Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KELEBIHAN & KEKURANGAN KOMPUTER DI ERA


REVOLUSI INDUSTRI 4.0
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Disusun oleh :
Robi Wahyudi

Dosen Pembimbing :

Adi Putra Pamungkas, S. KOM

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

CITRA BUANA INDONESIA

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Era industri 4.0 merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi
industri yang dimulai pada abad ke -18. Menurut Prof Schwab, dunia mengalami
empat revolusi industri. Revolusi industri 1.0 ditandai dengan penemuan mesin
uap untuk mendukung mesin produksi, kereta api dan kapal layar. Berbagai
peralatan kerja yang semula bergantung pada tenaga manusia dan hewan
kemudian digantikan dengan tenaga mesin uap Ditemukannya enerji listrik dan
konsep pembagian tenaga kerja untuk menghasilkan produksi dalam jumlah besar
pada awal abad 19 telah menandai lahirnya revolusi industri 2.0 Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada awal abad 20 telah
melahirkan teknologi informasi dan proses produksi yang dikendalikan secara
otomatis. Mesin industri tidak lagi dikendalikan oleh tenaga manusia tetapi
menggunakan sistem otomatisasi berbasis komputer. Dampaknya, biaya produksi
menjadi semakin murah. Teknologi informasi juga semakin maju diantaranya
teknologi kamera yang terintegrasi dengan mobile phone dan semakin
berkembangnya industri kreatif.
               Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya
teknologi digital yang berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia.
Revolusi industri terkini atau generasi keempat mendorong sistem otomatisasi di
dalam semua proses aktivitas. Teknologi internet yang semakin masif tidak hanya
menghubungkan jutaan manusia di seluruh dunia tetapi juga telah menjadi basis
bagi transaksi perdagangan dan transportasi secara online. Munculnya bisnis
transportasi online seperti Gojek, Uber dan Grab menunjukkan integrasi aktivitas
manusia dengan teknologi informasi dan ekonomi menjadi semakin meningkat.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa Pengertian Era Industry 4.0?
2. Apa Saja Manfaat Dan Tantangan Platform Digital Di Era Revolusi Industry
4.0?
3. Apa Saja Langkah Indonesia Menghadapi Industri 4.0?
4. Apa Keterampilan Untuk Hadapi Revolusi Industri 4.0?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori


2.2.1 Pengertian Era Industry 4.0
  Era industry 4.0 Industri 4.0 adalah industri yang menggabungkan
teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Ini merupakan tren otomatisasi dan
pertukaran data dalam teknologi manufaktur. Ini termasuk sistem cyber-fisik,
Internet of Things (IoT), komputasi awan dan komputasi kognitif.
            Di Era Industri 4.0  berciri kreativitas,  leadership (kepemimpinan)
dan Entrepreneurship atau kewirausahaan yang mendobrak "mindset"  cara
bekerja revolusi industri sebelumnya.  Dengan berciri efisiensi dalam komunikasi
dan transportasi serta mengarahkan masyarakat untuk memecahkan masalah
dengan sistem "one stop shopping" atau "one stop solution" diperlukan atmosfir
dunia usaha yang lepas dari lilitan dan hambatan birokrasi  dan itu tidak hanya
soal cara bekerja tapi juga mentalitas  pegawai dan tenaga kerjanya. Dan pada
gilirannya output revolusi ini banyak mendatangkan keuntungan dan
kesejahteraan seperti harga barang murah serta kesehatan terjamin bukan malah
menambah beban ekonomi masyarakat dan memperbanyak pengangguran.
Gambar 1. Indusrty 4.0

2.1.2 Pilar Dalam Revolusi Industry 4.0


Pilar utama Revolusi Industri 4.0 tentu teknologi berbasis digital. Namun
bukan sembarang teknologi melainkan yang memang membantu percepatan
produksi industri di berbagai bidang. Berikut ini ada beberapa teknologi yang
akan digenjot terkait revolusi ini:
1. Internet Of Thinks
Internet Of Things adalah teknologi yang bekerja sebagai objek untuk melakukan
transfer data secara otomatis tanpa bantuan manusia. Salah satu contoh dari
teknologi ini ialah mampu mematikan lampu di pagi hari dan lain sebagainya.
Kabarnya, produk teknologi semacam ini sudah muncul di Indonesia. Namanya
adalah Jarvis yang diharapkan bisa membantu percepatan industri dalam negeri.

