Anda di halaman 1dari 40

RANGKUMAN MATERI

DASAR-DASAR INDUSTRI 4.0

Dosen Pengampu:

Ismail, S.Si., MT.

David Yudianto, M.Sc.

Fachrurrazie, M.Si.

Disusun oleh:

Kelompok 9

Annisa Nur Fadhilah (2240191)

Fadhil Ahmad Fahrezi (2240193)

Nadila Audiah (2240202)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

POLITEKNIK AKA BOGOR

2023
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam semesta yang atas berkat
rahmat, karunia, dan petunjuk-Nya, sehingga Rangkuman Materi Dasar-Dasar
Industri 4.0 dapat diselesaikan dengan baik sebagaimana mestinya. Adapun tujuan
dari penyusunan rangkuman materi ini adalah guna memenuhi salah satu tugas
dari mata kuliah Dasar-Dasar Industri 4.0.
Selama penyusunan makalah, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan, dan fasilitas dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada Pak Ismail, S.Si., MT; Pak David Yudianto,
M.Sc.; Pak Fachrurrazie, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar-Dasar
Industri 4.0 dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam penyusunan rangkuman
materi ini.

Akhir kata, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dari para
pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Serta penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
khususnya bagi mahasiswa atau mahasiswi Politeknik AKA Bogor dan
masyarakat luas pada umumnya.

Bogor, Oktober 2023

Kelompok 9
Pendahuluan Industri 4.0

A. Revolusi Industri 4.0


Revolusi Industri 4.0 merupakan fenomena yang
mengkolaborasikan teknologi siber dan teknologi otomatisasi. Revolusi
Industri 4.0 dikenal juga dengan istilah “cyber physical system”. Konsep
penerapannya berpusat pada otomatisasi. Dibantu teknologi informasi
dalam proses pengaplikasiannya, keterlibatan tenaga manusia dalam
prosesnya dapat berkurang. Dengan demikian, efektivitas dan efisiensi
pada suatu lingkungan kerja dengan sendirinya bertambah. Dalam dunia
industri, hal ini berdampak signifikan pada kualitas kerja dan biaya
produksi. Namun sesungguhnya, tidak hanya industri, seluruh lapisan
masyarakat juga bisa mendapatkan manfaat umum dari sistem ini.
1. 1st Mechanization, water power, steam power (Revolusi Industri
Pertama dimulai pada abad ke-18 melalui penggunaan tenaga uap dan
mekanisasi produksi)
2. 2nd Mass production assembly line, electricity (Revolusi Industri
Kedua dimulai pada abad ke-19 melalui penemuan produksi listrik dan
jalur perakitan)
3. 3rd Computer and automation ( Revolusi Industri Ketiga dimulai pada
tahun 70-an di abad ke-20 melalui otomatisasi parsial dengan
menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) dan teknologi
informas)
4. 4th Cyber physical system (Saat ini beberapa industri sedang
menerapkan Revolusi Industri Keempat. Revolusi ini ditandai dengan
penerapan teknologi advanced robotics, 3D printing, internet of things
(IoT), kecerdasan buatan, big data, augmented reality, dll.

B. Definisi Industri 4.0


1. Kagermann, Wahlster & Johannes (2013)
Industri 4.0 memanfaatkan kekuatan teknologi komunikasi dan
invensi inovatif untuk meningkatkan pengembangan industri
manufaktur.
2. Qin, Liu & Grosvenor (2016)
Industri 4.0 mendorong efisiensi manufaktur dengan
mengoleksi data secara cerdas, membuat keputusan yang tepat dan
mengeksekusi keputusan tanpa ragu. Dengan menggunakan teknologi
maju, prosedur pengumpulan dan interpretasi data akan lebih mudah.
Kemampuan operasi interoperabilitas bertindak sebagai “jembatan
penghubung” yang memberikan sebuah lingkungan manufaktur yang
terpercaya di industri 4.0. Di industri 4.0 aspek paling penting pada
fungsi artificial intelligence.
3. Schumacher, Erol & Sihn, (2016)
Industri 4.0 dikelilingi oleh sebuah jaringan teknologi maju
yang besar sepanjang rantai nilai. Pelayanan, otomasi, AI, Robotik,
IoT dan Additive Manufacturing membawa sebuah era baru dalam
proses manufaktur. Batasan – batasan antara dunia nyata dan virtual
reality menjadi semakin kabur dan menyebabkan sebuah fenomena
yang dinamakan Cyber-Physical Production Systems (CPPS).
4. Schwab (2016)
Industri 4.0 dibedakan dengan beberapa karakteristik teknologi
– teknologi baru, contoh : dunia fisik, digital dan biologis.
Perkembangan teknologi membawa efek signifikan pada industri,
ekonomi, dan rencana pembangunan pemerintah. Schwab
menunjukkan bahwa industri 4.0 merupakan konsep terpenting dalam
perkembangan industri global dan ekonomi dunia.
5. Wang et al. (2016)
Industri 4.0 membuat penggunaan penuh teknologi – teknologi
yang muncul dan perkembangan mesin dan peralatan yang cepat untuk
mengatasi tantangan global untuk meningkatkan level industri.
Konsep utama industri 4.0 adalah memanfaatkan teknologi informasi
maju dalam menggunakan layanan IoT. Produksi bisa berjalan lebih
cepat dan lancar dengan minimal downtime dan dengan integrasi
pengetahuan teknik. Oleh karena itu, produk yang dihasilkan memiliki
kualitas yang lebih baik, sistem produksi lebih efisien, lebih mudah
untuk merawat dan mencapai penghematan biaya.

6. Mrugalska & Magdalena (2017)


Mesin dan alat yang modern dan ternama dengan software
canggih dan jaringan sensor bisa digunakan untuk merencanakan,
memprediksi, mengatur dan mengontrol hasil serta model bisnis untuk
menciptakan fase lain dari rantai nilai organisasi dan ini bisa diatur
melalui keseluruhan siklus produk. Jadi industri 4.0 merupakan
sebuah keuntungan untuk terus kompetitif di setiap industri. Untuk
menciptakan sebuah alur produksi yang lebih dinamis, optimisasi
rantai nilai harus dikontrol secara otomatis.
7. KepMen Ketenagakerjaan Nomor 331 Tahun 2020 (SKKNI –
Transformasi 4.0)
Industri 4.0 adalah “perpaduan antara dunia fisik nyata dengan
dunia virtual dimana otomasi dan pertukaran data secara real time
dalam sistem produksi pintar dan mata rantainya terjadi. Istilah ini
mencakup diantaranya sistem siber-fisik, internet untuk segala,
komputasi awan, dan komputasi kognitif”.

