Anda di halaman 1dari 31

ETIKA PROFESI

Isu-Isu Etika Profesi Perdagangan Elektronik (E-Commerce)

Dosen

M Nur Gunawan, MBA

Jurusan

Sistem Informasi

Disusun oleh :

Syaiful Falah (1113093000112)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
pada mata kuliah Etika Profesi. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan informasi kepada pembaca mengenai salah satu isu etika profesi dunia IT,
judul yang diambil oleh penulis yaitu Isu-Isu Etika Profesi Perdagangan Elektronik (ECommerce).
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pak M. Nur Gunawan, MBA
selaku dosen mata kuliah etika profesi yang telah memberikan bimbingannya kepada
kami dalam proses penyusunan makalah ini. Tak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi
acuan dalam menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
Kami ini juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam
memahami maksud kami.

Ciputat, 10 Juni 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4
I.2 Rumusan Masalah................................................................................................5
I.3 Maksud dan Tujuan.............................................................................................5
I.4 Metodologi Penulisan...........................................................................................6
I.5 Sistematika Penulisan..........................................................................................6
BAB II ANALISA PERMASALAHAN.........................................................................7
II.1 Pengertian Kode Etik Profesi............................................................................7
II.2 Pengertian Profesionalisme................................................................................7
II.3 Pengertian Teknologi Informasi........................................................................9
II.4 Pengertian Bisnis Online....................................................................................9
II.5 Perdagangan Elektronik (E-Commerce)...........................................................9
II.6 Pengertian Etika Bisnis di Dunia IT...............................................................10
II.7 Pengertian Kejahatan Komputer....................................................................11
II.8 Kategori Bisnis di Bidang IT...........................................................................11
II.9 Tantangan Umum Bisnis di Bidang TI...........................................................12
BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................15
III.1 Kasus-Kasus Pelanggaran Bisnis di Bidang IT............................................15
III.2 Aspek Hukum..................................................................................................20
3

III.3 Solusi dari Kasus.............................................................................................23


III.4Pendapat Penulis mengenai Kejahatan Bisnis Bidang IT..............................26
BAB IV PENUTUP........................................................................................................28
IV.1 Kesimpulan......................................................................................................28
IV.2 Saran.................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................29

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan zaman yang diiringi kemajuan teknologi, mendorong kita untuk
senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan dalam hal penguasaan teknologi
informasi. Dalam hal ini kita juga harus memperhatikan kode etik dalam IT.Kode etik
adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan
apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode
etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus
dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar profesional memberikan
jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan
melindungi perbuatan yang tidak profesional. Ketaatan tenaga profesional terhadap
kode etik merupakan ketaatan naluriah yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa dan
perilaku tenaga profesional. Jadi ketaatan itu terbentuk dari masing-masing orang bukan
karena paksaan.
Dalam kaitannya dengan etika, bisnis menjadi topik yang cukup ramai
diperdebatkan. Sebagian orang berpendapat bahwa bisnis tetap bisnisdengan
rnemfokuskan pada tujuan pencarian keuntungan dan sangat sulit untuk dicampur
adukkan dengan etika. Sementara pihak menganggap bahwa bisnis perlu dilandasi
pertimbangan-pertimbangan yang etis karena di samping mencari keuntungan juga
bertujuan memperjuangkan nilai nilai yang bersifat manusiawi. Beberapa alasan yang
4

membuat bisnis perlu dilandasi oleh suatu etika antara lain adalah berikut
Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga
mempertaruhkan nama, harga diri dan bahkan nasib umat manusia yang terlibat di
dalamnya.
Bisnis adalah bagian penting dari masyarakat. Bisnis dilakukan antara manusia
yang satu dengan manusia yang lainnya dan menyangkut hubungan antara manusia
tersebut. Sebagai hubungan antara manusia, bisnis juga membutuhkan etika yang
setidaknya mampu memberikan pedoman bagi pihak pihak yang melakukannya
Bisnis adalah kegiatan yang mengutamakan rasa saling percaya. Dengan saling
percaya maka suatu kegiatan bisnis akan berkernbang karena memiliki relasi yang dapat
dipercaya dan bisa mempercayai. Etika dibutuhkan untuk semakin menumbuhkan dan
memperkuat rasa saling percaya tersebut
Dengan alasan alasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sudah selayaknya sebuah
bisnis juga mengenal etika. Bisnis jangka panjang akan berhasil jika pelaku mematuhi
etika etika dalam berbisnis. Hal itu dikarenakan masyarakatlah yang akan menilai siapa
pelaku bisnis yang benar dan layak diberi dukungan.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sebelumnya telah di bahas, maka rumusan
masalah pada makalah ini ialah, Apakah yang dimaksud dengan etika profesi dan seperti
apakah kode etik profesi seorang E-commerce.

I.3 Maksud dan Tujuan


Mengacu pada rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan pada makalah
ini ialah ingin mengetahui apakah yang dimaksud dengan etika profesi dan seperti
apakah kode etik profesi seorang IT dibidang Bisnis atau E-Commerce.
Adapun tujuan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui konsep etika bisnis.
5

2. Untuk mengetahui konsep bisnis di dunia IT.


3. Untuk mengetahui (e-commerce).
Adapun maksud dari makalah yang dibuat penulis:

Sebagai pemenuhan syarat pemenuhan tugas Etika Profesi yang merupakan


salah satu mata kuliah sistem informasi.

Mempelajari lebih jauh mengenai etika dalam berbisnis di dunia maya (ECommerce).

I.4 Metodologi Penulisan


Dalam penulisan ini tim penulis menggunakan beberapa metode pencarian data
yaitu mencari bahan-bahan di internet dan berdiskusi antar kelompok mengenai isu-isu
etika profesi dalam dunia teknologi informasi

I.5 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan laporan tugas ini adalah sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penulisan, rumusan masalah, maksud dan tujuan
penulisan, metodologi penulisan dan sistematika penulisan.
2. BAB II ANALISIS PERMASALAHAN
Bab ini menjelaskan teori-teori dasar mengenai penulisan makalah untuk
mengangkat topik masalah yang dibahas.
3. BAB II PEMBAHASAN DAN PENDAPAT
Bab ini menjelaskan bahasan dari masalah-masalah yang diangkat dan mencari
serta menemukan solusi.
4. BAB IV PENUTUP
6

Bab ini berisi uraian yang menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dari topik
makalah yang telah dibuat.

