Anda di halaman 1dari 31

Fisika Laboratorium 3

FISIKA LABORATORIUM III


HUKUM OHM

OLEH :
NI LUH GEDE ESTI PURNAMA SARI 1513021003/ III A

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2016

Hukum Ohm 0
Fisika Laboratorium 3

I. Tanggal Percobaan
2 November 2016
II. Judul Percobaan
Hukum Ohm
III. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari praktikum ini antara lain :
1. Menentukan besarnya nilai hambatan (R)
2. Mengetahui serta mempelajari hubungan antara kuat arus (I) dan tegangan (V)
yang mengalir pada sebuah rangkaian listrik.
IV. Landasan Teori
Apabila suatu penghantar diberikan potensial yang berbeda diantara kedua
ujungnya, maka dalam penghantar itu akan timbul arus listrik. Untuk menghasilkan
arus listrik pada rangkaian dibutuhkan beda potensial. Salah satu cara untuk
menghasilkan beda potensial yaitu dengan baterai. Hukum Ohm menjelaskan
hubungan antara tegangan listrik dengan kuat arus listrik. George Simon Ohm
(1787-1854) menentukan dengan ekperimen bahwa arus pada kawat logam
sebanding dengan beda potensial yang diberikan ke ujung-ujungnya.
Besar arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangannya saja,
namun juga bergantung pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran
elektron. Dinding-dinding pipa, atau tepian sungai dan batu-batu di tengahnya,
memberikan hambatan terhadap aliran arus. Dengan cara yang sama elektron-
elektron diperlambat karena adanya interaksi dengan atom-atom kawat. Makin
tinggi hambatan ini, maka makin kecil arus untuk suatu tegangan V. Sehingga
diperoleh hubungan hambatan dengan kuat arus secara matematik dapat dituliskan
(Giancoli, 2001).
V
I=
R (1)
Dimana V adalah beda potensial yang melintasi alat tersebut, dan I adalah arus yang
mengalir padanya, R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnya, R sering juga
diistilahkan dengan resistor. Resistor merupakan suatu konduktor yang
resistansinya sudah ditentukan. Resistor memiliki resistansi yang sama tanpa
mempertimbangkan magnitudo dan arah beda potensial yang diterapkan. Namun,

Hukum Ohm 1
Fisika Laboratorium 3

peranti konduksi yang lain mungkin memiliki resistansi yang berubah sesuai beda
potensial yang diterapkan.
Persamaan (1) dapat juga dituliskan sebagai berikut.
V =IR (2)
Persamaan (2) dikenal sebagai hukum Ohm, dimana hukum ini dipublikasikan oleh
George Simon Ohm pada papernya yang berjudul “The Galvanic Circuit
Investigated Mathematically” pada tahun 1827. Hukum Ohm menyatakan bahwa
arus yang melalui konduktor logam sebanding dengan tegangan yang diberikan
(Halliday, 1984).
Hubungan antara kuat arus listrik (I), tegangan (V) dan hambatan (R) dapat
dilukiskan pada grafik seperti gambar 1 berikut ini (Pujani, 2016).

Gambar 1. Grafik hubungan I dengan V

Hukum Ohm dalam kehidupan sehari-hari sudah sering kita jumpai. Seperti
pada penggunaan alat-alat listrik seperti lampu, TV, dan kulkas juga alat elektronik
lainnya yang harus disesuaikan dengan tegangan. Hukum Ohm memberikan
informasi mengenai kuat arus atau tegangan suatu alat listrik. Bila alat listrik diberi
tegangan listrik yang lebih kecil dari seharusnya, arus akan mengecil sehingga alat
itu tidak bekerja normal (misalnya lampu akan redup).

Hukum Ohm 2
Fisika Laboratorium 3

V. Alat dan Bahan


Berikut daftar alat dan bahan yang digunakan pada percobaan Hukum Ohm.
Tabel 1. Daftar nama alat dan bahan
No Nama Jumlah Spesifikasi Gambar
1 Power Supply 1 Batas ukur:
(0-12) volt
NST: 0,2
volt

2 Amperemeter 1 Batas ukur:


(0-500
mA)
NST: 10
mA
3 Voltmeter 1 Batas ukur:
(0-15) volt
NST: 0,5
volt

4 Papan 1 -
rangkaian

5 Jembatan 2 -
penghubung

Hukum Ohm 3
Fisika Laboratorium 3

6 Kabel 7 -
penghubung

7 Hambatan 47 1 -
Ω

8 Hambatan 100 1 -
Ω

VI. Langkah-langkah Percobaan


Adapun langkah-langkah dalam melakukan percobaan sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memngecek kabel serta papan rangkaian yang akan digunakan agar
pengukuran menjadi lebih akurat.
3. Menyusun alat dan bahan percobaan seperti pada gambar 2.

