Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering diterapkannya konsep fisika
mengingat fisika merupakan ilmu dasar dalam segala aspek kehidupan manusia.
Salah satu konsep dalam fisika dasar yang sering ditemui adalah teori kinetik gas.

Secara umum kita mengenal tiga macam bentuk zat, yaitu padat, cair dan
gas yang secara makroskopik memiliki sifat yang berbeda. Bentuk stabil pada
suhu rendah adalah dalam bentuk zat padat , diatas suhu zat padat yaitu zat cair,
dan zat gas akan stabil diatas suhu tertentu.

Dari segi mikroskopik dan molekular setiap zat terdiri atas molekul-
molekul yang saling berinteraksi satu dengan yang lain. Tiap molekul padatan
menempati tempat tertentu dalam satu kisi, dan tidak berpindah-pindah, satu-satun
gerakannya adalah gerakan internal. Sedangkan gas merupakan kumpulan
molekul-molekul yang bergerak bebas di ruang, memiliki sifat dan karakteristik
tersendiri dan mempunyai sifat yang berbeda dari jenis zat lainnya, berbentuk zat
yang stabil pada suhu tertentu, memiliki kerapatan rendah, serta volume dan
bentuk sepenuhnya bergantung pada tempatnya. Molekul- molekul pembentuk
gas cenderung bergerak bebas dan saling bertumbukkan antar molekul. Gas
melakukan tekanan akibat tumbukannya dengan dinding.

Karakteristik gas erat kaitannya dan tidak dapat dipisahkan dengan


volume, temperatur, dan tekanan yang selanjutnya akan dihubungkan dengan
hukum-hukum yang berkaitan dengan teori kinetik gas yaitu, Hukum Boyle, Gay
Lussac, Charles, dan Boyle- Gay Lussac.

Berkaitan dengan konsep gas ini ada beberapa fenomena yang terjadi
dalam kehidupan sehari – hari, seperti Mengapa ban sepeda yang dijemur di siang
hari terkadang bisa tiba-tiba pecah? Mengapa balon udara bisa naik ke langit?
Mengapa balon udara yang diisi menggunakan alat pompa bisa naik ke udara,
sedangkan jika ditiup melalui mulut tidak dapat naik ke udara? Bagaimana proses
kita bisa bernapas dan menghembuskan napas selama ini? Mengapa ketika kita
menuangkan minuman ke dalam gelas, ukuran gelembung semakin besar sampai

1
di permukaan gelas? dan masih banyak lagi fenomena lainnya. Dengan adanya
banyak aplikasi teori kinetik gas dalam kehidupan, maka kita perlu mengetahui
persamaan-persamaan yang berlaku dalam konsep ini agar dapat memecahkan
masalah-masalah yang terjadi.

Maka dari itu, perlu kiranya kita mengetahui tentang kajian ilmu fisika
tersebut untuk lebih mengetahui sifat dan juga manfaat yang dapat di ambil dari
kajian tersebut. Melalui karya tulis ini penulis ingin menjelaskan lebih lanjut
tentang teori kajian fisika ini lebih lanjut. Sehingga kita dapat mengetahui konsep
dasar dari teori gas tesebut. Di dalam karya tulis ini, penulis akan mengkaji
tentang teori kinetik gas yaitu lebih spesifiknya tentang deskripsi gas ideal secara
makroskopik dan mikroskopik, perhitungan kinetik dari tekanan, tafsiran kinetik
dari temperatur, dan ekipartisi energi. Selain itu dalam makalah ini, penulis juga
akan membahas fenomena-fenomena dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan
teori gas kinetik. Dari semua kajian ini, penulis berharap semua yang akan dikaji
dalam karya tulis ini bisa lebih bermanfaat dan lebih menambah pengetahuan kita
tentang teori kinetik gas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Siapakah tokoh fisika dalam teori kinetik gas?
2. Bagaimanakah fenomena alam yang berkaitan dengan teori kinetik
gas?
3. Bagaimana deskripsi gas ideal secara makroskopik?
4. Bagaimana deskripsi gas ideal secara mikroskopik?
5. Bagaimana perhitungan kinetik dari tekanan?
6. Bagaimana tafsiran kinetik dari temperatur?
7. Bagaimana teori ekipartisi energi?
8. Bagaimanakah penerapan teori kinetik gas dalam kehidupan sehari-
hari?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah Teori Kinetik Gas ini yaitu :
1. Menjelaskan tokoh fisika dalam teori kinetik gas beserta peranannya
2. Menjelaskan fenomena alam yang berkaitan dengan teori kinetik gas
3. Mendeskripsikan gas ideal secara makroskopik

