Anda di halaman 1dari 25

MULTIMEDIA INTERAKTIF

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran

Dosen Pengampu :
Dr. Heri Yudiono, S.Pd., MT.

Disusun Oleh :
Nama : Resha Oktavian Risanto
NIM : 5201419035
Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB 1.......................................................................................................................3

PENDAHULUAN....................................................................................................3

1.1 Latar Belakang...........................................................................................6

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................6

1.3 Tujuan........................................................................................................6

1.4 Manfaat......................................................................................................6

BAB 2.......................................................................................................................7

PEMBAHASAN......................................................................................................7

2.1 Pengertian Media Pembelajaran................................................................7

2.2 Hakikat Media Pembelajaran Berbasis ICT..............................................8

2.3 Pengertian Media Pembelajaran Berbasis ICT........................................10

2.4 Jenis Media Pembelajaran Berbasis ICT.................................................11

2.5 Fungsi dari ICT Pada Pembelajaran........................................................14

2.6 Cara Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT........................17

BAB 3.....................................................................................................................23

PENUTUP DAN KESIMPULAN.........................................................................23

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peranan multimedia interaktif semakin memegang peranan yang sangat
penting dalam bidang pendidikan sejalan dengan pertumbuhan pengguna
komputer dan pertumbuhan internet di masyarakat yang semakin memudahkan
aliran produk multimedia dari satu komputer ke komputer lainnya. Kemampuan
untuk merancang multimedia yang tepat, memadukan berbagai elemen
multimedia dan menuangkannya dalam sebuah storyboard merupakan satu kunci
keberhasilan sebuah proyek pengembangan produk multimedia interaktif.
Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi multimedia mampu memberi kesan
yang besar dalam bidang komunikasi dan pendidikan karena dapat
mengintegrasikan teks, grafik, animasi, audio dan video. Multimedia telah
mengembangkan proses pengajaranan dan pembelajaran ke arah yang lebih
dinamik. Namun yang lebih penting ialah pemahaman tentang bagaimana
menggunakan teknologi tersebut dengan lebih efektif dan dapat menghasilkan ide-
ide untuk pengajaran dan pembelajaran. Pada masa kini, guru perlu mempunyai
kemahiran dan keyakinan diri dalam menggunakan teknologi ini dengan cara
yang paling berkesan. Suasana pengajaran dan pembelajaran yang interaktif,
lebih menggalakkan komunikasi aktif antara berbagai hal. Penggunaan komputer
multimedia dalam proses pengajaran dan pembelajaran adalah dengan tujuan
meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran. Dengan berkembangnya
teknologi multimedia, unsur-unsur video, bunyi, teks dan grafik dapat dikemas
menjadi satu melalui Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK). Sekarang ini,
materi PBM telah banyak ditemukan dipasaran yang disediakan dalam bentuk
VCD atau DVD. Contoh-contoh yang dapat kita temukan seperti ensiklopedia,
kamus elektronik, buku cerita elektronik, materi pembelajaran yang telah dikemas
dalam bentuk CD atau DVD dan masih banyak lagi yang dapat di temui. Konsep
permainan dalam pembelajaran digabung untuk menghasilkan pengalaman
pembelajaran yang menyenangkanKetidakmampuan siswa dalam memahami
pembelajaran pada materi jenis-jenis pekerjaan disebabkan karena tidak adanya
media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran pada materi jenis-jenis
pekerjaan, guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa didukung dengan
penggunaan media untuk membantu siswa agar lebih memahami dan memperjelas
materi yang disampaikan. Di samping, itu guru masih kesulitan dan kebingungan
dalam menentukan dan menggunakan media pembelajaran yang sesuai saat proses
pembelajaran berlangsung. Sehingga pembelajaran yang diterapkan juga masih
berpusat pada guru dan potensi serta kompetensi yang ada pada diri siswa belum
tergali secara maksimal, hal ini menyebabkan siswa hanya mendengarkan
informasi dari guru.
Melihat kondisi demikian, perlu disediakan alternatif pembelajaran yang
berorientasi pada bagaimana siswa belajar menemukan sendiri informasi yang
disajikan dengan semenarik mungkin agar siswa dapat memahami seluruh bahan
kajian yang terdapat pada pembelajaran dengan mudah. Salah satu alternatif
dimaksud adalah pemakaian media pembelajaran yang interaktif. Media yang
dimaksud adalah media yang bersifat multimedia yang menggabungkan
penggunaan gambar, suara, animasi, dan video secara bersamaan, sesuai dengan
kebutuhannya dalam pembelajaran.
Istilah multimedia membawa dampak yang luas dalam kehidupan manusia.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu
cepat, istilah multimedia semakin popular. Istilah itu tidak saja merujuk pada
topik, materi, mata pelajaran di sekolah dan mata kuliah di perguruan tinggi, tetapi
lebih dari itu juga merujuk pada bidang keahlian, profesi dan bahkan merujuk
pada perangkat untuk memainkan program tersebut. Oleh karena itu, tidak bisa
dipungkiri bahwa istilah multimedia itu kini banyak digunakan di masyarakat.
Pengembangan multimedia interaktif dilandasi oleh pemikiran bahwa
aktivitas belajar akan berlangsung dengan baik, efektif, dan menyenangkan jika
didukung oleh media pembelajaran yang dapat menarik minat dan perhatian anak,
apalagi jika dapat dioperasikan sendiri oleh siswa. Metode pembelajaran dengan
menggunakan perangkat komputer atau smartphone cenderung lebih digemari
oleh siswa. Jika dikaitkan dengan konsep kecerdasan, pertumbuhan anak sangat
erat kaitannya dengan teori kecerdasan jamak atau multiple-intelligence, yaitu
kemampuan untuk memecahkan masalah, atau untuk membuat produk, yang
dinilai dalam satu atau lebih budaya pengaturan. Multimedia juga menyediakan
peluang bagi pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga
menghasilkan hasil yang maksimal. Demikian juga bagi pelajar, dengan multi
media diharapkan mereka akan lebih mudah untuk menentukan dengan apa dan
bagaiamana siswa untuk dapat menyerap informasi secara cepat dan efisien.
Sumber informasi tidak lagi terfokus pada teks dari buku semata mata tetapi lebih
luas dari itu. Kemampuan teknologi multimedia yang telah terhubung internet
akan semakin menambah kemudahan dalam mendapatkan informasi yang
diharapkan.
Walaupun kesadaran akan pentingnya media pembelajaran berbasis
multimedia, namun dalam kenyataannya belum banyak guru yang
menggunakannya dalam proses belajar-mengajar yang dikelolanya. Minimnya
pengembangan media ini juga terlihat dari belum banyaknya penelitian
pengembangan media.
Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan yang bisa diterima dan
dimengerti oleh siswa dengan baik hal ini dimaksudkan untuk mengatasi
hambatan-hambatan yang terjadi. Salah satu pendekatanyang bisa digunakan yaitu
dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif. Media
pembelajaran berbasis multimedia interaktif yang digunakan dalam pembelajaran
dapat menjadikan wahana yang memungkinkan adanya kesamaan pengamatan
dan persepsi bagi pengalaman belajar siswa. Selain itu dengan menggunakan
media pembelajaran, konsep-konsep dalam pembelajaran yang masih bersifat
abstrak dapat menjadi gambaran yang konkrit. Media tersebut dapat memberikan
alternatif menarik untuk mewujudkan pembelajaran yang inovatif serta
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis khususnya berpikir kritis dalam
memilih pekerjaan yang tepat yaitu mampu mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan
sesuai bakat dan cita-cita yang diinginkan oleh siswa. Dalam makalah ini akan
dibahas lebih lanjut mengenai media pembelajaran interaktif.

