Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KARATERISTIK EKONOMI DIGITAL

Tugas ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Digital

Dosen Pengampu :

Dr. Sudarman, S.Pd.,M.Pd.

Ilham Abu, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

Keirimai Ratrieka Fiberantika

NIM. 1905066027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Ekonomi Digital


1. Knowledge
Jika di dalam ekonomi klasik tanah, gedung, buruh, dan uang merupakan faktor-
faktor produksi penting, maka di dalam ekonomi digital, knowledge (pengetahuan)
merupakan jenis sumber daya yang terpenting yang harus dimilliki organisasi.
Mengingat bahwa pengetahuan melekat pada otak manusia, maka faktor intelegensia
dari sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan merupakan penentu sukses
tidaknya organisasi tersebut dalam mencapai obyektifnya.
Pengetahuan kolektif inilah yang merupakan value dari perusahaan dalam proses
penciptaan produk dan jasa. Di samping itu, kemajuan teknologi telah mampu
menciptakan berbagai produk kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang pada
dasarnya mampu membantu manajemen dan staf perusahaan untuk meningkatkan
kemampuan intelengensinya (knowledge leveraging).
Kehadiran artificial intelligence dengan berbagai inovasi yang semakin canggih
dan kreatif memberikan dampak yang sangat signifikan dalam setiap lini kehidupan
manusia, artificial intelligence mampu menjawab kebutuhan masa kini namun disisi
lain artificial intelligence juga merupakan ancaman bagi sumber daya manusia karna
banyak pekerjaan yang biasanya dilakukan manusia namun dengan adanya berbagai
kecanggihan dalam bidang artificial intelligence pekerjaan manusia perlahan-
perlahan semakin tergantikan.
Sementara dalam bidang bisnis dan ekonomi artificial intelligence diimplementasi
dalam E-Commerce melalui fitur chatbot, recommendation engines, dan smart
logistics dengan adanya implementasi artificial intelligence tersebut pelanggan e-
commerce menjadi lebih mudah memperoleh produk sesuai keinginan dan
kebutuhannya dan di sisi lain perusahaan e-commerce dapat meningkatkan layanan
yang dapat meningkatkan kepuasan layanan pelanggan.
Implementasi artificial intelligence dalam bidang ekonomi mampu memulihkan
bahkan meningkatkan pendapatan melalui ekonomi digital salah satunya melalui e-
commerce dan dibidang kesehatan melalui berbagai aplikasi yang diterapkan guna
mempercepat pendeteksian virus corona covid 19, deteksi penggunaan masker,
pengukuran suhu tubuh dan sebagainya memberikan manfaat yang sangat signifikan
dalam kehidupan manusia dimana artificial intelligence mampu menjawab berbagai
masalah saat ini diantaranya ekonomi dan kesehatan.
Jadi pengetahuan merupakan faktor produksi penting dalam ekonomi digital hal
ini karena pengetahuan melekat pada kemampuan berpikir manusia dalam
mengoperasikan dan memanfaatkan teknologi. Penguasaan seseorang terhadap
teknologi dapat meningkatkan semakin baik kualitas sumber daya manusia.

2. Digitization
Merupakan suatu proses transformasi informasi dari berbagai bentuk menjadi
format digit “0” dan “1” (bilangan berbasis dua) Walaupun konsep tersebut sekilas
nampak sederhana, namun keberadaannya telah menghasilkan suatu terobosan dan
perubahan besar di dalam dunia ekonomi. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi
perusahaan karena mengurangi biaya-biaya terkait dengan proses pembuatan,
penyimpanan, dan pertukaran media hingga telekomonikasi yang memungkinkan
manusia untuk saling bertukar informasi secara cepat. Digitisasi merupakan proses
mengubah suatu data analog menjadi data digital. Dalam ekosistem ekonomi digital,
rekaman jejak atau mahadata sudah berada dalam bentuk digital–artinya, digitisasi
sudah terjadi secara otomatis.
Chapo-Wade (2018) memerinci lagi perbedaan antara digitisasi dan digitalisasi.
Menurut ChapoWade, digitisasi mengacu pada optimisasi internal proses kerja
(misalnya, otomatisasi kerja dan minimalisasi penggunaan kertas) yang hasilnya akan
terlihat pada berkurangnya biaya. Sementara itu, digitalisasi merupakan strategi atau
proses yang bukan sekadar berfokus pada penggunaan teknologi, melainkan lebih
dalam lagi, yaitu perubahan menyeluruh sebuah model bisnis.
Adapun karateristik digitisasi dalam tabel berikut:
Digitisasi
Fokus Mengonversi data
Tujuan Mengubah data dari format analog ke format digital
Kegiatan Mengonversi salinan dokumen, foto, mikrofilm, dan film ke format
digital
Alat Komputer dan alat konversi/pengodean
Tanntangan Volume (yang berkaitan dengan material)
Contoh Formulir registrasi berbasis kertas yang dipindai