C. Model Arsitektur industri 4.0

RAMI 4.0
The Reference Architectural Model for Industrie 4.0
dikembangkan oleh German Electrical and Electronic Manufacturers'
Association (ZVEI).
D. Prinsip Desain Industri 4.0
1. Interoperabilitas [interkoneksi/konektivitas]
2. Virtualisasi
3. Desentralisasi/Otonom
4. Kemampuan Real-Time
5. Orientasi Layanan
6. Modularitas

E. Manfaat Industri 4.0


Tujuan dari Industri 4.0 ialah Membuat industri manufaktur &
industri terkait lainnya seperti logistik dapat Lebih Efisien, Dapat
melampaui kinerja otomatisasi & optimasi pada revolusi industri
sebelumnya, Lebih berpusat pada pelanggan, Lebih Lincah/Agile, Dapat
mendeteksi peluang & munculnya model bisnis baru. Adapun manfaatnya
ialah :
1. Efisiensi
2. Lincah
3. Inovasi
4. Pengalaman pelanggan
5. Biaya
6. Pendapatan

F. Making Indonesia 4.0

Pada tahun 2018 : Indonesia Industrial Summit (IIS) 2018


Pada tahun 2019 : Keputusan Menteri
Pada tahun 2020 : Peraturan Menteri
G. Indi 4.0
Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) |Indikator
penilaian tingkat kesiapan industri di Indonesia dalam menerapkan
teknologi era industri 4.0. 5 pilar 4.0 :
1. Manajemen dan Organisasi (Pengukuran terhadap kebijakan pimpinan
dan struktur organisasi dalam bertransformasi menuju 4.0)
2. Orang dan Budaya (Pengukuran terhadap pekerja dan budaya kerja di
perusahaan dalam bertransformasi menuju 4.0)
3. Produk dan Layanan Pintar (Pengukuran terhadap produk dan layanan
yang dihasilkan perusahaan dalam bertransformasi menuju 4.0)
4. Teknologi Pintar (Pengukuran terhadap teknologi yang digunakan
oleh perusahaan dalam bertransformasi menuju 4.0)
5. Operasi Pabrik (Pengukuran terhadap operasional pabrik oleh
perusahaan dalam bertransformasi menuju 4.0)
Internet of Things

A. Sejarah IoT

18th Century (Indi 1.0) : mechanical production equipment powered by


steam

19th Century (Indi 2.0) : mass production assembly lines requiring labour
and electrical energy

20th Century (Indi 3.0) : automated production using electronics and IT

Today (Indi 4.0) : intelligent production incorporated wit IoT cloud


technology and big data

B. Definisi, Konsep, dan Pilar IoT

Definisi IoT

Berdasarkan Hung, M. (2017) wakil presiden dari Gartner Research


menyatakan bahwa Internet of Things (IoT) adalah jaringan objek fisik
khusus yang mengandung teknologi tertanam (embedded technology)
untuk berkomunikasi dan merasakan (sensing) atau berinteraksi dengan
keadaan internal atau lingkungan eksternal

Konsep Kerja IoT

● Barang fisik yang dilengkapi modul IoT


● Perangkat koneksi ke internet seperti Modem dan Router Wireless
● Cloud Data Center tempat untuk menyimpan aplikasi beserta data
base
C. Machine to Machine (M2M) dan IoT

Machine to Machine (M2M) sebagai paradigma baru yang


memungkinkan perangkat elektronik untuk mandiri melaksanakan
tugas dengan atau tanpa intervensi manusia.

Komunikasi antar peralatan bukan hanya diantara perangkat


Teknologi Komunikasi Informatika namun dengan segala jenis
mesin yang memiliki sensor dan aktuator

Solusi Machine to Machine (M2M) yang merupakan bagian dari


IoT sudah menggunakan jaringan nirkabel untuk menghubungkan
perangkat satu sama lain dan internet, dengan sedikit intervensi
manusia, memberikan layanan untuk memenuhi kebutuhan industri.

Integrasi Machine to Machine dan Internet of Things menciptakan


apa yang disebut "Pabrik Cerdas/ Smart Factory" yang terhubung
dan meningkatkan produktivitas perusahaan.

Contoh M2M Architecture :

1. M2M architecture for Manufacturing Systems


2. M2M architecture for for Health monitoring Systems

Machine to Machine (M2M) dan Internet of Things (IoT)

IoT menghubungkan perangkat dan industri untuk konektivitas


dan komunikasi yang lebih baik. IoT berkembang tak terbatas serta
mempunyai visi yang lebih besar tentang konektifitas yang
didorong oleh pengembangan aplikasi M2M.

D. Karakteristik, Klasifikasi dan Arsitektur IoT

Karakteristik

1. Dinamis dan beradaptasi dengan sendiri ( Perangkat dan sistem IoT


dapat memiliki kemampuan untuk beradaptasi secara dinamis
dengan perubahan konteks dan mengambil tindakan berdasarkan
kondisi operasinya, konteks pengguna, atau lingkungan
penginderaan).
2. Konfigurasi diri (Perangkat IoT mungkin memiliki kemampuan
konfigurasi sendiri, memungkinkan sejumlah besar perangkat
bekerja bersama untukmenyediakan fungsionalitas tertentu seperti
pengaturan jaringan, mengambil pembaruan (fetch) perangkat
lunak terbaru.)
3. Protokol komunikasi yang interoperable (Perangkat IoT dapat
mendukung sejumlah protokol komunikasi yang dapat
dioperasikan dan begitu juga dengan infrastruktur).