Gambar 2. Set Alat Percobaan Hukum Ohm


4. Menghidupkan power supply.

Hukum Ohm 4
Fisika Laboratorium 3

5. Mengatur power supply hingga jarumnya menunjukkan tegangan 2 volt.


6. Membaca kuat arus pada amperemeter dan mencatat hasil pengukuran pada
tabel data hasil percobaan.
Tabel 2. Data hasil percobaan R
No Tegangan V (volt) Kuat Arus I (mA)
1
2

N

7. Mengatur kembali power supply hingga voltmeter menunjukkan tegangan yang


lebih tinggi dari 2 volt namun tidak boleh lebih dari batas ukur voltmeter. Hal
ini bertujuan agar voltmeter tidak cepat rusak.
8. Mengulangi langkah 7 sebanyak 10 kali dan mencatat hasil pengukuran yang
diperoleh pada tabel 2.
9. Mengulangi langkah percobaan 3 sampai 8 dengan memvariasikan hambatan
yang digunakan, yaitu dengan hambatan 47 Ω , hambatan 100 Ω dan 47
Ω yang dirangkai secara seri serta hambatan 100 Ω dan 47 Ω yang
dirangkai secara paralel.
Berikut ini merupakan set percobaan pada hukum Ohm, ketika hambatan
divariasikan dengan rangkaian secara seri dan paralel.
Gambar 3. Set Percobaan Hukum Ohm untuk Rangkaian Seri

Gambar 4. Set Percobaan Hukum Ohm untuk Rangkaian Paralel

Hukum Ohm 5
Fisika Laboratorium 3

VII. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan pada percobaan ini bersifat kuantitatif
dan kualitatif. Teknik analisis data kuantitatif digunakan untuk mencari besarnya
nilai hambatan. Untuk mencari nilai hambatan dapat diperoleh dengan
menggunakan persamaan (1), kemudian dicari nilai rata-rata dan kesalahan
mutlaknya yang ditentukan oleh persamaan berikut.
n=10
Rn
R= ∑
n=1 n (3)
n=10
( R−R )2
ΔR=
√∑ n=1 n−1 (4)
Dimana n merupakan banyaknya jumlah data.
Sehingga besarnya hambatan pada rangkaian dapat dituliskan.
R=( R±ΔR ) Ω
Dengan kesalahan relatif hasil percobaan yaitu:
ΔR
KR=| |×100
R % (5)
Teknik analisis data kualitatif digunakan untuk mencari hubungan antara
tegangan dan kuat arus. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan perbandingan
antara hasil yang diperoleh dari analisis data menggunakan persamaan (1) dengan

Hukum Ohm 6
Fisika Laboratorium 3

nilai R yang diperoleh dari grafik I-V yang secara teori sesuai dengan hasil yang
diperoleh pada gambar 1.

VIII. Data Hasil Percobaan

Tabel 3. Data Hasil Percobaan R pada Hambatan 47 Ω


No Tegangan V (volt) Kuat Arus I (A)
1 1,00 30×10−3
2 1,50 40×10−3
3 2,00 50×10−3
4 2,50 60×10−3
5 3,00 70×10−3
6 3,50 80×10−3
7 4,00 90×10−3
8 4,50 100×10−3
9 5,00 110×10−3
10 5,50 120×10−3

Tabel 4. Data Hasil Percobaan R pada Hambatan 100 Ω


No Tegangan V (volt) Kuat Arus I (A)
1 1,25 15×10−3
2 1,75 20×10−3
3 2,25 25×10−3
4 2,75 30×10−3
5 3,50 35×10−3
6 4,00 40×10−3
7 4,50 45×10−3
8 5,00 50×10−3
9 5,50 55×10−3
10 6,00 60×10−3

Tabel 5. Data Hasil Percobaan R pada Hambatan Seri 47 Ω dan 100 Ω


No Tegangan V (volt) Kuat Arus I (A)
1 2,25 15×10−3
2 3,00 20×10−3
3 4,25 29×10−3
4 5,25 35×10−3
5 6,25 42×10−3
6 7,50 50×10−3

Hukum Ohm 7
Fisika Laboratorium 3

7 8,50 58×10−3
8 9,50 65×10−3
9 10,50 70×10−3
10 11,50 78×10−3

Tabel 6. Data Hasil Percobaan R pada Hambatan Paralel 47 Ω dan 100 Ω


No Tegangan V (volt) Kuat Arus I (A)
1 2,00 60×10−3
2 2,75 90×10−3
3 3,75 120×10−3
4 5,00 160×10−3
5 6,00 188×10−3
6 7,00 222×10−3
7 8,00 258×10−3
8 9,00 288×10−3
9 10,00 322×10−3
10 10,75 345×10−3

