Anda di halaman 1dari 8

Mattotoran, et al. / Perancangan Analisa Risiko pada Sistem ISO 9001:2015 di PT. X / Jurnal Titra, Vol 5, No.

2, Juli 2017, pp. 181-188

Perancangan Analisa Risiko pada Sistem ISO 9001:2015 di PT. X

Aryaputra Mattotoran1, Jani Rahardjo2

Abstract: PT. X is a company engaged in the printing and packaging. This research was conducted
to get the design of risk management system risk analysis of ISO 9001: 2015 to help system in
company to be better. Risk analysis was conducted on 101 processes in 20 procedures in 9
departments and 1 non-department (QMR). Risk analysis is done by using Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA). Risks are analyzed in RND, Marketing, and HOD that are not branched
out. Risks at branched are analysis in Production Department, PPIC, HRD-GA, and Quality
(QA). The result of risk analysis is that there are 53 risk that have high risk and become the main
priority that need to be considered. High and low risks need to be considered for the system within
the company can be increased and the risk can be reduced.

Keywords: Improvement, ISO 9001: 2015 Quality Management System, FMEA, Risk analysis

Pendahuluan PT. A mulai dari sebuah operasi cetak offset kecil di


Surabaya, Indonesia pada tahun 1983 dan telah
Pengembangan di bidang industri saat ini sangat tumbuh menjadi perusahaan yang cukup terkenal
pesat dan melihat persaingan Industri yang ada serta juga didukung oleh divisi kertas. PT. A juga mem-
peran yang sangat penting bagi pembangunan di bangun pabrik kertas sendiri dengan kertas kelas
suatu Negara. Industri pun saat ini dibagi menjadi atas. PT. A terus berkembang dengan fokus dalam
dua baik industri jasa maupun industri manufaktur. perbaikan berkesinambungan teknologi, peralatan,
Pengembangan yang pesat bukan hanya terjadi pada sumber daya dan proses untuk menyediakan bahkan
industri manufaktur saja, namun industri jasa juga lebih efisien, inovatif, atas kualitas produk dan
semakin maju. Prediksinya bahwa saat ini industri layanan kepada klien. PT. A sangat mementingkan
jasa akan terus maju hingga kedepan, karena banyak hubungan dengan klien yang dapat dikatakan bahwa
hal akan lebih menuju jasa yaitu pelayanan, PT. A mementingkan kepuasan pelanggan dalam
kepuasan dan lain-lain, karena itu, perlu adanya jangka panjang. PT. A memiliki cabang yaitu PT. X
pengembangan lebih dalam industri jasa agar yang akan dilakukan perancangan Analisa risiko.
semakin maju. Salah satu faktor penting suatu Perancangan Analisa risiko dilakukan agar sistem
perusahaan dalam bidang industri dapat maju dan dalam perusahaan semakin berkembang dan dapat
berkembang pesat yaitu adanya standard yang jelas mencapai tujuan dari PT. X.
sehingga memuaskan keinginan konsumen. ISO
9001:2015 juga membahas tentang manajemen risiko
untuk mencapai tujuan dari perusahaan. Perusahaan
Metode
membutuhkan ISO 9001:2015 agar kepuasan
pelanggan dapat tercapai dan standard di perusahaan Pengenalan ISO 9001:2015
konsisten. ISO 9001 2015 dalam hal ini juga memuat
rancangan mengenai analisa berbasis risiko. ISO 9001:2015 memiliki kesamaan dengan ISO
Perancangan analisa risiko sangat ditekankan dalam 9001:2008 yaitu sistem manajemen yang membuat
ISO 9001:2015. Kepuasan pelanggan menjadi salah standard mutu dalam melakukan perencanaan,
satu faktor terpenting dalam kemajuan perusahaan perbaikan, penanganan, dan pengembangan secara
oleh karena itu, perancangan analisa risiko ISO berulang. Menurut W. Edward Deming [3]), mutu
dalam perusahaan sangat dibutuhkan. PT. A ialah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau
berperan sebagai perusahaan industri jasa yaitu konsumen. Perusahaan yang bermutu ialah
bagian printing dan packaging dimana perusahaan perusahaan yang menguasai pangsa pasar karena
termasuk salah satu perusahaan yang terbesar dan hasil produksinya sesuai dengan kebutuhan
dapat dikatakan sistem produksinya dilakukan sesuai konsumen, sehingga menimbulkan kepuasan bagi
permintaan demand dan tentu saja dalam jumlah konsumen. Jika konsumen merasa puas, maka
besar. mereka akan setia dalam membeli produk
perusahaan baik berupa barang maupun jasa. Mutu
dalam ISO 9001:2015 sangatlah penting perannya
1,2Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Industri, karena akan berpengaruh kepada kepuasan
Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya pelanggan. ISO 9001:2015 dalam mencapai kepuasan
60236. Email: aryaputram8@gmail.com, penulis2@petra.ac.id pelanggan maka ISO terbaru memiliki tujuh prinsip
dalam sistemnya berikut prinsip Manajemen Mutu
ISO 9001:2015 [1]:
181
Mattotoran., et al. / Perancangan Analisa Risiko pada Sistem ISO 9001:2015 di PT. X / Jurnal Titra, Vol. 5, No. 2, Juli 2017, pp. 181–188

