Anda di halaman 1dari 15

LEMBAGA PENDIDIKAN FORMAL DI ERA 4.

A. Pendahuluan

Sebelum revolusi industry terjadi ada namanya zaman pra revolusi, dimana semua

kegiatan dilakukan oleh tangan manusia tanpa bantuan tenaga mesin atau yang disebut

dengan pra industrial. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah

dunia sebagaimana revolusi generasi pertama melahirkan sejarah ketika tenaga manusia

dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin. Revolusi industri 1.0 terjadi pada abad

17 sampai awal abad ke-18, terjadi perubahan industry dari tenaga manusia kemesin

akibat penemuan tenaga uap oleh para ilmuwan.

B. Latar Belakang

Revolusi industri 1.0 menandai hadirnya industry manufaktur dalam skala masif. Pabrik-

pabrik yang memproduksi benda kebutuhan kita seperti sabun, motor, hingga lemari bias

ada sekarang karena adanya revolusi industry ini. Revolusi industri 2.0 terjadi pada

pertengahan abad ke-18 dimana revolusi ini ditandai dengan pemanfaatan tenaga

listrik untuk mempermudah serta mempercepat proses produksi, distribusi, dan

perdagangan.

Simbol penting yang menandai era ini adalah produksi berjalan yang dimulai oleh

pabrik mobil Ford. Akibatnya banyak pabrik mobil tutup karena kalah bersaing dari 250

0
perusahaan menjadi 20 perusahaan. Pabrik-pabrik manufacturing di Indonesia sampai

saat ini masih menggunakan prinsip ban berjalan.

Revolusi industri 3.0 ini disebut sebagai revolusi informasi dimana terjadi

ledakan informasi digital. Berawal dari ditemukannya PLC (Programmable Logic

Controller) sehingga mesin industry dapat berjalan sendiri dan menyebabkan biaya

produksi makin murah. Selainitu, terjadi perubahan dalam segi informasi digital. Saatini,

kita sudah tidak beli kaset kalo mau dengerin music tapi bias lewat musik digital. Dalam

dunia fotografi juga, ambil foto lebih mudah karena sudah ada kamera digital tidak perlu

memakai kertas film sebagai medianya. Revolusiinidimulaipadatahun 1960 anhingga

2010. Personal computer, internet, smartphone menjadipenandarevolusi 3.0

Revolusi industry 4.0 ini ditandai dengan Robot, artificial intelligence, machine

learning, biotechnology, blockchain, internet of things (IoT), driverless vehicle. Para

karyawan pembuat mobil akan digantikan oleh robot. Supir taksi digantikan oleh

driverless car, jasa pengiriman barang (kurir) akan digantikan drone, Bank akan

digantikan smartphone dan blockchain, lalu artificial intelligence akan membantuan dan

memesan makan siang via go food atau sejenisnya.

Revolusi Industri 4.0 merupakan salah satu pelaksanaan proyek strategi teknologi

modern Jerman 2020 (Germany High-Tech Strategy 2020). Strategi tersebut

diimplementasi kan melalui peningkatan teknologi sector manufaktur (industri),

penciptaan kerangka kebijakan strategis yang konsisten, serta penetapan prioritas tertentu

dalam menghadapi kompetisi global.

Revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara

fundamental. Berbeda dengan revolusi industry sebelumnya, revolusi industry generasi

1
ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas. Kemajuan

teknologi baru yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah

mempengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi, industry dan pemerintah.

Pendidikan 4.0 merupakan istilah umum yang digunakan oleh para ahli teori

pendidikan untuk menggambarkan berbagai cara untuk mengintegrasikan teknologi cyber

baik secara fisik maupun tidak kedalam pembelajaran. Ini adalah lompatan dari

pendidikan 3.0 yang mencakup pertemuan ilmu saraf, psikologi kognitif, dan teknologi

pendidikan, menggunakan teknologi digital dan mobile berbasis web, termasuk aplikasi,

perangkat keras dan perangkat lunak dan hal lain dengan E di depannya.