Klasifikasi

Industrial IoT (IIoT) Untuk Perusahaan, Industri, B2B

1. Perangkat industri (IIoT) harus lebih tahan terhadap kondisi yang


berbeda dan harus dapat bekerja di lingkungan berbahaya.
2. Sistem IIoT harus dirancang dengan skalabilitas dalam pikiran.
Pabrikan harus selalu dapat menambahkan perangkat tambahan,
fasilitas manufaktur, jalur produksi, dan sistem harus dapat
memproses data tambahan
3. Persyaratan keamanan cyber yang kuat untuk perangkat IIoT

Arsitektur Internet of Things

1. Lapisan sensor (Sensor Layer) Ini adalah lapisan terendah


Arsitektur IOT, yang terdiri dari jaringan sensor, sistem tertanam,
tag RFID dan pembaca atau sensor lunak lainnya yang merupakan
berbagai bentuk sensor yang digunakan di lapangan. Masing-
masing sensor ini memiliki identitas dan informasi.
2. Lapisan gerbang dan Jaringan (Gateway and Network Layer)
Lapisan ini bertanggung jawab untuk mentransfer informasi yang
dikumpulkan oleh sensor ke lapisan berikutnya didukung protokol
universal standar yang dapat diskalakan, fleksibel, untuk
mentransfer data dari perangkat heterogen (berbagai jenis node
sensor). Layer ini harus memiliki kinerja tinggi dan jaringan yang
kuat.
3. Lapisan Layanan Manajemen (Management Service Layer)
Lapisan ini bertindak sebagai antarmuka antara lapisan gateway
jaringan dan lapisan aplikasi; dalam mode dua arah. Lapisan ini
bertanggung jawab untuk manajemen perangkat dan manajemen
informasi serta bertanggung jawab untuk menangkap sejumlah
besar data mentah dan mengekstraksi informasi yang relevan dari
data yang disimpan pada waktu nyata.
4. Lapisan aplikasi (Application Layer) Ini adalah lapisan teratas IoT
yang menyediakan antarmuka pengguna untuk mengakses berbagai
aplikasi untuk pengguna yang berbeda. Aplikasi dapat digunakan
di berbagai sektor seperti transportasi, perawatan kesehatan,
pertanian, rantai pasokan, pemerintah, ritel dll.

E. Cyber Physical System (CPS)

CPS merupakan kombinasi dari beberapa sistem yang berbeda sifatnya


yang tujuan utamanya adalah untuk mengendalikan proses fisik dan,
melalui umpan balik, menyesuaikan diri dengan kondisi baru, secara real
time. Perbedaan antara internet of things (IoT) dan cyber physical system
(CPS).Internet of Things adalah tentang menghubungkan "things" (Obyek
dan Mesin) ke internet.sedangkan Cyber Physical Systems (CPS) adalah
integrasi dari komputasi, jaringan dan proses fisik. CPS melibatkan
pendekatan multi disiplin yang menggabungkan antara teori sibernetika,
mekatronik, desain, dan ilmu proses. Hubungan dunia fisik dengan dunia
virtual pada CPS, CPS akan menghubungkan antara dunia nyata dengan
dunia maya.
F. Automatic Identification and Data Capture(AIDC), Augmented
Reality (AR), Virtual Reality (VR)

Identifikasi dan Pengambilan Data Otomatis (Automatic Identification


and Data Capture/AIDC) Identifikasi otomatis dan pengambilan data
(AIDC) mengacu pada metode mengidentifikasi individu, objek, gambar,
suara secara otomatis, mengumpulkan data tentangnya, dan
memasukkannya langsung ke sistem komputer, tanpa keterlibatan manusia
(tanpa manual data entry).

Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) AR dan VR adalah


teknologi yang bertujuan merangsang persepsi dan indera dari
penggunanya. Pengguna (user) dapat merasakan berada di "dunia lain" dan
berinteraksi di dalamnya
Robot Otonom

A. Otomatisasi
Otomasi (bahasa Greek yang berarti belajar sendiri) merupakan
pemanfaatan sistem kontrol untuk mengendalikan mesin-mesin industri
dan kontrol proses untuk menggantikan operator tenaga manusia.
Otomatisasi merupakan sebuah teknologi yang berurusan dengan
penerapan barang dan jasa, untuk melakukan pekerjaan tertentu (atau
sekelompok) secara otomatis dengan bantuan pengendali. Singkatnya,
otomatisasi adalah pendelegasian fungsi kendali manusia terhadap
peralatan teknis, dimana bertujuan untuk:
a. Meningkatkan produktivitas,
b. Meningkatkan kualitas,
c. Meningkatkan keselamatan kerja, dan
d. Menghemat biaya.

B. Sejarah Robot
Perkembangan robot dari tahun ke tahun, yaitu:
1. Abad ketiga sebelum masehi, terdapat alarm jam pertama dan robot
Greek (burung hantu).
2. Tahun 1929

Seorang ahli Biologi asal Jepang yaitu Makoto Nishimura


membuat robot bernama Gakutensoku (belajar dari hukum alam) yang
mampu mengubah ekspresi wajah, menggerakkan kepala dan tangan
dengan mekanisme tekanan udara.
3. Tahun 1932

George Devol, pendiri United Cinrphone, menemukan pintu


otomatis (Phantom Doorman), yang kemudian digunakan oleh
Railway Express Company untuk menyortir paket.
4. Tahun 1945

Leonardo da Vinci ( seorang penemu, arsitek, pematung)


menuangkan ide dalam gambar. Pernah mendesain automata
humanoid, yang terlihat seperti Ksatria bersenjata, Robot
Leonardo.
5. Tahun 1951

Raymond Goertz mendesain lengan mekanik pertama untuk


komisi energi atom. Digunakan untuk membawa bahan-bahan
radioaktif, dan dikendalikan dari jarak jauh. Raymond dikenal sebagai
pelopor robotika, terutama remote control.
6. Tahun 1963

Rumah Sakit Lancho (Los Angeles, California) merancang


Rancho arm yang merupakan robot alat bantu untuk disabilitas.
Rancho arm memiliki fleksibilitas seperti lengan manusia. Kemudian
Universitas Stanford menjadikan lengan buatan pertama yg dapat
dikendalikan melalui computer.
7. Tahun 2011

Honda meluncurkan Robot ASIMO generasi kedua, yang


dirancang lebih otonom. Robot ini dapat menentukan apa yang
harus dilakukan tanpa harus diperintah operator. Tujuannya, agar
robot dapat bekerjasama dengan orang tanpa harus diawasi terus
menerus.

C. Definisi Robot
Menurut Robotics Institute of America (Universitas Carnegie)
tahun 1979, robot merupakan manipulator multifungsi dan dapat
diprogram ulang yang dirancang untuk menggerakkan material, alat, atau
perangkat khusus melalui sejumlah gerakan terprogram untuk melakukan
aktivitas tertentu. Robot merupakan “perangkat yang dapat diprogram oleh
komputer dan dapat dikendalikan sendiri, yang terdiri dari unit elektronik,
listrik, atau mekanik”.
Robot itu sendiri mampu melakukan serangkaian tindakan
kompleks secara otomatis, yang dapat dipandu oleh perangkat control
eksternal atau kontrol yang tertanam (embedded). Robot dapat berupa
robot stasioner atau mobile, dimana didalamnya memiliki Artificial
Intelligence yang memungkinkan robot untuk memahami kondisi dan
memutuskan tindakan berdasarkan kondisi tersebut. Robot dapat
membantu kita dalam mengefisiensi waktu dan biaya, mengurangi
kesalahan kerja karena human error, serta membantu dalam menyelesaikan
pekerjaan yang sama dan berulang kali.

