MAKALAH
“ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORASI”
untuk memenuhi tugas pengantar bisnis dan etika profesi
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3. Tujuan Makalah................................................................................................ 1
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................ 2
2.1. Praktik Bisnis Tidak Beretika........................................................................... 2
2.1.1. Mencuri ide bisnis................................................................................... 2
2.1.2. Penipuan.................................................................................................. 2
2.1.3. Melakukan Tag Secara Acak................................................................... 2
2.1.4. Menggunakan Foto Produk Orang Lain.................................................. 3
2.2. Skandal Korporasi............................................................................................ 3
2.3. Lingkungan Etika di Indonesia......................................................................... 4
2.4. Inisiatif Untuk Menciptakan Bisnis yang Bertanggung
Jawab dan Berkedaulatan................................................................................. 4
2.4.1. Mengutamakan sustainability................................................................. 4
2.4.2. CSR sebagai titik temu........................................................................... 5
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 6
3.1. Kesimpulan....................................................................................................... 6
3.2. Saran ................................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan
atau adat. Dalam KBBI etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlaq (moral).
Secara terminologi, etika mempunyai banyak ungkapan yang semuanya itu tergantung pada
sudut pandang masing-masing ahli. Berikut ini pandangan para ahli tentang etika.
Ahmad Amin mengartikan etika sebagai ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat. Sedangkan, Soegarda
Poerbakawatja mengartikan etika sebagai filsafat nilai, kesusilaan tentang baik-buruk, serta
berusaha mempelajari nilai-nilai dan merupakan juga nilai-nilai itu sendiri Ki Hajar
Dewantara menjelaskan etika merupakan ilmu yang mempelajari soal kebaikan (dan
keburukan) di dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang mengenai gerak gerik
pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan sdampai mengenai tujuan
yang dapat merupakan perbuatan.
Secara historis etika sebagai usaha filsafat lahir dari keambrukan tatanan moral di
lingkungan kebudayaan Yunani 2.500 tahun lalu. Karena pandangan-pandangan lama tentang
baik dan buruk tidak lagi dipercaya, para filosof mempertanyakan kembali norma-norma
dasar bagi kelakuan manusia.
Etika lingkungan di Indonesia saat ini memang menjadi problem yang paling sering terjadi
di lingkungan Indonesia. Permasalahan lingkungan ini bisa disebabkan oleh perusahaan dari
beberapa hal, mulai dari faktor alam atau faktor dari manusia nya sendiri. Kebanyakan dari
permasalahan ini terkadang belum memiliki solusi untuk mengatasinya. Sehingga
menyebabkan kerusakan-kerusakan alam dan lingkungan terus saja terjadi seperti sungai
yang tercemar, kerusakan hutan dan pencemaran udara. Berdasarkan uraian atau pemaparan
diatas maka penulis mengambil rumusan masalah berikut:
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2
2.1.4. Menggunakan Foto Produk Orang Lain
Biasanya hal ini seringkali terjadi karena para pelaku bisnis menggunakan foto produk
orang lain untuk diposting di sosial medianya. Akibatnya, barang yang sampai kepada
pelanggan sudah pasti akan berbeda.
Dilansir dari Elfina Lebrine S, Pertama-tama, perlu untuk diketahui asal-usul kata
“korporasi” terlebih dahulu, sebelum masuk di dalam substansi pemahaman kejahatan
korporasi. Kata korporasi atau Corporatie (Belanda), Corporation (Inggris) berasal dari
bahasa latin yaitu “Corporatio”, sebagai suatu kata benda (substantitum) yanng berasal
dari kata kerja “Corporare”. Corporare sendiri berasal dari kata “Corpus” (Indonesia=
Badan) yang dapat diartikan memberi badan atau membadankan. Jadi kata “Corporatio”
itu berarti hasil dari kerja membadankan, dengan kata lain perkataan badan yang
dijadikan orang, yaitu badan yang diperoleh dengan perbuatan manusia sebagai lawan
terhadap badan manusia, yang terjadi menurut alam. (Soetan dan Malikoel, 1983:82).
Beberapa pendapat dikemukakan untuk lebih memahami keberadaan korporasi sebagai
suatu badan hukum, antara lain pendapat: Sudikno Mertokusumo: menjelaskan apa yang
dimaksud dengan badan hukum adalah organisasi atau kelompok manusia yang
mempunyai tujuan tertentu yang dapat menyandang hak dan kewajiban
(Sudikno,1988:53); Subekti: pada pokoknya, badan hukum atau perkumpulan dapat
memiliki hak-hak melakukan perbuatan seperti seorang manusia, serta memiliki kekayaan
sendiri, dapat digugat atau menggugat di depan hakim. Jadi rechtspersoon artinya orang
yang diciptakan oleh hukum (Subekti, 1996:48).