• Costumer Focus: Fokus utama manajemen mutu Proses FMEA


adalah untuk memenuhi persyaratan pelanggan dan
berjuang untuk melampaui harapan pelanggan. Proses FMEA digunakan untuk menyelesaikan
• Leadership: Pemimpin dari semua tingkatan masalah yang berhubungan dengan produk dan
menetapkan serta menyatukan tujuan, arahan dan proses manufaktur. Contoh dari proses FMEA yaitu
menciptakan kondisi dimana orang-orang terlibat terjadi salah pasang pada proses perakitan komponen
dalam mencapai sasaran organisasi. kendaraan, dan pada industri kimia yaitu sumber
• Engagement of People: Kompeten, mampu potensi kegagalan ada pada suhu atau temperatur
diberdayakan, dan keterlibatan orang-orang di semua dan waktu saat dip roses atau mixing time sehingga
tingkatan, adalah hal yang penting untuk menambah produk yang dihasilkan tidak bisa digunakan. Untuk
kapabilitas organisasi dalam menciptakan dan membantu proses FMEA dapat digunakan lima
memberikan nilai. elemen dari proses yaitu: manusia, material, alat,
• Process Approach: Hasil yang dapat diprediksi dan metode dan lingkungan. Proses FMEA fokus kepada
konsisten akan tercapai lebih efektif dan efisien jika bagaimana kegagalan dapat berdampak kepada
aktifitas-aktifitas dapat dimengerti dan dikelola produk, efisiensi proses atau aspek safety.
sebagai proses-proses yang saling berkaitan serta (McDermott, Mikulak, & Beauregard [4])
berfungsi sebagai suatu sistem yang utuh. Identifikasi Elemen-elemen Proses FMEA terdiri dari:
• Improvement: Organisasi-organisasi yang sukses • Mode Kegagalan
selalu fokus terhadap perbaikan. Adalah suatu kemungkinan kecacatan terhadap
• Evidence-Based Decision Making: Pengambilan setiap proses.
keputusan berdasarkan analisis dan evaluasi data • Efek Potensial dari kegagalan
dan informasi memiliki kemungkinan yang lebih Adalah suatu efek dari bentuk kegagalan terhadap
besar untuk mencapai hasil yang diharapkan. pelanggan.
• Relationship Management: Untuk • Tingkat Keparahan (Severity)
mempertahankan kesuksesan, organisasi harus Penilaian keseriusan efek dari bentuk kegagalan
mengelola hubungannya dengan pihak-pihak yang produksi.
berkepentingan diantaranya adalah para • Penyebab Potensial (Potential Cause) (s)
pemasoknya. Adalah bagaimana kegagalan bias terjadi.
Dideskripsikan sebagai suatu yang dapat diperbaiki.
FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) • Keterjadian (Occurance O)
Adalah apa penyebab kegagalan spesif dari suatu
FMEA adalah sekumpulan petunjuk, sebuah proses proyek yang terjadi.
dan form untuk mengidentifikasi dan mendahulukan • Deteksi (Detection D)
masalah-masalah potensial (kegagalan). Dengan Adalah penilaian dari alat tersebut dapat mendeteksi
mendasarkan aktivitas mereka pada FMEA, seorang penyebab potensial terjadinya suatu bentuk
manajer, tim perbaikan atau pemilik proses, dapat kegagalan.
memfokuskan energi dan sumber daya pada • Nomor Prioritas Risiko (Risk Priority Number
pencegahan, monitoring dan rencana-rencana (RPN)
tanggapan yang paling mungkin untuk memberikan Adalah angka prioritas risiko yang didapatkan dari
hasil (Pande [5]). FMEA digunakan untuk perkalian Severity, Occurance, dan Detection.
mengidentifikasi sumber-sumber dan akar penyebab RPN= Nilai dampak x Nilai kemungkinan x Nilai
dari suatu masalah kualitas. Menurut Chrysler [3], deteksi
FMEA dapat dilakukan dengan cara: • Tindakan yang direkomendasikan (Recommended
• Mengenali dan mengevaluasi kegagalan potensi Action)
suatu produk dan efeknya. Sesudah bentuk kegagalan diatur sesuai peringkat
• Pencatatan proses (document the process). RPN, maka tindakan perbaikan harus segera
• Mengidentifikasi tindakan yang bisa dilakukan bentuk kegagalan dengan RPN yang
menghilangkan atau mengurangi kesempatan dari tertinggi.
kegagalan potensi terjadi.
Metode FMEA mementingkan risiko yang prioritas
Tujuan FMEA adalah untuk mencegah terjadinya sehingga dapat dicari tindakan rekomendasi yang
masalah pada pada produk dan proses. Dengan tepat. Tindakan rekomendasi dibuat agar setiap risiko
menggunakan desain dan proses manufaktur, maka dapat berkurang dan dapat diatasi. Pengambilan
hal tersebut akan mengurangi biaya dengan cara keputusan bergantung pada hasil FMEA. Hasil
mengidentifikasi terutama pada peningkatan produk FMEA akan mempengaruhi pengambilan keputusan
dan proses yang tidak membutuhkan banyak biaya dari perusahaan.
dan mudah untuk dilakukan. (McDermott, Mikulak,
& Beauregard [4])
182
Mattotoran, et al. / Perancangan Analisa Risiko pada Sistem ISO 9001:2015 di PT. X / Jurnal Titra, Vol 5, No. 2, Juli 2017, pp. 181-188

