Anda di halaman 1dari 6

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DAN DISRUPSI, TANTANGAN DAN ANCAMAN


BAGI PERGURUAN TINGGI

Bukman Lian
Universitas PGRI Palembang
e-mail: drbukmanlian@gmail.com

Abstract— Tantangan pada era industri 4.0 diidentifikasi sebagai berikut 1)


peningkatan keamanan teknologi informasi; 2) peningkatan keandalan dan stabilitas
mesin produksi; 3) peningkatan keterampilan; 4) keengganan para pemangku
kepentingan untuk berubah; dan 5) hilangnya banyak pekerjaan karena adanya
otomatisasi. Perubahan disruptif menumbangkan sistem yang berlaku hingga
akhirnya terjadi perubahan mendasar tak boleh diabaikan. Artinya, perguruan tinggi
pun tak lepas dari ancaman disrupted bila tidak segera melakukan perubahan dan
menyesuaikan peranannya di dunia pendidikan. Tantangan dan perubahan tersebut,
mengharuskan perguruan tinggi untuk tetap menjalankan berbagai perannya yaitu
pendidikan dan pengajaran, pengembangan, serta diseminasi, sebagai lumbung
khasanah ilmu bagi masyarakat. Tantangan Pendidikan Tinggi di Indonesia pada era
Industri ini mengacu pada harapan untuk memiliki perguruan tinggi kelas dunia dan
dapat bertahan serta berkembang sesuai tuntutan di era revolusi industri 4.0.

Kata Kunci— Revolusi Industri 4.0, Pendidikan Tinggi, Disrupsi

Abstract—Challenges in the industrial era 4.0 were identified as 1) improvement of


information technology security; 2) increasing the reliability and stability of the
production machine; 3) improvement of skills; 4) the reluctance of stakeholders to
change; and 5) loss of many jobs due to automation. Disruptive changes overthrow
the prevailing system until a fundamental change does not have to be ignored. This
means that universities are not free from the threat of being disrupted if they do not
immediately make changes and adjust their role in the world of education. These
challenges and changes, asked college continue to carry out various roles, such
education and teaching, development, and dissemination, as a storehouse of
knowledge for the community. The Challenge of Higher Education in Indonesia in the
era of the Industry refers to the hope of having world-class universities and can
survive and develop according to demands in the era of industrial revolution 4.0.

Keywords—Fourth Industrial Revolution, Higher Education, Disruption

——————————  ——————————

PENDAHULUAN
Saat ini di Indonesia, era industri 4.0 depan kasir sebuah bank, namun cukup
sudah diterapkan dan sangat terasa mengklick ponselnya dimanapun dan
pengaruhnya di masyarakat. Segala macam kapanpun, maka transaksi langsung
kegiatan sudah dinyatakan dalam bentuk dieksekusi. Orang berbelanja barang,
digitalisasi. Lihat saja di bidang transportasi, makanan, atau keperluan lainnya cukup pula
muncul bisnis berbasis Internet, yaitu meng-click ponselnya. Pembayaran biaya
dengan munculnya perusahaan Grab dan jalan toll cukup dengan kartu elektronik,
Gojek. Transaksi keuangan berbasis digital tanpa perlu operato. Bahkan, di beberapa
sudah merupakan hal umum dilakukan, gerbang toll, pembayaran terjadi secara
dimana kostumer tidak perlu antri lagi di otomatis begitu mobil melewati sensor di

