Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ETIKA PROFESI

OLEH :

BIMA MOCH HAFIDH AL FADLURROHMAN

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah etika profesi ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah etika profesi program studi Teknik Informatika. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang pentingnya etika dalam kehidupan mahasiswa bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Farida Idifitriani, M.Sc, selaku dosen mata kuliah
etika profesi program studi Teknik Informatika yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan program studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Sumbawa, 23 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ..................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2
2.2 UU ITE .................................................................................................................................... 2
2.2 Prosedur pendirian bisnis ......................................................................................................... 3
2.3 Kontrak Kerja .......................................................................................................................... 5
2.4 Prosedur Pengadaan Tenaga kerja ............................................................................................ 7
2.5 Kontak Bisnis........................................................................................................................... 8
2.6 Pakta Integritas ........................................................................................................................ 8
2.1 Pengertian dari Confidentiality, Integrity, Availability .............................................................. 9
BAB III ................................................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika Profesi (professional ethics) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk dapat/bisa
memberikan suatu pelayanan professional terhadap masyarakat itudengan penuh ketertiban
serta juga keahlian yakni sebagai pelayanan dalam rangka melakukan tugas yang
merupakan kewajiban terhadap masyarakat.

Secara umum, pengertian etika profesi ini merupakan suatu sikap etis yang dimiliki
seorang profesional yakni sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengembang
tugasnya dan juga menerapkan norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus
(profesi) didalam kehidupan manusia.

Kerja merupakan kekhasan bagi manusia. Melalui kerja manusia mengekspresikan dirinya,
sehingga melalui kerja orang bisa lebih dikenal siapa dia sebenarnya. Oleh karena itu, kerja
bagi kita bukan hanya sekedar untuk mendapat upah atau gaji, jabatan atau kekuasaan, dan
berbagai maksud-maksud lainnya. Dalam dan melalui kerja manusia mengungkapkan
dirinya lebih otentik sebagai manusia yang disiplin, bertanggung jawab, jujur, tekun,
pantang menyerah, punya visi, dan sebagainya; atau sebaliknya, tidak disiplin, tidak bisa
dipercaya, tidak dapat diandalkan, tidak bertanggung jawab, dan sebagainya. Dunia kerja
merupakan sarana bagi perwujudan dan sekaligus pelatihan diri untuk menjadi semakin
baik.

Untuk lebih mendalami mengenai dunia kerja, perlu lebih mendalami topik-topik yang
berkaitan dengan peningkatan kualitas diri pribadi sebagai seorang pekerja maupun sebagai
sebagai seorang profesional. Terutama lebih ditekankan untuk menghayati prinsip-prinsip
ethos kerja, menggunakan atau mengelola waku dengan baik dan efisien, melaksanakan
kewajiban-kewajiban pokok sebagai karyawan maupun majikan, menghayati budaya
organisasi atau perusahaan, meningkatkan mutu pelayanan di tempat kerja, dan

1
meningkatkan profesionalitas kerja sebagai jawaban atas berbagai perubahan yang ada di
masyarakat, yang telah membawa dampak pada tingginya tuntutan dalam dunia kerja atau
profesi.

1.2 Tujuan
 Memberikan penjelasan mengenai UU ITE.
 Memberikan penjelasan mengenai prosedur pendirian bisnis.
 Memberikan penjelasan mengenai kontrak kerja
 Memberikan penjelasan mengenai prosedur pengadaan tenaga kerja.
 Memberikan penjelasan mengenai pakta integrase.
 Memberikan penjelasan mengenai pengertian dari confidentiality, integrity, availability.

BAB II

PEMBAHASAN

2.2 UU ITE

UU ITE atau Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah peraturan


undang-undang yang mengatur tentang teknologi informasi dan transaksi elektronik. UU
ITE pertama disahkan pada tahun 2008 sebagai UU No. 11 Tahun 2008, dan kemudian
direvisi melalui UU No. 19 Tahun 2016.
UU ini memiliki yurisdiksi yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan
hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah
Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di
wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan
kepentingan Indonesia.

Tentunya pelaksanaan Undang-Undang ITE (UU ITE) ini juga memiliki asas dan tujuan.
Asas UU ITE adalah pemanfaatan teknologi informasi yang dilaksanakan berdasarkan asas

2
kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian, iktikad baik, dan kebebasan memilih teknologi
atau netral teknologi.