1.2 Rumusan Masalah


a) Bagaimana yang dimaksud dengan media pembelajaran?
b) Bagaimana yang dimaksud dengan multimedia interaktif?
c) Bagaimana manfaat dari multimedia interaktif?
d) Bagaimana karakteristik media di dalam multimedia?
e) Bagaimana cara mengembangkan media pembelajaran interaktif?
f) Bagaimana tahapan dan cara penggunaan multimedia interaktif
dalam pembelajaran?
1.3 Tujuan
a) Mengetahui pengertian dari media pembelajaran.
b) Mengetahui pengertian multimedia interaktif.
c) Mengetahui manfaat multimedia interaktif.
d) Mengetahui karakteristik media di dalam multimedia.
e) Mengetahui bagaimana cara mengembangkan media interaktif.
f) Mengetahui tahapan dan cara penggunaan multimedia interaktif
dalam pembelajaran.

1.4 Manfaat
a) Dapat mengetahui pengertian dari media pembelajaran.
b) Dapat mengetahui pengertian multimedia interaktif.
c) Dapat mengetahui manfaat multimedia interaktif.
d) Dapat mengetahui karakteristik media di dalam multimedia.
e) Dapat mengetahui bagaimana cara mengembangkan media
interaktif.
f) Dapat mengetahui tahapan dan cara penggunaan multimedia
interaktif dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Media Pembelajaran


Berdasarkan penjelasan dari I Kadek Suartama (2016: 3) pada hakikatnya
pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi, yaitu proses penyampaian
pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan.
Pesan, sumber pesan, saluran atau media, dan penerima pesan adalah komponen-
komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi
ajaran ataupun didikan yang terdapat dalam kurikulum, sumber pesannya adalah
guru, siswa, orang lain, penulis buku, salurannya adalah media pembelajaran,
dan penerima pesan adalah pebelajar
Kata media berasal dari bahasa latin, dan merupakan bentuk jamak dari
kata ”medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Arief Sardiman, dkk. (dalam
Rohani 2019: 5) mengemukakan arti media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Kemudian, sesuai dengan Pustekom Depdikbud (dalam Muhammad Ramli,
2012: 1) kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Menurut Association of Education and Communication Technology/AECT
(dalam Hasnul Fikri dkk, 2018: 8) secara etimologi, kata “media” merupakan
bentuk jamak dari “medium”, yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang
berarti ‘tengah’. Dalam Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan
sebagai ‘antara’ atau ‘sedang’ sehingga pengertian media dapat mengarah pada
sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber
(pemberi pesan) dan penerima pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk
dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi.
Dari paparan pengertian media yang dikemukan oleh para ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa media adalah semua bentuk perantara yang dipakai
oleh penyampai pesan, ide, atau gagasan sehingga pesan, ide tersebut sampai
pada penerima pesan secara jelas dan lengkap. Dan, istilah dari pembelajaran
berkaitan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar-mengajar dan
pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa
kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain, sedangkan mengajar meliputi
segala hal yang dilakukan oleh guru di dalam kelas.
Media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan
minat yang baru bagi siswa, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan mempunyai dampak positif terhadap psikologis siswa. Selain
membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat
dengan cepat membantu mahasiswa dalam memahami materi pembelajaran dan
meningkatkan pemahaman siswa.
Media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau
informasi yang bertujuan pada penyampaian atau mengandung maksud-maksud
pengajaran. Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset,
video camera, video recorder, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik, televisi
dan komputer. Jadi dapat dikatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan materi pembelajaran dari pengirim ke
penerima. Sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

