ETIKA PROFESI
TINJAUAN ETIKA BISNIS DALAM TEKNOLOGI INFORMASI
Nama :
1. Rahmat Aditya (19041124)
2. M. Salman Alfarisi (19041058)
Kelas : C
i
DAFTAR PUSTAKA
Berteens, K. (2000). Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius. Fauroni, L., & Nurhasim, A.
(2006). Etika Bisnis dalam Al-Qur'an. Yogyakarta: Pustaka Pesantren. Prof. Dr. Kees Bertens,
M. (2000). Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius. Ebams.2008.Etika Profesi Bab 8-11
http://ebams.wordpress.com/2008/05/26/kode-etik-dan-organisasi-profesi/ Diakses tanggal 20
Oktober 2011 Desy.2010. Etika-Etika Bisnis IT
http://batikkubudayaku.blogspot.com/2010/11/etika-etika-bisnis-it.html Diakses tanggal 20
Oktober 2011 http://aldyrazor.blogspot.co.id/2017/12/makalah-etika-bisnis-dalamteknologi.html
Diakses tanggal 25 april 2018
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penyusun dapat
menyelesaikan tugas. Pembuatan makalah hukum dan etika bisnis yang berjudul “Etika Bisnis
Dalam Teknologi Informasi” sehingga dapat terselesaikan dengan lancar. Dalam pembuatan
makalah ini penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini
penyusun mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada teman – teman atas
kerjasama dan bantuannya baik melalui materi maupun non materi. Tanpa uluran bantuan dari
teman – teman makalah ini tidak dapat diselesaikan.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penyusun pada khususnya, penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari teman-teman
sangat penyusun harapkan demi perbaikan makalah kearah kesempurnaan. Akhir kata penyusun
sampaikan “ Terima Kasih “.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Era internet memberikan dampak yang cukup signifikan bagi berbagai aspek kehidupan. Era
tersebut menimbulkan munculnya peluang baru untuk membangun dan memperbaiki pendidikan,
bisnis, layanan pemerintahan, dan demokrasi. Beberapa hal yang menyebabkan pesatnya
perkembangan era internet hingga memiliki dampak yang sangat luas atas pemakaiannya. Salah
satu karakteristik Cyberspace adalah beroperasi secara virtual dan tidak mengenal batas-batas
teritorial. Jika kita melihat teknologi informasi secara utuh, tentunya tidak akan terlepas dari aspek
bisnis sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan teknologi tersebut. Dalam
perkembangannya, teknologi informasi telah menjadi suatu raksasa industri yang dalam
menjalankan kegiatannya tidak akan lepas dari tujuan pencarian keuntungan. Kegiatan industri
adalah kegiatan melakukan bisnis, yaitu dengan memproduksi, mengedarkan, menjual den
membeli produk-produk yang dihasilkan dari perkembangan teknologi tersebut, baik yang berupa
barang maupun jasa. Dalam kaitannya dengan etika, bisnis menjadi topik yang cukup ramai
diperdebatkan. Sebagian orang berpendapat bahwa “bisnis tetap bisnis”dengan memfokuskan
pada tujuan pencarian keuntungan dan sangat sulit untuk dicampur adukkan dengan etika.
Sementara pihak menganggap bahwa bisnis perlu dilandasi pertimbangan-pertimbangan yang
etis karena di samping mencari keuntungan juga bertujuan memperjuangkan nilai-nilai yang
bersifat manusiawi. Beberapa alasan yang membuat bisnis perlu dilandasi oleh suatu etika antara
lain adalah berikut: Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis
juga mempertaruhkan nama, harga diri dan bahkan nasib umat manusia yang terlibat di
dalamnya. Bisnis adalah bagian penting dari masyarakat. Bisnis dilakukan antara manusia yang
satu dengan manusia yang lainnya dan menyangkut hubungan antara manusia tersebut. Sebagai
hubungan antara manusia, bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan
pedoman bagi pihak-pihak yang melakukannya. Bisnis adalah kegiatan yang mengutamakan
rasa saling percaya. Dengan saling percaya maka suatu kegiatan bisnis akan berkembang
karena memiliki relasi yang dapat dipercaya dan bisa mempercayai. Etika dibutuhkan untuk
semakin menumbuhkan dan memperkuat rasa saling percaya tersebut. Dengan alasan-alasan di
atas, dapat disimpulkan bahwa sudah selayaknya sebuah bisnis juga mengenal etika. Bisnis
jangka panjang akan berhasil jika pelaku 1
mematuhi etika-etika dalam berbisnis. Hal itu dikarenakan masyarakatlah yang akan menilai
siapa pelaku bisnis yang benar dan layak diberi dukungan.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian etika bisnis di dunia IT?
