Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERATURAN, REGULASI, ASPEK BISNIS BIDANG


IT DAN ETIKA BISNIS

Makalah Penemuan Kebenaran Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Etika Profesi

Disusun Oleh :

1. Ayu Fitriani : 201643500094


2. Fulki Araffi : 201643500046
3. Edi Sunaryo : 201643500152
4. Arbi rudiansyah : 201643500103
5. Sihabudin : 201643500018

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih
kepada dosen mata kuliah “Etika Profesi” yang telah banyak membimbing penulis
sehingga bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “PERATURAN,
REGULASI, ASPEK BISNIS BIDANG IT DAN ETIKA BISNIS”.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan makalah ini, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik, dan
saran yang membangun agar penulis bisa memperbaiki kekurangan dan kesalahan
dalam pembuatan dan penulisan makalah. Semoga makalah ini bisa berguna dan
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis
sendiri.

Jakarta, 11 Januari 2020

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN ..........................................................................................
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 3

II. PEMBAHASAN ............................................................................................


2.1 Peraturan dan regulasi ........................................................................... 4
A. Undang-undang Hak Cipta ............................................................... 4
B. Undang-undang Hak Merek ............................................................. 6
C. Undang-undang Hak Peten............................................................... 9
2.2 Aspek Bisnis Bidang IT dan Etika Bisnis ............................................. 4
A. Prosedur Pendirian Bisnis dan Kontrak Kerja.................................. 4
B. Prosedur Pengadaan Pada Bisnis Startup ......................................... 6
III. PENUTUP ...................................................................................................... 13
3.1. Kesimpulan ........................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam era globalisasi dan teknologi dewasa ini perkembangan teknologi


komputer dibidang IT meningkat dengan cepat, penggunaan komputer
sebagai salah satu alat teknologi informasi sangat dibutuhkan
keberadaannya hampir disetiap aspek kehidupan manusia dan telah
menjadi realitas sehari-hari jutaan manusia dimuka bumi ini.
Penggunaan perangkat komputer sebagai perangkat pendukung
manajemen dan pengolahan data sangatlah tepat penggunaannya untuk
mendapatkan kuantitas dan kualitas data yang baik dan benar. Sehingga
untuk menghindari adanya penyalahgunaan Teknologi Informasi, maka
dibuat suatu peraturan dan regulasi yang mengontrol segala sesuatu
tentang IT.
Pada penulisan makalah ini, peneliti hanya memaparkan tentang Undang –
undang yang menyangkut tentang IT. Sehingga dapat membantu para
pencipta sesuatu dibidang IT untuk dapat berkarya dan mengembangkan
karyanya dibidang teknologi informasi.
Untuk menghindari terjadinya kejahatan – kejahatan yang akan timbul
akibat dari penyalahgunaan IT, maka pemerintah mengeluarkan peraturan
– peraturan yang dapat membantu dan melindungi pencipta sesuatu
tentang teknologi, untuk mengatasi hal – hal yang tidak diinginkan berupa
kejahatan – kejahatan dalam IT. Undang – undang IT itu seperti UU no.11
Tahun 2008 dan UU no.19 tentang hak cipta. Kemajuan yang telah dicapai
manusia dalam bidang Teknologi Informasi merupakan sesuatu yang patut
kita syukuri karena dengan kemajuan tersebut akan memudahkan manusia
dalam mengerjakan pekerjaan dan tugas yang harus dikerjakannya.
Namun, tidak semua kemajuan yang telah dicapai tersebut membawa
dampak positif. Diantara kemajuan yang telah dicapai tersebut ternyata
dapat membawa dampak negatif bagi manusia. Dibawah ini akan
dipaparkan dampak positif (keuntungan) dan negatif (kerugian) dari
penggunaan Teknologi Informasi.
Keadaan ini mendorong penulis untuk membuat makalah yang berjudul
“PERATURAN, REGULASI, ASPEK BISNIS BIDANG IT DAN ETIKA
BISNIS”.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu peraturan dan regulasi?
2. Apa aspek bisnis bidang IT dan etika bisnis ?
3. Apa saja Undang-undangan peraturan dan regulasi?
4. Apa saja aspek bisnis dalam bidang IT ?
5. Bagaimana pentingnya etika bisnis ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa itu organisasi profesi