D. Komponen Robot

Robot pada proses otomasi berfungsi untuk meningkatkan efisiensi


dan produktivitas serta memerlukan tenaga manusia sebagai operator
untuk mengendalikan tiap bagian robot. Contohnya, proses pengecatan,
line tracking, palletizing, pengelasan, perakitan, dan sebagainya.
Perbedaan Robot 3.0 vs 4.0 yaitu:
1. Robot di Industri 3.0, di program untuk melakukan pekerjaan, apabila
akan melakukan pekerjaan baru harus diprogram ulang.
2. Robot di Industri 4.0, dapat berinteraksi satu sama lain, mampu belajar
melakukan pekerjaan baru dengan menggunakan machine learning,
tanpa harus diprogram ulang.

E. Klasifikasi Robot
Bentuk robot berdasarkan penggerak dan kinematikanya, yaitu:
1. Robot Stasioner
a. Cartesian/gantry

Mempunyai lengan tiga sendi prismatic dan sumbunya


bertepatan dengan coordinate cartesian. Digunakan untuk memilih
dan meletakan, penerapan sealant, operasi perakitan, penanganan
peralatan mesin dan las busur.
b. Cylindrical

Robot yang membentuk silinder sistem koordinat untuk


operasi perakitan, penanganan pada peralatan mesin, las titik, dan
penanganan di mesin die-casting.
c. Selective Compliant Assembly Robot Arm (SCARA)
Terdiri dari 2 (dua) atau lebih joint revolusi dan 1
prismatik Untuk memberikan pergerakan pada arah horizontal dan
memiliki keuntungan pada tugas perakitan, pick and place.

d. Articulated

Memiliki pergerakan yang sama dengan pergerakan


lengan manusia Untuk operasi perakitan, die casting, mesin
fettling, gas las busur dan lukisan semprot.
e. Parallel

Memiliki tingkat kemampuan lebih pada bidang kekakuan


dan mampu menopang beban yang besar digunakan sebagai robot
material handling.
2. Robot Beroda
a. Single Wheel (Ball)

Dapat bergerak langsung ke segala arah, contohnya


receptionist robot yang bergerak di 1 lantai.
b. Two Wheel
Memungkinkan memutar di tempat dengan menggerakkan
motor berlawanan arah, contoh mainan mobil radio control.
c. Three or More Wheel

Dua buah roda digerakkan dengan 1 poros penggerak, satu


buah roda digunakan sebagai kemudi yang dapat berputar, contoh
alat transportasi bajaj.
3. Drone

Pesawat tanpa awak merupakan inovasi yang lahir dari


kemajuan teknologi.

Bentuk robot berdasarkan kebutuhan akan operator robot, yaitu:


1. Teleoperated

Robot ini dalam pengoperasian dikendalikan dari jarak jauh.


Robot jenis ini dikendalikan oleh operator (manusia) dengan
menggunakan remote control. Salah satu contoh dari teleoperated
robot adalah robot Radio Control bernama Earth Rider yang bisa
dijalankan melewati air, udara sekaligus jalan darat.
2. Semi Autonomous
Robot semi autonomous adalah robot yang pengendalianya
dapat secara otomatis maupun pengendalian jarak jauh dengan
menggunakan remote control. Salah satu contohnya yaitu robodog
buatan Amerika Serikat yang didesain untuk membantu pekerjaan
tentara.
3. Autonomous

Robot Autonomous adalah robot yang dapat melakukan


tugas-tugas yang diinginkan dalam lingkungan yang tidak terstruktur
tanpa bimbingan manusia terus menerus berdasarkan logika-logika
yang diberikan manusia kepada robot. Salah satu contoh autonomous
robot adalah robot Avoider yang dapat menghindari penghalang
secara otomatis.

F. Collaborative Robot (Cobot)


Cobot merupakan robot industri (dengan 6 atau 7 sumbu) yang
dirancang dengan fitur keselamatan khusus, untuk memungkinkan adanya
interaksi fisik dan diharapkan dapat berkolaborasi dengan pekerja.
Aplikasi CoBot meliputi:
1. Pick and Place,
2. Packaging palletizing,
3. Quality inspection, dan
4. Process task.
Awalnya robot ditempatkan pada lingkungan terbatas dan terpisah
dari manusia. Tahun 90-an, mulai diperkenalkan robot yang dapat
bekerjasama dengan manusia. Prioritas utama dari Collaborative Robot
(Cobot) adalah keselamatan kerja. Cobots have to be smarter than
traditional industrial robots in order to safely assist human workers. They
need to have awareness of the context, their movement, as well as the
workers movement. A cobot also tends to be smaller and more mobile than
an industrial robot.

G. Robot Otonom
Robot otonom adalah robot yang dirancang dan direkayasa untuk
menangani lingkungannya sendiri, dan bekerja untuk waktu yang lama
tanpa campur tangan manusia kecuali diperlukan. Robot otonom memiliki
navigasi otonom tanpa track, dapat melakukan perjalanan dengan aman di
sekitar orang dan rintangan, tidak memerlukan penambahan infrastruktur
untuk memodifikasi jalur, menavigasi secara dinamis menggunakan kata
fasilitas.
Sistem Integrasi Vertikal dan Horizontal

A. Internet of Things (IoT)


IoT merupakan perpanjangan alami dari SCADA (Supervisory
Control and Data Acquisition):
1. Program aplikasi perangkat lunak untuk kontrol proses,
2. Pengumpulan data secara real time dari lokasi terpencil (remote), 3.
Kontrol peralatan di pabrik dan kondisinya.
IoT memiliki beberapa tujuan, diantaranya:
1. Membantu kehidupan pelaku industri,
2. Bekerja lebih cerdas,
3. Mendapatkan kontrol penuh atas kehidupan bisnis,
4. Menawarkan perangkat pintar untuk mengotomatisasi pabrik/industri,
5. Memfasilitasi pekerjaan industri dengan akses data secara real time,
6. Mampu melihat ke dalam bagaimana sistem perusahaan benar-benar
bekerja,
7. Memberikan wawasan (insights) tentang segala sesuatu mulai dari
kinerja mesin/peralatan pabrik hingga rantai pasokan dan operasi
logistik.