40
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

gerbang toll, tanpa perlu si pengemudi pemangku kepentingan untuk berubah; dan
menempelkan kartu elektroniknya ke alat 5) hilangnya banyak pekerjaan karena
pembaca kartu. Dampaknya, banya toko adanya otomatisasi (Sung, 2017 dalam
tradisional, dimana pedagang dan Yahya, 2018). Oleh karenanya untuk
konsumen bertemu untuk melakukan menjawab tantangan tersebut, khususnya
transarksi secara langsung mulai perguruan tinggi, harus pula berubah.
sepi/pengunjungnya berkurang. Taksi Semua pemangku kepentingan di perguruan
tradisional tergerus oleh taksi online. tinggi harus mau berubah. Dosen, tenaga
Era revolusi industri merupakan vase kependidikan, dan mahasiswa harus
perubahan nyata yang terjadi di dunia berubah. Semua pihak harus berupaya
industri yang tidak mengenal batas wilayah. meningkatkan kompetensi diri, terus belajar,
Era industri 1.0 adalah era dimana dan menyesuaikan dengan kebutuhan era
diperkenalkannya mekanisasi dalam dunia ini.
industri sehingga aktivitas manusia menjadi Menteri Riset, Teknologi, dan
lebih efektif dan efisien. Era ini dilanjutkan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad
dengan Era Industri 2.0 dimana pada saat Nasir mengatakan dampak era Revolusi
itu dimulai diperkenalkannya produksi masal Industri 4.0 akan luas dan mempengarungi
dan diterapkannya standardisasi mutu. segala aspek kehidupan manusia dan
Pengenalan proses industri berbasis menentukan perkembangan ekonomi ke
otomasi dan robot merupakan pananda depan secara global. Menteri Nasir
dimulainya Era industri 3.0. Pada saat ini, mengatakan bahwa tantangan bagi lulusan
dikenal dengan era industri 4.0, merupakan perguruan tinggi (PT) di era Revolusi
masa dimana penggunaan cyber yang Industri 4.0 semakin meningkat, oleh karena
dikolaborasi dengan manufaktur banyak itu setiap lulusan PT harus memiliki
diterapkan. Hal ini ditunjukkan dengan kompetensi yang mumpuni untuk bersaing
adanya peningkatan volume data, kekuatan secara global. Lulusan PT dituntut tidak
komputasi dan konektivitas, munculnya hanya mampu bekerja di perusahaan dan
analisis, kemampuan, dan kecerdasan instansi lainnya, namun juga memiliki jiwa
bisnis; terjadinya bentuk interaksi baru kewirausahaan untuk menciptakan lapangan
antara manusia dengan mesin; dan pekerjaan baru dengan memanfaatkan
perbaikan instruksi transfer digital ke dunia peluang yang muncul dari Revolusi Industri
fisik, seperti robotika dan 3D printing. 4.0.
Beberapa tantangan pada era industri
4.0 diidentifikasi sebagai berikut 1)
peningkatan keamanan teknologi informasi; REVOLUSI INDUSTRI 4.0

2) peningkatan keandalan dan stabilitas Revolusi Industri 4.0 terjadi ketika


mesin produksi; 3) peningkatan robot yang terkoneksi dengan sistem
keterampilan; 4) keengganan para komputer, diperlengkapi dengan machine

41
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

learning algorithms yang dapat belajar dan ERA DISRUPSI


mengontrol robot itu sendiri tanpa input dari Perubahan yang didorong oleh
human operators yang dikenal dengan inovasi dalam sains dan teknologi bisa juga
istilah artificial intellegence (AI). Selanjutnya terjadi di dunia pendidikan, khususnya
AI dihubungkan dengan internet based pendidikan tinggi. Negara-negara maju,
society. Hakekatnya revolusi industri 4.0 yang selama ini menjadi pusat
merupakan penyatuan dunia online dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
industri produksi, sehingga menjadi revolusi teknologi, telah menyadari perubahan
industri digital (Xing dan Marwala, 2016). tersebut. Kondisi itu tentunya perlu disikapi
Era Industri 4.0 yang dimaksud juga pada sistem pendidikan tinggi di
dalam tulisan ini adalah istilah yang Indonesia.
digunakan untuk merujuk pada era dimana Perubahan disruptif menumbangkan
terjadi perpaduan teknologi yang sistem yang berlaku hingga akhirnya terjadi
mengakibatkan dimensi fisik, biologis, dan perubahan mendasar tak boleh diabaikan.
digital sulit untuk dibedakan (Scawab, Artinya, perguruan tinggi pun tak lepas dari
2016). Era Industri 4.0 ditandai dengan ancaman disrupted bila tidak segera
terjadinya digitalisasi dan pemanfaatan melakukan perubahan dan menyesuaikan
kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) peranannya di dunia pendidikan.
secara massif di berbagai sektor kehidupan Faktanya pertarungan antara taksi
manusia, terutama di bidang ekonomi konvensional versus taksi online atau ojek
(Scawab, 2016). pangkalan vs ojek online. Publik tidak
Schwab (2015) also confirms that, in pernah menduga sebelumnya bahwa
the fourth industri-al revolution, the social ojek/taksi yang populer dimanfaatkan
impact of technological changes on the masyarakat untuk kepentingan mobilitas
economic sectors, labour market, pro- manusia berhasil ditingkatkan
duction, and innovation is better understood kemanfaatannya dengan sistem aplikasi
now than during previous industrial berbasis internet. Dampaknya, publik
revolutions. Meanwhile, gov-ernments and menjadi lebih mudah untuk mendapatkan
policy makers need to adapt and react layanan transportasi dan bahkan dengan
quickly to the rapid evolution of the Industry harga yang sangat terjangkau. Yang lebih
4.0 land-scape by providing the enabling tidak terduga, layanan ojek online tidak
environment, safe-guards, and policies that sebatas sebagai alat transportasi alternatif
can guide the future for sustainable tetapi juga merambah hingga bisnis layanan
economic and social development and that antar (onlinedelivery order). Dengan kata
harness the promise that the technologies lain, teknologi online telah membawa
arising from Industry 4.0 hold for people and perubahan yang besar terhadap peradaban
societies. manusia dan ekonomi.
Menurut Kasali (2017) disrupsi tidak