BAB II
ANALISA PERMASALAHAN
II.1 Pengertian Kode Etik Profesi
Profesi adalah suatu pekerjaan yang melaksanakan tugasnya memerlukan atau
menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang
tinggi. Keahlian yang diperoleh dari lembaga pendidikan khusus diperuntukkan untuk
itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggung jawabkan.
Etika profesi menurut keiser dalam (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7) adalah sikap
hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat
dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan
tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.
Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis
yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan
tidak baik bagi professional.

II.2 Pengertian Profesionalisme


Profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu
rangkaian kwalitas yang menandai atau melukiskan coraknya suatu profesi.
Profesionalisme mengandung pula pengertian menjalankan suatu profesi untuk
keuntungan atau sebagai sumber penghidupan. Disamping istilah profesionalisme, ada
istilah yaitu profesi. Profesi sering kita artikan dengan pekerjaan atau job kita
sehari-hari. Tetapi dalam kata profession yang berasal dari perbendaharaan Angglo
Saxon tidak hanya terkandung pengertian pekerjaan saja. Profesi mengharuskan tidak
hanya pengetahuan dan keahlian khusus melalui persiapan dan latihan, tetapi dalam arti
profession terpaku juga suatu panggilan.
Pengertian Profesionalisme :
Profesionalisme berasal dan kata profesional yang mempunyai makna yaitu
8

berhubungan

dengan

profesi

dan

memerlukan

kepandaian

khusus

untuk

menjalankannya, (KBBI, 1994). Sedangkan profesionalisme adalah tingkah laku,


keahlian atau kualitas dan seseorang yang professional (Longman,1987).

Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam


bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan
meningkatkan kualitas profesionalnya. Seorang guru yang memiliki profesionalisme
yang tinggi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmenya terhadap perwujudan
dan peningkatan kualitas professional melalui berbagai cara dan strategi. Ia akan selalu
mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman sehingga
keberadaannya senantiasa memberikan makna profesional.
Ciri-ciri profesionalisme:
1. Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam
menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang
bersangkutan dengan bidang tadi.
2. Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah
dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam
mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan.
3. Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi
perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya.
4. Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta
terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam
memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya.
Kode Etik Profesionalisme:
Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi
merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan
dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan
merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya normanorma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi
9

adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci
tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan
apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang professional.
Prinsip prinsip umum yang dirumuskan dalam suatu profesi akan berbeda satu
dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan perbedaan adat, kebiasaan, kebudayaan, dan
peranan tenaga ahli profesi yang didefinisikan dalam suatu negara tidak sama.

II.3 Pengertian Teknologi Informasi


Teknologi Informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja
dengan informasi dan melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan
informasi (Haag & Keen, 1996).

II.4 Pengertian Bisnis Online


Bisnis online adalah bisnis yang dilakukan via internet sebagai media pemasaran
dengan menggunakan website sebagai katalog. Saat ini bisnis online sedang menjamur
di Indonesia baik untuk barang-barang tertentu seperti tas, sepatu hingga jasa seperti
konsultan pajak. Bisnis ini dianggap sangat potensial karena kemudahan dalam
pemesanan dan harga yang cukup bersaing dengan bisnis biasa. Selain itu bisnis ini
tidak memerlukan toko melainkan dengan media jejaring sosial, blog, maupun media
lainnya yang dihubungkan dengan internet.

II.5

Perdagangan Elektronik (E-Commerce)


Teknologi informasi melahirkan internet. Perkembangan pernakaian internet

yang sangat pesat, salah satunya menghasilkan sebuah model perdagangan elektronik
yang disebut Electronic Commerce (e-commerce). E-commerce merupakan suatu
perkembangan baru yang pesat dalam dunia bisnis. Hal ini terutama disebabkan noleh
pesatnya pencapaian teknologi informasi, yaitu internet
Secara umum, dapat dikatakan bahwa e-commerce adalah sistem perdagangan

10

yang menggunakan mekanisme elektronik yang ada di jaringan internet. E-commerce


merupakan warna baru dalam dunia perdagangan, di mana kegiatan perdagangan
tersebut dilakukan secara elektronik dan online. Pembeli tidak harus datang ke toko dan
memilih barang secara langsung, tetapi cukup melakukan browsing di depan kornputer
untuk melihat daftar barang dagangan secara elektronik. Pembayaran bisa dilakukan
dengan kartu kredit atau transfer bank, dan kemudian pulang ke rumah menunggu
barang dating. Salah satu. definisi e-commerce yang sering digunakan adalah definisi
darl Electronic.

II.6

Pengertian Etika Bisnis di Dunia IT


Etika adalah pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan

bisnis. Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya
diperbolehkan atau tidak, dari perilaku manusia. Moralitas selalu berkaitan dengan apa
yang dilakukan manusia, dan kegiatan ekonomis merupakan suatu bidang perilaku
manusia yang penting.
Bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi
dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Teknologi
informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (computer) dengan jalur
komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video. Maka dapat
disimpulkan, etika bisnis dalam IT adalah suatu pemikiran kritis mendasar tentang
pandangan moral dalam usaha perdagangan yang dilakukan seseorang atau kelompok
organisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa
untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan menggunakan teknologi yang
menggabungkan komputasi dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang
membawa data, suara dan video.
Masalah etika bisnis atau etika usaha akhir akhir ini sernakin banyak
dibicarakan. Hal ini tidak terlepas dari semakin berkernbangnya dunia usaha di berbagai
bidang. Kegiatan bisnis yang makin merebak baik di dalarn maupun di luar negeri, telah
menimbulkan tantangan baru, yaitu adanya tuntutan praktik bisnis yang baik, yang etis,
yang juga menjadi tuntutan kehidupan bisnis di banyak negara di dunia. Transparansi
11

yang dituntut oleh ekonomi global menuntut pula praktik bisnis yang etis. Dalarn
ekonorni pasar global, kita hanya bisa survive jika mampu bersaing. Untuk bersaing
harus ada daya saing yang dihasilkan oleh produktivitas dan efisiensi. Untuk itu pula,
diperlukan etika dalarn berusaha atau yang dikenal dengan etika bisnis karena praktik
berusaha yang tidak etis dapat mengurangi produktivitas dan mengekang efisiensi
dalarn berbisnis.
Etika bisnis membantu para pelaku bisnis untuk melakukan pendekatan
permasalahan moral dalam bisnis secara tepat dan sebaliknya mendekati permasalahan
yang terjadi pada bisnis dengan pendekatan moral yang mungkin sering diabaikan. Etika
bisnis akan membuat pengertian bahwa bisnis tidak sekedar bisnis, melainkan suatu
kegiatan yang menyangkut hubungan antarmanusia sehingga harus dilakukan secara
manusiawi pula.
Etika bisnis akan memberikan pelajaran kepada para pelaku bisnis bahwa bisnis
yang berhasil, tidak hanya bisnis yang menuai keuntungan secara material saja
melainkan bisnis yang bergerak dalam koridor etis yang membawa serta tanggung
jawab dan memelihara hubungan baik antarmanusia yang terlibat di dalamnya.

