Anda di halaman 1dari 12

ETIKA BISNIS DALAM TEKNOLOGI INFORMASI

Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah etika profesi

Disusun oleh :

Afandi Dwi Prasetya / 190101234


Agde Ira Romadhona / 190101235
Riki Romi Wardi Firnando / 200101176
Riski Endriani / 190101256
Tutup Dwi Wahyono / 190101257

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


UNIVERSITAS DUTA BANGSA SURAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penyusun dapat
menyelesaikan tugas, Pembuatan makalah etika profesi yang berjudul "Etika Bisnis Dalam
Teknologi Informasi" sehingga dapat terselesaikan dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah ini penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka
pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada teman-teman
atas kerjasama dan bantuannya baik melalui materi maupun non materi. Tanpa uluran bantuan
dari teman-teman makalah ini tidak dapat diselesaikan.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penyusun pada khususnya, penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari teman-teman sangat
penyusun harapkan demi perbaikan makalah kearah kesempurnaan. Akhir kata penyusun
sampaikan "Terima Kasih".

Wonogiri, 30 Mei 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era internet memberikan dampak yang cukup signifikan bagi berbagai aspek
kehidupan. Era tersebut menimbulkan munculnya peluang baru untuk membangun dan
memperbaiki pendidikan, bisnis, layanan pemerintahan, dan demokrasi. Beberapa hal yang
menyebabkan pesatnya perkembangan era internet hingga memiliki dampak yang sangat luas
atas pemakaiannya. Salah satu karakteristik Cyberspace adalah beroperasi secara virtual dan
tidak mengenal batas-batas teritorial.
Jika kita melihat teknologi informasi secara utuh, tentunya tidak akan terlepas dari
aspek bisnis sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan teknologi tersebut.
Dalam perkembangannya, teknologi informasi telah menjadi suatu raksasa industri yang
dalam menjalankan kegiatannya tidak akan lepas dari tujuan pencarian keuntungan. Kegiatan
industri adalah kegiatan melakukan bisnis, yaitu dengan memproduksi, mengedarkan,
menjual den membeli produk-produk yang dihasilkan dari perkembangan teknologi tersebut,
baik yang berupa barang maupun jasa.
Dalam kaitannya dengan etika, bisnis menjadi topik yang cukup ramai diperdebatkan.
Sebagian orang berpendapat bahwa "bisnis tetap bisnis"dengan memfokuskan pada tujuan
pencarian keuntungan dan sangat sulit untuk dicampur adukkan dengan etika. Sementara
pihak menganggap bahwa bisnis perlu dilandasi pertimbangan-pertimbangan yang etis
karena di samping mencari keuntungan juga bertujuan memperjuangkan nilai-nilai yang
bersifat manusiawi. Beberapa alas an yang membuat bisnis perlu dilandasi oleh suatu etika
antara lain adalah berikut:
Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga
mempertaruhkan nama, harga diri dan bahkan nasib umat manusia yang terlibat di dalamnya.
Bisnis adalah bagian penting dari masyarakat. Bisnis dilakukan antara manusia yang
satu dengan manusia yang lainnya dan menyangkut hubungan antara manusia tersebut.
Sebagai hubungan antara manusia, bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu
memberikan pedoman bagi pihak-pihak yang melakukannya.
Bisnis adalah kegiatan yang mengutamakan rasa saling percaya. Dengan saling percaya
maka suatu kegiatan bisnis akan berkembang karena memiliki relasi yang dapat dipercaya
dan bisa mempercayai. Etika dibutuhkan untuk semakin menumbuhkan dan memperkuat rasa
saling percaya tersebut.
Dengan alasan-alasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sudah selayaknya sebuah bisnis
juga mengenal etika. Bisnis jangka panjang akan berhasil jika pelaku mematuhi etika-etika
dalam berbisnis. Hal itu dikarenakan masyarakatlah yang akan menilai siapa pelaku bisnis
yang benar dan layak diberi dukungan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian etika bisnis di dunia IT?
2. Apa saja prinsip dalam etika bisnis?
3. Apa saja kategori bisnis di bidang IT?
4. Apa tantangan umum berbisnis di bidang IT?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui konsep etika bisnis.
2. Untuk mengetahui konsep bisnis di dunia IT.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca khususnya para calon
pebisnis memiliki dan mengerti akan wawasan yang utuh mengenai prinsip - prinsip,
tujuan, serta peran etika bisnis sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan bisnis
yang real di masyarakat pada umumnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Bisnis di Dunia IT