Adapun tujuan UU ITE antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,


mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional, meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pelayanan publik serta memberi rasa aman, keadilan dan kepastian hukum bagi
pengguna teknologi informasi.

2.2 Prosedur pendirian bisnis

Untuk membentuk sebuah badan usaha kita harus melewati beberapa prosedur terlebih
dahulu. Pada penulisan kali ini mari kita diskusikan prosedur dan sedikit pengetahuan yang
manyangkut pendirian badan usaha atau bisnis. Sebelum melangkah lebih jauh, terlebih
dahulu kita definisikan apa itu badan usaha.

Badan Usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan
mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha seringkali disamakan dengan perusahaan,
walaupun pada kenyataannya berbeda. Perbedaan utamanya, Badan Usaha adalah lembaga
sementara perusahaan adalah tempat dimana Badan Usaha itu mengelola faktor-faktor
produksi.

Berikut adalah beberapa prosedur pendirian badan usaha :

 Mengadakan rapat umum pemegang saham.


 Dibuatkan akte notaris (nama-nama pendiri, komisaris, direksi, bidang usaha, tujuan
perusahaan didirikan).
 Didaftarkan di pengadilan negeri (dokumen : izin domisili, surat tanda daftar perusahaan
(TDP), NPWP, bukti diri masing-masing).
 Diberitahukan dalam lembaran negara (legalitas dari dept. kehakiman)

3
Perizinan pembuatan badan usaha perlu dirancang agar dalam pelaksanaan kegiatan, para
pelaku dunia usaha menyadari akan tanggung jawab dan tidak asal dalam melakukan
praktik kerja yang dapat merugikan orang lain atau bahkan Negara. Peraturan perizinan
memliki mata rantai prosedur yang panjangnya bergantung pada skala perusahaan yang
akan didirikan. Adapun yang menjadi pokok yang harus diperhatikan dalam hubungannya
dengan pendirian badan usaha ialah :

1. Tahapan pengurusan izin pendirian

Bagi perusahaan skala besar hal ini menjadi prinsip yang tidak boleh dihilangkan demi
kemajuan dan pengakuan atas perusahaan yang bersangkutan. Hasil akhir pada tahapan ini
adalah sebuah izin prinsip yang dikenal dengan Letter of Intent yang dapat berupa izin
sementara, izin tetap hinga izin perluasan

2. Tahapan pengesahan menjadi badan hukum

Tidak semua badan usaha mesti berbadan hukum. Akan tetapi setiap usaha yang memang
dimaksudkan untuk ekspansi atau berkembang menjadi berskala besar maka hal yang harus
dilakukan untuk mendapatkan izin atas kegiatan yang dilakukannya tidak boleh
mengabaikan hukum yang berlaku. Izin yang mengikat suatu bentuk usaha tertentu di
Indonesia memang terdapat lebih dari satu macam. Adapun pengakuan badan hukum bisa
didasarkan pada Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), hingga Undang-Undang
Penanaman Modal Asing ( UU PMA ).

3. Tahapan penggolongan menurut bidang yang dijalani

Badan usaha dikelompokkan kedalam berbagai jenis berdasarkan jenis bidang kegiatan
yang dijalani. Berkaitan dengan bidang tersebut, maka setiap pengurusan izin disesuaikan
dengan departemen yang membawahinya seperti kehutanan, pertambangan, perdagangan,
pertanian dsb.

Tahapan mendapatkan pengakuan, pengesahan dan izin dari departemen lain yang terkait

4
Departemen tertentu yang berhubungan langsung dengan jenis kegiatan badan usaha akan
mengeluarkan izin. Namun diluar itu, badan usaha juga harus mendapatkan izin dari
departemen lain yang pada nantinya akan bersinggungan dengan operasional badan usaha
misalnya Departemen Perdagangan mengeluarkan izin pendirian industri pembuatan obat
berupa SIUP. Maka sebgai kelanjutannya, kegiatan ini harus mendapatkan sertifikasi juga
dari BP POM, Izin Gangguan atau HO dari Dinas Perizinan.

