Anda di halaman 1dari 8

Produk hasil Nabati

maka keripik didinginkan kemudian terpapar sinar matahari. Pada produk


diberi bumbu atau dikenal dengan yang sudah dikemas dan siap untuk
istilah seasoning. Untuk dijual maka pada label hendaknya
mendapatkan aneka rasakeripik dicantumkan hal-hal sebagai berikut:
(rasa asin, manis, pedas, rasa keju a. Nama produk
dan lain-lain)dapat ditambahkan
b. Nama dan alamat produsen
bumbu-bumbu sesuai dengan selera.
Bumbu-bumbu yang biasa digunakan c. Tanggal produksi atau tanggal
dalam pembuatan keripik diantaranya kadaluwarsa
adalah: garam, gula, bawang putih, d. Anjuran penyimpanan produk
cabe, penyedap. Penambahan bumbu atau hal-hal lain yang penting
dapat dilakukan pada saat bahan e. K o m p o s i s i n u t r i s i ( b i l a
sebelum digoreng (dengan cara diperlukan)
merendam bahan dalam larutan
f. K o m p o s i s i b a h a n y a n g
bumbu), selama bahan dalam proses
digunakan
penggorengan (dengan
menambahkan bumbu dalam bentuk Faktor penentu mutu keripik pisang
cair pada saat penggorengan), dan terutama terletak pada tingkat
pada bahan setelah digoreng k e r e n y a h a n d a n p enampakan.
(dengan menaburkan bumbu dalam Keripik pisang yang bagus umumnya
bentuk powder/bubuk ke seluruh mempunyai tekstur renyah. Sedang
permukaan keripik). Setelah keripik penampakan secara keseluruhan
pisang diberi rasa sesuai dengan yang (terutama warna)menarik dan
diinginkan maka langkah selanjutnya memilikiukuran ketebalan dan
adalah mengemas produk. bentuk seragam. Rasa keripik pisang
Pengemasan dimaksudkan untuk sangatspesifik, tergantungdari jenis
mempertahankan kualitas, daya tahan pisang yangdigunakan sebagai bahan
dan memberikanperlindungan dasar.Uji mutu kripik pisang secara
produk keripik dari kerusakan. sederhana dapat dilakukan secara
Pengemasan dan penyimpanan organoleptis.
sebaiknya dilakukan sesuai dengan B. Produk Olahan Sayuran
karakteristik produk berminyak, yaitu 1. Saus
kedap udara dan terhindar dari
Saos merupakan produk yang diolah
cahaya. Untuk itu dapat digunakan
guna memperpanjang daya simpan
bahan pengemas, seperti plastik,
sayuran seperti cabai ataupun tomat.
gelas (stoples), agar kerenyahan
Dalam kehidupan masyarakat
keripik dapat tetap terjaga.
Indonesia saat ini tidak bisa lepas
Penyimpanan keripik sebaiknya
dengan saos. Baik sebagai teman
dilakukan pada tempat yang kering,
makan maupun digunakan dalam
dingin dan gelap (tidak terkena
pengolahan makanan. Indonesia
cahaya secara langsung).Halini
sebagai negara agraris dengan
dimaksudkan agar minyakyang
tanahnya yang subur sehingga
terkandung di dalam keripik tidak
komoditas cabai mapun tomat dapat
mudah tengik. Ketengikan terjadi
tumbuh subur dan panen yang
karena minyak atau lemak yang
melimpah, hanya saja pada saat
terkandung di dalam keripik
musim panen raya harganya sangat
teroksidasi bila terkena udara atau
rendah sedangkan di luar musim