Hasil dan Pembahasan 6 risiko, Produksi memiliki 10 risiko, Quality memiliki


7 risiko, Maintanance memiliki 9 risiko, Gudang
Analisa Risiko Sistem Manajemen Mutu memiliki 4 risiko, HOD memiliki 3 risiko dan HRD-
GA sebanyak 2 risiko. Jumlah risiko yang menjadi
Perancangan ISO 9001:2015 juga menyangkut prioritas disetiap departemen sebanyak 53 risiko yang
mengenai prosedur maupun dokumen - dokumen memiliki nilai RPN/NR. sebesar 48. Batasan sebesar
yang perlu diterapkan di PT. X. Tahap ini 48 dapat dikatakan masuk batasan yang dianggap
prosedur tidak perlu dibuat karena prosedur prioritas. Tabel selanjutnnya yaitu Tabel 2 hanya
akan dibawa dari pusat langsung ke PT. X. menjelaskan mengenai pengambilan sampel dari 1
Prosedur yang akan dibawa ke PT. X. Analisa departemen yang risikonya diprioritaskan agar bisa
risiko dilakukan pada 20 prosedur pada 9
dilakukan peningkatan dalam prosesnya. Penjabaran
departemen dan 1 non departemen. Setiap
risiko yang prioritas dan tidak prioritas berasal dari 9
prosedur memiliki banyak proses yang akan
dianalisa risikonya. Tahap sekarang PT. X departemen dan 1 non departemen yaitu sebanyak
sedang melakukan review beberapa dokumen 101 proses dari 20 prosedur per departemen. Tabel 2
yaitu salah satunya Instruksi Kerja dibagian menunjukkan potensi kegagalan yang memiliki nilai
operasional. Operasional salah satunya bagian RPN yang masuk kategori prioritas. Sampel yang
Produksi namun dalam tahap revisi belum diambil adalah dari Departemen PPC yaitu diambil
selesai karena adanya keterbatasan waktu. risiko tertinggi dari prosedur yang prioritas.
Setiap dokumen yang ada tentunya Departemen PPC memiliki 15 proses yang dianalisa
diimplementasikan. Salah satu prosedur yang risikonya pada 7 proses dengan jumlah risiko
diambil sebagai sampel untuk dianalisa yaitu sebanyak 8 risiko. Tabel 2 menunjukkan terdapat 4
prosedur bagian PPIC. Prosedur yang dianalisa risiko yang cukup tinggi dari 4 proses yang ada pada
risikonya akan dibahas pada subbab berikutnya.
prosedur PPC. Risiko pertama yaitu terdapat pada
Terdapat 101 proses yang perlu dianalisa risikonya.
Risiko prioritas dan tidak prioritas yang dilihat dari proses jadwal induk dengan potensi kegagalan yang
101 proses. Tabel 1 menjelaskan akan menunjukkan terjadi pada aktivitas subcon. Hal ini menunjukkan
mengenai jumlah risiko prioritas yang didapatkan perusahaan menanggapi serius masalah ini karena
disetiap departemen. dapat menghambat pengiriman. Risiko pertama
mendapat nilai 80 yang termasuk kategori risiko yang
Tabel 1. Proritas Jumlah Risiko Setiap Departemen cukup besar yaitu mengenai hasil subcon banyak
Non Depart Jumlah risiko yang yang reject. Penilaian P sebesar 4 artinya
No
Departemen emen prioritas kemungkinan terjadinya cukup besar dalam setahun
1 QMR 4 terakhir, S sebesar 5 yaitu dampak yang dialami
sangat mungkin berdampak yang artinya perlu
2 MKT 3 ditanggulangi, dan D sebesar 4 yaitu hampir tidak
3 RND 5 mungkin dideteksi. Penilaian tersebut menunjukkan
hasil yang menunjukkan risiko yang tinggi yang
4 PPC 6
harus dikurangi. Tindakan yang bisa dilakukan
5 PRD 10 untuk mencegahnya yaitu dengan membuat SOP
6 QLT 7 untuk Departemen PPC dan QA agar pengerjaan
subcon berjalan dengan lancar, karena selama ini
7 MTC 9 belum ada SOP yang jelas. Risiko yang berikutnya
GUDA pun termasuk dalam kategori priority dan perlu
8 4
NG ditanggulangi yaitu penilaiannya 64, 48, dan 48 pada
9 HOD 3 3 proses sisanya. Ketiganya memiliki tindakan
HRD-
rekomendasi untuk penanggulangan risiko agar
10 2 semakin berkurang. Penjelasannya sama dengan
GA
Tot proses pertama pada prosedur PPC. Tabel 2 dapat
1 9 53 menjelaskan secara rinci mengenai PPC dapat dilihat
al
sebagai berikut.
QMR tidak terlibat dalam departemen namun dapat
dikatakan sebagai sebuah tim yang melakukan
improvement. Tabel 1 menunjukkan jumlah risiko
yang menjadi prioritas pada setiap departemen
maupun non departemen. QMR memiliki 4 risiko
yang diprioritaskan atau perlu dilakukan
peningkatan, Marketing memiliki 3 risiko yang
diprioritaskan, RND memiliki 5 risiko, PPC memiliki