B. Piramida Otomatisasi
Piramida otomasi adalah representasi bergambar dari berbagai
tingkat otomasi dalam sebuah pabrik.

1. Level 0 (Lapangan/Proses Produksi)


Level lapangan adalah lantai produksi di mana pekerjaan
fisik dan pemantauan terjadi. Level ini memiliki perangkat, aktuator,
dan sensor. Contohnya, motor listrik, aktuator hidrolik dan
pneumatik untuk memindahkan mesin, saklar kedekatan untuk
mendeteksi pergerakan material tertentu, saklar fotolistrik yang
mendeteksi hal serupa adalah beberapa contoh di tingkat lapangan.
2. Level 1 (Kontrol/Sensing-Manipulasi)
Pada level ini, pekerja pabrik mengontrol dan memanipulasi
perangkat di level lapangan yang benar-benar melakukan pekerjaan
fisik, dan menerima informasi dari semua sensor, sakelar, serta
perangkat input lainnya untuk membuat keputusan tentang output
apa yang akan dihidupkan untuk menyelesaikan tugas yang
diprogram. Level ini memuat PLC (Programmable Logic Controller)
dan PID (proportional -integral-differential) controller. PID
biasanya terintegrasi ke dalam PLC, dimana dapat menjaga variabel
dalam satu set parameter.
3. Level 2 (Pemantauan dan Pengawasan)
Level ini menggunakan SCADA (Supervisory Control and
Data Acquisition). SCADA merupakan kombinasi dari level
sebelumnya yang digunakan untuk mengakses data dan sistem
kontrol dari satu lokasi dengan menambahkan antarmuka pengguna
grafis yang disebut HMI (Human Machine Interface) untuk
mengontrol fungsi dari jarak jauh (remote). SCADA dapat
memonitor dan mengontrol beberapa sistem dari satu lokasi, serta
tidak terbatas pada satu mesin saja.
4. Level 3 (Perencanaan Manajemen Operasi)
Level ini menggunakan perangkat lunak komputer MES
(Manufacturing Execution System). MES memonitor seluruh proses
manufaktur di pabrik dari bahan baku hingga produk jadi dan
memungkinkan manajemen untuk melihat dengan tepat apa yang
terjadi serta memungkinkan untuk mengambil keputusan
berdasarkan informasi tersebut. MES dapat menyesuaikan pesanan
bahan baku atau rencana pengiriman berdasarkan data nyata (real-
time) yang diterima dari sistem.
5. Level 4 (Perencanaan Bisnis dan Logistik)
Level ini menggunakan perangkat lunak ERP (Enterprise
Resource Planning), dimana manajemen puncak perusahaan dapat
melihat dan mengontrol operasi mereka secara terintegrasi.
Perangkat lunak ini memungkinkan untuk dapat memonitor semua
tingkatan bisnis dari manufaktur, penjualan, pembelian, keuangan
dan penggajian, ditambah banyak lainnya. Integrasi ERP
mempromosikan efisiensi dan transparansi dalam suatu perusahaan
dengan menjaga semua karyawan di halaman yang sama.

C. Programmable Logic Controller (PLC)


PLC merupakan sistem kontrol komputer industri yang terus-
menerus memonitor keadaan perangkat input dan membuat keputusan
berbasis logika untuk mengontrol keadaan perangkat output pada proses
atau mesin secara otomatis. PLC disusun secara modular dapat
mencampur dan mencocokkan jenis perangkat input dan output yang
paling sesuai dengan aplikasinya.
PLC memiliki kemampuan untuk mengubah dan mereplikasi
operasi atau proses sambil mengumpulkan dan mengkomunikasikan data.
Di luar PLC terdapat Human Machine Interface (HMI) yang merupakan
perangkat pemrograman berupa komputer desktop, laptop, tablet, atau
fixed I/O PLC berupa tampilan dan tombol bawaan. Perangkat
pemrograman mampu melihat dan memodifikasi kode yang berjalan pada
PLC. HMI bertujuan untuk menyediakan tingkat abstraksi yang lebih
tinggi, memodelkan sistem kontrol secara keseluruhan.

D. Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA)


SCADA merupakan sistem perangkat lunak dan perangkat keras
yang memungkinkan organisasi industri untuk:
1. Kontrol proses industri secara lokal atau di lokasi terpencil,
2. Memantau, mengumpulkan, dan memproses data real time,
3. Berinteraksi langsung dengan perangkat seperti sensor, katup,
pompa, motor, dan lainnya melalui perangkat lunak HMI,
4. Rekam peristiwa ke dalam file log.
SCADA membantu menjaga efisiensi, memproses data untuk
keputusan yang lebih cerdas, mengkomunikasikan masalah sistem untuk
membantu mengurangi waktu henti (down time).
Arsitektur dasar SCADA, yaitu:
1. PLC atau remote terminal units (RTU)
2. PLC dan RTU adalah mikrokomputer yang berkomunikasi
dengan berbagai objek seperti mesin pabrik, HMI, sensor, dan
perangkat akhir
3. Merutekan informasi dari objek tersebut ke komputer dengan
perangkat lunak SCADA
4. SCADA memproses, mendistribusikan, dan menampilkan data,
membantu operator dan karyawan lainnya menganalisis data dan
membuat keputusan.
DCS (Distributed Computer System) maupun SCADA sangat penting
untuk platform otomatisasi yang komprehensif. DCS menekankan operasi
tingkat proses, ideal untuk mengendalikan operasi di satu fasilitas atau pabrik.
SCADA didorong oleh peristiwa dan memprioritaskan pengumpulan data,
lebih terukur dan fleksibel dibandingkan DCS, serta dapat mengumpulkan
data dari satu pabrik atau beberapa pabrik tanpa batasan geografis.
E. Manufacturing Execution System (MES)
Manufacturing Enterprise Solutions Association (MESA)
International sebuah organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan
manajemen operasi di bidang manufaktur melalui penerapan TI yang
efektif. MES merupakan sistem informasi yang menghubungkan,
memantau, dan mengontrol sistem manufaktur dan aliran data yang
kompleks di lantai pabrik. Tujuan dari MES, yaitu:
1. Memastikan pelaksanaan operasi manufaktur yang efektif dan
meningkatkan hasil produksi.
2. Melacak dan mengumpulkan data real time yang akurat tentang siklus
hidup produksi lengkap, dimulai dengan rilis pesanan hingga tahap
pengiriman produk untuk barang jadi.
3. Memungkinkan pembuat keputusan untuk memahami pengaturan
lantai pabrik saat ini dan lebih mengoptimalkan proses produksi.
MES mengumpulkan data berupa:
1. Silsilah produk,
2. Kinerja,
3. Keterlacakan,
4. Manajemen material,
5. pekerjaan dalam proses (Work-in-Process -WIP),
6. Aktivitas pabrik lainnya saat semua hal di atas terjadi.