Pendidikan 4.0 adalah fenomena yang merespon kebutuhan revolusi industry

keempat dimana manusia dan mesin di selaraskan untuk mendapatkan solusi,

memecahkan masalah dan tentu saja menemukan kemungkinan inovasi baru. Pendidikan

dasar hingga pendidikan tinggi, menyesuaikan kurikulum pendidikan dengan tantangan

dan kebutuhan pada era sekarang ini. Kurikulum yang membuka akses bagi generasi

milenial mendapatkan ilmu dan pelatihan untuk menjadi pekerja yang kompetitif dan

produktif.

C. KAITANNYA DENGAN DUNIA PENDIDIKAN

Masalah revolusi industri 4.0 dan kaitannya dengan pendidikan tentu saja dunia

pendidikan adalah hal yang utama dan sentral untuk mengikuti arus revolusi industry ini

karena akan mencetak dan menghasilkan generasi-generasi berkualitas yang akan mengisi

revolusi industri 4.0. Pendidikan di era revolusi industri 4.0 berupa perubahan dari cara

2
belajar, pola berpikir serta cara bertindak para peserta didik dalam mengembangkan

inovasi kreatif berbagai bidang.

Dengan begini, diharapkan dapat menekankan pengangguran di Indonesia

khususnya dalam persaingan pasar global, Revolusi industry generasi empat tidak hanya

menyediakan peluang, tetapi juga tantangan bagi generasi milineal. Kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi sebagai pemicu revolusi indutri juga diikuti dengan implikasi

lain seperti kompetisi manusia vs mesin, dan tuntutan kompetensi yang semakin tinggi.

Untuk itu inovasi teknologi di bidang pendidikan sangat dibutuhkan, guna

mendukung pembelajaran pada era ini, untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia yang bias bersaing di kancah global, maka diperlukan lembaga-lembaga

pendidikan yang maju dan guru-guru yang kreatif dan inovatif untuk pembelajaran.

Tentunya ini akan berjalan apabila didukung dengan infrastruktur dan sarana prasarana

pendidikan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi di era revolusi industri 4.0

D. PEMBAHASAN

3
Pada mulanya nama istilah industri 4.0 bermula dari sebuah proyek yang diprakarsai

oleh

pemerintah Jerman untuk mempromosikan komputerisasi manufaktur. Jerman merupakan

negara pertama yang membuat roadmap (grand design) tentang implementasi ekonomi

digital. Dari istilah di atas maka disrupsi bisa diartikan sebagai perubahan inovasi yang

mendasar atau secara fundamental. Di era disrupsi ini terjadi perubahan yangmendasar

karena terjadi perubahan yang masif pada masyarakat dibidang teknologi di setiap aspek

kehidupan masyarakat.

Seperti dijelaskan dalam (RISTEKDIKTI, 2018) Ciri-ciri Era Disrupsi dapat

dijelaskan

melalui (VUCA) yaitu Perubahan yang masif, cepat, dengan pola yang sulit ditebak

(Volatility), Perubahan yang cepat menyebabkan kitdak pastian (Uncertainty), Terjadinya

compleksitas hubungan antar faktor penyebab perubahan (Complexity), Kekurangjelasan

4
arah perubahan yang menyebabkan ambiguitas (Ambiguity). Pada Era ini teknologi

informasi telah menjadi basis atau dasar dalam kehidupan manusia termasuk dalam

bidang bidang pendidikan di Indonesia, bahkan di dunia saat ini tengah masuk ke era

revolusi sosial industri 5.0. Pada Era Revolusi industri 4.0 beberapa hal terjadi menjadi

tanpa batas melalui teknologi komputasi dan data yang tidak terbatas, hal ini terjadi

karena dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital yang masif sebagai

tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin. Era ini juga akan

mendisrupsi berbagai aktivitas manusia, termasuk di dalamnya bidang ilmu pengetahuan

dan teknologi (iptek) serta pendidikan tinggi. Dengan tantangan tantangan di atas

dibutuhkan sosok pemimpin yang mampu berani dan mampu membaca peluang terhadap

segala perubahan yang terjadi akibat dari revolusi industri 4.0 ini.

