ESSAY TEORI
Arah Perkembangan Organisasi Usaha di Indonesia:
Perkembangan Digitalisasi Organisasi Usaha di Indonesia
Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Lala M. Kolopaking, MS
Ditulis oleh:
Qonita Lutfiyah
K1601221019
DMB 19
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
Perkembangan Digitalisasi Organisasi Usaha di Indonesia
A. Pendahuluan
Memasuki revolusi industri 4.0, teknologi digital menjadi salah satu modal
utama yang dibutuhkan oleh para pelaku industri untuk mengembangkan lini usaha
mereka. Kehadiran industri 4.0 pun menjadi bukti bahwa saat ini perkembangan
dampak yang positif pada suatu negara, salah satunya dampak positif pada peningkatan
perekonomian negara tersebut. Dengan adanya teknologi digital, suatu negara dapat
personal computer (PC) dan internet sebagai teknologi kunci yang digunakan untuk
esiensi bisnis. Penggunaan teknologi seperti PC dan internet ini pun menjadi awal dari
perkembangan teknologi, era old digital economy akhirnya memasuki era new digital
economy, ditandai dengan adanya mobile technology, akses internet yang tidak
terbatas, serta kehadiran teknologi cloud yang digunakan dalam proses ekonomi digital
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar untuk
positif, namun hal ini juga menjadi tantangan organisasi dalam membuat kebijakan.
Dengan adanya perkembangan ekonomi digital dapat memungkinkan munculnya
model bisnis baru, integrasi antar sektor bisnis, serta perubahan model bisnis pada
B. Pembahasan
Sumber daya manusia saat ini dipandang sebagai human capital yang
merupakan modal bagi organisasi untuk berkembang dan bersinergi dengan perubahan
lingkungan yang dinamis. Misi Indonesia menjadi negara ekonomi terbesar keempat di
dunia pada tahun 2045 tak pelak membuat semua industri berlomba untuk
ekonomi industri di Indonesia. Dalam misi itu, Indonesia harus mempersiapkan diri
terlebih pada pengembangkan SDM yang unggul dan berkarakter untuk bisa bersaing.
(Setiawati, 2019)
fenomena Internet of Things (IoT), big data, otomasi, robotika, komputasi awan,
dukungan kemajuan pesat teknologi, akan membawa kita pada kondisi transisi revolusi
teknologi yang secara fundamental akan mengubah cara hidup, bekerja, dan relasi
organisasi dalam berhubungan satu sama lain. Perubahan lanskap ekonomi politik dan
organisasi pemerintah sebagai suatu keniscayaan dalam berbagai skala ruang lingkup,
dan kompleksitasnya. Transformasi organisasi ini menjadi kata kunci yang harus terus
diupayakan sebagai instrumen bagi para pelaku organisasi agar responsif terhadap
perubahan. (Ahmad, 2018) Hal ini menjadikan akses terhadap ilmu pengetahuan begitu
terbuka secara nyata, tidak terbatas dan belum pernah terjadi sebelumnya. Semua ini
bukan lagi mimpi, melalui terobosan teknologi baru di bidang robotika, Internet of
manusia, dari mulai sektor bisnis, urusan publik dan pemerintahan, pendidikan,
sektor lainnya. Hal ini wajar, mengingat digitalisasi “setali tiga uang” dengan
sesungguhnya dapat dipecah menjadi tiga fungsi utama bagi dunia bisnis, yakni:
pengalaman pelanggan
proses teknologi dan organisasi yang memungkinkan perusahaan menjadi lebih gesit
menggunakan data untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih cepat,
mengembangkan cara yang lebih cepat dalam melakukan pekerjaan. Untuk bisa
bekerja dengan lebih cepat, dibutukan sebuah “pola pikir digital” yang
yang difokuskan untuk mendukung fungsi sistem dan data dalam konteks
Maka organisasi yang menjalankan usahanya juga harus bisa beradaptasi dan
bertransformasi dengan digitalisasi. Pada era Revolusi Industri 4.0 daya adaktif
lah yang menjadi kunci keberhasilan meraih prestasi dan mencapai visi dan misi
organisasi. Pada organisasi bisnis, fenomena ini dapat kita cermati dari fenomena Uber
yang mengancam pemain-pemain besar pada industri transportasi di seluruh dunia atau
Inggris pada abad ke-18 yang didorong oleh mekanisasi peralatan manufaktur. Mesin
bertenaga air dan uap memungkinkan lompatan produktivitas di industri tekstil dan
industri lainnya. Revolusi industri kedua dimulai sekitar pergantian abad ke-20, dimana
ini melibatkan produksi massal berdasarkan pembagian kerja. Produsen beralih ke
tenaga listrik yang dihasilkan bahan bakar fosil, dan fabric menjadi jauh lebih besar.