2
4. Mendeskripsikan gas ideal secara mikroskopik
5. Menjelaskan dan memahami perhitungan kinetik dari tekanan
6. Menjelaskan tafsiran kinetik dari temperatur
7. Menjelaskan teori ekipartisi energi
8. Menjelaskan penerapan teori kinetik gas dalam kehidupan sehari-hari
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari pembuatan makalah Teori Kinetik Gas
ini yaitu dapat :
1. Mengetahui tokoh-tokoh fisika yang berperan dalam teori kinetik gas
2. Mengetahui berbagai fenomena alam yang memiliki kaitan denga teori
kinetik gas
3. Mengetahui pengertian dan deskripsi gas ideal secara makroskopik
4. Mengetahui pengertian dan deskripsi gas ideal secara mikroskopik
5. Mengetahui dan memahami perhitungan kinetik dari tekanan
6. Memahami tafsiran kinetik dari temperatur
7. Mengetahui dan memahami teori ekipartisi energi
8. Mengetahui penerapam teori kinetik gas dalam kehidupan sehari-hari

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tokoh Fisika
1. Joseph Louis Gay Lussac

Gambar 1. Tokoh Fisika Gay Lussac


Joseph Louis Gay Lussac merupakan seorang fisikawan Perancis. Beliau
dilahirkan di St Leonard dari Noblac, di bagian Haute-Vienne pada tanggal 6
Desember 1778. Beliau menerima pendidikan awalnya di rumah pada tahun 1794,
dikirim ke Paris bersiap menghadapi Ecole Polytechnique setelah ayahnya ditahan
dan beliau diterima pada tahun 1797. Tiga tahun kemudian beliau pindah ke Ecole
Des Ponts et Chaussees, dan segera ditugaskan pada C.L. Berthollet.
Gay Lussac terkenal dengan dua hukum yang berkenaan dengan gas. Pada
tahun 1802, Gay Lussac pertama kali merumuskan Hukum Gay Lussac, yang
menyatakan bahwa jika massa dan volume dari sebuah gas dipertahankan konstan,
maka tekanan gas akan meningkat, beriringan dengan meningkatnya suhu. Gay
Lussac menemukan bahwa “Tekanan dari sejumlah tetap gas pada volume yang
tetap berbanding lurus dengan temperatur dalam kelvin”. Secara sistematis dapat
dinyatakan dengan : P ∝T
P
= konstan
T
Untuk gas dalam suatu wadah yang mengalami pemanasan dengan volume
dijaga tetap, pada proses 1 dan 2 hukum Gay Lussac dapat ditulis seperti berikut :

P 1 P2
=
T1 T 2
Keterangan :
V = volume (bernilai tetap)

4
P1 = tekanan mula-mula (atm)
P2 = tekanan akhir (atm)
T1 = suhu mutlak mula-mula (K)
T2 = suhu akhir (K)
2. Robert Boyle

Gambar 2. Tokoh Fisika Boyle

Robert Boyle merupakan seorang filsuf, kimiawan, fisikawan, penemu,


dan ilmuan Irlandia yang terkemuka karena karya-karya di bidang fisika dan
kimia. Robert Boyle lahir pada tanggal 25 Januari 1627, kemudian wafat pada
usia 64 tahun yaitu pada tanggal 30 Desember 1691. Boyle mengemukakan bahwa
bila massa dan suhu suatu gas dijaga konstan maka volum gas akan berbanding
terbalik dengan tekanan mutlak, yang disebut dengan Hukum Boyle. Hukum
boyle menyatakan bahwa hasil kali antara tekanan dan volume akan bernilai
konstan selama massa dan suhu gas dijaga konstan. Secara matematis dapat di
tulis:

1
P∝
V
PV = konstan

Keterangan : P = tekanan gas (N/m2 atau Pa)

V = volume gas (m3)