2. Big Data
Big data adalah aplikasi server yang mampu menampung banyak data-data yang
diinput secara digital. Dengan adanya teknologi ini tidak hanya keamanan data
terjamin, proses input dan output-nya juga lebih cepat. Teknologi ini sudah
digunakan oleh banyak perusahaan berskala besar. Salah satunya adalah teknologi
Hosting Online yang hanya berbekal website sudah bisa menampung banyak data-
data server berkapasitas tinggi
Gambar 2. Karakteristik Big Data

3. Argumented Reality
Argumented Reality atau disingkat AR adalah teknologi imigrasi benda-benda
dua dan tiga dimensi berkategori maya ke satu lingkungan tiga dimensi yang lebih
nyata. Tak hanya itu, dengan teknologi ini, benda-benda maya tersebut juga bisa
diaktualisasikan pada waktu yang juga nyata. AR adalah sebuah teknologi yang
hanya bisa dilihat di film-film Hollywood. Namun di era Revolusi Industri 4.0,
bukan tidak mungkin teknologi ini akan muncul secara nyata.
4. Cyber Security
Cyber security adalah teknologi digital yang akan mengamankan basis-basis data
perusahaan, pemerintah maupun masyarakat dari serangan hacker. Karena
bagaimanapun juga di jaman digital semacam ini, kejahatan cyber merajalela di
mana-mana. Mereka bergerilya melakukan pencurian informasi lalu dijadikan alat
untuk berbuat kejahatan. Maka dari itu, di era ini, Cyber Security sangat
dibutuhkan.
5. Artificial Intelligence
Artificial Intelligence adalah komputer tetapi memiliki kecerdasan tinggi
layaknya manusia. Maka dari itu, ada yang mengatakan teknologi ini sebagai
kecerdasan buatan. Titik tumpu dari mesin ini hanya data-data yang di-input ke
dalam perangkat. Jika server-nya besar, data yang ditampung juga banyak, tentu
kerja teknologi ini akan semakin baik.
6. Otomatisasi Robotik
Robot pada akhirnya akan berinteraksi satu sama lain dan bekerja dengan aman
bersama manusia dan belajar dari mereka. Pembiayaan robot ini akan jauh lebih
murah dan memiliki jangkauan kemampuan yang lebih besar daripada yang
digunakan dalam industri manufaktur saat ini.
7. Simulasi
Simulasi akan digunakan lebih luas dalam operasi pabrik untuk meningkatkan
data waktu nyata dan mencerminkan dunia fisik dalam model virtual, yang dapat
mencakup mesin, produk, dan manusia. Ini akan memungkinkan operator untuk
menguji dan mengoptimalkan pengaturan alat berat untuk produk berikutnya
sejalan di dunia maya sebelum pergantian fisik, sehingga mengurangi waktu
pemasangan alat berat dan meningkatkan kualitas.
8. Sistem yang Saling Terintegrasi
Dengan Industry 4.0, perusahaan, departemen, fungsi, dan kemampuan akan
menjadi lebih kohesif, seiring lintas-perusahaan, jaringan integrasi data universal
berkembang dan memungkinkan rantai nilai yang benar-benar otomatis.
9. Manufaktur Aditif
Perusahaan baru saja mulai mengadopsi manufaktur aditif, seperti pencetakan 3-
D, yang kebanyakan mereka gunakan untuk membuat prototipedan memproduksi
komponen individual. Dengan Industry 4.0, metode pembuatan aditif ini akan
digunakan secara luas untuk menghasilkan sejumlah kecil produk yang
disesuaikan yang menawarkan keuntungan konstruksi, seperti desain yang
kompleks dan ringan.
10. Komputasi Awan
Semakin banyak usaha yang terkait dengan produksi akan memerlukan
peningkatan berbagi data di seluruh lokasi dan batas perusahaan. Pada saat yang
sama, kinerja teknologi cloud akan meningkat, mencapai waktu reaksi hanya
beberapa mili/detik. Akibatnya, data dan fungsionalitas alat berat akan semakin
disebarkan ke cloud, memungkinkan lebih banyak layanan berbasis data untuk
sistem produks

