Dalam
Ekonomi Syariah
Di zaman Rasulullah SAW., sisi penerimaan APBN terdiri atas kharaj (sejenis pajak tanah), zakat, kums
(pajak 1/5), jizyah (sejenis pajak atas badan orang nonmuslim), dan penerimaan lain-lain (di antaranya
kaffarah/denda). Di sisi pengeluaran, terdiri atas pengeluaran untuk kepentingan dakwah, pendidikan dan
kebudayaan, iptek, hankam, kesejahteraan sosial, dan belanja pegawai. Penerimaan zakat dan kums
dihitung secara proporsional, yaitu dalam persentase dan bukan ditentukan nilai nominalnya. Secara
ekonomi makro, hal ini akan menciptakan stabilitas. la akan menstabilkan harga dan menekan inflasi ketika
permintaan agregat (keseluruhan) lebih besar daripada penawaran agregat.
Hal ini tergambar dalam struktur pajak dalam ekonomi
1
Kebijakan pendapatan, yang tercermin dalam kebijakan pajak,
kedua: kebijakan belanja (pengeluaran). Kedua instrumen tersebut
akan tercermin dalam anggaran belanja negara
2
Instrumen kebijakan pendapatan (merupakan sumber
penerimaan negara) terdiri dari dari: zakat, kharaj (pajak
bumi/tanah), ghanimah (harta rampasan peran), jizyah (pajak
yang dikenakan pada kalangan non muslim, pajak atas
pertambangan dan harta karun, bea cukai dan pungutan
3
Jika diklasifikasikan, maka sumber penerimaan negara
(pendapatan negara) ada yang bersifat rutin seperti zakat,
Sumber instrumen kebijakan fiskal ekonomi kharaj, ushr (cukai), infak, shadaqah, serta pajak jika diperlukan,
Syariah: Pajak, Pengeluaran Pemerintah dan ada yang bersifat temporer seperti ghanimah, fa’i, dan harta
dan Zakat. yang tidak ada pewarisnya.
Zakat Pendorong Kebijakan Fiskal
Ekonomi Syariah
Zakat akan memakan harta yang didiamkan
(ditimbun)
kasih waris), kaffarat (denda), hibah dan pendapatan lain yang bersumber
dari usaha yang halal.
Adapun mekanisme penggunaan dana-dana tersebut, ada instrument
yang penggunaan dananya bersifat terikat seperti zakat dan ada pula
yang bersifat tidak terikat. Terkait kebijakan anggaran belanja negara,
ada suatu perbedaan yang mendasar mengenai sistem anggaran
belanja islam dengan modern. Islam menitik beratkan pada masalah
pelayanan terhadap urusan ummat, yang telah diserahkan oleh syarat
dan ditetapkan sesuai dengan apa yang menjadi pandangan agama
islam.