F. Enterprise Resource Planning (ERP)


ERP merupakan perangkat lunak manajemen proses bisnis untuk
menggunakan sistem aplikasi terintegrasi untuk mengelola bisnis. ERP
berfungsi untuk:
1. Mengotomatisasikan banyak fungsi back office terkait dengan
teknologi, layanan, dan sumber daya manusia.
2. Mengintegrasikan semua aspek operasi, termasuk perencanaan
produk, pengembangan, produksi, penjualan dan pemasaran - dalam
satu basis data, aplikasi, dan antarmuka pengguna.
3. Mencakup manajemen kinerja perusahaan, perangkat lunak yang
membantu merencanakan, menganggarkan, memprediksi, dan
melaporkan hasil keuangan organisasi.
4. Menyediakan satu pusat penyimpanan untuk semua informasi yang
dibagikan oleh semua aspek ERP untuk meningkatkan aliran data di
seluruh organisasi.
5. Menghilangkan duplikasi data dan menyediakan satu sumber
kebenaran dengan integritas data.

G. Cyber Physical Systems (CPS) Based Automation

CPS merupakan tingkat baru untuk instalasi industry 4.0 yaitu


tingkat 5 cloud. CPS berfungsi untuk:
1. Menggabungkan semua tingkat otomatisasi sebelumnya,
2. Membangun transformasi digital industry 4.0,
3. Data dari tingkat mana pun sebelumnya dapat secara langsung
dimasukkan ke dalam data lake atau aplikasi lain (misal MES/ERP),
4. Efisiensi dan keunggulan operasional berikutnya tercapai,
5. Melakukan integrasi secara vertikal maupun horizontal lebih mudah,
6. Tulang punggung di mana smart factory dibangun,
7. Menciptakan jaringan kolaboratif yang mulus dan terpusat data di
seluruh rantai pasokan organisasi,
8. Memastikan tingkat keselarasan yang belum pernah terjadi
sebelumnya antara proses produksi dan kegiatan bisnis inti seperti
teknolog informasi, penjualan, pemasaran, logistik, teknik, dan
sebagainya.
H. Integrasi Piramida 3.0 ke 4.0
Integrasi piramida terdiri dari mesin dan unit produksi yang selalu
terhubung masing-masing objek dengan properti yang terdefinisi dengan
baik dalam jaringan produksi. Secara konstan mengkomunikasikan status
kinerja bersama-sama, merespons secara mandiri terhadap persyaratan
produksi yang dinamis, lantai produksi cerdas akan dapat secara efektif
menghasilkan ukuran lot satu serta mengurangi waktu henti yang mahal
melalui pemeliharaan prediktif.
Industry 4.0 mempromosikan integrasi horizontal di seluruh Sistem
Eksekusi Manufaktur (MES) tingkat pabrik dimana,
1. Data fasilitas produksi (tingkat persediaan, keterlambatan yang tak
terduga, dan sebagainya) dibagi secara mulus (seamless) di seluruh
perusahaan,
2. Tugas-tugas produksi dialihkan secara otomatis di antara fasilitas
untuk merespons dengan cepat dan efisien terhadap variabel-variabel
produksi.
Industri 4.0 mengusulkan beberapa hal, yaitu:
1. Transparansi data,
2. Kolaborasi otomatis tingkat tinggi di seluruh rantai pasokan dan
logistik hulu,
3. Menetapkan proses produksi sendiri serta rantai hilir yang membawa
produk jadi ke pasar,
4. Pemasok dan penyedia layanan pihak ketiga harus secara aman tetapi
erat dimasukkan secara horizontal ke dalam sistem kontrol produksi
dan logistik perusahaan.
5. Menyatukan semua lapisan logis dalam organisasi dari lapisan
lapangan (yaitu, lantai produksi) hingga R&D, jaminan kualitas,
manajemen produk, TI, penjualan dan pemasaran, dan sebagainya,
6. Data mengalir secara bebas dan transparan ke atas dan ke bawah
lapisan ini,
7. Keputusan strategis dan taktis dapat digerakkan oleh data,
8. Perusahaan Industri 4.0 yang terintegrasi secara vertikal mendapatkan
keunggulan kompetitif yang krusial sehingga mampu merespons
dengan tepat dan dengan gesit terhadap perubahan sinyal pasar dan
peluang baru.

I. Open Platform Communication Unified Architecture (OPC-UA)

OPC-UA merupakan protokol komunikasi mesin ke mesin untuk


otomasi industri yang dikembangkan oleh OPC Foundation berupa standar
yang memfasilitasi pertukaran data antara PLC, HMI, server, klien dan
mesin lainnya untuk keperluan interkonektivitas dan aliran informasi.
OPC UA berfungsi pada salah satu dari yang berikut ini dan
lainnya:
1. Platform perangkat keras: perangkat keras PC tradisional, server
berbasis cloud, PLC, pengontrol mikro (ARM, dll).
2. Sistem Operasi: Microsoft Windows, Apple OS X, Android, atau
distribusi Linux apa pun, dll.
OPC-UA berfungsi untuk:
1. Menyediakan infrastruktur yang diperlukan untuk interoperabilitas di
seluruh perusahaan, dari mesin-ke-mesin, mesin-ke-perusahaan dan
segala sesuatu di antaranya,
2. Akses ke mesin, perangkat, dan sistem lain di lingkungan industri
distandarisasi,
3. Memungkinkan pertukaran data yang serupa dan tidak tergantung
pabrik.
OPC-UA memiliki kelebihan, diantaranya:
1. Dapat digunakan dengan mudah, pertukaran data aman,
2. Mengakomodasi sistem lama (legacy system) serta infrastruktur yang
ada memungkinkan skalabilitas,
3. Memungkinkan mendukung manufaktur cerdas (smart
manufacturing),
4. Berkontribusi pada pengurangan kompleksitas dalam komunikasi
antara perangkat dan mesin,
5. Meningkatkan efisiensi pabrik secara keseluruhan,
6. Mengakomodasi sistem lama (legacy system), permesinan baru dan
lini produk dengan mudah,
7. Lintas platform dan bukan format eksklusif (proprietary format),
8. Menerima dan menginterpretasikan beberapa titik data dari berbagai
sumber.
Cloud Computing

A. Definisi Cloud Computing

Cloud Computing terdiri dari 2 kata, yaitu Cloud dan Computing.