5
3. Jacques Charles

Gambar 3. Tokoh Fisika Charles


Jacques Charles lahir di Beaugency-sur Loire pada tahun 1746 dan
meninggal pada tahun 1823. Karya beliau yang berperan dalam konsep Teori
Kinetik Gas yaitu Hukum Charles. Hukum ini pertama kali dipublikasikan oleh
Joseph Louis Gay Lussac pada tahun 1802, namun dalam publikasi tersebut Gay
Lussac mengutip karya Jacques Charles dari sekitar tahun 1778 yang tidak
dipublikasikan.
Hukum Charles berbunyi volume gas berbanding lurus dengan suhu
mutlak, selama massa dan tekanan gas dijaga konstan, dikemukakan oleh Jacques
Charles tahun 1787. Dengan demikian volume dan suhu suatu gas pada tekanan
konstan adalah berbanding lurus dan secara matematis kesebandingan tersebut
dapat dituliskan sebagai berikut.
V ∝T
V
= konstan
T

Kemudian untuk gas dalam suatu wadah yang mengalami perubahan


volume dan suhu dari keadaan 1 ke keadaan 2 saat tekanan dan massa dijaga
konstan, dapat dirumuskan berikut :
V1 V2
=
T 1 T2

Keterangan: V1 = volume gas mula-mula (m3)


V2 = volume gas akhir (m3)
T1 = suhu gas mula-mula (K)
T2 = suhu gas akhir (K)

6
2.2 Fenomena Alam yang Berkaitan Dengan Teori Kinetik Gas
Adapun enomena-fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan teori kinetic gas sebagai berikut :
1. Ban sepeda yang dijemur di siang hari terkadang bisa tiba-tiba pecah
Pada siang hari yang terik, suhu udara di bumi meningkat. Hal tersebut
menyebabkan suhu dalam ban sepeda juga meningkat. Dalam konsep gas ideal,
kita mengetahui bahwa suhu berbanding lurus dengan tekanan. Jika suhu udara di
dalam ban bertambah, tekanan juga akan bertambah. Seiring dengan terus
meningkatnya suhu, maka suatu saat tekanan dalam ban akan mencapai batas
maksimum hingga ban tidak mampu menahannya udara di dalamnya lagi atau bisa
dikatakan ban akan meletus.
2. Balon udara yang bisa naik ke langit
Balon udara bisa terbang di udara karena gas yang mengisi balon tersebut
lebih ringan daripada udara luar di sekitarnya. Gas pengisi balon seperti hidrogen
dan helium memiliki kerapatan yang lebih kecil daripada udara pada keadaan
yang sama. Karena kerapatan gas helium dan hidrogen yang lebih kecil, maka
massanya pun lebih kecil dibandingkan dengan udara pada volume yang sama.
Jika gas hydrogen atau helium ini dipompakan ke dalam balon maka balon
tersebut akan naik ke udara. Selain itu, udara panas yang mempunyai kerapatan
yang lebih kecil dibandingkan dengan udara dingin juga dimanfaatkan dalam
proses naiknya balon udara, misalnya dengan menyemburkan propana menyala
yang ada dibawah mulut balon.
3. Balon udara yang diisi menggunakan alat pompa bisa naik ke udara,
sedangkan jika ditiup melalui mulut tidak dapat naik ke udara
Jika kita meniup balon menggunakan mulut, maka gas yang akan keluar
untuk mengisi balon tersebut adalah gas karbon dioksida. Karbon dioksida tidak
dapat menyebabkab balon naik ke udara karena gas ini memiliki massa yang lebih
berat dibandingkan dengan gas hydrogen yang biasanya digunakan oleh alat
pompa untuk mengalirkan gas tersebut ke dalam balon. Gas hidrogen memiliki
massa yang paling ringan karena jumlah proton, neutron, dan elekton penyusun
gas hydrogen sangat sedikit dibandingkan dengan gas lainnya.