42
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

hanya bermakna fenomena perubahan hari METODE PENELITIAN


ini (today change) tetapi juga mencerminkan Kajian ini merupakan kajian literatur
makna fenomena perubahan hari esok (the terkait dengan tantangan-tantangan
future change). Christensen ahli administrasi perguruan tinggi di era Industri 4.0. Literatur
bisnis dari Harvard Business School, tersebut dikupas secara mendalam dan
menjelaskan bahwa era disrupsi telah dibahas kembali dalam dua sub bahasan,
mengganggu atau merusak pasar-pasar yaitu pertama mengkaji tentang tantangan
yang telah ada sebelumnya tetapi juga dunia Pendidikan Tinggi di Indonesia pada
mendorong pengembangan produk atau era Industri 4.0, dan kedua tentang disrupsi
layanan yang tidak terduga pasar di era Industri 4.0.
sebelunya, menciptakan konsumen yang
beragam dan berdampak terhadap harga HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
yang semakin murah. Dengan demikian, era Menghadapi berbagai tantangan dan
disrupsi akan terus melahirkan perubahan- perubahan tersebut, perguruan
perubahan yang signifikan untuk merespon tinggi terus tertantang untuk tetap
tuntutan dan kebutuhan menjalankan berbagai perannya, yaitu
Selanjutnya Kasali (2017) pendidikan dan pengajaran, pengembangan,
menambahkan bahwa perubahan di era serta diseminasi, sebagai lumbung
disrupsi pada hakikatnya tidak hanya berada khasanah ilmu bagi masyarakat. Berkaitan
pada cara atau strategi tetapi juga pada dengan hal tersebut, setidaknya ada tiga hal
pada aspek fundamental bisnis. Domain era penting yang perlu direspons. Pertama,
disrupsi merambah dari mulai struktur biaya, perguruan tinggi harus mulai menerapkan
budaya hingga pada ideologi industri. sistem pengajaran hybrid. Di sini, perguruan
Implikasinya, pengelolaan bisnis tidak lagi tinggi harus dapat merespons
berpusat pada kepemilikan individual, tetapi perkembangan peran teknologi. Dalam hal
menjadi pembagian peran atau kolaborasi ini harusnya mulai dipikirkan penerapan
atau gotong royong. Di dalam dunia teknologi pembelajaran atau perkuliahan
perguruan tinggi, fenomena disrupsi ini secara daring yang kini dikenal sebagai
dapat kita lihat dari berkembangnya riset- Massive Open Online Courses (MOOCs).
riset kolaborasi antar peneliti dari berbagai Namun cara pembelajaran dan perkuliahan
disiplin ilmu dan perguruan tinggi. Riset tidak seperti ini seperti masih belum bisa
lagi berorientasi pada penyelesaian masalah diterapkan secara luas pada mata pelajaran
(problem solving) tetapi didorong untuk yang memerlukan pelatihan keterampilan
menemukan potensi masalah maupun yang bergantung pada peralatan dalam
potensi nilai ekonomi yang dapat membantu laboratorium atau yang memerlukan
masyarakat untuk mengantisipasi berbagai komunikasi dekat dengan dosen atau
masalah sosial ekonomi dan politik di masa pembimbing perkuliahan tingkat tinggi dan
depan. pascasarjana yang diikuti oleh sedikit