Pemerintah Indonesia saat ini tengah melaksanakan langkah langkah strategis

yang ditetapkan berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0. Upaya ini dilakukan untuk

mempercepat terwujudnya visi nasional yang telah ditetapkan untuk memanfaatkan

peluang di era revolusi industri keempat. Peningkatan kualitas SDM merupakan salah

satu bagian dari 10 prioritas dalam melaksanakan program making indonesia 4.0. SDM

adalah hal yang penting untuk mencapai kesuksesan pelaksanaan Making Indonesia 4.0.

Indonesia berencana untuk merombak kurikulum pendidikan dengan lebih menekankan

pada STEAM ( Science , Technology , Engineering , the Arts , dan Mathematics ),

menyelaraskan kurikulum pendidikan nasional dengan kebutuhan industri di masa

mendatang. Indonesia akan bekerja sama dengan pelaku industri dan pemerintah asing

untuk meningkatkan kualitas sekolah kejuruan, sekaligus memperbaiki program mobilitas

5
tenaga kerja global untuk memanfaatkan ketersediaan SDM dalam mempercepat transfer

kemampuan.

Fokus keahlian bidang Pendidikan abad 21 saat ini meliputi cretivity, critical

thingking, communication dan collaboration atau yang dikenal dengan 4Cs.

Gambar 2 Ketrampilan Abad 21

Di era disrupsi seperti saat ini, dunia pendidikan dituntut mampu membekali para

peserta didik dengan ketrampilan abad 21 (21st Century Skills). Ketrampilan ini adalah

ketrampilan peserta didik yang mampu untuk bisa berfikir kritis dan memecahkan

masalah, kreatif dan inovatif serta ketrampilan komunikasi dan kolaborasi. Selain itu

ketrampilan mencari, mengelola dan menyampaikan informasi serta trampil

menggunakan informasi dan teknologi. Beberapa kemampuan yang harus dimiliki di di

abad 21 ini meliputi : Leadership, Digital Literacy, Communication, Emotional

Intelligence, Entrepreneurship,Global Citizenship , Problem Solving, Team-working. Tiga

Isu Pendidikan di indonesia saat ini Pendidikan karakter, pendidikan vokasi, inovasi.

Di abad 21 ini tidak hanya bagi peserta didik, pengajar pun harus harus siap

menghadapi

keterampilan ini. Dalam kelas, pengajar juga bisa disebut sebagai pemimpin. Bagaimana

mungkin kita menuntut peserta didik untuk mampu memiliki ketrampilan abad 21 jika

6
guru atau pengajarnya belum siap. Lalu bagaimana peran guru dan dosen di Era Revolusi

Industri 4.0? Mau tidak mau guru dan dosen harus memiliki core kompetensi yang kuat,

memiliki softskil antara lain : Critikal Thingking, kreatif, komunikatif dan koloberatif.

Peran guru dan dosen juga dapat berperan sebagai pemimpin yaitu sebagai teladan

karakter, menebar passion dan inspiratif. Inilah peran yang tidak dapat digantikan oleh

teknologi. Memiliki educational competence, kompetensi dalam penelitian, komptensi

dalam dunia usaha digital, kompetensi dalam era globalisasi, Interaksi dalam

pembelajaran. Dalam fungsinya dalam interksi pembelajaran, guru dan dosen harus

mampu membangun atmosphere yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis peserta

didik, yang meliputi: Needs for competence Setiap peserta didik butuh merasa bisa,

innteraksi pembelajaran harus mampu membuat mahasiswa merasa bisa. pengejar perlu

memberikan penghargaan atas hasil belajar mahasiswa. Needs for Autonomy, Setiap

mahasiswa butuh merasa ‘otonom’ dengan mendapatkan kebebasan (freedom) dan

kepercayaan (trust). setiap pembelajar yang otonom tidak akan selalu bergantung pada

dosen dalam belajar. Needs for relatedness , Setiap mahasiswa membutuhkan merasa

dirinya bagian dari suatu kelompok, dan berinteraksi dalam kelompok. Proses

pembelajaran harus mampu memupuk interaksi kolegialitas dan saling support.