Korporasi terbentuk ketika orang-orang mulai berhimpun (mengorganisasikan diri)
untuk keperluan mengumpulkan kapital (modal). Dalam korporasi, modal dihimpun
dengan mengikutsertakan pihak-pihak luar (yang bahkan melampaui batas-batas negara).
Secara hukum, lembaga penghimpun kapital ini berkembang dan kemudian berdiri
sendiri, terlepas dari orang-orang yang menyertakan modalnya. Untuk menjalankan
lembaga ini ada pengurusnya tersendiri, yaitu manajemen lengkap dengan jajaran direksi
dan manajernya. Korporasi yang adalah perkumpulan orang yang mempunyai
kepentingan, di mana orangorang tersebut merupakan anggota dari korporasi dan anggota
yang mempunyai kekuasaan dalam pengaturan korporasi berupa rapat anggota sebagai
alat kekuasaan yang tertinggi dalam peraturan korporasi. Sebagai badan yang didirikan
dengan motif ekonomi, maka tujuan utamanya adalah mencari keuntungan, sehingga
korporasi dalam hal ini akan memasuki usaha-usaha yang dapat menghasilkan
keuntungan. Pengertian korporasi atau badan hukum dapat dirinci menjadi 2 (dua)
golongan jika dilihat dari perspektif cara mendirikan dan peraturan perundang-undangan
yang mengaturnya, yaitu:
1. Korporasi Egoistis Yaitu korporasi yang menyelenggarakan kepentingan para
anggotanya, terutama harta kekayaan, misalnya Perseroan Terbatas, Serikat Pekerja;
3
2. Korporasi yang Alturistis Yaitu korporasi yang tidak menyelenggarakan kepentingan
para anggotanya, seperti perhimpunan yang memperhatikan nasib orang-orang tuna netra,
penyakit tbc, penyakit jantung, penderita cacat, dan sebagainya. (Chidir Ali, 1987:74).
2.3. Lingkungan Etika di Indonesia
Melansir dari Aprida Najla, Etika lingkungan merupakan sebuah konsep yang penting
untuk dipahami dan menarik untuk dipelajari. Etika lingkungan menjadi suatu kajian yang
membahas kaitan antara ilmu filsafat dan biologi, khususnya lingkungan. Etika sendiri
bersumber dari istilah Yunani yakni "ethos", bermakna karakter, susila, dan adat. Etika
terkait sistem kehidupan, indikator benar salah, sehingga dapat menilai perbuatan sehari-
hari. Adanya etika juga mampu membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak
secara tepat dalam menjalani hidup ini.
Permasalahan lingkungan hidup saat ini memang menjadi problem yang paling sering
terjadi di lingkungan Indonesia. Permasalahan lingkungan ini bisa disebabkan oleh
perusahaan dari beberapa hal, mulai dari faktor alam atau faktor dari manusia nya sendiri.
Kebanyakan dari permasalahan ini terkadang belum memiliki solusi untuk mengatasinya.
Sehingga menyebabkan kerusakan-kerusakan alam dan lingkungan terus saja terjadi.
Beberapa permasalahan lingkungan hidup yang ada di Indonesia serta solusi yang tepat
untuk mengatasinya antara lain :
Permasalahan sungai yang tercemar. Untuk mengatasi permasalahan ini, Pihak
pemerintah wajib untuk memberlakukan aturan bentuk penyimpangan sosial baik bagi
industri atau masyarakat agar jangan sampai membuang limbah di sungai. Masyarakat
pun harus sadar mengenai pentingnya air sungai untuk kehidupan.
Kerusakan hutan. Untuk mengatasi kerusakan hutan ini, ada beberapa solusi yang bisa
dilakukan seperti penegakan hukum yang harus dilakukan. Hal ini sangat penting
untuk mencegah kegiatan ilegal logging, dan hal hal lainnya, Kegiatan pembangunan
yang dilakukan perlu memperhatikan lingkungan setempat, dan penanaman kembali
hutan hutan yang telah rusak.
Pencemaran udara. Untuk mengatasi hal ini, maka dibutuhkan solusi yaitu peran
pemerintah yang aktif menggalakkan penanaman pohon, mengurangi emisi atau
pembuangan gas dengan cara memilih bahan industri yang aman untuk lingkungan,
Pemasangan filter pada cerobong asap pabrik-pabrik, dan mengurangi penggunaan
kendaraan bermotor.
Melansir dari Binus University (2020), Bisnis merupakan sebuah entitas sosial yang
tidak dapat berlangsung tanpa kontribusi dari banyak orang. Dalam sebuah bisnis, ada
campur tangan dari stakeholders, pemilik, investor, pemasok, karyawan, komunitas,
konsumen, pemerintah, sampai lingkungan hidup. Ini artinya bisnis dikategorikan sebagai
subyek hukum. Bisnis memiliki tanggung jawab sosial, baik dalam skala lokal maupun
nasional.