43
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

mahasiswa. Kedua, perlu dipikirkan kelembagaan pendidikan tinggi yang adaptif


pembentukan lembaga penjamin mutu dan responsif terhadap revolusi industri 4.0
perkuliahan daring. Lembaga ini dapat dalam mengembangkan trans disiplin ilmu
dibentuk antarperguruan tinggi atau dapat dan program studi yang dibutuhkan. Selain
pula oleh pemerintah, yang bertugas itu, mulai diupayakannya program Cyber
memberi jaminan pada pasar kerja University, seperti sistem perkuliahan
mengenai kemampuan lulusan untuk distance learning, sehingga mengurangi
memenuhi keperluan lapangan kerja. intensitas pertemuan dosen dan mahasiswa.
Sertifkasi semacam ini diperlukan Cyber University ini nantinya diharapkan
antara lain bila seorang mahasiswa menjadi solusi bagi anak bangsa di pelosok
sebagian besar beban akademiknya diambil daerah untuk menjangkau pendidikan tinggi
dari berbagai sumber. Ketiga, yang berkualitas. Ketiga persiapan sumber
menyelenggarakan diseminasi ilmu secara daya manusia khususnya dosen dan peneliti
daring. Dalam diseminasi, jenis serta perekayasa yang responsive, adaptif
pengetahuan yang disampaikan sangat dan handal untuk menghadapi revolusi
berbeda dengan suatu perkuliahan. Dalam industri 4.0. Selain itu, peremajaan sarana
hal ini, materi yang disiapkan untuk prasarana dan dilakukan untuk menopang
membentuk mahasiswa dengan membekali kualitas pendidikan, riset, dan inovasi.
mereka pengetahuan tentang hal-hal praktis Keempat terobosan dalam riset dan
yang dihadapinya. pengembangan yang mendukung Revolusi
Merujuk pada kebijakan Industri 4.0 dan ekosistem riset dan
Kemenristekdikti ada lima elemen penting pengembangan untuk meningkatkan
yang harus dilaksanakan untuk mendorong kualitas dan kuantitas riset dan
daya saing dalam kanca global di era pengembangan di Perguruan Tinggi,
Revolusi Industri 4.0 yaitu pertama Lembaga Litbang, LPNK, Industri, dan
persiapan sistem pembelajaran yang lebih Masyarakat. Kelima terobosan inovasi dan
inovatif di perguruan tinggi seperti perkuatan sistem inovasi untuk
penyesuaian kurikulum pembelajaran, dan meningkatkan produktivitas industri dan
meningkatkan kemampuan mahasiswa meningkatkan perusahaan pemula berbasis
dalam hal data Information Technology (IT), teknologi. Yang terpenting juga adanya
Operational Technology (OT), Internet of revolusi mental harus dimulai dari
Things (IoT), dan Big Data Analitic, pendidikan, mengingat peran pendidikan
mengintegrasikan objek fisik, digital dan sangat strategis dalam membentuk mental
manusia untuk menghasilkan lulusan anak bangsa. Pengembangan kebudayaan
perguruan tinggi yang kompetitif dan maupun karakter bangsa diwujudkan
terampil terutama dalam aspek data literacy, melalui ranah pendidikan (Kristiawan, 2015).
technological literacy and human literacy.
Kedua rekonstruksi kebijakan

44
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019

KESIMPULAN DAN SARAN Mulia. Jurnal Ta'did , Volume 18, Hal.


Berdasarkan hasil penelitian yang 13-25.
didapat peneliti tentang revolusi industri 4.0 3. Mello , A., & Jeffrey. (2015). Strategi
dinyatakan sebagai era disruptif, yaitu era Human Resource Management 4th
persaingan ketat yang dapat menimbulkan Edition. Cengage Learning Publisher.
sistem pendidikan di Indonesia perlu 4. Schwab, K. (2015). The Fourth
adanya perubahan untuk sejajar dengan Industrial Revolution . Geneva: Word
sistem pendidikan di negara maju serta Economi Forum.
mengatasi tantangan dunia pendidikan 5. Xing, Bao, & Marwala. (2016).
pada era industri 4.0. Tantangan dunia Implication Of The Fourth Industrial Age
Pendidikan Tinggi di Indonesia pada era On Hingher Education.
Industri ini mengacu pada harapan untuk 6. Schwab, Klaus (2016) The Fourth
memiliki perguruan tinggi kelas dunia dan Industrial Revolution: what it means,
dapat bertahan serta berkembang sesuai how to respond. Disadur dari
tuntutan di era revolusi industri 4.0. https://www.weforum.org/agenda/2016/
01/the-fourth-industrialrevolution-what-
UCAPAN TERIMA KASIH
it-means-and-how-to-respond/
Saya ucapkan terima kasih kepada tim
Seminar Nasional Pendidikan Program
Pascasarjana Universitas PGRI Palembang
2019 sekaligus bangga kepada semua pihak
yang terlibat dalam menyelenggarakan
kegiatan ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kasali, P. (2017). Disruption. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
2. Kristiawan, M. (2015). Telaah Revolusi
Mental dan Pendidikan Karakter Dalam
Pembentukan Sumber Daya Manusia
Indonesia Yang Pandai dan Berakhlak

45

Anda mungkin juga menyukai