Anda di halaman 1dari 30

GERAK PARABOLA

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah


Pendalaman Fisika Sekolah Lanjutan II
Dosen pengampu :
1. Dr. Adam Malik, M.Pd.,
2. Dindin Nasrudin, S.Pd., M.Pd.

Disusun :

Santika Purnama NIM. 1162070064

Yusup Setiawan NIM 1162070078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah “Gerak Parabola” ini.
Makalah ini kami susun dengan tujuan agar para pembaca makalah ini dapat
memahami dengan mudah materi gerak parabola serta miskonsepsi yang sering
terjadi dalam materi gerak parabola. Dan kami susun makalah ini dengan maksimal,
tetapi kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari para pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini berguna untuk pembaca, dan
dapat meningkatkan minat baca maupun inspirasi terhadap para pembaca. Demi
tercapainya kepribadian guru yang baik dan melahirkan dunia pendidikan Indonesia
yang lebih baik.

Bandung, Februari 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. iii
A. Latar Belakang ....................................................................................................... iii
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................iv
C. Tujuan .....................................................................................................................iv
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................ 1
A. Pengertian Gerak Parabola ...................................................................................... 1
B. Menganalisis Gerak Parabola.................................................................................. 2
C. Jenis-jenis Gerak Parabola ...................................................................................... 6
D. Aplikasi Gerak Parabola ......................................................................................... 7
E. Contoh Soal ........................................................................................................... 10
F. Miskonsepsi dalam Gerak Parabola ...................................................................... 12
BAB II ANALISIS DATA .............................................................................................. 15
A. Deskripsi Pelaksanaan Observasi.......................................................................... 15
B. Hasil dan Analisis Data ......................................................................................... 17
C. Pembahasan........................................................................................................... 21
BAB IV KESIMPULAN ................................................................................................. 23
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 23
B. Saran ..................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 24
LAMPIRAN...................................................................................................................... 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembelajaran fisika pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA),


merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dipandang
sangat penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri. Mata pelajaran
ini perlu diajarkan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk menguasai
konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan
pengetahuan, dan sikap peraya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan
pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi
(Depdiknas, 2006: 160). Sehingga dapat di-katakan bahwa pemahaman akan
konsep menjadi salah satu syarat mutlak dan penting dalam mencapai keberhasilan
pembelajaran fisika.

Fisika merupakan cabang ilmu yang berkaitan erat dengan kehidupan manusia
sehari-hari. Contohnya gerak parabola, dalam kehidupan sehari-hari kita sering
menjumpai gerak parabola. Dalam bidang olahraga kita dapat menjumpai contoh
gerak parabola, seperti menendang bola, memasukkan bola kedalam ring, dan
memantulkan bola dalam permainan bola voli.

Gerak parabola merupakan gerak dua dimensi yang terdiri dari gaya horizontal
dan gaya vertikal. Lintasan gerak parabola menyerupai setengah lingkaran.
Terdapat berbagai besaran gerak parabola. Namun dalam pemahaman konsepnya
terkadang terjadi miskonsepsi dikalangan siswa atau peserta didik.

Miskonsepsi pada gerak parabola dapat disebabkan oleh konsep dasar yang
tidak sesuai dengan sifat keilmuannya ataupun cara guru menjelaskan mengenai
materi tehsebut yang kurang dapat dipahami oleh siswa atau peserta didik.

iii
Maka dari itu berdasarkan latar belakang diatas, penulis membuat makalah
dengan judul “Gerak Parabola”.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan gerak parabola?


2. Bagaimana analisis gerak pada gerak parabola?
3. Apa saja jenis-jenis gerak parabola?
4. Bagaimana aplikasi gerak parabola dalam kehidupan sehari-hari?
5. Mengapa sering terjadi miskonsepsi dalam pembelajaran gerak parabola?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahuin mengenai konsep gerak parabola.


2. Untuk mengetahui analisis gerak pada gerak parabola.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis gerak parabola.
4. Untuk mengetahui aplikasi gerak parabola dalam kehidupan sehari-hari.
5. Untuk mengetahui penyebab terjadi miskonsepsi dalam pembelajaran gerak
parabola.

iv
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Gerak Parabola

Gerak peluru merupakan suatu jenis gerakan benda yang pada awalnya diberi
kecepatan awal lalu menempuh lintasan yang arahnya sepenuhnya dipengaruhi
oleh gravitasi.

Karena gerak peluru termasuk dalam pokok bahasan kinematika (ilmu fisika
yang membahas tentang gerak benda tanpa mempersoalkan penyebabnya), maka
pada pembahasan ini, Gaya sebagai penyebab gerakan benda diabaikan, demikian
juga gaya gesekan udara yang menghambat gerak benda. Kita hanya meninjau
gerakan benda tersebut setelah diberikan kecepatan awal dan bergerak dalam
lintasan melengkung.