Pembelajaran di era disrupsi harus mampu membekali kemampuan ‘sustainable

learning’, sehingga mahasiswa dapat melewati era disrupsi, dan memasuki era baru yang

disebut Abundant Era – Era yang serba melimpah, terutama informasi, media dan sumber

belajar.

Tantangan Revolusi Industri 4.0

7
Pesatnya perkembangan teknologi era revolusi industri 4.0 sangat berpengaruh

terhadap karakteristik pekerjaan yang ada saat ini, dimana ketrampilan dan kompetensi

menjadi hal pokok yang perlu diperhatikan.

Era revolusi industri 4.0 mengintegrasikan pemanfaatan teknologi dan internet

yang begitu canggih dan masif dan sangat mempengaruhi prilaku dunia usaha dan dunia

industri, prilaku masyarakat dan konsumen pada umumnya.

Dunia kerja di era revolusi industri 4.0 merupakan integrasi pemanfaatan internet

di segala lini produksi di dunia industri yang memanfaatkan kecanggihan teknologi dan

informasi. Karakteristik di era revolusi industri tersebut meliputi; digitalisasi, optimation

dan cutomization produksi, otomasi dan adaptasi, interaksi antara manusia dengan mesin,

value added services and business, automatic data exchange and communication, serta

penggunaan teknologi informasi.

Pola industri baru ini membawa dampak terciptanya pekerjaan dan keterampilan kerja

baru dan hilangnya beberapa pekerjaan. Revolusi industri 4.0 menyentuh seluruh aspek

hidup masyarakat. Mulai dari transformasi sistem manajemen administrasi, tata kelola

dan informasi. Bahkan, perlahan peran manusia mulai digantikan oleh robot.

Perubahan yang terjadi berpengaruh pada karakter pekerjaan. Sehingga

keterampilan yang diperlukan juga akan berubah. Tantangan tersebut, harus dapat

diantisipasi melalui transformasi pasar kerja Indonesia dengan mempertimbangkan

perubahan iklim bisnis dan industri, perubahan pekerjaan dan kebutuhan ketrampilan.

Tantangan yang hadapi pemerintah dan perguruan tinggi adalah bagaimana

mempersiapkan dan memetakan angkatan kerja dari lulusan pendidikan dalam

menghadapi revolusi industri 4.0. Kurikulum dan metode pendidikan harus menyesuaikan

8
perubahan iklim bisnis, industri yang semakin kompetitif dan mengikuti perkembangan

ilmu pengetahuan teknologi dan sains.

Perguruan tinggi harus memperkuat kemampuan merespon kebutuhan dunia kerja,

usaha dan industry dengan inovasi dan kurikulum lintas disiplin. Perkembangan sekarang

ini telah mengubah lanskap ekonomi, sosial, budaya maupun politik tingkat nasional,

bahkan global.

Pendidikan tinggi adalah satu organisasi sebagai rujukan inovasi, dan paling responsif

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adaptasi terhadap perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi mengambil peranan yang sangat penting. Jika tidak ingin

tertinggal oleh kemajuan pesat teknologi, kompetensi sumber daya manusia juga harus

berubah. Cara kerja organisasi juga harus menyesuaikan.

Perguruan tinggi harus menjadi motor inovasi disruptif. Merubah pola pikir, cara

kerja organisasi, produktivitas, disiplin, inovasi. progresif, terbuka terhadap perubahan,

agresif dalam melakukan terobosan. Salah satu caranya ialah dengan menciptakan

kurikulum dan metode pembelajaran yang fleksibel dan konstekstual.