2. Apa saja prinsip dalam etika bisnis?
3. Apa saja kategori bisnis di bidang IT?
4. Apa tantangan umum berbisnis di bidang IT?
5
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui konsep etika bisnis.
2. Untuk mengetahui konsep bisnis di dunia IT.
Manfaat Penulisan
1. Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca khususnya para calon
pebisnis memiliki dan mengerti akan wawasan yang utuh mengenai prinsipprinsip, tujuan, serta
peran etika bisnis sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan bisnis yang real di
masyarakat pada umumnya.
BAB II PEMBAHASAN
1. Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. 2. Kumpulan
asas / nilai yang berkenaan dengan akhlak 3. Nilai mengenai yang benar dan salah yang dianut
masyarakat
Etika adalah pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas berarti
aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya diperbolehkan atau tidak, dari perilaku
manusia. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia, dan kegiatan ekonomis
merupakan suatu bidang perilaku manusia yang penting. Bisnis adalah usaha perdagangan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba
dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (computer) dengan jalur
komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video. Maka dapat disimpulkan,
etika bisnis dalam IT adalah suatu pemikiran kritis mendasar tentang pandangan moral dalam
usaha perdagangan yang dilakukan seseorang atau kelompok organisasi untuk mendapatkan
laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen
dengan menggunakan teknologi yang menggabungkan komputasi dengan jalur komunikasi
berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video. Masalah etika bisnis atau etika usaha
akhir-akhir ini semakin banyak dibicarakan. Hal ini tidak terlepas dari semakin berkembangnya
6
dunia usaha di berbagai bidang. Kegiatan bisnis yang makin merebak baik di dalam maupun di
luar negeri, telah menimbulkan tantangan baru, yaitu adanya tuntutan praktik bisnis yang baik,
yang etis, yang juga menjadi tuntutan kehidupan bisnis di banyak negara di dunia. Transparansi
yang dituntut oleh ekonomi global menuntut pula praktik bisnis yang etis. Dalam ekonomi pasar
global, kita hanya bisa survive jika mampu bersaing. Untuk bersaing harus ada daya saing yang
dihasilkan oleh produktivitas dan efisiensi. Untuk itu pula, diperlukan etika dalam berusaha atau
yang dikenal dengan etika bisnis karena praktik berusaha yang tidak etis dapat mengurangi
produktivitas dan mengekang efisiensi dalam berbisnis. Etika bisnis membantu para pelaku bisnis
untuk melakukan pendekatan permasalahan moral dalam bisnis secara tepat dan sebaliknya
mendekati permasalahan yang terjadi pada bisnis dengan pendekatan moral yang mungkin
sering diabaikan. Etika bisnis akan membuat pengertian bahwa bisnis tidak sekedar 3
bisnis, melainkan suatu kegiatan yang menyangkut hubungan antarmanusia sehingga harus
dilakukan secara “manusiawi” pula. Etika bisnis akan memberikan pelajaran kepada para pelaku
bisnis bahwa bisnis yang “berhasil”, tidak hanya bisnis yang menuai keuntungan secara material
saja melainkan bisnis yang bergerak dalam koridor etis yang membawa serta tanggung jawab
dan memelihara hubungan baik antarmanusia yang terlibat di dalamnya.