II.7

Pengertian Kejahatan Komputer


Definisinya adalah kejahatan komputer dan kejahatan yang berkaitan dengan

komputer. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Thomas Porter dalam bukunya
EDP Control and Auditing yakni computer abuse (penyalahgunaan komputer),
computer crime (kejahatan komputer) dan computer relater crime (kejahatan yang
berhubungan dengan komputer).

II.8

Kategori Bisnis di Bidang IT


Bisnis di bidang teknologi informasi memiliki tujuan dan format yang sama

dengan bisnis bisnis di bidang lainnya. Perbedaannya hanyalah obyek bisnisnya, yaitu
teknologi informasi. Sesuai dengan kegiatan dalam dunia teknologi informasi maka
bisnis di bidang ini dapat dibagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut:
1. Bisnis di Bidang Industri Perangkat Keras
12

Bisnis di bidang ini merupakan bisnis yang bergerak di bidang rekayasa


perangkat perangkat keras pembentuk komputer.
2. Bisnis di Bidang Rekayasa Perangkat Lunak
Bisnis ini bergerak di bidang rekayasa perangkat lunak atau perangkat
lunak komputer. Dalam lingkup yang kecil, bisnis ini bisa saja dilakukan oleh
individu atau sescorang yang menguasai teknik teknik rekayasa perangkat lunak.
Sedangkan dalam lingkup yang lebih besar, bisnis rekayasa perangkat lunak ini
adalah seperti yang dilakukan oleh perusahaan perangkat lunak raksasa yang
melahirkan perangkat perangkat lunak utama dalam operasional kornputer
3. Bisnis di Bidang Distribusi dan Penjualan Barang
Setelah bisnis di bidang industri menghasilkan suatu produk, dalam hal
ini adalah produk komputer, maka bagian bisnis ini bertugas menjual dan
mendistribusikan produk produk industri tersebut. Bisnis teknologi informasi di
bidang penjualan dilakukan oleh vendor vendor komputer dan atau individuindividu yang melakukan tugas sebagai salesman produk tersebut.
4. Bisnis di Bidang Pendidikan Teknologi Informasi
Bisnis di bidang pendidikan dilakukan mulai dari lembaga-lembaga
kursus kornputer sampai pada perguruan tinggi di bidang kornputer.
5. Bisnis di Bidang Pemeliharaan Teknologi Informasi
Banyak pelaku bisnis yang bergerak di bidang pemeliharaan produk
produk TI. Pemeliharaan tersebut bisa saja dilakukan oleh pengembang melalui
divisi technical support nya atau ada juga yang dilakukan olch lembaga-lembaga
bisnis yang memang memiliki spesialisasi di bidang maintenance dan teknisi.

II.9

Tantangan Umum Bisnis di Bidang TI


Seperti juga bisnis bisnis yang lain, bisnis di bidang teknologi informasi juga

bertujuan mendapatkan keuntungan yang sebesar besamya dari kegiatan yang


dilakukan. Sejalan dengan perkembangan dan perubahan teknologi yang begitu cepat
maka tentunya tujuan sebuah perusahaan bisnis (teknologi informasi) tidak hanya
13

memusatkan perhatian pada pencarian keuntungan yang sebesar-besarnya. Perusahaan


tidak sekedar mempunyai tanggung jawab ekonomi, tetapi juga memiliki tanggung
jawab sosialBerikut di bawah ini adalah beberapa hal yang merupakan tantangan
pelaksanaan etika bisnis dalam dunia bisnis teknologi informasi seiring dengan
perubahan dan perkembangan yang sering kali terjadi secara revolusioner.
a. Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat
Mengingat perubahan yang begitu cepat dalam bidang teknologi
informasi, sering kali perubahan yang terjadi memberikan tekanan bagi
masyarakat atau perusahaan untuk mengikuti perubahan tersebut. Perusahaan
yang mencoba menolak perubahan teknologi tersebut biasanya mengalami
ancarnan yang cukup besar sehingga memperkuat alasan untuk melakukan
perubahan. Keuntungan ekonornis dari perubahan tersebut seing kali menjadi
alasan pernbenaran mereka dalarn melakukan perubahan.
Dampak inovasi dari perubahan tersebut kerap menimbulkan banyak
masalah menyangkut tenaga keria dan sumber daya manusia, dibandingkan
dengan manfaat pernbangunannya. Banyak tenaga kerja yang menganggap
bahwa suatu perubahan dan inovasi akan mengecilkan kernarnpuan mereka
dalarn melakukan suatu pekerjaan. Hal ini tentu saja akan mengubah kondisi
pekerjaan dan mengurangi tingkat kepuasan kerja seseorang
Untuk mengatasi masalah tersebut, perusahaan mempunyai tanggung
jawab yang lebih besar untuk menyediakan lapangan kerja dan menciptakan
tenaga kerja yang mampu bekerja dalarn masa perakhan. Termasuk di dalarnnya
adalah mendukung, melatih, dan mengadakan sumber daya untuk menjamin
orang orang yang belurn bekerja memiliki keahlian dan dapat bersaing untuk
menghadapi dan mempercepat perubahan
b. Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi.
Persaingan yang ketat di era globalisasi menimbulkan banyak alasan bagi
pelaku bisnis di bidang teknologi informasi untuk melakukan konsentrasi
industri, misalnya dengan meningkatkan kemarnpuan saing, memudahkan
pemodalan.

