Anda di halaman 1dari 15

MINI RISET

PROFESI
KEPENDIDIKAN

SKOR NILAI :

PERAN PROFESI GURU DALAM ERA DIGITAL 4.0

Nama : Kristian Malau


NIM :4193121043
Kelas : Fisika Dik D 2019
Dosen Pengampu : Imelda Free Unita Manurung S.Pd.,M.Pd
Mata Kuliah : Profesi Kependidikan

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kasih karunia dan kesehatan sehingga saya bisa menyusun atau menyelesaikan MINI RISET
mata kuliah Profesi Kependidikan ini dengan lancar dan tepat waktu meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih kepada Ibu Dosen mata kuliah
Profesi Kependidikan di Universitas Negeri Medan yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.

Kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa –mahasiswa
Universitas Negeri Medan. Didalam menyusun tugas ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
menyempurnakan tugas ini ke depan. Atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih

Medan, April 2020

Kristian Malau
4193121043
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan.................................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2

BAB II. LANDASAN TEORI...........................................................................................3


BAB III. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN.....................................................6
A. Tempat dan waktu...........................................................................................6
B. Peserta Kegiatan..............................................................................................6
C. Metode Peneltian.............................................................................................6
D. Instrumen Penelitian........................................................................................6

BAB IV. PEMBAHSAN...................................................................................................7

BAB V. PENUTUP...........................................................................................................10

A. Kesimpulan..............................................................................................................10
B. Saran........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era Industri 4.0 adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada era dimana terjadi
perpaduan teknologi yang mengakibatkan dimensi fisik, biologis, dan digital membentuk
suatu perpaduan yang sulit untuk dibedakan (Scawab, 2016). Misalnya, dua orang dapat
saling berbagi informasi secara langsung dengan bantuan digital tanpa harus berada pada
tempat yang sama atau pada waktu yang bersamaan baik secara fisikis maupun biologis.
Terjadinya digitalisasi informasi dan pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence)
secara massif di berbagai sektor kehidupan manusia, termasuk di dunia pendidikan, adalah
tanda dimulainya era industri 4.0 (Scawab, 2016).

Perkembangan teknologi digital di era Industri 4.0 saat ini telah membawa perubahan dan
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk di bidang pendidikan. Hoyles &
Lagrange (2010) menegaskan bahwa teknologi digital adalah hal yang paling mempengaruhi
sistem pendidikan di dunia saat ini. Hal ini disebebkan karena aspek efektivitas, efisiensi dan
daya tarik yang ditawarkan oleh pembelajaran berbasis teknologi digital.

Bila ingin bersaing di era digital ini Indonesia perlu segera meningkatkan kemampuan
dan keterampilan sumberdaya manusia melalu pendidikan, menjadi operator dan analis
handal sebagai pendorong Industri mencapai daya saing dan produktivitas tinggi. Dengan
melakukan hal ini tidak mustahil Indonesia akan melompat menjadi negara maju dalam
Revolusi Industri Jilid Empat ini, melalui pemanfaatan implementasi teknologi digital dan
komputasi kedalam Industri.

Guru sebagai pemimpin dalam pembelajaran dituntut untuk mampu beradaptasi dan siap
berubah, agar dapat menghadapi tantangan di era digital 4.0. Guru diperlukan untuk
membentuk karater siswa, menumbuhkan semangat, kreativitas dan empati sosial. Peran
Guru tidak akan tergantikan oleh teknologi sehebat apapun. Guru tidak hanya untuk mengisi
ilmu pengetahuan siswa, namun Guru memiliki peran dalam mendidik karakter, etika, dan
moral siswa.
B. Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk “mengetahui pera serta Guru dalam
menghadapi tantangan dalam era digital saat ini.”

C. Manfaat Kegiatan

Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa siap diri calon Guru terutama
mahasiswa calon guru dalam mempersiapkan dirinya untuk terjun ke dalam kegiatan
mengajar.