1. Prinsip otonomi. Prinsip ini mengandung pengertian bahwa manusia dapat bertindak secara
bebas berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggap baik untuk dilakukan, tetapi
otonomi juga memerlukan adanya tanggung jawab. Artinya, kebebasan yang ada adalah
kebebasan yang bertanggung jawab. Orang yang otonom adalah orang yang tidak saja sadar
akan kewajibannya dan bebas mengambil keputusan berdasarkan kewajibannya saja, tetapi juga
orang yang mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakannya, mampu bertanggung jawab
atas keputusan yang diambilnya serta dampak dari keputusan tersebut.
2. Prinsip kejujuran. Kejujuran adalah prinsip etika bisnis yang cukup penting karena menjamim
kelancaran sebuah kegiatan bisnis. Beberapa contoh aspek kejujuran dalam kegiatan bisnis
antara lain adalah: Kejujuran dalam menjual atau menawarkan barang dengan harga yang sesuai
dengan kualitas barang yang dijual atau ditawarkan tersebut. Dalam hal ini, bisnis adalah
kegiatan simbiosis mutualisme atau kegiatan yang saling membutuhkan dan saling
menguntungkan antara pihak penjual dan pembeli.
3. Prinsip berbuat baik Berbuat baik (beneficence) dan tidak berbuat jahat (non-maleficence)
merupakan prinsip moral untuk bertindak baik kepada orang lain dalam segala bidang. Dasar
prinsip tersebut akan membangun prinsip-prinsip hubungan dengan sesama yang lain seperti
kejujuran, keadilan, tanggung jawab dan lain sebagainya.
4. Prinsip keadilan. Prinsip keadilan merupakan prinsip yang menuntut bahwa dalam hubungan
bisnis, seseorang memperlakukan orang lain sesuai haknya. Di dalam prinsip tersebut, tentunya
keseimbangan antara hak dan kewajiban menjadi bagian terpenting dalam sebuah bisnis.
5. Prinsip hormat pada diri sendiri. Prinsip ini sama artinya dengan prinsip menghargai diri sendiri,
bahwa dalam melakukan hubungan bisnis, manusia memiliki kewajiban moral untuk
7
memperlakukan dirinya sebagai pribadi yang memiliki nilai sama dengan pribadi lainnya.
Bisnis di bidang teknologi informasi memiliki tujuan dan format yang sama dengan bisnis-bisnis
di bidang lainnya. Perbedaannya hanyalah obyek bisnisnya, yaitu teknologi informasi. Sesuai
dengan kegiatan dalam dunia teknologi informasi maka bisnis di bidang ini dapat dibagi menjadi
beberapa kategori sebagai berikut:
1. Bisnis di Bidang Industri Perangkat Keras. Bisnis di bidang ini merupakan bisnis yang bergerak
di bidang rekayasa perangkat-perangkat keras pembentuk komputer.
2. Bisnis di Bidang Rekayasa Perangkat Lunak. Bisnis ini bergerak di bidang rekayasa perangkat
lunak atau perangkat lunak komputer. Dalam lingkup yang kecil, bisnis ini bisa saja dilakukan
oleh individu atau sescorang yang menguasai teknik-teknik rekayasa perangkat lunak.
Sedangkan dalam lingkup yang lebih besar, bisnis rekayasa perangkat lunak ini adalah seperti
yang dilakukan oleh perusahaan perangkat lunak raksasa yang melahirkan perangkat-perangkat
lunak utama dalam operasional komputer.
3. Bisnis di Bidang Distribusi dan Penjualan Barang. Setelah bisnis di bidang industri
menghasilkan suatu produk, dalam hal ini adalah produk komputer, maka bagian bisnis ini
bertugas menjual dan mendistribusikan produk-produk industri tersebut. Bisnis teknologi
informasi di bidang penjualan dilakukan oleh vendor-vendor komputer dan atau individuindividu
yang melakukan tugas sebagai salesman produk tersebut.