3. Virtualization
Berbeda dengan menjalankan bisnis di dunia nyata dimana membutuhkan aset
aset fisik semacam gedung dan alat-alat produksi, di dunia maya dikenal istilah
virtualisasi yang memungkinkan seseorang untuk memulai bisnisnya dengan
perangkat sederhana dan dapat menjangkau seluruh calon pelanggan di dunia.
Aplikasi media sosial menurut Kaplan dan Haenlein (2010) pada dasarnya
merupakan kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun atas dasar ideologi dan
teknologi Web 2.0 yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated
content. Menurut Kaplan dan Haenlein (2010) terdapat enam jenis aplikasi media
sosial. Pertama adalah website yang memungkinkan penggunanya untuk mengubah,
menambah ataupun menghapus konten yang ada dalam website. Kedua adalah blog
dan microblog, yang memberikan kebebasan pada pengguna untuk mengekspresikan
sesuatu di blog, contohnya adalah twitter. Ketiga adalah konten, yaitu aplikasi yang
memungkinkan pengguna untuk saling berbagi informasi (konten) baik berupa video,
e-book dan gambar, contohnya adalah youtube, instagram. Keempat adalah situs
jejaring sosial, yaitu aplikasi yang menghubungkan para pengguna situs jejaring sosial
untuk saling terhubung dan berbagi informasi baik informasi umum maupun privat,
contohnya adalah facebook. Kelima adalah virtual game world, yaitu aplikasi yang
memungkinkan pengguna untuk mereplikasi lingkungan dalam bentuk tiga dimensi
(3D) untuk berinteraksi dengan orang lain seperti halnya di dunia nyata, contoh
aplikasi ini adalah game online. Terakhir, yaitu virtual social world yang memiliki
konsep yang hamper sama dengan virtual game world namun dalam konteks yang
lebih bebas, contohnya adalah aplikasi second life.
Dunia ekonomi dalam dunia maya, seorang pelanggan hanya berhadapan dengan
sebuah situs internet sebagai sebuah perusahaan (business consumer), demikian pula
relasi antar berbagai perusahaan yang ingin saling bekerja sama (business to business).
Sehingga di dalam dunia maya menjalankan hubungan bisnis, proses yang terjadi lebih
pada transaksi pertukaran data dan informasi secara virtual, tanpa kehadiran fisik
antara pihak-pihak atau individu yang melakukan transaksi secara on-time dan
realtime.
4. Molecularization
Organisasi yang akan bertahan dalam era ekonomi digital adalah yang berhasil
menerapkan bentuk molekul. Bentuk molekul merupakan suatu sistem dimana
organisasi dapat dengan mudah beradaptasi dengan setiap perubahan dinamis yang
terjadi di lingkungan sekitar perusahaan. Dengan kata lain, perubahan merupakan
proses wajar yang harus dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan digital didefinisikan oleh Gartner (2017) adalah sebuah desain
bisnis baru yang mengaburkan dunia maya dan nyata. Contoh konkrit perusahaan
digital di bidang transportasi saat ini adalah Go-jek, Grab, dan Uber. Fenomena
kemunculan perusahaan digital juga didukung oleh pernyataan Menteri Keminfo RI
Rudiantara dalam press release TOP IT dan TELKO 2016 Indonesia saat ini berada
pada era ekonomi digital yang hiper-kompetitif dimana semakin banyaknya bisnis
digital, ditandai adanya transaksi perdagangan yang dilakukan dengan memanfaatkan
internet sebagai media komunikasi, kolaborasi, dan kooperasi antar perusahaan
ataupun antar individu.
perusahaan mau tidak mau butuh beradaptasi serta meningkatkan kemampuan
bersaingnya dengan memanfaatkan teknologi informasi. Lucas (2000) dalam Khadir
(2004) dalam Ludipa, dkk (2018) mendefinisikan teknologi informasi adalah segala
bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam
bentuk elektronis. Teknologi informasi mempunyai peran yang penting bagi
perusahaan. Chatell (1995) dalam Utama (2008) dalam Ludipa, dkk (2018)
menyatakan bahwa peranan teknologi informasi membantu perusahaan dalam
berinovasi, beradaptasi dan memberikan respon yang cepat kepada konsumen.
5. Internet Working
Tidak ada perusahaan yang dapat bekerja sendiri tanpa menjalin kerja sama
dengan pihak-pihak lain, demikian salah satu prasyarat untuk dapat berhasil di dunia
maya. Berdasarkan model bisnis yang dipilih, perusahaan terkait harus menentukan
core activity dan menjalin kerja sama dengan institusi lain untuk supporting service.
6. Disintermediation
Ciri khas lain dari arena ekonomi digital adalah kecenderungan berkurangnyaa
mediator (broker) sebagai perantara terjadinya transaksi antara pemasok dan
pelanggan. Contohnyaa mediator-mediator dalam aktivitas ekonomi adalah
wholesalers, retailers, broadcasters, record companies, dan lain sebagainya. Bagi
tenaga kerja, keadaan Industri 4.0 memberikan dampak yang signifikan.Pabrik-pabrik
yang mengikuti perkembangan zaman, nyaris tidak membutuhkan tenaga manusia
lagi, mungkin hanya tersisa tenaga-tenaga kerja yang terampil yang dapat bekerja.
Oleh karena itu, banyak tenaga kerja yang diprediksi akan menjadi pengangguran
karena terbatasnya peluang kerja dan standar kompetensi tenaga kerja yang tinggi.
Tanpa adanya Industri 4.0 saja, banyak negara, termasuk Indonesia yang mengalami
masalah tingkat pengangguran. Industri 4.0 akan menambah beban setiap negara
untuk mengatasi masalah peningkatan kompetensi tenaga kerja, tingkat pengangguran
yang naik, dan gap kesejahteraan. Semua akan membuat tekanan di pasar kerja
menjadi semakin kuat.
Secara luas, peningkatan teknologi memiliki dampak negatif dan positif terhadap
pekerjaan. Ketika teknologi mengambil alih, ada beberapa pekerjaan yang hilang dan
pekerja harus meningkatkan atau mempelajari keterampilan baru agar tetap berada di
pasar kerja. Di beberapa kasus, teknologi secara langsung menggantikan pekerja,
sementara pada kasus lain teknologi justru memperkuat sumber daya manusia. Pada
sisi hasil, teknologi dapat meningkatkan produktivitas dan juga meningkatkan
permintaan konsumen akan produk, jasa dan industri yang baru. Pada akhirnya,
ekspansi ini dapat menciptakan peluang kerja yang baru. maraknya wacana
pengembangan Industri 4.0 yang mengarah pada digitalisasi, muncul kekhawatiran
bahwa teknologi, termasuk robot-robot, akan merebut pekerjaan manusia. Kasus ini
ternyata menjadi perhatian tidak hanya Indonesia namun juga negara-negara
berkembang.
7. Convergence
Kunci sukses perusahaan dalam bisnis internet terletak pada tingkat kemampuan
dan kualitas perusahaan dalam mengkonvergensikan tiga sektor industri, yaitu:
computing, communications, dan content. Komputeryang merupakan inti dari industri
computing merupakan pusat syaraf pengolahan data dan informasi yang dibutuhkan
dalam melakukan transaksi usaha. Adapun produk industri communications
merupakan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi sebagai pipa penyaluran
data dan informasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Persaingan sesungguhnya
terletak pada industri content yang merupakan jenis pelayanan atau jasa yang
ditawarkan sebuah perusahaan kepada pasar di dunia maya.
8. Innovation
Aktivitas di internet adalah bisnis 24 jam, bukan 8 jam seperti layaknya
perusahaan-perusahaan di dunia nyata. Keunggulan kompetitif (competitive
advantage) sangat sulit dipertahankan mengingat apa yang dilakukan seseorang atau
perusahaan internet lain sangat mudah untuk ditiru. Oleh karena itulah inovasi secara
cepat dan terus-menerus dibutuhkan agar sebuah perusahaan dapat bertahan.
Westerman, Bonnet, dan McAfee (2014) mengusulkan tiga bidang di mana manajer
dapat memanfaatkan teknologi digital baru:
1. Pengalaman pelanggan: perusahaan dapat menerapkan digitalisasi
informasi dan komunikasi untuk melibatkan pelanggan mereka dengan
cara-cara baru. Misalnya, mereka dapat membangun komunitas pengguna
digital untuk memberikan nilai tambahan.
2. Proses Operasional: teknologi digital memungkinkan keuntungan besar
dalam efisiensi operasional dalam proses sepanjang semua langkah dari
rantai nilai.
3. Model bisnis: digitalisasi memungkinkan pengembangan bentuk-bentuk
yang sama sekali baru untuk menciptakan dan menangkap nilai. Ini
termasuk, misalnya seluruh konfigurasi ulang model pengiriman nilai dan
keseluruhan proposisi nilai baru.
9. Prosumption
Ekonomi digital batasan antara konsumen dan produsen yang selama ini terlihat
jelas menjadi kabur. Hampir semua konsumen teknologi informasi dapat dengan
mudah menjadi produsen yang siap menawarkan produk dan jasanya kepada
masyarakat dan komunitas bisnis. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Kertamukti
dan Rama (2019:39) menjelaskan bahwa dalam dunia siber prosumption menjadi
praktik yang dijumpai dalam ruang-ruangnya. Kita bisa melihat pengguna yang
mengunggah foto dan juga mengomentari foto, mengunggah barang di situs online
sekaligus mengkonsumsi di jual beli online. Dalam ruang siber tidak ada aktivitas
dari pengguna seperti instagram sebagai media sosial yang murni merupakan praktik
konsumsi atau murni mempraktikkan produksi saja. Pengguna yang mengkonsumsi
foto diruang Instagram akan juga menjadi produsen ketika dia mengunggah fotonya
di ruang feed – gallery mereka. Jumlah love yang bertambah banyak memperlihatkan
fotonya disukai.

