Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ALAT UKUR MASSA

DOSEN PENGAMPU
Dr. Ni Ketut Rapi, M.Pd.
Ni Putu Ayu Hervina Sanjayanti, M.Pd.

DISUSUN OLEH:
I Putu Wahyudi Maylastika Utama 1913021004
Naila Atsna Muna 1913021012
Komang Apriliana Devi 1913021013
KELAS 1A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pengempu mata kuliah
pengelolaan laboratorium fisika, Dr. Ni Ketut Rapi, M.Pd. beserta Ni Putu Ayu
Hervina Sanjayanti, M.Pd. yang telah membimbing kami dalam proses
penyusunan makalah ini, dan teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca.Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Singaraja, 22 Oktober 2019

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Massa.........................................................................................................3
2.2 Alat Ukur Massa........................................................................................3
1). Neraca Sama Lengan.............................................................................3
2). Neraca Lengan Gantung........................................................................4
3). Neraca Ohaus.........................................................................................5
4). Neraca Pegas..........................................................................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................9
3.1 Kesimpulan................................................................................................9

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Neraca Sama Lengan............................................................................... 4


Gambar 2 Neraca Lengan Gantung.......................................................................... 4
Gambar 3 Neraca Ohaus Tiga Lengan...................................................................... 5
Gambar 4 Hasil Pengukuran Menggunakan Neraca Ohaus Tiga Lengan................ 7
Gambar 5 Neraca Pegas............................................................................................ 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika adalah ilmu pengetahuan yang memerlukan pengamatan dan
pengukuran yang dilakukan melalui percobaan-percobaan.Pengamatan gejala
alam dilakukan dengan memperhatikan dan menganalisis faktor-faktor sebab dan
akibat yang saling berkaitan dan mempengaruhi.Kehidupan kita sehari hari tidak
bisa lepas dari pengukuran secara fisis. Saat demam, oleh dokter suhu tubuh akan
diukur menggunakan termometer untuk mengetahui temperatur dari tubuh
sehingga dapat memberikan dosis obat yang tepat. Terlebih lagi pengukuran
massa, sangat sering digunakan di kehidupan sehari hari. Saat hedak membeli
anggur di pasar, massanya akan diukur menggunakan timbangan pasar sehingga
didapat masanya dan dapat menentukan harganya. Meskipun sering ada
kesalahpahaman dimana massa dari anggur sering disamakan dengan berat, yang
dimana sesungguhnya berbeda.
Tujuan mengukur ialah memperoleh informasi tentang besaran besaran fisik
secara kualitatif, atau menentukan nilai dari suatu besaran yang tidak
diketahui.Hasil pengukuran yang akurat sangat penting dalam fisika.Untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat dapat menggunakan alat ukur
yang tingkat ketelitiannya lebih kecil.Karena semakin kecil ketelitian dari alat
ukur maka nilai hasil pengukuran semakin mendekati nilai sesungguhnya.Ada
bayak alat ukur masa yang biasa digunakan baik di dalam laboratorium atau di
kehidupan sehari hari, yang tentunya memiliki ketelitian yang berbeda beda.
Dari penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahun penulis
dan pembaca tentang alat ukur dari massa.
1.2 Rumusan Masalah
1). Apa itu massa?
2). Apa saja alat ukur massa?

1.3 Tujuan Pembahasan


1) Memahamidefinisi dari massa
2) Mengetahui alat-alat ukur massa
3) Mengetahui ketelitian, bagian-bagian, dan cara penggunaan dari alat-
alat ukur massa