Revolusi industri kedua ini dicontohkan oleh produksi mobil Ford Motor Company.
Revolusi industri ketiga, yang dimulai pada 1970-an, melibatkan teknologi elektronik.
dunia.
Adapun revolusi industri keempat (4.0) ditandai dengan aktivitas menciptakan siklus
di antara berbagai bidang dan organisasi. Industri 4.0 menggunakan data dengan cara
Di tahap ini, produsen mengumpulkan data setelah produk dijual. Praktik ini
memungkinkan produsen untuk mengidentifikasi kebutuhan laten dari Big Data klien
dan memperkuat jaringan nilai mereka, sehingga menciptakan peluang bisnis baru.
Selain itu dalam era Industri 4.0 ini, nilai tambah diciptakan melalui kustomisasi massal
Di tahap ini pula, kemudian muncullah apa yang kita kenal dengan revolusi
digital. Revolusi digital ini didorong oleh empat jenis teknologi yang telah berkembang
(McKinsey, 2016):
1. Internet Seluler: Perangkat seluler telah mengambil alih perangkat saluran tetap
seluruh dunia, 60 persen dari semua lalu lintas online sekarang berasal dari
perangkat seluler.
2. Teknologi cloud: Koneksi yang lebih murah dan lebih cepat melalui Internet telah
memungkinkan lebih banyak daya komputasi untuk diakses dari jarak jauh. Pada
tahun 2014, untuk pertama kalinya lebih banyak beban kerja informasi diproses
3. Internet of Things (IoT): Pada tahun 2015, ada 18,2 miliar perangkat yang
terhubung ke Internet. Pada tahun 2020, jumlah ini diperkirakan akan meningkat
tiga kali lipat, menjadi 50 miliar. Sensor dan aktuator yang lebih murah serta
koneksi internet yang lebih cepat dan andal mendorong lebih banyak perangkat
yang terhubung dan dikendalikan dari jarak jauh dan meluncurkan model bisnis
dan operasi baru, termasuk produk inovatif seperti mobil tanpa pengemudi dan
rumah pintar.
4. Big data dan advanced analytics: Pada tahun 2016, lalu lintas internet mencapai 1
informasi setiap detik dari operasinya, dan komputer dengan daya analitik canggih
meningkatkan pengambilan keputusan manusia dan melepaskan kekuatan data
besar untuk mengoptimalkan rantai pasokan dan proses bisnis di berbagai sektor
mulai dari perawatan kesehatan dan ritel hingga energi dan pertambangan.
Sumber: WCIS, Machina, IDC worldwide public cloud services and cloud IT infrastructure
memberikan sumbangsih turunnya omset mall dan ditutupnya banyak lapak lapak kecil
dipusat pusat perbelajaan, hal ini membuktikan bahwa yang cepat dapat memangsa
yang lambat dan bukan yang besar memangsa yang kecil. Bercermin dari survival
Revolusi Industri 4.0 guna tetap survive dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya
dengan lebih efesien dan efektif sebagai responsit terhadap meningkatnya tuntutan
lebih cepat karena harus bertahan di era pandemi, Sebanyak 74% perusahaan
mendigitalkan bisnisnya agar bisa bertahan saat pandemi Covid-19 melanda. Selain itu,
pada Oktober 2020 sebanyak 2,7 juta Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) beralih
ke digital. Beberapa hal yang mendorong mereka untuk mengikuti digitalisasi antara
lain adalah kemudahan untuk menjangkau banyak target pasar, hemat biaya, dan
mendapatkan pendapatan yang lebih baik. (Murdijaningsih, T., Nugraha, G. A., & Maesaroh,
S.2022)
Menurut Gumilang (2019) Digital marketing bukanlah sebuah stick magic yang
bisa mengubah keadaan secara instan, melainkan sebuah tool yang perlu digunakan
secara optimal untuk mendapat hasil yang maksimal. Orang yang berada di
balik marketing adalah kunci yang memainkan peran penting. Dalam hal ini, kita harus
siap membakar uang dan menghadapi berbagai risiko yang mengintai. Untuk
adalah funnel marketing yang terdiri atas lima tahapan yaitu awareness, consideration,
perbandingan dengan produk lain. Ketiga adalah conversion, saat proses jual-beli
yaitu loyalty dan advocacy terjadi setelah penjualan (after sales). Kedua hal ini
Dalam berbisnis, terdapat dua adagium yang patut ditanamkan dalam mindset,
yaitu high risk, high return dan easy come, easy go. Berani mengambil risiko besar
untuk mendapatkan hasil yang besar, dan sesuatu yang mudah diraih maka akan mudah
hilang juga.