14

Merupakan sebuah tantangan bagi setiap pelaku bisnis untuk


mengembangkan suasana persaingan yang sehat. Ia menghasilkan dunia usaha
yang dinamis dan terus berusaha menghasilkan yang terbaik. Namun, persaingan
haruslah adil dengan aturan aturan yang jelas dan berlaku bagi semua orang.
Memenangkan persaingan bukan berarti mematikan pesaing. Dengan demikian,
persaingan harus diatur agar selalu ada, dan dilakukan di antara kekuatan
kekuatan yang seimbang.
c. Tantangan pergaulan internasional
Sering terjadi bahwa perusahaan internasional mengambil tindakan yang
tak dapat diterima secara lokal di suatu negara. Banyak pertanyaan mendasar
bagi perusahaan multinasional, seperti kemungkinan masuknya nilai moral
budayanya ke budaya masyarakat lain, atau kemungkinan terjadi eksploitasi
yang dilakukan perusahaan terhadap lubang lubang perundang undangan dalam
sebuah negara demi kepentingan mereka.
d. Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat, memberikan
tantangan penegakan nilai nilai etika dan moral setiap individu guna
mengendalikan kemajuan dan penerapan teknologi tersebut bagi kemanusian.
Sebenarnya, inti etika bisnis yang pantas dikembangkan oleh setiap
individu adalah pengendalian. Dalarn hal ini, semua perlu menyadari bahwa
keuntungan adalah motivasi bisnis. Yang ingin diatur oleh etika bisnis adalah
bagaimana memperoleh keuntungan itu. Keuntungan yang dicapai dengan cara
curang, tidak adil, dan bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan martabat
kemanusiaaan, tidaklah etis.
e. Tantangan pengembangan sumber daya manusia
Sebuah institusi bisnis, tidak hanya memiliki uang untuk kepentingan
bisnis, tetapi juga sumber daya manusia yang berguna bagi pengembangan
bisnis tersebut. Bisnis memiliki manajer yang berkompeten, tenaga keuangan
yang profesional, tenaga ahli yang terampil, dan semua saling mendukung demi
keberhasilan sebuah bisnis.

15

Kesimpulannya, bisnis memang berorientasi kepada keuntungan secara ekonomi.


Namun, tanggung jawab dan kewajiban kewajiban sosial memiliki nilai yang tinggi pula
untuk keberhasilan sebuah bisnis.

16

BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Kasus-Kasus Pelanggaran Bisnis di Bidang IT
1. Kasus Anak Angkat Rano Karno, Raka Widyatma Memakai Ekstasi yang
Pemesanannya di Lakukan Melalui Jaringan Internet.
Terdakwa kasus kepemilikan 5 butir ekstasi, Raka Widiyatama, yang
juga putra angkat Wakil Gubernur Banten Rano Karno akan disidang pada
Selasa (3/7). Perkara Raka sendiri sudah tercatat dalam daftar sidang PN
Tangerang dengan nomor perkara 1215/Pid.Sus/2012/PN Tangerang. kasus Raka
ini akan disidangkan bersama dengan kasus teman wanitanya Karina yang juga
kedapatan menerima kiriman ekstasi jenis Happy Five yang dipesan secara
online dari Malaysia. "Kasusnya sama, namun nomor registrasinya berbeda.
Kamungkinan, persidangannya bersamaan," katanya.
Nantinya, kasus ini akan ditangani langsung oleh tiga hakim, masingmasing Dahel K Sandan sebagai hakim ketua, Sterry M Rantung, dan Pudji Tri
Rahadi, sebagai hakim anggota. "Ketiganya sudah ditetapkan oleh Ketua PN
Tangerang sebagai dewan hakim yang akan menyidangkan kasus ini,"
tandasnya.
Raka bersama teman wanitanya Karina ditangkap jajaran Polres Metro
Bandara Soekarno Hatta, lantaran kedapatan memesan 5 buah ekstasi secara
online ke Malaysia. Akibatnya, Raka dan Karina dijerat pasal berlapis, UU
Nomor 35/2009 tentang Narkotika, yakni, pasal 111, 113, 114, dan pasal 127 UU
No 35/2009 tentang Narkotika.
Pada Kamis (30/8) Raka Widyatma, bersama sekretarisnya Karina
Anditia divonis 1 tahun rehabilitasi oleh majelis hakim di Pengadilan Negeri
Tangerang.
Sumber : Merdeka.com
2. Kasus Penipuan Online shop Jakarta Barat oleh www.yoogho.com/onlineshop
17

Laporan Masyarakat
On: Mar 4, 2013 @ 6:17 AM
IP: 180.243.237.164
Judul:

Pengaduan

Penipuan

Online

shop

Jakarta

sama

dg

Pemilik

Barat

oleh

www.yoogho.com/onlineshop
Nama

Penipu

(Harus

Rekening):

www.yoogho.com/onlineshop, rekening a/n Andi Daniati


Bank & No. Rek Penipu: BCA 3652706158
No. HP Penipu: 08972967161
Website: www.yoogho.com/onlineshop
Kronologis Penipuan: Selamat Siang
saya mau mengadukan kasus penipuan yang baru saya alami. saya sudah
melakukan transaksi belanja online pada web http://yoogho.com/onlineshop
yang berlokasi di jakarta barat dengan email:hartini.hartini@rocketmail.com.
transaksi saya sebesar rp. 250.000, saya melakukan komunikasi dengan penjual
melalui via sms dg no hp 08972967161.
saya sudah saya transfer penuh ke no rek BCA 3652706158 a/n Andi
Daniati pada tgl 22/02/2013.
penjual mengaku sudah melakukan pengiriman tgl 25 februari dg resi JNE
CGKG301026773342. tapi saya cek diweb jne tidak terdaftar.
sampai jumat 01 Maret 2013 saya masih melakukan komunikasi via sms dengan
penjual tapi memang seperti biasa penjual agak lama merespon sms saya.
kemarin penjual itu masih meminta saya menunggu.
Tapi sabtu sore 02 Maret 2013 penjual tersebut mengirim sms kembali
kepada saya mengatakan bahwa saya DI TIPU. saya sudah melaporkan penipuan
ini kepada pengelola web yoogho.com, akun penjual tersebut sudah ditutup.
Isi SMS tersebut seperti ini:
Silahkan lapor ke rek bank tempat anda transfer. Sekarang penipuan
18

udah banyak trik-triknya. Gue ga takut kalian laporin. Asal tau aja nomor
rekening kemarin itu real online shop. Lo transfer ke dia tapi barang dikirim ke
tempat

gue.