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia etika adalah:
1. Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral.
2. Kumpulan asas / nilai yang berkenaan dengan akhlak
3. Nilai mengenai yang benar dan salah yang dianut masyarakat
Etika adalah pemikiran atau refleksi tenang moralitas dalam ekonomi dan bisnis.
Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya diperbolehkan
atau tidak, dari perilaku manusia. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan
manusia, dan kegiatan ekonomis merupakan suatu bidang perilaku manusia yang penting.
Bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Teknologi informasi adalah teknologi yang
menggabungkan komputasi (computer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang
membawa data, suara dan video. Maka dapat disimpulkan, etika bisnis dalam IT adalah suatu
pemikiran kritis mendasar tentang pandangan moral dalam usaha perdagangan yang
dilakukan seseorang atau kelompok organisasi untuk mendapatkan laba dengan
memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan
menggunakan teknologi yang menggabungkan komputasi dengan jalur komunikasi
berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video.
Masalah etika bisnis atau etika usaha akhir-akhir ini semakin banyak dibicarakan. Hal ini
tidak terlepas dari semakin berkembangnya dunia usaha di berbagai bidang. Kegiatan bisnis
yang makin merebak baik di dalam maupun di luar negeri, telah menimbulkan tantangan
baru, yaitu adanya tuntutan praktik bisnis yang baik, yang etis, yang juga menjadi tuntutan
kehidupan bisnis di banyak negara di dunia. Transparansi yang dituntut oleh ekonomi global
menuntut pula praktik bisnis yang etis. Dalam ekonomi pasar global, kita hanya bisa survive
jika mampu bersaing. Untuk bersaing harus ada daya saing yang dihasilkan oleh
produktivitas dan efisiensi. Untuk itu pula, diperlukan etika dalam berusaha atau yang
dikenal dengan etika bisnis karena praktik berusaha yang tidak etis dapat mengurangi
produktivitas dan mengekang efisiensi dalam berbisnis.
Etika bisnis membantu para pelaku bisnis untuk melakukan pendekatan permasalahan
moral dalam bisnis secara tepat dan sebaliknya mendekati permasalahan yang terjadi pada
bisnis dengan pendekatan moral yang mungkin sering diabaikan. Etika bisnis akan membuat
pengertian bahwa bisnis tidak sekedar bisnis, melainkan suatu kegiatan yang menyangkut
hubungan antarmanusia sehingga harus dilakukan secara "manusiawi" pula.
Etika bisnis akan memberikan pelajaran kepada para pelaku bisnis bahwa bisnis yang
"berhasil", tidak hanya bisnis yang menuai keuntungan secara material saja melainkan bisnis
yang bergerak dalam koridor etis yang membawa serta tanggung jawab dan memelihara
hubungan baik antarmanusia yang terlibat di dalamnya.

2.2 Prinsip dalam Etika Bisnis

1. Prinsip otonomi.
Prinsip ini mengandung pengertian bahwa manusia dapat bertindak secara bebas
berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggap baik untuk dilakukan, tetapi
otonomi juga memerlukan adanya tanggung jawab. Artinya, kebebasan yang ada adalah
kebebasan yang bertanggung jawab. Orang yang otonom adalah orang yang tidak saja
sadar akan kewajibannya dan bebas mengambil keputusan berdasarkan kewajibannya
saja, tetapi juga orang yang mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya,
mampu bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya serta dampak dari keputusan
tersebut.
2. Prinsip kejujuran.
Kejujuran adalah prinsip etika bisnis yang cukup penting karena menjamim
kelancaran sebuah kegiatan bisnis. Beberapa contoh aspek kejujuran dalam kegiatan
bisnis antara lain adalah: Kejujuran dalam menjual atau menawarkan barang dengan
harga yang sesuai dengan kualitas barang yang dijual atau ditawarkan tersebut. Dalam hal
ini, bisnis adalah kegiatan simbiosis mutualisme atau kegiatan yang saling membutuhkan
dan saling menguntungkan antara pihak penjual dan pembeli.
3. Prinsip berbuat baik
Berbuat baik (beneficence) dan tidak berbuat jahat (non-maleficence) merupakan
prinsip moral untuk bertindak baik kepada orang lain dalam segala bidang. Dasar prinsip
tersebut akan membangun prinsip-prinsip hubungan dengan sesama yang lain seperti
kejujuran, keadilan, tanggung jawab dan lain sebagainya.
4. Prinsip keadilan.
Prinsip keadilan merupakan prinsip yang menuntut bahwa dalam hubungan bisnis,
seseorang memperlakukan orang lain sesuai haknya. Di dalam prinsip tersebut, tentunya
keseimbangan antara hak dan kewajiban menjadi bagian terpenting dalam sebuah bisnis.
5. Prinsip hormat pada diri sendiri.
Prinsip ini sama artinya dengan prinsip menghargai diri sendiri, bahwa dalam
melakukan hubungan bisnis, manusia memiliki kewajiban moral untuk memperlakukan
dirinya sebagai pribadi yang memiliki nilai sama dengan pribadi lainnya.
2.3 Kategori Bisnis di Bidang IT
Bisnis di bidang teknologi informasi memiliki tujuan dan format yang sama dengan
bisnis-bisnis di bidang lainnya. Perbedaannya hanyalah obyek bisnisnya. yaitu teknologi
informasi. Sesuai dengan kegiatan dalam dunia teknologi informasi maka bisnis di bidang ini
dapat dibagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut:

