OLEH :
NI LUH GEDE ESTI PURNAMA SARI 1513021003/ III A
Hukum Ohm 0
Fisika Laboratorium 3
I. Tanggal Percobaan
2 November 2016
II. Judul Percobaan
Hukum Ohm
III. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari praktikum ini antara lain :
1. Menentukan besarnya nilai hambatan (R)
2. Mengetahui serta mempelajari hubungan antara kuat arus (I) dan tegangan (V)
yang mengalir pada sebuah rangkaian listrik.
IV. Landasan Teori
Apabila suatu penghantar diberikan potensial yang berbeda diantara kedua
ujungnya, maka dalam penghantar itu akan timbul arus listrik. Untuk menghasilkan
arus listrik pada rangkaian dibutuhkan beda potensial. Salah satu cara untuk
menghasilkan beda potensial yaitu dengan baterai. Hukum Ohm menjelaskan
hubungan antara tegangan listrik dengan kuat arus listrik. George Simon Ohm
(1787-1854) menentukan dengan ekperimen bahwa arus pada kawat logam
sebanding dengan beda potensial yang diberikan ke ujung-ujungnya.
Besar arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangannya saja,
namun juga bergantung pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran
elektron. Dinding-dinding pipa, atau tepian sungai dan batu-batu di tengahnya,
memberikan hambatan terhadap aliran arus. Dengan cara yang sama elektron-
elektron diperlambat karena adanya interaksi dengan atom-atom kawat. Makin
tinggi hambatan ini, maka makin kecil arus untuk suatu tegangan V. Sehingga
diperoleh hubungan hambatan dengan kuat arus secara matematik dapat dituliskan
(Giancoli, 2001).
V
I=
R (1)
Dimana V adalah beda potensial yang melintasi alat tersebut, dan I adalah arus yang
mengalir padanya, R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnya, R sering juga
diistilahkan dengan resistor. Resistor merupakan suatu konduktor yang
resistansinya sudah ditentukan. Resistor memiliki resistansi yang sama tanpa
mempertimbangkan magnitudo dan arah beda potensial yang diterapkan. Namun,
Hukum Ohm 1
Fisika Laboratorium 3
peranti konduksi yang lain mungkin memiliki resistansi yang berubah sesuai beda
potensial yang diterapkan.
Persamaan (1) dapat juga dituliskan sebagai berikut.
V =IR (2)
Persamaan (2) dikenal sebagai hukum Ohm, dimana hukum ini dipublikasikan oleh
George Simon Ohm pada papernya yang berjudul “The Galvanic Circuit
Investigated Mathematically” pada tahun 1827. Hukum Ohm menyatakan bahwa
arus yang melalui konduktor logam sebanding dengan tegangan yang diberikan
(Halliday, 1984).
Hubungan antara kuat arus listrik (I), tegangan (V) dan hambatan (R) dapat
dilukiskan pada grafik seperti gambar 1 berikut ini (Pujani, 2016).
Hukum Ohm dalam kehidupan sehari-hari sudah sering kita jumpai. Seperti
pada penggunaan alat-alat listrik seperti lampu, TV, dan kulkas juga alat elektronik
lainnya yang harus disesuaikan dengan tegangan. Hukum Ohm memberikan
informasi mengenai kuat arus atau tegangan suatu alat listrik. Bila alat listrik diberi
tegangan listrik yang lebih kecil dari seharusnya, arus akan mengecil sehingga alat
itu tidak bekerja normal (misalnya lampu akan redup).
Hukum Ohm 2
Fisika Laboratorium 3
4 Papan 1 -
rangkaian
5 Jembatan 2 -
penghubung
Hukum Ohm 3
Fisika Laboratorium 3
6 Kabel 7 -
penghubung
7 Hambatan 47 1 -
Ω
8 Hambatan 100 1 -
Ω
Hukum Ohm 4
Fisika Laboratorium 3
Hukum Ohm 5
Fisika Laboratorium 3
Hukum Ohm 6
Fisika Laboratorium 3
nilai R yang diperoleh dari grafik I-V yang secara teori sesuai dengan hasil yang
diperoleh pada gambar 1.