2.2  Manfaat dan tantangan platform digital di era industry 4.0


Seperti yang kita tahu bahwa saat ini kita tengah berada di era Revolusi
Industri Ke-4 (Industry 4.0). Dimana era ini diwarnai oleh kecerdasan buatan
(artificial intelligence), era super komputer, rekayasa genetika, teknologi nano,
mobil otomatis, inovasi, dan perubahan yang terjadi dalam kecepatan
eksponensial yang akan mengakibatkan dampak terhadap ekonomi, industri,
pemerintahan dan politik.
Berikut ini 3 manfaat platform digital di Era Industri 4.0 :
1. Inovasi
Munculnya model-model bisnis baru tidak lepas dari kemampuan para inovator
untuk merancang strategi lewat platform digital. Di Indonesia sendiri, inovasi
digital yang terjadi tidak hanya di dunia ritel, tapi juga di bidang pendidikan,
katering, kesehatan, bahkan di dunia hukum.Semakin banyak orang yang
berpartisipasi, maka akan timbul persaingan sehat yang berdasarkan inovasi,
sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
2. Inklusivitas
Lewat platform digital, segala macam layanan dapat dengan mudah menjangkau
banyak orang di berbagai daerah. Hasilnya, terjadi inklusivitas yang
menguntungkan orang-orang yang bertempat tinggal jauh dari daerah
metropolitan, sehingga mereka turut menikmati layanan digital.
3. Efisiensi
Tentu dengan berkembangnya inovasi platform digital, otomatis akan ada
efisiensi, baik dari segi manufaktur maupun pemasaran. Hal ini tentunya
memerlukan kecerdasan dari pebisnis untuk mengoptimalkan strategi mereka di
dunia digital.
Berikut ini tantangan platform digital di Era Revolusi Industri 4.0 :
1. Masalah Kendali
Ekonomi digital yang mengendalikan masyarakat pastinya mempengaruhi
perilaku publik yang tadinya masyarakat belanja ke toko ritel, saat ini mulai
beralih ke belanja online. Aspek sosial dan kultural seperti ini juga perlu
mendapatkan perhatian dari pihak seperti pemerintah maupun masyarakat agar
toko ritel tidak banyak yang berguguran satu persatu.
2. Ketidaksetaraan
Di antara semua hal positif, kehilangan pekerjaan karena digantikan robot atau
semua pekerjaan saat ini bisa dikerjakan oleh sebuah sistem adalah momok yang
paling mengerikan.Otomatisasi yang disebabkan Revolusi Digital 4.0 perlu
disikapi dengan serius agar masyarakat dapat menyiapkan skill untuk ke depannya
sehingga angka pengangguran di Indonesia bisa ditekan.
3. Kompetisi
Kompetisi yang tidak sehat patut diwaspadai. Contoh, bila ada satu platform yang
melakukan monopoli, dikhawatirkan akan tidak adanya check and balance. Bila
satu platform terlalu mendominasi, maka pengguna tidak dapat melakukan pilihan
layanan yang paling cocok untuk mereka.Sebagai tambahan, guna
menghadapi Era industry 4.0, sektor industri nasional perlu banyak pembenahan
terutama dalam aspek teknologi. Sebab penguasaan teknologi menjadi kunci
utama untuk menentukan daya saing Indonesia di era industry 4.0.
Dan dalam menghadapi industry 4.0 ini, Indonesia juga perlu meningkatkan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) nya. Sebab jika tidak ditingkatkan, maka
industri Indonesia akan semakin tertinggal dari negara-negara lainya. Jika tidak
melakukan peningkatan kemampuan dan daya saing di sektor (industri) prioritas,
bukan saja tidak akan mampu mencapai aspirasi, namun akan digilas oleh negara
negara lain yang lebih siap di pasar global maupun domestik. 