1. Bisnis di Bidang Industri Perangkat Keras.


Bisnis di bidang ini merupakan bisnis yang bergerak di bidang rekayasa
perangkat-perangkat keras pembentuk komputer.
2. Bisnis di Bidang Rekayasa Perangkat Lunak
Bisnis ini bergerak di bidang rekayasa perangkat lunak atau perangkat lunak
komputer. Dalam lingkup yang kecil, bisnis ini bisa saja dilakukan oleh individu atau
seseorang yang menguasai teknik-teknik rekayasa perangkat lunak. Sedangkan dalam
lingkup yang lebih besar, bisnis rekayasa perangkat lunak ini adalah seperti yang
dilakukan oleh perusahaan perangkat lunak raksasa yang melahirkan perangkat-perangkat
lunak utama dalam operasional komputer.
3. Bisnis di Bidang Distribusi dan Penjualan Barang.
Setelah bisnis di bidang industri menghasilkan suatu produk, dalam hal ini adalah
produk komputer, maka bagian bisnis ini bertugas menjual danmendistribusikan produk-
produk industri tersebut. Bisnis teknologi informasi di bidang penjualan dilakukan oleh
vendor-vendor komputer dan atau individu individu yang melakukan tugas sebagai
salesman produk tersebut.
4. Bisnis di Bidang Pendidikan Teknologi Informasi.
Bisnis di bidang pendidikan dilakukan mulai dari lembaga-lembaga kursus
komputer sampai pada perguruan tinggi di bidang komputer.
5. Bisnis di Bidang Pemeliharaan Teknologi Informasi.
Banyak pelaku bisnis yang bergerak di bidang pemeliharaan produk-produk TI.
Pemeliharaan tersebut bisa saja dilakukan oleh pengembang melalui divisi technical
support-nya atau ada juga yang dilakukan oleh lembaga-lembaga bisnis yang memang
memiliki spesialisasi di bidang maintenance dan teknisi.

2.4 Tantangan Umum Bisnis di Bidang TI

Seperti juga bisnis-bisnis yang lain, bisnis di bidang teknologi informasi juga bertujuan
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besamya dari kegiatan yang dilakukan. Sejalan
dengan perkembangan dan perubahan teknologi yang begitu cepat maka tentunya tujuan
sebuah perusahaan bisnis (teknologi informasi) tidak hanya memusatkan perhatian pada
pencarian keuntungan yang sebesar-besarnya. Perusahaan tidak sekedar mempunyai
tanggung jawab ekonomi, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial.
Berikut di bawah ini adalah beberapa hal yang merupakan tantangan pelaksanaan etika
bisnis dalam dunia bisnis teknologi informasi seiring dengan perubahan dan perkembangan
yang sering kali terjadi secara revolusioner:

1. Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat.

Mengingat perubahan yang begitu cepat dalam bidang teknologi informasi, sering
kali perubahan yang terjadi memberikan tekanan bagi masyarakat atau perusahaan untuk
mengikuti perubahan tersebut. Perusahaan yang mencoba menolak perubahan teknologi
tersebut biasanya mengalami ancaman yang cukup besar sehingga memperkuat alasan
untuk melakukan perubahan. Keuntungan ekonomis dari perubahan tersebut sering kali
menjadi alasan pembenaran mereka dalam melakukan perubahan.

Dampak inovasi dari perubahan tersebut kerap menimbulkan banyak masalah


menyangkut tenaga kería dan sumber daya manusia, dibandingkan dengan manfaat
pembangunannya. Banyak tenaga kerja yang menganggap bahwa suatu perubahan dan
inovasi akan mengecilkan kemampuan mereka dalam melakukan suatu pekerjaan. Hal ini
tentu saja akan mengubah kondisi pekerjaan dan mengurangi tingkat kepuasan kerja
seseorang.

Untuk mengatasi masalah tersebut, perusahaan mempunyai tanggung jawab yang


lebih besar untuk menyediakan lapangan kerja dan menciptakan tenaga kerja yang
mampu bekerja dalam masa perakhan. Termasuk di dalamnya adalah mendukung,
melatih, dan mengadakan sumber daya untuk menjamin orang-orang yang belum bekerja
memiliki keahlian dan dapat bersaing untuk menghadapi dan mempercepat perubahan.

2. Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi.