183
Mattotoran., et al. / Perancangan Analisa Risiko pada Sistem ISO 9001:2015 di PT. X / Jurnal Titra, Vol. 5, No. 2, Juli 2017, pp. 181–188

Tabel 2. Analisa risiko PPC


Potensi Dampak Penyebab Pengendalian Tindakan Penanggung
No Lokasi Aktivitas Prosedur P S D NR
kegagalan kegagalan Kegagalan saat ini rekomendasi jawab
1. Menjelaskan
prosedur cara Membuat
PROSEDUR tidak dijelaskan
Hasil kerja yang SOP untuk
Plotting PERENCANAAN prosedur yang
subcon Pengiriman diinginkan PPIC dan QA
1 PPC jadwal DAN benar untuk 4 5 4 80 PPIC dan QA
banyak terhambat 2. Mengontrol sebagai dasar
induk PENGENDALIAN pengerjaan di
yang reject hasil kerja pengerjaan di
PRODUKSI subcon
subcon secara subcon
berkala
1. Update
PROSEDUR
Salah tidak bisa jadwal kirim
Plotting PERENCANAAN Tidak memahami Memahami
plotting memenuhi secara berkala
2 PPC jadwal DAN alur kerja 4 4 4 64 alur proses PPC
finishing 1 jadwal dengan
induk PENGENDALIAN finishing 1 dan 2 finishing 1
dan 2 kirim Marketing
PRODUKSI
Planner
Membuat list
critical CM
PROSEDUR
Salah tidak bisa Mengecek / (Critical
Plotting PERENCANAAN Tidak
plotting memenuhi memperbaharui Machine)
3 PPC jadwal DAN memperhitungkan 3 4 4 48 PPC
finishing 1 jadwal jadwal kirim finishing 1
induk PENGENDALIAN jadwal kirim
dan 2 kirim secara berkala dan 2 dan
PRODUKSI
kapasitasnya
secara berkala
Untuk item
yang sering
digunakan
PROSEDUR Pemeriksaan
perlu
PERENCANAAN Salah tidak bisa material yang PO yang akan
Plotting dibuatkan
4 PPC DAN plotting memenuhi diplot tidak sesuai 3 4 4 48 diturunkan dan PPC
material safety stock
PENGENDALIAN material demand perhitungan pemeriksaan
dan stock
PRODUKSI stock
opname
dilakukan
secara berkala
kemungkinannya sebesar 4. Tindakan rekomendasi
Penjelasan Analisa Risiko per Departemen yang tepat dalam hal ini yaitu harus ada pemantauan
diawal, sosialisasi, maupun komitmen agar bisa
Analisa risiko yang merupakan prioritas dari setiap berjalan dengan lancar. Hal ini juga bisa menjadi
departemen yang diambil yaitu kombinasi dari pusat masukan bagi PT. X ketika ISO sudah berjalan
seperti RND, Marketing, dan HOD yang tidak ada sepenuhnya maka hal seperti ini akan bisa dihindari
dicabang. Departemen yang ada di PT. X adalah lebih kedepan. QMR dalam hal ini tidak masuk dalam
ke operasional yaitu Produksi, PPIC, HRD-GA, dan departemen Karena berdiri sendiri sebagai satu tim
Quality (QA). Departemen HOD dan HRD-GA di PT. untuk peningkatan sistem dalam perusahaan.
X menjadi satu departemen namun bagiannya yang • RPN yang masuk kategori berikutnya terkait
berada dipusat terpisah. Analisa risiko dilakukan prosedur pengendalian catatan mutu pada prosedur
pada Departemen yang berada dipusat yang akan QMR. Departemen tidak paham akan catatan mutu
berdampak bagi cabang yaitu PT. X yaitu yang ada karena tidak ada deteksi atau control yang
Departemen Marketing dan RND. Langkah cukup baik. Nilai RPN sebesar 48 berasal dari
selanjutnya setelah menentukan risiko yang prioritas kemungkinannya 4, dampaknya 3, dan deteksinya 4.
yaitu menentukan tindakan rekomendasi yang Cukup beresiko karena catatan mutu perlu
diperlukan untuk mengatasi risikonya, seperti contoh dikendalikan dan dimengerti lebih lagi oleh
yang diambil pada salah satu departemen yaitu PPC. perusahaan. Tindakan rekomendasi adalah
Tindakan rekomendasi yang akan dibahas dari setiap selanjutnya PT. X perlu membuat petunjuk pengisian
prosedur yang ada disetiap departemen yaitu sebagai form agar setiap user paham untuk perbaikan
berikut. kedepan ketika SMM ISO 9001:2015 berjalan.
• Prosedur QMR terkait tentang pengendalian • Prosedur QMR selanjutnya berhubungan dengan
dokumen mendapat nilai RPN yang masuk kategori prosedur audit mutu internal terkait tindakan koreksi
berisiko sebesar 48. Aktivitas yaitu mengenai yang penyelesaiannya tidak tepat waktu. Deteksi
sosialisasi dimana tidak semua pihak terkait dapat tidak bisa dilakukan karena ada waktu dimana diluar
hadir dan memahami perubahan sebagai perbaikan kendali, kemungkinan terjadinya sangat mungkin
SMM kedepan. Nilai RPN tinggi disebabkan deteksi yaitu kekurangan komite. Tindakan yang
perusahaan mengenai kontrol tentang hal ini kurang direkomendasikan dalam hal ini adalah memiliki
diperhatikan, tingkat dampaknya juga cukup besar kesadaran lebih untuk mengatur jadwal dan
yaitu 4, dan sering terjadinya penyebab tersebut dari

184
Mattotoran, et al. / Perancangan Analisa Risiko pada Sistem ISO 9001:2015 di PT. X / Jurnal Titra, Vol 5, No. 2, Juli 2017, pp. 181-188