IX. Analisis Data


Berdasarkan data hasil percobaan, dapat dilakukan analisis data sebagai
berikut untuk masing-masing rangkaian:
A. Analisis Data R pada Hambatan 47 Ω
Untuk menentukan besarnya nilai R (hambatan) maka digunakan bentuk lain

V
R=
dari persamaan (1) yaitu I . Berikut ini merupakan tabel untuk
mempermudah dalam menentukan nilai hambatan pada rangkain.

Tabel 7. Analisis Data R pada Hambatan 47 Ω


No Tegangan V Kuat Arus I V
(volt) (A) Hambatan
( R=
I ) (Ω )

1 1,00 30×10−3 33,33

Hukum Ohm 8
Fisika Laboratorium 3

2 1,50 40×10−3 37,50


3 2,00 50×10−3 40,00
4 2,50 60×10−3 41,67
5 3,00 70×10−3 42,86
6 3,50 80×10−3 43,75
7 4,00 90×10−3 44,44
8 4,50 100×10−3 45,00
9 5,00 110×10−3 45,45
10 5,50 120×10−3 45,83
∑ Rn 419,84

Untuk menentukan nilai hambatan rata-rata ( R) dapat digunakan persamaan (3)


yaitu.
n=10
Rn
R= ∑
n=1 n
419,84
R=
10
R=41,984 Ω

R=41,98 Ω
Dimana besarnya nilai ketidakpastian ∆ R dapat ditentukan melalui persamaan (4)
yaitu:
n=10
( R−R )2
ΔR=
√∑ n=1 n−1
Untuk mempermudah dalam perhitungan maka dapat dibantu dengan tabel sebagai
berikut.
Tabel 8. Nilai-nilai yang akan Dihitung
No R R ( R−R ) ( R−R )2
1 33,33 41,98 -8,65 74,8225
2 37,50 41,98 -4,48 20,0704
3 40,00 41,98 -1,98 3,9204
4 41,67 41,98 -0,31 0,0961
5 42,86 41,98 0,88 0,7744
6 43,75 41,98 1,77 3,1329
7 44,44 41,98 2,46 6,0516
8 45,00 41,98 3,02 9,1204
9 45,45 41,98 3,47 12,0409
10 45,83 41,98 3,85 14,8225

Hukum Ohm 9
Fisika Laboratorium 3

∑ ( R−R )2 144,8521

Maka besarnya nilai ketidakpastian ∆ R yaitu:


n=10
( R−R )2
ΔR=
√∑ n=1 n−1
144 , 8521
ΔR=
√ 9
ΔR=√ 16,10
ΔR=4,01 Ω
Sehingga besarnya hambatan pada rangkaian dapat dituliskan sebagai berikut.
R=( R±ΔR ) Ω
R=( 41 ,98±4 ,01 ) Ω

Dimana besarnya kesalahan relatif hasil percobaan yaitu:


ΔR
KR= ×100
R %
4 ,01
KR= ×100
41, 98 %
KR=9, 55 %
B. Analisis Data R pada Hambatan 100 Ω
Untuk menentukan besarnya nilai R (hambatan) maka digunakan bentuk lain

V
R=
dari persamaan (1) yaitu I . Berikut ini merupakan tabel untuk
mempermudah dalam menentukan nilai hambatan pada rangkain.

Tabel 9. Analisis Data R pada Hambatan 100 Ω


No Tegangan V Kuat Arus I
(volt) (A) Hambatan
( R= VI ) (Ω )

1 1,25 15×10−3 83,33


2 1,75 20×10−3 87,50
3 2,25 25×10−3 90,00
4 2,75 30×10−3 91,67
5 3,50 35×10−3 100,00

Hukum Ohm 10
Fisika Laboratorium 3

6 4,00 40×10−3 100,00


7 4,50 45×10−3 100,00
8 5,00 50×10−3 100,00
9 5,50 55×10−3 100,00
10 6,00 60×10−3 100,00
∑ Rn 952,50