2. Untuk mengetahui apa saja organisasi profesi


3. Untuk mengetahui apa saja kode etik dan tanggung jawab moral pada
profesi di bidang TI
4. Untuk mengetahui apa saja aspek keamanan dalam IT
5. Mengetahui pentingnya organisasi profesi dan kode eti

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Organisasi Profesi dan Kode Etik


A. Prinsip Integrity, Confidentiality dan Availability

Aspek keamanan biasanya seringkali ditinjau dari 3 hal :

 Confidentiality
 Integrity
 Availability

biasanya ketiga aspek aspek ini sering disingkat menjadi CIA. dimana di bawah ini
akan di jelas lebih detail apa itu pengertian masing-masing di atas.

Integrity
Aspek yang menjamiin bahwa data tidak boleh berubah tanpa izin dari pihak
yang berwenang (authorized). Aspek integrity ini sangat penting untuk aplikasi e-
procurement. data yang telah dikirim tidak dapat di ubah kembali. apabila
dilanggar akan mengakibatkan tidak berfungsinya e-procurement

secara teknis ada banyak cara untuk menjamin aspek integrity, misalnya seperti
dengan menggunaka messange authentication code, hash function, digital
signature.

Confidentiality
Confidentiality merupakan yang menjamin kerahasiaan data atau informasi.
sistem yang digunakan harus dapat menjamin kerahasiaan data yang dikirim,
diterima dan disimpan. bocornya informasi akan dapat berakibat batalnya proses
pengadaan.

kerahasiaan ini dapat diimplementasikan dengan beberapa cara, misalnya


menggunakan teknologi kriptografi. teknologi kriptografi dapat mempersulit
pembacaan data tersebut bagi pihak yang tidak berhak.

3
akses terhadap informasi juga harus dilakukan dengan melalui mekanisme
otorisasi yang ketat. tingkat keamanan dari mekanisme otorisasi bergantung
kepada tingkat kerahasiaan data yang diinginkan.

Availability
Availibility merupakan aspek yang menjamin bahwa data tersedia ketika
dibutuhkan. dapat dibayangkan efek yang terjadi ketika proses penawaran
sedang dilangsungkan ternyata sistem tidak dapat diakses sehingga penawaran
tidak dapat diterima.

4
B. Organisasi Profesi di bidang IT
Di Indonesia sudah berdiri sebuah organisasi profesi di bidang computer sejak tahun
1974 yang bernama IPKIN. Pada awal berdirinya, IPKIN memang bukan merupakan
organisasi profesi. IPKIN saat itu merupakan singkatan dari Ikatan Pengguna Komputer
Indonesia, yang beranggotakan para praktisi pengguna komputer di indonesia. Namun
seiring perkembangan IPKIN berganti dengan

nama menjadi Ikatan Profesi Komputer dan Informatika Indonesia (Indonesia Computer
Seciott – ICS).

IPKIN berkedudukan di ibu kota Indonesia, Jakarta dan didirikan tepatnya pada 18
April 1974. Dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, disebutkan bahwa
IPKIN merupakan organisasi masyarakat profesionalisme dalam bidang anggota
computer dan informasi serta merupakan suatu organisasi yang berstatus independen.

Fungsi pokok organisasi profesi

Pada dasarnya organisasi profesi memiliki 5 fungsi pokok dalam kerangka peningkatan
profesionalisme sebuah profesi, yaitu:

1. Mengatur keanggotaan organisasi

Organisasi profesi menentukan kebijakan tentang keanggotaan, struktur organisasi,


syarat-syarat keanggotaan sebuah profesi dan kemudahan lebih lanjut lagi menentukan
aturan-aturan yang lebih jelas dalam anggaran.

