Bukman Lian
Universitas PGRI Palembang
e-mail: drbukmanlian@gmail.com
—————————— ——————————
PENDAHULUAN
Saat ini di Indonesia, era industri 4.0 depan kasir sebuah bank, namun cukup
sudah diterapkan dan sangat terasa mengklick ponselnya dimanapun dan
pengaruhnya di masyarakat. Segala macam kapanpun, maka transaksi langsung
kegiatan sudah dinyatakan dalam bentuk dieksekusi. Orang berbelanja barang,
digitalisasi. Lihat saja di bidang transportasi, makanan, atau keperluan lainnya cukup pula
muncul bisnis berbasis Internet, yaitu meng-click ponselnya. Pembayaran biaya
dengan munculnya perusahaan Grab dan jalan toll cukup dengan kartu elektronik,
Gojek. Transaksi keuangan berbasis digital tanpa perlu operato. Bahkan, di beberapa
sudah merupakan hal umum dilakukan, gerbang toll, pembayaran terjadi secara
dimana kostumer tidak perlu antri lagi di otomatis begitu mobil melewati sensor di
40
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019
gerbang toll, tanpa perlu si pengemudi pemangku kepentingan untuk berubah; dan
menempelkan kartu elektroniknya ke alat 5) hilangnya banyak pekerjaan karena
pembaca kartu. Dampaknya, banya toko adanya otomatisasi (Sung, 2017 dalam
tradisional, dimana pedagang dan Yahya, 2018). Oleh karenanya untuk
konsumen bertemu untuk melakukan menjawab tantangan tersebut, khususnya
transarksi secara langsung mulai perguruan tinggi, harus pula berubah.
sepi/pengunjungnya berkurang. Taksi Semua pemangku kepentingan di perguruan
tradisional tergerus oleh taksi online. tinggi harus mau berubah. Dosen, tenaga
Era revolusi industri merupakan vase kependidikan, dan mahasiswa harus
perubahan nyata yang terjadi di dunia berubah. Semua pihak harus berupaya
industri yang tidak mengenal batas wilayah. meningkatkan kompetensi diri, terus belajar,
Era industri 1.0 adalah era dimana dan menyesuaikan dengan kebutuhan era
diperkenalkannya mekanisasi dalam dunia ini.
industri sehingga aktivitas manusia menjadi Menteri Riset, Teknologi, dan
lebih efektif dan efisien. Era ini dilanjutkan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad
dengan Era Industri 2.0 dimana pada saat Nasir mengatakan dampak era Revolusi
itu dimulai diperkenalkannya produksi masal Industri 4.0 akan luas dan mempengarungi
dan diterapkannya standardisasi mutu. segala aspek kehidupan manusia dan
Pengenalan proses industri berbasis menentukan perkembangan ekonomi ke
otomasi dan robot merupakan pananda depan secara global. Menteri Nasir
dimulainya Era industri 3.0. Pada saat ini, mengatakan bahwa tantangan bagi lulusan
dikenal dengan era industri 4.0, merupakan perguruan tinggi (PT) di era Revolusi
masa dimana penggunaan cyber yang Industri 4.0 semakin meningkat, oleh karena
dikolaborasi dengan manufaktur banyak itu setiap lulusan PT harus memiliki
diterapkan. Hal ini ditunjukkan dengan kompetensi yang mumpuni untuk bersaing
adanya peningkatan volume data, kekuatan secara global. Lulusan PT dituntut tidak
komputasi dan konektivitas, munculnya hanya mampu bekerja di perusahaan dan
analisis, kemampuan, dan kecerdasan instansi lainnya, namun juga memiliki jiwa
bisnis; terjadinya bentuk interaksi baru kewirausahaan untuk menciptakan lapangan
antara manusia dengan mesin; dan pekerjaan baru dengan memanfaatkan
perbaikan instruksi transfer digital ke dunia peluang yang muncul dari Revolusi Industri
fisik, seperti robotika dan 3D printing. 4.0.
Beberapa tantangan pada era industri
4.0 diidentifikasi sebagai berikut 1)
peningkatan keamanan teknologi informasi; REVOLUSI INDUSTRI 4.0
41
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019
42
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019
43
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019
44
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 12 JANUARI 2019
DAFTAR PUSTAKA
1. Kasali, P. (2017). Disruption. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
2. Kristiawan, M. (2015). Telaah Revolusi
Mental dan Pendidikan Karakter Dalam
Pembentukan Sumber Daya Manusia
Indonesia Yang Pandai dan Berakhlak
45