melakukan yang terbaik sehingga perbaikan dapat kesalahan klarifikasi keinginan pelanggan. Tindakan
berjalan lancar. rekomendasi yang diberikan berupa melakukan
• Prosedur QMR selanjutnya mengenai rapat pembuatan checklist yang tercantum deadline
tinjauan manajemen. Potensi kegagalannya batal pengerjaannya, lalu yang yang kedua membuat list
rapat tinjauan manajemen. Nilai RPN cukup besar untuk setiap job mengenai material dan spesifikasi
yaitu 64 yang menyatakan hal ini termasuk prioritas yang dibutuhkan. Selanjutnya mengenai kurangnya
dan rapat ini berhubungan dengan SMM perusahaan informasi yang didapatkan saat proses proof memiliki
apabila tidak jalan, maka tidak akan ada peningkatan tindakan rekomendasi yaitu membuat list dan
kearah yang lebih baik. Dalam hal ini tindakan yang membawanya pada proses proof agar diketahui oleh
direkomendasikan adalah perlunya komitmen pihak-pihak yang bersangkutan.
perusahaan dalam menjalankan hal ini. Prosedur • Prosedur selanjutnya terkait plotting jadwal induk
QMR sangat diperlukan bagi PT. X bukan hanya yaitu masalahnya mengenai hasil subcon banyak
pusat agar kedepan setelah SMM berjalan lancar yang reject. Dampaknya sangat besar yaitu
maka harapannya SMM ISO 9001:2015 dapat pengiriman terhambat. Tindakan rekomendasi dalam
berjalan lancar dan bukan sekedar formalitas. hal ini yaitu adanya SOP sebagai dasar pengerjaan di
• Departemen selanjutnya Marketing terkait subcon karena selama ini tidak ada metode atau
prosedur penanganan order terdapat 2 RPN yang acuan untuk mengontrol jalannya subcon. Risiko
masuk kategori. Pertama RPN sebesar 48 mengenai selanjutnya salah plotting jadwal finishing 1 dan 2,
monitoring order yaitu jumlah order berlebih tindakan rekomendasi berupa Update jadwal kirim
penyebabnya karena kurang koordinasi dengan pihak secara berkala dengan Marketing Planner. Nilai
PPIC. Kejadiannya bernilai 3 artinya mungkin terjadi RPNnya sebesar 80 yang termasuk kategori dan
namun tidak sering, dampaknya cukup besar sebesar nilainya besar. Tindakan yang perlu dilakukan jika
4, dan mengontrolnya tidak mudah. Hal ini dilihat sekilas dari nilai RPN yang sudah ada yaitu
menunjukkan perusahaan belum mengontrol dengan sebesar 64, 48, dan 80 maka tindakan
baik masalah yang ada. Tindakan rekomendasi yang rekomendasikan dapat dijabarkan sekilas sebagai
perlu dilakukan adalah Marketing membangun sense perbaikan untuk perusahaan. Tindakan
lebih dengan melakukan monitoring order secara rekomendasinya yang dirangkum adalah membuat
berkala agar masalah ini bias dikontrol. Kedua RPN list critical, untuk item yang sering digunakan perlu
yang cukup tinggi sebesar 60 yaitu tentang penulisan dibuatkan safety stock dan stock opname dilakukan
checklist tidak rinci. Tindakan rekomendasinya secara berkala dan melakukan monitoring. Hal-hal