Gerak parabola dipengaruh gravitasi bumi, di mana terdapat komponen gerak


vertikal (tegak lurus permukaan bumi) dan komponen gerak horisontal (sejajar
permukaan bumi). Pada arah vertikal, yang biasanya dipilih sebagai arah sumbu y,
terdapat percepatan gravitasi yang arahnya ke bawah. Sedangkan pada arah
horisontal (arah sumbu x) percepatannya nol.

Gerak parabola menggunakan 3 buah asumsi berikut ini:


a. Gaya gesek udara pada benda diabaikan. Itu hanya terjadi ketika benda
bergerak lambat atau ketika tekanan atmosfer rendah.
b. Percepatan gravitasi bumi dianggap tetap. Bisa terjadi bila ketinggian benda
tetap, dan bumi berkerapatan homogen.
c. Efek putaran bumi terhadap gerak benda diabaikan. Ini mungkin terjadi
dikutub utara atau kutub selatan bumi.

1
Artinya, prinsip gerak parabola ini benar-benar berlaku pada gerak benda
kalau bumi homogen, ketinggian benda tetap, tekanan udara kecil atau benda
bergerak lambat dan terjadi di kutub.

B. Menganalisis Gerak Parabola

Dalam tulisan berjudul Discoutces on Two New Sciences, Galileo


mengemukakan sebuah ide yang sangat berguna dalam menganalisis gerak
parabola. Dia menyatakan bahwa kita dapat memandang gerak parabola sebagai
gerak lurus beraturan pada smbu horizontal (sumbu X) dan gerak lurus berubah
beratutran pada sumbu vertikal (sumbu Y) secara terpisah. Tiap gerak tersebut
tidak saling memengaruhi, tetapi gabungannya tetap menghasilkan gerak parabola.
Misalnya, sebuah bola yang dilempar horizontal jatuh dengan percepatan ke bawah
yang sama, seandainya bola terebut dijatuhkan bebas.

Gerak vertikal ke bawah tidak dipengaruhi oleh gerak horizontal. Oleh karena
itu, sebuah bola yang dilempar horizontal tiba dilantai pada saat yang sama pula,
sesuai dengan apa yang diperkirakan galileo. (Kanginan, 2013)

Gerak parabola dapat dianalisis dengan meninjau gerak lurus beraturan pada
sumbu X dan gerak lurus berubah beraturan pada sumbu Y secara terpisah.

Gambar 1 Lntasan Parabla suatu benda yang dilempar pada kecepatan awal V o dengan sudut a

2
Pada sumbu X berlaku persamaan gerak lurus beraturan, dimana 𝑣 = 𝑣0 =
tetap dan 𝑥 = 𝑥0 + 𝑣0 𝑡.

Jika pada sumbu X, kecepatan awal adalah 𝑣0𝑥 , kecepatan pada saat t adalah
𝑣𝑥 , dan posisi adalah x, persamaannya menjadi seperti berikut:

𝑣𝑥 = 𝑣0𝑥

𝑥 = 𝑥0 + 𝑣0𝑥 𝑡

Pada sumbu Y berlaku persamaan umum gerak lurus berubah beraturan,


1
dimana 𝑣 = 𝑣0 + 𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝑥 = 𝑥0 + 𝑣0 𝑡 + 𝑎𝑡 2 .
2

Jika pada sumbu Y kecepatan awal adalah 𝑣0𝑦 , kecepatan pada saat t adalah

𝑣𝑦 , percepatan a = -g (berarah ke bawah) dan posisi adalah y, persamaannya


menjadi seperti berikut.

𝑣𝑦 = 𝑣0 𝑦 − 𝑔𝑡

1
𝑦 = 𝑦0 + 𝑣0𝑦 𝑡 − 𝑔𝑡 2
2

Kita uga dapat menyatakan kecepatan awal 𝑣0𝑥 dan 𝑣0𝑦 dengan besarnya 𝑣0
(kelajuan awal) dan sudut α trhadap sumbu X positif. Dalam besaran-besaran
tersebut, komponen keepatan awal 𝑣0𝑥 dan 𝑣0𝑦 dapat diperoleh dari perbandingan
trigonometri cos α dan sin α.

Gambar 2 Perbandingan sudut trigonometri pada gerak parabola

3
𝑣0𝑥
cos 𝛼 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑣0𝑥 = 𝑣0 cos 𝛼
𝑣0

𝑣0𝑥
sin 𝛼 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑣0𝑥 = 𝑣0 sin 𝛼
𝑣0

Berdasarkan persamaan-persamaan tersebut, dapat kita nyatakan persamaan


vektor posisi dan vektor kecepatan gerak parabola sebagai berikut.

