

6
Anealka Aziz Hussin, “Education 4.0 Made Simple: Ideas For Teaching,” International Journal of
Education and Literacy Studies (2018), hlm. 60.

6 | isu-isu kontemporer
proses pembelajaran, dan penerapan pengetahuan dapat diuji saat siswa mengerjakan
proyek mereka di lapangan.
Delapan, keterlibatan siswa. Keterlibatan siswa dalam menentukan materi
pembelajaran atau kurikulum menjadi sangat penting. Pendapat siswa
dipertimbangkan dalam mendesain dan memperbarui kurikulum. Masukan mereka
membantu perancang kurikulum menghasilkan kurikulum kontemporer, mutakhir dan
bernilai guna tinggi.
Terakhir, mentoring. Pendampingan atau pemberian bimbingan kepada peserta
didik menjadi sangat penting untuk membangun kemandiran belajar siswa.
Pendampingan menjadi dasar bagi keberhasilan siswa, sehingga menuntut guru untuk
menjadi fasilitator yang akan membimbing siswa menjalani proses belajar mereka.
Sembilan pergeseran tren pendidikan 4.0 di atas menjadi tanggung jawab
utama guru kepada peserta didik. Pendidik harus memainkan peran untuk mendukung
transisi dan tidak menganggapnya sebagai ancaman bagi pengajaran konvensional. Ini
merupakan tantangan yang menggairahkan, merangsang untuk bertindak, dan masif.
Adaptasi terhadap tren pendidikan ini memberi garansi bagi individu dan masyarakat
untuk mengembangkan serangkaian kompetensi, keterampilan, dan pengetahuan yang
lebih lengkap dan mengeluarkan seluruh potensi kreatif mereka.7
C. Cara menghadapi pendidikan dalam dunia industri 4.0
Di dalam menghadapi Era Revolusi industri 4.0 di bidang pendidikan,
motivasi saja tidak cukup dalam mewujudkan cita-cita making indonesia 4.0, harus
ada wujud konkret dan usaha yang keras untuk pemerintah indonesia dan kita semua
dalam menyongsong digitalisasi. Tantangan pasti akan dihadapi dalam setiap transisi
inovasi dan teknologi. Kita harus berani dan siap jika tidak maka kita akan tenggelam
oleh era disrupsi ini.8
Menurut Mendikbud Muhajir Effendy, bidang pendidikan perlu merevisi
kurikulum dengan menambahkan lima kompetensi peserta didik dalam memasuki era
revolusi 4.0 ini yaitu :
1. Memiliki kemampuan berpikir kritis
2. Memiliki kreatifitas dan kemampuan yang inovatif
3. Memiliki kemampuan dan keterampilan berkomunikasi
7
Joseph E Aoun, “Robot-Proof: Higher Education in the Age of Artificial Intelligence,” Journal of Education for
Teaching (2018), hlm. 42.
8
https://masoemuniversity.ac.id/berita/pendidikan-di-era-revolusi-industri-40.php di akses pada selasa,
23 Maret 2021 pukul 18.43 WIB.