2.2 Pengertian Multimedia Interaktif

Multimedia merupakan salah satu teknologi baru dan satu pilihan dalam
menyampaikan pesan. Salah satu contoh yang baik ialah penggunaan multimedia
di dalam ruangan kelas. Marsel melakukan penelitian membandingkan antara
proses pembelajaran tanpa menggunakan media dengan pembelajaran yang
menggunakan multimedia. Menurut Sucipto (2010:1), multimedia adalah media
yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis,
gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi. Multimedia interaktif
adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat
dioperasikan oleh pengguna. Multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai
aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk
menyalurkan pesan (pengetahuan, ketrampilan dan sikap) serta dapat
merangsang pikiran, perasan, perhatian dan kemauan belajar sehingga secara
sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali..
Ada beberapa pengertian multimedia interaktif menurut para ahli yang
antara lain sebagai berikut :
1. Kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output. Media ini
dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan
gambar.
2. Alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif
yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video.
3. Multimedia dalam konteks komputer adalah: pemanfaatan komputer
untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video, dengan
menggunakan tool yang memungkinkan pemakai berinteraksi,
berkreasi, dan berkomunikasi.
4. Multimedia sebagai perpaduan antara teks teks, grafik, sound, animasi,
dan video untuk menyampaikan pesan kepada publik.
5. Multimedia merupakan kombinasi dari data text, audio, gambar,
animasi, video, dan Interaksi.
6. Multimedia (sebagai kata sifat) adalah media elektronik untuk
menyimpan dan menampilkan data-data multimedia.
Dari beberapa pengertian multimedia interaktif di atas dapat
disimpulkan bahwa multimedia interaktif merupakan perpaduan antara
berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar (vektor atau
bitmap), grafik, sound, animasi, video, interaksi, dll. yang telah dikemas
menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan
pesan kepada publik.
Media pembelajaran interaktif memungkinkan adanya interaksi
langsung antara peserta didik dengan sumber belajar dan pelaksanaan
belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan waktu masing-masing.
Dengan modul atau paket pembelajaran berbantuan komputer, siswa
dapat belajar sesuai dengan kemampuan, waktu, dan kecepatan masing-
masing. Sifat manipulatif media dapat menampilkan objek atau kejadian
dengan berbagai perubahan (manipulasi) sesuai keperluan atau kreativitas
siswa, misalnya diubah ukuran, kecepatan, warna, serta dapat diulang-
ulang. Berdasarkan kegunaan dan cara pemakaiannya, multimedia
pembelajaran dapat dikelom-pokkan menjadi dua, yakni multimedia
presentasi dan multimedia belajar menggunakan media terbaru agar
sesuai dengan perkembangan di bidang tersebut. (Ani Cahyadi, 2019:57)
2.3 Pengertian Media Pembelajaran Berbasis ICT
Berdasarkan dari pendapat Rusman (dalam Nunuk Suryani, 2015: 3)
Pengembangan ICT dalam Pembelajaran untuk belajar berguna untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau perubahan sikap. Beberapa contoh
media pembelajaran termasuk media tradisional (papan tulis, buku teks, handout,
modul, lembar peraga, LKS, objek-objek nyata, slide OHP, pita video atau film,
guru, dll.), media massa (koran, majalah, radio, televisi, bioskop, dll.), dan media
pembelajaran baru berbasis ICT (komputer, CD, DVD, video interaktif, Internet,
sistem multimedia, konferensi video, dll.)
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa media pembelajaran
berbasis ICT adalah komponen sumber belajar yang mengandung materi
instruksional di lingkungan siswa yang berbentuk teknologi informasi dan
komunikasi. Dengan kata lain, media ini adalah sarana penyebaran informasi yang
berupa perangkat keras, perangkat lunak, sistem jaringan dan infrastruktur
komputer maupun telekomunikasi agar data dapat disebar dan di akses secara
global. Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis ICT yaitu
media pembelajaran yang mana semua teknologi yang berhubungan dengan
pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran,
dan penyajian informasi/data dengan menggunakan komputer dan telekomunikasi.
Pemilihan media pembelajaran sebagai alat pembelajaran perlu mendapat
perhatian karena fungsi media sangat strategis dalam pelaksanaan pembelajaran.
Pembelajaran akan menarik dan mudah dipahami oleh siswa bila guru merancang
media secara cermat dan dapat menggunakan sesuai dengan fungsinya. Media
pembelajaran beragam jenisnya dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Satu di antara jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah
media yang berasal dari pemanfaatan ICT atau TIK. Kehadiran komputer sebagai
satu di antara komponen ICT membuat para ahli pendidikan dan juga pendidik
berkeinginan untuk memanfaatkannya dalam membantu memecahkan berbagai
masalah
pembelajaran karena mereka umumnya yakin bahwa komputer dan teknologi
informasi lainnya akan semakin banyak dimanfaatkan untuk pencapaian tujuan
pembelajaran

2.4 . Jenis Media Pembelajaran Berbasis ICT


Menurut Nunuk Suryani (2015: 4) ICT atau TIK mencakup semua
teknologi yang dapat digunakan untuk menyimpan, mengolah, menampilkan, dan
menyampaikan informasi dalam proses komunikasi. Yang termasuk teknologi ini
adalah:

1. Teknologi komputer

Teknologi komputer baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat


lunak (software) pendukungnya. Di dalamnya termasuk prosesor (pengolah data),
media penyimpan data/informasi (hard disk, CD, DVD, flash disk, memori, kartu
memori, dll.), alat perekam (CD Writer, DVD Writer), alat input (keyboard,
mouse, scanner, kamera, dll.), dan alat output (layar monitor, printer, proyektor
LCD, speaker, dll. Media pembelajaran berbasis komputer atau bisa disebut
pembelajaran berbantuan komputer (computer assisted instructional/CAI).
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif dapat diwujudkan
dalam berbagai bentuk, diantaranya program computer-assisted learning (CAL),
konferensi komputer, surat elektronik atau elektronik mail (email), dan komputer
multimedia yang kemudian disebut multimedia pembelajaran interaktif.
Pembelajaran melalui CAI ini, bersifat offline, sehingga dalam Pengembangan
ICT dalam Pembelajaran penggunaannya tidak tergantung pada adanya akses ke
internet.Program pembelajaran berbantuan komputer ini memanfaatkan seluruh
kemampuan komputer, terdiri dari gabungan hampir seluruh media, yaitu: teks,
grafis, gambar, photo, audio, video, dan animasi. Seluruh media tersebut secara
konvergen akan saling mendukung dan melebur menjadi satu media yang luar
biasa kemampuannya. Salah satu keunggulan media komputer ini yang tidak
dimiliki oleh berbagai media lain, ialah kemampuannya untuk memfasilitasi
interaktifitas peserta didik dengan sumber belajar (content) yang ada pada
komputer (man and machine interactivity).

2. Teknologi multimedia.
Media pembelajaran yang termasuk ke dalam teknologi multimedia adalah
kamera digital, kamera video, player suara, player video, dll. Multimedia sering
diartikan sebagai gabungan dari banyak media atau setidak-tidaknya terdiri lebih
dari satu media. Multimedia dapat diartikan sebagai komputer yang dilengkapi
dengan CD player, sound card, speaker dengan kemampuan memproses gambar
gerak, audio, dan grafis dalam resolusi yang tinggi.

Program multimedia secara umum dapat digolongkan dalam empat kategori,


yaitu:

a) Hiburan (entertaiment), yaitu seperti game dan film interaktif


b) Pendidikan, yakni untuk keperluan pendidikan formal, nonformal,
pengayaan, dan penyegaran.
c) Refrensi, seperti ensiklopedia.
d) Bisnis, antara lain company profile, program financial dan lain-lain.
e) Teknologi Telekomunikasi

Yang termasuk media telekomunikasi adalah telepon seluler, dan faximile.


Teknologi komunikasi ini sekarang berkembang semakin pesat. Kini tidak hanya
dalam bentuk telepon seluler dan faximile saja namun bermacam-macam, seperti
Handphone, e-mail, facebook, twitter dan lain sebagainya.

Namun seiring perkembangan yang semakin pesat, teknologi komunikasi


dituntuk agar mampu memberikan manfaat yang banyak terhadap dunia
pendidikan (Rosdiana, 2016: 81)

3. Teknologi telekomunikasi yang termasuk media

Telekomunikasi adalah telepon seluler, dan faximile. Teknologi komunikasi


ini sekarang berkembang semakin pesat. Kini tidak hanya dalam bentuk telepon
seluler dan faximile saja namun bermacam-macam, seperti handphone, e-mail,
facebook, twitter dan lain sebagainya.

4. Teknologi jaringan komputer.


Teknologi ini terdiri dari perangkat keras seperti LAN, internet, wifi, dan
lain- lain. Selain itu juga terdiri dari perangkat lunak pendukungnya atau aplikasi
jaringan seperti WEB, e-mail, html, java, php, aplikasi basis data dan lain-lain.

Selain itu, I Ketut Gede Darma Putra (dalam Ali Muhson 2010: 7)
mengemukakan ada beberapa media yang dapat digunakan dalam pembelajaran
berbasis ICT, adalah:
1. Internet
Internet adalah media sesungguhnya dalam pendidikan berbasis ICT, karena
perkembangan internet kemudian muncul model-model e-learning, distance
learning, web base learning, dan istilah pendidikan berbasis TI lainnya. Internet
merupakan jaringan komputer global yang mempermudah, mempercepat akses
dan distribusi informasi dan pengetahuan (materi pembelajaran) sehingga materi
dalam proses belajar mengajar selalu dapat diperbaharui. Sudah seharusnya dalam
penerapan pendidikan berbasis TI tersedia akses internet. Saat ini wilayah
Indonesia yang terjangkau jaringan internet semakin meluas hal ini sebagai
dampak dari perkembangan yang pesat dari jaringan telekomunikasi. Dengan kata
lain, saat ini tersedia banyak pilihan teknologi untuk melakukankoneksi pada
jaringan global.
2. Intranet
Apabila penyediaan infrastruktur internet mengalami suatu hambatan, maka
intranet dapat dijadikan alternatif sebagai media pendidikan berbasis ICT.
Karakteristik intranet hampir sama dengan internet, hanya saja untuk area lokal
(dalam suatu kelas, sekolah, gedung, atau antar gedung). Model-model
pembelajaran sinkron dan tidak sinkron dapat dengan mudah dan lebih murah
dijalankan pada intranet. Menurut penulis, pada kondisi-kondisi tertentu intranet
justru dapat menjadi pilihan tepat dalam menerapkan pendidikan berbasis ICT.
3. Mobile Phone
Pembelajaran berbasis ICT juga dapat dilakukan dengan menggunakan
media telpon seluler, hal ini dapat dilakukan karena kemajuan teknologi telpon
seluler yang pesat. Seseorang bisa mengakses materi pembelajaran, mengikuti
pembelajaran melalui telpon seluler. Begitu canggihnya perkembangan teknologi
ini sampai memunculkan istilah baru dalam pembelajaran berbasis ICT yang
disebut M-learning (mobile learning).
4. CD-ROM/Flash Disk
Media CD-ROM atau flash disk dapat menjadi pilihan apabila koneksi
jaringan internet/intranet tidak tersedia. Materi pembelajaran disimpan dalam
media tersebut, kemudian dibuka pada suatu komputer. Pemanfaatan media CD-
ROM/flash disk merupakan bentuk pembelajaran berbasis TI yang paling
sederhana dan paling murah.