2. Membantu anggota untuk dapat terus memperbaharui pengetahuan sesuai


perkembangan teknologi

Organisasi profesi melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi anggotanya untuk


meningkatkan pengetahuan sesuai perkembangan dan tuntutan masyarakat yang
membutuhkan pelayanan profesi tersebut.

3. Menentukan standarisasi pelaksanaan sertifikasi profesi bagi anggotanya

Sertifikasi merupakan salah satu lambang dari sebuah profesionalisme. Dengan


kepemilikan sertifikasi yang diakui secara nasional maupun internasional maka orang
akan melihat tingkat profesionalisme yang tinggi dari pemegang sertifikasi tersebut.

4. Membuat kebijakan etika profesi yang harus diikuti oleh semua anggota

Etika profesi merupakan aturan yang diberlakukan untuk seluruh anggota organisasi
profesi. Aturan tersebut menyangkut hal-hal yang boleh dilakukan maupun tidak serta
pedoman keprofesionalan yang digariskan bagi sebuah profesi.

5
5. Memberi sangsi bagi anggota yang melanggar etika profesi

Sangsi yang diterapkan bagi pelanggaran kode etik profesi tentunya mengikat semua
anggota. Sangsi bervariasi, tergantung jenis pelanggaran dan bias bersifat internal
organisasi seperti misalnya Black list atau bahkan sampai dikeluarkan dari organisasi
profesi tersebut.

Menurut Breckon (1989) manfat organisasi profesi mencakup 4 hal yaitu :

a) Mengembangkan dan memajukan profesi

b) Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi

c) Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi

d) Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif
dalam mengembangkan dan memajukan profesi.

6
Macam-macam organisasi profesi di Indonesia
a. Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

Merupakan organisasi yang mengatur standar profesionalisme dan aturan etika bagi
profesi di Indonesia.

b. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

Merupakan organisasi yang mengatur standar profesionalisme dan atura etika bagi
profesi akuntan di Indonesia. Keanggotaan dari IAI bersifat suka-rela. Dengan menjadi
anggota, seorang akuntan mempunyai kewajiban menjaga disipllin diri diatas dan
melebihi yang di syaratkan hokum dan peraturan.

c. Persatuan Insinyur Indonesia (PII)

Merupakan organisasi profesi insinyur Indonesia yang terdiri dari anggota yang memiliki
latar belakang pendidikan di bidang teknik, seperti : teknik mesin, teknik elektro, teknik
kimia, dan lain-lain.

d. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)

Merupakan organisasi profesi yang mengatur standar profesionalisme dan aturan etika
sarjana farmasi atau apoteker Indonesia.

e. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)

Merupakan organisasi yang bergelut dibidang jaringan internet yang bertujuan untuk
melakukan beberapa program kunci yang dinilai strategis untuk pengembangan jaringan
internet di Indonesia.

f. Jogja IT.net

Merupakan forum mayarakat teknologi informasi dan komunikasi Yogyakarta yang


mewadahi para pelaku bisnis dan pemerhati / komunitas teknologi informasi komunikasi
untuk mendukung pemanfaatan teknologi informasi dan kokunikasi yang lebih berguna
bagi bangsa dan negara.

g. UKM Cybernetict UPI “YPTK” Padang

Merupakan suatu organisasi atau unit kegiatan mahasiswa yang bertujuan untuk
mengajak mahasiswa menggali ilmu lebih dalam tentang teknologi informasi serta
menyelenggarakan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan program studi
computer yang terdapat di UPI ”YPTK” padang, seperti: kontes koding, desain web, yang
diikuti oleh beberapa orang programmer yang memiliki kemampuan dalam bidang
program.

7
C. Contoh-contoh Kode Etik Profesi

Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata
cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa
sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak profesional.

Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang
menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-
nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standaart perilaku
anggotanya. Nilai professional paling utama adalah keinginan untuk memberikan
pengabdian kepada masyarakat.