10. Immediacy
Di dunia maya, pelanggan dihadapkan pada beragam perusahaan yang
menawarkan produk atau jasa yang sama. Dalam memilih perusahaan, mereka hanya
menggunakan tiga kriteria utama. Secara prinsip mereka akan mengadakan transaksi
dengan perusahaan yang menawarkan produk atau jasanya secara cheaper, better, dan
faster dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Mengingat bahwa switching cost di
internet sangat mudah dan murah, maka pelanggan akan terus menerus mencari
perusahaan yang paling memberikan keuntungan tertinggi. Melihat hal inilah maka
perusahaan harus selalu peka terhadap berbagai kebutuhan pelanggan yang
membutuhkan kepuasan pelayanan tertentu.
11. Globalization
Esensi dari globalisasi adalah runtuhnya batas-batas ruang dan waktu (time and
space). Pengetahuan atau knowledge sebagai sumber daya utama, tidak mengenal
batasan.geografis.sehingga.keberadaan.entitas.negara. menjadi kurang relevan di
dalam menjalankan konteks bisnis di dunia maya. Seorang kapitalis murni akan
cenderung untuk melakukan bisnisnya dari sebuah tempat yang murah dan nyaman,
menjual produk dan jasanya kepada masyarakat yang kaya, dan hasil keuntungannya
akan ditransfer dan disimpan di bank yang paling aman dan memberikan hasil tinggi.
12. Discordance
Ciri khas terakhir dalam ekonomi digital adalah terjadinya fenomena perubahan
struktur sosial dan budaya sebagai dampak konsekuensi logis terjadinya perubahan
sejumlah paradigma terkait dengan kehidupan sehari- hari. Semakin ringkasnya
organisasi akan menyebabkan terjadinya pengangguran dimana mana, mata
pencaharian para mediator (brokers) menjadi hilang, para pekerja menjadi
workoholic karena persaingan yang sangat ketat, pengaruh budaya barat sulit untuk
dicegah karena dapat diakses bebas oleh siapa saja melalui internet, dan lain
sebagainya merupakan contoh fenomena yang terjadi di era ekonomi digital.
DAFTAR PUSTAKA

