Disusun Oleh :
Luthfi Abdillah
(02111160068)
Masih ada beberapa contoh tentang dampak dari adaptasi era Industri 4.0.
Misalnya, karena faktor e-banking dan pesatnya perkembangan sistem pembayaran,
30 persen pos pekerjaan pada setiap bank diprediksi akan hilang dalam beberapa
tahun mendatang. Maka, akhir-akhir ini pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor
perbankan pun tak terhindarkan. Lalu, berlakunya ketentuan e-money untuk bayar tol
pun punya dampak terhadap pekerja yang selama ini melayani pembayaran tunai di
semua pintu jalan tol. Industri surat kabar pun mengalami penurunan skala bisnis
yang cukup signifikan, karena tak bisa bisa menghindari dampak dari pesatnya
pertumbuhan media online. Beberapa ilustrasi ini menggambarkan perubahan yang
muncul akibat digitalisasi dan otomasi dalam era Industri 4.0 sekarang ini.
Perubahan-perubahan besar menjadi tak terhindarkan ketika dunia harus
bertransformasi mengikuti perubahan zaman.
A. Sejarah Revolusi Industry
Revolusi Industri 1.0 di mulai Tahun (1784) ditandai dengan mekanisasi produksi
menggunakan tenaga air dan uap. Lalu, produksi massal menjadi sebuah
kemungkinan yang terbuka berkat adanya tenaga listrik pada Revolusi Industri 2.0 di
mulai Tahun (1870) Sektor industri kemudian bisa mewujudkan otomatisasi produksi
pada Revolusi Industri 3.0 di mulai tahun (1969) karena dukungan industri elektronik
dan teknologi informasi. Semua perubahan itu mendorong manusia beradaptasi,
karena pada akhirnya akan mengubah perilaku, cara bekerja hingga tuntutan
keterampilan.
Barulah Istilah Industri 4.0 pertama kali diperkenalkan kepada publik pada tahun
2011 sebagai “Industrie 4.0” oleh sekelompok perwakilan dari berbagai bidang
(seperti bisnis, politik, dan akademisi) di bawah inisiatif guna meningkatkan kekuatan
daya saing Jerman di industri manufaktur. Pemerintah federal Jerman mengadopsi
gagasan tersebut dalam Strategi Teknologi Tinggi untuk 2020. Selanjutnya,
Kelompok Kerja dibentuk untuk memberi saran lebih lanjut tentang implementasi
Industri 4.0.
Mesin skala industri adalah investasi besar bagi wirausahawan dan produsen. Maka
jaman now memaksimalkan mesin dengan menghubungkan ke internet adalah
langkah maju. Namun dalam kenyataannya, banyak mesin yang dipakai dalam
operasional wirausaha atau manufaktur masih belum terhubung dengan internet.
Berinvestasi dengan memperbarui mesin baru tidak harus menjadi satu-satunya
solusi. Mesin lama dapat di permak dengan solusi berupa pemberian sensor,
perangkat lunak dan koneksi internet, sehingga dapat membawa mesin lama tersebut
memasuki era industri baru. Hal ini memberikan kesempatan pemeliharaan prediktif,
mengurangi downtime sambil meningkatkan produktivitas. Investasi yang lebih
masuk akal dibandingkan dengan membeli mesin baru.
Diperlukan inisiatif dan adaptasi dengan standar industri baru yang terbuka dan
dikembangkan sendiri untuk pertukaran data dalam industri yang terhubung. Ini akan
memungkinkan interaksi antara berbagai mitra dalam internet of things (IoT) dan
dalam Industry 4.0. Standar baru ini berpotensi mendukung transfer data yang cepat,
mudah, dan aman dari sensor yang disuplai oleh UKM kepada produsen ke sistem
produksi perusahaan besar.
Ada kemungkinan terjadi redistribusi tenaga kerja yaitu membuka jalan bagi peluang
kerja baru. Industri 4.0 membuka pintu untuk tenaga kerja baru terampil di bidang-
bidang seperti teknik mekatronika, mekanik industri, dan teknik elektro untuk
teknologi otomasi. Untuk generasi muda, sekarang adalah waktu untuk
mempertimbangkan memilih bidang studi STEM; kemungkinan karir tidak terbatas
karena Industry 4.0 meluas di semua sektor.
Inovasi dalam Industri 4.0 berarti kualitas layanan dan produk yang lebih baik,
penggunaan bahan yang lebih efisien dan standar keamanan yang lebih baik. Inovasi
ini bukan barang fiksi ilmiah; mereka adalah realitas manufaktur modern saat ini,
terlepas dari skala dan ukurannya.
Kesimpulan
Wirausahawan pada generasi milenial ini sepantasnya memanfaatkan era industri 4.0
sebaik mungkin. Jangan sampai pelaku bisnis dan wirausaha di seluruh nusantara
Indonesia terlambat mengantisipasi dan beradaptasi dengan gelombang revolusi
industri 4.0. Perubahan ini dapat menjadi tantangan sekaligus peluang baru bagi
pelaku wirausaha kedepannya agar tidak kalah bersaing dalam hal peningkatan
kemakmuran.
Daftar Pustaka
Bambang Soesatyo Generasi Milenial dan Era Industri 4.0 [Internet]. (Di Akses 12
Desember 2018) https://news.detik.com/kolom/3981811/generasi-milenial-dan-era-
industri-40
Endarwati O. Industri 4.0 Ciptakan Peluang Baru [Internet]. (Di Akses 12 Desember 2018)
https://ekbis.sindonews.com/read/1201970/34/industri-40-ciptakan-peluang-baru-
1493754875
Faizal M. Kemenperin Rancang Roadmap Revolusi Industri Ke-4 [Internet]. (Di Akses 12
Desember 2018) https://ekbis.sindonews.com/read/1291209/34/kemenperin-rancang-
roadmap-revolusi-industri-ke-4-1521545685