Perguruan tinggi harus mampu menjadi saluran pemikiran melalui riset dan

pelbagai inovasi. Cara-cara baru harus dikembangkan. Keinginan mahasiswa dan dosen

untuk berinovasi harus ditumbuhkan. Agenda perubahan selalu menyesuaikan

perkembangan zaman.

Membekali peserta didik dengan berbagai kecakapan agar mereka survive. Pembekalan

itu mencakup penguasaan data dan teknologi, pengetahuan humaniora, keterampilan

kepemimpinan, dan kewirausahaan.

9
Selain itu, Dunia pendidikan dan dunia Industri harus bersinergi untuk dapat

mengembangkan Industrial transformation strategy. Salah satunya dengan

mempertimbangkan perkembangan sektor ketenagakerjaan karena transformasi industri

akan berhasil dengan adanya tenaga kerja yang kompeten.

Menghadapi tantangan di era revolusi industri 4.0, Ada 3 hal yang perlu diperhatikan :

1. Pertama adalah kualitas SDM. Yaitu bagaimana memastikan agar kualitas SDM sesuai

dengan kebutuhan pasar kerja, sesuai dengan industri yang berbasis teknologi digital.

2. kedua, adalah masalah kuantitas yaitu jumlah pekerja atau SDM yang berkualitas dan

kompeten serta sesuai kebutuhan industri.

3. Ketiga, lokasi yaitu masih kurang meratanya sebaran sumber daya manusia yang

berkualitas terutama di daerah-daerah.

Terkait dengan peningkatan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja, pentingnya

masifikasi pelatihan kerja dan setifikasi profesi yang sedang dilakukan pemerintah

melalui pelatihan kerja dan program pemagangan.

E. PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI 4.0 BAGI PERGURUAN TINGGI SAAT INI

Revolusi Industri 4.0 menjadi topik yang hangat di perbincangkan di lingkup

pendidikan tinggi Indonesia. Revolusi industri 4.0 secara umum diketahui sebagai

perubahan cara kerja

yang menitikberatkan pada pengelolaan data, sistem kerja industri melalui kemajuan

teknologi, komunikasi dan peningkatan efisiensi kerja yang berkaitan dengan interaksi

manusia. Data menjadi kebutuhan utama organisasi dalam proses pengambilan keputusan

10
organisasi yang didukung oleh daya komputasi dan sistem penyimpanan data yang tidak

terbatas.

Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan dapat

melahirkan sumber daya manusia kompeten yang siap menghadapi dunia usaha dan

industri yang kian berkembang seiring dengan kemajuan teknologi.

Keahlian kerja, kemampuan beradaptasi dan pola pikir yang dinamis menjadi

tantangan bagi sumber daya manusia Indonesia, di mana selayaknya dapat diperoleh saat

mengenyam pendidikan formal di Perguruan Tinggi.

Kuantitas bukan lagi menjadi indikator utama bagi suatu perguruan tinggi dalam

mencapai kesuksesan, melainkan kualitas lulusannya. Kesuksesan sebuah negara dalam

menghadapi revolusi industri 4.0 erat kaitannya dengan inovasi yang diciptakan oleh

sumber daya yang berkualitas, sehingga Perguruan Tinggi wajib dapat menjawab

tantangan untuk menghadapi kemajuan teknologi dan persaingan dunia kerja.

Dalam menciptakan sumber daya yang inovatif dan adaptif terhadap teknologi,

diperlukan penyesuaian sarana dan prasarana pembelajaran dalam hal teknologi

informasi, internet, analisis big data dan komputerisasi.

Perguruan tinggi harus mampu menyediakan infrastruktur pembelajaran tersebut;

sehingga diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang terampil dalam aspek literasi

data, literasi teknologi dan literasi manusia. Sehingga akan berdampak pada peningkatan

produktivitas usaha dan industri berbasis teknologi, seperti yang banyak bermunculan

saat ini.