2.5 Fungsi Dari ICT Pada Pembelajaran


Pendidikan berbasis ICT telah lama dimulai sejak tahun 1960an dengan
pendidikan berbasis komputer. Seiring dengan perkembangan teori belajar,
semula pemanfaatan komputer dalam pembelajaran menggunakan pendekatan
teori behaviorisme. Komputer lebih banyak digunakan untuk melakukan drill and
practice. Perkembangan selanjutnya dipengaruhi oleh teori belajar
konstruktivisme, komputer dimanfaatkan untuk membantu siswa menemukan dan
merumuskan pengetahuannya melalui interaksi dan eksplorasi sumber-sumber
belajar berbasis ICT. Selain itu, pemanfaatan ICT dalam pembelajaran juga
mendukung teori socio- constructivism, yakni siswa memperoleh pengalaman
belajar secara bersama-sama dengan siswa lain atau melalui interaksi dengan para
pakar dengan media komunikasi berbasis ICT. Perkembangan terkini adalah
pemanfaatan ICT secara terpadu di dalam pembelajaran yang memadukan
berbagai keterampilan dan fungsi ICT di dalam proses belajar mengajar.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh dunia pendidikan untuk meningkatkan


kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran melalui pemanfaatan ICT.
Selain fungsinya sebagai alat bantu pemecahan masalah manusia, ICT juga dapat
dimanfaatkan untuk:

1. Meningkatkan kualitas pembelajaran

2. Memperluas akses terhadap pendidikan dan pembelajaran

3. Mengurangi biaya pendidikan

4. Menjawab keharusan berpartisipasi dalam ICT, dan


5. Mengembangkan keterampilan ICT (ICT skills) yang diperlukan siswa ketika
bekerja dan dalam kehidupannya nanti

Strategi pemanfaatan ICT di dalam pembelajaran mencakup:

(1) ICT sebagai alat bantu atau media pembelajaran,

(2) ICT sebagai sarana/tempat belajar,

(3) ICT sebagai sumber belajar, dan

(4) ICT sebagai sarana peningkatan profesionalisme.

Dan berikut adalah penjelasan yang lebih lengkapnya

1. ICT sebagai alat bantu atau media pembelajaran

Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran dalam konteks ini mendukung teori


socio-constructivism, yakni siswa memperoleh pengalaman belajar secara
bersama- sama dengan siswa lain atau melalui interaksi dengan para pakar
menggunakan media komunikasi berbasis ICT. Perkembangan terkini adalah
pemanfaatan ICT secara terpadu di dalam pembelajaran yang memadukan
berbagai keterampilan dan fungsi ICT di dalam proses belajar mengajar.
Penggunaan ICT sebagai media pembelajaran dapat berbentuk file slide power
point, gambar, animasi, video, audio, program CAI (computer aided instruction),
program simulasi, dan lain-lain.

2. ICT sebagai sumber belajar

Perkembangan ICT yang pesat tidak hanya dalam bentuk teknologi saja,
namun juga dalam bentuk isi (content). Pada satu sisi para ahli telah
mengembangkan teknologi yang memudahkan para pakar untuk menyajikan dan
menyampaikan pengetahuan, di sisi lain para pakar dalam berbagai bidang sudah
banyak yang menyumbangkan dan menyebarkan pengetahuannya melalui
berbagai media seperti CD, DVD, Internet (Web), baik secara individu maupun
secara kolektif. Dengan tersedianya sumber-sumber informasi yang sangat
melimpah di Internet, untuk mempermudah pencarian informasi tertentu yang
diiinginkan, seseorang dapat menggunakan fasilitas mesin pencari (search
engine). Salah satu mesin pencari yang sangat populer sekarang adalah Google
(www.google.com).
3. ICT sebagai sarana/tempat belajar

Saat ini, kegiatan belajar tidak hanya dapat dilakukan di dalam kelas atau
perpustakaan. Perkembangan ICT (khususnya Internet) telah memberikan
kemungkinan membuat kelas maya (virtual class) dalam bentuk e-learning, di
mana seorang guru dapat mengelola proses pembelajaran dan murid dapat
melakukan aktivitas belajar sebagaimana yang dilakukan di dalam kelas. Dengan
e-learning, aktivitas belajar seperti membaca materi pembelajaran, mengerjakan
soal-soal dan tugas, berdiskusi dengan sesama teman maupun guru, melakukan
semua ekperimen dalam bentuk simulasi, dan lain-lain

4. ICT sebagai sarana peningkatan profesionalisme.

Perkembangan ICT memberikan kemudahan bagi para guru untuk


meningkatkan profesionalisme. Selain dengan meningkatkan keterampilannya
dalam menggunakan ICT dan memanfaatkanya untuk mendukung dan
meningkatkan kualitas pembelajaran, para guru juga dapat meningkatkan
wawasan dan pengetahuannya, baik pengetahuan bidang ilmunya yang up to date,
pengetahuan tentang teori-teori belajar dan metode pembelajaran terbaru, hasil-
hasil penelitian dalam bidang ilmunya maupun penelitian pendidikan oleh peneliti
lain. Selain itu, dengan memanfaatkan ICT para guru dapat berkomunikasi dengan
sejawat maupun pakar untuk berdiskusi tentang permasalahan-permasalahan
pembelajaran yang dihadapinya. Bahkan, melalui komunikasi semacam ini tidak
tertutup kemungkinan terjalin kerja sama lebih lanjut dalam bentuk penelitian
bersama, misalnya, atau mengundang pakar yang bersagkutan untuk menjadi
pembicara dalam seminar atau workshop.