Untuk menentukan nilai hambatan rata-rata ( R) dapat digunakan persamaan (3)


yaitu.
n=10
Rn
R= ∑
n=1 n
952, 50
R=
10
R=95,25 Ω
Dimana besarnya nilai ketidakpastian ∆ R dapat ditentukan melalui persamaan (4)
yaitu:
n=10
( R−R )2
ΔR=
√∑ n=1 n−1
Untuk mempermudah dalam perhitungan maka dapat dibantu dengan tabel sebagai
berikut.
Tabel 10. Nilai-nilai yang akan Dihitung
No R R ( R−R ) ( R−R )2
1 83,33 95,25 -11,92 142,0864
2 87,50 95,25 -7,75 60,0625
3 90,00 95,25 -5,25 27,5625
4 91,67 95,25 -3,58 12,8164
5 100,00 95,25 4,75 22,5625
6 100,00 95,25 4,75 22,5625
7 100,00 95,25 4,75 22,5625
8 100,00 95,25 4,75 22,5625
9 100,00 95,25 4,75 22,5625
10 100,00 95,25 4,75 22,5625
∑ ( R−R )2 377,9028

Maka besarnya nilai ketidakpastian ∆ R yaitu:


n=10
( R−R )2
ΔR=
√∑ n=1 n−1

Hukum Ohm 11
Fisika Laboratorium 3

377 , 9028
ΔR=
√ 9
ΔR=√ 41,98
ΔR=6, 48 Ω
Sehingga besarnya hambatan pada rangkaian dapat dituliskan sebagai berikut.
R=( R±ΔR ) Ω
R=( 95 ,25±6 ,48 ) Ω
Dimana besarnya kesalahan relatif hasil percobaan yaitu:
ΔR
KR= ×100
R %
6 , 48
KR= ×100
95, 25 %
KR=0, 0680×100 %
KR=6, 80 %
C. Analisis Data R pada Hambatan Seri 47 Ω dan 100 Ω

Untuk menentukan besarnya nilai R (hambatan) maka digunakan bentuk lain

V
R=
dari persamaan (1) yaitu I . Berikut ini merupakan tabel untuk
mempermudah dalam menentukan nilai hambatan pada rangkain.

Tabel 11. Analisis Data R pada Hambatan Seri 47 Ω dan 100 Ω


No Tegangan V Kuat Arus I
(volt) (A) Hambatan
( R= VI ) (Ω )

1 2,25 15×10−3 150,00


2 3,00 20×10−3 150,00
3 4,25 29×10−3 146,55
4 5,25 35×10−3 150,00
5 6,25 42×10−3 148,81
6 7,50 50×10−3 150,00
7 8,50 58×10−3 146,55
8 9,50 65×10−3 146,15
9 10,50 70×10−3 150,00
10 11,50 78×10−3 146,55
∑ Rn 1484,61

Hukum Ohm 12
Fisika Laboratorium 3

Untuk menentukan nilai hambatan rata-rata ( R) dapat digunakan persamaan (3)


yaitu.
n=10
Rn
R= ∑
n=1 n
1484 ,61
R=
10
R=148,461 Ω

R=148,46 Ω
Dimana besarnya nilai ketidakpastian ∆ R dapat ditentukan melalui persamaan (4)
yaitu:
n=10
( R−R )2
ΔR=
√∑ n=1 n−1
Untuk mempermudah dalam perhitungan maka dapat dibantu dengan tabel sebagai
berikut.
Tabel 12. Nilai-nilai yang akan Dihitung
No R R ( R−R ) ( R−R )2
1 150,00 148,46 1,54 2,3716
2 150,00 148,46 1,54 2,3716
3 146,55 148,46 -1,91 3,6481
4 150,00 148,46 1,54 2,3716
5 148,81 148,46 0,35 0,1225
6 150,00 148,46 1,54 2,3716
7 146,55 148,46 -1,91 3,6481
8 146,15 148,46 -2,31 5,3361
9 150,00 148,46 1,54 2,3716
10 146,55 148,46 -1,91 3,6481
∑ ( R−R )2 28,2609

Maka besarnya nilai ketidakpastian ∆ R yaitu:


n=10
( R−R )2
ΔR=
√∑ n=1 n−1
28 , 2609
ΔR=
√ 9
ΔR=√ 3,1401
ΔR=1,77 Ω

Hukum Ohm 13
Fisika Laboratorium 3

Sehingga besarnya hambatan pada rangkaian dapat dituliskan sebagai berikut.


R=( R±ΔR ) Ω
R=( 148 , 46±1 ,77 ) Ω
Dimana besarnya kesalahan relatif hasil percobaan yaitu:
ΔR
KR= ×100
R %
1 ,77
KR= ×100
148 , 46 %
KR=0 , 0119×100 %
KR=1,20 %
D. Analisis Data R pada Hambatan Paralel 47 Ω dan 100 Ω

Untuk menentukan besarnya nilai R (hambatan) maka digunakan bentuk lain

V
R=
dari persamaan (1) yaitu I . Berikut ini merupakan tabel untuk
mempermudah dalam menentukan nilai hambatan pada rangkain.