Vektor posisi

𝐫 = 𝑥𝐢 + 𝑦𝐣

1
𝐫 = (𝑥0 + 𝑣0𝑥 𝑡)𝐢 + (𝑦0 + 𝑣0𝑦 𝑡 − 𝑔𝑡 2 ) 𝐣
2

Vektor kecepatan

𝐫 = 𝑣𝑥 𝐢 + 𝑣𝑦 𝐣

𝐫 = 𝑣0𝑥 𝐢 + (𝑣0 𝑦 − 𝑔𝑡) 𝐣

Ada dua hal yang paling sering ditanyakan dalam soal gerak parabola, yaitu
tinggi maksimum dan jarak terjauh. Tingi maksimum tak lain adalah ordinat Y dati
titik tertinggi. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa gerak parabola dapat
diuraikan menjadi dua gerak lurus, yaitu GLB pada sumbu X dan GLBB pada
sumbu Y dengan percepatan samadengan percepatangravitasi. Ketika benda
bergerak naik dari titik awal O ke titik tertinggi H, komponen kecepatan pada
sumbu X selalu tetap. Akan tetapi, komponen kecepatan pada sumbu Y terus
berkurang karena diperlambat oleh percepatan gravitasi g. Pada saat benda
mencapai titik tertinggi H, komponen kecepatan pada sumbu Y sama dengan nol
(𝑣𝑦 = 0). Sehinga kecepatan pada titik teringgi 𝑣H , adalah sebagai berikut
(Kanginan, 2013)

𝑣H = 𝑣𝑥 = 𝑣0𝑥 =𝑣0 cos 𝛼

Maka dari itu kita dapat menentukan tinggi maksimum (𝑦H ), yaitu

4
𝑣0𝑦 𝑣0 sin 𝛼
𝑡0H = =
𝑔 𝑔

dengan 𝑡0H adalah waktu untuk mencapai keinggian maksimum.

Dengan mensubtitusikan persamaan 𝑡0H ke dalam persamaan posisi


horizontal x, kita dapar menetukan koordinat x dari titik tertinggi H (perhatikan
𝑥0 = 0).

𝑥 = 𝑥0 + 𝑣0𝑥 𝑡0H
= 0 + 𝑣0𝑥 𝑡0H
𝑣0 sin 𝛼
= (𝑣0 cos 𝛼) 𝑔

𝑣0 2
= (2 sin 𝛼 cos 𝛼)
𝑔

𝑣0 2
𝑥𝐻 = sin 2𝛼
𝑔

Dengan mensubtitusikan persamaan 𝑡0H ke dalam persamaan posisi vertikal


y, kita dapar menetukan koordinat y. Koordinat 𝑦𝐻 ini sering disebut dengan
tinggi maksimum (perhatikan 𝑦0 = 0).

1
𝑦 = 𝑦0 + 𝑣0𝑦 𝑡0H − 2 𝑔𝑡 2

𝑣0 sin 𝛼 1 𝑣0 sin 𝛼 2
= 0 + (𝑣0 sin 𝛼)( ) − 2 𝑔( )
𝑔 𝑔

2𝑣0 2 sin 𝛼 𝑣0 2 sin2 𝛼


= −
2𝑔 2𝑔

𝑣0 2 sin2 𝛼
𝑦𝐻 = 2𝑔

Pengaruh gaya grafitasi yang menarik benda ke bawah membuat benda


yang sedang bergerak ke atas dengan lintasan parabola, akhirnya akan tiba
kembali pada sumbu horizontal I. Jika titik awal pelemparan adalah O dan titik
tempat benda tiba ditanah adalah A, jarak terjauh adalah OA (diberi simbol R).
Syarat untuk jarak terjauh R adalah sebagai 𝑦𝐴 = 0.

5
Waktu untuk mencapai jarak terjauh (𝑡0𝐴 )

2𝑣0 𝑦 sin 𝛼
𝑡0𝐴 = = 2𝑣0
𝑔 𝑔

𝑡0𝐴 = 2𝑡0𝐻

Maka jarak terjauh (R) adalah

𝑣0 2
R = 2𝑥𝐻 = sin 2𝛼
𝑔

C. Jenis-jenis Gerak Parabola


Dalam kehidupan sehari-hari terdapat beberapa jenis gerak parabola yang
sering ditemui, diantaranya:
Pertama, gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal
dengan sudut teta terhadap garis horisontal, sebagaimana tampak pada gambar di
bawah. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak gerakan benda yang
berbentuk demikian. Beberapa di antaranya adalah gerakan bola yang ditendang
oleh pemain sepak bola, gerakan bola basket yang dilemparkan ke ke dalam
keranjang, gerakan bola tenis, gerakan bola volly, gerakan lompat jauh dan gerakan
peluru atau rudal yang ditembakan dari permukaan bumi.