Cloud jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia memiliki arti awan,
sedangkan Computing yang berasal dari kata Compute yang jika diartikan
ke dalam bahasa Indonesia memiliki arti perhitungan. Jika kedua kata
tersebut digabungkan maka, Cloud Computing merupakan komputasi atau
perhitungan yang dilakukan di awan. Awan yang dimaksud disini adalah
jaringan internet.

Komputasi awan (bahasa Inggris: cloud computing) adalah


gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dan
pengembangan berbasis Internet (awan). Cloud Computing adalah suatu
paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server di
internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client)
termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook,
komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain."
Komputasi awan adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS, Web
2.0, dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum
berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan
komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi
bisnis umum secara daring yang diakses melalui suatu penjelajah web
dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server. Komputasi
awan saat ini merupakan trend teknologi terbaru, dan contoh bentuk
pengembangan dari teknologi Cloud Computing ini adalah iCloud.

B. Layanan Komputasi Awan


1. Software as a Service (SaaS)

Software as a Service (SaaS) adalah layanan dari Cloud


Computing dimana kita tinggal memakai software (perangkat lunak)
yang telah disediakan. Kita cukup tahu bahwa perangkat lunak bisa
berjalan dan bisa digunakan dengan baik. Contoh: layanan email
publik (Gmail, YahooMail, Hotmail, dsb), social network (Facebook,
Twitter, dsb) instant messaging (YahooMessenger, Skype, GTalk,
dsb) dan masih banyak lagi yang lain. Dalam perkembangan-nya,
banyak perangkat lunak yang dulu hanya kita bisa nikmati dengan
menginstall aplikasi tersebut di komputer kita (on-premise) mulai bisa
kita nikmati lewat Cloud Computing. Keuntungan-nya, kita tidak
perlu membeli lisensi dan tinggal terkoneksi ke internet untuk
memakai-nya. Contoh: Microsoft Office yang sekarang kita bisa
nikmati lewat Office 365, Adobe Suite yang bisa kita nikmati lewat
Adobe Creative Cloud, dsb.

2. Platform as a Service (Paas)

Platform as a Service (PaaS) adalah layanan dari Cloud


Computing dimana kita menyewa “rumah” berikut lingkungan-nya
(sistem operasi, network, databbase engine, framework aplikasi, dll),
untuk menjalankan aplikasi yang kita buat. Kita tidak perlu pusing
untuk menyiapkan “rumah” dan memelihara “rumah” tersebut. Yang
penting aplikasi yang kita buat bisa berjalan dengan baik di “rumah”
tersebut. Untuk pemeliharaan “rumah” ini menjadi tanggung jawab
dari penyedia layanan. Contoh penyedia layanan PaaS ini adalah:
Amazon Web Service, Windows Azure, bahkan tradisional hostingpun
merupakan contoh dari PaaS. Keuntungan dari PaaS adalah kita
sebagai pengembang bisa fokus pada aplikasi yang kita buat, tidak
perlu memikirkan operasional dari “rumah” untuk aplikasi yang kita
buat.

3. Infrastructure as a Service (IaaS)

Infrastructure as a Service (IaaS) adalah layanan dari Cloud


Computing dimana kita bisa “menyewa” infrastruktur IT (komputasi,
storage, memory, network dsb). Kita bisa definisikan berapa besar-nya
unit komputasi (CPU), penyimpanan data (storage) , memory (RAM),
bandwith, dan konfigurasi lain-nya yang akan kita sewa. Mudah-nya,
IaaS ini adalah menyewa komputer virtual yang masih kosong,
dimana setelah komputer ini disewa kita bisa menggunakan-nya
terserah dari kebutuhan kita. Kita bisa install sistem operasi dan
aplikasi apapun diatas-nya. Contoh penyedia layanan IaaS ini adalah:
Amazon EC2, Windows Azure (soon), TelkomCloud, BizNetCloud,
dsb. Keuntungan dari IaaS ini adalah kita tidak perlu membeli
komputer fisik, dan konfigurasi komputer virtual tersebut bisa kita
rubah (scale up/scale down) dengan mudah. Sebagai contoh, saat
komputer virtual tersebut sudah kelebihan beban, kita bisa tambahkan
CPU, RAM, Storage dsb dengan segera.
Big Data and Analytics

A. Definisi dan Konsep Big Data

Big data merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan


volume data yang besar, baik data yang terstruktur maupun data yang tidak
terstruktur. Big data merupakan sekumpulan data yang begitu besar atau
kompleks dimana tidak bisa ditangani lagi dengan sistem teknologi
komputer konvensional. Big Data menjadi pusat perhatian dalam dunia
teknologi informasi sejak adanya Consumer Generated Media (CGM)
maupun Click Stream dalam volume yang sangat besar. Consumer
Generated Media (CGM) merupakan segala macam jenis konten buatan
pengguna dan dipublikasikan secara terbuka dalam sebuah sistem. CGM
dapat mencakup aplikasi satu konsumen ke banyak konsumen seperti
berbagi foto, penerbitan melalui blog, podcasting, video blogging jaringan
sosial dan sejenisnya.

Analitik Big Data memeriksa sejumlah besar data untuk


mengungkap pola tersembunyi, korelasi, dan wawasan lainnya, serta
menganalisis data yang ada dan mendapatkan jawaban dengan segera
dengan kemampuan untuk bekerja lebih cepat, dan tangkas. Pengambilan
keputusan pada big data berbasis data dan kinerja pendapatan kuat,
sehingga mendorong inovasi dan keunggulan kompetitif yang strategis dan
membuka peluang analistis yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Analitik data mengarah kepada pergerakan bisnis yang lebih cerdas,
operasi yang lebih efisien, laba yang lebih tinggi, dan pelanggan yang
lebih bahagia.

B. Keuntungan Penerapan Big Data Analitik

1. Pengurangan Biaya
Teknologi Big Data seperti Hadoop dan analitik berbasis cloud
membawa keuntungan biaya yang signifikan dalam hal menyimpan
data dalam jumlah besar, sehingga dapat mengidentifikasi cara – cara
yang lebih efisien dalam melakukan bisnis.