7
4. Proses manusia bisa bernafas
Ketika kita bernapas otot-otot tulang rusuk akan berkontraksi sehingga
rongga dada membesar dan menyebabkan paru – paru mengembang sehingga
volume bertambah. Karena volume yang berbanding terbalik dengan tekanan,
menyebabkan tekanan dalam paru-paru berada di bawah satu atmosfer. Tekanan
udara yang lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar menyebabkan udara luar
masuk ke dalam paru-paru. Hal ini dikenal dengan proses inspirasi. Sebaliknya
kita menghembuskan napas, tulang rusuk akan relaksasi sehingga menyebabkan
paru-paru mengempis. Paru-paru yang mengempis (volume berkurang)
menyebabkan tekanan dalam paru-paru meningkat sehingga udara keluar dari
paru-paru.
5. Ketika kita menuangkan minuman ke dalam gelas, ukuran gelembung
semakin besar sampai di permukaan gelas
Pada saat kita baru menuangkan minuman (sering mengandung CO2) di
gelas yang kosong, maka akan terlihat gelembung-gelembung yang bergerak naik
dengan ukuran dan kecepatan yang semakin meningkat sampai di permukaan
gelas. Ukuran gelembung yang semakin bertambah disebabkan karena pada saat
gelembung bergerak naik, gelembung tersebut semakin banyak mengumpulkan
karbon dioksida dan tumbuh menjadi besar. Jumlah mol yang akan bertambah
selama gelembung naik menyebabkan volume gelembung meningkat sampai dua
kali lipat pada saat sampai di permukaan.
2.3 Deskripsi Gas Ideal Secara Makroskopik
Berdasarkan teori kinetik, molekul-molekul gas ideal bergerak secara acak
mematuhi hukum gerak Newton dan bertumbukan dengan molekul lain maupun
dengan dinding bejana tempat gas berada secara elastis sempurna. Dengan
demikian, kita dapat menganalisis sifat mikroskopis gas (massa, kelajuan,
momentum, dan energi kinetik) berdasarkan sifat makroskopis gas (tekanan,
volum, dan suhu).
Konsep Gas Ideal secara makroskopis pada pembahasan mengenai hukum-
hukum gas, secara umum mengenai besaran gas ideal ada tiga besaran yang
menyatakan sifat makroskopis gas riil (gas riil = gas nyata. Contoh : oksigen,
karbondioksida). Ketiga besaran yang dimaksud adalah :

8
1) Suhu (T),
2) Volume (V)
3) Tekanan (p).

Hubungan antara ketiga besaran makroskopis ini dinyatakan dalam


Hukum Boyle, hukum Charles dan hukum Gay Lussac. Perlu diketahui bahwa
ketiga hukum ini hanya berlaku untuk gas riil yang memiliki tekanan dan massa
jenis (massa jenis = massa / volume) yang tidak terlalu besar. Ketiga hukum ini
juga hanya berlaku untuk gas riil yang suhunya tidak mendekati titik didih.Karena
hukum Boyle, hukum Charles dan hukum Gay-Lussac tidak berlaku untuk semua
kondisi gas riil, maka kita bisa membuat model gas ideal alias gas sempurna. Gas
ideal tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Gas ideal hanya bentuk sempurna
yang sengaja dibuat untuk membantu analisis kita, mirip seperti benda tegar dan
fluida ideal. Jadi kita menganggap hukum Boyle, hukum Charles dan hukum Gay-
Lussac berlaku untuk semua kondisi gas ideal. Adanya model gas ideal ini juga
sangat membantu kita dalam meninjau hubungan antara ketiga hukum gas di atas.
Dengan kata lain, model gas ideal membantu kita meninjau hubungan antara
besaran-besaran makroskopis gas. Hubungan antara besaran-besaran makroskopis
gas telah diproleh dalam pembahasan mengenai Hukum-Hukum Gas dan Hukum
Gas Ideal.Hukum gas ideal dinyatakan dalam dua persamaan yaiyu

PV = nRT (hukum gas ideal dalam jumlah mol)

PV = NkT (hukum gas ideal dalam jumlah molekul).

Kita menganggap bahwa gas ideal memenuhi kedua persamaan ini.


Dengan kata lain, hukum gas ideal berlaku untuk semua kondisi gas ideal, baik
ketika tekanan atau massa jenis gas ideal sangat besar maupun ketika suhu gas
ideal mendekati titik didih. Sebaliknya, hukum gas ideal tidak berlaku untuk
semua kondisi gas riil. Hukum gas ideal hanya berlaku ketika tekanan dan massa
jenis gas riil tidak terlalu besar. Hukum gas ideal juga hanya berlaku ketika suhu
gas riil tidak mendekati titik didih. Dari uraian singkat ini, dapat disimpulkan
bahwa gas riil memiliki kemiripan sifat dengan gas ideal hanya ketika massa jenis
dan tekanan gas riil tidak terlalu besar ketika suhu gas riil tidak mendekati titik

9
didih. Walaupun gas ideal hanya merupakan model ideal saja, gas ideal tetap
dianggap sebagai gas yang terdiri dari atom atau molekul yang bergerak bebas.