Gue

ngambil

barang

aja

bukan

duit.

real

shopnya

www.yoogho.com/DS213 silahkan kunjungi web dan testimoninya. gue cuma


tipu-tipuan doang. Lo mau lacak langsung alamat gue ke shop tempat gue
ngambil barang di atas itu udah ga mungkin terdeteksi juga, soalnya gue kasih
alamat jne aja, bukan alamat rumah gue. Belum pernah ada kan tukang tipu
ngaku..haha. begitulah isi sms nya.
mohon bantuan baik saran terutama tindak lanjut untuk kasus penipuan
yang saya alami ini, bisa kah di proses agar pelaku tertangkap dan uang saya
bisa dikembalikan?
TERIMA KASIH BANYAK, mohon sekali bantuan nya
Sumber

http://penipuan.info/pengaduan-masyarakat/pengaduan-penipuan-

online-shop-jakarta-barat-oleh-www-yoogho-comonlineshop/
3. Polisi Bekuk Penjual 6 Perempuan Lewat Facebook
TEMPO.CO, Jakarta - Marlina Yuanita, 19 tahun, mucikari, ditangkap
aparat Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya
karena tertangkap tangan menjual enam perempuan di bawah umur melalui
Facebook. Marlina ditangkap di Hotel Fiducia, Pancoran, Jakarta Selatan, pada
Rabu 22 Februari 2012 sekitar pukul 15.00.
Juru Bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto
mengatakan, Marlina sudah dua tahun menjadi mucikari dan menjual perempuan
lewat facebook. Dia menjual perempuan dengan tarif Rp 600 ribu-Rp 1,5 juta,
kata Rikwanto, Kamis 23 Februari 2012.
Sebelum pelaku ditangkap, polisi sudah mengatur pertemuan tersebut.
Anggota reserse kepolisian menyaru menjadi lelaki hidung belang yang ingin
menyewa enam gadis sekaligus dari pelaku.
Penyidik Kriminal Khusus Direktorat Reserse Kriminal Khusus
Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Muchammad Koderi berkali-kali
menghubungi dan bertemu dengan Marlina untuk mengatur sewa menyewa
19

perempuan untuk ditiduri. Pada Senin 6 Februari 2012 Marlina mengirim fotofoto perempuan sewaan ke Koderi melalui Facebook.
Dua pekan kemudian Koderi bertemu dengan Marlina di ITC Cibinong,
Depok. Ia kemudian memperkenalkan Koderi dengan enam perempuan yang
fotonya ia kirim sebelumnya. Di sana mereka menegosiasikan harga sewa.
Harga sewa disepakati Rp 800 ribu per orang. Rinciannya Rp 200 ribu untuk
Marlina dan Rp 600 ribu untuk masing-masing perempuan. Perempuan yang
disewakan itu masih sekolah. Usianya sekitar 16-18 tahun, kata Koderi.
Di Hotel Fiducia kemudian mereka bertemu kembali. Dikira serius
bertransaksi, Marlina bersama enam perempuan itu ternyata dijebak oleh polisi.
Mereka kemudian dibekuk dan digiring ke Polda Metro Jaya.
Polisi menyita dari mereka delapan buah telepon seluler, 36 lembar uang
pecahan Rp 50 ribu, dua pasang pakaian dalam perempuan, dan dua buah
kondom.
Enam perempuan yang disewakan dipulangkan. Hanya Marlina yang
dijadikan tersangka dan ditahan. Saat dihadapkan ke kamera media, ibu beranak
satu itu menutup wajahnya dengan jaket yang dikenakan. Ia menangis
sesunggukan.
Koderi mengatakan perempuan bertubuh kurus kecil tersebut rajin
merekrut perempuan untuk disewakan. Apa yang diminta pelanggan dia akan
cari, katanya.
Cara merekrutnya mula-mula Marlina mengajak mereka ke mal dan
mengobrol lama. Di sana ia kemudian menawari perempuan-perempuan ikut
bisnis menjual diri. Dia mencari perempuan hingga ke daerah-daerah, kata
Koderi.
Perempuan tersebut kemudian ditawarkan ke lelaki hidung belang
melalui akun Facebook atas nama Marlina Yuanita Shungkar. Koderi
mengatakan Marlina melakukan kejahatan karena terhimpit masalah ekonomi.
Kini perempuan yang masih bersuami itu meringkuk di tahanan. Ia dijerat
dengan pasal berlapis, yakni Pasal 297 juncto 506 Kitab Undang-undang Hukum
20

Pidana (KUHP) tentang perdagangan wanita dan menjadi mucikari, dan Pasal 88
Undang-Undang Perlindungan Anak yang mengatur tentang eksploitasi seksual.
Ancaman penjara paling lama 10 tahun.
Sumber : tempo.com
4. Kasus Penipuan Selly
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Sidang perdana kasus penipuan
terdakwa Selly Yustiawati digelar hari ini Kamis pagi di Pengadilan Negeri
Bogor, Jawa Barat. "Berkas Selly sudah kita limpahkan ke Pengadilan Negeri
Bogor, sidang digelar hari ini, pukul 10.00 WIB," kata Kepala Kejaksaan Negeri
Bogor, Ahmad Ghazali Hadari, di Bogor, Kamis (19/5).
Modus yang digunakan Selly yakni menjual ponsel atau mengajak bisnis
investasi pulsa melalui situs jejaring sosial Facebook. Begitu para korban
mentransfer uangnya ke rekening Selly, ia tak menanggapi sang korban.
Kajari menyebutkan, sidang perdana ini digelar di Pengadilan Negeri
Bogor Jalan Pengadilan, Kota Bogor mengagendakan pembacaan dakwaan oleh
Jaksa Penuntut Umum.
Dalam rancangan dakwaan Jaksa, Selly didakwa dengan pasal 378 junto
pasal 6 dan 372 KUHP yakni tentang penipuan dan penggelapan. "Terdakwa kita
jerat dengan dua pasal yakni 378 dan 372 KUHP," kata Kejari.
Kejari mengatakan, dipersidangan nanti, tim JPU yang terdiri dari tiga
orang jaksa perempuan siap mengawal jalannya persidangan Selly Yustiawati.
Menurut Kejari, pihaknya sengaja mempersiapkan tim JPU yang terdiri dari
jaksa perempuan.
Tim dipimpin langsung Kepala Seksi Pidana Umum M Irsan Arif.
"Karena proses penyelidikannya pada bulan April bertepatan dengan hari
Kartini. Kita sengaja siapkan JPU perempuan kebetulan terdakwanya juga
perempuan, agar lebih mendalami kasusnya," kata Kejari.
Sementara itu, pihak kuasa hukum Selly Yustiawati menyatakan siap
akan mendapingi kliennya dalam persidangan nanti. "Kita sudah mempersiapkan
segalanya, baik itu eksepsi dan pembelaan terhadap klien kami nantinya," kata
21