11
Produk hasil Nabati

harganya melonjak. Pengolahan cabai panas yang digunakan untuk blansir


dan tomat menjadi sangat penting adalah air panas, uap panas, atau udara
sebagai upaya pengawetan dan panas pada suhu sekitar 90 oC selama
penyediaan kebutuhan akan cabai dan 3 – 5 menit. Untuk mendapatkan warna
tomat diluar musim. sayuran yang tetap segar sangat baik
Saus dalam istilah masak-memasak digunakan kombinasi panas dan
berarti cairanyang digunakan sewaktu pendingin yang sangat cepat.
memasak atau dihidangkan bersama- Pasteurisasi merupakan perlakuan
sama makanan sebagai penyedap panas di bawah titik didih air atau di
atau agar makanan kelihatan bagus. bawah suhu sterilisasi yang bertujuan
Sambal dan kecap manis merupakan untuk membunuh mikroorganisme
saus utama pada sebagian besar patogen tetapi tidak membunuh
masakan Indonesia. mikroorganisme pembusuk dan
Bahan dasar pembuatan saus adalah nonpatogen. Pasteurisasi dibedakan
cabai merah. Sedangkan bahan menjadi dua, yaitu: 1. Low
pelengkapnya adalah nanas, air Temperature Long Time: suhu 63 oC
matang dingin, bawang putih, gula selama 30 menit. 2. High Temperature
pasir, garam dapaur, cuka. Saus Short Time: suhu 72 oC selama 15
sambal berupa bubur halus yang detik. Pasteurisasi biasanya disertai
cukup kental dan umunya berwarna dengan cara pengawetan lain,
merah segar. misalnya setelah dipasteurisasi
makanan disimpan pada suhu dingin.
Ciri-ciri saus sambal yang berkualitas
Dengan demikian daya simpan
baik adalah sebagai berikut :
makanan tersebut akan lebih lama.
1) warna merah segar, Sebagai contoh, susu pasteurisasi
2) konsistensi agak kental, yang disim-pan dalam lemari es
3) k e n a m p a k a n h o m o g e n , selama 1 minggu atau lebih tidak
butirannya lembut dan tidak terjadi perubahan cita rasa yang nyata,
menggumpal, tetapi jika susu tersebut disimpan
pada suhu kamar maka akan menjadi
4) aroma manis, sedikit asam, gurih
busuk dalam 1 atau 2 hari.
dan pedas,
Istilah sterilisasi berarti
5) tidak ditumbuhi jamur
membebaskan bahan dari semua
Blansir adalah pemanasan mikroba. Sterilisasi biasanya
pendahuluan yang biasanya dilakukan dilakukan pada suhu yang tinggi
sebelum proses pembekuan, misalnya 121 oC selama 15 menit.
pengeringan, dan pengalengan, serta Waktu yang diperlukan untuk
ditujukan terutama untuk sterilisasi tergantung dari besarnya
menonaktifkan enzim yang ada dalam kaleng yang digunakan dan kecepatan
makanan seperti buahbuahan dan perambatan panas dari makanan
sayuran. Tujuan lainnya adalah untuk tersebut. Selama proses sterilisasi
menghilangkan gas dari bahan dapat terjadi beberapa perubahan
pangan, menaikkan suhu bahan terhadap makanan yang dapat
pangan, membersihkan bahan pangan, menurunkan mu-tunya. Oleh sebab
melunakkan/melemaskan bahan itu, jumlah panas yang diberikan harus
pangan sehingga mudah dalam dihitung sedemikian rupa sehingga
pengepakan di dalam kaleng. Media tidak merusak mutu makanan. Untuk