2. Pengambilan Keputusan yang Lebih Cepat, dan Lebih Baik


Dengan kecepatan Hadoop dan analitik in-memory,
dikombinasikan dengan kemampuan untuk menganalisis sumber data
baru, perusahaan dapat menganalisis informasi dengan segera,
sehingga dapat mengambil keputusan berdasarkan apa yang telah
mereka pelajari.

3. Produk dan Layanan Baru


Dengan kemampuan untuk mengukur kebutuhan dan kepuasan
pelanggan melalui analitik, muncul kekuatan untuk memberikan apa
yang diinginkan pelanggan, dan lebih banyak perusahaan menciptakan
produk baru untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

C. Elemen Penting dalam Big Data


1. Data
Menurut Pendit (1992), data adalah hasil observasi langsung
terhadap suatu kejadian, yang merupakan perlambangan yang
mewakili objek atau konsep dalam dunia nyata.
2. Informasi
Informasi adalah kumpulan data yang terstruktur yang kita
komunikasikan melalui bahasa lisan, surat kabar, video dan lain
sebagainya. Data yang telah diuubah menjadi sebuah bentuk yang
berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan
saat ini atau mendatang.

3. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan sesuatu yang digunakan manusia
untuk memahami dunia, yang dapat diubah ubah berdasarkan
informasi yang diterima.

D. Karakteristik Big Data


1. Variety of Data (Keragaman Data)
Data dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti sensor
cuaca, sensor mobil, data sensus, pembaruan Facebook, tweet,
transaksi, penjualan, dan pemasaran. Format data dapat berupa
terstruktur dan juga tidak terstruktur. Tipe data juga bisa berbeda,
seperti tipe data biner, teks, JSON, dan XML.

2. Velocity of Data (Kecepatan Data)


Data dapat berasal dari gudang data, arsip file mode batch, data
terbaru, atau pembaruan waktu perjalanan saat menggunakan Uber,
Grab, atau Gojek yang baru saja dipesan. Velocity mengacu pada
peningkatan kecepatan di mana data ini dibuat, dan peningkatan
kecepatan di mana data dapat diproses, disimpan, dan dianalisis oleh
hubungan database.

3. Volume of Data (Volume Data)


Data dapat dikumpulkan dan disimpan selama satu jam,
sehari, sebulan, setahun, atau 10 tahun. Ukuran data tumbuh hingga
100-an TB bagi banyak perusahaan. Volume mengacu pada skala
data, yang merupakan bagian dari apa yang membuat Big Data
menjadi lebih besar.

4. Veracity of Data (Keabsahan Data)


Data dapat dianalisis untuk wawasan yang dapat
ditindaklanjuti. Banyak data dari semua jenis yang dianalisis dari
berbagai sumber data, sangat sulit untuk memastikan kebenaran dan
bukti keakuratannya.

5. Variability of Data (Variabilitas Data)


Data yang maknanya terus berubah, sehingga perlu
pengembangan program-program canggih untuk dapat memahami
konteks di dalamnya dan menerjemahkan maknanya secara tepat.

6. Visualization (Visualisasi)
Visualisasi muncul dalam gambar ketika perlu menyajikan
data dengan cara yang dapat dibaca dan diakses setelah diproses.

7. Value (Nilai)
 Big Data semakin besar dan meningkat setiap hari
 Datanya juga berantakan dan terus berubah
 Tersedia untuk semua dalam berbagai format
 Tidak dapat digunakan tanpa analisis dan visualisasi.
E. Struktur Data
Sebagian besar Big Data bersifat tidak terstruktur atau semi-terstruktur,
yang memerlukan teknik dan alat yang berbeda untuk memproses dan
menganalisisnya. Adapun jenis – jenis dari struktur data, yaitu :

1. Data Terstruktur
Data terstruktur berisi tipe data, format, dan struktur yang
didefinisikan seperti : data transaksi, OLAP, RDBMS tradisional, file
CSV, dan bahkan spreadsheet sederhana).

2. Data Semiterstruktur
File data tekstual dengan pola dapat dilihat dan memungkinkan
datanya dapat diurai kembali seperti file data Extensible Markup
Language (XML) yang mendeskripsikan diri dan ditentukan oleh
skema XML. Data tekstual dengan format tidak menentu misalnya,
data web clickstream yang mungkin berisi ketidakkonsistenan dalam
nilai dan format datanya.

3. Data Tidak Terstruktur


Data yang tidak memiliki struktur yang melekat, yang dapat
mencakup dokumen teks, PDF, gambar, dan video. Contoh Text files,
email, social media, website, mobile data, komunikasi, media, aplikasi
bisnis, satellite imagery, scientific data, digital surveillance dan sensor
data.
F. Historian Data, Real Time Database, dan Data Lake
 Pada lingkungan yang semakin kompetitif, perusahaan perlu
mendapatkan
 keunggulan berkelanjutan dengan mencapai keunggulan operasional
 Sebuah perjalanan yang dimulai dengan data untuk visibilitas proses
 Sejumlah besar informasi terus meningkat dan sangat penting bagi
perusahaan
 Untuk benar-benar memahami dan mengendalikan operasi manufaktur
mereka dengan mengumpulkan data penting secara efisien dan
memaksimalkan nilainya
 Data yang dioptimalkan memungkinkan pengambilan keputusan yang
lebih baik dan lebih cepat, peningkatan produktivitas, dan
pengurangan biaya.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber :https://www.youtube.com/watch?v=IMmnSZ7U1qM

https://ec.europa.eu/futurium/en/system/files/ged/a2-schweichhart-
reference_architectural_model_industrie_4.0_rami_4.0.pdf

Ajah, S., Al-Sherbaz, A., Turner, S. J., & Picton, P. D. 2015. Machine-to-machine
communications energy efficiencies: the implications of different M2M
communications specifications. IJWMC, 8(1), 15-26.

Evanhoe, C.2015. Automatic Identification and Data Capture e-Waste


Applications [PowerPoint slides].Diakses
darihttps://slideplayer.com/slide/9348159/

Fikrinugaha." Perbedaan Augmented Reality, Virtual Reality, dan Mixed


Reality".https://teknologi.id/technology/perbedaan- augmented-reality-virtual-
reality-dan-mixed-reality/

Greer, C., Burns, M., Wollman, D., & Griffor, E. 1900. Cyber-physical systems
and Internet of Things. NIST Special Publication, 202(2019), 52.

Anda mungkin juga menyukai