adalah melakukan pemeriksaan dan memastikan tersebut akan dapat mengembangkan PPC dari PT.
checklist setiap mengisi form. Komplain dalam hal ini X.
akan berbahaya bagi pertumbuhan perusahaan. • Nilai RPN untuk prosedur produksi potensi yang
• Prosedur Departemen Marketing berikutnya yang masuk kategori berisiko yaitu kesalahan pengecekan
berkaitan dengan keluhan pelanggan yaitu mengenai pada standard, operator lalai dalam tugasnya untuk
salah tangkap informasi sehingga verifikasi kepada mengontrol jalannya produksi, salah cetak, dan
QC dan Produksi menjadi salah. Tindakan ketidaksesuaian terhadap hasil produksi. Tindakan
rekomendasi yaitu adanya contoh barang secara rekomendasi berupa menyediakan MAP APP
otentik agar tidak terjadi kesalahan. Departemen disemua bagian terkait, mengadakan pengecekan
Marketing dipilih karena berperan penting baik bagi ulang agar tidak terjadi kesalahan, Karu mengontrol
pusat bahkan bagi cabang sekalipun. PT. X tidak operator, memberikan informasi mengenai job desk,
memiliki Marketing namun tetap harus memahami melakukan pemeriksaan secara berkala serta
prosedur dan menghindari hal-hal seperti ini terjadi mengambil sampel sebanyak 100 lembar kertas,
seperti salah verifikasi. melakukan briefing dan pengawasan yang disiplin
• Prosedur berikutnya yaitu Departemen RND dalam pengisian checklist, dan sosialiasi acuan
mengambil 2 risiko tertinggi sebagai sampel yaitu standard terhadap pihak terkait.
salah memberikan informasi tentang spec dan hasil • Departemen QLT memiliki 3 prosedur dimana
spec dari pelanggan juga tidak bisa terpenuhi dalam terdapat 10 potensi kegagalan yang dianggap berisiko
proses proof. Tindakan yang direkomendasikan dalam dan perlu diprioritaskan. Salah satunya yang nilainya
hal ini adalah membuat list untuk setiap job cukup tinggi yaitu salah intepretasi alat ukur dengan
mengenai material dan spesifikasi yang dibutuhkan nilai RPN sebesar 60. Perusahaan dalam
lalu melakukan koordinasi dan kerjasama dengan mengidentifikasikan alat ukur tersebut belum terlalu
departemen yang terkait. RND dalam hal ini juga paham dan menguasai sehingga perlu perbaikan.
sangat dibutuhkan oleh cabang karena berhubungan Memberikan acuan yang cukup jelas agar tidak salah
spesifikasi dan kepuasan pelanggan oleh karena itu interpretasi. Potensi kegagalan lainnya kelolosan
PT. X perlu perbaikan dalam memahami prosedur ini barang cacat, informasi yang diberikan tidak rinci,
juga. 2 risiko tertinggi berikutnya adalah mengenai karantina tanpa melakukan pencekan ulang pada
RND tidak dapat memenuhi permintaan develop dan barang retur, lalai dalam pengecekan kualitas, dan
185
Mattotoran., et al. / Perancangan Analisa Risiko pada Sistem ISO 9001:2015 di PT. X / Jurnal Titra, Vol. 5, No. 2, Juli 2017, pp. 181–188