12
Produk hasil Nabati

bahan makanan di dalam kaleng atau 2. Asinan Sayuran


botol biasanya dilakukan sterilisasi Makanan disamping dapat
komersial, yang ditujukan untuk bermanfaat bagi manusia karena zat
membunuh mikroba patogen, mikroba gizi yang kita butuhkan, dapat juga
penghasil toksin, dan pembusuk, menimbulkan resiko yang
sedangkan mikroba non-patogen atau membahayakan kesehatan, sehingga
sporanya masih mungkin ditemukan bagi kalangan tertentu kadang-
tetapi dalam fase dorman yang tidak kadang sangat berhati-hati dalam
dapat berkembang setelah mengkonsumsi makanan,termasuk
pemanasan. Panas yang diberikan didalamnya adalah dalam memilih
sekitar 121oC selama 30–60 menit, jenis makanan, tempat pembelian
tergantung bahan yang akan makanan dan asal makanan. Bahaya
disterilkan. Makanan-makanan kaleng makanan bagi kesehatan dapat
yang steril secara komersial biasanya dikategorikan menjadi 3 jenis, yaitu:
tahan sampai sete-ngah tahun lebih.
a. bahaya biologis, yaitu bahaya yang
Sterilisasi dikenal dengan istilah UHT
disebabkan oleh makhluk hidup,
(Ultra High Temperature) yaitu
dalam hal ini terutama oleh
sterilisasi pada suhu 150oC selama
mikroorganisme, baik berupa
beberapa detik.
bakteri,virus, parasit, dll; yang
Pengalengan merupakan cara dapat menimbulkan atau
pengawetan bahan pangan dalam menghasilkan racun, seperti racun
wadah yang tertutup rapat (hermetis) botulinum, ataupun mikroba yang
dan disterilkan dengan panas. Secara dapat menyebabkan infeksi
garis besar proses pengalengan bahan seperti salmonella, dan TBC.
makanan dilakukan melalui tahap-
b. Bahaya kimia, yaitu termakannya
tahap persiapan bahan mentah,
racun/ toxin baik yang alami
blansir, pengisian bahan ke dalam
terdapat pada bahan pangan
kemasan, pengisian larutan media,
seperti HCN dalam singkong atau
penghampaan udara (exhausting),
umbi-umbian/biji-bijian beracun,
proses sterilisasi, pendinginan, dan
atau bahan kimia yang
penyimpanan. Persiapan bahan
ditambahkan dalam bahan pangan
dilakukan dengan pemilihan bahan-
yang tidak memenuhi persyaratan
bahan yang akan dikalengkan,
dan tidak mengikuti peraturan
pencucian, pemotongan menjadi
penambahan bahan kimia,
bagianbagian tertentu dan persiapan
misalnya adanya residu pestisida ,
bahan untuk pengolahan selanjutnya.
Insektisida, antimikroba,
Untuk menghasilkan saus yang baik antibiotik.
maka bahan baku maupun bahan
c. Bahaya fisik, yaitu terdapatnya
pembantu yang digunakan harus
benda – benda asing yang tidak
dipilih yang baik pula. Disamping itu
diinginkan dalam makanan,
pengecilan ukuran bahan haruslah
misalnya batu/ kerikil, pecahan
benar-benar sampai halus agar tidak
gelas, tanah, kayu, serangga ( juga
menjadi gumpalan saat pemasakan.
termasuk didalamnya bagian –
Api selama pemasakan digunakan api
bagian tubuh serangga seperti
yang sedang dan harus selalu
kaki , sayap ), bagian – bagian
dilakukan pengadukan agar saus tidak
tubuh pekerja/ manusia seperti
hangus dan membentuk kerak.
rambut, kuku, dll.