Berikut ini model gas ideal jika dikaji secara makroskopis:

1. Hukum Boyle

Boyle telah menyelidiki hubungan tekanan dan volume gas dalam wadah
tertutup pada temperatur tetap. Boyle menemukan bahwa : hasil kali tekanan dan
volume gas pada temperatur tetap adalah konstan. Hukum ini kemudian dikenal
sebagai Hukum Boyle. Secara matematis, Hukum Boyle dituliskan dalam bentuk :

PV = KONSTAN atau P1 V 1 = P 2 V 2
Keterangan :
P1 = tekanan gas awal (N/m2)
V1 = volume gas awal (m3)
P2 = tekanan gas akhir
V2 = volume akhir
Dari persamaan Hukum Boyle tersebut, hubungan tekanan dan volume pada
temperatur tetap dapat digambarkan dalam bentuk grafik seperti :

Gambar 4. Grafik hubungan tekanan dan volume pada temperatur tetap.

2. Hukum Charles
Berdasarkan penyelidikannya, Jacques Charles (1747 - 1823) menemukan
bahwa: volume gas berbanding lurus dengan temperatur mudaknya, jika tekanan
gas di dalam ruang tertutup dijaga konstan. Pernyataan Charles ini dikenal
sebagai Hukum Charles dan dituliskan dalam bentuk persamaan :

10
V V1 V2
T
=KONSTAN atau
T1
= T1

Keterangan:
V1 = volume gas awal (m3)
V2 = volume gas akhir (m3)
T1 = temperatur mutlak awal (K)
T2 = temperatur mutlak akhir (K)
Hubungan temperatur dan volume menurut Hukum Charles tersebut dapat
digambarkan dalam bentuk grafik, seperti gambar berikut.

Gambar 5. Grafik hubungan volume dan temperatur pada tekanan tetap.

Jika digambarkan sampai temperatur rendah, grafik akan memotong


sumbu di sekitar -273 °C atau 0 K. Ini menunjukkan bahwa semua gas jika dapat
didinginkan sampai volume -273 °C, maka volumenya akan nol.
Grafik ini dapat berlaku untuk semua jenis gas. Semua jenis gas tidak
dapat didinginkan lagi, hingga tempteraturnya kurang dari -273 °C. Ini berarti
temperatur -273 °C atau 0 K merupakan suhu terendah yang dapat dicapai gas.
Temperatur ini disebut temperatur nol mutlak. Nol mutlak merupakan dasar bagi
skala temperatur yang dikenal sebagai skala mutlak atau skala Kelvin. Pada skala
ini, temperatur dinyatakan dalam Kelvin (K).
3. Hukum Gay Lussac
Seorang ilmuwan bernama Joseph Gay Lussac, telah menyelidiki
hubungan tekanan dan temperatur gas pada volume tetap. Gay Lussac

11
menyatakan: Jika volume gas pada ruang tertutup dibuat tetap, maka tekanan gas
berbanding lurus dengan temperatur gas. Pernyataan ini disebut Hukum Gay
Lussac yang dituliskan dalam bentuk persamaan berikut :

P P1 P2
T
=KONSTAN atau
T1
= T1

Persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk grafik seperti gambar berikut
ini.

Gambar 6. Grafik hubungan tekanan dan temperatur pada volume tetap

4. Hukum Boyle - Gay Lussac


Ketiga hukum keadaan gas yang telah kita pelajari, yaitu hukum Boyle,
hukum Charles, dan hukum Gay Lussac dapat digabungkan menjadi satu
persamaan. Hasil gabungan ketiga hukum tersebut dikenal sebagai hukum Boyle -
Gay Lussac. Hukum ini dinyatakan dalam bentuk persamaan :