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Massa
Massa (berasal dari bahasa Yunani μάζα) adalah suatu sifat fisika dari suatu
benda yang digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang terpantau.
Dalam kegunaan sehari-hari, massa biasanya disinonimkan dengan berat. Namun
menurut pemahaman ilmiah modern, berat suatu objek diakibatkan oleh interaksi
massa dengan medan gravitasi. (wikipedia.com)
Massa adalah banyaknya zat yang terkandung dalam suatu benda. Massa
juga merupakan salah satu dari besaran pokok dengan satuan standar internasional
untuk massa adalak kilogram (kg). Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang
dialami benda akibat gaya tarik bumi pada benda tersebut. Satuan standar
internasional untuk berat adalah Newton (N).(Rapi: 2017: 40).
Massa standar adalah sebuah silinder platinum-iridium tertentu yang
disimpan di Lembaga International Bureau of Weight and Measures didekat Kota
Paris, Prancis yang massanya didefinisikan secara eksak sebesar 1 kilogram.
Ketika berurusan dengan atom dan molekul, biasanya akan menggunakan satuan
massa atom (sma), atau unified atomic mass unit (u) dalam bahasa inggris. Dalam
Kilogram, 1 sma = 1,6605 x 10-27 kg. (Giancoli: 2014: 586)
Sebagai contoh sebuah apel memiliki massa sebesar 250 gram atau 2,5 kg.
Dengan menggunakan Hukum II Newton, maka berat yang merupakan sebuah
gaya dapat dihitung. Gaya berat dapat dihitung dengan mengalikan massa dengan
percepatan grafitasi. Di bumi percepatan grafitasi rata-rata sebesar 10 m/s2 maka
berat dari apel tersebut di bumi sebesar 25 N. Massa dari apel tersebut akan tetap
sama, meskipun diukur di tempat yang berbeda. Sedangkan berat yang
dipengaruhi percepatan grafitasi, akan berubah ubah jika diukur di tempat yang
percepatan grafitasinya berbeda. Di bulan percepatan grafitasinya lebih kecil dari
bumi maka berat dari apel tersebut akan lebih kecil dari beratnya di bumi. Akan
tetapi massanya tetap sama.

3
2.2 Alat Ukur Massa
1). Neraca Sama Lengan
Neraca ohaus sama lengan ini sering dijumpai
di toko-toko emas atau pengerajin emas. Bentuknya
seperti lambang dewi keadilan atau logo
kemenkumham.Ada dua lengan dengan wadah kecil
dari logam untuk menimbang. Lengan satu digunakan
Gambar 1. untuk meletakkan benda/logam yang akanditimbang,
lengan dua untuk meletakkan bobot timbangan sebagai pembangding. Jadi
neraca ini masih memerlukan pemberat untuk ukuran timbangannya.
Neraca sama lengan menggunakan prinsip kesetaraan gaya gravitasi
antara kedua lenganya. Bila kedua lengan yang panjangnya sama ini
ditumpangi dua benda yang beratnya sama, maka neraca akan datar atau
seimbang dan tidak ada lengan yang turun ke bawah.
Cara menggunakan neraca ohaus dua lengan sama seperti menggunakan
timbangan biasa. Yang perlu diperhatikan adalah memastikan bahwa
timbangan dalam posisi seimbang sebelum dilakukan pengukuranmassa, yaitu
melalui langkah berikut:
 Kalibrasikan alat timbang (neraca sama lengan)
 Letakkan benda yang akan di timbang dineraca sama lengan sebelah
kanan hadapan penimbang
 Letakkan alat timbangan yang digunakan sebagai pembandingan di
neraca sama lengan sebelah kiri hadapan penimbang
 Perhatikan keseimbangannya sehingga lengan kiri dan lengan kanan dari
neraca sejajar
 Jika kedua lengan sudah setimbang maka massa benda yang diukur
adalah massa dari benda pembanding.
2). Neraca Lengan Gantung
Alat ukur massa selanjutnya adalah
neraca lengan gantung. Neraca ini ini
banyak digunakan di pasar pasar untuk
menimbang barang dan biasanya diletakkan

Gambar 2.