C. Simpulan
sektor di aspek kehidupan kita terkena dampaknya. Tanpa terkecuali dunia bisnis,
sebagai salah satu bidang yang krusial dan memiliki peranan penting dalam masyarakat,
bisnis juga ikut bertransformasi mengikuti pola digitalisasi. Alasan lain yang juga
mendorong para pebisnis untuk mengambil langkah digital yaitu dampak dari pandemi
Covid-19 yang mau tak mau telah membuat kita dibatasi oleh sekat dalam beraktivitas.
Kecanggihan teknologi menjadi jalan solutif yang membantu produsen dan konsumen
untuk saling berinteraksi. Lalu pada revolusi industri generasi 4.0, manusia telah
menemukan pola baru ketika disruptif teknologi (disruptive technology) hadir begitu
ditandai dengan hadirnya Internet of Things, Big Data, Articial Intelligence, Human
telah mencatat bahwa revolusi industri telah banyak menelan korban dengan matinya
perusahaan-perusahaan raksasa. Lebih dari itu, pada era industri generasi 4.0 ini, ukuran
besar perusahaan tidak menjadi jaminan, namun kelincahan perusahaan menjadi kunci
D. Daftar Pustaka
Van Ark, B., Erumban, A., Corrado, C., & Levanon, G. (2016, October). Navigating
the new digital economy: driving digital growth and productivity from installation
to deployment. Conference Board, Incorporated.
Google TEMASEK, 2018. economy SEA 2018 Southeast Asia's internet economy hits
an inflection point, s.l.: Google TEMASEK
Setiawati, A.2019. Evaluasi Praktik Pengembangan Sumber Daya Manusia di Lembaga
Penelitian dan Pengembangan Pemerintah Indonesia Evaluation of Human
Resource Development Practices at the Indonesian Government Research and
Development Institute.
Rahadian, A. H. (2019, May). Revitalisasi Birokrasi Melalui Transformasi Birokrasi
Menuju E-Governance Pada Era Revolusi Industri 4.0. In Prosiding Seminar
STIAMI (Vol. 6, No. 1, pp. 85-94).
Ahmad, J. (2018). PENGEMBANGAN KAPASITAS (CAPACITY BUILDING)
KELEMBAGAAN DAERAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS
LAYANAN PUBLIK DI ERA REVOLUSI 4.0.
Schallmo, D. R., Williams, C. A., Schallmo, D. R., & Williams, C. A. (2018). History
of digital transformation. Digital Transformation Now! Guiding the Successful
Digitalization of Your Business Model, 3-8.
McKinsey&Company. (Aug, 2018). The Digital Archipelago: How Online Commerce
is Driving Indonesia’s Economic Development.
Schallmo, D. R. A. & Williams, C. A. (2018). Digital Transformation Now! Guiding
the Successful Digitalization of Your Business Model. Switzerland: Springer
World Economic Forum. (2018). Our Shared Digital Future; Building an Inclusive,
Trustworthy and Sustainable Digital Society. Insight Report. Switzerland:
World Economic Forum
Murdijaningsih, T., Nugraha, G. A., & Maesaroh, S. (2022). PEMASARAN DAN
FOTO PRODUK USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH. WIKUACITYA:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 126-129.
Gumilang, R. R. (2019). Implementasi digital marketing terhadap peningkatan
penjualan hasil home industri. Coopetition: Jurnal Ilmiah Manajemen, 10(1), 9-
14.