Tabel 13. Analisis Data R pada Hambatan Paralel 100 Ω dan 47 Ω


No Tegangan V Kuat Arus I (A)
(volt) Hambatan
( R= VI )
(Ω )
1 2,00 60×10 −3
33,33
2 2,75 90×10−3 30,56
3 3,75 120×10−3 31,25
4 5,00 160×10−3 31,25
5 6,00 188×10−3 31,91
6 7,00 222×10−3 31,53
7 8,00 258×10−3 31,01
8 9,00 288×10−3 31,25
9 10,00 322×10−3 31,06
10 10,75 345×10−3 31,16
∑ Rn 314,31

Untuk menentukan nilai hambatan rata-rata ( R) dapat digunakan persamaan (3)


yaitu.

Hukum Ohm 14
Fisika Laboratorium 3

n=10
Rn
R= ∑
n=1 n
314 ,31
R=
10
R=31,431 Ω

R=31,43 Ω
Dimana besarnya nilai ketidakpastian ∆ R dapat ditentukan melalui persamaan (4)
yaitu:
n=10
( R−R )2
ΔR=
√∑ n=1 n−1

Untuk mempermudah dalam perhitungan maka dapat dibantu dengan tabel sebagai
berikut.
Tabel 14. Nilai-nilai yang akan Dihitung
No R R ( R−R ) ( R−R )2
1 33,33 31,43 -0,87 0,7569
2 30,56 31,43 -0,18 0,0324
3 31,25 31,43 -0,18 0,0324
4 31,25 31,43 0,48 0,2304
5 31,91 31,43 0,10 0,0100
6 31,53 31,43 -0,42 0,1764
7 31,01 31,43 -0,18 0,0324
8 31,25 31,43 -0,37 0,1369
9 31,06 31,43 -0,27 0,0729
10 31,16 31,43 -0,87 0,7569
∑ ( R−R )2 1,4807

Maka besarnya nilai ketidakpastian ∆ R yaitu:


n=10
( R−R )2
ΔR=
√∑ n=1 n−1
1, 4807
ΔR=
√ 9

Hukum Ohm 15
Fisika Laboratorium 3

ΔR=√ 0,1645
ΔR=0, 41 Ω
Sehingga besarnya hambatan pada rangkaian dapat dituliskan sebagai berikut.
R=( R±ΔR ) Ω
R=( 31 ,43±0 , 41 ) Ω
Dimana besarnya kesalahan relatif hasil percobaan yaitu:
ΔR
KR= ×100
R %
0, 41
KR= ×100
31 , 43 %
KR=0, 0130×100 %
KR=1,30 %
X. Hasil dan Pembahasan
10.1 Hasil
Berdasarkan aalisis data yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil analisis
data sebagai berikut:
1. Hasil analisis data pada rangkaian dengan hambatan 47 Ω
R=( R±ΔR ) Ω
R=( 41 ,98±4 ,01 ) Ω

Dimana besarnya kesalahan relatif hasil percobaan yaitu:

KR = 9,55%

Dengan grafik hubungan antara tegangan dan kuat arus sebagai berikut.

Hukum Ohm 16
Fisika Laboratorium 3

Grafik
6 1. Hubungan antara I dan V pada rangkaian dengan hambatan
47Ω
5

0
30 40 50 60 70 80 90 100 110 120

2. Hasil Analisis Data pada Rangkaian dengan Hambatan 100 Ω


R=( R±ΔR ) Ω
R=( 95 ,25±6 ,48 ) Ω
Dimana besarnya kesalahan relatif hasil percobaan yaitu:

KR= 6,8%

Dengan grafik hubungan antara tegangan dan kuat arus sebagai berikut.

Grafik 2. Hubungan antara I dan V pada Rangkaian dengan Hambatan


7
100Ω
6
5
4
3
2
1
0
15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

3. Hasil Analisis Data pada Hambatan Seri 47 Ω dan 100Ω

Hukum Ohm 17
Fisika Laboratorium 3

R=( R±ΔR ) Ω
R=( 148 , 46±1 ,77 ) Ω
Dimana besarnya kesalahan relatif hasil percobaan yaitu:

KR = 1,20%

Dengan grafik hubungan antara tegangan dan kuat arus sebagai berikut.

Grafik 3. Hubungan antara I dan V pada Hambatan Seri 47Ω dan 100Ω
14

12

10

0
15 20 29 35 42 50 58 65 70 78

4. Hasil Analisis Data pada Hambatan Paralel 47Ω dan 100Ω


R=( R±ΔR ) Ω
R=( 31 ,43±0, 41 ) Ω

Dimana besarnya kesalahan relatif hasil percobaan yaitu:

KR = 1,30%

Hukum Ohm 18
Fisika Laboratorium 3

Dengan grafik hubungan antara tegangan dan kuat arus sebagai berikut.