BAB II
LANDASAN TEORI

Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini bukan lagi menjadi kelanjutan
untuk revolusi industri ketiga, melainkan menjadi gerbang untuk datangnya revolusi industri
4.0 atau industri 4.0. Davis (World Economic Forum, 2016) mengartikan industri 4.0 ini
sebagai cyber physical systems yang berarti teknologi bukan lagi menjadi ‘alat’ melainkan
tertanam pada kehidupan masyarakat. Artificial Intelligence, nanotechnology, biotechnology,
autonomus vehicles,dan 3D printing merupakan contoh semakin luasnya perkembangan
teknologi saat ini. Kecepatan, jangkauan/cakupan, dan dampak merupakan tiga alasan dari
Schwab (World Economic Forum, 2016) yang menjelaskan bahwa transformasi teknologi
saat ini bukan perpanjangan dari revolusi industri ketiga, melainkan kedatangan revolusi
industri 4.0.Dibandingkan dengan revolusi industri terdahulu yang berubah secara linier,
industri 4.0 berubah secara eksponensial sehingga dapat mengganti sistem produk,
manajemen, bahkan kepemerintahan secara dalam.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini bukan lagi menjadi kelanjutan
untuk revolusi industri ketiga, melainkan menjadi gerbang untuk datangnya revolusi industri
4.0 atau industri 4.0. Davis (World Economic Forum, 2016) mengartikan industri 4.0 ini
sebagaicyberphysical systems yang berarti teknologi bukan lagi menjadi ‘alat’ melainkan
tertanam pada kehidupan masyarakat. Artificial Intelligence, nanotechnology, biotechnology,
autonomus vehicles,dan 3D printing merupakan contoh semakin luasnya perkembangan
teknologi saat ini. Kecepatan, jangkauan/cakupan, dan dampak merupakan tiga alasan dari
Schwab (World Economic Forum, 2016) yang menjelaskan bahwa transformasi teknologi
saat ini bukan perpanjangan dari revolusi industri ketiga, melainkan kedatangan revolusi
industri 4.0. Dibandingkan dengan revolusi industri terdahulu yang berubah secara linier,
industri 4.0 berubah secara eksponensial sehingga dapat mengganti sistem produk,
manajemen, bahkan kepemerintahan secara dalam.

Tantangan pada dunia pendidikan dalam menghadapi industri 4 adalah penanaman


nilainilai pendidikan yang perlu dikembangkan. Menurut Guilford (1985) penerapan dari
pendidikan nilai yang dikembangkan adalah: 1) anak dididik dan dilatih dengan cara bekerja
sambil belajar. Kecerdasan berfikir anak dikembangkan dengan seluas-luasnya; 2) memupuk
kepribadian anak dengan kepribadian Indonesia sehingga menjadi pribadi yang dinamis,
percaya diri, berani, bertanggung jawab dan mandiri; 3) pelajaran tidak hanya diberikan
pada jam pelajaran saja, tetapi juga dalam setiap kesempatan di luar jam sekolah; dan 4)
contoh perbuatan baik diterapkan karena lebih berhasil dalam membina watak yang baik . hal
inilah yang membedakan manusia dengan mesin di era globalisasi industri ke 4.
Kirschenbaum (1992) menyatakan bahwa pendidikan nilai pada dasarnya lebih ditujukan
untuk memperbaiki moral bangsa. Pendidikan nilai mengajarkan generasi muda tentang value
dan moral yang seharusnya dimiliki. Pendidikan nilai ditujukan untuk mencegah antara lain
meningkatnya kasus kejahatan, degradasi moral dan penggunaan obat-obatan terlarang oleh
generasi muda. Melalui pembelajaran berbasis nilai diharapkan siswa dapat menentukan nilai
baik dan buruk dalam kehidupan sehingga dapat memilih nilai yang baik untuk peningkatan
kualitas hidupnya di dalam masyarakat.

Tapi pada kenyataanya, semakin pesatnya arus teknologi justru siswa- siswa semakin
terlena dan memiliki sikap yang enggan bertanggung jawab, degradasi moral dan
meningkatnya kasus kejahatan dikalangan siswa. Dengan adanya aplikasi media sosial yang
mempermudah dalam mengakses informasi dan komunikasi mengakibatkan menjamurnya
kejahatan di media online. Hal ini dikarenakan kurangnya pendidikan nilai dan tantangan
bagi pendidik untuk menguatkan karater moral siswa agar tidak terjerumus dan terlena
dengan pesatnya teknologi industri 4.