Hukum Ohm 7
Fisika Laboratorium 3
7 8,50 58×10−3
8 9,50 65×10−3
9 10,50 70×10−3
10 11,50 78×10−3
V
R=
dari persamaan (1) yaitu I . Berikut ini merupakan tabel untuk
mempermudah dalam menentukan nilai hambatan pada rangkain.
Hukum Ohm 8
Fisika Laboratorium 3
R=41,98 Ω
Dimana besarnya nilai ketidakpastian ∆ R dapat ditentukan melalui persamaan (4)
yaitu:
n=10
( R−R )2
ΔR=
√∑ n=1 n−1
Untuk mempermudah dalam perhitungan maka dapat dibantu dengan tabel sebagai
berikut.
Tabel 8. Nilai-nilai yang akan Dihitung
No R R ( R−R ) ( R−R )2
1 33,33 41,98 -8,65 74,8225
2 37,50 41,98 -4,48 20,0704
3 40,00 41,98 -1,98 3,9204
4 41,67 41,98 -0,31 0,0961
5 42,86 41,98 0,88 0,7744
6 43,75 41,98 1,77 3,1329
7 44,44 41,98 2,46 6,0516
8 45,00 41,98 3,02 9,1204
9 45,45 41,98 3,47 12,0409
10 45,83 41,98 3,85 14,8225
Hukum Ohm 9
Fisika Laboratorium 3
∑ ( R−R )2 144,8521
V
R=
dari persamaan (1) yaitu I . Berikut ini merupakan tabel untuk
mempermudah dalam menentukan nilai hambatan pada rangkain.
Hukum Ohm 10
Fisika Laboratorium 3
Hukum Ohm 11
Fisika Laboratorium 3
377 , 9028
ΔR=
√ 9
ΔR=√ 41,98
ΔR=6, 48 Ω
Sehingga besarnya hambatan pada rangkaian dapat dituliskan sebagai berikut.
R=( R±ΔR ) Ω
R=( 95 ,25±6 ,48 ) Ω
Dimana besarnya kesalahan relatif hasil percobaan yaitu:
ΔR
KR= ×100
R %
6 , 48
KR= ×100
95, 25 %
KR=0, 0680×100 %
KR=6, 80 %
C. Analisis Data R pada Hambatan Seri 47 Ω dan 100 Ω
V
R=
dari persamaan (1) yaitu I . Berikut ini merupakan tabel untuk
mempermudah dalam menentukan nilai hambatan pada rangkain.
Hukum Ohm 12
Fisika Laboratorium 3
R=148,46 Ω
Dimana besarnya nilai ketidakpastian ∆ R dapat ditentukan melalui persamaan (4)
yaitu:
n=10
( R−R )2
ΔR=
√∑ n=1 n−1
Untuk mempermudah dalam perhitungan maka dapat dibantu dengan tabel sebagai
berikut.
Tabel 12. Nilai-nilai yang akan Dihitung
No R R ( R−R ) ( R−R )2
1 150,00 148,46 1,54 2,3716
2 150,00 148,46 1,54 2,3716
3 146,55 148,46 -1,91 3,6481
4 150,00 148,46 1,54 2,3716
5 148,81 148,46 0,35 0,1225
6 150,00 148,46 1,54 2,3716
7 146,55 148,46 -1,91 3,6481
8 146,15 148,46 -2,31 5,3361
9 150,00 148,46 1,54 2,3716
10 146,55 148,46 -1,91 3,6481
∑ ( R−R )2 28,2609
Hukum Ohm 13
Fisika Laboratorium 3
V
R=
dari persamaan (1) yaitu I . Berikut ini merupakan tabel untuk
mempermudah dalam menentukan nilai hambatan pada rangkain.