Bila dilihat kondisinya, kini banyak sekali perusahaan yang menyebabkan negative
externality (kerusakan alam) dan ketimpangan sosial. Apabila bisnis terus
menyalahgunakan kekuasaan ekonominya serta mengabaikan hukum dan etika bisnis,
maka akan ada konsekuensi hukum yang harus ditanggung perusahaan tersebut.
Konsekuensi ini ditimpakan pada bisnis yang melepas tanggung jawab moral dan legal,
dinamakan sebagai the iron law of responsibility. Adapun strategi menciptakan bisnis
yang baik dan bertanggung jawab yaitu dengan:
4
2.4.1. Mengutamakan sustainability
Bisnis berkelanjutan (sustainability) merupakan bisnis memberikan manfaat baik
dalam jangka waktu pendek maupun jangka waktu panjang secara berkesinambungan atau
konsisten. Penting sekali bagi bisnis untuk mengedepankan keberlanjutan bisnis
(sustainability) alih-alih keuntungan semata. Menurut John Elkington, ada 3+1 parameter
bisnis yang bertanggung jawab dan menciptakan sustainability, yakni profit, planet,
people, serta peace dan stability.
Profit menyangkut efisiensi, produktivitas, dan keuntungan dari bisnis tersebut.
Tanpanya, bisnis tidak bisa mempertahankan 3 parameter lainnya. Kemudian, planet
berhubungan dengan upaya yang diambil bisnis dalam meminimalisir dan menghindari
negative externality.
Sementara itu, masyarakat berkaitan dengan performa sosial, yakni untuk menjamin
adanya hubungan yang saling menguntungkan antar pelaku bisnis, sehingga tidak ada
yang merasa tersisihkan. Apabila ketiga parameter tersebut terpenuhi, maka barulah
tercipta peace dan stability. Bisnis bisa beroperasi dengan normal tanpa membahayakan
keberlangsungan planet dan tetap mensejahterakan karyawan serta orang-orang yang
terlibat dalam bisnis tersebut.
5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Praktik bisnis tidak beretika merupakan tindakan yang dilakukan dalam kegiatan
bisnis dengan menyalahi aturan organisasi dan masyarakat seperti mencuri ide bisnis,
penipuan, melakukan tag secara acak dan menggunakan foto produk orang lain.
Kata korporasi atau Corporatie (Belanda), Corporation (Inggris) berasal dari bahasa
latin yaitu “Corporatio”, sebagai suatu kata benda (substantitum) yanng berasal dari kata
kerja “Corporare”. Corporare sendiri berasal dari kata “Corpus” (Indonesia= Badan) yang
dapat diartikan memberi badan atau membadankan. Jadi kata “Corporatio” itu berarti
hasil dari kerja membadankan, dengan kata lain perkataan badan yang dijadikan orang,
yaitu badan yang diperoleh dengan perbuatan manusia sebagai lawan terhadap badan
manusia, yang terjadi menurut alam.
Etika lingkungan di Indonesia saat ini memang menjadi problem yang paling sering
terjadi di lingkungan Indonesia. Permasalahan lingkungan ini bisa disebabkan oleh
perusahaan dari beberapa hal, mulai dari faktor alam atau faktor dari manusia nya sendiri.
Kebanyakan dari permasalahan ini terkadang belum memiliki solusi untuk mengatasinya.
Sehingga menyebabkan kerusakan-kerusakan alam dan lingkungan terus saja terjadi
seperti sungai yang tercemar, kerusakan hutan dan pencemaran udara.
Adapun strategi menciptakan bisnis yang baik dan bertanggung jawab yaitu dengan
mengutamakan sustainability atau bisnis berkelanjutan dan menjadikan CSR sebagai titik
temu.
3.2. Saran
Etika tentunya harus dimiliki oleh setiap individu dan sangat dibutuhkan dalam
bersosialisasi yang mana hal itu menjadi jembatan agar terciptanya suatu kondisi yang
baik di dalam kehidupan bermasyarakat.
6
DAFTAR PUSTAKA
Lebrine, Elfina. 2010. Pengaruh Etika Bisnis Terhadap Kejahatan Korporasi dalam Lingkup
Kejahatan Bisnis. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. 12, (1), 56-65.
Santoso, Joseph Teguh. 2021. “Pelanggaran Etika Bisnis yang Wajib Dihindari”.
https://alumni.stekom.ac.id/artikel/pelanggaran-etika-bisnis-yang-wajib-dihindari.
Diunduh 13 September 2023.