7 | isu-isu kontemporer
4. Bisa bekerja sama dan berkolaborasi
5. Memiliki kepercayaan diri
Selain itu agar lulusan pendidikan nantinya bisa kompetitif maka kurikulum
memerlukan orientasi baru tidak hanya cukup memahami literasi lama (membaca,
menulis, matematika) tetapi perlu memahami literasi era revolusi industri 4.0 yaitu
literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia.9
Dalam dunia pendidikan, kita sebagai calon guru ada beberapa hal yang perlu
dihadapi dalam era industri 4.0, antara lain :
1. Bersahabat dengan teknologi
Dunia selalu berubah dan brerkembang ke level yang lebih tinggi, salah satu
perubahannya ditandai oleh kemajuan teknologi. Setiap orang tidak akan mampu
melawan kemajuan teknologi, guru wajib memiliki kemauan untuk belajar terus-
menerus. Perubahan dunia oleh kemajuan teknologi tidak perlu dijadikan sebagai
ancaman, namun dihadapi dengan positif, belajar, dan beradaptasi, serta mau
berbagi dengan teman sejawat tentang kesuksesan dan kegagalan.
2. Kerjasama (Kolaborasi)
Hasil yang maksimum akan sulit dicapai bila dikerjakan secara individu tanpa
kerja sama atau berkolaborasi dengan orang lain. Karena itu guru harus memiliki
kemauan yang kuat untuk berkolaborasi dan belajar dengan atau dari yang lain.
Sikap ini sangat diperlukan sekarang dan dimasa yang akan datang.
Melakukannya pun tidak terlalu sulit, karena dunia sudah saling terhubung,
sehingga tidak ada alasan untuk tidak berkolaborasi dengan yang lain.
3. Kreatif dan Mengambil Resiko
Kreativitas merupakan salah satu skill yang diperlukan, kreativitas akan
menghasilkan sebuah struktur, pendekatan atau metode untuk menyelesaikan
masalah dan menjawab kebutuhan. Guru perlu memodelkan kreativitas ini dan
berupaya lebih cerdas bagaimana kreativitas ini diintegrasikan ke dalam tugas-
tugas kesehariannya. Sebagai seorang pendidik, tidak perlu terlalu takut salah,
namun selalu siap untuk menghadapi resiko yang muncul. Kesalahan adalah
langkah awal dalam belajar, dan tidak perlu menjadi faktor penghambat untuk
terus maju, kesalahan adalah untuk diperbbaiki.
4. Memiliki Selera Humor yang Baik

9
https://disdikkbb.org/news/revolusi-industri-4-0-apakah-itu-dan-pengaruhnya-terhadap-dunia-
pendidikan/ di akses pada selasa, 23 Maret 2021 pukul 18.40 WIB.

8 | isu-isu kontemporer
Guru yang humoris biasanya guru yang paling sering diingat oleh murid. Tertawa
dan humor dapat menjadi skill penting untuk membantu dalam membangun
hubungan dan relaksasi dalam kehidupan. Ini akan mengurangi stress dan rasa
frustasi.
5. Mengajar Secara Utuh (Holistik)
Dalam berbagai teori belajar dan pembelajaran kita mengenal pembelajaran
individual dan kelompok. Dan, akhir-akhir ini gaya belajar dan pembelajaran yang
bersifat individu, semakin meningkat. Karena itu, guru zaman sekarang perlu
mengenali siswa secara individu, termasuk keluarganya dan cara mereka belajar
(mengenalnya secara utuh, termasuk kendala-kendala yang dialaminya baik secara
pribadi maupun di dalam keluarganya).10
Strategi pembelajaran berpengarauh terhadap pola pikir dan apa yang akan
dihasilkan siswa kelak nanti. Pemilihan strategi pembelajaran mempunyai peranan
penting dalam menyiapkan siswa menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. Adapun
lima strategi yang bisa digunakan guru dalam pembelajaran (Guru Produktif,
2019), yaitu:
1. Membantu siswa dalam belajar
Proses pembelajaran yang terjadi adalah teacher center.
4. Adanya kesempatan untuk berkembang dan berprestasi
Ukuran keberhasilan siswa biasa hanya dipandang dari angka
yang diperoleh. Peringkat di kelas menandakan prestasi yang
didapatkan siswa. Tanpa disadari, manusia diciptakan Tuhan
memiliki kecerdasan yang berbeda.
5. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kelanjutan
dan revitalisasi dari pendidikan karakter dari tahun 2010. PPK dinilai
penting dikembangkan di dalam dunia pendidikan. Hal ini
dikarenakan, bahwa PPK memiliki peranan penting seperti ancaman
keutuhan dan masa depan bangsa, menghadapi tantangan global, dan
membentuk etika pada siswa.
6. Melek teknologi