Kohlberg, (2005) menyatakan bahwa pendidikan moral merupakan suatu upaya


membantu peserta didik dalam menuju satu tahap perkembangan sesuai dengan kesiapan
mereka. Peranan guru adalah memperkenalkan peserta didiknya dengan berbagai masalah
konflik moral yang realistik. Untuk meningkatkan keberhasilan program pendidikan moral,
maka upaya pendidikan tersebut haruslah dilakukan dalam satu just school environment.
Nilai-nilai yang mulai tergerus akibat tranformasi industri 4 adalah sebagai berikut :

1. Nilai Kultural. Nilai kultural adalah nilai yang berhubungan dengan budaya,
karakteristik lingkungan sosial dan masyarakat (Djhiri, 2002). Pendidikan dapat
menolong siswa untuk melihat nilai-nilai kultural sosial secara sistematis dengan cara
mengembangkan keseimbangan yang sehat antara sikap terbuka (openness) dan tidak
mudah percaya (skepticism).
2. Nilai Yuridis Formal. Nilai Yuridis formal adalah nilai yang berkaitan dengan aspek
politik, hukum dan ideologi (Djahiri, 2002). Nilai sosial politik suatu bahan ajar
merupakan kandungan nilai yang dapat memberikan petunjuk kepada manusia untuk
bersikap dan berperilaku sosial yang baik ataupun berpolitik yang baik dalam
kehidupannya.
3. Nilai Religius mempertahankan nilai-nilai tersebut merupakan tantangan terberat
dalam menghadapi revolusi industri 4. Penanaman nilai inilah yang perlu diperkuat
untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa khususnya di dunia pendidikan.

Menjawab perkembangan teknologi yang pesat ini, pendidikan dihadapkan dengan


kendala utama yaitu pendidikan di daerah terisolir dan terpinggir. Pendidikan yang kurang
merata di daerah tersebut menjadi kendala. Pada pendidikan perguruan tinggi yang menjadi
kendala untuk menciptakan generasi inovatif dan produktif adalah:

1. Kurangnya sistim pembelajaran yang inovatif di perguruan tinggi seperti penyesuaian


kurikulum pembelajaran, dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal data
Information Technology (IT), Operational Technology (OT), Internet of Things (IoT),
dan Big Data Analitic, mengintegrasikan objek fisik, digital dan manusia untuk
menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang kompetitif dan terampil terutama dalam
aspek data literacy, technological literacy and human literacy.
2. Belum adanya Rekonstruksi kebijakan kelembagaan pendidikan tinggi yang adaptif
dan responsif terhadap revolusi industri 4 dalam mengembangkan transdisiplin ilmu
dan program studi yang dibutuhkan.
3. Masih kurangnya Terobosan dalam riset dan pengembangan yang mendukung volusi
Industri 4.0 dan ekosistem riset dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas riset dan pengembangan di Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang, LPNK,
Industri, dan Masyarakat.
4. Masih kurangnya Terobosan dalam riset dan pengembangan yang mendukung volusi
Industri 4.0 dan ekosistem riset dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas riset dan pengembangan di Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang, LPNK,
Industri, dan Masyarakat.
BAB III

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tempat dan Waktu

Mengingat sedang mewabahnya COVID-19 yang menyebabkan segala kegiatan


dilakukan dari rumah, maka penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket online dari
Google form.

B. Peserta Kegiatan

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan sarjana
(calon guru)

C. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan survey atau poling.Yaitu penelitian yang bertujuan untuk
meminta tanggapan dari responden tentang pertanyaan yang dibeikan berikan,hasil dari
survey yang dilakukan merupakan penjelasan yang didapat nantinya.

D. Instrumen Penelitian

No Pertanyaan

1 Sebagai calon guru,sudahkah anda mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan


era 4.0?

2 Apakah persiapan yang sudah anda lakukan?

3 Apakah anda setuju, jika kompetensi guru harus ditingkatkan mengikuti


perkembangan informasi dan teknologi?

4 Bagaimana cara anda untuk membekali siswa dengan keterampilan seperti berpikir
kritis, kreatif, inovatif, dan berkomunikasi?

5 Dalam era digital 4.0 ini, guru tidak hanya untuk mengisi ilmu pengetahuan siswa

6 Menurut anda, peran apa saja yang harus dikembangkan selain mengisi ilmu
pengetahuan?

BAB IV
PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa sekitar 60% responden sudah mempersiapkan
diri untuk menghadapi tantangan era digital 4.0 saat ini. Melalui jawaban yang mereka
berikan juga sudah mengerti peran yang akan mereka hadapi kedepannya. Dengan hasil dari
setiap pertanyaan sebagai berikut:

1. Sebagai calon guru,sudahkah anda mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan


era 4.0?