Kedua, gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal


pada ketinggian tertentu dengan arah sejajar horisontal, sebagaimana tampak pada
gambar di bawah. Beberapa contoh gerakan jenis ini yang kita temui dalam

6
kehidupan sehari-hari, meliputi gerakan bom yang dijatuhkan dari pesawat atau
benda yang dilemparkan ke bawah dari ketinggian tertentu.

Ketiga, gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal


dari ketinggian tertentu dengan sudut teta terhadap garis horisontal, sebagaimana
tampak pada gambar di bawah.

D. Aplikasi Gerak Parabola


Dalam kehidupan sehari hari tentu saja sering ditemukan fenomena-fenomena
fisika tentang terjadinya gerak parabola, dimana benda-benda yang bergerak seperti
gerak parabola tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Benda bergerak karena ada gaya yang dikenakan padanya, seperti dilempar,
ditendang, atau yang lainnya;
b. Gaya gravitasi yang mengarah ke pusat bumi;
c. Adanya hambatan atau gesekan udara.

7
Berikut adalah beberapa pengaplikasian gerak parabola dalam kehidupan
sehari-hari;
1. Parkur merupakan Gerak yang berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan
awal dengan sudut elevasi terhadap garis mendatar (horizontal) atau biasa
disebut dengan sumbu x

Apabila ingin mencapai jarak terjauh,maka kita harus meloncat dengan


sudut tertentu. Jika besar sudut 𝜃 adalah 90°, maka yang terjadi adalah Gerak
vertical ke atas saja dan bukan gerak parabola. Untuk mencapai jarak terjauh,
maka sudut harus sebesar 45°. Dengan menggunakan persamaan dasar GLBB
𝑠 = 𝑣. 𝑡, 𝑥𝑚𝑎𝑥 dapat dicari dengan persamaan tersebut yang mana karena 𝑥𝑚𝑎𝑥
sama dengan 𝑠 (jarak), 𝑣0𝑥 sama dengan 𝑣 dan 𝑡 adalah waktu

𝑥𝑚𝑎𝑥 = 𝑣0𝑥 . 𝑡
2 𝑣0 sin 𝜃
𝑥𝑚𝑎𝑥 = 𝑣0 cos 𝜃 .
𝑔

𝑣0 2 2 sin 𝜃 cos 𝜃
𝑥𝑚𝑎𝑥 =
𝑔

𝑣0 2 sin 2 𝜃
𝑥𝑚𝑎𝑥 =
𝑔

8
2. Tendangan bola ketika melambung akibat dorongan dari kaki. Apabila bola
ingin ke pojok paling atas maka kita harus menentukan sudut elevasinya.
Dengan kecepatan awal di sumbu y dan x maka sudut untuk mencapai pojok
tiang tersebut harus ditentukan. Dan harus menentukan pula jarak penendang
dengan tiang pojok atas tersebut.

3. Penembakan rudal pada saat diberikan kecepatan awal dari ketinggian tertentu
dengan sudut elevasi horizontal.

Ada dua ketentuan dalam menembakan rudal ini. Yang pertama kita harus
menghitung perputaran bumi dalam perdetiknya kemudian barulah kita tentuka
sudut elevasinya dengan kecepatan yang telah ditentukan untuk mencapai
target dengan menggunakan persamaan berikut.

𝑣0 2 sin 2 𝜃
𝑥𝑚𝑎𝑥 =
𝑔

9
E. Contoh Soal
1. Sebuah batu dilontarkan dari atap sebuah gedung ke arah atas membentuk
sudut 30o terhadap bidang horizontal dengan laju awal 20 m/s. Jika tinggi
gedung 45 m, dan g=9,8 m/s2,
a. berapa lama waktu yang ditempuh oleh batu untuk mencapai tanah?
b. Berapa laju batu sesaat sebelum menyentuh tanah?
Solusi:

1
a. y = v0y.t - 2 gt2
1
-45 = 20 sin 30o t - 2 9.8 t2 = 10t – 4.9 t2

4.9t2 – 10t – 45 = 0
t = 4.22 s
b. v0x = v0 cos 𝜃
= 10 √3
= 17.3 m/s
vy = v0 sin 𝜃 – gt
= 20 (0.5) – 9.8 (4.22)
= -31.4 m/s
v = √𝑣𝑥 2 + 𝑣𝑦 2
= 35.9 m/s
2. Sebuah benda dilemparkan dari puncak sebuah gedung yang tingginya 40 m.
Kecepatan awal benda 20 m/s dengan sudut elevasi 30°. Tentukan jarak terjauh
dalam arah mendatar yang dapat dicapai benda, dihitung dari dasar gedung.

