Disusun Oleh :
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih
kepada dosen mata kuliah “Etika Profesi” yang telah banyak membimbing penulis
sehingga bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “PERATURAN,
REGULASI, ASPEK BISNIS BIDANG IT DAN ETIKA BISNIS”.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan makalah ini, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik, dan
saran yang membangun agar penulis bisa memperbaiki kekurangan dan kesalahan
dalam pembuatan dan penulisan makalah. Semoga makalah ini bisa berguna dan
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis
sendiri.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ..........................................................................................
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu peraturan dan regulasi?
2. Apa aspek bisnis bidang IT dan etika bisnis ?
3. Apa saja Undang-undangan peraturan dan regulasi?
4. Apa saja aspek bisnis dalam bidang IT ?
5. Bagaimana pentingnya etika bisnis ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Confidentiality
Integrity
Availability
biasanya ketiga aspek aspek ini sering disingkat menjadi CIA. dimana di bawah ini
akan di jelas lebih detail apa itu pengertian masing-masing di atas.
Integrity
Aspek yang menjamiin bahwa data tidak boleh berubah tanpa izin dari pihak
yang berwenang (authorized). Aspek integrity ini sangat penting untuk aplikasi e-
procurement. data yang telah dikirim tidak dapat di ubah kembali. apabila
dilanggar akan mengakibatkan tidak berfungsinya e-procurement
secara teknis ada banyak cara untuk menjamin aspek integrity, misalnya seperti
dengan menggunaka messange authentication code, hash function, digital
signature.
Confidentiality
Confidentiality merupakan yang menjamin kerahasiaan data atau informasi.
sistem yang digunakan harus dapat menjamin kerahasiaan data yang dikirim,
diterima dan disimpan. bocornya informasi akan dapat berakibat batalnya proses
pengadaan.
3
akses terhadap informasi juga harus dilakukan dengan melalui mekanisme
otorisasi yang ketat. tingkat keamanan dari mekanisme otorisasi bergantung
kepada tingkat kerahasiaan data yang diinginkan.
Availability
Availibility merupakan aspek yang menjamin bahwa data tersedia ketika
dibutuhkan. dapat dibayangkan efek yang terjadi ketika proses penawaran
sedang dilangsungkan ternyata sistem tidak dapat diakses sehingga penawaran
tidak dapat diterima.
4
B. Organisasi Profesi di bidang IT
Di Indonesia sudah berdiri sebuah organisasi profesi di bidang computer sejak tahun
1974 yang bernama IPKIN. Pada awal berdirinya, IPKIN memang bukan merupakan
organisasi profesi. IPKIN saat itu merupakan singkatan dari Ikatan Pengguna Komputer
Indonesia, yang beranggotakan para praktisi pengguna komputer di indonesia. Namun
seiring perkembangan IPKIN berganti dengan
nama menjadi Ikatan Profesi Komputer dan Informatika Indonesia (Indonesia Computer
Seciott – ICS).
IPKIN berkedudukan di ibu kota Indonesia, Jakarta dan didirikan tepatnya pada 18
April 1974. Dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, disebutkan bahwa
IPKIN merupakan organisasi masyarakat profesionalisme dalam bidang anggota
computer dan informasi serta merupakan suatu organisasi yang berstatus independen.
Pada dasarnya organisasi profesi memiliki 5 fungsi pokok dalam kerangka peningkatan
profesionalisme sebuah profesi, yaitu:
4. Membuat kebijakan etika profesi yang harus diikuti oleh semua anggota
Etika profesi merupakan aturan yang diberlakukan untuk seluruh anggota organisasi
profesi. Aturan tersebut menyangkut hal-hal yang boleh dilakukan maupun tidak serta
pedoman keprofesionalan yang digariskan bagi sebuah profesi.
5
5. Memberi sangsi bagi anggota yang melanggar etika profesi
Sangsi yang diterapkan bagi pelanggaran kode etik profesi tentunya mengikat semua
anggota. Sangsi bervariasi, tergantung jenis pelanggaran dan bias bersifat internal
organisasi seperti misalnya Black list atau bahkan sampai dikeluarkan dari organisasi
profesi tersebut.
d) Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif
dalam mengembangkan dan memajukan profesi.