Penggunaan ICT sebagai media pembelajaran dapat berbentuk file slide


power point, gambar, animasi, video, audio, program CAI (computer aided
instruction), program simulasi, dan lain-lain. Penggunaan media berbasis ICT
memberikan beberapa keuntungan, antara lain:

 Memvisualisasikan konsep-konsep abstrak,


 Mempermudah memahami materi-materi yang sulit,
 Mensimulasikan proses yang sulit dilakukan secara manual
 Menampilkan materi pembelajaran dalam berbagai format
(multimedia) sehingga menjadi lebih menarik, dan terbaru (up to
date) dari berbagai sumber,
 Memungkinkan terjadinya interaksi antara pebelajar dan materi
pembelajaran,
 Mengakomodir perbedaan kecepatan dan gaya belajar siswa,
 Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan tenaga,
 Mendukung perubahan peran guru ke arah yang positif sebagai
fasilitator dan mediator, dari posisi semula sebagai satu-satunya
sumber pengetahuan,
 Meningkatkan keterampilan individu penggunanya.

2.6 Cara Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT


Banyak sekali media di lingkungan sekitar kita yang dapat dimanfaatkan
dalam proses pembelajaran, untuk itu perlu kita pilih. Pemilihan ini penting dalam
rangka, agar ketika media pembelajaran itu kita pilih sebagai alat bantu
penyampai pesan benarbenar menjadi alat bantu yang efektif dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Pemilihan media perlu mempertimbangkan tujuan pembelajaran,
keefektifan, peserta didik, ketersediaan, kualitas teknis, biaya, fleksibilitas, dan
kemampuan orang yang menggunakannya serta alokasi waktu yang tersedia.
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hal ini akan diuraikan.
sebagai berikut:
1. Tujuan pembelajaran. Media hendaknya dipilih yang dapat menunjang
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, mungkin ada
sejumlah alternatif yang dianggap cocok untuk tujuan-tujuan itu. Sedapat
mungkin pilihlah yang paling cocok. Kecocokan banyak ditentukan oleh
kesesuaian karakteristik tujuan yang akan dicapai dengan karakteristik media yang
akan digunakan.
2. Keefektifan. Dari beberapa alternatif media yang sudah dipilih, mana yang
dianggap paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Peserta didik. Ada beberapa pertanyaan yang bisa diajukan ketika kita memilih
media pembelajaran berkait dengan peserta didik, seperti: apakah media yang
dipilih sudah sesuai dengan karakteristik peserta didik, baik itu kemampuan/taraf
berpikirnya, pengalamannya, menarik tidaknya media pembelajaran bagi peserta
didik? Digunakan untuk peserta didik kelas dan jenjang pendidikan yang mana?
Apakah untuk belajar secara individual, kelompok kecil, atau kelompok
besar/kelas? Berapa jumlah peserta didiknya? Di mana lokasinya? Bagaimana
gaya belajarnya? Untuk kegiatan tatap muka atau jarak jauh? Pertanyaan-
pertanyaan tersebut perlu dipertimbangkan ketika memilih dan menggunakan
media dalam kegiatan pembelajaran.
4. Ketersediaan. Apakah media yang diperlukanitusudahtersedia? Kalau belum,
apakah media itu dapat diperoleh dengan mudah? Untuk tersedianya media ada
beberapa alternatif yang dapat diambil yaitu membuat sendiri, membuat bersama
sama dengan pesertadidik, meminjam menyewa, membeli dan mungkin bantuan.
5. Kualitas teknis. Apakah media media yang dipilih itu kualitasnya sudah baik?
Apakah memenuhi syarat sebagai media pendidikan? Bagaimana keadaan daya
tahan media yang dipilih itu?
6. Biaya pengadaan.
Bila memerlukan biaya untuk pengadaan media, apakah tersedia biaya untuk itu?
Apakah yang dikeluarkan seimbang dengan manfaat dan hasil penggunaannya?
Adakah media lain yang mungkin lebih murah, tetapi memiliki keefektifan setara?
7. Fleksibilitas (lentur), dan kenyamanan media. Dalam memilih
media harus dipertimbangkan kelenturan dalam arti dapat digunakan dalam
berbagai situasi dan pada saat digunakan tidak berbahaya.