4. Bisnis di Bidang Pendidikan Teknologi Informasi. Bisnis di bidang pendidikan dilakukan mulai
dari lembaga-lembaga kursus komputer sampai pada perguruan tinggi di bidang komputer.
5. Bisnis di Bidang Pemeliharaan Teknologi Informasi.
Seperti juga bisnis-bisnis yang lain, bisnis di bidang teknologi informasi juga bertujuan
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besamya dari kegiatan yang dilakukan. Sejalan dengan
perkembangan dan perubahan teknologi yang begitu cepat maka tentunya tujuan sebuah
perusahaan bisnis (teknologi informasi) tidak hanya memusatkan perhatian pada pencarian
keuntungan yang sebesar-besarnya.
8
Perusahaan tidak sekedar mempunyai tanggung jawab ekonomi, tetapi juga memiliki
tanggung jawab sosial. Berikut di bawah ini adalah beberapa hal yang merupakan tantangan
pelaksanaan etika bisnis dalam dunia bisnis teknologi informasi seiring dengan perubahan dan
perkembangan yang sering kali terjadi secara revolusioner :
1. Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat.
Mengingat perubahan yang begitu cepat dalam bidang teknologi informasi, sering kali perubahan
yang terjadi memberikan tekanan bagi masyarakat atau perusahaan untuk mengikuti perubahan
tersebut. Perusahaan yang mencoba menolak perubahan teknologi tersebut biasanya mengalami
ancaman yang cukup besar sehingga memperkuat alasan untuk melakukan perubahan.
Keuntungan ekonomis dari perubahan tersebut sering kali menjadi alasan pembenaran mereka
dalam melakukan perubahan. Dampak inovasi dari perubahan tersebut kerap menimbulkan
banyak masalah menyangkut tenaga keria dan sumber daya manusia, dibandingkan dengan
manfaat pembangunannya. Banyak tenaga kerja yang menganggap bahwa suatu perubahan dan
inovasi akan mengecilkan kemampuan mereka dalam melakukan suatu pekerjaan. Hal ini tentu
saja akan mengubah kondisi pekerjaan dan mengurangi tingkat kepuasan kerja seseorang. Untuk
mengatasi masalah tersebut, perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih besar untuk
menyediakan lapangan kerja dan menciptakan tenaga kerja yang mampu bekerja dalam masa
perakhan. Termasuk di dalamnya adalah mendukung, melatih, dan mengadakan sumber daya
untuk menjamin orang-orang yang belum bekerja memiliki keahlian dan dapat bersaing untuk
menghadapi dan mempercepat perubahan.
9
4. Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat, memberikan tantangan penegakan
nilai-nilai etika dan moral setiap individu guna mengendalikan kemajuan dan penerapan teknologi
tersebut bagi kemanusian. Sebenarnya, inti etika bisnis yang pantas dikembangkan oleh setiap
individu adalah pengendalian. Dalam hal ini, semua perlu menyadari bahwa keuntungan adalah
motivasi bisnis. Yang ingin diatur oleh etika bisnis adalah bagaimana memperoleh keuntungan
itu. Keuntungan yang dicapai dengan cara curang, tidak adil, dan bertentangan dengan nilai-nilai
budaya dan martabat kemanusiaaan, tidaklah etis.
Kesimpulan
10
e. Prinsip hormat pada diri sendiri.
3. Kategori bisnis di bidang IT diantaranya adalah :
a. Bisnis di Bidang Industri Perangkat Keras.
b. Bisnis di Bidang Rekayasa Perangkat Lunak.
c. Bisnis di Bidang Distribusi dan Penjualan Barang.
d. Bisnis di Bidang Pendidikan Teknologi Informasi.
e. Bisnis di Bidang Pemeliharaan Teknologi Informasi.
Saran
Dalam berbisnis di dunia IT, sudah selayaknya kita mengenal konsep dan teknis dari bisnis itu
sendiri dan tetap menjunjung etika dalam berbisnis, tidak hanya sekedar mencari keuntungan.
11