13
Produk hasil Nabati

Dalam pembuatan dan pengolahan mentah sayur-sayuran melalui proses


asinan sayuran, sering kali kita dapati yang sangat sederhana dan dapat di
bahaya fisik terutama serangga dan lakukan baik dalam pabrik maupun
ulat, serta kotorannya sehingga hal ini dalam skala rumah tangga. Dengan
dapat menurunkan mutu asinan demikian proses ini dapat merupakan
sayuran yang dapat dilihat langsung suatu cara untuk penyelamatan hasil
secara indrawi , baik dari segi cita rasa, panen sayuran bilamana terjadi over
penampakan maupun cerminan produksi.
higienis produk tersebut. Walaupun demikian, di Indonesia
Namun demikian , bukan berarti pembuatan asinan sayuran tidak
bahaya fisik ini yang terpenting yang melulu sebagai usaha untuk
harus dihindari, tetapi ada jenis menyelamatkan kelebihan hasil
cemaran yang pengaruhnya jauh lebih panen sayur-sayuran, tetapi
berbahaya dari cemaran fisik, yaitu merupakan usaha yang sengaja di
adanya cemaran kimiawi, terutama lakukan untuk meningkatkan nilai
cemaran mikrobiologis, yang bukan ekonomis dari bahan mentahnya. Dan
saja dapat menyebabkan kegagalan biasanya yang melakukan pembuatan
proses produksi pembuatan asinan asinan sayuran adalah orang-orang
sayuran, namun bahkan dapat Cina di daerah-daerah yang banyak
menyebabkan keracunan makanan, menghasilkan sawi dan kubis.
sehingga kontaminan mikrobiologis Bahan mentah\dasar yang di gunakan
terutam mikroba pathogen selalu adalah sawi dan kubis, dan hanya
merupakan persyaratan mutu bagi bahan-bahan yang baik serta segar
suatu produk baik yang dikonsumsi saja yang di gunakan. Dalam proses
dalam negeri ataupun yang digunakan fermentasi ini bakteri yang di biarkan
untuk tujuan eksport. aktif adalah bakteri asam laktat,
Untuk menjamin proses produksi yang seperti Leuconostoc Mesenteroides,
berhasil dengan mutu yang baik dan Lactobacillus Cucumeris, Lactobacillus
terjamin keamanan pangannya , maka Plantarum dan Lactobacillus
perlu adanya pengawasan yang ketat Pentoaceticus. Pada awal fermentasi,
dalam setiap bagian sistem pabrik dan bakteri yang aktif dalam jumlah besar
proses produksinya. Untuk adalah bakteri coliform seperti
mendapatkan keadaan tersebut Aerobacter cloacer yang
Telah dibuat berbagai metode menghasilkan gas dan asam-asam
pengawasan mutu pangan yang dapat yang mudah menguap dan pada
diterapkan di Industri pangan seperti kondisi tersebut aktif pula bakteri
GMP ( Good Manufacturing Product ), Flavobacterium rhenanus yang
HACCP ( Hazard Analysis Critical menghasilkan senyawa citarasa,
Control Point ), ISO atau SNI ( Standard kombinasi dari asam dan alcohol
Nasional Indonesia ), dll. membentuk ester.
Asinan sayuran adalah suatu produk Bahan Bantu yang sering ditambahkan
yang mempunyai citra rasa khas yang dalam pembuatan asinan sayuran
di hasilkan melalui proses fermentasi oleh masyarakat adalah air tajin,
oleh bakteri asam laktat. Pada garam dan gula. Proses inkubasi oleh
kenyatanya sayur asin dapat di buat bakteri yang dikehendaki adalah
secara sederhana dengan bahan inkubasi spontan dari udara. Dari
proses ini dihasilkan asam organiK

14
Produk hasil Nabati

terutama asam laktat. Lama proses pula adalah gram-positif dan katalase-
fermentasi biasanya antara 3 – 7 hari negatif. Kira-kira dua sampai tiga
atau lebih. jenis mikroorganisme membentuk gas
Tekstur asinan sayuran menjadi lunak dari dekstrose dan mannitol dan
tetapi mantap, atau tidak mudah levulose. Paling banyak asam yang
hancur dengan komposisi terbanyak terbentuk adalah asam laktat. Asam
adalah asam laktat. Demikian pula asetat juga terbentuk. Dari hasil
dengan nilai ekonomisnya yang penyelidikan Pederson dilaporkan
menjadi lebih baik dibandingkan bahwa Leuconostoc mesenterides yang
dengan nilai ekonomis/kubis, memulai proses fermentasi dan
terutama pada saat sedang panen membentuk 0.7 – 1 persen total asam
palawija. yang dinyatakan sebagai asam laktat.
Aroma dan flavour yang disukai dari
Fungsi garam selain untuk
sayur asin juga dapat dihasilkan oleh
menciptakan kondisi optimum bagi
aktivitas bakteri ini.
pertumbuhan bakteri asam laktat,
juga untuk mencegah pertumbuhan Jika asam yang dihasilkan sudah
mikroba yang tidak dikehendaki. mencapai 0.7 – 1 persen maka bakteri
leuconostoc mesenteroides akan mati
Tekanan dan ekstraksi garam terhadap
atau inaktif. Fermentasi dilanjutkan
cairan dalam bahan segera terjadi.
oleh bakteri Lactobacillus cucumeris
Bakteri dan khamir tumbuh dengan
dan Lactobacillus plantarum,
cepat, dan pembentukan gas sangat
mengubah gula yang ada menjadi
kuat selama awal fermentasi.
asam laktat dan mannitol. Aktivitas
Walaupun khamir memiliki populasi
bakteri ini akan meningkatkan kadar
yang relatif tinggi dan dapat
asam menjadi 1.5 – 2 persen dan akan
memproduksi dalam jumlah kecil
berangsur berhenti karena tidak tahan
alkoholterutama selama tahap
terhadap asam yang dihasilkannya
pertama proses fermentasi, tetapi
sendiri. Proses fermentasi akhirnya
bakteri yang lebih dominan adalah
disempurnakan oleh bakteri
pembentuk asam laktat, group
Lactobacillus pentoaceticus yang
Leuconostoc yang berbentuk cocci
memproduksi asam laktat mannitol,
selalu terdapat dan ikut serta
ester, etanol, dan Co2 dari sisa gula
memperbesar pembentukan gas,
dan senyawa padatan yang masih ada.
asam laktat dan asam asetat, alcohol
Bakteri ini tahan terhadap asam
dan mannitol. Bakteri asam butirat
sampai kadar asam mencapai 2.4
adalah bakteri yang sangat tidak
persen.
dikehendaki. Jika pertumbuhan
khamir dan bakteri asam butirat dapat Proses fermentasi sebenarnya telah
dicegah atau paling tidak dikurangi sempurna jika kadar asam telah
seminimum mungkin, maka kualitas mencapai 1.5 persen. Suhu
produk asinan sayuran mungkin dapat fermentasi yang baik adalah antara
diperbaiki sesuai dengan keinginan. 21.1 – 23.9°C.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa Bila suhu di bawah 15.6°C fermentasi
kebanyakan dari mikroorganisme akan berjalan lambat. Jika di atas 27°C
yang tumbuh adalah berbentuk fermentasi akan berjalan abnormal.
tongkat dan relatif sedikit yang Perubahan warna menjadi coklat dari
berbentuk coccus. Pada umumnya asinan sayuran biasanya di sebabkan