salah interpretasi alat ukur. Tindakan membantu perbaikan yang tadinya tidak bisa
rekomendasinya adalah sebagai berikut setiap dikontrol akan bisa dikontrol yaitu melakukan
workstation dilakukan pengecekan QC inprocess dan pembuatan panduan pengisian form penambahan
control produksi, pembuat dan penerima karyawan dan disosialisasikan. Berlaku juga untuk
mendiskusikan FKTK, briefing secara periodik potensi kegagalan berikutnya dengan nilai RPN
prosedur karantina barang, briefing secara periodik sebesar 60 juga mengenai pengajuan karyawan
dan sosialisasi instruksi kerja, pemberian tanda dengan penyebab yang berbeda. Prosedur selanjutnya
tangan pada barang yang sudah diverifikasi, dan mengenai pelatihan karyawan yang dipegang oleh
jadwal verifikasi dilakukan bersamaan. HOD juga, mengenai pelatihan tidak berjalan sesuai
• Prosedur selanjutnya yaitu Departemen dengan jadwal sehingga akan merugikan perusahaan
Maintenance. Potensi kegagalannya yaitu perawatan ataupun karyawan tidak akan mendapatkan
dilakukan tidak sesuai jadwal, kesalahan isi kompetensi yang mereka perlukan. Nilai RPN nya
kebutuhan sparepart, kehabisan sparepart, mesin sebesar 48 artinya masih masuk dalam kategori
terlalu banyak diakali, dan serah terima dengan prioritas. Rekomendasi yang bisa diberikan
pemimpin yang tidak berjalan dengan lancar. komunikasi rutin jadwal tahunan secara berkala
Tindakan yang direkomendasikan perbaikan yang dengan media yang bisa digunkan agar jadwal latihan
mengacu pada jadwal dan kondisi mesin, update tetap berjalan sesuai.
checklist untuk meminimalisir masalah, pembuatan • Prosedur berikutnya terkait dengan pemeliharaan
jadwal dan control berkala, briefing agar user paham, lingkungan yaitu prosedur pemeliharaan lingkungan
memastikan form sudah sesuai dengan permintaan oleh HRD-GA. Nilai RPN terbesat jatuh pada potensi
sparepart yang disetujui oleh pihak Departemen kegagalan potensi hama baru yang tidak
Produksi, melakukan cek secara berkala setiap teriidentifikasi dan tidak semuaa kebutuhan
barang sparepart, mensosialisasikan standard yang peralatan terpenuhi. Pertama tidak teriidentifikasi
sudah ada dan diberikan batasan yang jelas, dan sebesar 64 poin artinya deteksinya tidak bisa
koordinasi maupun komunikasi dilakukan terus- dilakukan, dampaknya besar, dan sangat mungkin
menerus. terjadi. PT.X dalam tahap ini perlu memikirkan pihak
• Prosedur berikutnya mengenai gudang tempat pengendali hama secara internal yang memiliki
penyimpanan, penerimaan dan pengiriman barang. sertifikasi. Keuntungan akan semakin berpihak
Terdapat nilai RPN yang cukup tinggi yaitu sebesar kepada perusahaan apabila perusahaan menanggapi
80 dan 60. Pertama proses check quantity mengenai hal ini. Kedua kebutuhan peralatan yang tidak
penyimpanan yang kurang rapi dalam hal ini belum terpenuhi seharusnya dengan berpikir risiko maka
bisa dideteksi oleh perusahaan karena sistem dalam tentu akan ada jalan keluarnya yaitu PT.X diberikan
perusahaan belum berjalan sesuai dengan SMM ISO tindakan rekomendasi berupa dapat mengembangkan
9001:2015. Tahap ini PT. X masih dalam rangka penjadwalan yang lebih terstruktur agar tidak terjadi
melakukan dan melihat hasilnya. Kurang controh kesalahan yang sama.
barang sehingga barang kotor, lalu adanya barang
lama yang tidak terpakai flow nya berhenti. 3 Potensi Simpulan
itu sangat besar dampaknya dan cukup sulit untuk
dideteksi. Sistem gudang harus di perbaiki dalam Analisis risiko merupakan sebuah dasar yang
tahap ini dengan menjalankan sistem sesuai SMM digunakan dalam perancangan SMM ISO 9001:2015
ISO 9001;2015. Memikirkan risikonya dan berikut dan berada hampir dalam semua klausul ISO.
adalah tindakan rekomendasinya yaitu melakukan Analisis risiko dilakukan pada 20 prosedur dari 9
string secara berkala, mengontrol lapangan dan departemen dan 1 non departemen yang memiliki
menjalankan FIFO. potensi kegagalan. Terdapat sebanyak 53 risiko yang
• Tahap ini masih membahas mengenai gudang prioritas dari setiap departemen. 101 proses yang
yaitu prosedur distribusi barang. Dampak terbesar memiliki 156 analisa risiko dari 9 departemen dan 1
yaitu adanya deadstock, potensi kegagalannya yaitu non departemen didapatkan 53 risiko yang diberikan
stock bahan baku tidak sesuai dan salah perhitungan tindakan rekomendasi agar masalah berkurang.
untuk penyebabnya. Nilai RPN sebesar 75, oleh Contoh analisa risiko yang diambil yaitu dari
karena itu perlu stock opname. Departemen PPC terdiri dari 15 proses yang dianalisa
• Prosedur penerimaan karyawan yang terdapat risikonya pada 7 proses dengan jumlah risiko
pada HOD yaitu jika di PT. X digabung menjadi satu sebanyak 8 risiko. Terdapat 4 risiko prioritas dengan
antata HRD-GA dengan HOD hanya dipegang oleh jumlah RPN sebesar 80, 64, 48, dan 48. Tindakan
HRD. Nilai RPN 60 yaitu potensi kegagalan terkait rekomendasi dari 53 risiko yaitu secara umum adalah
kesalahan pengisian form pengajuan penambahan adanya pemantauan diawal, sosialisasi, maupun
karyawan. Dampaknya kriteria yang diinginkan tidak komitmen agar bisa berjalan dengan lancar, PT. X
didapatkan. Deteksinya 3 mungkin bisa terdeteksi, juga perlu membuat petunjuk pengisian form agar
namun adanya tindakan rekomendasi akan setiap user paham untuk perbaikan kedepan ketika
186
Mattotoran, et al. / Perancangan Analisa Risiko pada Sistem ISO 9001:2015 di PT. X / Jurnal Titra, Vol 5, No. 2, Juli 2017, pp. 181-188