Grafik 4. Hubungan Antara I dan V pada Hambatan Paralel 47Ω dan


12100Ω

10

0
60 90 120 160 188 222 258 288 322 345

10.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data maka diperoleh nilai hambatan pada masing-
masing rangkaian. Pada rangkaian dengan hambatan 47Ω diperoleh nilai R yaitu
R=(41,98 ± 4,01 ¿ dengan kesalahan relatif hasil percobaan sebesar 9,55%. Pada
rangkaian dengan hambatan 100Ω diperoleh nilai R yaitu R=(92,25 ± 6,48 ¿ dengan
besarnya kesalahan relatif hasil percobaan yaitu 6,80%. Pada rangkaian seri dengan
hambatan masing-masing 47Ω dan 100Ω diperoleh nilai R yaitu R=(148,46 ±1,77 ¿
dengan kesalahan relatif hasil percobaan sebesar 1,20%. Pada rangkaian paralel
dengan hambatan masing-masing 47Ω dan 100Ω diperoleh nilai R yaitu R=(
31,43 ± 0,41¿ dengan kesalahan relatif hasil percobaan yaitu 1,30%. Berdasarkan
keempat hasil percobaan tersebut diperoleh nilai KR yang kecil di bawah 10 %
sehingga hasil percobaan ini dapat diterima.
Berdasarkan hasil analisis data secara kualitatif menggunakan grafik (1), (2),
(3) dan (4) diperoleh hubungan yang linier antara tegangan dan kuat arus, dimana
semakin besar tegangan yang diberikan maka kuat arus yang diterima juga semakin
besar dan begitupun sebaliknya. Sehingga hasil percobaan yang diperoleh dapat

dikatakan sesuai dengan teori Hukum Ohm yang menyatakan bahwa “besar arus

Hukum Ohm 19
Fisika Laboratorium 3

listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau konduktor akan berbanding

lurus dengan beda potensial atau tegangan (V) yang diberikan kepadanya dan

berbanding terbalik dengan besarnya hambatannya (R)”.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai KR di bawah 10%, namun

selama kegiatan praktikum terdapat beberapa kesalahan yang dilakukan oleh

praktikan. Adapun kesalahan yang mungkin dilakukan selama percobaan antara

lain:
1. Kesalahan umum, yaitu kesalahan yang terjadi akibat kekeliruan atau kesalahan
yang dilakukan oleh praktikan. Pada percobaan ini kesalahan umum yang
mungkin praktikan lakukan yaitu kesalahan dalam membaca skala yang
ditunjuk oleh amperemeter dan kesalahan dalam melakukan perhitungan atau
dalam pembulatan angka penting saat analisis data.
2. Kesalahan sistematis, yaitu kesalahan yang disebablan oleh alat yang
digunakan dalam melakukan praktikum dan juga disebabkan oleh pengaruh
lingkungan. Pada percobaan ini kesalahan sistematis yang mungkin terjadi
yaitu alat yang digunakan sudah tidak standar lagi dan gangguan dari
lingkungan tempat praktikum seperti getaran, getaran ini dapat mempengaruhi
nilai yang ditunjuk oleh alat dikarenakan alat seperti amperemeter dan
voltmeter sensitif terhadap getaran.
3. Kesalahan acak, yaitu kesalahan yang tidak diketahui penyebabnya, namun
dapat berpengaruh terhadap hasil dari suatu percobaan.

Selain terjadinya kesalahan-kesalahan diatas, praktikan juga mengalami


kendala-kendala saat praktikum. Kendala yang dialami selama praktikum sebagai
berikut:
1. Jarum penunjuk skala pada catu daya tidak dapat bekerja dengan baik sehingga
angka yang teramati pada catu daya tidak sesuai dengan yang teramati pada
voltmeter.
2. Kerusakan pada kabel yang digunakan saat percobaan. Hal ini mengakibatkan
kesulitan dalam menggunakannya karena kabel banyak yang longgar ketika
dipasang pada alat praktikum seperti pada voltmeter, amperemeter, catu daya
dan papan rangkaian.