Hukum Ohm 14
Fisika Laboratorium 3
n=10
Rn
R= ∑
n=1 n
314 ,31
R=
10
R=31,431 Ω
R=31,43 Ω
Dimana besarnya nilai ketidakpastian ∆ R dapat ditentukan melalui persamaan (4)
yaitu:
n=10
( R−R )2
ΔR=
√∑ n=1 n−1
Untuk mempermudah dalam perhitungan maka dapat dibantu dengan tabel sebagai
berikut.
Tabel 14. Nilai-nilai yang akan Dihitung
No R R ( R−R ) ( R−R )2
1 33,33 31,43 -0,87 0,7569
2 30,56 31,43 -0,18 0,0324
3 31,25 31,43 -0,18 0,0324
4 31,25 31,43 0,48 0,2304
5 31,91 31,43 0,10 0,0100
6 31,53 31,43 -0,42 0,1764
7 31,01 31,43 -0,18 0,0324
8 31,25 31,43 -0,37 0,1369
9 31,06 31,43 -0,27 0,0729
10 31,16 31,43 -0,87 0,7569
∑ ( R−R )2 1,4807
Hukum Ohm 15
Fisika Laboratorium 3
ΔR=√ 0,1645
ΔR=0, 41 Ω
Sehingga besarnya hambatan pada rangkaian dapat dituliskan sebagai berikut.
R=( R±ΔR ) Ω
R=( 31 ,43±0 , 41 ) Ω
Dimana besarnya kesalahan relatif hasil percobaan yaitu:
ΔR
KR= ×100
R %
0, 41
KR= ×100
31 , 43 %
KR=0, 0130×100 %
KR=1,30 %
X. Hasil dan Pembahasan
10.1 Hasil
Berdasarkan aalisis data yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil analisis
data sebagai berikut:
1. Hasil analisis data pada rangkaian dengan hambatan 47 Ω
R=( R±ΔR ) Ω
R=( 41 ,98±4 ,01 ) Ω
KR = 9,55%
Dengan grafik hubungan antara tegangan dan kuat arus sebagai berikut.
Hukum Ohm 16
Fisika Laboratorium 3
Grafik
6 1. Hubungan antara I dan V pada rangkaian dengan hambatan
47Ω
5
0
30 40 50 60 70 80 90 100 110 120
KR= 6,8%
Dengan grafik hubungan antara tegangan dan kuat arus sebagai berikut.
Hukum Ohm 17
Fisika Laboratorium 3
R=( R±ΔR ) Ω
R=( 148 , 46±1 ,77 ) Ω
Dimana besarnya kesalahan relatif hasil percobaan yaitu:
KR = 1,20%
Dengan grafik hubungan antara tegangan dan kuat arus sebagai berikut.
Grafik 3. Hubungan antara I dan V pada Hambatan Seri 47Ω dan 100Ω
14
12
10
0
15 20 29 35 42 50 58 65 70 78
KR = 1,30%
Hukum Ohm 18
Fisika Laboratorium 3
Dengan grafik hubungan antara tegangan dan kuat arus sebagai berikut.
10
0
60 90 120 160 188 222 258 288 322 345
10.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data maka diperoleh nilai hambatan pada masing-
masing rangkaian. Pada rangkaian dengan hambatan 47Ω diperoleh nilai R yaitu
R=(41,98 ± 4,01 ¿ dengan kesalahan relatif hasil percobaan sebesar 9,55%. Pada
rangkaian dengan hambatan 100Ω diperoleh nilai R yaitu R=(92,25 ± 6,48 ¿ dengan
besarnya kesalahan relatif hasil percobaan yaitu 6,80%. Pada rangkaian seri dengan
hambatan masing-masing 47Ω dan 100Ω diperoleh nilai R yaitu R=(148,46 ±1,77 ¿
dengan kesalahan relatif hasil percobaan sebesar 1,20%. Pada rangkaian paralel
dengan hambatan masing-masing 47Ω dan 100Ω diperoleh nilai R yaitu R=(
31,43 ± 0,41¿ dengan kesalahan relatif hasil percobaan yaitu 1,30%. Berdasarkan
keempat hasil percobaan tersebut diperoleh nilai KR yang kecil di bawah 10 %
sehingga hasil percobaan ini dapat diterima.