Ramdan Alamsyah.
Ramdan menyebutkan, sebanyak 22 orang kuasa hukum siap membela
Selly dalam kasus penipuan itu. Selly dilaporkan telah melakukan penipuan di
sejumlah wilayah. Untuk di Kota Bogor, korban Selly yang melapor hanya satu
orang dengan total kerugian Rp10 juta.
TRIBUNKALTENG.COM, BOGOR - Masih ingat dengan Selly
Yustiawati (26), cewek cantik terdakwa kasus dugaan penipuan yang divonis
majelis hakim di Pengadilan Negeri Bogor dengan hukuman penjara 11 bulan
pekan lalu. Setelah membahas bersama penasihat hukum dan keluarga, Selly
memutuskan untuk menerima vonis itu.
"Setelah bermusyawarah dengan keluarga dan demi kebaikan Selly serta
yang lainnya, kami tim kuasa hukum dapat menerima putusan hakim dan tidak
akan melakukan upaya hukum atas putusan itu," tutur Ramdan Alamsyah,
penasihat hukum Selly, Senin (1/8/2011).
Sebelumnya, pada akhir vonis yang dibacakan hakim Aroziduhu
Waruwu, pada 26 Juli, kuasa hukum mengaku pikir-pikir. Sesuai ketentuan,
mereka memiliki waktu tujuh hari untuk mengajukan banding sebelum putusan
berkekuatan hukum tetap.
Selly dalam persidangan itu dinyatakan terbukti melanggar Pasal 378
KUHP, yakni soal penipuan. Kasus ini didasarkan pada laporan Vica, warga
Kota Bogor yang tertipu Rp 10 juta oleh Selly yang menawarkan bisnis pulsa.
Kepada korban, Selly mengaku wartawan Kompas yang sedang menginvestigasi
kasus korupsi di Kota Bogor.
Di dunia maya, nama Selly kerap disebut-sebut sebagai penipu cantik
dengan korban dari Jakarta, Bogor, Bandung, dan Depok. Namun, tidak banyak
korban yang melaporkan Selly secara resmi.
Sumber : Republika.co.id dan Tribunkalteng.com

22

III.2 Aspek Hukum


Dari berbagai kejahatan online tersebut di atas, beberapa pihak yang membuat
maupun yang mengakses situs-situs bisnis online tersebut harus menanggung resikonya
baik itu personal maupun dari hukum yang sudah ditentukan. Berikut Beberapa hukum
UU ITE yang menyangkut tentang kejahatan bisnis online tersebut.
1. Penjualan Narkoba
Pemuatan ancaman hukuman yang telah ditetapkan berdasarkan
perundangan negara Republik Indonesia, sekaligus bagi setiap pihak yang
bertekat memerangi narkoba ataupun pihak yang mendapat ancaman serangan
narkoba benar-benar mengetahui apa saja ancaman hukuman yang diberlakukan
di negara ini bagi pengguna maupun pengedar narkoba. Ketentuan pidana atau
ancaman hukuman terhadap penyalahgunaan dan pengedar gelap narkotika,
berikut ini kutipan undang-undang no. 22 tahun 1997 tentang Narkotika Pasal 82
ayat 1 (a) yang berbunyi : Mengimpor, mengekspor, menawarkan untuk dijual,
menyalurkan, menjual, membeli, menyerahkan, menerima, menjadi perantara
dalam jual beli. atau menukar narkotika golongan I, dipidana dengan pidana
mati atau pidana seumur hidup, atau pidana penjara paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan denda paling banyak Rp. 1,000.000.000,- (satu milyar rupiah)..
2. Penipuan Bisnis Online
Pasal 378 KUHP merumuskan sebagai berikut: "Barang siapa dengan
maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan
hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat
ataupun dengan rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk
menyerahkan sesuatu benda kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun
menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling
lama 4 tahun."
Pasal 18 UU ITE
(1) Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak Elektronik
mengikat para pihak.
(2) Para pihak memiliki kewenangan untuk memilih hukum yang berlaku bagi
23

Transaksi Elektronik internasional yang dibuatnya.


(3) Jika para pihak tidak melakukan pilihan hukum dalam Transaksi Elektronik
internasional, hukum yang berlaku didasarkan pada asas Hukum Perdata
Internasional.
(4) Para pihak memiliki kewenangan untuk menetapkan forum pengadilan,
arbitrase, atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif lainnya yang berwenang
menangani sengketa yang mungkin timbul dari Transaksi Elektronik
internasional yang dibuatnya.
(5) Jika para pihak tidak melakukan pilihan forum sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), penetapan kewenangan pengadilan, arbitrase, atau lembaga
penyelesaian sengketa alternatif lainnya yang berwenang menangani sengketa
yang mungkin timbul dari transaksi tersebut, didasarkan pada asas Hukum
Perdata Internasional.
3. Human Traff / Perdagangan manusia
Perdagangan orang, khususnya perempuan dan anak, merupakan
tindakan yang bertentangan dengan harkat dan martabat manusia dan melanggar
hak asasi manusia, sehingga harus diberantas.
Berdasarkan data lapangan bahwa perdagangan orang telah meluas
dalam bentukjaringan kejahatan yang terorganisasi dan tidak terorganisasi, baik
bersifat antarnegara maupun dalam negeri, sehingga menjadi ancaman terhadap
masyarakat, bangsa, dan negara, serta terhadap norma-norma kehidupan yang
dilandasi penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Keinginan

untuk

mencegah

dan

menanggulangi

tindak

pidana

perdagangan orang didasarkan pada nilainilai luhur, komitmen nasional, dan


internasional untuk melakukan upaya pencegahan sejak dini, penindakan
terhadap pelaku, perlindungan korban, dan peningkatan kerja sama.
Untuk mendukung pemberantasan tindak pidana perdagangan orang,
Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
menetapkan Undang-Undang Nomor 21 bab 2 pasal 2 ayat 1 Tahun 2007 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang yang berbunyi : Setiap
24

orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman,


pemindahan,
penggunaan

atau

penerimaan

kekerasan,

seseorang

penculikan,

dengan

penyekapan,

ancaman

kekerasan,

pemalsuan,

penipuan,

penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi


bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang
memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut
di wilayah negara Republik Indonesia, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp. 120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling
banyak Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
4. Penyebarluasan Pornografi
Untuk mencegah dan memberantas penyebaran pornografi lewat
komputer dan internet, Indonesia telah memiliki peraturan perundang-undangan
yang memuat larangan penyebaran pornografi dalam bentuk informasi
elektronik yakni UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (UU ITE). Pada pasal 27 ayat 1 berbunyi Setiap orang dengan
sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau
membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. Sanksi pidana akan
dikenakan bagi setiap orang yang melakukan perbuatan seperti dinyatakan
dalam pasal 27 ayat 1 yakni pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