Hukum Ohm 20
Fisika Laboratorium 3

XI. Jawaban Pertanyaan


11.1 Pertanyaan
1. Tentukan nilai R berdasarkan data yang Anda peroleh. Nyatakan hasilnya
dalam bentuk R=Ŕ ± ∆ R dan KR percobaan.
2. Bagaimanakah cara menentukan besarnya hambatan dari grafik tegangan dan
kuat arus? Jelaskan!
3. Buatlah grafik I-V dan berdasarkan grafik tersebut tentukan nilai R.
4. Bandingkan nilai R yang Anda peroleh dan lakukan analisis sederhana terhadap
hasil yang didapatkan.
5. Jika saat tegangan dinaikkan sebesar 2 kali, terbaca arus meningkat 3 kali.
Apakah peristiwa ini mengikuti hukum Ohm? Jelaskan!
6. Sebutkan peralatan listrik yang mengikuti hukum Ohm dan yang tidak! Berikan
penjelasan.
11.2 Jawaban Pertanyaan
1. Pada rangkaian dengan hambatan 47Ω diperoleh nilai R=(41,98 ± 4,01 ¿ dengan
kesalahan relatif hasil percobaan sebesar 9,55%. Pada rangkaian dengan

hambatan 100Ω diperoleh nilai R=(92,25 ± 6,48 ¿ dengan besarnya kesalahan


relatif hasil percobaan yaitu 6,80%. Pada rangkaian seri dengan hambatan
masing-masing 47Ω dan 100Ω diperoleh nilai R yaitu R=(148,46 ±1,77 ¿
dengan kesalahan relatif hasil percobaan sebesar 1,20%. Pada rangkaian paralel
dengan hambatan masing-masing 47Ω dan 100Ω diperoleh nilai R yaitu R=(
31,43 ± 0,41¿ dengan kesalahan relatif hasil percobaan yaitu 1,30%.
2. Untuk mencari besarnya nilai R melalui grafik yang telah diperoleh dapat
menggunakan persamaan (1) yaitu :
V
I=
R
Maka besarnya nilai R dapat dituliskan:
ΔV
R=
ΔI
3. Grafik hubungan antara I dan V seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya
yaitu pada grafik (1), (2), (3) dan (4).

Hukum Ohm 21
Fisika Laboratorium 3

Berdasarkan grafik (1) besarnya R yaitu :


ΔV
R=
ΔI
( 5,5−1,0 )
R=
( 0 , 12−0 , 03 )
4,5
R=
0 ,09
R = 50 Ω
Berdasarkan grafik (2) besarnya R yaitu :
ΔV
R=
ΔI
( 6,0−1 ,25 )
R=
( 0 , 06−0 , 015 )
4 ,75
R=
0 , 045
R=105,56 Ω
Berdasarkan grafik (3) besarnya R yaitu :
ΔV
R=
ΔI
( 11 ,5−2 , 25 )
R=
( 0 , 078−0 ,015 )
9 ,25
R=
0 , 063
R=146 ,82 Ω
Berdasarkan grafik (4) besarnya R yaitu :
ΔV
R=
ΔI
( 10 , 75−2 , 00 )
R=
( 0 , 345−0 ,060 )
8, 75
R=
0,285
R=30, 70 Ω
4. Pada nilai R pada rangkaian dengan hambatan 47Ω berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh nilai R sebesar R=(41,98 ± 4,01 ¿ dan berdasarkan hasil

Hukum Ohm 22
Fisika Laboratorium 3

perhitungan melalui grafik diperoleh nilai R sebesar 50Ω, hal ini membuktikan

hasil yang diperoleh kurang akurat karena hasil yang diperoleh memiliki selisih

yang cukup besar. Pada nilai R pada rangkaian dengan hambatan 100Ω

berdasarkan perhitungan diperoleh nilai R sebesar R=(92,25 ± 6,48 ¿ dan

berdasarkan perhitungan melalui grafik diperoleh nilai R sebesar 105,56 Ω,

nilai R yang diperoleh berbeda dengan selisih yang cukup besar besar. Pada

nilai R dengan hambatan 47Ω dan 100Ω yang disusun seri berdasarkan hasil

perhitungan diperoleh nilai R sebesar R=(148,46 ±1,77 ¿ dan berdasarkan hasil

perhitungan melalui grafik diperoleh nilai R sebesar 146,82Ω, walaupun nilai R

yang diperoleh berbeda namun nilainya memiliki selisih yang tidak terlalu

besar. Pada nilai R dengan hambatan 47Ω dan 100Ω yang disusun secara

paralel diperoleh nilai R sebesar R=(31,43 ± 0,41¿ dan berdasarkan

perhitungan melalui grafik diperoleh nilai R sebesar 30,70Ω, walaupun nilai R

yang diperoleh berbeda namun selisih nilainya tidak terlalu besar sehingga

masih bisa ditoleransi. Perbedaan nilai R melalui perhitungan dan melalui

grafik dapat terjadi karena kesalahan saat melakukan analisis data misalnya

kesalahan dalam menentukan angka penting.