6
Macam-macam organisasi profesi di Indonesia
a. Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Merupakan organisasi yang mengatur standar profesionalisme dan aturan etika bagi
profesi di Indonesia.
Merupakan organisasi yang mengatur standar profesionalisme dan atura etika bagi
profesi akuntan di Indonesia. Keanggotaan dari IAI bersifat suka-rela. Dengan menjadi
anggota, seorang akuntan mempunyai kewajiban menjaga disipllin diri diatas dan
melebihi yang di syaratkan hokum dan peraturan.
Merupakan organisasi profesi insinyur Indonesia yang terdiri dari anggota yang memiliki
latar belakang pendidikan di bidang teknik, seperti : teknik mesin, teknik elektro, teknik
kimia, dan lain-lain.
Merupakan organisasi profesi yang mengatur standar profesionalisme dan aturan etika
sarjana farmasi atau apoteker Indonesia.
Merupakan organisasi yang bergelut dibidang jaringan internet yang bertujuan untuk
melakukan beberapa program kunci yang dinilai strategis untuk pengembangan jaringan
internet di Indonesia.
f. Jogja IT.net
Merupakan suatu organisasi atau unit kegiatan mahasiswa yang bertujuan untuk
mengajak mahasiswa menggali ilmu lebih dalam tentang teknologi informasi serta
menyelenggarakan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan program studi
computer yang terdapat di UPI ”YPTK” padang, seperti: kontes koding, desain web, yang
diikuti oleh beberapa orang programmer yang memiliki kemampuan dalam bidang
program.
7
C. Contoh-contoh Kode Etik Profesi
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata
cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa
sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak profesional.
Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang
menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-
nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standaart perilaku
anggotanya. Nilai professional paling utama adalah keinginan untuk memberikan
pengabdian kepada masyarakat.
Nilai professional dapat disebut juga dengan istilah asas etis.(Chung, 1981
mengemukakan empat asas etis, yaitu : (1). Menghargai harkat dan martabat (2). Peduli
dan bertanggung jawab (3). Integritas dalam hubungan (4). Tanggung jawab terhadap
masyarakat.
Kode etik dijadikan standart aktvitas anggota profesi, kode etik tersebut sekaligus
sebagai pedoman (guidelines). Masyarakat pun menjadikan sebagai perdoman dengan
tujuan mengantisipasi terjadinya bias interaksi antara anggota profesi. Bias interaksi
merupakan monopoli profesi., yaitu memanfaatkan kekuasan dan hak-hak istimewa
yang melindungi kepentingan pribadi yang betentangan dengan masyarakat. Oteng/
Sutisna (1986: 364) mendefisikan bahwa kode etik sebagai pedoman yang memaksa
perilaku etis anggota profesi.
Konvensi nasional IPBI ke-1 mendefinisikan kode etik sebagai pola ketentuan, aturan,
tata cara yang menjadi pedoman dalam menjalankan aktifitas maupun tugas suatu
profesi. Bahsannya setiap orang harus menjalankan serta menjiwai akan Pola,
Ketentuan, aturan karena pada dasarnya suatu tindakan yang tidak menggunakan kode
etik akan berhadapan dengan sanksi
Berikut ini adalah contoh kode etik yang biasanya berlaku pada perusahaan-perusahaan
yaitu :
1. Jam masuk kerja jam 08.00 dan dispensasi keterlambatan hanya 5 menit.
3. Harus lapor kepada atasan masing-masing departement jika ingin ijin keluar kantor.
8
6. Setiap karyawan tidak boleh sembarangan membuka file karyawan lain.
2) Tidak, karena menurut saya mobil dinas yang diberikan itu hanya digunakan untuk
keperluan dinas saja, sebaiknya untuk kepentingan pribadi jangan menggunakan mobil
dinas. Sebab, mobil dinas merupakan fasilitas negara dan hanya boleh digunakan untuk
operasional penunjang jabatan dan tugas, untuk melayani masyarakat dan bukan untuk
kepentingan pribadi. dan juga Pengadaan serta perawatan mobil dinas semuanya
berasal dari alokasi anggaran APBD.