15
Produk hasil Nabati

oleh oksidasi sesudah pemindahan pertumbuhan yang terlalu cepat dari


dari tong-tong fermentasi. Untuk bakteri Lactobacillus cucumeris dan
mencegah terjadinya “browning” Lactobacillus plantarum, terutama
tersebut sebaiknya asinan sayuran bila suhu naik. Ini dapat dihindari
segera digunakan atau dikalengkan dengan pemasakan.
setelah tong fermentasi dibuka. Asinan sayuran membusuk dapat
Perubahan warna lainnya adalah disebabkan oleh tumbuhnya kapang,
menjadi hitam. Ini dapat disebabkan Khamir dan bakteri, yang
oleh berbagai factor, antara lain menyebabkan terjadinya kompetisi
terlalu banyak garam yang untuk bisa tumbuh dengan baik.
ditambahkan, adanya tanin dan zat Rasa tidak enak disebabkan terjadinya
besi, tumbuhnya bakteri aerob dan perubahan pada saat pertumbuhan
khamir.Untuk mencegah kerusakan ini bakteri atau disebabkan oleh
dapat di lakukan dengan memberikan fermentasi yang terlalu cepat.
tambahan garam dalam jumlah yang
Menurut Tjahja dan Darwin (2005)
semestinya, menggunakan air yang
pengendalian mutu merupakan
kesadahanya rendah dan bersih dan
kegiatan yang dilakukan untuk
mencegah pertumbuhan bakteri
menjamin bahwa proses yang terjadi
aerob dengan jalan mengurangi
akan menghasilkan produk sesuai
kontak bahan dengan udara.
dengan tujuan yang diinginkan.
Kerusakan dengan tanda warna Proses disini mencakup seluruh
menjadi merah disebabkan oleh proses yang ada (bukan hanya proses
pertumbuhan beberapa jenis khamir, produksi). Pengendalian mutu sering
biasanya bersifat aerob, sehingga disebut juga dengan istilah
umumnya tumbuh dipermukaan pengendalian proses.
asinan sayuran, kadang-kadang
Kegiatan pengendalian mutu terdiri
sebagai buih yang berwarna putih jika
dari beberapa kegiatan, yaitu :
bahan tidak ditutup dengan baik, atau
ada gelembung udara yang terbentuk 1. Mengevaluasi kinerja nyata proses
di tepi wadah dengan bahan, terutama 2. Membandingkan kinerja nyata
bila garam dan bahan tidak benar- proses dengan tujuan
benar tercampur dengan baik. Khamir 3. Mengambil tindakan jika dijumpai
yang tumbuh tersebut memproduksi adanya penyimpanagn antara
pigmen berwarna merah. kinerja dengan tujuan.
Asinan sayuran yang menjadi lunak Kegiatan pengendalian mutu
disebabkan oleh terlalu sedikitnya dilakukan dengan urutan sistematis
garam yang ditambahkan, suhu yang yang disebut dengan siklus umpan
tinggi atau berhubungan langsung balik. Dalam bentuk yang paling
dengan bahan. Garam yang terlalu sederhana siklus ini dapat dilihat pada
sedikit menyebabkan asinan sayuran Gambar 1.1.
menjadi lunak karena garam tidak 1
Proses Pengukur Tujuan
mampu menyerap air dari dalam
bahan, dan menyebabkan timbulnya 2 3
bakteri yang tidak diinginkan. 5