10
Solusi:
v0y = v0 sin 𝜃

= 20 m/s . 30o

= 10 m/s

1
y = v0yt - gt2
2

1
-40 = 10t - 2 10 t2

-8 = 2t – t2

0 = t2 – 2t – 8

0 = (t + 2) (t – 4)

Diperoleh t = -2 s (tidak digunakan)

t= 4 s

dari gerak horizontal diperoleh x = v0t cos 30o

1
= (20 m/s) (4 s) (2 √3) = 40 √3 𝑚

11
F. Miskonsepsi dalam Gerak Parabola
Pembelajaran fisika pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas
(SMA), merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
dipandang sangat penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri. Mata
pelajaran ini perlu diajarkan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk
menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan
mengembangkan pengetahuan, dan sikap peraya diri sebagai bekal untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan
pengetahuan dan teknologi (Depdiknas, 2006: 160). Sehingga dapat dikatakan
bahwa pemahaman akan konsep menjadi salah satu syarat mutlak dan penting
dalam mencapai keberhasilan pembelajaran fisika.

Salah satu konsep penting dalam ruang lingkup pelajaran fisika adalah konsep gerak
parabola. Materi ini dipelajari di kelas X semester ganjil berdasarkan standar
kurikulum 2013. Walaupun baru dipelajari di kelas X, bukan berarti siswa belum
memiliki konsepsi awal mengenai materi tersebut. Menurut Suparno (2013: 7)
siswa sudah terus mengkontruksi konsep-konsep lewat pengalaman hidup mereka
sebelum pembelajaran di kelas formal. Dengan sering dijumpai contoh dari gerak
parabola pada kehidupan sehari-hari, sudah sangat jelas bahwa siswa telah memiliki
konsepsi awal mengenai gerak parabola tersebut (Khoiruddin, et al., 2016). Materi
gerak parabola dianggap sulit karena gerak perabola menggunakan vektor dan
siswa harus dapat mengganalisis gerak suatu benda dengan menentukan analisis
vektor-vektor yang berkerja pada benda tersebut. Sehingga banyak siswa
mengalami kesalahan konsep pada materi gerak parabola (Wiranata, et al., 2016).
Selain itu, miskonsepsi yang terjadi pada materi gerak parabola yaitu siswa masih
sulit memahami mengapa kecepatan pada sumbu y di puncak suatu proyektil
(parabola) adalah nol, meskipun percepatannya tidak nol. Mereka berpikir, jika
kecepatan nol maka percepatannya juga harus nol. (Restu, et al., 2014)

Menurut Suparno (2013: 94-95), terdapat dua jenis perubahan yang dapat
dikembangkan dalam pembelajaran fisika. Pertama, perubahan yang mengarahkan

12
siswa untuk memperluas konsep, dari konsep yang belum lengkap menjadi lebih
lengkap, dari konsep yang belum sempurna menjadi lebih sempurna. Kedua,
perubahan untuk mengubah konsep yang salah menjadi benar atau sesuai dengan
konsep para ahli fisika.

Konsepsi awal yang dikonstruksi sendiri oleh siswa terkadang bisa saja
keliru. Suparno (2013: 8) menjelaskan bahwa konsepsi siswa yang keliru yaitu
konsepsi siswa yang tidak sesuai dengan konsepsi para ahli, dan disebut sebagai
miskonsepsi. Maka dari itu diperlukan kiat-kiat yang tepat untuk mengatasi
terjadinya miskonsepsi, diantaranya : 1) dengan mencari bentuk kesalahan yang
dimiliki siswa; 2) mencari penyebab kesalahan tersebut; dan 3) menentukan solusi
yang tepat untuk menangani miskonsepsi tersebut. (Khoiruddin, et al., 2016)

Menurut Suparno (1997: 21), salah satu penyebab rendahnya hasil belajar
siswa adalah terbatasnya kemampuan kognitif dalam memahami konsep-konsep.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: kemampuan mengingat dan
mengungkapkan kembali pengalaman, kemampuan membandingkan, mengambil
keputusan tentang persamaan dan perbedaan, dan kemampuan untuk lebih
menyukai pengalaman yang satu dari pada yang lain. Setyowati (2011), pada
umumnya pembelajaran fisika dirasakan sulit oleh siswa karena sebagian besar
siswa belum mampu menghubungkan antara materi yang dipelajari dengan
pengetahuan yang digunakan. (Wiranata, et al., 2016)

Miskonsepsi akan sangat menghambat pada proses penerimaan dan


asimilasi pengetahuan-pengetahuan baru dalam diri siswa, sehingga akan meng-
halangi keberhasilan siswa dalam proses belajar lebih lanjut (Klammer, 1998: 7).
Miskonsepsi yang dialami oleh guru sebagai seorang pengajar jelas akan sangat
menggangu pemahaman konsep dalam diri siswa, dan cenderung akan
menyebabkan miskonsepsi pada siswa juga, sehingga keberhasilan siswa dalam
capaian belajar juga akan sangat terganggu. Ini merupakan masalah besar dalam
pembelajaran fisika yang tidak bisa diabaikan. Paul Suparno (2005)