PV P1V 1 P2V 2
T
=KONSTAN atau
T1
= T1

Tekanan, volume, dan temperatur pada gas yang berbeda mempunyai


karakteristik yang berbeda, walaupun jumlah molekulnya sama. Untuk itu

12
diperlukan satu konstanta lagi yang dapat digunakan untuk semua jenis gas.
Konstanta tersebut adalah konstanta Boltzman (k). Jadi, dapat dituliskan dalam
bentuk persamaan berikut :

PV = NkT atau PV = nNAkT


Keterangan:
N = jumlah molekul gas
NA = bilangan Avogadro (6,02 x 1023 molekul/mol)
n = jumlah mol gas
k = konstanta Boltzman (1,38 x 10-23 J/K)
Pada persamaan tersebut, NA k disebut dengan konstanta gas umum (R). Jadi,
persamaan gas tersebut dapat diubah menjadi :

PV = nRT
Keterangan:
R = konstanta gas umum
= 8,314 J/mol K
= 0,082 L atm/mol K
Persamaan inilah yang disebut dengan Persamaan Gas Ideal.

2.4 Deskripsi Gas Ideal Secara Mikroskopik


Dari segi pandangan mikroskopik ,maka kita mendefinisikan suatu gas
ideal dengan membuat anggapan - anggapan yang berikut: yang akan merupakan
tugas kita adalah menggunakan hukum-hukum mekanika klasik secara statistik
kepada atom-atom gas dan memperlihatkan bahwa definisi mikroskopik kita
adalah sesuai (konsisten) dengan devinisi makroskopik. Konsep bahwa zat terdiri
dari atom yang bergerak acak terus-menerus disebut teori kenetik. Teori ini
menggunakan tinjauan tentang gerak dan energi partikel-patikel gas untuk
menyelidiki sifat-sifatnya secara keseluruhan sebgai hasil rata-rata kelakuan
partikel-patikel gas untuk menyelidiki sifat-sifatnya serta keseluruhan sebagai
hasil rata-rata kelakuan partikel-partikel gas tersebut. Tinjauan untuk Teori kinetic
gas ini adalah gas ideal dengan sifat-sifatya sebgai berikut:

13
1. Suatu gas terdiri dari partikel-partikel yang disebut molekul dan setiap
molekul adalah identik sehingga tidak dapat dibedakan dengan molekul
lainnya.
2. Molekul-molekul gas bergerak secara acak dan memenuhi hukum gerak
Newton.
3. Jumlah seluruh molekul gas sangat banyak tetapi tidak terjadi gaya
interaksi antar molekul.
4. Ukuran molekul gas sangat kecil sehingga dapat diabaikan terhadap
ukuran wadah.
5. Molekul gas terdistribusi merata pada seluruh ruangan dalam wadah.
6. Setiap tumbukan yang terjadi (antara molekul dengan molekul atau antara
molekul dengan dinding wadah adalah elastis sempurna).

Jelas sekali bahwa syarat-syarat di atas akan sangat sulit sekali dipenuhi di
alam bebas. Seperti tidak adanya tumbukan secara lenting sempurna yang terjadi
dan juga pasti akan terjadi perpindahan energi ketika partikel–partikel gas saling
bertumbukan baik dengan sesamanya maupun dengan dinding pembatasnya.
Berikut uraian lengkapnya mengapa di alam sebenarnya tidak ada gas yang benar-
benar ideal.

1. Partikel gas di udara sebenarnya tidak tersebar secara merata (tidak


terdistribusi secara merata), hal ini dikarenakan adanya pengaruh gaya
tarik menarik antar partikel-partikel gas yang membatasi gerakan dari
partikel itu sendiri.
2. Dilihat secara mikroskopis faktor gaya tarik antar partikel-partikel gas dan
gaya tarik antar partikel gas dengan dinding akan sangat signifikan
sehingga akan mempengaruhi nilai dari tekanan dan volume yang tebentuk
oleh partikel-partikel gas itu.
3. Tak ada tumbukan yang sempurna antar partikel-partikel gas dan partikel
gas dan dinding, karena setelah terjadi tumbukan terjadi juga pembebasan
energi oleh partikel-partikel gas tersebut.
4. Walaupun perbandingan antara jarak partikel-partikel dan ukuran partikel
itu sendiri sangat besar namun volume partikel gas tidak bisa diabaikan,

14
karena tetap akan memberikan pengaruh yang signifikan karena setiap
partikel memiliki energi ikat untuk tetap berikatan satu sama lain.