Timbulnya lendir pada asinan sayuran Penindak


4
Penilai
pada umumnya disebabkan oleh
Gambar 1.1 Siklus Umpan Balik Pengendalian Mutu
Sumber: Dokumen penulis

16
Produk hasil Nabati

Dari gambar di atas dapat dijelaskan Tahapan pengujian bahan baku utama
urutan sistematis dari kegiatan meliputi pengambilan contoh,
pengendalian mutu. pengujian contoh, pelaporan hasil
1. Pengukur (instrumen, panca pengujian dan pengambilan
indera manusia) merefleksikan keputusan semuanya dilakukan oleh
kinerja nyata proses petugas pengawasan mutu kecuali
pengambilan keputusan dilakukan
2. Penilai memperoleh hasil kinerja
oleh kepala bagian produksi setelah
nyata proses dari pengukur
mendapat laporan dari petugas
3. Penilai memperoleh informasi pengawasan mutu.
tentang tujuan proses yang ingin
Contoh diambil secara acak. Jumlah
dicapai, selanjutnya penilai
contoh yang diambil biasanya satu
membandingkan kinerja nyata
atau dua buah dari setiap jenis bahan
dengan tujuan
baku yang akan diuji. Pengujian
4. Penilai memberikan masukan contoh dilakukan secara visual dan
kepada penindak tentang kondisi hasilnya dilaporkan secara kualitatif.
yang terjadi Pelaporan dilakukan secara lisan, bila
5. Penindak mengambil langkah- tak ada kesulitan terhadap contoh
langkah terhadap kondisi yang diuji bisanya dilakukan
penyimpangan yang terjadi dan pelaporan, petugas pengawasan mutu
memastikan bahwa kondisi proses dapat memutuskan sendiri.
kembali ke kinerja yang searah Pengambilan keputusan dilakukan
dengan tujuan proses. pimpinan produksi untuk keadan yang
Pengawasan Mutu Bahan Baku khusus, misalnya buah yang telah
dipesan dalam jumlah yang banyak
Sayuran memiliki sifat yang mudah
ternyata tidak memenuhi standar
rusak sesaat setelah sayuran dipanen
yang ditentukan oleh perusahaan,
terutama untuk sayuran yang memiliki
maka kepala bagian produksi
kadar air tinggi. Rusaknya sayuran
menyerahkan keputusan pada
ditimbulkan oleh berbagai faktor
pimpinan perusahaan. Pimpinan
misalnya kerusakan yang ditimbulkan
perusahaan dapat memutuskan
oleh pengaruh fisik dan mekanis,
dengan mempertimbangkan saran
khemis, biologis dan mikrobiologis.
dari kepala bagian produksi dan
Kerusakan tersebut dapat diperkecil
bagian pengawasan mutu.
jumlahnya bila ditangani dengan baik,
hal ini juga rendemen hasil akhir bila Bahan Baku Tambahan
sayuran akan mengalami perlakuan Asinan sayuran membutuhkan bahan
pengolahan. tambahan garam kristal yang putih
Bahan Baku Utama dan bersih. Garam sebelum
dipergunakan diperiksa terlebih
Bahan baku utama dalam pembuatan
dahulu yaitu diperiksa mengenai
asinan sayuran adalah kubis. Setelah
kebersihannya dan keputihannya. Bila
kubis dibeli langsung dibawa ke ruang
telah memenuhi persyaratan maka
penyiapan bahan baku. Di ruangan ini
garam dapat digunakan langsung.
buah diuji secara organoleptik untuk
Pekerjaan ini dilakukan oleh petugas
menentukan dapat tidaknya bahan
pengawasan mutu dan dinyatakan
dipergunakan dalam proses produksi.
secara kualitatif. Bahan tambahan lain
Pengujian meliputi warna, bentuk,
seperti bahan pengawet, dilakukan
berat serta kekerasan.