III.3 Solusi dari Kasus


A. Solusi Kasus Pengedaran Narkoda melalui Jejaring social
Solusi dari kasus pengedaran narkoba yang berwenanng dalamhal ini
adalah pihak kepolisian, dalam artian polisi harus lebih ketat lagi dalam
mengamankan warga-warga yang terlibat dalam kasus narkoba, dan juga
memperluas jaringan pengamanannya terhadap narkoba.
Selain itu segenap masyarakat pun harus sadar betul akan bahaya
narkoba, dan dapat turut serta membantu pihak kepolisian dalam mengamankan

25

berbagai macam jenis bentuk pengedaran narkoba, sehingga hal tersebut dapat
setidaknya meminimalisir penyalahgunaan dan pengedaran narkoba di
masyarakat. Terlebih lagi kini kecangihan teknologi yang kian melesat.
Sekarang ini sering sekali kita lihat berita-berita mengenai transaksi jual
beli narkoba via jejaring social. ada hal yang diperlukan perlacakan setiap saat
terhadap gerak gerik sih pengedar didunia maya.
Kerjasama antara pihak berwajib dan staf ahli bidang IT harus lebih kuat
lagi dalam memberantas narkoba.
Dan juga perlu sekali pengawas orang tua terhadap anaknya yang saat ini
sering menghabiskan waktunya pada dunia maya. Mendekat lagi kepada Allah
swt.
B. Solusi kejahatan IT pada Online Shop
1. Bookmark Situs Belanja Resmi
Simpan atau tandai alamat toko online resmi untuk mencegah penyesatan
yang dilakukan oleh peretas melalui mesin pencarian online. Bila Anda
belum pernah melakukan belanja secara online, maka pilih toko resmi dan
kunjungi alamat situsnya yang dipublikasikan melalui promosinya.
2. Jangan Percaya Penawaran via Email
Bila Anda mendapatkan penawaran dari toko online melalui surat
elektronik atau email sebaiknya abaikan saja. Adanya penyingkat tautan
(URL Shortened) bisa saja membuat kita menjadi tidak mengetahui alamat
tujuan dari tautan yang dilampirkan. Trend Micro menyarankan peninjauan
terhadap tata bahasa dan kata-kata asing pada penawaran di email.
3. Verifikasi Penawaran yang Tidak Meyakinkan
Sebaiknya tinjau kembali sumber penawaran yang dikirimkan kepada
Anda. Identifikasi sederhana bisa dilakukan dengan memperhatikan datang
dan ditujukan kepada siapa saja, baik di email ataupun di media jejaring
sosial. Seringkali penawaran yang diberikan pada toko online palsu kurang
masuk akal, diskon yang terlalu besar ataupun harga yang terlalu murah.
4. Perhatikan Layanan Pembayaran Online
Dengan menyimpan catatan transaksi untuk melacak transaksi yang
pernah dilakukan agar lebih mudah melakukan laporan pada bank ataupun
lembaga keuangan lainnya jika ada penyelewengan. Pengguna kartu kredit
ataupun kartu debit berhak dan wajib melaporkan kepada bank jika
mengetahui kejanggalan pada transaksi mereka. Sebaiknya gunakanlah kartu
kredit dengan batasan paling minimal atau gunakan kartu debit.
5. Gunakan Aplikasi Keamanan Terpercaya
26

Piranti lunak anti-virus dapat mengurangi atau membatasi serangan yang


dilakukan di dunia maya. Bila Anda ragu apakah suatu situs aman atau tidak,
silakan membuka global.sitesafety.trendmicro.com.
6. Gunakan Rekening Bersama
Kehadiran rekening bersama yang berfungsi sebagai 'terminal uang' bisa
membantu anda untuk melakukan verifikasi pada barang yang dipesan. Hal
ini bisa menghindari pengiriman uang pada pihak yang tak bertanggung
jawab. Tapi, pilihlah akun rekening bersama yang sudah memiliki reputasi
yang sangat baik.
C. Solusi Kejahatan Human Traff/ Penjualan Manusia
1. Memberi pengetahuan
Untuk dapat mencegah masalah ini, perlu diadakan penyuluhan dan
sosialisasi masalah kepada masyarakat. Dengan sosialisasi secara terusmenerus, masyarakat akan mengetahui bahayanya masalah ini, dan
bagaimana solusinya.
Pendidikan tentu saja tidak hanya diberikan kepada masyarakat
menengah atas. Yang paling penting adalah masyarakat kelas bawah.
Mengapa? Karena perdagangan manusia banyak terjadi pada masyarakat
dengan kelas pendidikan yang cukup rendah. Pendidikan harus diberikan
dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti oleh semua lapisan masyarakat.
2. Memberitahu orang lain
Ketika kita telah mengetahui masalah ini dan bagaimana solusinya, tetapi
tidak memberitahu orang lain, permasalahan ini tidak akan selesai. Sebagai
orang yang telah mengetahuinya, maka menjadi kewajiban Anda untuk
menyampaikan apa yang terjadi pada orang lain, khususnya yang Anda
anggap berpotensi mengalami perdagangan manusia. Sebab, orang yang
tidak mengetahui adanya permasalahan ini tidak menyadari bahwa hal ini
mungkin telah terjadi pada orang-orang di sekitar kita.
3. Berperan aktif untuk mencegah
Setelah mengetahui dan mencoba memberitahu orang lain, Anda juga
dapat berperan aktif untuk menanggulangi permasalahan ini. Berperan aktif
tersebut dapat dilakukan dengan cara melaporkan kasus yang Anda ketahui
kepada yang berwajib. Anda juga bisa mengarahkan anak, keponakan, atau
anak muda lain yang gemar beraktivitas di situs jejaring sosial untuk lebih
berhati-hati dalam berteman, misalnya. Yang Anda lakukan mungkin hanya
sesuatu yang kecil, tetapi bila semua orang tergerak untuk turut
27