13
mengungkapkan bahwa untuk mengatasi miskonsepsi ada tiga langkah yang harus
dilakukan, yaitu: mencari atau menemukan bentuk-bentuk miskonsepsi, mencari
penyebab terjadinya miskonsepsi, dan memilih metode yang sesuai untuk
mengatasi miskonsepsi tersebut.
Usaha memperbaiki miskonsepsi yang terjadi sangat membutuhkan
identifikasi penyebab miskonsepsi itu sendiri. Secara lebih lengkap, Suparno (2005)
menyatakan faktor penyebab miskonsepsi fisika bisa dibagi menjadi lima sebab
utama, yaitu berasal dari siswa, pengajar, buku teks, konteks, dan cara guru
mengajar. Penjelasana tersebut dikuatkan lagi oleh para peneliti dalam Euwe van
den Berg (1991:1), yang menyatakan bahwa terdapat beragam alasan mengenai
kurang-nya pemahaman fisika siswa, penyebab kurangnya pemahaman fisika siswa
diantara; guru yang tidak qualified, fasilitas praktikum yang kurang memadai,
jumlah mata pelajaran yang banyak, silabus yang terlalu padat, dan kecilnya gaji
guru sehingga mencari pekerjaan lain. Dengan demikian, sangat jelas bahwa guru
juga termasuk faktor penyebab terjadinya miskonsepsi, baik dari pemahaman
konsep seorang guru yang miskonsepsi maupun cara seorang guru mengajar yang
dapat menimbulkan miskonsepsi pada siswa. (Wahyudi & Maharta, 2013)

14
BAB II
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Pelaksanaan Observasi
Observasi ini dilakukan di tiga sekolah yaitu SMA 26 Bandung, MAN 2
Cianjur dan MA Al-Ihsan Baleendah. Waktu pelaksanaan dilakukan pada waktu
yang berbeda beda yaitu, pada tanggal 15 Februari 2018 dilakukan observasi di
SMA 26 Bandung dan MA Al-Ihsan Baleendah, pada tanggal 17 Februari 2018
dilakukan observasi di MAN 2 Cianjur.

Saat melakukan observasi ini pengambilan data dilakukan dengan tes tulis dan
tes wawancara. Adapun tes tulis dan tes wawancara dilakukan pada siswa,
sedangan pada guru hanya dilakukan tes wawancara. Tes tulis yang diberikan
kepada siswa berupa tiga buah soal mengenai konsep dasar gerak parabola yang
sering terjadi miskonsepsi pada kalangan siswa. Tes wawancara yang diberikan
kepada siswa mengenai kegemaran siswa dalam belajar fisika. Kemudian tes
wawancara yang dilakukan kepada guru mengenai miskonsepsi yang sering terjadi
di kalangan siswa. Jumlah siswa yang diteliti berjumlah lima orang tiap sekolahnya
yaitu siswa kelas X. Jumlah guru yang diteliti berjumalah satu orang tiap
sekolahnya yaitu guru kelas X.

a. Soal Tes Wawancara kepada Guru Fisika


1. Apakah bapak/ibu menemukan miskonsepsi pada siswa saat mengajarkan
tentang gerak parabola?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi tersebut?
3. Bagaimana cara mangatasi miskonsepi tersebut?
4. Bagaimana metode yang digunakan saat menjelaskan materi gerak
parabola di kelas?
5. Apakah bapak/ibu menggunakan media saat menjelaskan materi tersebut?

15
b. Soal Tes Tulis kepada Siswa

Jawablah pertanyaan dibawah ini!

1. Seseorang melemparkan sebuah bola, berdasarkan gambar dibawah ini,


terdapat vektor kecepatan yang terdiri dari komponen horisontal dan vertikal,
seperti yang ditunjukkan pada posisi A. Gambarlah komponen vektor yang
sesuai untuk posisi B dan C.

A C

2. Sebuah bola dengan massa m ditendang engan sudut elevasi 𝜃 sehingga bola
bergerak parabola seperti gambar di bawah ini. Kecepatan bola saat mencapai
titik tertinggi adalah ...

a. Vo cos 𝜃
b. Vo sin 𝜃
c. 0
d. Vo + cos 𝜃
e. Vo + sin 𝜃
3. Sebuah bom dijatuhkan dari atas pesawat tempur yang terbang mendatar
seperti gambar di bawah ini. Gambar lintasan yang tepat untuk menunjukan
gerakan jatuhnya bola diamati oleh orang dipermukaan bumi adalah ...

16
a. (A)
b. (B)
c. (C)
d. (D)
e. (E)

B. Hasil dan Analisis Data


a. Tes Wawancara
1. Apakah bapak/ibu menemukan miskonsepsi pada siswa saat mengajarkan
tentang gerak parabola?