17
Produk hasil Nabati

pengujian dengan mengamati kondisi Kadar garam yang digunakan diukur


bahan apakah ada penyimpangan dari dengan alat salt meter. Proses
kondisi normal. fermentasi sebenarnya telah
Pengawasan Mutu Proses sempurna jika kadar asam telah
mencapai 1.5 persen. Suhu
Setelah melalui proses sortasi dan
fermentasi yang baik adalah antara
grading, daun kubis dikopek helai
21.1 – 23.9°C. Bila suhu di bawah
demi helai kemudian dibersihkan
15.6°C fermentasi akan berjalan
kembali untuk membuang kotoran
lambat. Jika di atas 27°C fermentasi
baik berupa tanah maupun kotoran
akan berjalan abnormal.
serangga yang melekat diantara sela-
sela daun. Standar tersebut harus STANDAR BAKU MUTU PROSES
mencakup tingkat kebersihan, bebas Standar proses pembuatan asinan
kotoran dan benda asing serta tingkat sayuran secara umum dapat dlihat
kebusukannya. Standar dinyatakan pada tabel berikut :
kualitatif dan pemeriksaan secara Jenis Proses
visual terhadap semua kubis yang ada. No Kondisi Standar
Kriteria Penilaian
Pengawasan mutu dapat dilakukan
oleh para pekerja setelah mendapat
Pengopekan, Pelayuan,
petunjuk dari petugas pengawasan 1
Pemerasan
mutu, sewaktu-waktu petugas a Keadan
Tidak cacat , Bersih, bebas benda asing/
kotoran , elastis
melakukan pengontrolan hasil para b Bentuk Lembaran mulus dan layu sempurna

pekerja. Pengawasan dapat dilakukan c Mutu Baik


oleh bagian produksi, petugas Fermentasi
2
pengawas mutu sewaktu-waktu
a Suhu 21.1-23.9oC
mengontrol. Pemeriksaan terhadap
layu daun kubis dapat diukur dengan b Waktu 3-7 Hari

cara sederhana dengan menggunakan c Komposisi Sesuai Resep

alat pengukur panjang (penggaris) -kadar asam 1.5 persen (%)

tingkat keregangan diukur, sehingga 3 Pengemasan


diperoleh nilai elastisitas yang
a Keaadan Plastik kosong Bersih tidak cacat
diharapkan.
b Keadaan Produk Bersih bebas benda asing
Pengawasan terhadap kegiatan
c Mutu Produk Standar pasar
Peremasan dapat dilihat dari hasil
d Warna Produk Sesuai standar Colour Guide
remasan daun kubis. Bilamana daun
Suhu Pengemasan
kubis tidak mengalami kerusakan e (Vaccum Pack) Min. 70oC

(robek, bolong-bolong dan patah), dan f Waktu 30 menit

garam menyerap kedalam jaringan Tabel 1.3. Standar Mutu Proses Pembuatan Asinan Sayuran

daun kubis dengan sempurna maka PENGAWASAN MUTU PRODUK


peremasan sudah sesuai dengan
standar yang telah ditentukan. Hasil dari pemeriksaan yang dilakukan
oleh petugas pengawasan mutu
Dalam pembuatan asinan sayuran dilaporkan secara tertulis. Pada
penambahan garam diberikan secara tingkat laboratorium dilakukan
bertahap yaitu pada saat proses pengujian mikrobiologi dan pengujian
peremasan 2,5 persen garam padat kimia.
dari berat kubis setelah layu, dan
dalam bentuk larutan sebanyak 2,5
persen.

18

Anda mungkin juga menyukai