Nilai professional dapat disebut juga dengan istilah asas etis.(Chung, 1981
mengemukakan empat asas etis, yaitu : (1). Menghargai harkat dan martabat (2). Peduli
dan bertanggung jawab (3). Integritas dalam hubungan (4). Tanggung jawab terhadap
masyarakat.

Kode etik dijadikan standart aktvitas anggota profesi, kode etik tersebut sekaligus
sebagai pedoman (guidelines). Masyarakat pun menjadikan sebagai perdoman dengan
tujuan mengantisipasi terjadinya bias interaksi antara anggota profesi. Bias interaksi
merupakan monopoli profesi., yaitu memanfaatkan kekuasan dan hak-hak istimewa
yang melindungi kepentingan pribadi yang betentangan dengan masyarakat. Oteng/
Sutisna (1986: 364) mendefisikan bahwa kode etik sebagai pedoman yang memaksa
perilaku etis anggota profesi.

Konvensi nasional IPBI ke-1 mendefinisikan kode etik sebagai pola ketentuan, aturan,
tata cara yang menjadi pedoman dalam menjalankan aktifitas maupun tugas suatu
profesi. Bahsannya setiap orang harus menjalankan serta menjiwai akan Pola,
Ketentuan, aturan karena pada dasarnya suatu tindakan yang tidak menggunakan kode
etik akan berhadapan dengan sanksi

Berikut ini adalah contoh kode etik yang biasanya berlaku pada perusahaan-perusahaan
yaitu :

1. Jam masuk kerja jam 08.00 dan dispensasi keterlambatan hanya 5 menit.

2. Tidak boleh bermain game di kantor.

3. Harus lapor kepada atasan masing-masing departement jika ingin ijin keluar kantor.

4. Barang-barang pesanan dikeluarkan oleh bagian gudang.

5. Penggunaan internet hanya untuk urusan pekerjaan.

8
6. Setiap karyawan tidak boleh sembarangan membuka file karyawan lain.

2) Tidak, karena menurut saya mobil dinas yang diberikan itu hanya digunakan untuk
keperluan dinas saja, sebaiknya untuk kepentingan pribadi jangan menggunakan mobil
dinas. Sebab, mobil dinas merupakan fasilitas negara dan hanya boleh digunakan untuk
operasional penunjang jabatan dan tugas, untuk melayani masyarakat dan bukan untuk
kepentingan pribadi. dan juga Pengadaan serta perawatan mobil dinas semuanya
berasal dari alokasi anggaran APBD.

Kode etik seorang professional TI / IT

Dalam lingkup TI, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai prinsip atau
norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara professional atau developer TI
dengan klien, antara para professional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi
profesi dengan pemerintah. Salaha satu bentuk hubungan seorang professional dengan
klien (pengguna jasa) misalnya pembuatan sebuah program aplikasi.

Seorang professional tidak dapat membuat program semaunya, ada beberapa hal
yang harus ia perhatikan seperti untuk apa program tersebut nantinya digunakan oleh
klienya atau user; ia dapat menjamin keamanan (sequrity) system kerja program aplikasi
tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan system kerjanya (misalnya : hacker,
cracker, dll).

9
Kode etik seorang programmer

Adapun kode etik yang diharapkan bagi para programmer adalah:

1. Seorang programmer tidak boleh membuat atau mendistribusikan Malware

2. Seorang programmer tidak boleh menulis kode yang sulit diikuti dengan sengaja

3. Seorang programmer tidak boleh menulis dokumentasi yang dengan sengaja untuk
membingungkan atau tidak akurat

4. Seorang programmer tidak boleh menggunakan ulang kode dengan hak cipta kecuali
telah membeli atau meminta ijin, dll.

Tanggung-jawab profesi IT

Tanggung jawab tidak dapat memupus tanggung jawab moral dan integritas seseorang
sebagai personal. Integritas adalah suatu sifat dasar yang dimiliki seseorang sebagai
suatu kebutuhan. Dengan pengetahuan dan keahliannya, seorang professional sedikit
banyak memegang sebuah “kekuasaan” tetapi bagaimana dengan integritasnya ia tidak
merugikan orang lain atau kelompok lain.