Dengan pertanyaan seperti yang diatas, responden memberikan jawaban Ya dengan


persentase terbesar, yang menandakan mereka sudah benar-benar mempersiapkan diri mereka
masing-masing untuk menghadapi era digital ini.

2. Apakah persiapan yang sudah anda lakukan?


Jawaban mereka atas pertanyaan tersebut sangat beragam, mereka memiliki berbagai
persiapan untuk nanti dapat mengajar di era digital ini. Dengan persiapan yang sudah mereka
lakukan diharapkan dapat mencipatkan pembelajaran yang efektif

3. Apakah anda setuju, jika kompetensi guru harus ditingkatkan mengikuti


perkembangan informasi dan teknologi?

Maksud dari pertanyaan ini adalah di era digital 4.0 yang saat ini berkembang dengan
cepat yang memungkinkan segala sesuatunya dapat digantikan oleh teknologi yang diciptkan
oleh manusia. Tetapi peran guru tak dapat digantikan oleh teknologi manapun, karena peran
guru yang memberikan teladan bagi murid-muridnya dan tak bisa dimiliki oleh teknologi.

4. Bagaimana cara anda untuk membekali siswa dengan keterampilan seperti berpikir
kritis, kreatif, inovatif, dan berkomunikasi?
Dengan pertanyaan ini, agar mengetahui bagaimana cara-cara yang akan mereka
lakukan untuk menciptakan generasi yang berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan
berkomunikasi. Terlihat dari jawaban mereka, bahwa mereka akan memberikan stimulan-
stimulan bagi siswa, melakukan pembelajaran terpadu, mengedepankan pendidikan moral,
karakter, dan pola pengajaran STEM.

5. Dalam era digital 4.0 ini, guru tidak hanya untuk mengisi ilmu pengetahuan siswa

Dalam era ini peran guru tidak sesimple hanya memberikan pengetahuan, tetapi jauh
lebih penting. Di era digital ini, dengan perkembangannya dan juga dengan semua teknologi
yang ditawarkan tidak memungkinkan seseorang dapat terlindas oleh zaman. Dengan semua
perkembangan ini dapat mempengaruhi moral siswa, maka itu peran guru selain mengisi ilmu
pengetahuan adalah memberikan pendidikan moral, fasilitator, inspirator, dan motivator.

6. Menurut anda, peran apa saja yang harus dikembangkan selain mengisi ilmu
pengetahuan?
Pertanyaan terakhir yang diberikan, dimaksudkan apakah mereka sudah mengetahui
peran yang akan mereka emban selain mengisi ilmu pengetahuan kepada murid. Jawaban
mereka untuk pertanyaan terakhir ini cukup memuskan, karena beberapa dari mereka
mengetahui bahwa peran guru sebagai pemberi pendidikan moral, pembimbing, karater dan
budaya
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian yang sudah dilaksanakan ini adalah peran serta guru dalam
pendidikan di era digital 4.0 saat ini sangat diperlukan. Guru juga dituntut untuk mampu
beradaptasi dan siap berubah, agar dapat menghadapi tantangan yang akan datang di era saat
ini. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, menarik, kreatif, bersahabat, dan
fleksibel.

Kompetensi guru pun harus ditingkatan untuk mengikuti arus perkembangan informasi
dan teknologi. Selain itu, guru juga menjadi fasilitator,inspirator, motivator, imajinasi,
kreativitas, dan tim kerja serta pengembang nilai-nilai karkater.

B. Saran

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna , oleh karena itu
Penulis sangat mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca dan
dosen pembimbing , agar dalam pembuatan makalah ke depannya dapat lebih baik.
Daftar Pustaka
Syamsuar & Reflianto.(2018).Pendidikan Dan Tantangan Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi Di Era Revolusi Industri 4.0.Universitas Negeri Padang
Putrawangsa & Hasanah.(2018).Integrasi Teknologi Digital Dalam Pembelajaran Di Era

Industri 4.0.Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan.Vol


16.No 1. UIN Mataram: Mataram

Anda mungkin juga menyukai