Dapat disimpulkan bahwa Dalam keadaan nyata tidak ada gas ideal
tetapi hanya ada gas yang mendekati keadaan ideal jika tekanan sangat
rendah dan suhunya tidak dekat dengan titik cair gas tersebut.
2.5 Perhitungan Kinetik dari Tekanan
Z

Vy l
AA
Y
N = Partikel

l l

X
Misalkan sebuah kotak yang luas sisinya adalah A dan jarak antar kedua sisinya
adalah l maka V = A. l
N = Jumlah partikel
v = vxî + vyĵ + vzǩ, Bila partikel tersebut bergerak ke kanan menumbuk bidang A,
maka partikel akan terpental dengan kecepatan :
v’ = vxî - vyĵ + vzǩ
Dikarenakan massa dinding dengan massa partikel terjadi tumbukan elastis,
dengan demikian terjadi perubahan momentum partikel :
ΔP = P’-P, dimana P = m.v dan P’ = m.v’ maka :
= m.v’ – m.v
= m(vxî - vyĵ + vzǩ) – m(vxî + vyĵ + vzǩ)
ΔP = -2m vyĵ dengan m adalah massa partikel, dan ΔP diperoleh partikel dari
dinding.
Karena berlaku hukum Newton, maka reaksi partikel memberikan momentum
sebesar – ΔP pada dinding, yaitu :
- ΔP = -2m vyĵ P = momentum partikel

15
Karena ada N buah partikel, masing-masing dengan kecepatan:
v1 = vx1î + vy1ĵ + vz1ǩ
v2 = vx2î + vy2ĵ + vz2ǩ dst.
Maka tiap satuan waktu partikel-partikel itu diberikan momentum pada dinding
kanan seluas A adalah
ΔP m 2
= (v y1 + v2y2 + … + v2yn) ĵ F=gaya
Δt l
dP dF
=F r =P (tekanan) dengan demikian :
dt dA
ΔP m
P= = ¿ v2y1 + v2y2 + … + v2yn) A.l=V
AΔt A . l
Arti nilai rata-rata besaran yang dapat dituliskan :

2 v 2y 1+ v 2y 2 +…+ v 2yn
v́ y = Atau
N

N v´2y =v 2y 1+ v 2y 2 +…+ v 2yn dan A.l = V (Volume)

N m ´2 m
Jadi P= v = ρ ………. (2)
v y v

Untuk sebuah partikel tertentu: v´❑2 = v́ 2x + v´2y + v´2z

Karena ada N buah partikel (jumlah banyak sekali) dan partikel itu bergerak
secara acak dapat dituliskan sebagai berikut:

v́ 2x = v́ 2y =v´2z sehingga diperoleh v´❑2 = 3 v́ 2y atau

1
v́ 2y = v´2❑ Dengan demikian tekanan :
3
1 Nm ´2
P= v
3 V ❑
1 1
PV= Nm v´❑ atau P= Nρ v´❑
2 2
………..(3)
3 3
Keterangan
P = tekanan gas (N/m)
N = jumlah molekul gas/Banyaknya molekul/Banyak partikel
V = volume gas (m3)
v́ = kecepatan (m/s)

16
ρ = rapat massa gas

2.6 Teori Ekipartisi Energi


Pada bagian ini, kita akan mempelajari tentang teorema ekipartisi energi
yang akan membantu kita dalam menentukan energi dalam suatu gas yang akan
dibahas di kajian materi selanjutnya. Dengan sejumlah besar molekul yang
memenuhi hukum gerak Newton pada suatu sistem dengan suhu mutlak T, maka
energi yang tersedia terbagi merata pada setiap derajat kebebasan sebesar ½ kT.
Pernyataan ini selanjutnya disebut teorema ekipartisi energi
Jika sebuah molekul kita pandang sebagai sebuah bola elastis yang keras
maka,energi kinetiknya kita anggap sebagai energi kinetik translasi murni. Jika
sebuah molekul kita gambarkan bukan sebagai sebuah partikel tegar, tetapi
sebagai suatu benda yang mempunyai struktur dakhil (internal struktur) maka
molekul tersebut dapat melakukan translasi, vibrasi dan rotasi. Semua ragam
gerak ini akan memberikan kontribusi kepada energi dakhil molekul tersebut.