Berdasarkan hasil analisis data secara kualitatif menggunakan grafik (1), (2),
(3) dan (4) diperoleh hubungan yang linier antara tegangan dan kuat arus, dimana
semakin besar tegangan yang diberikan maka kuat arus yang diterima juga semakin
besar dan begitupun sebaliknya. Sehingga hasil percobaan yang diperoleh dapat
dikatakan sesuai dengan teori Hukum Ohm yang menyatakan bahwa “besar arus
Hukum Ohm 19
Fisika Laboratorium 3
listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau konduktor akan berbanding
lurus dengan beda potensial atau tegangan (V) yang diberikan kepadanya dan
lain:
1. Kesalahan umum, yaitu kesalahan yang terjadi akibat kekeliruan atau kesalahan
yang dilakukan oleh praktikan. Pada percobaan ini kesalahan umum yang
mungkin praktikan lakukan yaitu kesalahan dalam membaca skala yang
ditunjuk oleh amperemeter dan kesalahan dalam melakukan perhitungan atau
dalam pembulatan angka penting saat analisis data.
2. Kesalahan sistematis, yaitu kesalahan yang disebablan oleh alat yang
digunakan dalam melakukan praktikum dan juga disebabkan oleh pengaruh
lingkungan. Pada percobaan ini kesalahan sistematis yang mungkin terjadi
yaitu alat yang digunakan sudah tidak standar lagi dan gangguan dari
lingkungan tempat praktikum seperti getaran, getaran ini dapat mempengaruhi
nilai yang ditunjuk oleh alat dikarenakan alat seperti amperemeter dan
voltmeter sensitif terhadap getaran.
3. Kesalahan acak, yaitu kesalahan yang tidak diketahui penyebabnya, namun
dapat berpengaruh terhadap hasil dari suatu percobaan.
Hukum Ohm 20
Fisika Laboratorium 3
Hukum Ohm 21
Fisika Laboratorium 3
Hukum Ohm 22
Fisika Laboratorium 3
perhitungan melalui grafik diperoleh nilai R sebesar 50Ω, hal ini membuktikan
hasil yang diperoleh kurang akurat karena hasil yang diperoleh memiliki selisih
yang cukup besar. Pada nilai R pada rangkaian dengan hambatan 100Ω
nilai R yang diperoleh berbeda dengan selisih yang cukup besar besar. Pada
nilai R dengan hambatan 47Ω dan 100Ω yang disusun seri berdasarkan hasil
yang diperoleh berbeda namun nilainya memiliki selisih yang tidak terlalu
besar. Pada nilai R dengan hambatan 47Ω dan 100Ω yang disusun secara
yang diperoleh berbeda namun selisih nilainya tidak terlalu besar sehingga
grafik dapat terjadi karena kesalahan saat melakukan analisis data misalnya
Hukum Ohm 23
Fisika Laboratorium 3
bahwa “besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau
konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan (V) yang
(R)”.
12.2 Saran
Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mempersiapkan diri sebelum melakukan praktikum,
misalnya dengan memahami teori tentang materi yang akan dipraktikan.
Hukum Ohm 24
Fisika Laboratorium 3
Bagi lembaga
Diharapkan kepada lembaga untuk lebih memperhatikan kualitas alat ukur
yang ada di laboratorium, ada beberapa alat di laboratorium yang mengalami
kerusakan dan sudah tidak sesuai dengan standar. Karena kerusakan alat sangat
mempengaruhi hasil percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Hukum Ohm 25
Fisika Laboratorium 3
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. JURNAL PRAKTIKUM
Hukum Ohm 26
Fisika Laboratorium 3
Hukum Ohm 27
Fisika Laboratorium 3
Hukum Ohm 28
Fisika Laboratorium 3
Hukum Ohm 29
Fisika Laboratorium 3
Hukum Ohm 30