10
Sundermann Nias, “Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0”, Jurnal Sunderman, (2019), hlm. 36.

9 | isu-isu kontemporer
Era Revolusi Industri 4.0 menuntut sebagian besar orang
memahami akan arti pentingnya teknologi. Teknologi yang ada
memberikan banyak pengaruh yang baik dalam kehidupan
7. Menjadi guru efektif
Guru efektif adalah guru yang selalu berpikir bagaimana cara
menjadi lebih baik. Guru efektif bukan hanya mengetahui pelajaran,
namun bagaimana guru mampu menyampaikan kepada siswa dengan
baik.11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keberhasilan suatu Negara dalam menghadapi revolusi industri 4.0,
turut ditentukan oleh kualitas dari pendidik seperti guru. Para guru dituntut
menguasai keahlian, kemampuan beradaptasi dengan teknologi baru dan

Astuti, Waluyo, Asikin ,Strategi Pembelajaran dalam Menghadapi Tantangan Era Revolusi Industri 4.0,
11

SEMINAR NASIONAL PASCASARJANA 2019, hlm. 471-472

10 | isu-isu kontemporer
tantangan global. Dalam situasi ini, setiap lembaga pendidikan harus
mempersiapkan oritentasi dan literasi baru dalam bidang pendidikan.
Revolusi industri 4.0 merupakan transformasi komprehensif dari
seluruh aspek produksi melalui penggabungan teknologi digital dan internet
dengan industri konvensional. Industri 4.0 berawal sejak adanya sebuah
proyek yang diperkasai oleh pemerintah Jerman, untuk mempromosikan
komputerisasi manufaktur. Jerman merupakan sebuah negara yang pertama
kali membuat roadmap (grand design) tentang implementasi komputer digital.
Era revolusi 4.0 disebut dengan sebagai era revolusi digital dan disrupsi
(inovasi).
Era revolusi industri 4.0 telah mengubah cara berfikir tentang
penisikan, perubahan yang dibuat bukan hanya cara mengajar, tetapi jauh lebih
penting adalah perubahan dalam prespektif konsep pendidikan itu sendiri.
Oleh karena itu, pengembangan kurikulum saat ini dan masa depan harus
melengkapi kemampuan siswa dalam dimensi pedagigik, keterampilan hidup
bersama, kolaborasi dan berfikir kritis dan kreatif.
Diperlukan strategi pembelajaran yang menarik sehingga guru
memiliki peranan sebagaimana mestinya. Adapun enam strategi pembelajaran
yang dapat diterapka di Era Revolusi Industri 4.0, yaitu (1) membantu siswa
dalam belajar, (2) memberikan kesempatan siswa untuk berkembang dan
berprestasi, (3) Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), (4) melek teknologi,
dan (5) menjadi guru efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Aoun, Joseph E. 2018. “Robot-Proof: Higher Education in the Age of Artificial


Intelligence,” Journal of Education for Teaching.
https://masoemuniversity.ac.id/berita/pendidikan-di-era-revolusi-industri-40.php
di akses pada Jum’at, 25 Maret 2021 pukul 14.30 WIB.

11 | isu-isu kontemporer
https://disdikkbb.org/news/revolusi-industri-4-0-apakah-itu-dan-pengaruhnya-
terhadap-dunia-pendidikan/ di akses pada Jum’at, 25 Maret 2021 pukul 14.00
WIB.
Hussin, Anealka Aziz. 2018. “Education 4.0 Made Simple: Ideas For Teaching,”
International Journal of Education and Literacy Studies.
Nias, Sundermann. “Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0”. Jurnal Sunderman,
Astuti, dkk. 2019. Strategi Pembelajaran dalam Menghadapi Tantangan Era
Revolusi Industri 4.0, SEMINAR NASIONAL PASCASARJANA.
Prasetyo, Hoedi. Dkk. 2018. “Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah
Perkembangan Riset”, Jurnal Teknik Industri, vol, 13. 1, Januari 2018,
Risdianto,Eko.2019. “Analisis Pendidikan Indonesia Di Era Revolusi Industri
4.0” Journal of Education for Teaching.
Sudlow,Brian. 2018.“Review of Joseph E. Aoun (2017). Robot Proof: Higher
Education in the Age of Artificial Intelligence,” Postdigital Science and Education

12 | isu-isu kontemporer

Anda mungkin juga menyukai