Ada tiga prinsip dasar untuk sebuah tanggung jawab moral yang terkait dengan profesi
seseorang, yaitu:

a. Bertanggung jawab untuk setiap kerugian jika itu adalah konsekuensi dari suatu
yang kita lakukan atau jika terjadi dalam rangka intervensi kita terhadap suatu proses

b. Bertanggung jawab jika kerugian terjadi karena kelalaian

c. Bertanggung jawab untuk kerugian yang timbul jika kita mengetahui bahwa ada
orang yang melakukan sesuatu yang menimbulkan kerugian dan kita membiarkan itu
terjadi.

Sebagai tanggung jawab moral, perlu diciptakan ruang bagi komunitas yang akan saling
menghormati di dalamnya, misalnya IPKIN ( Ikatan Profesi Komputer & Informatika)
semenjak tahun 1974.

Dampak yang timbul jika tidak diciptakannya kode etik profesi

a. Terjadinya penyalahgunaan profesi,

b. Kemungkinan mengabaikan tanggung jawab dari profesi nya karna tidak ada
pedoman dalam suatu organisasi,

c. Memungkinkan setiap individu untuk mendahului kepentingan pribadinya


contohnya para pejabat yang korupsi,

10
d. Jika tidak ada nya kode etik profesi seseorang dapat memberikan image yang buruk
dari profesi yang ditekuninya kepada masyarakat.

11
Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi

a. Pengaruh sifat kekeluargaan. Misalnya Seorang dosen yang memberikan nilai tinggi
kepada seorang mahasiswa dikarenakan mahasiswa tersebut keponakan dosen tersebut,

b. Pengaruh jabatan. Misalnya seorang yang ingin masuk ke akademi kepolisian, dia
harus membayar puluhan juta rupiah kepada ketua polisi di daeranhya , kapolsek
tersebut menyalah gunakan jabatannya,

c. Pengaruh masih lemahnya penegakan hukum di Indonesia, sehingga menyebabkan


pelaku pelanggaran kode etik profesi tidak merasa khawatir melakukan pelanggaran,

d. Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari masyarakat,

e. Organisasi profesi tidak dilengkapi denga sarana dan mekanisme bagi masyarakat
untuk menyampaikan keluhan,

f. Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik profesi, karena


buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak profesi sendiri,

g. Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi untuk
menjaga martabat luhur profesinya,

h. Tidak adanya kesadaran etis da moralitas di antara para pengemban profesi untuk
menjaga martabat luhur profesinya

12
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat,


bilamana dalam diri para elit professional tersebut ada kesadaran kuat untuk
mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian
kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang semula
dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh menjadi sebuah
pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang tidak diwarnai dengan nilai-nilai
idealism dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi respek
maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite professional.
Profesionalitas menunjuk pada kualitas atau sikap pribadi individu
terhadap suatu pekerjaan. Dalam profesi digunakan teknik dan prosedur
intelektual yang harus dipelajari secara sengaja sehingga dapat diterapkan untuk
orang lain. Professional menunjuk pada penampilan seseorang yang sesuai dengan
seharusnya dan menunjuk pada orang itu sendiri. Profesionalitas menunjuk pada
proses menjadikan seseorang sebagai professional.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://organisasidankodeetik.blogspot.com/2014/07/fungsi-dan-contoh-
organisasi-profesi-di.html?m=1
http://ciirahma.blogspot.com/2012/10/kode-etik-dan-contohnya.html?m=1
https://fandyaditya63blog.wordpress.com/2017/07/05/prinsip-integrity-
confidentiality-availability-privacy-dan-term-and-condition-dalam-teknologi-
informasi/
http://robisapoetra.blogspot.com/2013/11/peran-organisasi-dan-kode-etik-
dalam.html?m=1
http://dery17.student.ittelkom-pwt.ac.id/?p=130

14

Anda mungkin juga menyukai