Dalam lingkup TI, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai prinsip atau
norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara professional atau developer TI
dengan klien, antara para professional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi
profesi dengan pemerintah. Salaha satu bentuk hubungan seorang professional dengan
klien (pengguna jasa) misalnya pembuatan sebuah program aplikasi.
Seorang professional tidak dapat membuat program semaunya, ada beberapa hal
yang harus ia perhatikan seperti untuk apa program tersebut nantinya digunakan oleh
klienya atau user; ia dapat menjamin keamanan (sequrity) system kerja program aplikasi
tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan system kerjanya (misalnya : hacker,
cracker, dll).
9
Kode etik seorang programmer
2. Seorang programmer tidak boleh menulis kode yang sulit diikuti dengan sengaja
3. Seorang programmer tidak boleh menulis dokumentasi yang dengan sengaja untuk
membingungkan atau tidak akurat
4. Seorang programmer tidak boleh menggunakan ulang kode dengan hak cipta kecuali
telah membeli atau meminta ijin, dll.
Tanggung-jawab profesi IT
Tanggung jawab tidak dapat memupus tanggung jawab moral dan integritas seseorang
sebagai personal. Integritas adalah suatu sifat dasar yang dimiliki seseorang sebagai
suatu kebutuhan. Dengan pengetahuan dan keahliannya, seorang professional sedikit
banyak memegang sebuah “kekuasaan” tetapi bagaimana dengan integritasnya ia tidak
merugikan orang lain atau kelompok lain.
Ada tiga prinsip dasar untuk sebuah tanggung jawab moral yang terkait dengan profesi
seseorang, yaitu:
a. Bertanggung jawab untuk setiap kerugian jika itu adalah konsekuensi dari suatu
yang kita lakukan atau jika terjadi dalam rangka intervensi kita terhadap suatu proses
c. Bertanggung jawab untuk kerugian yang timbul jika kita mengetahui bahwa ada
orang yang melakukan sesuatu yang menimbulkan kerugian dan kita membiarkan itu
terjadi.
Sebagai tanggung jawab moral, perlu diciptakan ruang bagi komunitas yang akan saling
menghormati di dalamnya, misalnya IPKIN ( Ikatan Profesi Komputer & Informatika)
semenjak tahun 1974.
b. Kemungkinan mengabaikan tanggung jawab dari profesi nya karna tidak ada
pedoman dalam suatu organisasi,
10
d. Jika tidak ada nya kode etik profesi seseorang dapat memberikan image yang buruk
dari profesi yang ditekuninya kepada masyarakat.
11
Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi
a. Pengaruh sifat kekeluargaan. Misalnya Seorang dosen yang memberikan nilai tinggi
kepada seorang mahasiswa dikarenakan mahasiswa tersebut keponakan dosen tersebut,
b. Pengaruh jabatan. Misalnya seorang yang ingin masuk ke akademi kepolisian, dia
harus membayar puluhan juta rupiah kepada ketua polisi di daeranhya , kapolsek
tersebut menyalah gunakan jabatannya,
e. Organisasi profesi tidak dilengkapi denga sarana dan mekanisme bagi masyarakat
untuk menyampaikan keluhan,
g. Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi untuk
menjaga martabat luhur profesinya,
h. Tidak adanya kesadaran etis da moralitas di antara para pengemban profesi untuk
menjaga martabat luhur profesinya
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
http://organisasidankodeetik.blogspot.com/2014/07/fungsi-dan-contoh-
organisasi-profesi-di.html?m=1
http://ciirahma.blogspot.com/2012/10/kode-etik-dan-contohnya.html?m=1
https://fandyaditya63blog.wordpress.com/2017/07/05/prinsip-integrity-
confidentiality-availability-privacy-dan-term-and-condition-dalam-teknologi-
informasi/
http://robisapoetra.blogspot.com/2013/11/peran-organisasi-dan-kode-etik-
dalam.html?m=1
http://dery17.student.ittelkom-pwt.ac.id/?p=130
14