4
secara menggantung.Neraca lengan gantung bekerja dengan prinsip tuas dan
juga menggunakan prinsip kesetaraan gravitasi pada kedua lengannya.Neraca
lengan gantung terdiri dari lengan pemberat yang berisi skala, lengan untuk
piringan beban, dan piringan timbangan.
Cara kerja dari neraca lengan gantung adalah:
 Meletakkan benda di piringan timbangan
 Agar kedua lengan dari neraca seimbang dan tetap sejajar maka
selanjutnya perlu menggeser beban pemberat, geser menjauhi titik tumpu
agar lengan pemberat turun dan sebaliknya, geser mendekati titik tumpu
agar lengan pemberat naik.
 Setelah kedua lengan dalam keadaan setimbang, hasil pengukuran dapat
dilihat di skala pada lengan pemberat.
3). Neraca Ohaus Tiga Lengan
Neraca ohaus berguna untuk mengukur
massa benda atau logam dalam praktik
laboratorium. Batas ukur neraca ohaus
adalah 0 – 311 gram dengan ketelitian alat
yaitu 0,01 gram. Tingkat ketelitian alat ini
Gambar 3. lebih baik daripada neraca pasar yang
seringdigunakan di toko toko atau warung. Prinsip Kerja neraca ini adalah
sekedar membandingkan massa benda yang akan diukur dengan anak
timbangan. Anak timbangan pada neraca ohaus terletak pada neraca itu
sendiri.Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser
posisi anak timbangan sepanjang lengan.Anak timbangan dapat digeser
mendekati dan menjauhi poros neraca.
Neraca ohaus Neraca yang dalam bahasa inggris disebut ohaustriple
beam ini mempunyai tiga lengan dan satu cawan tempat benda.Massa benda
dapat diketahui dari penjumlahan masing masing posisi anak timbangan
sepanjang lengan Setelah neraca dalam keadaan setimbang. Ada juga yang
mengatakan prinsip kerja neraca sama seperti prinsip kerja tuas.
Neraca mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
(1). Tempat beban, yang digunakan untuk

5
(2). Tombol kalibrasi, yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika
neraca tidak dapat digunakan untuk mengukur.
(a). Lengan Depan memiliki anting logam yang dapat digeser
dengan skala 0, 1, 2, 3, …, 10 gram. Di mana masig-masing
terdiri dari 10 skala tiap skala 1 gram. Jadi skala terkecilnya 0,1
gram.
(b). Lengan Tengah, tiap skala dalam lengan ini bernilai 10 gram.
Dari skala 0 sampai 100 gram.
(c). Lengan Belakang, sama seperti lengan depan dan tengah tetapi
dengan nilai tiap skalanya 100 gram dari 100 gram hingga 500
gram (setengah kilo).
(3). Lengan neraca, untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan
untuk neraca ohaus 4 lengan terdapat empat lengan.
(4). Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang
dapat digeser-geser dan sebagai penunjuk hasil pengukuran.
(5). Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk menentukan
titik kesetimbangan.
Kesalahan dalam pengukuran sering terjadi karena kurang tepatnya cara
menggunakan alat ukur bersangkutan. Untuk mengantisipasi masalah
tersebut maka perlu dipahami cara menggunakan alat ukur. Adapun cara
menggunakan neraca ohaus tiga lengan adalah sebagai berikut:
a. Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk
menimbang, dengan cara memutar sekrup yang berada di samping
atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi dua garis pada
neraca sejajar.
b. Meletakkan benda yang akan diukur massanya.
c. Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan
skala yang kecil.
d. Jika dua garis sejajar sudah seimbang, maka baru memulai
membaca hasil pengukurannya.

6
Gambar 4.

Sebagai contoh seorang mahasiswa melakukan pratikum menggunakan


neraca ohaus tiga lengan dengan cara menimbang sebuah gantungan
kunci dengan neraca ohaus dan skala yang terbaca dalam lengan-
lengannya seperti gambar diatas.
Anting lengan depan = 5,8 gram
Anting lengan tengah = 40,0 gram
Anting lengan belakang = 300 gram
—————————————————– +
Jadi total berat gantungan kunci tersebut = 345,8 gram
4). Neraca Pegas
Neraca pegas dilengkapi dengan dua
jenis skala, yaitu skala satuan besaran
massa (kilogram) dan skala satuan
besaran gaya (newton). Rentang
pengukuran dari sebuah neraca pegas
tergantung pada nilai dari konstanta
pegasnya (k).Untuk operasi yang baik
biasanya dibatasi dalam daerah operasi
linier dari pegas tersebut. Pada daerah
liniernya hubungan antara gaya (F)
berbanding lurus dengan pertambahan
panjang (Ax). Dengan demikian, skala
neraca ini dengan mudah dapat dibuat
Gambar 5. melalui persamaan
kalibrasi. Dapatmatematis suatu
ditulis sebagai
neraca pegas berikut:

7
dengan :
k = konstanta pegas
X = defleksi
k.X=m.g
m = massa
g = gravitasi
Pegas pada neraca pegas terbuat dari baja pegas dan penggantung terbuat
dari stainless steel, tabung terbuat dari polycarbonate bening.Pada saat diam
tanpa beban penunjuk posisi 0, setelah dibebani harus kembali ke posisi
0.Kelebihan menimbang beban dengan neraca pegas yaitu dalam sekali
menimbang benda dapat diketahui massa dan berat benda sekaligus.
Neraca pegas dilengakapi oleh beberapa komponen. Adapun bagian-
bagian dari dinamometer (neraca pegas) adalah sebagai berikut:
 Gantungan sebagai tempat untuk memegang dinamometer tersebut agar
tidak mengganggu proses   pengukuran.
 Penunjuk skala berfungsi untuk menunjukkan skala (hasil pengukuran)
 Pegas, pegas merupakan bagian dari dinamometer (neraca pegas) yang
sangat vital.
 Skala adalah harga yang tertera dalam dinamometer (neraca pegas) yang
menunjukkan hasil pengukuran
 Pengait sebagai tempat dimana benda diletakkan.
Cara menggunakan neraca pegas
 Letakkan / gantung neraca pegas pada tempat yang datar dan tidak
mudah goyang
 Benda yang akan diukur massanya, digantung pada pengait neraca.
 Tunggu sampai neraca dalam keadaan tenang
 Amati skala yang ditunjuk oleh neraca pegas
 Skala yang ditunjukan oleh penunjuk neraca, sama dangan nilai massa
benda yang diukur.

8
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran yang belum diketahui
nilainya dengan besaran lain yang sejenis dan telah ditentukan. Ukuran besaran
yang telah ditentukan disebut satuan.Pengukuran dapat diklasifikasikan menjadi
dua jenis yakni, pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung.
Ketelitian adalah harga terdekat dengan suatu pembacaan instrument
mendekati harga sebenarnya dari variabel yang diukur.Ketepatan menyatakan
tingkat kesamaan di dalam sekelompok pengukuran.Kepekaan adalah kecepatan
penyesuaian (respons) instrumen terhadap perubahan nilai besaran yang diukur.
Kesalahan-kesalahan dapat terjadi karena berbagai sebab, dan umumnya
dibagi dalam tiga jenis utama, yaitu kesalahan umum, kesalahan-kesalahan
sistematis, dan kesalahan-kesalahan acak.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut :
a. Hendaknya mahasiswa dapat lebih fokus dalam mempelajari maupun
mengkaji materi Alat Ukur Massa, sehingga nantinya bisa mengetahui
rupa dan nama-nama alat ukur massa jika ditemukan di lingkungan sekitar.
b. Hendaknya dalam pembelajaran, baik itu pembelajaran apapun tidak hanya
mengacu pada konteks teoritis/konsepsual melainkan juga pada
kontekstual sehingga akan lebih memudahkan dalam penyerapan ilmu
dalam proses pembelajaran yang dilakukan.

10
DAFTAR PUSTAKA
Rapi, Ni Ketut. 2017. Laboratorium Fisika 1. Depok: Rajawali Pers.
Giancoli, Douglas C. 2014. Fisika. Jakarta: Erlangga.
https://id.wikipedia.org/wiki/Massa diakses pada tanggal 22 Oktober 2019

11

Anda mungkin juga menyukai