Jawaban: Banyak, biasanya anak hanya mengetahuai GLB atau GLBB saja
sedangkan gerak parabola terdiri dari 2 proyeksi yaitu gerak x GLB dan
GLBB.

2. Apa yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi tersebut?


Jawaban: Biasanya siswa hanya memahami satu jenis gerak saja yaitu GLB
saja atau GLBB saja, selain itu permasalahannya pada pemahaman siswa
terhadap proyeksi vektor. Karna pada pelajaran vektor itu sendiri
merupakan pelajaran yang baru dikenali siswa.
3. Bagaimana cara mangatasi miskonsepi tersebut?
Jawaban: Siswa harus memahami vektor, dan siswa harus memahami
bahwa parabola itu khas yang terdiri dari dua geakan yang terpadu yaitu
GLB dan GLBB.
4. Bagaimana metode yang digunakan saat menjelaskan materi gerak parabola
di kelas?

17
Jawaban: Menggunakan metode yang dapat merangsang siswa untuk lebih
tau lagi dengan memberi contoh dengan kehidupan sehari-hari. Metode
yang digunakan biasanya ceramah.
5. Apakah bapak/ibu menggunakan media saat menjelaskan materi tersebut?
Jawaban: Lebih efektif jika menggunakan metode ceramah dan tidak harus
menggunakan media seerti power point, jadi lebih berinteraksi langsung
dengan siswa melakukan tanya jawab.

b. Tes Tertulis
1. Seseorang melemparkan sebuah bola, berdasarkan gambar dibawah ini,
terdapat vektor kecepatan yang terdiri dari komponen horisontal dan vertikal,
seperti yang ditunjukkan pada posisi A. Gambarlah komponen vektor yang
sesuai untuk posisi B dan C.

A C

Jawaban siswa:
SMA 26 Bandung
Kelima siswa tidak dapat menjawab pertanyaan ini, karena mereka kurang
menguasai konsep vektor pada gerak parabola.
MA Al-Ihsan Baleendah
Kelima siswa tidak mengerti tentang arah vektor yang terjadi pada titik B
dan C. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan nomor 1. Namun dengan
bantuan peneliti siswa dapat menjawab pertanyaan nomor 1. Namun, satu
siswa memahami tentang gaya yang mempengaruhi gerak parabola, yaitu
adanya gaya pada gerak vertikal dan gerak horizontal.

18
MAN 2 Cianjur
Dari lima siswa yang benar hanya 4 siswa, artinya banyak peserta didik yang
sudah memahami materi vektor. Karena siswa menunjukan arah vektor bola
dengan tepat baik arah vektor bola B maupun C. Kemudian peserta didik
yang miskonsepsi cuman salah di bagian posisi B. Peserta didik tidak
menunjukkan arahnya karena mungkin perserta didik tidak paham konsep
tentang vektor. Alesan yang dibuat hanya untuk posisi C.

2. Sebuah bola dengan massa m ditendang engan sudut elevasi 𝜃 sehingga bola
bergerak parabola seperti gambar di bawah ini. Kecepatan bola saat
mencapai titik tertinggi adalah ...

a. Vo cos 𝜃
b. Vo sin 𝜃
c. 0
d. Vo + cos 𝜃
e. Vo + sin 𝜃

Jawaban Siswa:
SMA 26 Bandung
Dari kelima siswa hanya satu siswa yang dapat menjawab pertanyaan nomor
2 dengan benar, yaitu A. Empat siswa yang lainnya tidak dapat menjawab
pertanyaan tersebut.
MA Al-Ihsan Baleendah
Kelima siswa tampak kebingungan saat menjawab pertanyaan nomor 2 ini.
Rata-rata siswa menjawab bahwa kecepatan bola saat mencapai titik
tertinggi adalah 0. Siswa kurang memahami proyeksi trigonometri.

19
MAN 2 Cianjur
Dari lima siswa yang benar hanya 2 siswa, artinya masih banyak siswa yang
tidak paham konsep tentang gerak parabola. Banyak siswa yang menjawab
nol, siswa tersebut tidak paham tentang vektor dan penurunan persamaan
vektor..

3. Sebuah bom dijatuhkan dari atas pesawat tempur yang terbang mendarat
seperti gambar di bawah ini.
Gambar lintasan yang tepat untuk menunjukan gerakan jatuhnya bola
diamati oleh orang dipermukaan bumi adalah ...

a. (A)
b. (B)
c. (C)
d. (D)
e. (E)

Jawaban Siswa :
SMA 26 Bandung
Kelima siswa mengalami miskonsepi dalam menjawab pertanyaan nomor 3
ini, yaitu siswa menjawab A.
MA Al-Ihsan Baleendah
Seperti siswa di SMA 26 Bandung kelima siswa ini juga mengalami
miskonsepi dalam menjawab pertanyaan nomor 3 ini, yaitu siswa menjawab
A.