SMM ISO 9001:2015 sudah berjalan dengan baik. Daftar Pustaka


Perusahaan juga perlu memiliki kesadaran lebih
untuk mengatur jadwal dan melakukan yang terbaik 1. British Standards Institution, Quality
sehingga perbaikan dapat berjalan lancar. Tindakan Management System – Requirement, London: BSI
rekomendasi diatas berlaku untuk pengurangan Standards Limited, 2015.
risiko di 9 departemen yaitu Departemen Marketing, 2. Chrysler LLC, Potential Failure Mode And
RND, PPC, Produksi, QLT, MTC, Gudang, HOD, Effects Analysis, Ford Motor Company, General
HRD-GA, dan non departemen yaitu QMR. Motors Corporation, 2008.
Penjelasan tindakan rekomendasi secara merinci 3. Deming, W.E, Out of The Crisis: Quality
dapat dilihat pada subbab 4. Saran penulis Productivity and Competitive Position, Cambridge
perusahaan perlu untuk melakukan implementasi University Press, Cambridge, 1986.
dari perancangan analisa risiko agar ada perbaikan 4. McDermott, Robin E., Mikulak. R., &
secara berkelanjutan dan menyeluruh pada setiap Beauregard, M., The Basics of FMEA. New York:
sistem dalam perusahaan. Perbaikan dapat dilakukan Productivity Press, 1996.
dengan melibatkan 101 proses yang ada. 101 proses 5. Pande, P. S., The Six Sigma Way. Edisi 1.
terdiri dari 53 risiko yang prioritas perlu Yogyakarta: Andi, 2002.
diperhatikan, dan 103 risiko lainnya yang juga
memiliki risiko namun kurang signifikan. Tujuan
melibatkan semua risiko agar tetap menjaga risiko
dari setiap proses tetap kecil. Dalam hal ini 101 proses
tersebut perlu dikontrol semua risikonya agar sistem
manajemen mutu berjalan dengan baik.

187
Mattotoran., et al. / Perancangan Analisa Risiko pada Sistem ISO 9001:2015 di PT. X / Jurnal Titra, Vol. 5, No. 2, Juli 2017, pp. 181–188

188

Anda mungkin juga menyukai