melakukannya, bukan tak mungkin masalah yang berkepanjangan ini akan


teratasi.
D. Solusi Mengurangi Kejahatan Pornografi di Dunia Maya
1. Masyarakat sebagai pengguna harus pandai-pandai dalam mengakses
internet, jangan sampai situs-situs porno yang banyak bertebaran di
internet dapat merusak moral anak dan keluarga.
2. Karena adanya kesulitan dari aparat keamanan untuk melacak jejak
keberadaan pemilik situs atau website yang menawarkan gambar atau
tulisan porno, Pemerintah perlu menambah tenaga ahli dan pakar
telematika dalam rangka mengikuti modus cyberporn yang terus menerus
berubah seiring dengan perkembangan teknologi informasi.
3. Perlu digalakkan lagi program edukasi tentang bahaya dan dampak
pornografi dalam penyuluhan di sekolah-sekolah dan kegiatan seminar.

III.4 Pendapat Penulis mengenai Kejahatan Bisnis Bidang IT


A. Kasus Pengedaran Narkoda melalui Jejaring social
Pendapat saya mengenai kasus pengedaran narkoba melalui media sosial ialah,
pihak pemerintah harus memperketat dan memperkuat lagi jalur masuknya
barang tersebut baik dari jalur darat, udara, maupun laut, sehingga barang tidak
akan sampai pada tangan pelanggan bila barang tersebut pula sudah sangat
dilarang oleh pemerintah dan dapat menyesatkan berbagai pihak.
Diperlukan juga pengetahuan yang cukup mengenai sebab akibat
penyalahgunaan narkoba baik di kalangan anak-anak, remaja, maupun dewasa
seperti seminar, ataupin percakapan interraktif.
Selain itu diperlukan kerjasama antar kedua belah pihak, dan menurut
saya pula hukuman mengenai kejahatan pengedaran narkoba sudah tepat dan
sesuai dengan masa hukuman bila melihat kondisi negara saat ini, yang pada
hakekatnya korban dari pemakaian narkoba akan di rehabilitasi dan tersangka
pembuat atau yang mengedarkannya dihukum seberat-beratnya.
B. Kasus Penipuan kejahatan IT pada Online Shop
Mengenai penipuan kejahatan IT pada bisnis online menurut saya
hukumanan yang diterima oleh pelaku belumlah sepadan apabila penipuan yang
dilakukan membawa dampak yang sangat besar baik bagi korban individu
maupun instanti, oleh karena itu pihak kepolisian pun juga harus turut serta
28

mengadili para penipu kejahatan media sosial, misalnya dibentuknya badan


intelijen yang mengkhususkan pada keamanan dunia maya, jadi apabila ada
laporan mengenai penipuan di media sosial, pihak kepolisian dapat segera
menanganinya secara realtime. Kalau tidak salah pihak kepolisian Indonesia
sudah sedikit menerapkannya juga.
C. Kasus Human Traff/ Penjualan Manusia
Pendapat saya mengenai kasus Human Traff/Penjualan Manusia
hukumannya belum memuaskan atau belum setimpal bagi tersangka, jika
dibandingkan dengan kasus pengedaran narkoba, kasus ini sudah seharusnya
hukumannya lebih berat lagi karena selain melanggar hukum yang berlaku,
sangat-sangat melanggar pula Hak Asasi Manusia (HAM). Jadi ini menjadi
pekerjaan tambahan untuk pihak berwenang agar dapat mengurangi perdagangan
manusia.
D. Kasus Pornografi
Menurut saya hukuman bagi kasus pornografi belum cukup memuaskan, sebab
pornografi dapat merusak generasi selanjutnya negara Indonesia, bila hanya
dihukum seperti yang disebutkan aspek hukum diatas, pelaku akan senantiasa
menjerumuskan terus-menerus generasi-generasi penerus bangsa, apalagi bila
kita melihat dunia maya saat ini, banyak sekali situs-situs yang berbau
pornografi, dengan kata lain keamanan akan hal ini belum sangat efektif
walaupun sudah banyak juga situs yang terblokir.
Hal ini pun harus juga ada kerjasama antara pihak yang berwenang
dengan masyarakat sekitar, juga perlu adanya pengenalan lebih mendalam
tentang dampak dari pornografi bagi generasi-generasi penerus bangsa.

29

BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Jadi, Kejahatan IT bidang bisnis belum dapat di tanggunglangi secara penuh
masih kurang memadai. Dan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan

bahwa semakin maju peradaban dunia semakin besar juga tingkat kejahatan yang
muncul. Seiring berkembangnya kehidupan dunia maya semakin berkembang pula
tingkat kejahatan dunia maya (defacing). Penyerangan dengan cara defacing merupakan
suatu tindak kejahatan yang dilakukan untuk merusak suatu tampilan dan konfigurasi
fisik dari web. Untuk menanggulanginya dapat menggunakan beberapa cara diantaranya
yaitu penggunaan firewall, penggunaan SSL (Secure Socket Layer), menutup service
yang tidak digunakan, back up secara rutin, pemantau integritas sistem, adanya
cyberlaw dan adanya dukungan lembaga khusus.

IV.2 Saran
Dengan berkembangnya kecanggihan teknologi saat ini, semua aspek
kepraktisan dan ekonomis waktu mulai diterapkan di berbagai bidang. Namun
berkembang juga ide-ide jahil dari para penggunanya. Sehingga pengguna diharapkan
untuk berhati-hati dalam penggunaannya.

30

DAFTAR PUSTAKA

Sumber:
http://tugasetikakelompok8.blogspot.com/2013/05/data-forgery-pelanggaranetika-di.html
http://notapintar.blogspot.com/2013/05/makalah-etika-profesi-informasidan.html
http://velinomonthana.blogspot.com/2013/04/pengertian-etika-profesi-dan-cirikhas.html
http://muhtaroktavianto.blogspot.co.id/2013/12/makalah-etika-di-dunia-it.html

31

Anda mungkin juga menyukai