Em=E k =v ( 12 kT )
1
kT
Persamaan diatas menyimpulkan bahwa, secara rata-rata, energi mekanik 2
berhubungan dengan tiap derajat kebebasan. Sekali lagi untuk gas ideal
monoatomik, hanya ada tiga derajat kebebasan translasi, v = 3, sehingga

2 3
T= Ek atau E k = kT
dihasilkan persamaan 3k 2 . Teorema ekipartisi
diusulkan pertama kali oleh Ludwig Boltzmann.

2.7 Penerapan Teori Kinetik Gas Dalam Kehidupan Sehari-hari


Salah satu contoh dari penerapan teori kinetik gas dalam kehidupan sehari-
hari yaitu pada alat medis di dunia kesehatan yang disebut Continous Positive
Airway Pressure (CPAP) yang berfungsi untuk mempertahankan tekanan positif

17
pada saluran nafas neonatus selama pernafasan spontan. Mesin CPAP bekerja
dengan memberikan aliran udara bertekanan melalui selang ke hidung dan/ atau
mulut sehingga saluran pernapasan tetap terbuka.

Gambar 7. Alat CPAP


CONTOH SOAL TEORI KINETIK GAS

18
BAB III
PENTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa tokoh-
tokoh yang terkenal dalam perkembangan teori kinetik gas yaitu Gay Lussac,
Boyle, dan Charles. Tokoh-tokoh tersebut menciptakan hukum-hukum yang
berhubungan antara suhu, tekanan, dan volume.
Adapun contoh fenomena yang terjadi yang berkaitan dengan teori kinetik
gas yaitu, ban sepeda yang dijemur di siang hari terkadang bisa tiba-tiba pecah,
balon udara yang bisa naik ke langit, ketika kita menuangkan minuman ke dalam
gelas, ukuran gelembung semakin besar sampai di permukaan gelas, dan lainnya.
Konsep Gas Ideal secara makroskopis pada pembahasan mengenai hukum-
hukum gas, secara umum mengenai besaran gas ideal ada tiga besaran yang
menyatakan sifat makroskopis gas riil (gas riil = gas nyata. Contoh : oksigen,
karbondioksida). Ketiga besaran yang dimaksud adalah :Suhu (T),Volume (V),
Tekanan (p).

Dari segi pandangan mikroskopik ,maka kita mendefinisikan suatu gas


ideal dengan membuat anggapan - anggapan yang berikut: yang akan merupakan
tugas kita adalah menggunakan hukum-hukum mekanika klasik secara statistik
kepada atom-atom gas dan memperlihatkan bahwa definisi mikroskopik kita
adalah sesuai (konsisten) dengan devinisi makroskopik. Adapun perhitungan
kinetick dari tekanan yaitu,

19
1 Nm ´2
P= v
3 V ❑

1 1
PV= Nm v´❑ atau P= Nρ v´❑
2 2
3 3

Dengan sejumlah besar molekul yang memenuhi hukum gerak Newton


pada suatu sistem dengan suhu mutlak T, maka energi yang tersedia terbagi
merata pada setiap derajat kebebasan sebesar ½ kT. Pernyataan ini selanjutnya
disebut teorema ekipartisi energi.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini mungkin jauh dari kesempurnaan, hal ini
disebabkan kurangnya referensi yang kami miliki sebagai penulis, maka untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen pembimbing dan para pembaca
lainnya untuk perbaikan di masa mendatang.

20
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli. 1999. D. C. Fisika. Edisi ke 5, Jilid 1.Terjemahan :YuhilzaHanum.
Jakarta : Erlangga
Halliday, Resnick, Walker. 2010. fisika edisi ke 7, jilid 1. Jakarta : Erlangga.
MutiaraCess. 2018. (DOC) HandOut Teori Kinetik Gas. Tersedia pada :
https://www.academia.edu/9052471/HandOut_Teori_Kinetik_gas.
Diakses pada : 9 Oktober 2019
Noveni Putri M. 2011. Tokoh-tokoh Penemu Teori Kinetik Gas. Tersedia pada :
http://noveni-putri-m-fst14.web.unair.ac.id/artikel_detail162789Fisika
%20Statistika-Tokohtokoh%20Penemu%20Teori%20Kinetik
%20Gas.html

21
22

Anda mungkin juga menyukai