Adha, L. Hadi, Zaeni Asyhadie, dan Rahmawati Kusuma. “DIGITALISASI INDUSTRI DAN
PENGARUHNYA TERHADAP KETENAGAKERJAAN DAN HUBUNGAN KERJA
DI INDONESIA.” Jurnal Kompilasi Hukum, 2020: 268-298.

Budiarta, Kustoro, Sugianta Ovinus Ginting, dan Jamer Simarmata. Ekonomi dan Bisnis Digital.
Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020.

Kertamukti, Rama. “Praktik Prosumption Kalangan Kelas Menengah Yogyakarta di Instagram:


Culture, Network Society.” Prodi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2019: 34-47.

Ludipa, Olin Meisa, Rita Rahayu, dan Verni Juita. “Pengaruh invetasi teknologi informasi
terhadap kinerja perusahaan.” Jurnal Kajian Manajemen Bisnis, 2018: 40-48.

Pakpahan, Roida. “ANALISA PENGARUH IMPLEMENTASI ARTIFICIAL INTELLIGENCE


DALAM KEHIDUPAN MANUSIA.” Journal of Information System, Informatics and
Computing, 2021: 506-513.

Pudhail, Muhammad, dan Imam Baihaqi. “STRATEGI PENGEMBANGAN EKOSISTEM


EKONOMI DIGITAL INDONESIA.” JURNAL ILMIAH, 2017: 69-85.

Srirejeki, Kiky. “ANALISIS MANFAAT MEDIA SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN


USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM).” Universitas Jenderal
Soedirman , 2016: 57-68.

Tarantang, Jefry, Annisa Awwaliyah, Maulidia Astuti, dan Meidinah Munawaroh.


“PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN DIGITAL PADA ERA REVOLUSI
INDUSTRI 4.0 DI INDONESIA.” Jurnal Al Qardh, 2019: 60-75.

Anda mungkin juga menyukai