2.3 Kontrak Kerja

Kontrak berasal dari bahasa Inggris yaitu contracts. Sedangkan dalam bahasa Belanda
disebut overenkomst yaitu perjanjian

Pada prinsinya kontrak terdiri dari satu atau serangkaian janji yang dibuat para pihak dalam
kontrak. Esensi dari kontrak itu sendiri adalah kesepakatan (agreement). Atas dasar itu
Subekti mendefinisikan kontrak sebagai peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang
lain dimana dua orang saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu. Kontrak itu berisi
serangkaian janji, tetapi yang dimaksud dengan janji itu secara tegas dinyatakan adalah janji
yang memiliki akibat hukum dan apabila dilanggar pemenuhannya dapat dituntut di
pengadilan. Kontrak adalah suatu kesepakatan yang dapat dilaksanakan atau dipertahankan
di hadapan pengadilan.

Ciri khas yang penting dari suatu kontrak adalah adanya kesepakatan bersama para pihak.
Kesepakatan bersama ini bukan hanya merupakan karakteristik dalam pembuatan kontrak,
tetapi hal itu penting sebagai suatu niat yang diungkapkan kepada pihak lain. Di samping
itu, sangat tidak mungkin suatu kontrak yang sah dibuat tanpa adanya kesepakatan bersama.

Kontrak juga dapat diartikan sebagai kesepakatan diantara dua atau lebih orang yang
memuat sebuah janji atau janji-janji yang bertimbal balik yang dapat ditegakkan
berdasarkan hukum, atau yang pelaksanaannya berdasarkan hukum sampai tingkat tertentu
diakui sebagai kewajiban.

Didalam kontrak terdapat hukum kontrak merupakan bagian dari hukum perdata, hukum ini
memusatkan perhatian pada kewajiban untuk melaksanakan kewajiban sendiri. Disebut

5
sebagai hukum perdata disebabkan karena pelanggaran terhadap kewajiban-kewajiban yang
ditentukan dalam kontrak murni menjadi urusan pihak-pihak yang berkontrak.

Hukum kontrak di Indonesia saat ini menganut tradisi civil law yang berpedoman pada
aturan yang merupakan warisan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda, fakta lain yang
tampak adalah pengaruh Belanda yang telah menancapkan pilar-pilar ketentuan yang
mengikat antara masyarakat dengan masyarakat lain.

Dari makna kontrak tersebut dapat ditarik simpulan bahwa ada beberapa unsur yang terdapat
di dalam kontrak, yaitu:

1. Ada para pihak


2. Ada kesepakatan yang membentuk kontrak
3. Kesepakatan itu ditujukan untuk menimbulkan akibat hukum
4. Ada objek tertentu.

Fungsi kontrak dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi Yuridis dan fungsi
Ekonomis. Fungsi yuridis kontrak adalah fungsi dapat memberikan kepastian hukum bagi
para pihak. Sedangkan fungsi ekonomis adalah menggerakkan (hak milik) sumber daya dari
nilai penggunaan yang lebih rendah menjadi nilai yang lebih tinggi.

Kontrak berdasarkan pasal 1338 KUH Perdata maka kontrak sebagai hukum yang berlaku
bagi para pihaknya harus bermanfaat bagi pihaknya. Kontrak dikatakan memberikan manfaat
apabila berdasarkan kontrak tersebut pihak-pihaknya mampu melakukan prediksi mengenai
kemungkinan-kemungkinan apa yang terjadi yang ada kaitannya dengan kontrak yang
disusun, para pihak mampu mengantisipasi terhadap kemungkinan yang akan terjadi, serta
memberikan perlindungan hukum.
Sistematika KUH Perdata (Burgelijk Wetboek) terdiri atas, pertama perihal orang (Van
Personen), kedua perihal benda (Van Zaken), ketiga perihal perikatan (Van Verbintenissen),
keempat perihal pembuktian dan lewat waktu (Van Bewijaeu Verjaring)

6
2.4 Prosedur Pengadaan Tenaga kerja

Prosedur Pengadaan Tenaga Kerja antara lain :

 Perencanaan Tenaga Kerja

Perencanaan tenaga kerja adalah penentuan kuantitas dan kualitas tenaga kerja yang
dibutuhkan dan cara memenuhinya. Penentuan kuantitas dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu time motion study dan peramalan tenaga kerja. Sedangkan penentuan kualitas dapat
dilakukan dengan Job Analysis.