2.3 Langkah Indonesia menghadapi Industri 4.0


Pemerintah telah menetapkan 10 langkah prioritas nasional dalam upaya
mengimplementasikan peta jalan Making Indonesia 4.0. Dari strategi tersebut,
diyakini dapat mempercepat pengembangan industri manufaktur nasional agar
lebih berdaya saing global di tengah era digital saat ini. “Revolusi industri
keempat tidak bisa kita hindari. Untuk menghadapinya, sudah ada roadmap yang
terintegrasi sehingga dalam mengembangkan industri manufaktur kita ke depan
punya arah yang jelas.
Ada sepuluh langkah Indonesia menghadapi Industri 4.0 yaitu;
a. pertama adalah perbaikan alur aliran barang dan material. Upaya ini akan
memperkuat produksi lokal pada sektor hulu dan menengah melalui
peningkatan kapasitas dan percepatan adopsi teknologi.
b. Langkah kedua, mendesain ulang zona industri. Dari beberapa zona
industri yang telah dibangun di penjuru negeri, Indonesia akan mengop-
timalkan kebijakan zona-zona industri tersebut dengan menyelaraskan peta
jalan sektor-sektor industri yang menjadi fokus dalam Making Indonesia
4.0.
c. Ketiga, mengakomodasi standar-standar keberlanjutan. Indonesia melihat
tantangan keberlanjutan sebagai peluang untuk membangun kemampuan
industri nasional, seperti yang berbasis teknologi bersih, tenaga listrik,
biokimia, dan energi terbarukan.
d. Keempat, memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Hampir 70 persen, pelaku usaha Indonesia berada di sektor UMKM.
e. kelima, yaitu membangun infrastruktur digital nasional. Indonesia akan
melakukan percepatan pembangunan infrastruktur digital, termasuk
internet dengan kecepatan tinggi dan meningkatkan kemampuan digital
melalui kerja sama antara pemerintah dengan publik dan swasta untuk
dapat berinvestasi di teknologi digital seperti cloud, data center, security
management dan infrastruktur broadband.
f. Keenam, menarik minat investasi asing. Hal ini dapat mendorong transfer
teknologi ke perusahaan lokal.
g. Ketujuh, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Menurut
Menperin, SDM adalah hal yang penting untuk mencapai kesuksesan
pelaksanaan Making Indonesia 4.0.
h. Kedelapan, pembangunan ekosistem inovasi. Pemerintah akan
mengembangkan cetak biru pusat inovasi nasional, mempersiapkan
percontohan pusat inovasi dan mengoptimalkan regulasi terkait, termasuk
di antaranya yaitu perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan insentif
fiskal untuk mempercepat kolaborasi lintas sektor diantara pelaku usaha
swasta atau BUMN dengan universitas.
i. kesepuluh adalah harmonisasi aturan dan kebijakan. Indonesia
berkomitmen melakukan harmonisasi aturan dan kebijakan untuk
mendukung daya saing industri dan memastikan koordinasi pembuat
kebijakan yang erat antara kementerian dan lembaga terkait dengan
pemerintah daerah.

2.1 Keterampilan Untuk Hadapi Revolusi Industri 4.0


Ada beberapa keahlian yang dibutuhkan agar dapat sukses dalam menghadapi
dinamika dunia kerja yang terus berubah. Terdapat 4 keahlian utama yang
dibutuhkan untuk menghadapi industri 4.0.
1. Pertama, kita harus memiliki keterampilan informasi, media, dan
teknologi. Dengan istilah lain, kita harus melek teknologi. Yang dimaksud
dengan keterampilan informasi, media, dan teknologi meliputi literasi
media, keaksaraan visual, literasi multikultural, kesadaran global, dan
literasi teknologi.
2. Kedua, keterampilan belajar dan berinovasi yang meliputi kreativitas dan
keingintahuan, pemecah masalah (problem solving), dan pengambil resiko.
3. Ketiga, terampil dalam hidup dan belajar seperti memiliki jiwa
kepemimpinan dan bertanggung jawab, memiliki nilai etis dan moral,
produktivitas dan akuntabilitas, fleksibilitas dan adaptasi, sosial dan lintas
budaya, inisiatif dan mengarahkan diri.
4. Keempat, memiliki kemampuan dalam berkomunikasi yang efektif seperti
mampu bekerja dalam tim dan berkolaborasi, memiliki tanggung jawab
pribadi dan sosial, dalam berkomunikasi harus interaktif, memiliki
orientasi nasional dan global.