Persaingan yang ketat di era globalisasi menimbulkan banyak alasan bagi pelaku
bisnis di bidang teknologi informasi untuk melakukan konsentrasi industri. misalnya
dengan meningkatkan kemampuan saing, memudahkan pemodalan.
Merupakan sebuah tantangan bagi setiap pelaku bisnis untuk mengembangkan
suasana persaingan yang sehat. Ia menghasilkan dunia usaha yang dinamis dan terus
berusaha menghasilkan yang terbaik. Namun, persaingan haruslah adil dengan aturan-
aturan yang jelas dan berlaku bagi semua orang. Memenangkan persaingan bukan berarti
mematikan pesaing. Dengan demikian, persaingan harus diatur agar selalu ada, dan
dilakukan di antara kekuatan-kekuatan yang seimbang.
3. Tantangan pergaulan internasional.
Sering terjadi bahwa perusahaan internasional mengambil tindakan yang tak dapat
diterima secara lokal di suatu negara. Banyak pertanyaan mendasar bagi perusahaan
multinasional, seperti kemungkinan masuknya nilai moral budayanya ke budaya
masyarakat lain, atau kemungkinan terjadi eksploitasi yang dilakukan perusahaan
terhadap lubang-lubang perundang-undangan dalam sebuah negara demi kepentingan
mereka.

4. Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi.


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat, memberikan
tantangan penegakan nilai-nilai etika dan moral setiap individu guna mengendalikan
kemajuan dan penerapan teknologi tersebut bagi kemanusian.
Sebenarnya, inti etika bisnis yang pantas dikembangkan oleh setiap individu
adalah pengendalian. Dalam hal ini, semua perlu menyadari bahwa keuntungan adalah
motivasi bisnis. Yang ingin diatur oleh etika bisnis adalah bagaimana memperoleh
keuntungan itu. Keuntungan yang dicapai dengan cara curang, tidak adil, dan
bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan martabat kemanusiaaan, tidaklah etis.

5. Tantangan pengembangan sumber daya manusia.


Sebuah institusi bisnis, tidak hanya memiliki uang untuk kepentingan bisnis,
tetapi juga sumber daya manusia yang berguna bagi pengembangan bisnis tersebut.
Bisnis memiliki manajer yang berkompeten, tenaga keuangan yang profesional, tenaga
ahli yang terampil, dan semua saling mendukung demi keberhasilan sebuah bisnis.
Kesimpulannya, bisnis memang berorientasi kepada keuntungan secara ekonomi.
Namun, tanggung jawab dan kewajiban-kewajiban sosial memiliki nilai yang tinggi pula
untuk keberhasilan sebuah bisnis
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Etika bisnis dalam IT adalah suatu pemikiran kritis mendasar tentang pandangan moral
dalam usaha perdagangan yang dilakukan seseorang atau kelompok organisasi untuk
mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan konsumen dengan menggunakan teknologi yang menggabungkan komputasi
dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video.
2. Prinsip-prinsip dalam etika bisnis diantaranya:
a. Prinsip otonomi.
b. Prinsip kejujuran.
c. Prinsip berbuat baik d. Prinsip keadilan.
d. Prinsip hormat pada diri sendiri.
3. Kategori bisnis di bidang IT diantaranya adalah:
a. Bisnis di Bidang Industri Perangkat Keras.
b. Bisnis Bidang Rekayasa Perangkat Lunak
c. Bisnis di Bidang Distribusi dan Penjualan Barang.
d. Bisnis di Bidang Pendidikan Teknologi Informasi.
e. Bisnis di Bidang Pemeliharaan Teknologi Informasi.
4. Tantangan umum bisnis di dunia IT diantaranya adalah :
a. Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat.
b. Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi.
c. Tantangan pergaulan internasional.
d. Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi.
e. Tantangan pengembangan sumber daya manusia.

3.2 Saran
Dalam berbisnis di dunia IT, sudah selayaknya kita mengenal konsep dan teknis dari
bisnis itu sendiri dan tetap menjunjung etika dalam berbisnis, tidak hanya sekedar mencari
keuntungan.
DAFTAR PUSTAKA

Berteens, K. (2000). Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius.


Fauroni, L., & Nurhasim, A. (2006). Etika Bisnis dalam Al-Qur'an. Yogyakarta: Pustaka
Pesantren.
Prof. Dr. Kees Bertens, M. (2000). Pengantar Etika Bisnis, Yogyakarta: Kanisius. Ebams
2008.Etika Profesi Bab 8-11
http://ebams.wordpress.com/2008/05/26/kode-etik-dan-organisasi-profesi Diakses tanggal 20
Oktober 2011
Desy.2010. Etika-Etika Bisnis IT
http://batikkubudayaku.blogspot.com/2010/11/etika-etika-bisnis-it.html
Diakses tanggal 20 Oktober 2011
http://aldyrazor.blogspot.co.id/2017/12/makalah-etika-bisnis-dalam teknologi.html Diakses
tanggal 25 april 2018

Anda mungkin juga menyukai