Job Analysis terbagi menjadi dua, yaitu Job Description dan Job Specification / Job
Requirement. Tujuan Job Analysis bagi perusahaan yang sudah lama berdiri yaitu untuk
reorganisasi, penggantian pegawai, dan penerimaan pegawai baru.

 Penarikan Tenaga Kerja

Penarikan tenaga kerja diperoleh dari dua sumber, yaitu sumber internal dan sumber
eksternal.

Sumber internal yaitu menarik tenaga kerja baru dari rekomendasi karyawan lama dan
nepotisme, berdasarkan sistem kekeluargaan, misalnya mempekerjakan anak, adik, dan
sebagainya. Keuntungan menarik tenaga kerja dari sumber internal yaitu lowongan cepat
terisi, tenaga kerja cepat menyesuaikan diri, dan semangat kerja meningkat. Namun
kekurangannya adalah menghambat masuknya gagasan baru, terjadi konflik bila salah
penempatan jabatan, karakter lama terbawa terus, dan promosi yang salah mempengaruhi
efisiensi dan efektifitas. Tujuan menarik tenaga kerja dari sumber internal adalah untuk
meningkatkan semangat, menjaga kesetiaan, memberi motivasi, dan memberi penghargaan
atas prestasi.

Sumber eksternal yaitu menarik tenaga kerja baru dari lembaga tenaga kerja, lembaga
pendidikan, ataupun dari advertising, yaitu media cetak dan internet. Keuntungan menarik
tenaga kerja dari sumber eksternal adalah dapat meminimaslisasi kesalahan penempatan
jabatan, lebih berkualitas dan memperoleh ide baru/segar. Namun kekurangannya adalah
membutuhkan proses yang lama, biaya yang cukup besar, dan rasa tidak senang dari

7
pegawai lama. Tujuan menarik tenaga kerja dari sumber eksternal adalah untuk
memperoleh gagasan/ide baru dan mencegah persaingan yang negatif.

 Seleksi Tenaga Kerja

Ada lima tahapan dalam menyeleksi tenaga kerja, yaitu seleksi administrasi, tes
kemampuan dan psikologi, wawancara, tes kesehatan dan referensi (pengecekan).
Terdapat dua pendekatan untuk menyeleksi tenaga kerja, yaitu Succecive Selection Process
dan Compensatory Selection Process. Succecive Selection Process adalah seleksi yang
dilaksanakan secara bertahap atau sistem gugur. Compensatory Selection Process adalah
seleksi dengan memberikan kesempatan yang sama pada semua calon untuk mengikuti
seluruh tahapan seleksi yang telah ditentukan.

 Penempatan Tenaga Kerja

Penempatan tenaga kerja adalah proses penentuan jabatan seseorang yang disesuaikan
antara kualifikasi yang bersangkutan dengan job specification-nya.
Indikator kesalahan penempatan tenaga kerja yaitu tenaga kerja yang tidak produktif,
terjadi konflik, biaya yang tinggi dan tingkat kecelakaan kerja tinggi.

2.5 Kontak Bisnis

Kontak bisnis adalah seseorang dalam sebuah perusahaan klien atau organisasi lainnya yang
lebih sering dihubungi dalam rangka keperluan bisnis. Data kontak bisnis berfungsi untuk
mengorganisasikan dan menyimpan informasi lengkap mengenai koneksi, sehingga
memudahkan dan mempercepat akses ke data penting dalam rangka memelihara hubungan
bisnis.

2.6 Pakta Integritas

Dalam Pasal 1 Keppres No.80/2003 mengenai pedoman pelaksanaan pengadaan barang dan
jasa pemerintah disebutkan bahwa yang dimaksud Pakta Integritas adalah surat pernyataan
yang ditandatangani oleh pengguna barang/jasa/panitia pengadaan/pejabat
pengadaan/penyedia barang/jasa yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan
KKN dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

8
Pakta Integritas merupakan suatu bentuk kesepakatan tertulis mengenai tranparansi dan
pemberantasan korupsi dalam pengadaan barang dan jasa barang publik melalui dokumen-
dokumen yang terkait, yang ditandatangani kedua belah pihak, baik sektor publik maupun
penawar dari pihak swasta.