20
MAN 2 Cianjur
Siswa lebih banyak menjawab di posisi A dan B. Karena menurut siswa bola
saat jatuh akan tepat di bawah karena ada gaya yang mempengaruhinya. Dan
menurut siswa yang menjawab A, dengan kecepatan pesawat benda yang
dijatuhkan akan terlihat seperti pada posisi A..

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil tes tulis yang diberikan pada siswa dapat disimpulkan
bahwa 80% siswa mengalami miskonsepi. Siswa tidak dapat memahami
bagaimana gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan dapat
mempengaruhi gerak parabola sesuai dengan arah vektornya. Menurut Bapak
Raden, hal tersebut di akibatkan karena konsep dasar vektor siswa pada mata
pelajaran matematinya kurang kuat sehingga siswa sering mengalami kesulitan
saat menjawab pertanyaan mengenain vektor yang terjadi pada gerak parabola.

Siswa juga mengalami miskonsepsi mengenai kecepatan bola saat mencapai


tinggi maksimum, siswa beranggapan bahwa kecepatan pada tinggi maksimum
adalah nol. Padahal kecepatan saat bola mencapai tinggi maksimum yaitu y
maks. Maka kecepatannya menjadi 𝑣0 cos 𝜃. Apa yang dikatakan guru kelas XII
pak Aziz Kautsar yaitu peserta didik harus dibawa kedalam matematika. Karena
mengenai soal ini siswa harus paham matematika. Dan siswa yang menjawab
benar sudah paham mengenai vektor dan penurunan persamaannya

Semua siswa yang diteliti mengalami miskonsepsi pada saat menjawab


pertanyaan nomor 3, siswa beranggapan bahwa bola akan jatuh dengan arah
lintasan A atau kebelakang. Kita katakan bahwa masih belum paham mengenai
arah lintasan gerak parabola. Jawaban dari soal itu adalah D, karena bom
dijatuhkan berada pada ketinggian tertentu dan memiliki kecepatan yang
diberikan oleh pesawat.

21
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, dapat disimpulkan bahwa
hampir 80% siswa tidak memahami konsep gerak parabola karena metode ngajar
guru tidak dapat dipahami oleh siswa itu sendiri.

22
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari materi yang telah dijelaskan diatas adalah sebagai
berikut :

1. Gerak parabola adalah gerak yang membentuk sudut tertentu terhadap


bidang horizontal. Pada gerak parabola yang gesekannya diabaikan, dan
gaya yang bekerja hanya gaya berat atau percepatan gravitasinya saja.
2. Gerak parabola dapat dianalisis dengan meninjau gerak lurus beraturan
pada sumbu X dan gerak lurus berubah beraturan pada sumbu Y secara
terpisah.
3. Gerak parabola terdiri dari tiga macam; (1) gerakan benda berbentuk
parabola ketika diberikan kecepatan awal dengan sudut θ terhadap garis
horisontal, (2) gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan
kecepatan awal pada ketinggian tertentu dengan arah sejajar horisontal, (3)
gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal dari
ketinggian tertentu dengan sudut θ terhadap garis horisontal.
4. Aplikasi gerak parabola dalam kehidupan sehari hari yaitu, seorang
pemalin parkur yang melompad dari ketinggian tertentu, memasukkan bola
basket kedalam ring, menendang bola, dan peluncuran rudal.
5. Berdasarkan hasil observasi masih banyak siswa yang mengalami
miskonsepsi terutama pada jenis gerakan benda berbentuk parabola ketika
diberikan kecepatan awal dari ketinggian tertentu dengan sudut teta
terhadap garis horisontal.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan diatas, kami menyarankan kepada pembaca supaya
lebih memahami materi yang akan dibahas atau diajarkan kepada orang lain, hal
tersebut bertujuan untuk menghindari dari miskonsepsi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Penerbit


Erlangga.

Kanginan, M., 2013. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Khoiruddin, M., Silitonga, H. T. M. & H., 2016. REMEDIASI MISKONSEPSI
SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI METAKOGNITIF BERBANTUAN
REFUTATION TEXT PADA MATERI GERAK PARABOLA. pp. 1-5.
R., E. & E., 2014. REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI
PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI GERAK PARABOLA.
Wahyudi, I. & Maharta, N., 2013. PEMAHAMAN KONSEP DAN
MISKONSEPSI FISIKA PADA GURU FISIKA SMA RSBI DI BANDAR
LAMPUNG. 14(1).
Wiranata, A., Tandililing, E. & Oktavianty, E., 2016. PENGARUH STRATEGI
PEMBELAJARAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PENINGKATAN
PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI GERAK PARABOLA.

24
LAMPIRAN

25

Anda mungkin juga menyukai