Tantangan berikutnya adalah rekonstruksi kurikulum pendidikan tinggi yang

responsif terhadap revolusi, seperti desain ulang kurikulum dengan pendekatan human

11
digital dan keahlian berbasis digital. Sistem perkuliahan berbasis teknologi informasi

menjadi salah satu solusi mewujudkan pendidikan tinggi yang berkualitas.

Dunia pendidikan dan industri harus mampu mengembangkan starategi

transformasi industri dengan mempertimbangkan sektor sumber daya manusia yang

memiliki kompetensi dibidangnya. Untuk itu Pendidikan Tinggi wajib merumuskan

kebijakan strategis dalam berbagai aspek mulai dari kelembagaan, bidang studi,

kurikulum, sumber daya, serta pengembangan cyber university, dan risbang hingga

inovasi.

Revolusi industri 4.0 harus direspon secara cepat dan tepat oleh seluruh

pemangku kepentingan di lingkup pendidikan tinggi agar mampu meningkatkan daya

saing bangsa ditengah persaingan global.

Kementerian Ristek Dikti menjelaskan ada lima elemen penting yang harus

menjadi perhatian dan akan dilaksanakan oleh Kemenristekdikti untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa di era Revolusi Industri 4.0, yaitu:

1. Persiapan sistem pembelajaran yang lebih inovatif di perguruan tinggi seperti

penyesuaian kurikulum pembelajaran, dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam

hal data Information Technology (IT), Operational Technology (OT), Internet of Things

(IoT), dan Big Data Analitic, mengintegrasikan objek fisik, digital dan manusia untuk

menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang kompetitif dan terampil terutama dalam

aspek data literacy, technological literacy and human literacy.

2. Rekonstruksi kebijakan kelembagaan pendidikan tinggi yang adaptif dan responsif

terhadap revolusi industri 4.0 dalam mengembangkan transdisiplin ilmu dan program

studi yang dibutuhkan. Selain itu, mulai diupayakannya program Cyber University,

12
seperti sistem perkuliahan distance learning, sehingga mengurangi intensitas pertemuan

dosen dan mahasiswa. Cyber University ini nantinya diharapkan menjadi solusi bagi anak

bangsa di pelosok daerah untuk menjangkau pendidikan tinggi yang berkualitas.

3. Persiapan sumber daya manusia khususnya dosen dan peneliti serta perekayasa yang

responsive, adaptif dan handal untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Selain itu,

peremajaan sarana prasarana dan pembangunan infrastruktur pendidikan, riset, dan

inovasi juga perlu dilakukan untuk menopang kualitas pendidikan, riset, dan inovasi.

4. Terobosan dalam riset dan pengembangan yang mendukung Revolusi Industri 4.0 dan

ekosistem riset dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas riset dan

pengembangan di Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang, LPNK, Industri, dan Masyarakat.

5. Terobosan inovasi dan perkuatan sistem inovasi untuk meningkatkan produktivitas

industri dan meningkatkan perusahaan pemula berbasis teknologi.

F. Penutup

Diperlukan upaya maksimal oleh seluruh pihak dalam meningkatkan mutu pendidikan

baik dalam segi SDM dan Objeknya. Diharapkan pemerintah mampu memberikan

fasilitas yang terbaik bagi pendidikan di Indonesia.

13
Daftar Pustaka

http://www.ristekdikti.go.id/pengembangan-iptek-dan-pendidikan-tinggi-di-era-revolusi-
industri-4-0.

Risdianto, E., 2019, ANALISIS PENDIDIKAN INDONESIA DI ERA REVOLUSI


INDUSTRI 4.0, Universitas Bengkulu.

Wahyuni, D., 2019, SejarahdanPendidikan Era RevolusiIndustri 4.0, Jakarta

Widayati, D.T., dkk. (2010). Pedoman Umum Pembelajaran Berbasis Riset. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada

14

Anda mungkin juga menyukai