Tujuan Pakta Integritas :

 Mendukung sektor publik untuk dapat menghasilkan barang dan jasa pada harga bersaing
tanpa adanya korupsi yang menyebabkan penyimpangan harga dalam pengadaan barang
dan jasa barang dan jasa.
 Mendukung pihak penyedia pelayanan dari swasta agar dapat diperlakukan secara
transparan, dapat diperkirakan, dan dengan cara yang adil agar dapat terhindar dari adanya
upaya “suap” untuk mendapatkan kontrak dan hal ini pada akhirnya akan dapat mengurangi
biaya-biaya dan meningkatkan daya saing.

Pakta Integritas merupakan salah satu alat (tools) yang dikembangkan Transparency
International pada tahun 90-an. Tujuannya adalah menyediakan sarana bagi Pemerintah,
Perusahaan swasta dan masyarakat umum untuk mencegah korupsi, kolusi dan nepotisme,
terutama dalam kontrak-kontrak pemerintah (public contracting). Pakta Integritas perlu
dibuat untuk menunjukan suatu komitmen panitia pengadaan logistik pemilu menjalankan
proses pengadaan barang dan jasa sesuai dengan peraturan dan tidak melakukan KKN serta
siap menerima sanksi jika melanggar Pakta Integritas tersebut.

2.1 Pengertian dari Confidentiality, Integrity, Availability

 Confidentiality atau kerahasiaan adalah upaya pencegahan bagi mereka yang tidak
berkepentingan untuk dapat mencapai informasi . Secara umum dapat disebutkan bahwa
kerahasiaan yang mengandung makna bahwa informasi yang tepat hanya dapat terakses oleh
mereka yang berhak ( dan bukan orang lain), sama analoginya dengan e-mail maupun data-
data perdagangan dari perusahaan.

9
 Integrity atau Integritas adalah bentuk pencegahan terhadap kemungkinan amandemen
atau penghapusan informasi oleh mereka yang tidak berhak. Secara umum maka integritas
ini berarti bahwa informasi yang tepat, memang tepat dimana-mana dalam sistem dan atau
mengikuti istilah “messaging” – yaitu tidak terjadi cacat maupun terhapus dalam
perjalananya dari penyaji kepada para penerima yang berhak atas informasi tersebut.

 Availability atau ketersediaan adalah upaya pencegahan ditahannya informasi atau


sumber daya terkait oleh mereka yang tidak berhak. Secara umum maka makna yang
dikandung adalah bahwa informasi yang tepat dapat diakses bila dibutuhkan oleh siapapun
yang memiliki legitimasi untuk tujuan ini. Berkaitan dengan “messaging system” maka
pesan itu harus dapat dibaca oleh siapapun yang dialamatkan atau yang diarahkan, sewaktu
mereka ingin membacanya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Melalui kerja manusia mengekspresikan dirinya, sehingga melalui kerja orang bisa lebih
dikenal siapa dia sebenarnya. Oleh karena itu, kerja bagi kita bukan hanya sekedar untuk
mendapat upah atau gaji, jabatan atau kekuasaan, dan berbagai maksud-maksud lainnya.
Untuk lebih mendalami mengenai dunia kerja, perlu lebih mendalami topik-topik yang
berkaitan dengan peningkatan kualitas diri pribadi sebagai seorang pekerja maupun sebagai
sebagai seorang profesional.

10
DAFTAR PUSTAKA

Winarno, Wahyu Agus. "Sebuah Kajian Pada Undang-Undang Informasi Dan Transaksi
Elektronik (UU ITE)." JEAM, X (1) (2011): 43-48.

Tamin, Rizal Z., Adriananda Z. Tamin, and Puti F. Marzuki. "Kontrak Kerja Berbasis
Kinerja Dan Evaluasi Penerapan Pada Jalan Nasional." Jurnal HPJI 2.2 (2016).

Purwanto, SS Purwanto SS. "Kajian Prosedur Pengadaan Jasa Konstruksi Secara E-


Procurement." Jurnal Teknik Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta 9.1 (2008): 43-56.

Fuad, Muhammad. Pengantar bisnis. Gramedia Pustaka Utama, 2006.

Widodo, Joko. "PAKTA INTEGRITAS."

11

Anda mungkin juga menyukai