5. Ketika tegangan dinaikkan sebesar 2 kali dan terbaca arus yang meningkat
sebesar 3 kali dari sebelumnya, maka hasil percobaan ini tidak sesuai dengan
hukum Ohm. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan dari Hukum Ohm yaitu
kuat arus yang mengalir pada rangkaian sebanding dengan tegangan yang
diberikan kepada rangkaian. Ketika tegangan yang diberikan 2 kali maka kuat
arus yang terbaca akan meningkat 2 kali dari sebelumnya, bukannya 3 kali dari
sebelumnya.
6. Salah satu contoh peralatan listrik yang mengikuti aturan Hukum Ohm yaitu
lampu pijar. Jika bola lampu pijar diberi tegangan V, sesuai dengan hukum
ohm, kuat arus listrik yang mengalir melalui filamen adalah I =V/R. Apabila
lampu diberikan tegangan yang lebih kecil maka arus listrik yang diterima
lampu juga akan mengecil sehingga sinar lampu menjadi redup. Contoh lainnya
yaitu kulkas, TV, dan setrika listrik.

Hukum Ohm 23
Fisika Laboratorium 3

XII. Simpulan dan Saran


12.1 Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan hasil analisis data yang telah dilakukan,
maka dapat disimpukan sebagai berikut.
1. Pada rangkaian dengan hambatan 47Ω diperoleh nilai R yaitu R=(41,98 ± 4,01 ¿
dengan kesalahan relatif hasil percobaan sebesar 9,55%. Pada rangkaian dengan
hambatan 100Ω diperoleh nilai R yaitu R=(92,25 ± 6,48 ¿ dengan besarnya
kesalahan relatif hasil percobaan yaitu 6,80%. Pada rangkaian seri dengan
hambatan masing-masing 47Ω dan 100Ω diperoleh nilai R yaitu R=(
148,46 ±1,77 ¿ dengan kesalahan relatif hasil percobaan sebesar 1,20%. Pada
rangkaian paralel dengan hambatan masing-masing 47Ω dan 100Ω diperoleh
nilai R yaitu R=(31,43 ± 0,41¿dengan kesalahan relatif hasil percobaan yaitu
1,30%. Berdasarkan keempat hasil percobaan tersebut diperoleh nilai KR yang
kecil di bawah 10 % sehingga hasil percobaan ini dapat diterima.
2. Berdasarkan hasil analisis data secara kualitatif menggunakan grafik (1), (2), (3)
dan (4) diperoleh hubungan yang linier antara tegangan dan kuat arus, dimana
semakin besar tegangan yang diberikan maka kuat arus yang diterima juga
semakin besar dan begitupun sebaliknya. Sehingga hasil percobaan yang
diperoleh dapat dikatakan sesuai dengan teori Hukum Ohm yang menyatakan

bahwa “besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau

konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan (V) yang

diberikan kepadanya dan berbanding terbalik dengan besarnya hambatannya

(R)”.
12.2 Saran
Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mempersiapkan diri sebelum melakukan praktikum,
misalnya dengan memahami teori tentang materi yang akan dipraktikan.

Hukum Ohm 24
Fisika Laboratorium 3

Bagi lembaga
Diharapkan kepada lembaga untuk lebih memperhatikan kualitas alat ukur
yang ada di laboratorium, ada beberapa alat di laboratorium yang mengalami
kerusakan dan sudah tidak sesuai dengan standar. Karena kerusakan alat sangat
mempengaruhi hasil percobaan.

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, D. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.


Halliday, David & Robert Resnick. 1984. Fisika Edisi Ketiga Jilid 2. Terjemahan: Pantur
Silaban dan Erwin Sucipto. Jakarta: Erlangga.
Pujani, Ni Made., dkk. 2016. Petunjuk Praktikum Laboratorium Fisika 3. Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha.

Hukum Ohm 25
Fisika Laboratorium 3

LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. JURNAL PRAKTIKUM

Hukum Ohm 26
Fisika Laboratorium 3

Hukum Ohm 27
Fisika Laboratorium 3

Hukum Ohm 28
Fisika Laboratorium 3

LAMPIRAN 2. SET UP PERCOBAAN

Rangkaian menggunakan hambatan 47

Rangkaian menggunakan hambatan 100

Hukum Ohm 29
Fisika Laboratorium 3

Rangkaian seri dengan masing-masing hambatan 47 dan 100

Rangkaian paralel dengan masing-masing hambatan 47 dan 100

Hukum Ohm 30

Anda mungkin juga menyukai