8. Kemampuan orang yang menggunakannya. Betapapun tingginya nilai kegunaan
media, tidak akan memberi manfaat yang banyak bagi orang yang tidak mampu
menggunakannya.
9. Alokasi waktu, waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran akan
berpengaruh terhadap penggunaan media pembelajaran. Untuk itu ketika memilih
media pembelajaran kita dapat mengajukan beberapa pertanyaan seperti; apakah
dengan waktu yang tersedia cukup untuk pengadaan media, apakah waktu yang
tersedia juga cukup untuk penggunaannya.
Di dalam memutuskan media yang akan digunakan untuk mendukung proses
belajar mengajar, guru mungkin akan menghadapi tiga kendala operasional yakni:
(1) kendala ketersediaan, (2) kendala produksi, dan (3) kendala kemampuan guru
memanfaatkan media. Memanfaatkan media pembelajaran yang sudah ada
mungkin lebih mudah, namun apabila tidak tersedia media pembelajaran yang
sesuai, maka guru harus mengembangkan sendiri media pembelajaran yang
diperlukan. Mungkin kemudian akan muncul kendala produksinya, baik dari sisi
biaya, waktu, maupun sumber daya. Sebagai pertimbangan jika muncul kendala
demikian adalah sejauh mana kualitas media yang diperlukan, sehingga dapat
dikembangkan media yang dari segi biaya dan waktu efisien, namun dapat
dimanfaatkan untuk pembelajaran secara efektif. Setelah diyakini perlunya
menggunakan media yang dapat membantu pencapaian tujuan pembelajaran, guru
dapat melakukan langkah-langkah di dalam proses pengembangan pembelajaran,
yang di dalamnya mencakup pemilihan dan pemanfaatan media yang sesuai.
Kemudian, sebelum kita menyajikan materi dalam media berbasis ICT perlu
diketahui langkah-langkahnya terlebih dahulu. Berikut adalah tahapan di dalam
mengolah dan menyajikan materi pembelajaran ke dalam media berbasis ICT.
1. Kumpulkan sumber-sumber yang memuat materi sesuai topik-topik yang akan
diajarkan berdasarkan kurikulum atau kompetensi yang ingin dicapai. Pemilihan
sumber-sumber ini dapat mempertimbangkan isi, tingkat keterbacaan, dan
integritas penulisnya. Sumber-sumber ini dapat berupa buku, majalah/jurnal,
gambar, audio, video atau sumber-sumber di internet.
2. Buat rancangan struktur isi (outline) media dan urutan penyajian materi serta
bentuk
interaksi sesuai dengan alur pembelajaran yang diharapkan. Bentuk-bentuk
interaksi yang dapat dipilih antara lain: drill and practice, tutorial, permainan
(game), simulasi, eksplorasi, penemuan (discovery), pemecahan masalah (problem
solving).
3. Pilih materi-materi yang sesuai dari sumber-sumber yang sudah terkumpul dan
sajikan isi setiap topik secara singkat dengan bahasa yang sederhana dan
komunikatif, dilengkapi dengan ilustrasi/visualisasidalam bentuk gambar, grafik,
diagram, foto, animasi, atau audio-video. Di dalam memberikan visualisasi materi
tekstual, pengembang media
perlu memperhatikan persyaratan VISUALS, yakni
a) Visible (mudah dilihat): jelas, tingkat keterbacaan tinggi,
resolusi/ketajaman grafis tinggi, mengandung satu makna.
b) Interesting (menarik): isi pesan sesuai dengan kebutuhan pebelajar
(audien), tampilan baik dan memikat sehingga menimbulkan rasa ingin
tahu, menjaga kelangsungan proses komunikasi/interaksi/belajar
c) Simple (sederhana): pesan terfokus, pemilihan kata/huruf/gambar tidak
mengubah makna pesan, bahasa dan tampilan lugas
d) Useful (berguna): sesuai dengan kebutuhan pebelajar (audien) dan tujuan
pembelajaran maupun hasil belajar yang diinginkan
e) Accurate (tepat): isi pesan mempunyai makna yang tepat, sesuai dengan
bidang ilmu,
f) penyampaiannya cermat, didasarkan pada sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan
g) Legitimate (absah/benar/logis): isi pesan benar, disusun secara logis,
mengikuti kaidah keilmuan, dan masuk akal
h) Structure (terstruktur): rangkaian pesan disampaikan secara sistematis,
dengan urutan-urutan yang logis dan mudah dipahami