2.5 Proses Perubahan Masa Depan Indonesia


Sebagai langkah awal dalam menjalankan Making Indonesia 4.0, terdapat
lima industri yang menjadi fokus implementasi industri 4.0 di Indonesia, yaitu:
1. Makanan dan minuman
2. Tekstil
3. Otomotif
4. Elektronik
5. Kimia
Lima industri ini merupakan tulang punggung, dan diharapkan membawa
pengaruh yang besar dalam hal daya saing dan kontribusinya terhadap ekonomi
Indonesia menuju 10 besar ekonomi dunia di 2030. Kelima sektor inilah yang
akan menjadi contoh bagi penerapan industri 4.0, penciptaan lapangan kerja baru
dan investasi baru berbasis teknologi.
Industri 4.0 di Indonesia akan menarik investasi luar negeri maupun
domestik di Indonesia, karena industri di Indonesia lebih produktif dan sanggup
bersaing dengan negara-negara lain, serta berusaha semakin baik yang disertai
dengan peningkatan kemampuan tenaga kerja Indonesia dalam mengadopsi
teknologi. Revolusi mental juga harus dijalankan, mulai dari
mengubah mindset negatif dan ketakutan terhadap industri 4.0 yang akan
mengurangi lapangan pekerjaan atau paradigma bahwa teknologi itu sulit.
Kita harus berusaha untuk terus-menerus meningkatkan kemampuan
belajar, ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan era industri 4.0, sehingga kita
akan mempunyai daya saing yang lebih kuat. Kita tentu berharap industri 4.0 tetap
dalam kendali. Harus tercipta kesadaran bersama baik oleh pemerintah, dunia
usaha maupun masyarakat, bahwa perubahan besar dalam industri 4.0 adalah
keniscayaan yang tidak bisa dihindari.
Dengan segala potensi yang ada kita harus menjadi pelaku aktif yang
mendapat manfaat atas perubahan besar itu. Tantangan ke depan adalah
meningkatkan skill tenaga kerja di Indonesia, mengingat 70% angkatan kerja
adalah lulusan SMP. Pendidikan sekolah vokasi menjadi suatu keharusan agar
tenaga kerja bisa langsung terserap ke industri.
Selain itu Pemerintah perlu meningkatkan porsi belanja riset baik melalui
skema APBN atau memberikan insentif bagi Perguruan Tinggi dan perusahaan
swasta. Saat ini porsi belanja riset Indonesia hanya 0,3% dari PDB di tahun 2016,
sementara Malaysia 1,1% dan China sudah 2%. Belanja riset termasuk
pendirian techno park  di berbagai daerah sebagai pusat sekaligus pembelajaran
bagi calon-calon wirausahawan di era revolusi industri 4.0.
Harapannya tingkat inovasi Indonesia yang saat ini berada diperingkat 87
dunia bisa terus meningkat sehingga lebih kompetitif di era transisi teknologi saat
ini. Kesimpulannya revolusi industri 4.0 bukanlah suatu kejadian yang
menakutkan, justru peluang makin luas terbuka bagi anak bangsa untuk
berkontribusi terhadap perekonomian nasional.
Semua revolusi itu terjadi menggunakan revolusi sebelumnya sebagai
dasar. Industri 2.0 takkan muncul selama kita masih mengandalkan otot, angin,
dan air untuk produksi. Industri 3.0 intinya meng-upgrade lini produksi dengan
komputer dan robot. Jadi, industri 4.0 juga pasti menggunakan komputer dan
robot ini sebagai dasarnya. Jadi, kemajuan apa saja yang muncul di dunia
komputer kita akhir-akhir ini?
Pertama, kemajuan yang paling terasa adalah internet. Semua komputer
tersambung ke sebuah jaringan bersama. Komputer juga semakin kecil sehingga
bisa menjadi sebesar kepalan tangan kita, makanya kita jadi punya smartphone.
Bukan cuma kita tersambung ke jaringan raksasa, kita jadinya selalu tersambung
ke jaringan raksasa tersebut. Inilah bagian pertama dari revolusi industri keempat:
“Internet of Things” saat komputer-komputer yang ada di pabrik itu tersambung
ke internet, saat setiap masalah yang ada di lini produksi bisa langsung diketahui
saat itu juga oleh pemilik pabrik, di manapun si pemilik berada!
Ponsel pintar (smartphones) yang senantiasa membuat kita terhubung dengan
dunia luar adalah instrumen penting dalam revolusi industri 4.0.
Kedua, kemajuan teknologi juga menciptakan 1001 sensor baru, dan 1001 cara
untuk memanfaatkan informasi yang didapat dari sensor-sensor tersebut yang
merekam segalanya selama 24 jam sehari.  Informasi ini bahkan menyangkut
kinerja pegawai manusianya. Misalnya, kini perusahaan bisa melacak gerakan
semua dan setiap pegawainya selama berada di dalam pabrik. Dari gerakan
tersebut, bisa terlihat, misalnya, kalau pegawai-pegawai tersebut menghabiskan
waktu terlalu banyak di satu bagian, sehingga bagian tersebut perlu diperbaiki.
Masih ada 1001 informasi lainnya yang bisa didapat dari 1001 data yang berbeda,
sehingga masih ada 1001-1001 cara meningkatkan produktivitas pabrik yang
semula tak terpikirkan. Karena begitu banyaknya ragam maupun jumlah data baru
ini, aspek ini sering disebut Big Data.
Ketiga, berhubungan dengan yang pertama dan kedua, adalah Cloud Computing.
Perhitungan-perhitungan rumit tetap memerlukan komputer canggih yang besar,
tapi karena sudah terhubung dengan internet, karena ada banyak data yang bisa
dikirim melalui internet, semua perhitungan tersebut bisa dilakukan di tempat lain,
bukannya di pabrik. Jadi, sebuah perusahaan yang punya 5 pabrik di 5 negara
berbeda tinggal membeli sebuah superkomputer untuk mengolah data yang
diperlukan secara bersamaan untuk kelima pabriknya. Tidak perlu lagi membeli 5
superkomputer untuk melakukannya secara terpisah.
Keempat, ini yang sebetulnya paling besar: Machine learning, yaitu mesin yang
memiliki kemampuan untuk belajar, yang bisa sadar bahwa dirinya melakukan
kesalahan sehingga melakukan koreksi yang tepat untuk memperbaiki hasil
berikutnya. Ini bisa dilukiskan dengan cerita “AlphaZero AI”. Sebelum Machine
Learning, sebuah komputer melakukan tugasnya dengan “Diperintahkan” atau
“Diinstruksikan” oleh manusia. Untuk lebih detilnya, lo bisa baca artikel
mengenai Artificial Intelligence.
Mengkombinasikan keempat hal ini artinya perhitungan yang rumit, luar biasa,
dan tidak terpikirkan tentang hal apapun bisa dilakukan oleh superkomputer
dengan kemampuan di luar batas kemampuan manusia. Kenyataannya tentu saja
saat ini belum sekeren itu. Point keempat, yaitu AI dan Machine Learning, masih
amat terbatas untuk tugas-tugas tertentu. Bukan cuma Indonesia, negara-negara
maju seperti Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat saja masih terus menerus
memperdebatkan konsekuensi dari revolusi industri keempat ini, sebab revolusi
ini masih berlangsung, atau bahkan baru dimulai. tantangannya masih banyak.
Koneksi internet misalnya, belum universal. Masih ada beberapa daerah yang tak
memiliki koneksi internet, bahkan di Amerika Serikat sekalipun. Selain itu,
koneksi internet berarti munculnya celah keamanan baru. Perusahaan saingan
pasti berusaha mengintip kinerja dan rancangan produksi lewat celah keamanan
komputer pengendali produksi yang kini bisa diakses dari internet

BAB IV
TABEL DAN PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Revolusi industri saat ini memasuki fase keempat. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat memberikan dampak yang besar
terhadap kehidupan manusia. Banyak kemudahan dan inovasi yang diperoleh
dengan adanya dukungan teknologi digital. Layanan menjadi lebih cepat dan
efisien serta memiliki jangkauan koneksi yang lebih luas dengan sistem online.
Hidup menjadi lebih mudah dan murah.
Namun demikian, digitalisasi program juga membawa dampak negatif.
Peran manusia setahap demi setahap diambil alih oleh mesin otomatis. Akibatnya,
jumlah pengangguran semakin meningkat. Hal ini tentu saja akan menambah
beban masalah lokal maupun nasional. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan
peluang dan menjawab tantangan revolusi industri 4.0, para mahasiswa dan
alumni Universitas Terbuka wajib memiliki kemampuan literasi data, teknologi
dan manusia.
Literasi data dibutuhkan oleh alumni UT untuk meningkatkan skill dalam
mengolah dan menganalisis big data untuk kepentingan peningkatan layanan
publik dan bisnis. Literasi teknologi menunjukkan kemampuan untuk
memanfaatkan teknologi digital guna mengolah data dan informasi. Sedangkan
literasi manusia wajib dikuasai karena menunjukan elemen softskill atau
pengembangan karakter individu untuk bisa berkolaborasi, adaptif dan menjadi
arif di era “banjir” informasi.

DAFTAR PUSTAKA

https://digitalentrepreneur.id/revolusi-industri-4-0/
https://www.indotelko.com/kanal?c=id&it=10-langkah-indonesia-industri-4-0
https://indonesiabaik.id/infografis/keterampilan-untuk-hadapi-revolusi-industri-40

Anda mungkin juga menyukai