Kemudian, ada 2 komponen utama yang perlu diperhatikan dalam


pengembangan media pembelajaran berbasis ICT, yaitu Learning Management
System (LMS), dan Learning Content (LC).
1. Learning Management System
Ada suatu ungkapan yang menyatakan “if learning content is king, then
infrastructure (LMS) is god”. Ungkapan tersebut menunjukkan betapa pentingnya
komponen LMS dalam pembelajaran berbasis ICT. LMS merupakan suatu sistem
komputer yang dapat diibaratkan sebagai staff administrasi yang akan mengatur
penyelenggaraan proses belajar mengajar. Berikut adalah beberapa fungsi dari
LMS:
a. Mengelola materi pembelajaran
Setiap mata pelajaran akan memiliki materi pembelajaran. Setiap materi
pembelajaran akan dikelompokkan berdasarkan kelas (seperti kelas 1, 2, 3) dan
juga semester. Pada setiap semester, materi pembelajaran akan dikelompokkan
berdasarkan pertemuan pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Setiap materi
pembelajaran kemudian dapat mengalami perubahan atas dasar pergantian
kurikulum.
b. Registrasi dan Persetujuan
LMS dapat melakukan pendaftaran para peserta pembelajaran dan melakukan hal-
hal yang bersifat persetujuan apabila ada kondisi yang membutuhkan persetujuan
dalam pembelajaran. Fungsi ini juga bermanfaat dalam membatasi mereka yang
berhak mengikuti pelajaran dengan mereka yang tidak berhak.
c. Merekam aktivitas belajar mengajar
Peran ketiga dari LMS adalah merekam aktifitas belajar mengajar. Peran ini akan
mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: berapa lama, kapan mulai,
kapan berakhir proses belajar mengajar (mengakses materi pembelajaran), siapa
saja yang hadir, proses diskusi (tanya jawab) yang terjadi, dan memberikan
peringatan kepada peserta.
d. Melakukan evaluasi
Fungsi keempat LMS adalah melakukan evaluasi terhadap proses belajar
mengajar menyangkut: mengukur kemajuan peserta antara sebelum melakukan
pembelajaran dengan sesudah pembelajaran, mengukur seberapa jauh pemahaman
peserta terhadap materi, dan atas dasar hasil evaluasi kemudian memberikan saran
ke peserta untuk mengulang kembali beberapa materi pembelajaran yang
dianggap kurang. Aspek evaluasi lain yang bisa dilakukan adalah mengukur
kepuasan atau persepsi peserta terhadap materi pembelajaran terutama dalam hal
penyajian materi. Bagaimanapun ada korelasi yang tinggi antara kemampuan daya
serap peserta dengan cara penyajian materi pembelajaran.
e. Media komunikasi
LMS dapat dijadikan sebagai media komunikasi, menyampaikan
pengumuman, meningkatkan interaktifitas antara pengajar, peserta, dan pihak
administrator.
f. Pelaporan
Muara akhir dari fungsi-fungsi di atas adalah pembuatan pelaporan otomatis
dan transparan menyangkut hasil dari proses belajar mengajar. Pembuatan laporan
dapat dibuat berdasarkan hak-hak akses dari komponen sekolah. Sebagai contoh
pelaporan untuk pimpinan (pihak atasan), pengajar, peserta bahkan mungkin
orang tua dapat mengakses dengan fasilitas yang berbeda-beda.

2. Learning Content
Learning content adalah materi pembelajaran itu sendiri, yang akan
disajikan kepada peserta pembelajaran. Isi materi harus dibuat oleh mereka yang
punya kompetensi di bidangnya, tidak peduli apakah mereka memahami banyak
tentang TI atau tidak. Setelah isi materi selesai dibuat baru kemudian dibuatkan
versi elektroniknya oleh para pengembang content (content developers) sehingga
bisa dimasukkan ke LMS. Penyajian content harus mengandung daya tarik
sehingga peserta memiliki minat untuk membaca (mempelajari), mengandung
unsur-unsur animasi, suara, video, interaktif, dan simulasi, namun demikian harus
tetap memperhatikan bandwidth dari internet atau intranet sehingga tidak terlalu
lambat tampil saat dipelajari oleh peserta. Dalam mempelajari materi, peserta
harus memiliki kontrol terhadap penyajian materi, dapat melompat dari satu topik
ke topik yang lainnya. Fasilitas forum, chatting, dan video conference dapat
digunakan untuk menjaga interaktivitas.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Media pembelajaran adalah suatu medium atau perantara yang berupa


sebagai segala bentuk peralatan fisik maupun non fisik yang berfungsi sebagai alat
bantu penyampai materi pembelajaran. Media pembelajaran ini dapat berupa
hardware dan software yang merupakan bagian kecil dari teknologi pembelajaran
yang harus diciptakan, digunakan, dan dikelola dengan baik supaya kegiatan
pembelajaran dengan maksud untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam
proses pembelajaran.
Beberapa contoh media pembelajaran termasuk media tradisional, media
massa, dan media pembelajaran baru berbasis ICT Dari pengertian tersebut dapat
dipahami bahwa media pembelajaran berbasis ICT adalah komponen sumber
belajar yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang
berbentuk teknologi informasi dan komunikasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis ICT yaitu
media pembelajaran yang mana semua teknologi yang berhubungan dengan
pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan
penyajian informasi/data dengan menggunakan komputer, internet dan
telekomunikasi. Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT sangat
diperlukan supaya dapat meningkatkan minat belajar siswa dan juga perlu
mendapat perhatian karena media pembelajaran berbasis ICT lebih membuat
kegiatan pelaksanaan pembelajaran efisien.
Daftar Pustaka

Ramli, Muhammad. 2012. Media dan Teknologi Pembelajaran. Banjarmasin:


Antasari Press.
Fikri, Hasnul dan Ade Sri Madona. 2018. Pengembangan Media Pembelajaran
Berbasis Multimedia Interaktif. Yogyakarta: Samudra Biru.
Suartama, I Kadek. 2016. Produksi Media Sederhana. Bali: Universitas
Pendidikan Ganesha.
Cahyadi, Ani. 2019. Pengembangan Media dan Sumber Belajar: Teori dan
Prosedur. Banten: Penerbit Laksita Indonesia.
Rohani. 2019. Media Pembelajaran. Sumatera Utara: Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara.
Tanwir, dkk. 2018. Dampak Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis ICT
Terhadap Hasil Belajar PAI Peserta Didik pada SMK Negeri 1 Kota
Parepare. Jurnal Studi Pendidikan, 16(1), 11-36.
Aquami, dkk. 2019. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT
Menggunakan Macromedia Flash pada Mata Pelajaran IPA MI/SD. journal
of education, 2(1), 53-78.
Muhson, Ali. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 8(2), 1 - 10.
Suryani, Nunuk. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis IT. Jurnal
Prosiding Workshop Nasional, 1(1), 12-13.
Rosdiana. 2016. Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis ICT dan
Pengaruhnya Terhadap Tingkat Kelulusan Ujian Nasional Siswa pada
Sekolah Menengah di Kota Palopo. JJurnal Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, 4(1), 73-88.

Anda mungkin juga menyukai